• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISTEM INFORMASI AKUNTANSI RMK PERTEMUAN 2 (MAK 204) “SISTEM INFORMASI & BISNIS YANG TERINTEGRASI, KONSEP DASAR AIS & B, DAN KETERKAITAN PROSES BISNIS & AIS”

N/A
N/A
IGA Kade Amanda Githayoni

Academic year: 2024

Membagikan "ISTEM INFORMASI AKUNTANSI RMK PERTEMUAN 2 (MAK 204) “SISTEM INFORMASI & BISNIS YANG TERINTEGRASI, KONSEP DASAR AIS & B, DAN KETERKAITAN PROSES BISNIS & AIS” "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI RMK PERTEMUAN 2 (MAK 204)

“SISTEM INFORMASI & BISNIS YANG TERINTEGRASI, KONSEP DASAR AIS & B, DAN KETERKAITAN

PROSES BISNIS & AIS”

KELAS B

OLEH:

KELOMPOK 7

IG.A. KADE AMANDA GITHAYONI (2381611042)

I GEDE BUDIARTA (2381611043)

MADE HEMAS RAJYA PATNI (2381611047)

SANG MADE SANDWI PUTRA (2381611050)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA 2024

(2)

1

Konsep Dasar SIA & B

1.1 Gambaran Umum Proses Bisnis

Ringkasan Proses Bisnis merupakan suatu pemahaman mengenai suatu kejadian yang dapat memicu mulai dan berakhirnya proses bisnis dengan jelas. Dalam hal ini, sistem informasi akuntansi memiliki peran krusial dalam menangkap, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi keuangan seperti menekankan pentingnya kontrol internal, serta hubungan yang terjalin antara proses bisnis dalam rantai pasokan. Berbagai jenis proses bisnis seperti proses pendapatan, proses pengeluaran, proses konversi, dan proses administratif, yang masing-masing memiliki dampak langsung atau tidak langsung pada kondisi keuangan organisasi juga sangat penting dalam proses bisnis. Dalam hal ini diperlukan langkah-langkah kerja yang terarah, pelatihan karyawan, dan sistem pencatatan transaksi yang baik agar proses bisnis dapat berjalan dan efek akuntansi dapat tercatat dengan akurat. Pentingnya laporan umpan balik untuk memantau dan mengendalikan proses di dalam sebuah organisasi juga sangat diperlukan.

1.2 Ikhtisar Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi melibatkan proses, prosedur, dan sistem yang menangkap data akuntansi dari proses bisnis, mencatatnya, memprosesnya dengan mengklasifikasikan, merangkum, dan mengonsolidasikannya, lalu melaporkannya kepada pengguna internal dan eksternal. Beberapa komponen penting sistem ini termasuk langkah-langkah kerja, catatan manual atau berbasis komputer, pengendalian internal, pengolahan data akuntansi, dan laporan internal dan eksternal.

Contohnya yakni McDonald’s. Digunakan langkah-langkah kerja mencatat data akuntansi saat transaksi terjadi, seperti penggunaan layar sentuh pada kasir. Catatan manual atau berbasis komputer mencatat data akuntansi dari proses penjualan, dengan sebagian besar proses McDonald's berbasis komputer. Langkah-langkah kerja juga berfungsi sebagai pengendalian internal, seperti penutupan dan penyelarasan kasir setiap akhir hari. Proses

(3)

2

tersebut memproses, mengklasifikasikan, merangkum, dan mengonsolidasikan data akuntansi mentah. McDonald's menggunakan sistem komputer dan perangkat lunak akuntansi untuk langkah-langkah ini. Langkah-langkah kerja juga menghasilkan laporan internal dan eksternal, seperti laporan keuangan akhir tahun. Pentingnya kontrol internal dalam sistem informasi akuntansi tidak digambarkan dalam gambar, tetapi seharusnya ada kontrol internal di seluruh sistem. Kontrol internal mencakup prosedur dan kebijakan yang diadopsi untuk melindungi aset, memeriksa akurasi dan keandalan data, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong kepatuhan terhadap praktik manajerial yang ditentukan.

1.3 Keterkaitan Proses Bisnis

Sistem informasi akuntansi dan laporan yang dihasilkan dirancang untuk membantu manajemen memantau dan mengendalikan organisasi. Namun, setiap organisasi berinteraksi dengan banyak pihak lain dalam lingkungan bisnisnya. Sebagai contoh, McDonald's memiliki hubungan dengan pemasok yang menyediakan bahan baku untuk menu mereka. Proses bisnis McDonald's, seperti penjualan Big Mac, melibatkan rantai pasokan yang terdiri dari sejumlah aktivitas. Sebagai contoh, untuk menjual Big Mac,

McDonald's harus membeli daging dari pemasok, yang pada gilirannya membutuhkan hubungan dengan pemasok ternak. Roti pada Big Mac juga melibatkan pabrik roti yang memerlukan tepung dari produsen tepung, dan produsen tepung membutuhkan gandum dari petani. Manajemen rantai pasokan menjadi krusial karena efisiensi dan kualitas dalam setiap langkah dapat memengaruhi operasi McDonald's secara keseluruhan. McDonald's dapat mempengaruhi pemasok untuk menjaga kualitas dan efisiensi operasional dengan menetapkan harapan terkait harga, kualitas, dan waktu pengiriman. Manajemen rantai pasokan melibatkan pemantauan dan pengendalian serangkaian aktivitas terkait yang disebut sebagai rantai pasokan. Untuk meningkatkan efisiensi, banyak organisasi menggunakan sistem teknologi informasi, yang dikenal sebagai pemberdayaan TI.

(4)

3 1.4 Pemberdayaan TI Bisnis

Teknologi Informasi (TI) mencakup berbagai teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, bertukar, dan memanfaatkan informasi dalam berbagai bentuk, termasuk data bisnis, percakapan, gambar diam, film, dan presentasi multimedia. TI didefinisikan sebagai komputer, peralatan pendukung, perangkat lunak, layanan, dan sumber daya terkait yang diterapkan untuk mendukung proses bisnis. Pemanfaatan TI dalam proses bisnis bertujuan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan akurasi data. Pemberdayaan TI dapat memberikan manfaat pada setiap proses organisasi, termasuk dalam rantai pasokannya. Sebagai contoh, kasir layar sentuh di McDonald's meningkatkan efisiensi proses penjualan, sementara platform e-commerce seperti Amazon.com menggunakan sistem TI kompleks untuk penjualan online. Pendekatan ini tidak terbatas pada contoh umum dan dapat mentransformasi setiap proses bisnis melalui pemberdayaan TI. Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR) melibatkan perubahan yang disengaja dan terorganisir untuk membuat proses lebih efisien, sejalan dengan sistem TI. BPR sering kali menghasilkan peningkatan efisiensi dalam dua bentuk: perubahan proses dasar dan peningkatan efisiensi melalui sistem TI. Integrasi TI dan BPR saling meningkatkan, karena kemampuan TI seharusnya mendukung proses bisnis, dan proses seharusnya dirancang untuk memanfaatkan kemampuan TI.

1.5 Konsep Dasar Komputer dan IT

Sistem informasi akuntansi sebagian besar mengandalkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer untuk melacak proses bisnis dan mencatat data akuntansi. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang terminologi dan konsep dasar komputer. Beberapa konsep dasar dijelaskan dalam bab ini.

a. Struktur Data Komputer Dasar

Data akuntansi disimpan dalam file komputer, dan seorang akuntan sebaiknya memahami beberapa struktur data dasar dalam sistem TI. Struktur data dalam sistem TI diorganisir sebagai berikut:

Bit: Unit informasi terkecil dalam sistem komputer, bernilai nol atau satu.

Byte: Unit penyimpanan yang mewakili satu karakter, terdiri dari delapan bit.

Field: Bagian dalam suatu rekaman yang mewakili elemen tertentu, seperti nama.

Record: Kumpulan field terkait untuk entitas yang sama, seperti rekaman gaji seorang karyawan.

File: Kumpulan rekaman terkait, misalnya, file gaji yang berisi semua rekaman karyawan.

(5)

4

Database: Kumpulan data yang disimpan dalam komputer untuk diakses, diambil, dan dimanipulasi.

b. Akses dan Mode Pemrosesan File

File dalam sistem komputer dapat diorganisir sebagai sequential access (akses berurutan) atau random access (akses acak). Akses berurutan membaca dan menulis file satu per satu, sedangkan akses acak tidak mengikuti urutan tertentu. Pemrosesan transaksi dapat dilakukan dalam mode batch processing (pengolahan kelompok) atau online processing (pengolahan daring). Batch processing cocok untuk transaksi serupa dalam volume besar, sedangkan online processing lebih cocok untuk transaksi individual.

c. Data Warehouse dan Data Mining

Data warehouse adalah kumpulan data perusahaan yang terintegrasi, mencakup beberapa tahun data yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dan perencanaan manajemen. Data dalam data warehouse digunakan untuk data mining, yaitu mencari pola yang dapat diprediksi untuk mendukung pengambilan keputusan di masa depan.

d. Data Terstruktur, Tidak Terstruktur, dan Big Data

Data terstruktur dapat dengan mudah diatur dalam baris dan kolom, sementara data tidak terstruktur tidak memiliki struktur yang tetap. Big Data adalah informasi berkapasitas tinggi dan kecepatan tinggi yang mungkin terlalu besar dan kompleks untuk dianalisis dengan alat database tradisional.

e. Jaringan dan Internet

Jaringan komputer menghubungkan dua atau lebih komputer untuk berbagi informasi atau sumber daya. Internet adalah jaringan global yang melayani sebagai tulang punggung World Wide Web. Intranet adalah jaringan pribadi perusahaan, sementara extranet memberikan akses terbatas kepada pihak luar. Cloud computing melibatkan penggunaan layanan bersama dan penyimpanan data di server lokasi terpencil. Semua elemen ini penting untuk infrastruktur yang memungkinkan organisasi menggunakan sistem TI secara efektif. Jaringan memungkinkan TI untuk memfasilitasi proses bisnis.

1.6 Contoh Pemberdayaan IT

Komputer dan teknologi informasi memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis dengan penerapan TI. Contoh sistem yang diterapkan perusahaan dalam proses bisnis yang menggunakan TI adalah :

(6)

5 a. E-Bisnis

E-bisnis menggunakan sarana elektronik untuk meningkatkan proses bisnis, termasuk e-commerce, transaksi antar bisnis, dan integrasi TI dalam organisasi.

Contohnya seperti di Amazon.com atau Patagonia.com. E-bisnis juga mencakup pertukaran informasi, pencatatan proses internal, dan layanan kepada pelanggan dan vendor.

b. Pertukaran Data Elektronik

Pertukaran Data Elektronik (EDI) adalah transfer dokumen bisnis antar perusahaan secara komputer ke komputer dengan format bisnis standar. Melibatkan perusahaan yang berinteraksi secara elektronik, EDI memungkinkan transmisi pesanan pembelian, faktur, dan pembayaran secara elektronik antara mitra perdagangan.

c. Sistem Point of Sale

Sistem titik penjualan (Point of Sale atau POS) adalah sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang mencatat transaksi penjualan ritel menggunakan kode batang.

Biasanya terintegrasi dengan kasir, sistem POS memindai kode batang produk saat pembayaran, menentukan harga, mencatat pendapatan penjualan, dan memperbarui inventaris secara real-time. Data yang ditangkap oleh POS memungkinkan toko untuk memberikan ringkasan harian penjualan kepada manajemen, mempercepat proses penjualan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

d. Pencocokan Otomatis

Pencocokan otomatis adalah sistem di mana perangkat lunak mencocokkan faktur dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan secara otomatis. Sistem ini memeriksa detail faktur dengan file pesanan pembelian dan penerimaan online untuk memastikan kesesuaian barang, kuantitas, dan harga. Pembayaran faktur tidak disetujui kecuali semua elemen sesuai. Contoh dunia nyata, seperti yang terjadi pada Ford Motor Company, menunjukkan efisiensi sistem pencocokan otomatis dalam mengurangi waktu dan biaya pemrosesan pembayaran vendor.

e. Penyelesaian Tanda Terima yang Dievaluasi

Evaluated Receipt Settlement (ERS) adalah sistem pembayaran tanpa faktur yang menggunakan komputer untuk mencocokkan pesanan pembelian dengan barang yang diterima. Jika sesuai, pembayaran langsung dibuat tanpa perlu faktur, menghemat waktu dan biaya.

f. E-Hutang dan Faktur Elektronik Presentasi dan Pembayaran

(7)

6

E-payables dan Electronic Invoice Presentment and Payment (EIPP) adalah istilah yang mencakup penerimaan dan pembayaran faktur vendor secara digital melalui web. Dengan EIPP, vendor dapat menyajikan faktur secara elektronik kepada mitra dagangnya melalui Internet, mengurangi biaya terkait kertas, cetak, dan pengiriman tradisional.

g. Enterprise Resource Planning Systems

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem perangkat lunak yang mengelola seluruh aspek perusahaan dengan berbagai modul seperti keuangan, penjualan, pembelian, inventaris, manufaktur, dan sumber daya manusia. Dengan antarmuka pengguna yang konsisten, ERP memungkinkan fleksibilitas dan integrasi data di dalam satu sistem. Sebelum ERP, modul-modul ini sering terpisah, menyulitkan integrasi dan akses data. ERP diharapkan menjadi solusi dengan mengintegrasikan semua aspek bisnis dalam satu sistem.

1.7 Struktur Pengendalian Internal Organisasi

Organisasi menghadapi risiko operasional dan manajemen jangka panjang, termasuk risiko di luar kendali seperti gempa bumi. Manajemen, meskipun tidak dapat mengurangi semua risiko, dapat mengambil langkah-langkah seperti merancang bangunan tahan gempa. Akuntan membantu mengurangi risiko keuangan dengan merancang kontrol untuk mencegah pencurian aset, kesalahan data, dan kegiatan penipuan. Meskipun manajemen bertanggung jawab atas lingkungan kontrol, akuntan aktif berkontribusi dalam penciptaan, implementasi, dan pemantauan kontrol. Manajemen harus memastikan keberadaan kontrol seperti manajemen risiko perusahaan, kode etika, struktur kontrol internal akuntansi COSO, struktur kontrol sistem TI, serta struktur tata kelola perusahaan dan TI.

a. Manajemen Risiko Perusahaan

Pada tahun 2004, COSO merilis laporan manajemen risiko perusahaan yang bertujuan membantu manajer mengelola risiko dalam organisasi. Manajemen Risiko Perusahaan (ERM) adalah proses yang melibatkan dewan direksi dan manajemen, digunakan dalam penetapan strategi dan di seluruh perusahaan. ERM memerlukan kebijakan dan prosedur untuk lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi peristiwa, penilaian risiko, tanggapan risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan risiko. Pendekatan ini berkelanjutan, melibatkan seluruh organisasi, dan memastikan bahwa risiko dikelola sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan perusahaan.

b. Kode Etik

(8)

7

Penerapan kode etika perusahaan dapat mengurangi penipuan jika ditekankan oleh manajemen puncak dan diberi sanksi kepada pelanggar. Manajer yang menunjukkan perilaku etis bisa menjadi teladan bagi karyawan, mendorong budaya organisasi yang lebih etis.

c. Struktur Pengendalian Internal Akuntansi COSO

COSO, selain panduan ERM, juga dikenal dengan "Internal Controls Integrated Framework." Ini adalah standar yang diterima dalam akuntansi dan bisnis, menguraikan lima komponen terkait kontrol internal: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Dalam mencapai ERM, organisasi harus mengintegrasikan kelima komponen kontrol internal ini dalam manajemen risiko perusahaan.

d. Kontrol TI

Ancaman terhadap operasi komputer dapat merugikan organisasi melalui gangguan operasional dan risiko ketidakakuratan informasi akuntansi. Pemrosesan data akuntansi oleh komputer membawa risiko kesalahan input, pemrosesan yang tidak sempurna, penipuan komputer, dan pelanggaran keamanan. Oleh karena itu, kontrol TI, termasuk penggunaan kata sandi (kontrol umum) dan pengaturan input, pemrosesan, dan output (kontrol aplikasi), diperlukan untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut.

Tujuannya adalah memastikan akurasi, kelengkapan, dan keamanan informasi akuntansi dalam sistem TI.

e. Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola perusahaan yang baik melibatkan berbagai aspek bisnis dan memiliki beberapa definisi, termasuk dari perspektif ekonom, pemodal, dan akuntan. Secara umum, ini merupakan sistem pemeriksaan dan keseimbangan kompleks yang menuntut tanggung jawab pemimpin perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham, menciptakan kepercayaan dalam pelaporan keuangan, dan memastikan pengendalian internal yang kuat. Undang-Undang Sarbanes–Oxley tahun 2002 menjadi tonggak penting yang menekankan tanggung jawab manajemen dalam menjaga integritas dan etika perusahaan melalui pengendalian internal yang ketat.

f. Tata Kelola TI

Tata kelola TI melibatkan manajemen, pengendalian, dan pemanfaatan sistem TI untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini melibatkan kepemimpinan, struktur organisasi, dan proses yang memastikan kesejajaran antara TI, sumber daya, informasi,

(9)

8

dan strategi perusahaan. Dalam hal ini, dewan direksi dan manajer eksekutif bertanggung jawab memastikan sistem TI mendukung strategi dan tujuan organisasi dengan menyelaraskan, menurunkan, dan menyediakan struktur yang mendukung implementasi.

1.8 Pentingnya Informasi Akuntansi Sistem untuk Akuntan a. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Dalam setiap organisasi, akuntan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi untuk menjalankan fungsi akuntansi, menghasilkan laporan, dan memberikan informasi kepada manajemen serta pengguna eksternal. Sistem Informasi Akuntansi berperan sebagai mekanisme yang memungkinkan staf akuntan menjalankan tugas-tugas tersebut.

b. Tim Desain atau Implementasi

Akuntan seringkali menjadi bagian dari tim multidisiplin yang terlibat dalam merancang dan mengimplementasikan perubahan pada Sistem Informasi Akuntansi suatu organisasi. Mereka berperan penting dalam keputusan terkait evaluasi perangkat lunak, desain sistem, dan implementasi perubahan pada Sistem Informasi Akuntansi.

c. Auditor Sistem Informasi Akuntansi

Auditor, dalam menjalankan layanan jaminan seperti audit keuangan, harus mengumpulkan bukti dan membuat penilaian terkait kelengkapan serta akurasi informasi akuntansi. Pemahaman yang baik tentang sistem informasi akuntansi menjadi kunci bagi auditor untuk membuat keputusan yang tepat. Tanpa pemahaman tersebut, auditor tidak dapat menilai kehandalan data akuntansi, termasuk cara data dimasukkan, diproses, dan dilaporkan dalam sistem informasi akuntansi.

1.9 Hubungan Etika dengan Akuntansi Sistem Informasi

Perilaku tidak etis atau penipuan terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi dapat mencakup praktik penyalahgunaan untuk menyembunyikan tindakan tidak etis atau menjadi alat untuk melaksanakan dan menutupi perilaku semacam itu. Contoh tindakan tersebut melibatkan pelaporan keuangan palsu, pemanjangan pendapatan, penipuan pengeluaran, manipulasi jam kerja untuk tujuan penggajian, penipuan komputer, hacking, dan pencurian data rahasia. Meskipun beberapa tindakan bisa ilegal, yang lain mungkin hanya tidak etis. Akuntan perlu memahami potensi perilaku tidak etis karena mereka berperan dalam pengembangan dan implementasi struktur pengendalian internal untuk mengurangi risiko. Memahami perbedaan antara tindakan yang etis dan tidak etis membantu mereka menolak tekanan atau godaan untuk berpartisipasi dalam perilaku tidak etis. Akuntan juga harus menyadari bahwa mereka bisa tergoda untuk terlibat dalam

(10)

9

perilaku tidak etis, dan pemahaman tindakan mana yang dianggap tidak etis membantu mereka menolak godaan tersebut.

Keterkaitan Proses Bisnis & SIA

2.1. Keterkaitan Proses Bisnis dan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem yang menangkap, mencatat, memproses, dan melaporkan informasi akuntansi hasil dari transaksi keuangan dalam atau antara organisasi dan pelanggan. Setiap organisasi memiliki berbagai proses bisnis yang dijalankan untuk mencapai tujuannya dan melayani pelanggan. Contoh pelayanan makanan di restoran merupakan suatu proses bisnis. Proses bisnis memiliki langkah-langkah sistematis yang diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan. Data keuangan yang dihasilkan dalam proses bisnis harus ditangkap dan dicatat oleh Sistem Informasi Akuntansi. Meskipun banyak proses bisnis berbeda antar organisasi, kategori umum proses bisnis mencakup penerimaan, pengeluaran, konversi, dan administratif. Sistem Informasi Akuntansi harus mampu mempertahankan informasi rinci dan ringkasan untuk mencatat semua data keuangan yang relevan. Dalam konteks akuntansi manual tradisional, data transaksi rinci dicatat dari dokumen sumber ke jurnal, buku besar pembantu, dan akhirnya ke buku besar utama.

2.2. Jenis-Jenis Sistem Informasi Akuntansi Ada tiga jenis utama sistem informasi akuntansi:

a. Sistem Manual

Sistem manual akuntansi melibatkan karyawan dalam melakukan semua proses akuntansi secara manual, termasuk pencatatan transaksi, pembuatan jurnal, pembukuan, dan penyusunan laporan keuangan. Sistem manual rentan terhadap kesalahan manusia, lambat, dan memakan waktu serta tenaga. Ketergantungan pada proses manual membuat sistem ini kurang efisien dan rentan terhadap kehilangan data.

Hingga kini beberapa organisasi kecil masih menggunakan sistem manual karena keterbatasan sumber daya atau preferensi tertentu.

b. Sistem Lama atau Warisan (Legacy Systems)

Sistem lama atau sistem warisan adalah sistem informasi dengan teknologi lama yang sudah ada dan beroperasi dalam suatu organisasi. Meskipun mungkin sudah ketinggalan zaman, banyak organisasi mempertahankannya karena investasi yang telah

(11)

10

dilakukan, enggan beralih karena biaya dan waktu migrasi yang tinggi. Penggantian sistem lama mahal, memakan waktu, dan berisiko tinggi. Meski memiliki kelebihan seperti penyesuaian untuk kebutuhan spesifik dan dukungan terhadap proses bisnis unik, sistem lama juga memiliki kelemahan seperti keterbatasan teknologi, biaya pemeliharaan yang tinggi, dan kurangnya fleksibilitas dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi.

c. Sistem Modern dan Terintegrasi

Sistem modern dan terintegrasi dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menggunakan teknologi informasi terbaru untuk solusi akuntansi yang efisien, terhubung, dan andal.

Mereka memanfaatkan database mutakhir, cloud computing, dan antarmuka web pengguna. Sistem ini memberikan keandalan dan keamanan tinggi dengan penyimpanan data aman, backup berkala, dan pengaturan akses yang tepat. Umumnya, sistem ini berjalan dalam arsitektur seperti client-server atau cloud computing, memungkinkan organisasi mengadopsi teknologi terbaru dan memperoleh efisiensi serta fleksibilitas yang diberikan oleh arsitektur tersebut.

2.3. Client-Server Computing

Client-server computing adalah model di mana tugas dan tanggung jawab pemrosesan dibagi antara perangkat klien dan sistem server. Perangkat klien meminta layanan atau sumber daya dari server, yang kemudian memenuhi permintaan ini dan memberikan data atau fungsionalitas yang diperlukan kembali ke klien. Dalam komputasi klien-server, server menangani tugas yang membutuhkan daya pemrosesan besar, sedangkan klien lebih efisien dalam memanipulasi data subset dan menyajikan informasi kepada pengguna. Model ini telah menjadi lazim dalam sistem IT selama bertahun-tahun dengan kemajuan baru-baru ini ke model berbasis web dan cloud computing.

2.4. Cloud Computing

Cloud computing adalah paradigma dalam teknologi informasi di mana sumber daya komputasi seperti server dan perangkat lunak disediakan melalui internet dengan berbayar.

Model layanan dalam cloud computing meliputi Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS). Keunggulan cloud computing meliputi skalabilitas, efisiensi biaya, fleksibilitas dan aksesibilitas, pembaruan dan pemeliharaan otomatis, serta pemulihan bencana dan keamanan data. Namun, ada juga tantangan dan risiko cloud computing seperti keamanan data, masalah kepatuhan dan hukum, serta waktu henti dan ketersediaan. Cloud computing telah mengubah cara organisasi mengelola infrastruktur IT mereka, memberikan kelincahan, penghematan

(12)

11

biaya, dan skalabilitas yang lebih besar. Ini menjadi pilihan yang populer untuk bisnis yang ingin memanfaatkan teknologi canggih tanpa beban pemeliharaan sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang kompleks.

2.5. Segmen Pasar Perangkat Lunak Akuntansi

Segmen pasar perangkat lunak akuntansi dibagi berdasarkan ukuran dan kebutuhan perusahaan seperti gambar berikut:

Perusahaan kecil dengan pendapatan kurang dari $250.000 dan perusahaan menengah dengan pendapatan $250.000 hingga $100 juta, biasanya memilih solusi perangkat lunak sederhana yang fokus pada kebutuhan dasar akuntansi.

Perusahaan ERP Pemula, dengan pendapatan

$100 juta hingga $500 juta, memilih solusi yang lebih canggih dan terintegrasi karena kebutuhan mereka yang lebih kompleks. Perusahaan besar atau High End seperti Fortune 500, cenderung memilih sistem ERP yang menyeluruh untuk mengelola semua aspek operasional.

Solusi untuk segmen menengah dan besar mengintegrasikan proses bisnis di seluruh organisasi untuk meningkatkan visibilitas dan pengambilan keputusan. Program-program dalam segmen ini didasarkan pada teknologi modern seperti e-commerce dan basis data relasional fleksibel. Dengan memahami segmen pasar ini, perusahaan dapat memilih solusi yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas operasional mereka.

2.6. Metode Input yang Digunakan dalam Proses Akuntansi

Metode input yang digunakan dalam proses bisnis untuk mencatat data akuntansi mencakup metode seperti dokumen sumber dan penguncian, pengkodean batang, sistem point of sale (POS), pertukaran data elektronik (EDI), dan e-bisnis dan e-commerce.

Metode dokumen sumber dan penguncian melibatkan pencatatan data pada dokumen sumber yang telah dicetak sebelumnya dan diberi nomor urut. Metode pengkodean batang menggunakan kode batang untuk mengidentifikasi produk dan memudahkan identifikasi otomatis. Sistem POS digunakan untuk mencatat data akuntansi pada saat penjualan dengan fitur untuk memproses transaksi penjualan, mengelola inventaris, dan menghasilkan laporan. Metode EDI memungkinkan pertukaran data secara elektronik dengan mitra dagang, menghilangkan kebutuhan untuk memasukkan data secara manual. Sedangkan e- bisnis dan e-commerce melibatkan pertukaran data elektronik antara mitra dagang,

(13)

12

mengurangi ketergantungan pada input data manual. Semua metode ini memanfaatkan teknologi informasi untuk mengurangi waktu, biaya, dan kesalahan yang terkait dengan input data manual.

2.7. Memproses Data Akuntansi 1. Batch Processing

Batch processing adalah proses di mana semua transaksi serupa dikelompokkan bersama selama periode waktu tertentu, dan kemudian kelompok transaksi ini diproses bersama sebagai satu batch. Batch processing cocok untuk aplikasi dengan volume transaksi serupa yang besar yang dapat diproses pada interval reguler. Banyak sistem warisan menggunakan batch processing untuk menangani volume besar transaksi rutin.

Meskipun ada keuntungan dalam batch processing, seperti efisiensi dan pemeliharaan audit trail, ada juga beberapa kelemahan, seperti waktu pemrosesan yang lebih lama dan kesulitan dalam integrasi lintas proses bisnis. Meskipun demikian, beberapa proses bisnis mungkin tetap lebih cocok untuk batch processing, terutama yang bersifat periodik seperti pengolahan gaji.

2. Pemrosesan Secara Online dan Real-Time

Sistem modern terpadu sering menggunakan pemrosesan online dan real-time.

Pemrosesan online memungkinkan transaksi diproses secara individual tanpa pengelompokan dalam batch, sedangkan pemrosesan real-time memproses transaksi secara langsung sehingga output tersedia secara instan. Pemrosesan online cocok untuk aplikasi dengan volume data besar tetapi hanya memerlukan beberapa data untuk setiap transaksi. Keuntungan pemrosesan real-time termasuk pemeriksaan kesalahan input secara langsung dan informasi yang diperoleh tanpa penundaan waktu seperti pada sistem batch. Meskipun lebih mahal dan kompleks, sistem real-time semakin umum digunakan seiring dengan peningkatan daya komputasi dan penurunan harga perangkat keras komputer.

2.8. Keluaran dari SIA yang Terkait dengan Proses Bisnis

Sistem informasi akuntansi menghasilkan berbagai jenis output, termasuk dokumen kemitraan perdagangan, dokumen internal, dan laporan internal dan eksternal. Dokumen kemitraan perdagangan termasuk cek, faktur, dan laporan. Dokumen internal meliputi catatan kredit, laporan penerimaan, dan jadwal produksi. Laporan internal memberikan umpan balik kepada manajer untuk membantu pengelolaan proses bisnis. Laporan eksternal umumnya berupa laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

2.9. Mendokumentasikan Proses dan Sistem

(14)

13

Profesional sistem dan akuntan harus memahami dokumentasi dan diagram yang menggambarkan sistem akuntansi. Dokumentasi ini memungkinkan akuntan untuk menganalisis dan memahami prosedur dan proses bisnis serta sistem yang menangkap dan merekam data akuntansi. Beberapa jenis representasi visual populer dari proses dan sistem yang digunakan dalam bisnis hari ini termasuk peta proses, flowchart sistem, flowchart dokumen, diagram aliran data, dan diagram hubungan entitas (ER).

1. Peta Proses: Representasi visual dari proses bisnis yang menunjukkan alur dan urutan peristiwa dalam bentuk diagram, termasuk simbol-simbol yang menggambarkan tahapan awal, langkah-langkah di dalam proses, dan tahapan akhir proses.

2. Flowchart Sistem: Merepresentasikan sistem secara keseluruhan, termasuk input, proses manual dan komputerisasi, serta output. Meskipun tidak menunjukkan detail setiap proses, flowchart sistem menampilkan urutan proses secara keseluruhan dan media yang digunakan untuk pemrosesan dan penyimpanan.

3. Flowchart Dokumen: Menunjukkan aliran dokumen dan informasi antara departemen atau unit dalam sebuah organisasi. Dokumen flowchart melacak setiap dokumen dalam proses dari awal hingga tujuan akhir, serta semua hal yang terjadi selama aliran dokumen itu melalui sistem.

4. Diagram Aliran Data (DFD): Digunakan oleh profesional sistem untuk menunjukkan desain logis suatu sistem. DFD menggunakan empat simbol dan mudah dibaca serta dipahami.

5. Diagram Hubungan Entitas (ER): Representasi visual struktur logis dari database, mengidentifikasi entitas, atribut entitas, dan hubungan antar entitas. Diagram ER membantu pemahaman sistem basis data yang kompleks dan hubungan antar data.

2.10. Pertimbangan Etika yang Menjadi Dasar SIA

Sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi menantang akuntan dalam mendeteksi perilaku tidak etis, yang sering kali menggunakan sistem tersebut untuk melakukan kecurangan atau menyembunyikan tindakan tidak etis. Sulitnya mendeteksi kecurangan dalam lingkungan terkomputerisasi tergantung pada keterbatasan personel TI dan keahlian dalam mengelola sistem yang kompleks. Akuntan harus memahami risiko ini untuk mengontrolnya dengan lebih baik. Pemantauan sistem menjadi kunci dalam memilih fitur dan opsi untuk sistem akuntansi.

(15)

14

DAFTAR RUJUKAN

Turner , L., Weickgenannt, A., & Kay Copeland, M. (2017). Accounting Information Systems (Controls And Processes). Wiley.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja unit bisnis dan kepuasan kerja. Penelitian ini menggunakan

pada penggunakan informasi sistem akuntansi manajemen, kinerja unit bisnis. dan kepuasan

Hasil evaluasi pembelajaran materi Siklus Produksi dalam mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang ditempuh oleh mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas

Hasil penelitian ini adalah Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai yang dapat memproses setiap Data yang dibutuhkan dalam Transaksi Penjualan Tunai, dan

Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen berpengaruh langsung terhadap kinerja proses bisnis internal dan secara tidak langsung melalui efektivitas pelaksanaan

dalam menerapkan sistem informasi akuntansi untuk menunjang proses bisnis. yang lebih baik

Hasil yang diperoleh dari penulisan ini meliputi proses bisnis dan hasil desain antarmuka pengguna pada sistem informasi, hasil seleksi spesifikasi dan prioritas perancangan yang

Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995) pengertian sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen