5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
“Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Hendrojogi (2012:29)
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM dijelaskan bahwa Koperasi adalah badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. (Umbara, 2013:3) b. Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi di Indonesia dinyatakan dalam Pasal 4 UU RI
No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM yaitu koperasi
bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. (Umbara, 2013:4)
c. Prinsip Koperasi
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Usaha Kecil dan Menengah RI disebutkan bahwa Prinsip Koperasi merupakan satu kesatuan sebagai landasan kehidupan koperasi, adapun prinsip koperasi yaitu sebagai berikut :
Kementerian Usaha Kecil dan Menengah RI dijelaskan bahwa pemakai laporan keuangan koperasi adalah anggota koperasi, pengurus, pengawas serta kepentingan lain (pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan) maka laporan keuangan harus memenuhi ketentuan dalam penyajian kualitatif laporan keuangan.
Adapun karakteristik yang bersifat spesifik dari laporan keuangan koperasi adalah:
1) Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari dari laporan
pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi, yang
dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja pengelolaan
koperasi.
2) Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari system pelaporan system koperasi yang ditujukan untuk pihak eksternal maupun internal koperasi.
3) Laporan keuangan koperasi harus berdaya guna bagi para anggotanya, sehingga pihak anggota dapat menilai manfaat ekonomi yang diberikan koperasi dan berguna juga untuk mengetahui : a) Prestasi unit kegiatan koperasi yang secara khusus bertugas
memberikan pelayanan kepada para anggotanya selama satu periode akuntansi tertentu.
b) Perstasi unit kegiatan koperasi yang secara khusus ditujukan untuk tujuan bisnis dengan non anggota selama satu periode akuntansi tertentu.
Informasi penting lainnya yang mempengaruhi keadaan keuangan koperasi jangka pendek dan jangka panjang. (Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2012:12)
d. Perlakuan Khusus Akuntansi Koperasi
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012
Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia dijelaskan bahwa tujuan laporan
keuangan koperasi adalah menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja dan informasi yang bermanfaat bagi pengelola,
anggota koperasi dan pengguna lainnya dalam mengambilan keputusan.
Penyajian informasi laporan keuangan koperasi harus memperhatikan ketentuan SAK ETAP yang merupakan informasi kualitatif antara lain : 1) Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk dipahami oleh pengguna.
2) Relevan
Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan evaluasi.
3) Materialitas
Informasi yang disampaikan dalam jumlah yang cukup material.
Pos-pos yang jumlahnya material disajikan dalam laporan keuangan.
Sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Informasi dianggap material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat mempengaruhi keputusan yang diambil.
4) Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material
dan bias (jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu
keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil
tertentu).
5) Substansi menungguli Bentuk
Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi.
6) Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketdakpastian, sehingga asset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak memperkenankan pembetukan asset atau penghasilan lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
7) Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan, mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan, karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi jika ditinjau dari segi relevansi.
8) Dapat Dibandingkan
Penggunaan harus dapat membandingkan laporan keuangan
koperasi antar periode untuk mengindetifikasi kecendrungan posisi
dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan
laporan keuangan antar koperasi atau koperasi dengan badan usaha
lain, untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relative.
9) Tepat Waktu
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan.
10) Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substanstial. Dalam evaluasi manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal. (Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2012:13)
2. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis,
menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat,
meringkas, dan melaporkan aktivitas / transaksi perusahaan dalam bentuk
laporan keuangan. Definisi tersebut menunjukan bahwa pada dasarnya
kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mengidentifikasi data mana yang
berkaitan atau relevan dengan keputusan yang diambil, kemudian
memproses atau menganalisa data yang relevan tersebut untuk
mengubahnya menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil
keputusan. Informasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai laporan
keuangan. (Rudianto, 2009:14)
Laporan keuangan merupakan alat untuk memberikan informasi pelaporan keuangan yang dibuat dari data-data atau bukti-bukti suatu kegiatan perusahaan sampai menjadi data ringkas yang dapat dilihat dengan jelas bagi pemakai laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang baik biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan keuangan lain serta data penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. (Baridwan, 2011:17)
b. Tujuan Laporan Keuangan 1) Tujuan umum :
a) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan
yang timbul dalam aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
c) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba dimasa mendatang.
d) Untuk memberikan informasi penting lainya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi.
e) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
2) Tujuan Kualitatif a) Relevan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat.
b) Dapat dimengerti
Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang membutuhkanya.
c) Daya uji
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus
dapat diuji kebenarannya oleh seorang pengukur yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
d) Netral
Informasi keuangan harus ditujukan pada tujuan umum pengguna, bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.
e) Tepat waktu
Laporan keuangan harus sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan keuangan yang terlambat penyampaiannya akan membuat pengambilan keputusan perusahaan menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkanya informasi tersebut.
f) Daya banding
Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan itu sendiri pada periode- periode sebelumnya, atau dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama.
g) Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya.
Maka harus terdapat klasifikasi, susunan serta istilah yang layak
dalam laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan, harus di ungkapkan dengan jelas.
(Rudianto, 2009:20-21) c. Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan keuangan ada beberapa jenis yang semuanya berguna untuk melaporkan tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Berikut adalah jenis-jenis laporan keuangan yaitu :
1) Neraca
Merupakan suatu daftar keuangan yang sederhana dan menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu. Keadaan keuangan ini ditujukan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut dengan pasiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.
Neraca mencakup pos-pos berikut : a). Aktiva berwujud
b). Aktiva tidak berwujud c). Aktiva keuangan
d). Investasi yang digunakan dengan menggunakan metode ekuitas e). Persedian
f). Piutang usaha dan piutang lainnya
g). Kas dan setara kas
h). Hutang usaha dan hutang lainnya
i). Kewajiban yang diestimasi dan kewajiban berbunga jangka panjang
j). Hak minoritas
k). Modal saham dan pos ekuitas lainnya
Biasanya neraca digunakan untuk menunjukan apa saja yang menjadi milik perusahaan dan apa saja yang menjadi kewajiban perusahaan.
2) Perhitungan laba rugi
Laba rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyaji secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut : a) Pendapatan
b) Laba rugi usaha c) Beban pinjaman
d) Bagian laba rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi diperlukan metode ekuitas
e) Beban pajak
f) Laba rugi dari aktivitas normal perusahaan
g) Hak minoritas
h) Laba rugi bersih untuk periode berjalan
Perusahaan menyajikan di laporan laba rugi atau dicatat atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban didalam peusahaan yang mengklasifikasikan beban menurut funsinya, harus mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi serta biaya pegawai.
3) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan modal atau laba yang tidak dibagikan dalam suatu periode akuntansi akibat transaksi usaha dalam satu periode tersebut. Laporan perubahan modal terdiri dari unsur modal, laba usaha dan prive.
Modal pada awal periode ditambah dengan laba usaha periode tersebut, dikurangi dengan prive yang dilakukan pemilik perusahaan, dan akan menghasilkan modal akhir periode.
4) Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang menunjukan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam suatu periode akuntansi, beserta sumber-sumbernya. Secara umum aktivitas perusahaan digolongkan menjadi tiga kelompok aktivitas sebagai berikut :
a) Aktivitas operasi, yaitu sebagai aktivitas yang berkaitan dengan
upaya perusahaan untuk menghasilkan produk, sekaligus semua
upaya yang terkait dengan upaya bagaiman menjual produk tersebut.
b) Aktivitas investasi, yaitu berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Seperti pembelian dan penjualan gedung, tanah, mesin, kendaraan, pembelian obligasi / saham perusahaan lain dan sebagainya.
c) Aktivitas pembiayaan, yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumber beserta konsekuensinya.
5) Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Catatan atas laporan juga menyajikan informasi tentang kebijakan akuntansi tertentu yang diterapkan dan relevan untuk memahami laporan keuangan.
d. Pengertian analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubunganya
yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara yang satu dengan
yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Harahap, (2006:190). Analisa laporan keuangan adalah suatu cara atau alat untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dengan cara memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang akan membantu perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat dimasa yang akan datang.
e. Tujuan analisa laporan keuangan
Tujuan analisa laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. (Kasmir, 2013:68)
f. Metode dan teknik analisa
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa metode untuk satu perusahaan atau badan usaha tertentu, atau diperbandingkan dengan alat- alat pembanding lainnya, misalnya dibandingkan dengan laporan keuangan badan usaha lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama
mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan
kemudian menganalisa dan menginterpretasikan sehingga data menjadi lebih berarti dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
g. Metode analisa
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu :
1) Metode analisa horizontal atau dinamis
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk bebrapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain. Kasmir, (2012:69-70)
2) Metode analisa vertikal atau statis
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. Kasmir, (2012:69)
h. Teknik analisa
Teknik analisa laporan keuangan atau ukuran atas analisis laporan
keuangan dapat diklasifikasikan menjadi enam teknik, yaitu:
1) Metode komparatif
Metode komparatif adalah melakukan perbandingan antara suatu pos dengan pos lainya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran,maupun hubungannya.
2) Commonsize financial statement
Metode Commonsize financial statement adalah merupakan metode analisa yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentase.
3) Analisa rasio
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan (berarti).
4) Trend analisis
Analisis ini menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun dan dari sini digambarkan trendnya.
5) Metode indeks time series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan.
6) Analisis sumber dan penggunaan data
“Analisis ini digunakan untuk mengetahui sumber-sumber
dana perusahaan, serta penggunaan dalam suatu periode. Juga untuk
mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal
kerja perusahaan dalam suatu periode”. Kasmir, (2012:100)
i. Analisa rasio
Analisa rasio adalah alat analisa laporan keuangan yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh suatu badan usaha dibidang keuangan. Pada umunya ada beberapa orang yang paling berkepentingan dengan adanya analisa laporan rasio, yaitu sebagai berikut :
1) Pemimpin perusahaan, dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang dimiliki perusahaan di bidang finasialnya, sehingga dapat ditentukan cara-cara mengatasinya.
2) Calon investornya maupun kreditur (pihak eksternal perusahaan) dapat dijadikan acuan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, atau apakah wajar memberikan pinjaman atau kredit kepada perusahaan yang bersangkutan atau tidak, dan apakah perusahaan tersebut cukup sehat dan bisa diperkirakan akan tetap mencapai kesuksesan pada masa yang akan datang.
3) Para kreditur pada umumnya berkepentingan terhadap kemampuan suatu perusahaan atau badan usaha dalam membayar kewajiban- kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan keadaan seperti ini maka para kreditur harus memiliki suatu
jaminan bahwa perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya
apakah mampu membayar bunga dan pinjaman pokok tepat pada
waktunya atau tidak, sedangkan bagi para calon kreditur lebih menekankan pada struktur finansial dan struktur modal perusahaan.
3. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik a. Ruang lingkup Penilaian Kesehatan
Ruang lingkup penilaian kesehatan KSP dan USP koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa aspek yaitu :
1) Permodalan,
2) Kualitas aktiva produktif, 3) Manajemen,
4) Efisiensi, 5) Likuiditas,
6) Kemandirian dan pertumbuhan, dan 7) Jati diri koperasi
b. Penetapan Kesehatan Koperasi
Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap 7 komponen sebagaimana dimaksud pada angka 1 s/d 7, diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu sehat, cukup sehat. kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP dan USP
Skor Predikat
80 < x < 100 SEHAT
60 < x < 80 CUKUP SEHAT
40 < x < 60 KURANG SEHAT
20 < x < 40 TIDAK SEHAT
< 20 SANGAT TIDAK SEHAT
Sumber : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No : 14/Per/M.KUKM/XII/, 2009 : 20).
c. Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Aspek Kualitas Aktiva Produktif dan Efisiensi
Aspek kualitas aktiva produktif dan efisiensi tersebut diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya yang berpengaruh terhadap kualitas aktiva produktif dan efisiensi koperasi tersebut. Penilaian dilakukan dengan menggunakan sistem nilai kredit atau reward system yang dinyatakan dengan nilai kredit 0 (nol) sampai dengan 100 (seratus).
Tabel 2
Bobot Penilaian Terhadap Aspek dan Komponen Kualitas Aktiva Produktif dan Efisiensi.
No
Aspek yang Dinilai
Komponen Bobot
Penilaian
Pendekatan Penilaian
1 Kualitas Aktiva Produktif 10
a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛