PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG SISTEM
INFORMASI (BAGIAN 2)
KELOMPOK 3 :
1. AGUS MISBAHUDIN (231531028) 2. LEO CALVIN (231531024)
3. SINTA PRATIWI (231531029)
4. SYIFA NURIZKIA FACHRIDWAN (231531025)
PENGERTIAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)
Menurut Romney (2012:36) dalam bukunya berjudul Accounting Information Systems 12 Edition, Sistem ERP adalah suatu sistem yang mengkoordinasi dan mengatur data, proses bisnis, dan sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan. Sistem ERP mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data serta menghasilkan informasi berupa laporan-laporan yang dibutuhkan oleh manajer untuk mengambil keputusan dan oleh pihak eksternal perusahaan untuk menilai perkembangan perusahaan.
ERP memungkinan integrasi dan penggunaan data-data dari setiap aspek yang ada
dalam perusahaan sehingga manajemen perusahaan memiliki pandangan yang
terintegrasi mengenai perusahaannya.
Gambaran secara umum sistem ERP yang terintegrasi
Database ERP yang tersentralisasi dan
terintegritas
Siklus Pembeian
Membeli barang atau jasa
Membayar
General Ledger dan Sistem Pelaporan
Menghasilkan laporan termasuk laporan keuangan
Siklus SDM Penggajian
Menghitung jam kerja karyawan
Membayar gaji karyawan
Siklus Produksi
Membuat barang
jadi
SDM Bahan baku Mesin
Siklus Penjualan
Menjual baran/jasa
Menerima pembayaran
PENERAPAN SISTEM ERP DILAKUKAN SECARA MODULAR, ATAU DALAM BENTUK MODEL-MODEL. SECARA UMUM
MODUL- MODUL ERP
Keuangan (General Ledger/GL dan sistem pelaporan)
Mengatur GL, piutang, utang, aset tetap, anggaran, manajemen uang kas, dan mempersiapkan laporan untuk manajer dan laporan keuangan.
Manajemen sumber daya manusia dan
penggajian
Mengatur SDM, penggajian, imbalan kerja, pelatihan, waktu dan kehadiran, tunjangan, dan pelaporan untuk pemerintah seperti pelaporan pajak.
Siklus Penjualan Memasukkan Sales Order (SO), penggiriman barang, manajemen persediaan, menerima pembayaran atas penjualan, dan penghitungan komisi.
Siklus Pembelian Mengatur pembelian, penerimaan dan pemeriksaan barang, pengeluaran biaya pembelian, serta manajemen persediaan.
PENERAPAN SISTEM ERP DILAKUKAN SECARA MODULAR, ATAU DALAM BENTUK MODEL-MODEL. SECARA UMUM
MODUL- MODUL ERP
Manufaktur atau siklus produksi
Pengaturan penjadwalan produksi, BoM (Bill of Material), WIP (work in process), QC (quality control), manajemen biaya, serta proses manufaktur.
Manajemen proyek Pengaturan pembiayaan, penagihan, waktu dan biaya, manajemen aktivitas.
Customer Relationship Management (CRM)
Penjualan, komisi, jasa, call center, help desk. termasuk didalamnya mengatur pemasaran dan
Alat-alat sistem Alat yang digunakan untuk membangun file data master, kontrol akses, dll.
VENDOR SISTEM ERP
Perbandingan beberapa vendor ERP:
kecil Medium Besar CRM BI Akuntansi HR
1 SAP v v v v v
2 Oracle v v v v v
3 Microsoft v v v v v
4 Sage v v v v v
5 Epicor v v v v v
6 Infor v v v v v
v
(sebagian ada, sebagian tidak)
v v
Ukuran Perusahaan Fungsionalitas Utama No Vendor ERP
7 Lainnya (Addon, AMMO,dll) v v
BI = Business Intelligence
CRM = Customer relationship Mangement HR = Human Resorces
KOMPONEN-KOMPONEN ERP
Menurut Motiwalla dan Thompson (2009:12) dalam bukunya berjudul Enterprise Systems for Management adalah sebagai berikut:
• People
• Process
• Hardware
• Software
• Database
PENDORONG PENERAPAN SISTEM ERP
Menurut Manager's Guide to Enterprise Resources Planning (ISACA, 2001), Dari segi bisnis
a. Kepuasan pelanggan
b. Proses yang lebih efisien
c. Untuk memenuhi persyaratan BPR
d. Untuk memenuhi tantangan pasar yang kompetitif
e. Kekurangan tenaga kerja
Dari segi teknologi informasi a. Kebutuhan integrasi sistem
yang tidak terealisasikan pada legacy system (sistem yang sekarang)
b. Modernisasi hardware dan software pada sistem
c. Kebutuhan untuk berinteraksi
secara online terutama melalui
internet
KEUNTUNGAN DAN TANTANGAN DALAM PENERAPAN SISTEM ERP
Menurut Romney (2012:36) dalam bukunya berjudul Accounting Information Systems 12 Edition, keuntungan dari penerapan sistem ERP adalah sebagai berikut:
1. Sistem ERP menyajikan sisi pandang data dan situasi finansial dari perusahaan yang terintegrasi, menyeluruh, dan enterprise-wide.
2. Input data hanya dilakukan sekali, tidak seperti ketika memakai banyak sistem terpisah dimana harus memasukkan data beberapa kali.
3. Manajemen mendapatkan lebih banyak kemampuan untuk mengawasi dan mengatur semua area dalam perusahaan, karyawan menjadi lebih produktif dan efisien.
4. Perusahaan mendapatkan kontrol akses yang lebih baik.
5. Prosedur dan laporan akan terstandarisasi untuk semua unit bisnis.
6. Pelayanan kepada konsumen menjadi meningkat
7. Pabrik produksi mendapatkan order produksi baru secara real time dan otomatisasi proses
produksi akan meningkatkan produktivitas produksi.
TANTANGAN PENERAPAN SISTEM ERP
• Biaya
• Waktu yang dibutuhkan
• Perubahan pada proses bisnis
• Kompleksitas
• Resistensi
DASAR KEPUTUSAN IMPLEMENTASI ERP
1) Keinginan untuk memperbaharui teknologi
a) Keinginan untuk mengintegrasikan sistem-sistem yang berbeda dan terpisah dalam suatu Perusahaan
b) Keinginan untuk menggantikan sistem lama yang tidak lagi up to date
c) Keinginan untuk dapat beradaptasi dengan teknologi pendukung yang
baru seperti berbasis web
DASAR KEPUTUSAN IMPLEMENTASI ERP
2) Meningkatkan proses
Untuk mengurangi personel dan biaya untuk IT tetapi tetap mempertahankan dan/ atau meningkatkan performa kerja serta kegiatan operasional yang ada
3) Meningkatkan produktivitas
Termasuk kebutuhan untuk menutup siklus keuangan dan meningkatkan
produksi secara keseluruhan dari sudut pandang perusahaan.
DASAR KEPUTUSAN IMPLEMENTASI ERP
4) Pertimbangan Strategis
Keinginan implementasi ERP berdasar pertimbangan strategis muncul
akibat pertimbangan strategis untuk menerapkan strategi baru tidak
didukung oleh perangkat lunak saat ini dan juga didasarkan atas
pertimbangan strategis seperti meningkatkan layanan dan kepuasan
pelanggan, menanggapi tekanan kompetitif, dan meningkatkan respon
terhadap permintaan pelanggan.
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 1
Keputusan Kelebihan Kekurangan
Mengikuti proses best practice software ERP
Perusahaan dapat memperoleh kesempatan untuk mengubah proses mengikuti standarisasi best practice yang ada
Adanya banyak penolakan dari karyawan untuk mengubah gaya bekerja mereka (akibat perubahan proses bisnis
mengikuti standarisasi yang ada)
Melakukan customization Tidak menerima tekanan untuk merasakan perubahan proses bisnis
Biaya dan waktu yang
dibutuhkan menjadi lebih
besar akibat customization
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 2
Keputusan Kelebihan Kekurangan
Inhouse ● Adanya kecocokan yang lebih baik antara proses bisnis dan software karena dibuat sendiri oleh internal perusahaan yang mengerti secara mendetail tentang proses bisnis perusahaan
● Optimalisasi aplikasi perusahaan
● Keamanan sistem menjadi lebih baik dan aman terjaga
• Tidak bisa terlaksana apabila
perusahaan tidak mempunyai expertise (keahlian) untuk melakukan
customization
Outsource ● Perusahaan dapat fokus dengan misi-misi utama mereka
● Mengurangi risiko hilangnya komitmen terhadap finansial
● Mengurangi dampak terhadap departemen MIS dalam perusahaan
● Meningkatkan isu keamanan karena mengijinkan orang dari luar perusahaan untuk masuk kedalam sistem internal perusahaan
● Berdampak pada berkurangnya moral karyawan perusahaan
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 3
• METODE BIG BANG
adalah strategi yang dilakukan dengan menerapkan semua modul dari ERP dan di
semua lokasi dari proyek di dalam perusahaan di saat yang bersamaan. Semua
sistem lama dihentikan pada saat sistem ERP yang baru dimulai. Sehingga
diperlukan kesiapan para pemakai dan jaringan ketika sistem baru mulai
diterapkan.
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 3
• METODE BIG BANG
Kelebihan Kekurangan
a) Waktu peralihan dari sistem lama ke sistem ERP baru menjadi lebih cepat
b) Biaya yang dibutuhkan lebih sedikit daripada waktu implementasi bertahap dan berlarut-larut c) Tidak membutuhkan interface sementara karena
implementasi dilakukan di awal sehingga interface-nya bersifat permanen.
d) Implementasi terjadi pada satu aktu dan semua orang mengetahui waktu implementasi tersebut
a) Risiko kegagalan lebih tinggi. Sistem ERP adalah sistem yang kompleks untuk diimplementasikan, maka peralihan langsung dari sistem lama
menjadi sistem ERP yang baru akan menimbulkan risiko kegagalan yang lebih tinggi.
b) Tidak dapat sewaktu-waktu pindah ke sistem lama
c) Pimpinan proyek tidak dapat menunjukkan hasil kinerja dari sistem ERP sampai semua modul terimplementasi
d) Memerlukan pelatihan untuk para pengguna secara keseluruhan
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 3
• METODE BIG BANG
• Kategori Perusahaan yang cocok menggunakan Big Bang
1) Perusahaan kecil dan tingkat kompleksitas bisnis proses yang rendah
2) Struktur organisasi yang flat dan tingkat pengontrolan yang rendah
3) Jumlah modul yang sedikit dan tingkat perubahan modul yang rendah
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 3
• METODE PHASED IMPLEMENTATION
Merupakan rangkaian urutan implementasi yang terdiri dari perancangan,
pengembangan, pengujian, dan instalasi modul-modul yang berbeda. Tidak seperti
Big Bang, Phased Implementation membutuhkan perhatian dan perawatan khusus
pada sistem lama dengan tujuan memfasilitasi pengintegrasian dengan sistem baru.
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 3
• METODE PHASED IMPLEMENTATION
Kelebihan Kekurangan
a) Tenaga kerja dapat berkonsentrasi pada modul tertentu
b) Dapat sewaktu-waktu menggunakan sistem lama c) Pimpinan proyek dapat menunjukkan
keberhasilan implementasi per modul di dalam ERP ke pihak manajemen
d) Risiko kegagalan lebih kecil
e) Mendapatkan banyak pengetahuan dan
pengalaman dari tiap fase implementasi sistem ERP ini.
a) Waktu peralihan dari sistem lama ke sistem ERP baru menjadi lebih lama
b) Biaya yang dibutuhkan menjadi lebih besar c) Harus merawat sistem lama
d) Kecenderungan untuk kembali ke sistem lama e) Operasional dari sistem lama memberikan
peluang untuk menghambat sistem ERP baru berjalan
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 3
• METODE PHASED IMPLEMENTATION
• Kategori Perusahaan yang cocok menggunakan PHASED IMPLEMENTATION
1) Perusahaan besar dan tingkat kompleksitas bisnis proses yang tinggi
2) Struktur organisasi yang berjenjang dan tingkat pengontrolan yang tinggi
3) Jumlah modul yang banyak dan tingkat perubahan modul yang tinggi.
PROSES IMPLEMENTASI ERP - 4
Keputusan Kelebihan Kekurangan
Single package → menerapkan semua modul dari satu
software ERP Package
●
Interoperabilitas antar modul menjadi lebih maksimal
●
Interfaces dari setiap modul sama
●
Terdapat standarisasi
Tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan operasional dan fungsionalitas perusahaan
Best of breed →
menerapkan modul dari beberapa software ERP package
Dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan operasional dan fungsionalitas perusahaan
●
Interfaces antar modul tidak sama sehingga perlu
customization untuk disamakan
●
Menimbulkan risiko adanya incompatible antar modul dari beberapa software ERP
package yang dipakai
●
Biaya yang dikeluarkan
menjadi lebih besar
PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH PACKAGE SOFTWARE ERP
a.
Fungsional Package Software ERP cocok dengan proses bisnis perusahaanb.
Tingkat integrasi antar komponen dari sistem ERPc.
Fleksibilitas dan skalabilitasd.
User friendlye.
Implementasi Package Software ERP dapat dilakukan dengan cepatf.
Kemampuan untuk mendukung perencanaan dan pengendalian perusahaan yang memiliki banyak cabang (multisite)g.
Teknologi client server, database independence, keamananh.
Ketersediaan upgrade secara berkalai.
Jumlah customization yang dibutuhkanj.
Dukungan infrastruktur lokal/ internalk.
Biaya untuk lisensi, pelatihan, implementasi, pemeliharaan, customization, hardware Secara umum, ada empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih Package•
Software ERP yaitu fungsional, atribut teknis, kemitraan dan biaya.TAHAPAN IMPLEMENTASI ERP DAN STRATEGI IMPLEMENTASI ERP
1. Tahap 1 - Scope and Commitment ( Scope and Planning - termasuk dalam tahap Initiation)
2. Tahap 2 - Analysis dan Design (termasuk dalam tahap Analysis Design) 3. Tahap 3 - Acquisition and Development (berada diantara tahap Analysis
Design dan Implementation)
4. Tahap 4 – Implementation
5. Tahap 5- Operation
CRITICAL SUCCESS DAN FAILURE FACTORS DARI IMPLEMENTASI ERP
Menurut Motiwalla dan Thompson (2009:12) dalam buku yang berjudul Enterprise System for Management, faktor-faktor yang menentukan keberhasilan implementasi ERP sebagai berikut:
1. Proses Pembuatan Keputusan
2. Ruang Lingkup Proyek Implementasi ERP 3. Teamwork
4. Manajemen Perubahan
5. Tim Implementasi dan Eksekutif
Keberhasilan dalam implementasi ERP
CRITICAL SUCCESS DAN FAILURE FACTORS DARI IMPLEMENTASI ERP
Berdasarkan jurnal Critical Failure Factors in ERP Implementation (Wong, Ada, et all, 2005:6-8), terdapat 3 faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan dalam implementasi ERP, antara lain:
1. Lemahnya efektivitas konsultan
2. Lemahnya kualitas BPR (Business Process Reengineering) 3. Lemahnya efektivitas manajemen proyek
Kegagalan dalam implementasi ERP
STUDI KASUS ERP
Pada tahun 1993, FoxMeyer Drug, sebuah distributor obat terkemuka di Amerika Serikat, memulai proyek implementasi ERP senilai $100 juta yang disebut "DELTA III". Proyek ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai sistem keuangan, manufaktur, dan distribusi perusahaan.
Namun, proyek DELTA III mengalami kegagalan besar dan akhirnya menyebabkan kebangkrutan FoxMeyer Drug pada tahun 1996. Berikut beberapa faktor yang berkontribusi pada kegagalan tersebut:
Kegagalan Impelentasi pada Fox Meyer
STUDI KASUS ERP
1. Perencanaan yang Kurang Matang:
• FoxMeyer Drug tidak melakukan analisis kebutuhan yang menyeluruh sebelum memulai proyek.
• Hal ini menyebabkan pemilihan sistem ERP yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan.
• Selain itu, FoxMeyer Drug tidak memiliki rencana implementasi yang jelas dan terukur.
2. Kurangnya Dukungan Manajemen:
• Manajemen puncak FoxMeyer Drug tidak sepenuhnya mendukung proyek DELTA III.
• Hal ini menyebabkan kurangnya komitmen dan sumber daya yang diperlukan untuk implementasi yang sukses.
Kegagalan Impelentasi pada Fox Meyer
STUDI KASUS ERP
3. Kesalahan Implementasi:
• Tim implementasi ERP FoxMeyer Drug tidak memiliki pengalaman dan keahlian yang cukup.
• Hal ini menyebabkan banyak kesalahan dalam konfigurasi dan penggunaan sistem ERP.
4. Resistensi Pengguna:
• Karyawan FoxMeyer Drug tidak dilibatkan dalam proses implementasi dan tidak dilatih dengan baik untuk menggunakan sistem ERP baru.
• Hal ini menyebabkan resistensi dan keengganan untuk menggunakan sistem baru.
Kegagalan Impelentasi pada Fox Meyer
STUDI KASUS ERP
5. Biaya yang Berlebihan:
• Biaya implementasi ERP jauh lebih tinggi dari yang dianggarkan.
• Hal ini menyebabkan masalah keuangan yang serius bagi FoxMeyer Drug.
6. Integrasi yang Buruk:
• Sistem ERP baru tidak dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang ada di FoxMeyer Drug.
• Hal ini menyebabkan masalah dalam aliran data dan duplikasi pekerjaan.
Kegagalan Impelentasi pada Fox Meyer
STUDI KASUS ERP
Pelajaran yang dapat diambil:
• Perencanaan yang matang dan analisis kebutuhan yang menyeluruh sangat penting untuk implementasi ERP yang sukses.
• Dukungan penuh dari manajemen puncak sangat penting untuk memastikan komitmen dan sumber daya yang diperlukan.
• Tim implementasi ERP yang berpengalaman dan terampil harus dibentuk untuk memastikan konfigurasi dan penggunaan sistem yang tepat.
• Karyawan harus dilibatkan dalam proses implementasi dan dilatih dengan baik untuk menggunakan sistem baru.
• Biaya implementasi ERP harus dianggarkan secara realistis dan dipantau dengan cermat.
• Integrasi dengan sistem lain yang ada harus dipertimbangkan dengan cermat.
Kegagalan Impelentasi pada Fox Meyer
TERIMA KASIH