• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah-masalah karier yang dialami oleh para siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Santo Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier secara klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Masalah-masalah karier yang dialami oleh para siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Santo Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier secara klasikal - USD Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :

Maria Fransiska Dian Kartika Sari 061114006

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :

Maria Fransiska Dian Kartika Sari 061114006

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

(Pengkotbah 3: 11a)

2. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18)

3. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi

4:13)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Ayah tercinta (alm) FX. Soekarsono

Ibu dan Adikku tercinta

(6)

v

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Maret 2011 Penulis

(7)

vi

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Fransiska Dian Kartika Sari Nomor Mahasiswa : 061114006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MASALAH-MASALAH KARIER YANG DIALAMI OLEH PARA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SANTO MIKAEL SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER SECARA KLASIKAL

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Maret 2011 Yang menyatakan

(8)

vii

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER SECARA KLASIKAL

Maria Fransiska Dian Kartika Sari Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier secara klasikal.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 161 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner masalah-masalah karier yang terdiri dari 80 item pernyataan yang mencakup empat bidang masalah karier yaitu: (1) pemahaman diri (2) nilai-nilai (3) pemahaman lingkungan (4) perencanaan masa depan yang disusun oleh peneliti berdasarkan Buku Paket Bimbingan Karier (Depdikbud, 1984). Teknik analisis data yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1). Tipe ini digunakan sebagai acuan dalam menentukan intensitas masalah karier yang dialami oleh siswa.

(9)

viii

Maria Fransiska Dian Kartika Sari Universitas Sanata Dharma

2011

This research is aimed to recognize the career problems faced by eleventh graders of Saint Michael Vocational High School academic year 2010/2011 and their implications for topics proposal of classical career guidance.

This research is a descriptive research using the survey method. The subject was 161 eleventh graders of Saint Michael Vocational High School academic year 2010/2011.The instrument used was the questionnaire of career problems. This questionnaire consisted of 80 items including 4 career problems (1) self understanding, (2) values, (3) environment understanding, (4) future plans. The researcher arranged this questionnaire based on Paket Bimbingan Karier (Depdikbud, 1984). Data analysis technique used was Standart Reference Assessment. This type is used as a base to determine the intensity of career problems faced by students.

(10)

ix

dengan berkat dan kasih-Nya yang melimpah, penulis senantiasa diberi kekuatan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai

pihak yang senantiasa membimbing, mendampingi dan memotivasi penulis. Untuk itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santo Yosef yang selalu menyertai, memberikan ide, dan semangat bagi penulis.

2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membimbing

penulis selama menjalani masa studi.

3. Bapak Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A., selaku pembimbing skripsi yang dengan penuh

kesabaran senantiasa membimbing, memotivasi dan mendampingi penulis selama

penulisan skripsi.

4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, dan semua dosen

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang dengan kesabaran dan ketulusannya

telah membimbing dan mendidik serta membagikan ilmu kepada penulis.

5. Romo T. Agus Sriyono, SJ, M. Hum, M.A. selaku kepala sekolah SMK St.

(11)

x

7. Para Siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta yang rela memberikan waktunya

selama proses uji coba dan pengisian kuesioner.

8. Bapak FX. Soekarsono (alm), yang selalu mendoakan penulis.

9. Ibu FX. Soekarsono dan Andreas Aditya Sigit Pamungkas, orang tua dan adik

tersayang yang tidak pernah lelah untuk mendukung dan mendoakan penulis

sampai saat ini.

10. Om Cep dan Bulek Yati beserta seluruh keluarga besar dari penulis yang sudah

berkenan membantu penulis dengan berbagai cara.

11. Sr. Benedicte C.B. selaku pimpinan Asrama Mahasiswi ”Syantikara” yang

senantiasa membimbing, mendampingi dan membantu penulis selama menjalani

studi di Yogyakarta.

12. Keluarga besar Asrama Mahasiswi ”Syantikara”, yang memberi penulis

kesempatan untuk menikmati kehidupan bersama.

13. Mas Mbong dan keluarga besar PSM ”Cantus Firmus”, atas segala nasihat,

motivasi dan alunan melodi indah yang penulis dapatkan selama penulis

bergabung di PSM.

14. Romo Prof. Dr. Frans Susilo SJ., atas kesempatan bekerja di Perpustakaan

(12)

xi

16. Keluarga besar ”Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma”, dan

”Additional Player Mitra” (Dedek, Arcil, Mas Thomas, Mas Gombloh, Edo), atas

semua kerjasama, kebersamaan, cerita, suka duka, persahabatan dan kekeluargaan

yang penulis alami (kalian semua luar biasa!!).

17. Hanna Dyah Merina, S.Pd., Tiur Nova Ambarita, S.E., Sri Donni A. S.Pd., Yosep

Adhi Prasetya S.E., Agata I. C., Dewi R. S. atas dukungan, semangat, dan

motivasi yang sudah diberikan kepada penulis.

18. Semua teman-teman prodi BK angkatan 2006, serta semua Adik dan Kakak kelas

prodi BK atas pertemanan, kebersamaan dan dukungan yang penulis rasakan

selama menjalani masa kuliah.

19. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa

penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 16 Maret 2011

Penulis,

(13)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………...……...………… 1

B. Rumusan Masalah ………...…...…… 6

C. Tujuan Penelitian ………...…...………….. 6

(14)

xiii

1. Tujuan Pendidikan ….………...……… 9

2. Kegiatan Belajar Mengajar di SMK ……….……. 10

3. Kendala yang Dimiliki oleh SMK ……..…………..……….. 12

B. Perkembangan Karier Siswa SMK ………... 14

1. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karier .... 14

2. Sikap Terhadap Pekerjaan di Masa Remaja …………... 21

C. Masalah Karier Siswa SMK ... 22

D. Bimbingan Karier di SMK ... ... 29

1. Bimbingan Karier ... 29

2. Topik-Topik Bimbingan Karier Secara Klasikal ... 31

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………...…...…... 33

B. Populasi Penelitian ………...…...…. 33

C. Instrumen Penelitian ………...…...…... 34

D. Validitas ... .... 38

E. Reliabilitas ... ... 42

F. Prosedur Penelitian …………... 44

1. Tahap Persiapan ... 44

(15)

xiv

SMK St. Mikael Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 49

B. Pembahasan ... 55

BAB V : USULAN TOPIK BIMBINGAN KARIER SECARA KLASIKAL UNTUK SISWA KELAS XI SMK SANTO MIKAEL SURAKARTA ... 60

BAB VI: PENUTUP ... .... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... ... 65

C. Keterbatasan Penelitian ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(16)

xv

Halaman

Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta

Tahun Ajaran 2010/2011 ……….. 34 Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner Masalah-Masalah Karier

(yang Diujicoba) ……… 37 Tabel 3 : Rincian Item yang Gugur Setelah Ujicoba ……… 41 Tabel 4 : Kisi-Kisi Kuesioner Final ……… 42 Tabel 5 : Kriteria Guilford ... 43 Tabel 6 : Jadwal Pengisian Kuesioner

dan Jumlah Responden ……… 46 Tabel 7 : Penggolongan Masalah Karier Berdasarkan

PAP Tipe 1 ……….. 47

Tabel 8 : Masalah-Masalah Karier yang Dialami Oleh Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta

Tahun Ajaran 2010/2011 ……….. 50 Tabel 9 : Masalah Karier yang Dianggap Cukup

(17)

xvi

Tahun Ajaran 2010/2011 ……… 51 Tabel 11: Masalah Karier yang Dianggap Sangat Tidak Bermasalah

Oleh Siswa Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta

Tahun Ajaran 2010/2011 ……… 52 Tabel 12: Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier Secara Klasikal

(18)

xvii

(ujicoba) ……… 70

Lampiran 2 : Tabulasi Skor Data Ujicoba ……… 76 Lampiran 3 : Reliabilitas Ujicoba……….. 82 Lampiran 4 : Kuesioner Masalah-Masalah

Karier (final) 85

(19)

1

 

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap remaja memiliki tugas perkembangan dalam hidupnya. Salah satu tugas perkembangan yang perlu dilakukan oleh remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk lapangan pekerjaan (Havigrust dalam Santrock, 2002 ). Remaja perlu memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya dan mempersiapkan diri dengan memiliki pengetahuan dan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memasuki pekerjaan (Yusuf, 2009). Persiapan dalam bidang pengetahuan dan penguasaan keterampilan tentu dirasakan dan dilaksanakan oleh para siswa di sekolah menengah kejuruan. Para siswa tentu berharap, mereka akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan sesudah mereka lulus.

(20)

 

 

mereka belajar untuk semakin memahami dirinya dan memupuk rasa percaya diri (Santrock, 2002).

Hurlock (2004) beranggapan bahwa pada rentang usia 15-18 remaja mengalami masa yang sering disebut dengan “masa bermasalah”. Mereka sering bermasalah dengan orang lain dan juga dengan diri mereka sendiri. Salah satu masalah yang dialami adalah masalah dalam pemilihan karier. Masalah karier dirasakan oleh para siswa di Sekolah Menengah Kejuruan karena saat menempuh pendidikan di SMK mereka diharapkan untuk segera memilih dan menetapkan karier yang akan mereka jalani. Di usia yang relatif masih muda mereka diminta untuk mengambil keputusan yang nantinya akan berpengaruh bagi masa depan mereka yaitu apakah mereka akan bekerja ataukah melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

(21)

 

 

Pada saat siswa menjalani pendidikan di SMK muncul berbagai pertanyaan mengenai karier, seperti: Bagaimana saya mendapat pekerjaan yang sesuai? Bagaimana saya menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang akan saya jalani? Bagaimana saya menyiapkan diri saya untuk masa depan saya? Pertanyaan-pertanyaan demikian menunjukkan adanya masalah karier pada diri siswa (Depdikbud, 1984).

Para siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta merupakan sekelompok remaja yang rentan terhadap permasalahan dalam hal merencanakan dan memilih karier karena selama mereka menjalani pendidikan di SMK mereka memiliki kewajiban untuk menentukan pilihan bekerja ataukah melanjutkan pendidikan. Apabila mereka memilih untuk bekerja mereka diharuskan untuk memiliki keterampilan dan keahlian dalam bidang tertentu. Keharusan untuk memiliki keterampilan dan keahlian dalam bidang tertentu akan berpengaruh saat mereka akan menentukan pilihan karier dan menjalani karier tersebut. Semakin mereka menguasai keterampilan yang relevan, semakin mereka siap dan yakin dalam menentukan pilihan kariernya. Tetapi bila mereka merasa tidak siap dan tidak yakin dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki, akan semakin sulitlah mereka dalam menentukan pilihan kariernya.

(22)

 

 

mungkin muncul antara lain karena siswa belum memahami potensinya dengan tepat. Terungkap juga bahwa mereka mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan karier. Dan ada yang menyatakan bahwa mereka kurang mendapat informasi mengenai gambaran pekerjaan yang akan mereka lakukan, gambaran upah yang akan mereka dapatkan dan gambaran lingkungan pekerjaan yang ingin mereka jalani.

(23)

 

 

Menurut Donald (dalam Sukardi, 1987:18) istilah karier menunjuk pada proses yang dilalui orang sepanjang hidupnya, yang berhubungan dengan jenis atau bidang pekerjaan tertentu. Agar proses memilih dan menentukan lapangan pekerjaan dapat dilalui dengan baik, diperlukan persiapan yang matang dan terencana sehingga siswa dapat memilih karier yang benar-benar cocok dan sesuai dengan kondisi dirinya. Selama menjalani masa persiapan perencanaan karier para siswa perlu dibantu oleh pihak-pihak lain seperti guru kelas, guru pembimbing dan juga orang tua untuk mengarahkan siswa pada pilihan karier yang tepat. Dengan adanya persiapan yang matang diperkecil kemungkinan munculnya masalah karier.

(24)

 

 

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Masalah-masalah karier manakah yang dialami oleh siswa kelas XI SMK

St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

2. Topik bimbingan karier secara klasikal manakah yang sesuai untuk siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011

2. Menyusun topik bimbingan secara klasikal yang relevan untuk siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti

(25)

 

 

sekolah yang bersangkutan. Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang karier.

2. Guru BK

Guru BK dapat merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan yang cocok dan sesuai dengan masalah karier siswa, sehingga siswa benar-benar merasa terbantu dalam penyelesaian masalah karier mereka.

3. Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran dapat mengetahui keadaan siswa, sehingga dapat turut membantu dan mendampingi siswa melalui pembelajaran di kelas.

E. Batasan Istilah

1. Masalah

Masalah adalah suatu keadaan negatif yang dialami seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

2. Karier

Karier adalah suatu proses yang dilalui orang sepanjang hidupnya, yang berhubungan dengan persiapan dan penyesuaian yang relevan untuk jenis pekerjaan atau bidang pekerjaan yang ingin dimasuki.

3. Masalah karier

(26)

 

 

yang mencakup pemahaman diri, nilai-nilai hidup, pemahaman lingkungan, dan perencanaan masa depan seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

4. Bimbingan karier

Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri, dalam memilih lapangan pekerjaan atau profesi tertentu, dalam menghadapi dunia pekerjaan dan dalam membekali diri supaya siap memangku jabatan yang dicita-citakan.

5. Bimbingan karier secara klasikal

Bimbingan karier secara klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik dalam satu kelas untuk mempersiapkan diri dalam memilih lapangan pekerjaan atau profesi tertentu, dalam menghadapi dunia pekerjaan dan dalam membekali diri supaya siap memangku jabatan yang dicita-citakan.

6. Siswa kelas XI SMK St Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011

Siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah siswa kelas XI yang bersekolah di SMK ST Mikael Surakarta pada tahun ajaran 2010/2011. Para siswa tersebut berusia antara 15-18 tahun.

 

 

(27)

9

 

Bab ini berisi penjelasan tentang karakteristik SMK, perkembangan karier

siswa SMK, masalah karier siswa SMK, bimbingan karier di SMK.

A. Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan

1. Tujuan Pendidikan

Pendidikan kejuruan disebut juga sebagai “jembatan antara

manusia dan pekerjaan” (Manrihu, 1988). Sebutan tersebut layak diberikan

kepada SMK karena SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya

dapat mengembangkan kinerjanya apabila terjun dalam dunia kerja.

Nolker (1983:80) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan SMK adalah

membimbing siswa agar menjadi orang yang mampu berpikir mandiri

serta mampu mengambil keputusan, serta dapat menjadi pribadi yang

berbudi dan berperasaan, memiliki harga diri, dan mencintai profesi.

Sedangkan Wenrich dan Wenrich (1974:63) menyebutkan bahwa tujuan

pendidikan kejuruan antara lain menghasilkan tenaga kerja yang

diperlukan oleh masyarakat, meningkatkan pilihan pekerjaan yang dapat

diperoleh oleh setiap peserta didik, memberikan motivasi kerja kepada

(28)

Dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 disebutkan bahwa

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik dapat bekerja dalam bidang tertentu (Majalah Pendidikan “DIDIK”,

2010:6). Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut dapat disimpulkan

bahwa di samping mengemban tugas pendidikan secara umum, pendidikan

kejuruan mengemban misi khusus, yaitu memberikan bekal pengetahuan

dan keterampilan kepada peserta didik untuk memasuki lapangan kerja

dan sekaligus menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

2. Kegiatan Belajar Mengajar di SMK

Kegiatan belajar mengajar di SMK pada umumnya lebih berfokus

pada penguasaan kemampuan siswa dalam melakukan suatu jenis

pekerjaan tertentu. Penguasaan kemampuan tersebut diberikan baik itu

dalam bentuk teori maupun praktek. Sebagian besar waktu belajar siswa di

SMK menuntut mereka untuk berada di laboratorium (praktek) untuk

memperoleh pengalaman kejuruan yang menuntut banyaknya tenaga dan

pikiran yang dikeluarkan (Hamalik, 1990).

Proses belajar yang diselenggarakan di SMK mewajibkan siswa

untuk melakukan kerja praktek di bawah pengawasan pengajar yang

terdidik (Nolker, 1983:111). SMK St. Mikael Surakarta menggunakan

Kurikulum Nasional 2004 (KBK) dan KTSP (kurikulum sekolah).

Kurikulum sekolah (KTSP) untuk mata pelajaran normatif dan adaptif

(29)

sedangkan untuk mata pelajaran produktif menggunakan SKKNI (Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) sesuai dengan program studinya.

Penyusunan kurikulum disusun oleh tim khusus pengembang

kurikulum dan guru mata pelajaran serta melibatkan pihak industri

pasangan. Penyusunan kurikulum ini dilakukan terutama untuk mata

pelajaran produktif. Evaluasi kurikulum dilakukan oleh guru mata

pelajaran. Aspek-aspek yang dinilai meliputi pencapaian standar

kompetensi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta

alokasi waktunya. Evaluasi ini dilakukan tiap tahun dan hasil evaluasi

digunakan untuk perbaikan kurikulum berikutnya. Dengan demikian

kurikulum yang digunakan akan selalu mengikuti perkembangan jaman

dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.  

Dalam Buku Pedoman Siswa SMK St. Mikael Surakarta (2010)

dijelaskan bahwa SMK St. Mikael Surakarta menggunakan dua cara

pembelajaran yaitu pembelajaran teori dan pembelajaran praktik.

Pembelajaran teori dilakukan secara klasikal di dalam kelas dengan

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa. Di

SMK St. Mikael Surakarta pembelajaran mata pelajaran praktek

menggunakan pendekatan production based education training (PBET).

Pembelajaran ini dilakukan di unit produksi. Sistem ini memadukan

praktik dan produksi sehingga dapat memberikan pengalaman produksi

dan aplikasi serta nilai-nilai kerja bagi peserta didik. Sistem ini didukung

(30)

block system) dengan dua shift praktik melalui pengaturan siklus antara

praktek dan teori sehingga pengaturannya menjadi 1 minggu praktik dan 1

minggu teori.

3. Kendala yang Dimiliki oleh SMK

SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya

dapat mempraktikan kemampuannya apabila terjun dalam dunia kerja.

Menjadi lembaga pendidikan yang dapat menciptakan lulusan yang

benar-benar memiliki keahlian bukanlah hal mudah. Pada bagian ini akan

dijelaskan tiga kendala yang dialami oleh sekolah berkaitan dengan proses

pembelajaran dan penyaluran para siswa yang sudah lulus.

Salah satu kendala yang dimiliki oleh SMK adalah kurangnya

tenaga pelaksana terutama para guru yang memiliki kompetensi yang

sesuai dengan jenis keahlian. Sedikitnya tenaga guru yang memiliki

kompetensi di bidang keahlian tertentu dapat berpengaruh pada

menurunnya kualitas lulusan dari sekolah yang bersangkutan. Penurunan

kualitas ini disebabkan karena kurangnya tenaga pendidik yang

benar-benar memiliki kompetensi di bidangnya.

Kendala yang lainnya adalah banyaknya guru yang mengajar di

lebih dari satu sekolah. Kondisi ini membuat guru yang bersangkutan

menjadi kurang dapat memperhatikan dan memahami murid-muridnya

(31)

para murid karena dengan cara itulah guru bisa lebih mengenal dan

memahami apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari siswa sendiri.

Bila guru mengajar di banyak sekolah, tentu saja akan lebih banyak lagi

murid yang harus diperhatikan.

Pemerintah telah berupaya untuk mengajak orang tua untuk

mendaftarkan anak-anaknya ke SMK. Ajakan ini memang diterima oleh

masyarakat. Para orang tua memiliki keinginan untuk memasukan

anak-anaknya ke SMK yang sekarang bermunculan. Namun masih terdapat

keraguan di dalam diri banyak orang tua. Keraguan dari orang tua inilah

yang juga menjadikan kendala tersendiri bagi SMK untuk menjaring lebih

banyak lagi lulusan dari SMP untuk masuk ke SMK. Keraguan yang

dirasakan oleh orang tua bila memasukkan anaknya ke SMK tercermin

melalui munculnya pendapat bahwa bila menempuh pendidikan di SMK

anaknya tidak akan mendapat nilai yang maksimal dan tidak akan dapat

berprestasi secara optimal. Pendapat itu muncul karena menurut

pandangan para orang tua sekolah di SMA jauh lebih baik dari pada di

SMK. Selain itu para orang tua juga belum terlalu mengetahui lebih dalam

tentang SMK. Para orang tua beranggapan bahwa lulusan SMK hanya

mempersiapkan anak-anak mereka sebagai tenaga ahli madya yang dinilai

pengembangan kariernya kurang (Majalah Pendidikan”Didik”, 2010)

sehingga mereka lebih suka bila anak-anaknya melanjutkan pendidikan ke

(32)

Adanya kendala yang dialami oleh SMK membuat SMK harus

berjuang untuk tetap memberikan yang terbaik bagi para siswanya, baik

itu dari segi kualitas pendidik, proses pembelajaran, maupun fasilitas.

Dengan adanya peningkatan dari segi pendidik, proses pembelajaran dan

fasilitas akan semakin diperkecil kemungkinan munculnya kendala yang

dapat mengganggu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan

mengalami masalah karier selama di SMK. Diharapkan semakin kecil

kendala yang dialami oleh SMK, akan semakin matang pemilihan karier

yang dialami oleh para siswa.

B. Perkembangan Karier Siswa SMK

1. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karier

Perkembangan karier selalu dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Dalam buku Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah, Sukardi

(1987:44) mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang

berpengaruh terhadap perkembangan karier, yaitu faktor yang

bersumber pada diri individu dan faktor sosial.

Faktor-faktor yang bersumber pada diri individu antara lain

sebagai berikut:

a. Kemampuan intelegensi

Binet (dalam Winkel, 2004) intelegensi adalah

kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka

(33)

kritis dan obyektif. Kemampuan intelegensi yang dimiliki

oleh tiap individu biasanya berbeda. Secara luas diakui

bahwa terdapat perbedaan dalam kecepatan dan

kesempurnaan individu dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan yang dihadapi. Orang yang memiliki taraf

intelegensi yang lebih tinggi lebih cepat memecahkan

persoalan bila dibandingkan dengan orang yang memiliki

taraf intelegensi lebih rendah. Kemampuan intelegensi

memegang peranan penting, dan harus dipertimbangan

dalam memasuki suatu pekerjaan.

b. Bakat

Bakat merupakan suatu kondisi yang dimiliki

individu yang memungkinkan individu untuk berkembang

pada masa mendatang. Bakat merupakan suatu kemampuan

yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang

keterampilan atau kesenian (Winkel, 2004). Bakat-bakat

dapat diketahui melalui tes bakat yang biasanya diadakan

oleh pihak sekolah. Bakat-bakat yang perlu diukur antara

lain: penalaran verbal, kemampuan angka, penalaran

abstrak, tilikan ruang, penalaran mekanis, kecepatan dan

ketelitian klerikal, pemakaian bahasa, bakat skolastik. Bakat

seseorang perlu diketahui agar pihak sekolah dapat

(34)

Dengan memberikan bimbingan yang sesuai akan

dipermudahlah pihak sekolah dalam memprediksi dan

mengarahkan pilihan karier para murid. Program bimbingan

yang dilakukan di sekolah dapat membantu siswa untuk

mengetahui bakat-bakatnya.

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap

pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan

yang berkaitan dengan bidang itu. Minat sangat besar

pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu

pekerjaan. Memiliki minat saja tidak menjamin orang akan

berhasil baik dalam bidang jabatan yang dimasuki, karena

harus dilihat pula bekal kualifikasinya yang menyangkut

taraf intelegensi dan profil kemampuan khusus.

Orang yang berminat, tetapi tidak memenuhi

tuntutan kualifikasi dalam hal taraf intelegensi dan profil

kemampuan kemampuan khusus, kiranya tidak dapat

diharapkan akan berhasil baik. Sebaliknya, orang yang

memenuhi kualifikasi dalam hal tertentu, masih dapat

diharapkan cukup berhasil meskipun tidak begitu berminat.

Keadaan yang paling baik ialah bila orang berminat dan

(35)

Menurut pendapat Strong (Winkel, 2004: 650),

minat masih akan mengalami perubahan antara umur 15-20

tahun, dan akan menjadi lebih stabil antara umur 20-25

tahun. Minat tersebut tidak akan berubah banyak setelah

seseorang mencapai kedewasaan.

d. Sifat-sifat

Sifat merupakan ciri-ciri kepribadian yang

memberikan corak khas pada seseorang seperti riang

gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, dan lain-lain.

Biasanya, orang akan kurang cocok untuk memegang suatu

jabatan tertentu karena dalam dirinya terdapat sifat-sifat

yang kurang mendukung dirinya untuk bekerja di bidang

yang bersangkutan. Setiap orang memiliki kombinasi dari

sifat baik yang mendukung dalam bekerja dan sifat yang

kurang baik yang menghambat dalam bekerja. Selama masa

remaja semua sifat belumlah terbentuk secara paten. Sifat

dalam diri remaja yang kurang baik masih dapat

mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya umur

dan kedewasaan remaja itu sendiri (Winkel, 2004 :652).

e. Nilai-Nilai

Sukardi (1987:47) menjelaskan bahwa nilai adalah

sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi

(36)

sebagai patokan dalam melakukan tindakan. Nilai-nilai

yang diyakini oleh seseorang memegang peranan yang

penting dalam keseluruhan perilaku seseorang dan

mempengaruhi seluruh harapan atau aspirasinya, termasuk

bidang pekerjaan yang akan ditekuni. Nilai-nilai yang

dianut oleh individu berpengaruh terhadap prestasi dalam

pekerjaan. Individu yang memiliki nilai moral yang tinggi

akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula dalam

pekerjaannya.

f. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki

oleh sesorang antara lain tentang bidang-bidang pekerjaan

dan tentang diri sendiri. Pengetahuan yang berhubungan

dengan bidang pekerjaan misalnya: persyaratan dalam

melamar pekerjaan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban

selama bekerja, dan gambaran lingkungan pekerjaan yang

akan dihadapi. Pengetahuan tentang diri sendiri meliputi

antara lain: taraf intelegensi, kemampuan khusus, nilai-nilai

kehidupan, minat dan sifat kepribadian. Dengan

bertambahnya umur dan pengalaman hidup, orang akan

mengenal diri sendiri secara lebih akurat dan lebih

(37)

g. Keadaan Jasmani

Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki

oleh seseorang seperti tinggi badan, ketajaman penglihatan,

pendengaran, dan jenis kelamin. Hampir semua pekerjaan

yang ada membutuhkan kondisi fisik yang lengkap dan

dapat digunakan secara optimal.

Selain faktor yang terdapat dalam diri individu, terdapat

juga faktor sosial yang terdiri dari kelompok primer dan kelompok

sekunder. Kelompok primer diwarnai oleh bentuk-bentuk

hubungan yang bersifat pribadi, akrab, dan terjadi secara terus

menerus. Keluarga terutama orang tua merupakan lingkungan yang

memberikan pengalaman sosial yang pertama pada anak. Orang tua

ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir anak

remajanya, walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam

menjalankan karir sangat tergantung pada kecakapan dan

keprofesionalan siswa yang menjalaninya.

Kelompok sekunder didasarkan atas

kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai aktivitas, gerak-gerik

kelompok. Keberadaan dan aktivitas kelompok sekunder ini tidak

tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun

hubungan antar anggota tetap akrab. Kelompok ini memiliki

keinginan untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat secara

(38)

Teori Ginzberg (dalam Santoadi, 2008), titik pijak pilihan

karier adalah teori perkembangan. Kesimpulan teori Ginzberg

adalah pilihan karier merupakan suatu proses perkembangan yang

pada umumnya meliputi sekian tahun dalam kehidupan manusia

(6-10 tahun), dimulai ketika berusia 11 tahun dan berakhir pada usia

17 tahun atau ketika memasuki masa dewasa muda. Ginzberg

membedakan tiga periode atau tahap proses pemilihan:

a. Periode Fantasi (usia kanak-kanak, sebelum 11 tahun): Anak

melakukan aktivitas yang berorientasi murni pada

permainan-permainan. Menjelang akhir fase ini, permainan cenderung

berorientasi pada kerja.

b. Periode Tentatif (usia dewasa awal, 11-17 tahun): Proses

transisi ditandai dengan pengenalan pada tuntutan kerja secara

bertahap, pengenalan pada minat, kemampuan, imbalan yang

diperoleh dari pekerjaan, nilai-nilai, dan kesadaran akan

perspektif waktu (kesadaran akan masa depan).

c. Periode Realistik (usia dewasa tengah, 17 tahun-dewasa muda):

Integrasi berbagai kemampuan dan minat mengalami

perkembangan nilai-nilai lebih mendalam, kristalisasi pilihan

karier, spesifikasi pilihan karier.

Secara ringkas pandangan Ginzberg dirumuskan sebagai

(39)

a. Pilihan karier adalah proses perkembangan dimana pilihan

karier bukan merupakan pilihan sederhana tetapi serangkaian

keputusan yang dibuat melewati tahun-tahun sepanjang hidup.

Setiap tahap dalam proses memiliki kaitan yang sangat berarti

dengan tahap sebelumnya.

b. Proses perkembangan tidak dapat diputar ulang-mundur

kembali. Keputusan karier terikat dengan perkembangan

individu dan usia secara kronologis.

c. Proses pemilihan karier akan berakhir dengan penyesuaian

pada berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang

mempengaruhi karier.

2. Sikap Terhadap Pekerjaan di Masa Remaja

Sikap merupakan suatu kesiapan seseorang untuk bertindak

secara tertentu terhadap hal-hal tertentu (Sukardi,1987:46). Sikap

merupakan suatu kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki

individu dalam mereaksi terhadap diri sendiri, orang lain, atau situasi

tertentu. Sikap terhadap pekerjaan dapat diartikan sebagai

kecenderungan remaja dalam melihat arti dari sebuah pekerjaan. Sikap

ini tentu dirasakan oleh para siswa yang menempuh pendidikan di

SMK. Sejak mereka memutuskan untuk masuk ke SMK, mereka

sudah berfokus pada berbagai macam pilihan pekerjaan yang nantinya

(40)

Dalam keadaan yang normal, seseorang dapat memilih suatu

pekerjaan yang disenanginya. Dalam hal ini subjektivitas orang akan

nampak. Unsur subjektif remaja masih sangat menguasai sehingga

pilihannya bisa tidak terlalu realistis. Misalnya seseorang ingin

menjadi sopir bis atas dasar pengalamannya yang masih terbatas. Ia

merasa duduk di belakang stir kendaraan yang begitu besar adalah

suatu hal yang menarik. Pilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh

bukanlah suatu tindakan sesaat saja, melainkan merupakan hasil suatu

proses pemikiran dan pengalaman tertentu, walaupun hasilnya nanti

mungkin juga dapat bersifat sementara lagi.

C. Masalah Karier Siswa SMK

Hurlock (2004) beranggapan bahwa pada rentang usia 15-18 tahun

remaja mengalami masa yang sering disebut dengan “masa bermasalah”.

Mereka sering bermasalah dengan orang lain dan juga dengan diri mereka

sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah adalah sesuatu

yang harus diselesaikan (2005, 883). Banyak masalah yang dialami oleh

remaja seperti masalah pelajaran, masalah hubungan dengan orang tua dan

saudara-saudara mereka, masalah pergaulan dengan teman sebaya,

masalah kebahagiaan dan keselamatan diri sendiri, masalah penerimaan

orang terhadapnya, masalah kebutuhan finasiil, masalah pekerjaan dan

(41)

Karier merupakan suatu proses yang dilalui orang sepanjang

hidupnya, yang berhubungan dengan jenis pekerjaan atau bidang

pekerjaan yang ingin dimasuki. Karier merupakan suatu proses dimana

individu membutuhkan banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan

faktor-faktor yang berada di luar maupun di dalam dirinya. Karier lebih

menekankan aspek bahwa seseorang memandang pekerjaanya sebagai

panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran, perasaan serta

mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 2004).

Karier merupakan suatu respon terhadap kebutuhan untuk bekerja.

Kebutuhan untuk bekerja itu sendiri merupakan suatu kebutuhan yang

alami dan sosial (Manrihu, 1988). Di masyarakat kita, semua orang

diharapkan dapat bekerja agar semua kebutuhan dapat tercukupi dan

sebagai konsekuensinya lembaga-lembaga pendidikan terutama SMK

bertanggung jawab untuk mempersiapkan anak didiknya untuk siap

bekerja di lingkungan masyarakat.

Masalah karier adalah suatu keadaan negatif yang dialami individu

dalam rangka mempersiapkan diri untuk memilih jenis pekerjaan atau

bidang pekerjaan, yang mencakup pemahaman diri, nilai-nilai hidup,

pemahaman lingkungan, dan perencanaan masa depan. Masalah karier

merupakan masalah yang umum dialami oleh remaja. Masalah karier

timbul karena remaja mendapat hambatan atau merasa frustrasi dalam

memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan tugas perkembangan yang

(42)

Masalah karier dialami oleh remaja karena mereka sudah mulai

memikirkan cita-cita, yang berkaitan dengan pekerjaan atau karier yang

ingin dijalaninya nanti meskipun belum terbentuk secara jelas dan mantap

(Gunarsa, 2004). Bagi siswa di SMK masalah karier kerap dialami oleh

mereka karena mereka dituntut untuk segera memilih dan menetapkan

karier yang akan mereka jalani nanti setelah mereka lulus.

Williamson (dalam Manrihu, 1988) menggambarkan bahwa

masalah karier dapat digambarkan sebagai: (1) situasi tidak adanya pilihan

bagi individu; (2) individu memiliki kebimbangan atau tidak pasti dalam

pilihan karier; (3) terdapat ketidakmampuan atau individu tidak berminat

dengan karier yang dipilihnya, (4) terdapat ketidaksesuaian antara bakat

dan minat dengan pilihan karier yang diinginkan oleh individu.

Byrne (dalam Manrihu, 1988) menggambarkan masalah karier

sebagai situasi dimana individu berada dalam situasi ketidakmatangan,

kurangnya keterampilan dalam memecahkan masalah, kurangnya

informasi serta wawasan dan kurangnya kepastian. Masalah karier yang

digambarkan oleh Williamson dan Byrne merupakan suatu bentuk adanya

kekurangan dalam diri individu. Idealnya mereka dapat memilih suatu

pekerjaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti bakat, minat,

serta berbagai macam informasi yang berkaitan dengan pilihan karier

mereka nantinya.

Sehubungan dengan masalah karier sering timbul pertanyaan

(43)

1. Bagaimana saya mendapatkan pekerjaan yang sesuai?

2. Bagaimana penyesuaian antara kemampuan diri saya dengan

pekerjaan?

3. Bagaimana saya mengetahui berbagai jenis pekerjaan?

4. Bagaimana saya menyiapkan diri untuk karier dan masa depan

saya?

5. Jenis pendidikan mana yang harus saya tempuh untuk

memperoleh pekerjaan di bidang-bidang yang saya

cita-citakan?

6. Apa hubungan antara kegiatan saya sekarang dengan karier

saya dimasa depan?

Apabila remaja tidak menemukan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan tersebut, remaja akan mengalami kesulitan dalam pemilihan

keputusan kariernya kelak.

Dalam buku paket bimbingan karier (Depdikbud, 1984) tercantum

5 bidang masalah karier yaitu:

1. Pemahaman diri

2. Nilai-nilai

3. Pemahaman lingkungan

4. Hambatan dan mengatasi hambatan

5. Merencanakan masa depan

Topik hambatan yang tercantum dalam buku paket bimbingan

(44)

hambatan-hambatan dalam bidang karier tentunya merupakan

masalah-masalah karier juga (Depdikbud, 1984). Masalah karier peneliti

kelompokan menjadi 4 bidang masalah yaitu:

1. Pemahaman diri

2. Nilai-nilai

3. Pemahaman lingkungan

4. Perencanaan masa depan

Pemahaman diri mutlak diperlukan oleh individu dalam

merencanakan masa depannya. Siswa perlu memahami sifat-sifat, bakat,

minatnya. Dalam proses pendidikan sejak awal, SMK selalu

memperhatikan kemampuan perorangan, bakat, minat serta ketangguhan

pribadi yang nantinya akan berpengaruh pada produktivitas kerjanya

(Hamalik,1990:20). Pertanyaan yang perlu dipikirkan oleh siswa berkaitan

dengan pemahaman diri yaitu: Saya ini bagaimana dalam kapasitas tenaga

kerja? Apa yang saya miliki? Apa yang dapat saya berikan pada pekerjaan

saya nantinya, apakah pekerjaan saya cocok dengan bakat, minat,

kemampuan dan pendidikan yang saya peroleh (Rifai, 1984). Dengan

memahami diri secara tepat, siswa diharapkan dapat memilih pekerjaan

yang sesuai.

Nilai-nilai menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup dan sangat

menentukan bagi gaya hidup seseorang (Winkel, 2004). Melalui nilai-nilai

yang diyakini individu belajar untuk dapat memilih antara yang

(45)

peraturan lainnya yang senantiasa akan dihadapi oleh individu dalam

menjalani kehidupan kariernya kelak. Bila individu tidak memahami

nilai-nilai hidup di lingkungannya, individu akan mengalami gangguan dalam

kehidupannya, dan tidak akan dapat berinteraksi dengan baik di

lingkungan masyarakat termasuk lingkungan kerjanya kelak.

Pemahaman lingkungan mencakup informasi tentang berbagai

macam jenis pekerjaan dan berbagai macam jenis perguruan tinggi. Siswa

akan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang bisa dipilih apabila siswa

memiliki informasi tentang berbagai pekerjaan, syarat-syarat yang

diperlukan untuk dapat memasuki pekerjaan, serta hak dan kewajiban yang

akan didapat oleh siswa saat memilih pekerjaan tersebut. Informasi tentang

jenis-jenis perguruan tinggi juga perlu diketahui oleh siswa SMK karena

terbuka juga kemungkinan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuannya. Informasi yang

perlu diketahui oleh siswa antara lain: jenis-jenis perguruan tinggi, bidang

studi pokok yang menunjang untuk memasuki suatu jurusan atau fakultas,

syarat serta biaya yang diperlukan (Depdikbud, 1984).

Merencanakan masa depan diperlukan oleh tiap invidu. Melalui

perencanaan masa depan yang matang, siswa diharapkan dapat mencapai

apa yang menjadi cita-citanya terutama dalam hal pekerjaan yang sesuai.

Perencanaan masa depan yang salah, terutama dalam hal karier akan

membawa konsekuensi yang berat bagi siswa yang bersangkutan yang

(46)

2004: 646). Perencanaan masa depan dapat dilihat dari faktor pribadi atau

dapat juga disebut sebagai faktor internal, faktor lingkungan atau dapat

juga disebut sebagai faktor eksternal, serta hal-hal yang harus dilakukan.

Larasati (2005) telah melakukan penelitian tentang

masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas 2 SMK Bina Dirgantara

Surakarta tahun ajaran 2004/2005. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah Inventori Masalah-Masalah Karier yang disusun sendiri oleh

peneliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah karier yang dialami

oleh mayoritas siswa kelas 1 Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK

Bina Dirgantara Surakarta tahun ajaran 2004/2005 adalah lebih menyadari

kejelekan atau kekurangan daripada kebaikan (18 orang), sulit mengubah

sifat atau kebiasaan yang negatif (29 orang), belum menyadari tugas yang

sesungguhnya (23 orang), kekurangan biaya untuk melanjutkan studi ke

Perguruan Tinggi (18 orang), kurang mengenal seluk beluk perguruan

tinggi (18 orang), kurang mengenal seluk beluk dunia kerja (23 orang),

kurang mendapat informasi tentang prosedur pengiriman tenaga kerja ke

luar negeri (21orang). Sedangkan masalah karier yang dialami oleh

mayoritas siswa kelas II Progran Keahlian Mekanik Otomotif SMK Bina

Dirgantara Surakarta tahun ajaran 2004/2005, yaitu sulit mengubah

sifat-sifat yang negatif (44 orang), kegiatan sehari-hari tidak terjadwal (23

orang), tidak mengetahui cara mengisi waktu luang dengan tepat (30

orang), meragukan kesempatan memperoleh pekerjaan setamat SMK (32

(47)

Penelitian tentang masalah karier siswa juga dilakukan oleh

Irmawati (2001) pada siswa kelas II SMU BOPKRI Wonosari tahun ajaran

1999/2000. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Alat Ungkap

Masalah yang disusun oleh Prayitno, dkk (tanpa tahun). Hasil penelitian

menunjukan bahwa masalah dalam bidang karier dan pekerjaan yang

dialami oleh siswa kelas II SMU BOPKRI Wonosari antara lain: cemas

bila menjadi penganggur setamat pendidikan, kurang memiliki

pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis

pekerjaan, khawatir diperlakukan secara tidak wajar atau tidak adil dalam

mencari atau melamar pekerjaan, ragu apakah setamat pendidikan dapat

bekerja secara mandiri.

D. Bimbingan Karier di SMK

1. Bimbingan Karier

Bimbingan karier dianggap penting untuk dilaksanakan di tiap

jenjang pendidikan, terutama di SMK. Bimbingan karir ialah bimbingan

dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan tertentu serta

membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri

dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan yang telah dimasukinya (Winkel,

2004:114). Bimbingan karir juga merupakan suatu proses bantuan

terhadap individu agar individu yang bersangkutan dapat mengenal

(48)

depannya dengan bentuk kehidupan yang diharapkan sesuai dengan

keadaan dirinya (Gani, 1987).

Tujuan bimbingan karier antara lain (Gani, 1987:12):

a. Memiliki pemahaman diri.

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi

karir yang menunjang kematangan karir. c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan

menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya di masa depan.

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.

f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.

g. Dapat membentuk pola-pola karir.

h. Mengenal kemampuan dan minat.

i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil

keputusan karir.

Bimbingan karier di SMK mempunyai 3 fungsi utama (Depdikbud,

1993) yaitu:

a. Fungsi penyaluran yaitu membimbing calon siswa agar

memperoleh pendidikan yang sesuai sehingga dapat berkembang secara optimal.

b. Fungsi penyesuaian yaitu membimbing para siswa dan tamatan agar dapat menyesuaikan diri secara positif dan kreatif dengan kondisi belajar dan bekerja.

c. Fungsi pencegahan yaitu membantu siswa dalam

mengantisipasi situasi dan kondisi dari dalam dan dari luar dirinya yang dapat menghambat pengembangan dirinya.

Menurut Buku Paket Bimbingan Karier untuk Sekolah Menengah

Tingkat Atas (Depdikbud, 1984), prinsip pokok bimbingan karier adalah

sebagai berikut:

a. Pemilihan pekerjaan lebih merupakan suatu proses daripada sebagai suatu peristiwa.

b. Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan dimulai dengan

(49)

c. Bimbingan karier haruslah merupakan suatu proses perkembangan konsep diri.

d. Bimbingan karier membantu individu memahami dunia kerja

dalam masyarakat.

e. Bimbingan karier memberikan bantuan kepada siswa untuk

mengetahui berbagai hambatan yang mungkin muncul.

f. Siswa perlu dibantu dan diajak untuk merencanakan kariernya untuk masa yang akan datang.

Bimbingan karier tidak hanya memberikan respons pada

masalah-masalah yang telah ada, tetapi juga membantu individu untuk

memperoleh pengetahuan, sikap dan juga keterampilan sehingga individu

dapat mengembangkan perilaku yang diperlukan dalam pengambilan

keputusan. Bimbingan karier lebih berorientasi pada masa depan dan

bersifat developmental. Fokus dari bimbingan karier itu sendiri adalah

edukatif karena dimaksudkan untuk memaksimalkan pertumbuhan atau

perkembangan.

2. Topik-Topik Bimbingan Karier Secara Klasikal

Bimbingan karier merupakan bagian integral dari keseluruhan

program pendidikan karier. Bimbingan karier secara klasikal merupakan

suatu proses bantuan yang diberikan pada sekelompok siswa agar mereka

mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang

mendukung kemajuan dirinya yang dilakukan dengan cara melayani

sejumlah peserta didik dalam satu kelas (Winkel, 2004).

Bimbingan karier hendaknya disesuaikan dengan keadaan para siswa

di kelas yang bersangkutan, yaitu dengan memperhitungkan tahap

(50)

hendaknya dipersiapkan oleh guru BK. Salah satu persiapan yang

dilakukan adalah dengan membuat Satuan Pelayanan Bimbingan yang

merupakan persiapan tertulis. Guru BK dapat menggunakan berbagai jenis

buku yang relevan dengan tema yang ingin diberikan di kelas.

Depdikbud pernah menyusun Buku Paket Bimbingan Karier

(Depdikbud, 1984) untuk Sekolah Menengah Atas. Topik-topik bimbingan

karier dalam paket tersebut mencakup:

a. Pemahaman diri yang mencakup pemahaman tentang bakat,

minat, cita-cita dan gaya hidup.

b. Nilai-nilai yang mencakup pengenalan nilai hidup sendiri,

pengenalan nilai orang lain dan pertentangan nilai

c. Pemahaman lingkungan yang mencangkup informasi

pendidikan, informasi jabatan

d. Hambatan yang mencangkup berbagai halangan yang berasal

dari faktor pribadi, faktor lingkungan, yang muncul saat

pencapaian karier terjadi

e. Merencanakan masa depan, mencangkup membuat rencana

pilihan karier dengan mengelola informasi yang sudah ada

tentang keadaan diri dan lingkungan.

 

(51)

33

 

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, populasi penelitian,

instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan tergolong penelitian deskriptif dengan

survei. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada

masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan

(Sudjana, 1989). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi tentang masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas

XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Selanjutnya

berdasarkan hasil penelitian disusun topik-topik bimbingan karier secara

klasikal.

B. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK St. Mikael

Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Jumlah populasi siswa kelas XI SMK

St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah sebanyak 161 siswa

yang terdiri dari 4 kelas, seperti yang disajikan dalam tabel 1. Semua

anggota populasi menjadi subyek penelitian dan tidak ada sampel.

(52)

Terdapat lima alasan peneliti memilih SMK St. Mikael Surakarta

sebagai tempat penelitian yaitu karena SMK St. Mikael Surakarta mudah

dijangkau oleh peneliti, SMK St. Mikael merupakan jenis sekolah yang

bertujuan untuk mempersiapkan anak didiknya menjadi tenaga yang siap

kerja, SMK St. Mikael mempunyai jam khusus bimbingan yang terjadwal

setiap minggunya, SMK St. Mikael memiliki siswa yang cocok dijadikan

sebagai populasi penelitian yaitu remaja dengan rentang usia 15-18 tahun.

Tabel 1

Rincian Jumlah Siswa Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta

Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas Jumlah

XI A 40

XI B 40

XI C 40

XI D 41

Total 161

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner

Masalah-Masalah Karier yang disusun sendiri oleh peneliti. Metode yang

digunakan adalah metode skoring yang merupakan modifikasi skala

Likert. Pada skala Likert terdapat 5 kategori jawaban yaitu Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Belum Memutuskan (BM), Tidak Setuju (TS), Sama

(53)

alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS), Sama Sekali Tidak Setuju (STS).

Menurut Hadi (1990) modifikasi skala Likert menjadi empat

kategori didasarkan pada 3 alasan. Alasan yang pertama adalah karena

dalam skala Likert 5 alternatif jawaban terdapat pilihan “belum

memutuskan” yang mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memutuskan, bisa juga diartikan netral atau bahkan ragu-ragu. Alasan

yang kedua adalah tersedianya jawaban “belum memutuskan” dapat

menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency

effect) terutama bagi responden yang masih ragu-ragu dengan jawabannya.

Alasan yang ketiga adalah untuk lebih jelas melihat kecenderungan

pendapat responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.

Dalam buku paket bimbingan karier (Depdikbud, 1984) tercantum

5 bidang masalah karier yaitu:

1. Pemahaman diri

2. Nilai-nilai

3. Pemahaman lingkungan

4. Hambatan dan mengatasi hambatan

5. Merencanakan masa depan

Topik hambatan yang tercantum dalam buku paket bimbingan

karier (Depdikbud, 1984) tersebut tidak dijadikan sebagai masalah

tersendiri, karena hambatan-hambatan dalam bidang karier sudah tercakup

(54)

Masalah-Masalah Karier. Pada akhirnya masalah karier peneliti

kelompokan menjadi 4 bidang masalah karier yaitu:

1. Pemahaman diri

2. Nilai-nilai

3. Pemahaman lingkungan

4. Perencanaan masa depan

Kisi-kisi kuesioner Masalah-Masalah Karier didasarkan pada 4

bidang masalah karier seperti yang sudah peneliti susun berdasarkan Buku

Paket Bimbingan Karier. Kisi-kisi kuesioner Masalah-Masalah Karier

(55)

Tabel 2

Kisi-Kisi Kuesioner Masalah-Masalah Karier (yang Diujicoba)

Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari 2 kelompok yaitu

pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan negatif atau

unfavorable adalah pernyataan-pernyataan yang menggambarkan adanya

masalah yang berkaitan dengan aspek yang bersangkutan. Pernyataan Bidang Masalah

Karier Indikator Jumlah

No Item

Negatif Positif Pemahaman Diri a. Kebiasaan

dalam diri

(56)

positif atau favorable adalah pernyataan-pernyataan yang menggambarkan

tidak adanya masalah yang berkaitan dengan aspek yang bersangkutan.

Penentuan skor untuk setiap pernyataan dilakukan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: skor untuk jawaban Sangat Setuju

adalah satu, skor untuk jawaban Setuju adalah dua, skor untuk

jawaban Tidak Setuju adalah tiga, skor untuk jawaban Sangat

Tidak Setuju adalah empat.

b. Untuk pernyataan negatif: skor untuk jawaban Sangat Setuju

adalah empat, skor untuk jawaban Setuju adalah tiga, skor

untuk jawaban Tidak Setuju adalah dua, skor untuk jawaban

Sangat Tidak Setuju adalah satu.

Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban

dengan cara memberi tanda centang (√). Skor untuk masing-masing item

dijumlahkan untuk melihat masalah karier yang dialami oleh responden.

Semakin banyak skor yang diperoleh, responden semakin bermasalah.

Sebaliknya, semakin sedikit skor, responden semakin tidak bermasalah.

D. Validitas

Pada penelitian ini, validitas yang diuji adalah validitas isi.

Validitas isi dapat diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan

(57)

hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran yang

bersangkutan (Azwar, 2001).

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement

(Azwar 2001:45). Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan validitas

isi yang dilakukan lewat professional judgement. Dalam hal ini peneliti

meminta bantuan kepada:

1. Drs. R.H. Dj. Sinurat, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi.

Dosen memberikan penilaian berkaitan dengan kesesuaian

antara variabel penelitian, indikator penelitian dan kalimat

pernyataan yang telah disusun oleh peneliti.

2. Paulus Widyawan Widhiasta, S.S. selaku guru BK SMK St.

Mikael Surakarta. Guru BK memberikan penilaian berkaitan

dengan struktur kalimat, dan mudah tidaknya pernyataan

tersebut dipahami oleh siswa.

3. Rondang Sitindaon, S. Psi. seorang lulusan psikologi. Beliau

memberikan evaluasi tentang jumlah item dan mengevaluasi

pernyataan item.

Selain menggunakan professional judgement penelitian ini juga

menggunakan Person Product Moment dengan cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis

(58)

XY

r =

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

Keterangan :

XY

r = Korelasi skor butir dengan skor aspek

N = Jumlah subyek

X = Skor item atau butir

Y = Skor total per aspek

Proses penghitungan dilakukan dengan cara memberi skor pada tiap

item dan memasukan ke dalam tabel Excel; kemudian penghitungan

dilakukan dengan SPSS 15.0. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

program SPSS versi 15.0 yang dilakukan terhadap 106 item ternyata ada

(59)

Tabel 3

Rincian Item Yang Gugur Setelah Ujicoba

Bidang Masalah

Karier Indikator Jumlah

No Item

Gugur Valid Pemahaman Diri a. Kebiasaan

dalam diri Nilai-Nilai a. Nilai-Nilai

pegangan

Setelah melalui proses uji coba akhirnya diketahui bahwa terdapat 47

item yang gugur. Atas persetujuan dosen pembimbing, peneliti

menurunkan koefisien korelasi dari 0.30 menjadi 0.25 agar dapat

memenuhi jumlah item yang diinginkan. Pada tabel 4 disajikan kisi-kisi

(60)

Tabel 4

Kisi-Kisi Kuesioner Final

E. Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel. Reliabilitas suatu tes merupakan taraf sampai

mana instrumen mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya, Bidang Masalah

Karier Indikator Jumlah

No Item

Negatif Positif Pemahaman Diri a. Kebiasaan

dalam diri

(61)

yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo,

1995:209). Sedangkan reliabilitas menurut Arikunto (1991:170)

menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner

menggunakan program SPSS yang dilakukan dengan menghitung

koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap dengan

menggunakan Product Moment dari Pearson yang kemudian dikoreksi

dengan formula Spearman-Brown sebagai berikut:

tt

r = koefisien reliabilitas seluruh instrumen

gg

r = koefisien korelasi skor belahan gasal-genap 

Untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh,

dipakai besar koefisien korelasi dalam kriteria Guilford yang terdapat pada

tabel 5 (Masidjo, 1995: 209).

Tabel 5

Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91-1,00 Sangat tinggi

2 0,71-0,90 Tinggi

3 0,41-0,70 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

(62)

Dari data hasil uji coba kepada siswa kelas XI SMK St. Mikael

Surakarta diperoleh perhitungan koefisian reliabilitas seluruh instrumen

dengan menggunakan rumus Spearman-Brown yaitu 0,85. Hasil

perhitungan 0,85 dikonsultasikan ke kriteria Guilford. Berdasarkan kriteria

Guilford disimpulkan bahwa hasil perhitungan tersebut termasuk dalam

kategori tinggi.

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan peneliti adalah

a. Menghubungi kepala sekolah dan guru BK SMK St. Mikael

Surakarta untuk meminta ijin mengadakan penelitian di SMK St.

Mikael Surakarta.

b. Membuat kuesioner sebagai alat untuk penelitian.

c. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing skripsi,

kepada koordinator BK, dan kepada rekan peneliti yang merupakan

sarjana psikologi.

d. Melaksanakan uji coba kuesioner

Sebelum melaksanakan uji coba kuesioner, peneliti

menghubungi kepala sekolah BK SMK St. Mikael Surakarta untuk

meminta ijin mengadakan uji coba kuesioner. Selain itu peneliti

juga menghubungi guru BK untuk menentukan jadwal uji coba.

(63)

item pernyataan mudah dan dapat dipahami oleh responden

sebagaimana yang diinginkan oleh peneliti (Azwar:2008). Reaksi

dari responden baik berupa pertanyaan mengenai kata atau kalimat

yang digunakan dalam kuesioner menunjukkan bahwa maksud atau

tujuan dari kalimat tersebut belum dapat tersampaikan kepada

responden. Apa yang sudah jelas bagi peneliti mungkin saja belum

dapat dimengerti oleh responden.

Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 25

September 2010 pukul 10.15 WIB. Pelaksanaan uji coba diawasi

oleh peneliti sendiri serta didampingi Guru BK. Terdapat 38 siswa

yang menjadi responden pada pelaksanaan uji coba. Waktu yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan uji coba kurang lebih adalah 40

menit.

Berdasarkan pengamatan peneliti, responden mengerjakan

kuesioner dengan tertib dan bersungguh-sungguh. Siswa juga

memahami pernyataan dan petunjuk yang ada. Tidak ada siswa

yang bertanya tentang petunjuk dan pernyataan yang terdapat pada

kuesioner. Hanya saja, ada beberapa siswa yang berpendapat

bahwa jumlah item terlalu banyak.

2. Tahap Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 9 dan 16 Oktober

2010, pukul 10.15 sampai pukul 11.45 WIB. Pengisian kuesioner ini

(64)

kuesioner penelitian kurang lebih 30 menit. Jadwal pengisian

kuesioner dan jumlah responden dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Jadwal Pengisian Kuesioner dan Jumlah Responden

No Tanggal Kelas Jam Siswa Hadir

Siswa Tidak Hadir 1 9 Oktober 2010 XI B 10.15-11.00 40 -

2 9 Oktober 2010 XI A 11.00-11.45 39 1 3 16 Oktober 2010 XI D 10.15-11.00 41 - 4 16 Oktober 2010 XI C 11.00-11.45 39 1

Jumlah 159 2

Pada awal pertemuan peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan tujuan peneliti datang menemui para siswa. Setelah

perkenalan dan penjelasan singkat, peneliti membagikan lembar

kuesioner dan meminta para siswa untuk membaca petunjuk

pengerjaan. Setelah waktu yang digunakan untuk membaca

petunjuk cukup, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk

mengisi kuesioner. Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti

meminta siswa untuk mengoreksi kembali hasil pekerjaan agar

tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Di akhir pertemuan peneliti

mengucapkan terima kasih kepada para siswa yang telah bersedia

mengisi kuesioner.

Pada saat pengisian kuesioner siswa kelas XI A dan B baru

saja selesai ulangan harian, dan kelas XI C dan D akan segera

menempuh ulangan harian. Boleh jadi situasi ini mempengaruhi

(65)

G. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP Tipe 1) sebagai acuan

dalam menentukan banyak sedikitnya masalah karier yang dialami oleh

siswa. PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor

individu dengan suatu patokan yang sudah ditetapkan sebelumnya atau

suatu skor yang idealnya dicapai oleh individu (Masidjo,1995:151). PAP

dipilih sebagai dasar untuk menentukan intensitas masalah karier.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis

data adalah sebagi berikut:

1. Menentukan dan menghitung skor dari setiap alternatif jawaban

yang sudah diberikan oleh responden.

2. Menghitung jumlah skor dari setiap responden.

3. Menggolongkan masalah karier dari seluruh responden dengan

PAP tipe 1 dengan kriteria yang disajikan dalam tabel 7.

Tabel 7

Penggolongan Masalah Karier Berdasarkan PAP Tipe 1

Rumus PAP Tipe 1 Kualifikasi

90%-100% Sangat Bermasalah

80%-89% Bermasalah

65%-79% Cukup Bermasalah

55%-64% Kurang Bermasalah

Di bawah-55% Sangat Tidak

(66)

4. Menyimpulkan masalah-masalah karier yang dialami oleh

siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran

2010/2011.

5. Berdasarkan masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa

kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011,

peneliti menyusun usulan topik-topik bimbingan karier secara

klasikal untuk siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta.

(67)

49

 

Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu “Masalah-masalah karier manakah yang dialami oleh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011?”. Usulan topik-topik bimbingan karier secara klasikal sebagai implikasi penelitian diuraikan pada bab V.

A. Masalah-Masalah Karier yang Dialami oleh Siswa kelas XI SMK St. Mikael

Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

Penulis bermaksud melihat masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa

kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Intensitas masalah

yang dialami digolongkan sebagai berikut: sangat bermasalah, bermasalah,

cukup bermasalah, kurang bermasalah dan sangat tidak bermasalah. Untuk ini

penulis menggunakan perhitungan Penilaian Acuan Patokan. Penilaian Acuan

Patokan (PAP) tipe I digunakan dengan memperbandingkan skor riil dengan skor

yang seharusnya (Masidjo, 1995). Masalah-masalah karier yang dialami disajikan

(68)

Tabel 8

Masalah-Masalah Karier yang Dialami

Oleh Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Rumus

PAP Tipe 1

Intensitas Jumlah

siswa Nomor Item

Dari tabel 8 nampak bahwa:

1. Tidak ada masalah karier (aspek bidang karier yang diungkap melalui item-item kuesioner) dalam hal mana siswa merasa sangat bermasalah atau bermasalah.

Gambar

Tabel 1
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
+5

Referensi

Dokumen terkait

CHiCOOH) dalam gelas piala 400 mL lalu dipindahkan kedalam labu takar I L dan diencerkan sampai tanda batas dengan larutan pengekstrak.. Larutan

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

dalam Pasal 6 ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, besaran pokok Bea

Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang yang sudah ditentukan. 2) Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan

Pengukuran dengan skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup akurat, praktis dan dapat. dilakukan dengan sedikit

Bahwa dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka terdapat 30 jenis Retribusi Daerah yang menjadi

Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan yang bermanfaat dan bahan pertimbangan selanjutnya bagi pihak manajemen PT Permodalan Nasional Madani