• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Proses Bisnis Akuntansi

N/A
N/A
naila rusyda munif

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian Proses Bisnis Akuntansi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN LAYANAN UMUM

PEMERINTAH PUSAT & DAERAH

Disusun Oleh :

Naila Rusyda Munif (123012301055)

PROSES BISNIS AKUNTANSI

(2)

MEMAHAMI PROSES BISNIS AKUNTANSI

Bisnis yang baik tentu saja memiliki proses bisnis yang baik pula di belakangnya untuk menopang segala kegiatan bisnisnya secara terkonsep, terstruktur dan berjalan secara berurut dari setiap prosesnya dengan minimum terjadinya kesalahan.

Hurt (2008: 135) menjelaskan proses bisnis adalah serangkaian prosedur dan kebijakan yang dirancang untuk menciptakan nilai bagi beberapa pemangku kepentingan organisasi.

Proses bisnis dalam bidang akuntansi adalah proses yang mencakup penganggaran, pencatatan, meringkas, menganalisis, mengelola keuangan dan melaporkan transaksi keuangan bisnis. Proses ini bertujuan untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan bisnis.

(3)

Bagaimana BLU dikembangkan di Indonesia?

Instansi Pemerintah dapat ditinjau dari sudut

mechanic view:

sebagai bagian dari birokrasi atau

organic view: sebagai

organisasi yang berkembang dinamis.

Dalam sudut pandang

organic view, instansi pemerintah

dipersepsikan sebagai agen pemerintah dalam rangka

pemberian pelayanan kepada masyarakat. Fungsi ini dapat ditransformasikan ke dalam bentuk

autonomous agency, yaitu

badan otonom bagian dari pemerintah yang diberikan

keleluasaan untuk melaksanakan fungsi layanannya sesuai praktik bisnis yang sehat, namun tidak mengutamakan

keuntungan.

(4)

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

BLU menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU (PPK BLU) → pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah mengenai BLU, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.

Gambaran Umum BLU

(5)

FLEKSIBILITAS BLU

➢ Perencanaan & penganggaran berbasis kinerja.

➢ Pendapatannya digunakan secara langsung tanpa harus setor ke Kas Negara.

➢ Berbelanja secara flexible budget sesuai ambang batasnya.

➢ Tarif layanan BLU ditetapkan oleh Menkeu dan dapat didelegasikan.

➢ Pengelolaan kas dalam rekening BLU termasuk optimalisasinya.

➢ Investasi (jangka panjang dengan izin Menkeu)

➢ Pengelolaan utang & piutang sehubungan dengan penyelenggaraan kegiatan.

➢ Dikecualikan dari ketentuan pengadaan barang/jasa Pemerintah pada umumnya.

➢ Optimalisasi asset

➢ Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya.

➢ Merekrut pegawai profesional non- PNS

➢ Sistem remunerasi

➢ Penerapan tata kelola yang baik.

(6)

TUJUAN DAN ASAS BLU

ASAS BLU:

BLU beroperasi sebagai unit kerja K/L untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.

K/L tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan kewenangan yang didelegasikannya kepada BLU dan menjalankan peran pengawasanterhadap kinerja BLU dan pelaksanaan kewenangan yang didelegasikan.

BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan K/L & karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari K/L sebagai instansi induk.

Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.

Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja K/L.

BLU menyelenggarakan kegiatannyatanpa mengutamakan pencarian keuntungan.

BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan denganPraktik Bisnis yang Sehat.

Dalam rangka mewujudkan konsep bisnis yang sehat, BLU harus senantiasa meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang dapat berupa kewenangan merencanakan dan menetapkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.

TUJUAN BLU:

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan Praktik Bisnis yang Sehat.

(7)

Perbandingan Satker, BLU, dan BUMN

(8)

PERKEMBANGAN REGULASI BLU

(9)

PERSYARATAN BLU

(10)

PENETAPAN BLU

(Dapat pengusulan dan penetapan kolektif)

(11)

PENCABUTAN BLU

Masa Transisi Pencabutan Penerapan PPK-BLU

(12)

Perencanaan & Penganggaran BLU

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Proses perencanaan dan penganggaran BLU dimulai dari penghitungan tarif layanan dan

penetapan target PNBP BLU. Sebagai unit yang berada di bawah naungan pemerintah, BLU

juga berkewajiban untuk menyusun rencana anggaran berupa rencana bisnis anggaran (RBA).

(13)

Perencanaan & Penganggaran BLU

MENGELOLA KEUANGAN BLU

(14)

Pendapatan & Belanja

MENGELOLA KEUANGAN BLU

(15)

Pengelolaan Kas

MENGELOLA KEUANGAN BLU

(16)

Rekening pada BLU

MENGELOLA KEUANGAN BLU

(17)

Piutang BLU terjadi sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.

Piutang BLU merupakan Piutang Negara.

Dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan Praktik Bisnis yang Sehat.

Pemimpin BLU menetapkan pedoman pengelolaan Piutang BLU yang disetujui Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan, paling sedikit mencakup:

prosedur dan persyaratan pemberian piutang;

penatausahaan dan akuntansi piutang;

tata cara penagihan piutang; dan

pelaporan piutang.

Dalam rangka pengelolaan piutang dan/atau penyaluran dana, BLU dapat menggunakan sistem layanan informasi keuangan yang dikelola OJK.

BLU harus melakukan penagihan secara maksimal.

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Pengelolaan Piutang

Penyusunan dan Penentuan Kualitas Piutang

(18)

BLU dapatmengadakan Pinjaman jangka pendekatas namanya sendiri sesuai kebutuhan.

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Pengelolaan Utang

(19)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Pemberian Pinjaman kepada BLU Lain

Menteri Keuangan dapat menugaskan/memerintahkan BLU untuk memberikan pinjaman kepada

BLU lainnya.

(20)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Investasi

(21)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Pengadaan Barang/Jasa

Dalam hal BLU belum menetapkan peraturan Pemimpin BLU, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU berpedoman pada peraturan perundang- undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah.

Dalam proses pengadaan barang/jasa harus ada pemisahan secara jelas antara pemegang kewenangan penggunaan anggaran, penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen, dan penyelenggara pengadaan barang/jasa.

(22)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Pengelolaan Aset

(23)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban

(24)

Pengaturan Akuntansi dan LK BLU

pada UU 1/2004 dan PP 23/2005

Laporan Keuangan dan Kinerja Badan Layanan Umum disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan dan kinerja Kementerian Negara/Lembaga

UU 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara

Ayat (4) Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8)

Laporan Keuangan BLU disampaikan secara berkalakepada

Menteri/Pimpinan Lembaga untukdikonsolidasikan denganLaporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga

Laporan Keuangan BLU merupakanbagian yang tidak terpisahkandari laporan

pertanggungjawaban keuangankementerian negara/Lembaga

Penggabungan Laporan Keuangan BLU pada Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga dilakukan sesuai denganStandar Akuntansi Pemerintahan

Laporan

pertanggungjawaban keuangan BLUdiaudit oleh pemeriksa eksternsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

PP 23 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan BLU

Pasal 27 Pasal 69 ayat (2)

D i r ek t o r a t Je n d e r a lP e r b e n da h a r a a n

(25)

Dasar Kebijakan Akuntansi dan Laporan Keuangan BLU

Penyajian Laporan Keuangan BLU:

1. Komponen Laporan Keuangan BLU 2. Pos-pos Laporan Keuangan BLU

Mekanisme konsolidasi

Mekanisme pengesahan

Mekanisme eliminasian

Perlakuan khusus transaksi pendapatan BLU:

1. Pendapatan alokasi APBN

2. Pendapatan dari entitas pemerintah 3. Pendapatan neto dari KSO

BAS(chart of account)

Jurnal transaksi

Kebijakan akuntansi

Keterkaitan antar komponen Laporan Keuangan BLU

Kebijakan eliminasi dan konsolidasi secara sistem aplikasi

Penyampaian Laporan Keuangan BLU PMK 217/2015

(PSAP 13) PMK 220/2016

(SA BLU)

LRA LP SAL Neraca LO LPE LAK CaLK

Laporan Keuangan BLU

D i r ek t o r a t Je n d e r a lP e r b e n da h a r a a n

(26)

Pengertian Dasar

Entitas Pelaporan Entitas Akuntansi

Menyusun7 (tujuh) komponen LK:

LRA, LP-SAL, LO, LPE, Neraca, LAK dan CaLK

LK disusun mengikutiPSAP 13 dan PMK 220/2016 serta surat-surat berikutnya

Menyusun4 (empat) komponen LK:

LRA, LO, LPE dan Neraca

LK disusun mengikutiPMK 220/2016 serta surat-surat berikutnya

Satker BLUmempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu:

Laporan Keuangan yang disusun, yaitu:

LK selaku Entitas Pelaporan (dibuat Buku, Statement of Responsibility (SoR),

CaLK, dan dijilid)

Diaudit dan diberi opinioleh auditor eksternal

1. Pemeriksaan BPK atas LK BLU dilaksanakan dalam kerangka pemeriksaan LKPP/LKKL 2. Kebutuhan opini atas LKBLU

dan penetapan KAP untuk pemeriksaannya diserahkan kepada masing-masing BLU

3. KAP yang ditetapkan utk melakukan pemeriksaan atas LKBLU merupakan KAP yang terdaftar di BPK

4. Pemeriksaan LKBLU oleh KAP harus memperhatikan jadwal pemeriksaan LKPP/LKKL dan berkomunikasi dgn Tim Pemeriksa LKPP/LKKL

Surat BPK: 3/S/IV-XV/02/2019

D i r ek t o r a t Je n d e r a lP e r b e n da h a r a a n

(27)

Alur Penyusunan dan Penyampaian LK BLU

TransaksiData

SP3B BLU CETAK

Entitas Akuntansi

Entitas Pelaporan

1) LRA 2) LPSAL 3) Neraca 4) LO 5) LPE 6) LAK

7) CaLK(manual) 1) LRA

2) Neraca 3) LO 4) LPE

UAPAW/

UAPAE1

K/L Pembina Teknis

Dit.PPKBLU

UAPA LKKL

Lampiran Entitas Akuntansi

Analisis

Rasio Kinerja Keuangan Maturity Rating

Kebijakan Capaian KPI/IKT

Kanwil DJPb

Telaah LK

D i r ek t o r a t Je n d e r a lP e r b e n da h a r a a n

(28)

Proses Penyusunan dan Konsolidasi LK BLU

UU 17 TAHUN 2003

UU 1 Tahun 2004

UU 15 Tahun 2004

UU 15 Tahun 2006

LKPP

LKKL LKBUN

LK Satker BLU Sebagian Besar

LK BLU Diaudit KAP

LK BUMN & Lembaga Sui Generis

LK PTNBH

UU No.19/2003 UU No.

24/2011

Diaudit KAP

PP 23 Tahu 2005 &

Perubahannya

PSAP 13

PMK129/PMK.05/2020 LK Satker Non BLU

Dana Kelolaan (BLU Tertentu)

BPK bertanggung jawab atas Opini di

tingkat LKPP, LKKL, & LKBUN

(Grup)

KAP bertanggung jawab atas Opini di tingkat LK BLU, BUMN, Sui Generis,

& PTNBH (Komponen) Komunikasi &

sharing data antara BPK

& KAP sejak tahap perencanaan s.d.

pelaporan (SA 600)

D i r ek t o r a t Je n d e r a lP e r b e n da h a r a a n

(29)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Akuntabilitas Kinerja

(30)

MENGELOLA KEUANGAN BLU

Surplus dan Defisit

(31)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan akuntansi, dibangunlah sistem yang dapat mengolah data transaksi keuangan dari penjualan barang dan jasa serta pembelian.. Pencatatan transaksi

pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, peringkasan dan penyajian informasi keuangan yang terjadi dari transaksi – transaksi atau kegiatan operasi suatu

1 Mengelola dokumen transaksi Mengidentifikasi transaksi keuangan Mengidentifikasi pengaruh transaksi keuangan dalam persamaan dasar akuntansi Mengidentifikasi bukti transaki.

 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) mengatur tentang prosedur pencatatan transaksi melalui proses jurnalisasi, menetapkan format buku jurnal, buku besar, dan buku pembantu,

Pengertian akuntansi bila dipandang dari sudut kegiatannya adalah meliputi proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan

Pengertian dari Sistem akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas

Wiratna Sujarweni Akuntansi Desa adalah : Pencatatan dari proses transaksi yang terjadi di desa, dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan keuangan

2.2 Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya memiliki tujuan yaitu untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan, mengidentifikasikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis semua