9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Sekolah Menengah Kejuruan
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang setingkat dengan sekolah menengah atas (SMA). Sekolah menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sifat profesional. Wina Sanjaya (2008: 159) mengungkapkan bahwa pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan ketrampilan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah menengah kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan ketrampilan siswa, serta mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki dunia kerja.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (UU SISDIKNAS pasal 15 nomor 20 tahun 2003). Tujuan dari SMK dibedakan menjadi 2, yaitu tujuan umum dan khusus:
a. Tujuan Umum
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.
10
2) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
3) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami, dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indnesia.
4) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya dengan efektif dan efisien.
b. Tujuan Khusus
1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha daan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
11 2. Program Keahlian Teknik Mesin
Sekolah Menengah Kejuruan memiliki berbagai macam program keahlian atau jurusan, salah satunya adalah program keahlian Teknik Mesin. Teknik Mesin merupakan ilmu yang mempelajari energi dan sumber energinya. Hal hal yang dipelajari dalam teknik mesin banyak berurusan dengan penggerak-penggerak awal, seperti turbin uap, motor bakar, dam mesin mesin perkakas. Tujuan Program keahlian Teknik Mesin secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Secara khusus tujuan program keahlian teknik mesin adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten.
Tabel 1. Spektrum Keahlian SMK/ MAK
No. Bidang
Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian
Nomor Kode
Program Pendidikan 3
Tahun 4 Tahun 1. Teknologi dan
Rekayasa
1.4 Teknik Mesin 1.4.1 Teknik
Pemesinan 013 √
1.4.2 Teknik
Pengelasan 014 √
1.4.3 Teknik Pengecoran Logam
015 √
1.4.4 Teknik Mekanik Industri
016 √
1.4.5 Teknik Perancangan dan Gambar Mesin
017 √
1.4.6 Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur
018 √
12
(Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
06/D.D5/KK/2018)
Pelaksanaan program keahlian teknik mesin di Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan terdapat beberapa Konsentrasi atau Bidang Keahlian yaitu Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Pengecoran Logam, Teknik Mekanik Industri, Teknik Perancangan dan Gambar Mesin, dan Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur.
Pembeda dari keenam bidang keahlian di atas terdapat pada susunan kurikulum, kompetensi inti, dan kompetensi dasar yang terdapat pada setiap mata pelajaran produktif yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan. Setiap bidang keahlian tersebut juga memerlukan fasilitas yang mencukupi untuk melaksanakan setiap kompetensi yang telah ditentukan. Standar kompetensi pendidikan diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam menafsirkan dan mengimplementasikann kurikulum (Mulyasa, 2002:24). Pada penelitian ini berfokus pada Bidang Keahlian Teknik Pemesinan, dikarenakan kebanyakan Sekolah Menengah Kejuruan di Daerah Instimewa Yogyakarta memiliki bidang keahlian teknik pemesinan.
3. Relevansi
Relevansi menurut pendapat beberapa ahli memiliki artian yang berbeda.
Relevansi menurut KBBI, Relevan berarti bersangkut paut, berguna secara langsung, maksudnya adalah adalah ada kaitan atau hubungan. Menurut Oxford Advanced Dictionary of Current English, kata relevansi atau relevan memiliki arti (closely) connected with what is happening, yakni kedekatan hubungan dengan
13
apa yang terjadi. Pendidikan dikatakan relevan apabila hasil yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang (Abdullah, 2014:143). Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpukan bahwa relevansi merupakan kaitan atau hubungan sebuah topik dengan dokumen atau informasi yang tersedia.
Pelaksanaan pendidikan relevan menjadi salah satu kriteria terpenting dalam pengajaran. Sesuai dengan salah satu tujuan diselenggarakan pendidikan kejuruan berdasarkan keputusan Mendikbud No.1490/U/1990, yaitu menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dengan mengembangkan sikap profesional.
Relevansi dalam sebuah program pendidikan dengan kehidupan nyata merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi semua jenjang pendidikan, baik dari SD hingga SMA/SMK. Bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) hal ini menjadi sangat penting, mengingat SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menyiapkan tenaga kerja profesional. Setelah siswa menyelesaikan pendidikan di SMK siswa dianggap sebagai tenaga kerja profesional dibidangnya, sehingga dapat langsung bekerja. Dalam konteks penelitian ini, relevansi antara kurikulum CAD SMK keahlian teknik pemesinan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri yang akan menunjukan kesesuaian antara kurikulum CAD SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Seberapa besar tingkat relevansi dapat dilihat dari kemampuan lulusan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada waktu di SMK ke tingkat yang lebih tinggi.
14 4. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-undang No.20 Tahun 2003). Menurut pendapat ahli Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution, 2012: 5). Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk memperoleh ijazah (Arifin, 2011:3). Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu rangkaian program pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Penyusunan kurikulum SMK yang tepat diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kesiapan untuk mengahadapi persaingan kerja yang semakin kompetitif dengan memiliki kualifikasi keterampilan kerja tertentu dan dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
Kurikulum SMK Tahun 2013 adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum SMK Tahun 2006. Berdasarkan pada pertimbangan yang terjadi dilapangan yang menunjukan bahwa lulusan SMK belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Berjalan dengan itu, Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMK sejak tahun ajaran 2014/2015 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
15
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, inovatif, kreatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud No. 70 Tahun 2013). Pengembangan kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik (Mulyasa, 2014:65).
Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2014:7).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Kurukulum 2013 merupakan pengembangan kurikulum yang berfokus pada kompetensi dan karakter siswa untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap, dan minat siswa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif , dan inovatif melalui pengalaman belajarnya yang telah dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
5. Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013). Pendapat lain mengatakan kompetensi adalah jalinan terpadu yang unik antar pengetahuan,
16
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola berpikir dan pola tindakan. Kompetensi adalah perbuatan, perilaku atau perfomansi yang menunjukan kecakapan, kebiasaan (ableness), melakukan tugas atau peranan secara standar seperti yang dituntut oleh okupasi, pekerjaan, atau profesi (Nana Syaodih & Erliana Syaodih, 2012: 39).
Teknik pemesinan adalah suatu jurusan yang mempelajari cara memproduksi barang-barang teknik dengan menggunakan berbagai macam mesin.
Teknik pemesinan merupakan suatu jurusan yang mendorong siswa untuk memiliki keahlian dalam mengoperasikan, menyeting, serta menentukan ukuran mesin-mesin produksi.
Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan dalam Kurikulum 2013 terdapat pada kelompok C (Peminatan). Mata pelajaran kelompok C (Muatan Peminatan Kejuruan) memuat berbagai Kompetensi Keahlian Teknik pemesinan. Mata pelajaran kejuruan pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan dalam Program Keahlian Teknik Mesin seperti berikut:
C1. Dasar Bidang Keahlian
a. Simulasi dan Komunikasi Digital b. Fisika
c. Kimia
C2. Dasar Program Keahlian a. Gambar Teknik Mesin
b. Pekerjaan Dasar Teknik Mesin c. Dasar Perancangan Teknik Mesin
17 C3. Kompetensi Keahlian
a. Gambar Teknik Manufaktur b. Teknik Pemesinan Bubut c. Teknik Pemesinan Frais d. Teknik Pemesinan Gerinda
e. Teknik Pemesinan NC/CNC dan CAM f. Produk Kreatif Dan Kewirausahaan
Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum kompetensi keahlian teknik pemesinan adalah Standar Kompetensi Kerja Nasinal Indonesia (SKKNI) Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL Bidang Industri Logam Mesin.
6. CAD Teknik Pemesinan dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 SMK dirumuskan juga tentang struktur kurikulum SMK.
Struktur kurikulum SMK merupakan pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Permendikbud No.70 Tahun 2013). Struktur kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan di jelaskan mata pelajaran dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap meliputi:
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok Adaptif terdiri atas: mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif
18
terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.
Berdasarkan kelompok mata pelajaran dalam Kurikulum 2013, CAD SMK terdapat pada mata pelajaran produktif kelompok C3 (Kompetensi Keahlian) Teknik Pemesinan yaitu pada mata pelajaran Gambar Teknik Manufaktur dan Teknik Pemesinan NC/CNC dan CAM. Mata pelajaran selanjutnya dijabarkan dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran.
Kemudian diolah kembali oleh Guru di SMK untuk disampaikan atau diajarkan kepada siswa.
7. Dunia Usaha dan Dunia Industri
Dunia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian sebagai bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya, alam kehidupan, semua manusia yang ada di muka bumi, lingkungan atau lapangan kehidupan, segala yang bersifat kebendaan dan peringkat antar bangsa. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, dunia merupakan nama umum yang dipakai untuk menyebut keseluruhan peradaban manusia, pengalaman manusia, sejarah, atau kondisi manusia secara umum di seluruh Bumi, atau mengenai segala sesuatu yang terdapat di atasnya.
Dunia usaha merupakan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili Indonesia (UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Dunia usaha adalah tempat yang merupakan poros dari bergeraknya segala sesuatu yang inovatif, dengan teknik yang berbeda, untuk menghasilkan kesejahteraan orang
19
banyak yang dipimpin oleh seorang yang kreatif, inovatif, mampu memimpin dan bertanggungjawab atas segala tindakan dan keputusannya yang disebut dengan entrepreneur (Rindiantika, 2017:39).
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Undang- undang No. 5 Tahun 1984). Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia industri diartikan sebagai bidang yang menggunakan ketrampilan, ketekunan kerja, dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusi sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan ekonomi yang berhubungan dengan bumi, sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Berdasarkan pengertian industri di atas, dunia industri merupakan lingkungan atau lapangan kegiatan manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi bagi kebutuhan masyarakat untuk penggunaannya dengan berbekal pengetahuan, keterampilan, dan ketekunan kerja menggunakan sarana dan peralatan seperti mesin.
8. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia selanjutnya disebut SKKNI merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
20
keterampilan, dan/keahlian, serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan secara nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 113 Tahun 2016). Berdasarkan pengertian SKKNI maka penggunaan SKKNI adalah sebagai berikut:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja a. Membantu dalam rekrutmen.
b. Membantu penilaian untuk kerja.
c. Membantu dan menyusun uraian jabatan.
d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam Penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi.
9. Computer Aided Design (CAD)/ Computer Aided Manufacturing (CAM) CAD as a discipline that provides the required knowhow in computer hardware and software, in systems analysis and in engineering methodology for specifying, designing, implementing, introducing, and using computer-based
21
systems for design purposes. Terjemahan dari kutipan di atas, CAD merupakan disiplin yang menyediakan pengetahuan yang diperlukan dalam perangkat keras dan perangkat lunak komputer, dalam analisis sitem dan dalam rekayasa metodologi untuk menentukan, merancang, mengimplementasikan, memperkenalkan, dan menggunakan sistem berbasis komputer untuk tujuan desain. “CAD stands for Computer-Aided Design, we can think of a number of ways in which computers could aid designers. These are, performing design calculations, producing and managing parts lists, Storing and retrieving design information, Producing drawings, Producing programs for numerically controlled (NC) machine tools (Jones, 1992:13). Dapat diartikan CAD adalah singkatan dari Computer-Aided Design, merupakan program komputer yang dapat membantu desainer untuk melakukan perhitungan desain, memproduksi dan mengelola daftar komponen, menyimpan dan mengambil informasi desain, memproduksi gambar, memproduksi program untuk peralatan mesin yang dikontrol secara numerik (NC). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa CAD/CAM merupakan program program perangkat lunak komputer yang digunakan untuk membantu proses mendesain atau merancang suat produk dan cara pengerjaannya.
Program Aplikasi CAD/CAM banyak digunakan di dunia usaha/ industri maupun pendidikan pada kompetensi mendesain atau merancang. Berikut ini adalah beberapa program yang banyak digunakan di dunia usaha/industri maupun pendidikan:
22 a. SolidWorks
Gambar 1. Icon SolidWorks dan Tampilan SolidWoks b. Autodesk Inventor
Gambar 2. Icon Autodesk Inventor dan Tampilan Autodesk Inventor c. Autodesk AutoCAD
Gambar 3. Icon Autodesk AutoCAD dan Tampilan Autodesk AutoCAD
23 d. MasterCAM 9
Gambar 4. Icon MasterCAM 9 dan Tampilan MasterCAM 9 e. Master CAM X
Gambar 5. Icon MasterCAM X dan Tampilan MasterCAM X B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini tidak dari penelitian dan pengkajian yang mendukung mengenai relevansi mata pelajaran produktif dengan kebutuhan industri yang sebelumnya pernah dilakukan oleh:
1. Dwi Jatmoko (2013) dalam penelitian yang dilakukan tentang relevansi kurikulum SMK kompetensi teknik kendaraan ringan terhadap kebutuhan dunia industri di kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan deskriptif dengan menggunakan teknik analisis data statistik analisis deskriptif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dikembangkan di SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dan relevansinya
24
dengan kebutuhan industri servis mobil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik analisis deskriptif. Hasil penelitian (1) relevansi kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan kebutuhan industri servis mobil di kabupaten Sleman intuk bidang engine sebesar 100%, chasis 100%, dan kelistrikan 91,67%; (2) kompetensi yang dibutuhkan industri servis mobil yang tidak disediakan dalam kurikulum untuk bidang engine sebesar 15%, chasis 4%, dan kelistrikan 0%; (3) kompetensi yang tidak dibutuhkan industri servis mobil namun dilaksanakan dalam kurikulum untuk bidang engine dan chasis 0%, dan kelistrikan 0,08%; (4) kmpetensi yang dibutuhkan industri servis mobil dan ada dalam kurikulum tapi tidak dilaksanakan di SMK untuk bidang engine sebesar 22,88%, chasis 14,60%, dan kelistrikan 12,02%.
Kesimpulan secara umum adalah bahwa kurikulum dalam kategori relevan, namun ada beberapa kompetensi yang tidak terlaksana.
2. Arfan Hendri Purwono (2011) yang berjudul “Relevansi Silabus Mata Pelajaran Prduktif Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Diponegoro Depok Sleman dengan Kompetensi yang Dibutuhkan di Bengkel Sepeda Motor”. Hasil Penenlitian menunjukkan bahwa: rerata relevansi termasuk kategori relevan yaitu sebesar 81,73%. Sebanyak 26 respnden atau 83,37% menyatakan relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan dibengkel sepeda motor. Secara keseluruhan sebagian besar mata pelajaran produktif Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor yang diajarkan di SMK Diponegoro Depok Sleman dibutuhkan oleh
25
bengkel sepeda motor. Dari 27 kompetensi yang diajarkan, sebanyak 21 kompetensi termasuk kategori relevan dan terdapat 6 kompetensi yang termasuk cukup relevan. Kompetensi yang termasuk kategori cukup relevan adalah Memahami Proses-proses Dasar Pembentukan Logam (64,78%), Mengintepretasikan Gambar Teknik (74,19%), Melakukan Perbaikan Sistem Hidrolik (64,52%), Memperbaiki Sistem Gas Buang (64,52%), Menginterpretasikan Gambar Teknik Melalui Komputer (60,48%), dan Melaksanakan Pekerjaan Pengecatan (59,68%).
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan Kejuruan (Vocatioanal Educatian) merupakan sistem pendidikan yang menuntut peserta didiknya untuk menguasai kompetensi tertentu yang terdapat dalam kurikulum SMK. Sejak awal didesain atau dikondisikan untuk siap kerja meskipun ada beberapa diantaranya yang melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang hanya dibekali dengan konsep atau teori-teori untuk mempersiapkan diri memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Bedasarkan teori di atas maka perlu dikembangkan suatu proses pembelajarran yang berorientasi pada tuntutan dunia kerja dengan meningkatkan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum SMK yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di industri. Oleh karena itu dilaksanakan penelitian guna menggali informasi mengenai standar kompetensi CAD yang diterapkan industri saat ini, sehingga informasi yang didapatkan dapat diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya
26
bidang desain. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan skill dan pengetahuan siswa lulusan sekolah menengah kejuruan sehingga mereka lebih memiliki daya saing yang tinggi di dunia usaha dan dunia industri.
Melihat ada atau tidaknya relevansi antara kurikulum CAD yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil silabus kurikulum pada mata pelajaran produktif di SMK sebagai bahan penelitian mengenai relevansi kompetensi mata pelajaran produktif yang ada dalam silabus tersebut dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri manufaktur. Apabila mata pelajaran produktif tersebut sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri, maka mata pelajaran yang ada dalam silabus kurikulum masih relevan dengan kebutuhan kompetensi yang ada di industri saat ini dan dapat digunakan untuk proses pembelajaran di SMK. Untuk memperjelas uraian di atas dirumuskan dalam gambar sebagai berikut.
Gambar 6. Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian
Menurut kajian teori yang telah disampaikan di atas, untuk mengetahui relevansi kurikulum CAD SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri
27
di Daerah Istimewa Yogyakarta didapatkan beberapa pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi dalam kurikulum CAD SMK bidang keahlian teknik pemesinan yang diajarkan di SMK relevan dengan kebutuhan Dunia Usaha/
Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta?
2. Seberapa besar tingkat relevansi kurikulum CAD SMK bidang keahlian teknik pemesianan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha/
Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta?
a. Berapa persen kompetensi CAD dalam silabus kurikulum 2013 yang diajarkan di SMK yang masuk dalam kategori relevan, cukup relevan, kurang relevan, dan tidak relevan?
3. Apakah kompetensi CAD yang dibutuhkan industri di Daerah Istimewa Yogyakarta telah tercermin dalam Silabus kurikulum 2013 teknik pemesinan SMK?
a. Adakah kompetensi CAD dalam silabus kurikulum 2013 SMK yang tidak dibutuhkan oleh industri di Daerah Istimewa Yogyakarta?