Sama halnya dengan Kuswana (2013:85) yang menyatakan kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman sehingga mampu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Senada dengan pendapat Hana (2013) kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi fisik, mental, dan pengalaman serta adanya kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan.
Prinsip-Prinsip Kesiapan Kerja
Pertama, faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi kematangan fisik dan mental, tekanan, kreatifitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan, dan motivasi. Kedua, faktor ekstren yakni faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja, dan pengalaman kerja.
Aspek-Aspek Kesiapan Kerja
Aspek yang berkaitan dengan bagaimana setiap tenaga kerja melaksanakan pekerjaannya secara tepat guna, artinya dia bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam bidang garapan yang sesuai pula. Selain itu, mereka juga harus mau mempelajari hal baru yang dituntut perusahaan berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan.
Indikator Kesiapan Kerja
Intinya, adalah setiap orang harus memahami hakikat pengetahuan yang telah dipelajarinya atau pengalamannya sebagai bekal dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengetahuan yang mana dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa selama menjalani pendidikan di SMK tentu akan menjadikan siswa lebih siap dalam menghadapi persiangan di dunia kerja.
Kesiapan Kerja Siswa SMK
Praktik Kerja Industri
Pengertian Praktik Kerja Industri
Menurut Gunawan (2017:30) praktik kerja industri ditujukan kepada peserta didik atau siswa agar lebih dekat dengan dunia kerja yang nyata. Sebagaimana Wena (dalam Zulaehah mengatakan bahwa praktik kerja industri merupakan sarana pengenalan lingkungan kerja dan memberikan pengalaman di dunia kerja bagi siswa SMK yang memang sudah dipersiapkan menjadi para pekerja yang handal dan siap bersaing di dunia kerja setelah lulus dari SMK. Menurut Ariyanti praktik kerja industri (prakerin) adalah salah satu program yang dilakukan oleh SMK untuk memberikan pengalaman kepada siswa mengenai dunia kerja.
Praktik kerja industri merupakan suatu langkah nyata hubungan kerjasama dengan dunia kerja untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan. Menurut Wibowo praktik kerja industri (prakerin) merupakan wujud nyata dari pendidikan sistem ganda (PSG) untuk meningkatkan kesiapan kerja pada siswa SMK, yaitu dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dilaksanakan melalui kemitraan antara sekolah dan dunia kerja. Melalui kegiatan praktik kerja industri juga siswa akan memiliki gambaran tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
Hal ini penting bagi siswa SMK agar hasil belajar di sekolah bisa lebih bermakna ketika mampu diaplikasikan di dunia kerja yang sesungguhnya.
Unsur-Unsur Praktik Kerja Industry
Jadi dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda yang wajib diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Adanya praktik kerja industri akan membuat peserta didik mengenal lingkungan barunya, yaitu lingkungan kerja (sifatnya eksternal) yang pada umumnya adalah cuaca, karakteristik rekan kerja. Praktik kerja industri akan menumbuhkan sikap kerja pada peserta didik, karena dalam suatu DU/DI pasti akan memiliki peraturan kerja yang harus ditaati, sehingga akan muncul sikap kerja agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Karakteristik Praktik Kerja Industri
Untuk menguji keberhasilan siswa apakah sesuai dengan standar profesi maka setelah pelaksanaan praktik kerja industri perlu diadakan pengujian dan bagi siswa yang telah lulus akan diberikan sertifikat. Peraturan ini dapat berupa peraturan atau keputusan menteri atau peraturan lain yang mengatur pelaksanaan praktik kerja industri. Dalam melaksanakan praktik kerja industri (prakerin) diharapkan dapat memberikan nilai tambah yaitu bagi sekolah, peserta didik dan bagi dunia usaha atau dunia industri.
Tujuan Praktik Kerja Industri
Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan. Membimbing siswa untuk memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi berbagai hal atau informasi sesuai dengan spesialisasinya. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap produktifitas dan daya kreasi siswa sebagai bahan persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia kerja.
Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja;. Pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di sekolah sama dengan tuntutan kompetensi yang harus dimiliki di dunia kerja. Menciptakan lulusan sebagai angkatan kerja yang memiliki kemampuan professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang dibutuhkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa praktik kerja industri bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang professional dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaaan.
Manfaat Praktik Kerja Industri
Kebutuhan tenaga kerja/peserta praktik kerja turut berpengaruh terhadap tenaga kerja yang ada berupa pengetahuan dan keterampilan serta motovasi untuk belajar terus. Hasil penilaian praktik kerja industri dan laporan serta hasil penilaian praktik pada gilirannya dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan modifikasi, perbaikan dan peningkatan efesiensi pelatihan untuk masa selanjutnya. Praktik kerja industri mempunyai manfaat penting bagi siswa, seperti keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman langsung dari dunia usaha atau dunia industri (DU/DI).
Dengan begitu siswa SMK yang telah mengikuti kegiatan praktik kerja industri akan lebih mengetahui secara dini bahwa kegiatan praktik yang diikutinya akan menjadi bekal baginya secara berkelanjutan. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, dan pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat praktik kerja industri. Dari beberapa uraian teori di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa manfaat dari praktik kerja industri tidak hanya dirasakan oleh siswa tetapi juga dapat dirasakan oleh sekolah dan pihak industri.
Dimana untuk siswa praktik kerja industry membuat siswa lebih mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang akan sangat berguna nantinya ketika sudah lulus sekolah.
Indikator Praktik Kerja Industri
Menjelaskan kesesuaian hubungan pekerjaan yang dilakukan di dunia kerja dengan materi yang diterima di sekolah. Menjadi familiar dan tidak asing dalam menggunakan berbagai macam alat kerja yang dipakai selama melakukan praktik kerja. Mengembangkan tangggung jawab sosial dan sikap-sikap yang berhubungan dengan civiv competence dan vocational productivity.
Menghargai setiap pekerjaan yang dilakukan dan menghormati para pekerja lain di lapangan kerja merupakan etika seorang pekerja yang baik. Sedangkan menurut Dikmenjur (dalam Nurcahoyono terdapat tujuh indikator praktik kerja industri yaitu disiplin kerja, kerjasama, inisiaitif dan kreatifitas, tanggung jawab, sikap dan prestasi kerja masing-masing indikator praktik kerja industri mempunyai peranan yang penting bagi siswa. Dengan menguasai ketujuh indikator tersebut maka siswa akan lebih mempunyai kesiapan kerja yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang hanya menguasai beberapa indikator saja.
Prosedur Pelaksanaan dan Evaluasi Praktik Kerja Industry
Panitia (sekolah) mencari tempat praktik kerja industri dengan membawa surat permohonan perizinan praktik kerja industri. Instansi tempat praktik kerja industri memberikan surat jawaban secara tertulis yang menyatakan bahwa peserta didik yang bersangkutan diterima. Peserta didik dapat langsung melaksanakan praktik kerja industri sesuai dengan jadwal yang telah disepakati setelah jurnal praktik kerja industri ditandatangani oleh kepala sekolah.
Setelah selesai praktik kerja industri, peserta didik wajib menyusun laporan praktik kerja industri selambat-lambatnya 90 hari. Peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang. Evaluasi atau penilaian praktik kerja industri dilakukan pada akhir praktik kerja, siswa memperoleh hasil yang terbentuk nilai prestasi.
Aspek yang dinilai dari kegiatan praktik kerja industri dibedakan menjadi 2, yaitu dilihat dari aspek teknis dan aspek non teknis.
Hasil Belajar Mata Diklat Produktif .1 Pengertian Hasil Belajar
Pengertian Mata Diklat Produktif
Implikasi dari struktur kurikulum itu adalah mata diklat di SMK dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok normative, adaptif, dan produktif. Kelompok mata diklat ini yaitu matematika, Bahasa Inggris, dasar computer, kewirausahaan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata diklat produktif merupakan mata diklat yang membedakan antara program keahlian yang satu dengan program keahlian yang lainnnya.
Menurut Lestari dan Siswanto mata diklat produktif merupakan serangkaian mata diklat yang harus dilalui siswa untuk memberntuk komptensi yang harus dimilikinya, dan disesuaikan dengan program studi yang diminati. Mata diklat dalam kategori produktif terdiri atas dua bagian yaitu dasar kompetensi kejuruan dan kompetensi kejuruan yang dibutuhkan dunia kerja sesuai dengan program keahlian. Berdasarkan penjelasan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok mata diklat program berbeda dengan kelompok mata diklat lainnya.
Dimana mata diklat produktif mempunyai peranan penting dalam membangun kesiapan kerja siswa SMK karena dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk bekerja di dunia kerja nyata.
Macam-Macam Hasil Belajar
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Penelitian Yang Relevan
Secara parsial praktik kerja industri berpengaruh (4,88%), penguasaan mata diklat produktif akuntansi berpengaruh (8,70%) terhadap kesiapan kerja siswa. Penelitian yang di lakukan Triwahyuni (2016) dengan judul “Pengaruh Prakerin, Prestasi Akademik Mata Diklat Produktif Akuntansi, dan Pemanfaatan Bank Mini Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi”. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh praktik kerja industri (prakerin), prestasi akademik mata diklat produktif akuntansi, dan pemanfaatan bank mini terhadap kesiapan kerja siswa SMK Yos Sudarso Rembang sebesar 72,5%.
Penelitian yang di lakukan oleh Triani (2016) dengan judul “Pengaruh Praktik Kerja Industri, Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Akuntansi”. Sedangkan secara parsial Praktik Kerja Industri berpengaruh (9,18%), Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi tidak berpengaruh, dan Motivasi Memasuki Kerja berpengaruh (12,89%) terhadap Kesiapan Kerja. Penelitian yang di lakukan oleh Rusliyanto (2019) dengan judul “Pengaruh Praktik Kerja Industri, Bursa Kerja Khusus, Kompetensi Produktif Akuntansi, dan Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa”.
Secara parsial praktik kerja industri berpengaruh terhadap kesiapan kerja sebesar 8,01% dan kompetensi produktif akuntansi berpengaruh terhadap kesiapan kerja sebesar 10,31%.
Kerangka Berpikir
Kemudian kesiapan kerja siswa SMK juga didasarkan pada penguasaan terhadap materi pendidikan dan pelatihan kejuruan sesuai dengan bidang kejuruan masing-masing. Sebagaimana hasil belajar mata dikat produktif ini merupakan pengusaan mata diklat produktif yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata dari komponen mata diklat produktif yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar mata diklat produktif yang didapatkan siswa selama sekolah akan menjadi bekal pengetahuan atas penguasaan komponen-komponen yang ada di dalam mata pelajaran produktif tersebut ketika bekerja nantinya.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Triwahyuni (2016) dengan hasil bahwa prestasi akademik mata diklat akuntasi berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa sebesar 15,3%.
Hipotesis Penelitian