KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh :
Maria Fransiska Dian Kartika Sari 061114006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh :
Maria Fransiska Dian Kartika Sari 061114006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
(Pengkotbah 3: 11a)
2. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18)
3. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi
4:13)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Ayah tercinta (alm) FX. Soekarsono
Ibu dan Adikku tercinta
v
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Maret 2011 Penulis
vi
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Fransiska Dian Kartika Sari Nomor Mahasiswa : 061114006
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MASALAH-MASALAH KARIER YANG DIALAMI OLEH PARA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SANTO MIKAEL SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER SECARA KLASIKAL
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 Maret 2011 Yang menyatakan
vii
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER SECARA KLASIKAL
Maria Fransiska Dian Kartika Sari Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier secara klasikal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 161 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner masalah-masalah karier yang terdiri dari 80 item pernyataan yang mencakup empat bidang masalah karier yaitu: (1) pemahaman diri (2) nilai-nilai (3) pemahaman lingkungan (4) perencanaan masa depan yang disusun oleh peneliti berdasarkan Buku Paket Bimbingan Karier (Depdikbud, 1984). Teknik analisis data yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1). Tipe ini digunakan sebagai acuan dalam menentukan intensitas masalah karier yang dialami oleh siswa.
viii
Maria Fransiska Dian Kartika Sari Universitas Sanata Dharma
2011
This research is aimed to recognize the career problems faced by eleventh graders of Saint Michael Vocational High School academic year 2010/2011 and their implications for topics proposal of classical career guidance.
This research is a descriptive research using the survey method. The subject was 161 eleventh graders of Saint Michael Vocational High School academic year 2010/2011.The instrument used was the questionnaire of career problems. This questionnaire consisted of 80 items including 4 career problems (1) self understanding, (2) values, (3) environment understanding, (4) future plans. The researcher arranged this questionnaire based on Paket Bimbingan Karier (Depdikbud, 1984). Data analysis technique used was Standart Reference Assessment. This type is used as a base to determine the intensity of career problems faced by students.
ix
dengan berkat dan kasih-Nya yang melimpah, penulis senantiasa diberi kekuatan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai
pihak yang senantiasa membimbing, mendampingi dan memotivasi penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santo Yosef yang selalu menyertai, memberikan ide, dan semangat bagi penulis.
2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membimbing
penulis selama menjalani masa studi.
3. Bapak Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A., selaku pembimbing skripsi yang dengan penuh
kesabaran senantiasa membimbing, memotivasi dan mendampingi penulis selama
penulisan skripsi.
4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, dan semua dosen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang dengan kesabaran dan ketulusannya
telah membimbing dan mendidik serta membagikan ilmu kepada penulis.
5. Romo T. Agus Sriyono, SJ, M. Hum, M.A. selaku kepala sekolah SMK St.
x
7. Para Siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta yang rela memberikan waktunya
selama proses uji coba dan pengisian kuesioner.
8. Bapak FX. Soekarsono (alm), yang selalu mendoakan penulis.
9. Ibu FX. Soekarsono dan Andreas Aditya Sigit Pamungkas, orang tua dan adik
tersayang yang tidak pernah lelah untuk mendukung dan mendoakan penulis
sampai saat ini.
10. Om Cep dan Bulek Yati beserta seluruh keluarga besar dari penulis yang sudah
berkenan membantu penulis dengan berbagai cara.
11. Sr. Benedicte C.B. selaku pimpinan Asrama Mahasiswi ”Syantikara” yang
senantiasa membimbing, mendampingi dan membantu penulis selama menjalani
studi di Yogyakarta.
12. Keluarga besar Asrama Mahasiswi ”Syantikara”, yang memberi penulis
kesempatan untuk menikmati kehidupan bersama.
13. Mas Mbong dan keluarga besar PSM ”Cantus Firmus”, atas segala nasihat,
motivasi dan alunan melodi indah yang penulis dapatkan selama penulis
bergabung di PSM.
14. Romo Prof. Dr. Frans Susilo SJ., atas kesempatan bekerja di Perpustakaan
xi
16. Keluarga besar ”Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma”, dan
”Additional Player Mitra” (Dedek, Arcil, Mas Thomas, Mas Gombloh, Edo), atas
semua kerjasama, kebersamaan, cerita, suka duka, persahabatan dan kekeluargaan
yang penulis alami (kalian semua luar biasa!!).
17. Hanna Dyah Merina, S.Pd., Tiur Nova Ambarita, S.E., Sri Donni A. S.Pd., Yosep
Adhi Prasetya S.E., Agata I. C., Dewi R. S. atas dukungan, semangat, dan
motivasi yang sudah diberikan kepada penulis.
18. Semua teman-teman prodi BK angkatan 2006, serta semua Adik dan Kakak kelas
prodi BK atas pertemanan, kebersamaan dan dukungan yang penulis rasakan
selama menjalani masa kuliah.
19. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 16 Maret 2011
Penulis,
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………...……...………… 1
B. Rumusan Masalah ………...…...…… 6
C. Tujuan Penelitian ………...…...………….. 6
xiii
1. Tujuan Pendidikan ….………...……… 9
2. Kegiatan Belajar Mengajar di SMK ……….……. 10
3. Kendala yang Dimiliki oleh SMK ……..…………..……….. 12
B. Perkembangan Karier Siswa SMK ………... 14
1. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karier .... 14
2. Sikap Terhadap Pekerjaan di Masa Remaja …………... 21
C. Masalah Karier Siswa SMK ... 22
D. Bimbingan Karier di SMK ... ... 29
1. Bimbingan Karier ... 29
2. Topik-Topik Bimbingan Karier Secara Klasikal ... 31
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………...…...…... 33
B. Populasi Penelitian ………...…...…. 33
C. Instrumen Penelitian ………...…...…... 34
D. Validitas ... .... 38
E. Reliabilitas ... ... 42
F. Prosedur Penelitian …………... 44
1. Tahap Persiapan ... 44
xiv
SMK St. Mikael Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 ... 49
B. Pembahasan ... 55
BAB V : USULAN TOPIK BIMBINGAN KARIER SECARA KLASIKAL UNTUK SISWA KELAS XI SMK SANTO MIKAEL SURAKARTA ... 60
BAB VI: PENUTUP ... .... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... ... 65
C. Keterbatasan Penelitian ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
xv
Halaman
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011 ……….. 34 Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner Masalah-Masalah Karier
(yang Diujicoba) ……… 37 Tabel 3 : Rincian Item yang Gugur Setelah Ujicoba ……… 41 Tabel 4 : Kisi-Kisi Kuesioner Final ……… 42 Tabel 5 : Kriteria Guilford ... 43 Tabel 6 : Jadwal Pengisian Kuesioner
dan Jumlah Responden ……… 46 Tabel 7 : Penggolongan Masalah Karier Berdasarkan
PAP Tipe 1 ……….. 47
Tabel 8 : Masalah-Masalah Karier yang Dialami Oleh Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011 ……….. 50 Tabel 9 : Masalah Karier yang Dianggap Cukup
xvi
Tahun Ajaran 2010/2011 ……… 51 Tabel 11: Masalah Karier yang Dianggap Sangat Tidak Bermasalah
Oleh Siswa Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011 ……… 52 Tabel 12: Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier Secara Klasikal
xvii
(ujicoba) ……… 70
Lampiran 2 : Tabulasi Skor Data Ujicoba ……… 76 Lampiran 3 : Reliabilitas Ujicoba……….. 82 Lampiran 4 : Kuesioner Masalah-Masalah
Karier (final) 85
1
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Setiap remaja memiliki tugas perkembangan dalam hidupnya. Salah satu tugas perkembangan yang perlu dilakukan oleh remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk lapangan pekerjaan (Havigrust dalam Santrock, 2002 ). Remaja perlu memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dirinya dan mempersiapkan diri dengan memiliki pengetahuan dan menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memasuki pekerjaan (Yusuf, 2009). Persiapan dalam bidang pengetahuan dan penguasaan keterampilan tentu dirasakan dan dilaksanakan oleh para siswa di sekolah menengah kejuruan. Para siswa tentu berharap, mereka akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan sesudah mereka lulus.
mereka belajar untuk semakin memahami dirinya dan memupuk rasa percaya diri (Santrock, 2002).
Hurlock (2004) beranggapan bahwa pada rentang usia 15-18 remaja mengalami masa yang sering disebut dengan “masa bermasalah”. Mereka sering bermasalah dengan orang lain dan juga dengan diri mereka sendiri. Salah satu masalah yang dialami adalah masalah dalam pemilihan karier. Masalah karier dirasakan oleh para siswa di Sekolah Menengah Kejuruan karena saat menempuh pendidikan di SMK mereka diharapkan untuk segera memilih dan menetapkan karier yang akan mereka jalani. Di usia yang relatif masih muda mereka diminta untuk mengambil keputusan yang nantinya akan berpengaruh bagi masa depan mereka yaitu apakah mereka akan bekerja ataukah melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Pada saat siswa menjalani pendidikan di SMK muncul berbagai pertanyaan mengenai karier, seperti: Bagaimana saya mendapat pekerjaan yang sesuai? Bagaimana saya menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang akan saya jalani? Bagaimana saya menyiapkan diri saya untuk masa depan saya? Pertanyaan-pertanyaan demikian menunjukkan adanya masalah karier pada diri siswa (Depdikbud, 1984).
Para siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta merupakan sekelompok remaja yang rentan terhadap permasalahan dalam hal merencanakan dan memilih karier karena selama mereka menjalani pendidikan di SMK mereka memiliki kewajiban untuk menentukan pilihan bekerja ataukah melanjutkan pendidikan. Apabila mereka memilih untuk bekerja mereka diharuskan untuk memiliki keterampilan dan keahlian dalam bidang tertentu. Keharusan untuk memiliki keterampilan dan keahlian dalam bidang tertentu akan berpengaruh saat mereka akan menentukan pilihan karier dan menjalani karier tersebut. Semakin mereka menguasai keterampilan yang relevan, semakin mereka siap dan yakin dalam menentukan pilihan kariernya. Tetapi bila mereka merasa tidak siap dan tidak yakin dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki, akan semakin sulitlah mereka dalam menentukan pilihan kariernya.
mungkin muncul antara lain karena siswa belum memahami potensinya dengan tepat. Terungkap juga bahwa mereka mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan karier. Dan ada yang menyatakan bahwa mereka kurang mendapat informasi mengenai gambaran pekerjaan yang akan mereka lakukan, gambaran upah yang akan mereka dapatkan dan gambaran lingkungan pekerjaan yang ingin mereka jalani.
Menurut Donald (dalam Sukardi, 1987:18) istilah karier menunjuk pada proses yang dilalui orang sepanjang hidupnya, yang berhubungan dengan jenis atau bidang pekerjaan tertentu. Agar proses memilih dan menentukan lapangan pekerjaan dapat dilalui dengan baik, diperlukan persiapan yang matang dan terencana sehingga siswa dapat memilih karier yang benar-benar cocok dan sesuai dengan kondisi dirinya. Selama menjalani masa persiapan perencanaan karier para siswa perlu dibantu oleh pihak-pihak lain seperti guru kelas, guru pembimbing dan juga orang tua untuk mengarahkan siswa pada pilihan karier yang tepat. Dengan adanya persiapan yang matang diperkecil kemungkinan munculnya masalah karier.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Masalah-masalah karier manakah yang dialami oleh siswa kelas XI SMK
St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011?
2. Topik bimbingan karier secara klasikal manakah yang sesuai untuk siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011
2. Menyusun topik bimbingan secara klasikal yang relevan untuk siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti
sekolah yang bersangkutan. Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang karier.
2. Guru BK
Guru BK dapat merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan yang cocok dan sesuai dengan masalah karier siswa, sehingga siswa benar-benar merasa terbantu dalam penyelesaian masalah karier mereka.
3. Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran dapat mengetahui keadaan siswa, sehingga dapat turut membantu dan mendampingi siswa melalui pembelajaran di kelas.
E. Batasan Istilah
1. Masalah
Masalah adalah suatu keadaan negatif yang dialami seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.
2. Karier
Karier adalah suatu proses yang dilalui orang sepanjang hidupnya, yang berhubungan dengan persiapan dan penyesuaian yang relevan untuk jenis pekerjaan atau bidang pekerjaan yang ingin dimasuki.
3. Masalah karier
yang mencakup pemahaman diri, nilai-nilai hidup, pemahaman lingkungan, dan perencanaan masa depan seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.
4. Bimbingan karier
Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri, dalam memilih lapangan pekerjaan atau profesi tertentu, dalam menghadapi dunia pekerjaan dan dalam membekali diri supaya siap memangku jabatan yang dicita-citakan.
5. Bimbingan karier secara klasikal
Bimbingan karier secara klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik dalam satu kelas untuk mempersiapkan diri dalam memilih lapangan pekerjaan atau profesi tertentu, dalam menghadapi dunia pekerjaan dan dalam membekali diri supaya siap memangku jabatan yang dicita-citakan.
6. Siswa kelas XI SMK St Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011
Siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah siswa kelas XI yang bersekolah di SMK ST Mikael Surakarta pada tahun ajaran 2010/2011. Para siswa tersebut berusia antara 15-18 tahun.
9
Bab ini berisi penjelasan tentang karakteristik SMK, perkembangan karier
siswa SMK, masalah karier siswa SMK, bimbingan karier di SMK.
A. Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan
1. Tujuan Pendidikan
Pendidikan kejuruan disebut juga sebagai “jembatan antara
manusia dan pekerjaan” (Manrihu, 1988). Sebutan tersebut layak diberikan
kepada SMK karena SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya
dapat mengembangkan kinerjanya apabila terjun dalam dunia kerja.
Nolker (1983:80) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan SMK adalah
membimbing siswa agar menjadi orang yang mampu berpikir mandiri
serta mampu mengambil keputusan, serta dapat menjadi pribadi yang
berbudi dan berperasaan, memiliki harga diri, dan mencintai profesi.
Sedangkan Wenrich dan Wenrich (1974:63) menyebutkan bahwa tujuan
pendidikan kejuruan antara lain menghasilkan tenaga kerja yang
diperlukan oleh masyarakat, meningkatkan pilihan pekerjaan yang dapat
diperoleh oleh setiap peserta didik, memberikan motivasi kerja kepada
Dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 disebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik dapat bekerja dalam bidang tertentu (Majalah Pendidikan “DIDIK”,
2010:6). Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut dapat disimpulkan
bahwa di samping mengemban tugas pendidikan secara umum, pendidikan
kejuruan mengemban misi khusus, yaitu memberikan bekal pengetahuan
dan keterampilan kepada peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
dan sekaligus menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
2. Kegiatan Belajar Mengajar di SMK
Kegiatan belajar mengajar di SMK pada umumnya lebih berfokus
pada penguasaan kemampuan siswa dalam melakukan suatu jenis
pekerjaan tertentu. Penguasaan kemampuan tersebut diberikan baik itu
dalam bentuk teori maupun praktek. Sebagian besar waktu belajar siswa di
SMK menuntut mereka untuk berada di laboratorium (praktek) untuk
memperoleh pengalaman kejuruan yang menuntut banyaknya tenaga dan
pikiran yang dikeluarkan (Hamalik, 1990).
Proses belajar yang diselenggarakan di SMK mewajibkan siswa
untuk melakukan kerja praktek di bawah pengawasan pengajar yang
terdidik (Nolker, 1983:111). SMK St. Mikael Surakarta menggunakan
Kurikulum Nasional 2004 (KBK) dan KTSP (kurikulum sekolah).
Kurikulum sekolah (KTSP) untuk mata pelajaran normatif dan adaptif
sedangkan untuk mata pelajaran produktif menggunakan SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) sesuai dengan program studinya.
Penyusunan kurikulum disusun oleh tim khusus pengembang
kurikulum dan guru mata pelajaran serta melibatkan pihak industri
pasangan. Penyusunan kurikulum ini dilakukan terutama untuk mata
pelajaran produktif. Evaluasi kurikulum dilakukan oleh guru mata
pelajaran. Aspek-aspek yang dinilai meliputi pencapaian standar
kompetensi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta
alokasi waktunya. Evaluasi ini dilakukan tiap tahun dan hasil evaluasi
digunakan untuk perbaikan kurikulum berikutnya. Dengan demikian
kurikulum yang digunakan akan selalu mengikuti perkembangan jaman
dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Dalam Buku Pedoman Siswa SMK St. Mikael Surakarta (2010)
dijelaskan bahwa SMK St. Mikael Surakarta menggunakan dua cara
pembelajaran yaitu pembelajaran teori dan pembelajaran praktik.
Pembelajaran teori dilakukan secara klasikal di dalam kelas dengan
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa. Di
SMK St. Mikael Surakarta pembelajaran mata pelajaran praktek
menggunakan pendekatan production based education training (PBET).
Pembelajaran ini dilakukan di unit produksi. Sistem ini memadukan
praktik dan produksi sehingga dapat memberikan pengalaman produksi
dan aplikasi serta nilai-nilai kerja bagi peserta didik. Sistem ini didukung
block system) dengan dua shift praktik melalui pengaturan siklus antara
praktek dan teori sehingga pengaturannya menjadi 1 minggu praktik dan 1
minggu teori.
3. Kendala yang Dimiliki oleh SMK
SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya
dapat mempraktikan kemampuannya apabila terjun dalam dunia kerja.
Menjadi lembaga pendidikan yang dapat menciptakan lulusan yang
benar-benar memiliki keahlian bukanlah hal mudah. Pada bagian ini akan
dijelaskan tiga kendala yang dialami oleh sekolah berkaitan dengan proses
pembelajaran dan penyaluran para siswa yang sudah lulus.
Salah satu kendala yang dimiliki oleh SMK adalah kurangnya
tenaga pelaksana terutama para guru yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan jenis keahlian. Sedikitnya tenaga guru yang memiliki
kompetensi di bidang keahlian tertentu dapat berpengaruh pada
menurunnya kualitas lulusan dari sekolah yang bersangkutan. Penurunan
kualitas ini disebabkan karena kurangnya tenaga pendidik yang
benar-benar memiliki kompetensi di bidangnya.
Kendala yang lainnya adalah banyaknya guru yang mengajar di
lebih dari satu sekolah. Kondisi ini membuat guru yang bersangkutan
menjadi kurang dapat memperhatikan dan memahami murid-muridnya
para murid karena dengan cara itulah guru bisa lebih mengenal dan
memahami apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari siswa sendiri.
Bila guru mengajar di banyak sekolah, tentu saja akan lebih banyak lagi
murid yang harus diperhatikan.
Pemerintah telah berupaya untuk mengajak orang tua untuk
mendaftarkan anak-anaknya ke SMK. Ajakan ini memang diterima oleh
masyarakat. Para orang tua memiliki keinginan untuk memasukan
anak-anaknya ke SMK yang sekarang bermunculan. Namun masih terdapat
keraguan di dalam diri banyak orang tua. Keraguan dari orang tua inilah
yang juga menjadikan kendala tersendiri bagi SMK untuk menjaring lebih
banyak lagi lulusan dari SMP untuk masuk ke SMK. Keraguan yang
dirasakan oleh orang tua bila memasukkan anaknya ke SMK tercermin
melalui munculnya pendapat bahwa bila menempuh pendidikan di SMK
anaknya tidak akan mendapat nilai yang maksimal dan tidak akan dapat
berprestasi secara optimal. Pendapat itu muncul karena menurut
pandangan para orang tua sekolah di SMA jauh lebih baik dari pada di
SMK. Selain itu para orang tua juga belum terlalu mengetahui lebih dalam
tentang SMK. Para orang tua beranggapan bahwa lulusan SMK hanya
mempersiapkan anak-anak mereka sebagai tenaga ahli madya yang dinilai
pengembangan kariernya kurang (Majalah Pendidikan”Didik”, 2010)
sehingga mereka lebih suka bila anak-anaknya melanjutkan pendidikan ke
Adanya kendala yang dialami oleh SMK membuat SMK harus
berjuang untuk tetap memberikan yang terbaik bagi para siswanya, baik
itu dari segi kualitas pendidik, proses pembelajaran, maupun fasilitas.
Dengan adanya peningkatan dari segi pendidik, proses pembelajaran dan
fasilitas akan semakin diperkecil kemungkinan munculnya kendala yang
dapat mengganggu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
mengalami masalah karier selama di SMK. Diharapkan semakin kecil
kendala yang dialami oleh SMK, akan semakin matang pemilihan karier
yang dialami oleh para siswa.
B. Perkembangan Karier Siswa SMK
1. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karier
Perkembangan karier selalu dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Dalam buku Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah, Sukardi
(1987:44) mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan karier, yaitu faktor yang
bersumber pada diri individu dan faktor sosial.
Faktor-faktor yang bersumber pada diri individu antara lain
sebagai berikut:
a. Kemampuan intelegensi
Binet (dalam Winkel, 2004) intelegensi adalah
kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka
kritis dan obyektif. Kemampuan intelegensi yang dimiliki
oleh tiap individu biasanya berbeda. Secara luas diakui
bahwa terdapat perbedaan dalam kecepatan dan
kesempurnaan individu dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi. Orang yang memiliki taraf
intelegensi yang lebih tinggi lebih cepat memecahkan
persoalan bila dibandingkan dengan orang yang memiliki
taraf intelegensi lebih rendah. Kemampuan intelegensi
memegang peranan penting, dan harus dipertimbangan
dalam memasuki suatu pekerjaan.
b. Bakat
Bakat merupakan suatu kondisi yang dimiliki
individu yang memungkinkan individu untuk berkembang
pada masa mendatang. Bakat merupakan suatu kemampuan
yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang
keterampilan atau kesenian (Winkel, 2004). Bakat-bakat
dapat diketahui melalui tes bakat yang biasanya diadakan
oleh pihak sekolah. Bakat-bakat yang perlu diukur antara
lain: penalaran verbal, kemampuan angka, penalaran
abstrak, tilikan ruang, penalaran mekanis, kecepatan dan
ketelitian klerikal, pemakaian bahasa, bakat skolastik. Bakat
seseorang perlu diketahui agar pihak sekolah dapat
Dengan memberikan bimbingan yang sesuai akan
dipermudahlah pihak sekolah dalam memprediksi dan
mengarahkan pilihan karier para murid. Program bimbingan
yang dilakukan di sekolah dapat membantu siswa untuk
mengetahui bakat-bakatnya.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap
pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan
yang berkaitan dengan bidang itu. Minat sangat besar
pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu
pekerjaan. Memiliki minat saja tidak menjamin orang akan
berhasil baik dalam bidang jabatan yang dimasuki, karena
harus dilihat pula bekal kualifikasinya yang menyangkut
taraf intelegensi dan profil kemampuan khusus.
Orang yang berminat, tetapi tidak memenuhi
tuntutan kualifikasi dalam hal taraf intelegensi dan profil
kemampuan kemampuan khusus, kiranya tidak dapat
diharapkan akan berhasil baik. Sebaliknya, orang yang
memenuhi kualifikasi dalam hal tertentu, masih dapat
diharapkan cukup berhasil meskipun tidak begitu berminat.
Keadaan yang paling baik ialah bila orang berminat dan
Menurut pendapat Strong (Winkel, 2004: 650),
minat masih akan mengalami perubahan antara umur 15-20
tahun, dan akan menjadi lebih stabil antara umur 20-25
tahun. Minat tersebut tidak akan berubah banyak setelah
seseorang mencapai kedewasaan.
d. Sifat-sifat
Sifat merupakan ciri-ciri kepribadian yang
memberikan corak khas pada seseorang seperti riang
gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, dan lain-lain.
Biasanya, orang akan kurang cocok untuk memegang suatu
jabatan tertentu karena dalam dirinya terdapat sifat-sifat
yang kurang mendukung dirinya untuk bekerja di bidang
yang bersangkutan. Setiap orang memiliki kombinasi dari
sifat baik yang mendukung dalam bekerja dan sifat yang
kurang baik yang menghambat dalam bekerja. Selama masa
remaja semua sifat belumlah terbentuk secara paten. Sifat
dalam diri remaja yang kurang baik masih dapat
mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya umur
dan kedewasaan remaja itu sendiri (Winkel, 2004 :652).
e. Nilai-Nilai
Sukardi (1987:47) menjelaskan bahwa nilai adalah
sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
sebagai patokan dalam melakukan tindakan. Nilai-nilai
yang diyakini oleh seseorang memegang peranan yang
penting dalam keseluruhan perilaku seseorang dan
mempengaruhi seluruh harapan atau aspirasinya, termasuk
bidang pekerjaan yang akan ditekuni. Nilai-nilai yang
dianut oleh individu berpengaruh terhadap prestasi dalam
pekerjaan. Individu yang memiliki nilai moral yang tinggi
akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula dalam
pekerjaannya.
f. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki
oleh sesorang antara lain tentang bidang-bidang pekerjaan
dan tentang diri sendiri. Pengetahuan yang berhubungan
dengan bidang pekerjaan misalnya: persyaratan dalam
melamar pekerjaan, gaji yang diterima, hak dan kewajiban
selama bekerja, dan gambaran lingkungan pekerjaan yang
akan dihadapi. Pengetahuan tentang diri sendiri meliputi
antara lain: taraf intelegensi, kemampuan khusus, nilai-nilai
kehidupan, minat dan sifat kepribadian. Dengan
bertambahnya umur dan pengalaman hidup, orang akan
mengenal diri sendiri secara lebih akurat dan lebih
g. Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki
oleh seseorang seperti tinggi badan, ketajaman penglihatan,
pendengaran, dan jenis kelamin. Hampir semua pekerjaan
yang ada membutuhkan kondisi fisik yang lengkap dan
dapat digunakan secara optimal.
Selain faktor yang terdapat dalam diri individu, terdapat
juga faktor sosial yang terdiri dari kelompok primer dan kelompok
sekunder. Kelompok primer diwarnai oleh bentuk-bentuk
hubungan yang bersifat pribadi, akrab, dan terjadi secara terus
menerus. Keluarga terutama orang tua merupakan lingkungan yang
memberikan pengalaman sosial yang pertama pada anak. Orang tua
ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir anak
remajanya, walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam
menjalankan karir sangat tergantung pada kecakapan dan
keprofesionalan siswa yang menjalaninya.
Kelompok sekunder didasarkan atas
kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai aktivitas, gerak-gerik
kelompok. Keberadaan dan aktivitas kelompok sekunder ini tidak
tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun
hubungan antar anggota tetap akrab. Kelompok ini memiliki
keinginan untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat secara
Teori Ginzberg (dalam Santoadi, 2008), titik pijak pilihan
karier adalah teori perkembangan. Kesimpulan teori Ginzberg
adalah pilihan karier merupakan suatu proses perkembangan yang
pada umumnya meliputi sekian tahun dalam kehidupan manusia
(6-10 tahun), dimulai ketika berusia 11 tahun dan berakhir pada usia
17 tahun atau ketika memasuki masa dewasa muda. Ginzberg
membedakan tiga periode atau tahap proses pemilihan:
a. Periode Fantasi (usia kanak-kanak, sebelum 11 tahun): Anak
melakukan aktivitas yang berorientasi murni pada
permainan-permainan. Menjelang akhir fase ini, permainan cenderung
berorientasi pada kerja.
b. Periode Tentatif (usia dewasa awal, 11-17 tahun): Proses
transisi ditandai dengan pengenalan pada tuntutan kerja secara
bertahap, pengenalan pada minat, kemampuan, imbalan yang
diperoleh dari pekerjaan, nilai-nilai, dan kesadaran akan
perspektif waktu (kesadaran akan masa depan).
c. Periode Realistik (usia dewasa tengah, 17 tahun-dewasa muda):
Integrasi berbagai kemampuan dan minat mengalami
perkembangan nilai-nilai lebih mendalam, kristalisasi pilihan
karier, spesifikasi pilihan karier.
Secara ringkas pandangan Ginzberg dirumuskan sebagai
a. Pilihan karier adalah proses perkembangan dimana pilihan
karier bukan merupakan pilihan sederhana tetapi serangkaian
keputusan yang dibuat melewati tahun-tahun sepanjang hidup.
Setiap tahap dalam proses memiliki kaitan yang sangat berarti
dengan tahap sebelumnya.
b. Proses perkembangan tidak dapat diputar ulang-mundur
kembali. Keputusan karier terikat dengan perkembangan
individu dan usia secara kronologis.
c. Proses pemilihan karier akan berakhir dengan penyesuaian
pada berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang
mempengaruhi karier.
2. Sikap Terhadap Pekerjaan di Masa Remaja
Sikap merupakan suatu kesiapan seseorang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu (Sukardi,1987:46). Sikap
merupakan suatu kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki
individu dalam mereaksi terhadap diri sendiri, orang lain, atau situasi
tertentu. Sikap terhadap pekerjaan dapat diartikan sebagai
kecenderungan remaja dalam melihat arti dari sebuah pekerjaan. Sikap
ini tentu dirasakan oleh para siswa yang menempuh pendidikan di
SMK. Sejak mereka memutuskan untuk masuk ke SMK, mereka
sudah berfokus pada berbagai macam pilihan pekerjaan yang nantinya
Dalam keadaan yang normal, seseorang dapat memilih suatu
pekerjaan yang disenanginya. Dalam hal ini subjektivitas orang akan
nampak. Unsur subjektif remaja masih sangat menguasai sehingga
pilihannya bisa tidak terlalu realistis. Misalnya seseorang ingin
menjadi sopir bis atas dasar pengalamannya yang masih terbatas. Ia
merasa duduk di belakang stir kendaraan yang begitu besar adalah
suatu hal yang menarik. Pilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh
bukanlah suatu tindakan sesaat saja, melainkan merupakan hasil suatu
proses pemikiran dan pengalaman tertentu, walaupun hasilnya nanti
mungkin juga dapat bersifat sementara lagi.
C. Masalah Karier Siswa SMK
Hurlock (2004) beranggapan bahwa pada rentang usia 15-18 tahun
remaja mengalami masa yang sering disebut dengan “masa bermasalah”.
Mereka sering bermasalah dengan orang lain dan juga dengan diri mereka
sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah adalah sesuatu
yang harus diselesaikan (2005, 883). Banyak masalah yang dialami oleh
remaja seperti masalah pelajaran, masalah hubungan dengan orang tua dan
saudara-saudara mereka, masalah pergaulan dengan teman sebaya,
masalah kebahagiaan dan keselamatan diri sendiri, masalah penerimaan
orang terhadapnya, masalah kebutuhan finasiil, masalah pekerjaan dan
Karier merupakan suatu proses yang dilalui orang sepanjang
hidupnya, yang berhubungan dengan jenis pekerjaan atau bidang
pekerjaan yang ingin dimasuki. Karier merupakan suatu proses dimana
individu membutuhkan banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan
faktor-faktor yang berada di luar maupun di dalam dirinya. Karier lebih
menekankan aspek bahwa seseorang memandang pekerjaanya sebagai
panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran, perasaan serta
mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 2004).
Karier merupakan suatu respon terhadap kebutuhan untuk bekerja.
Kebutuhan untuk bekerja itu sendiri merupakan suatu kebutuhan yang
alami dan sosial (Manrihu, 1988). Di masyarakat kita, semua orang
diharapkan dapat bekerja agar semua kebutuhan dapat tercukupi dan
sebagai konsekuensinya lembaga-lembaga pendidikan terutama SMK
bertanggung jawab untuk mempersiapkan anak didiknya untuk siap
bekerja di lingkungan masyarakat.
Masalah karier adalah suatu keadaan negatif yang dialami individu
dalam rangka mempersiapkan diri untuk memilih jenis pekerjaan atau
bidang pekerjaan, yang mencakup pemahaman diri, nilai-nilai hidup,
pemahaman lingkungan, dan perencanaan masa depan. Masalah karier
merupakan masalah yang umum dialami oleh remaja. Masalah karier
timbul karena remaja mendapat hambatan atau merasa frustrasi dalam
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan tugas perkembangan yang
Masalah karier dialami oleh remaja karena mereka sudah mulai
memikirkan cita-cita, yang berkaitan dengan pekerjaan atau karier yang
ingin dijalaninya nanti meskipun belum terbentuk secara jelas dan mantap
(Gunarsa, 2004). Bagi siswa di SMK masalah karier kerap dialami oleh
mereka karena mereka dituntut untuk segera memilih dan menetapkan
karier yang akan mereka jalani nanti setelah mereka lulus.
Williamson (dalam Manrihu, 1988) menggambarkan bahwa
masalah karier dapat digambarkan sebagai: (1) situasi tidak adanya pilihan
bagi individu; (2) individu memiliki kebimbangan atau tidak pasti dalam
pilihan karier; (3) terdapat ketidakmampuan atau individu tidak berminat
dengan karier yang dipilihnya, (4) terdapat ketidaksesuaian antara bakat
dan minat dengan pilihan karier yang diinginkan oleh individu.
Byrne (dalam Manrihu, 1988) menggambarkan masalah karier
sebagai situasi dimana individu berada dalam situasi ketidakmatangan,
kurangnya keterampilan dalam memecahkan masalah, kurangnya
informasi serta wawasan dan kurangnya kepastian. Masalah karier yang
digambarkan oleh Williamson dan Byrne merupakan suatu bentuk adanya
kekurangan dalam diri individu. Idealnya mereka dapat memilih suatu
pekerjaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti bakat, minat,
serta berbagai macam informasi yang berkaitan dengan pilihan karier
mereka nantinya.
Sehubungan dengan masalah karier sering timbul pertanyaan
1. Bagaimana saya mendapatkan pekerjaan yang sesuai?
2. Bagaimana penyesuaian antara kemampuan diri saya dengan
pekerjaan?
3. Bagaimana saya mengetahui berbagai jenis pekerjaan?
4. Bagaimana saya menyiapkan diri untuk karier dan masa depan
saya?
5. Jenis pendidikan mana yang harus saya tempuh untuk
memperoleh pekerjaan di bidang-bidang yang saya
cita-citakan?
6. Apa hubungan antara kegiatan saya sekarang dengan karier
saya dimasa depan?
Apabila remaja tidak menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut, remaja akan mengalami kesulitan dalam pemilihan
keputusan kariernya kelak.
Dalam buku paket bimbingan karier (Depdikbud, 1984) tercantum
5 bidang masalah karier yaitu:
1. Pemahaman diri
2. Nilai-nilai
3. Pemahaman lingkungan
4. Hambatan dan mengatasi hambatan
5. Merencanakan masa depan
Topik hambatan yang tercantum dalam buku paket bimbingan
hambatan-hambatan dalam bidang karier tentunya merupakan
masalah-masalah karier juga (Depdikbud, 1984). Masalah karier peneliti
kelompokan menjadi 4 bidang masalah yaitu:
1. Pemahaman diri
2. Nilai-nilai
3. Pemahaman lingkungan
4. Perencanaan masa depan
Pemahaman diri mutlak diperlukan oleh individu dalam
merencanakan masa depannya. Siswa perlu memahami sifat-sifat, bakat,
minatnya. Dalam proses pendidikan sejak awal, SMK selalu
memperhatikan kemampuan perorangan, bakat, minat serta ketangguhan
pribadi yang nantinya akan berpengaruh pada produktivitas kerjanya
(Hamalik,1990:20). Pertanyaan yang perlu dipikirkan oleh siswa berkaitan
dengan pemahaman diri yaitu: Saya ini bagaimana dalam kapasitas tenaga
kerja? Apa yang saya miliki? Apa yang dapat saya berikan pada pekerjaan
saya nantinya, apakah pekerjaan saya cocok dengan bakat, minat,
kemampuan dan pendidikan yang saya peroleh (Rifai, 1984). Dengan
memahami diri secara tepat, siswa diharapkan dapat memilih pekerjaan
yang sesuai.
Nilai-nilai menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup dan sangat
menentukan bagi gaya hidup seseorang (Winkel, 2004). Melalui nilai-nilai
yang diyakini individu belajar untuk dapat memilih antara yang
peraturan lainnya yang senantiasa akan dihadapi oleh individu dalam
menjalani kehidupan kariernya kelak. Bila individu tidak memahami
nilai-nilai hidup di lingkungannya, individu akan mengalami gangguan dalam
kehidupannya, dan tidak akan dapat berinteraksi dengan baik di
lingkungan masyarakat termasuk lingkungan kerjanya kelak.
Pemahaman lingkungan mencakup informasi tentang berbagai
macam jenis pekerjaan dan berbagai macam jenis perguruan tinggi. Siswa
akan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang bisa dipilih apabila siswa
memiliki informasi tentang berbagai pekerjaan, syarat-syarat yang
diperlukan untuk dapat memasuki pekerjaan, serta hak dan kewajiban yang
akan didapat oleh siswa saat memilih pekerjaan tersebut. Informasi tentang
jenis-jenis perguruan tinggi juga perlu diketahui oleh siswa SMK karena
terbuka juga kemungkinan bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuannya. Informasi yang
perlu diketahui oleh siswa antara lain: jenis-jenis perguruan tinggi, bidang
studi pokok yang menunjang untuk memasuki suatu jurusan atau fakultas,
syarat serta biaya yang diperlukan (Depdikbud, 1984).
Merencanakan masa depan diperlukan oleh tiap invidu. Melalui
perencanaan masa depan yang matang, siswa diharapkan dapat mencapai
apa yang menjadi cita-citanya terutama dalam hal pekerjaan yang sesuai.
Perencanaan masa depan yang salah, terutama dalam hal karier akan
membawa konsekuensi yang berat bagi siswa yang bersangkutan yang
2004: 646). Perencanaan masa depan dapat dilihat dari faktor pribadi atau
dapat juga disebut sebagai faktor internal, faktor lingkungan atau dapat
juga disebut sebagai faktor eksternal, serta hal-hal yang harus dilakukan.
Larasati (2005) telah melakukan penelitian tentang
masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas 2 SMK Bina Dirgantara
Surakarta tahun ajaran 2004/2005. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah Inventori Masalah-Masalah Karier yang disusun sendiri oleh
peneliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah karier yang dialami
oleh mayoritas siswa kelas 1 Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK
Bina Dirgantara Surakarta tahun ajaran 2004/2005 adalah lebih menyadari
kejelekan atau kekurangan daripada kebaikan (18 orang), sulit mengubah
sifat atau kebiasaan yang negatif (29 orang), belum menyadari tugas yang
sesungguhnya (23 orang), kekurangan biaya untuk melanjutkan studi ke
Perguruan Tinggi (18 orang), kurang mengenal seluk beluk perguruan
tinggi (18 orang), kurang mengenal seluk beluk dunia kerja (23 orang),
kurang mendapat informasi tentang prosedur pengiriman tenaga kerja ke
luar negeri (21orang). Sedangkan masalah karier yang dialami oleh
mayoritas siswa kelas II Progran Keahlian Mekanik Otomotif SMK Bina
Dirgantara Surakarta tahun ajaran 2004/2005, yaitu sulit mengubah
sifat-sifat yang negatif (44 orang), kegiatan sehari-hari tidak terjadwal (23
orang), tidak mengetahui cara mengisi waktu luang dengan tepat (30
orang), meragukan kesempatan memperoleh pekerjaan setamat SMK (32
Penelitian tentang masalah karier siswa juga dilakukan oleh
Irmawati (2001) pada siswa kelas II SMU BOPKRI Wonosari tahun ajaran
1999/2000. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Alat Ungkap
Masalah yang disusun oleh Prayitno, dkk (tanpa tahun). Hasil penelitian
menunjukan bahwa masalah dalam bidang karier dan pekerjaan yang
dialami oleh siswa kelas II SMU BOPKRI Wonosari antara lain: cemas
bila menjadi penganggur setamat pendidikan, kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan, khawatir diperlakukan secara tidak wajar atau tidak adil dalam
mencari atau melamar pekerjaan, ragu apakah setamat pendidikan dapat
bekerja secara mandiri.
D. Bimbingan Karier di SMK
1. Bimbingan Karier
Bimbingan karier dianggap penting untuk dilaksanakan di tiap
jenjang pendidikan, terutama di SMK. Bimbingan karir ialah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan yang telah dimasukinya (Winkel,
2004:114). Bimbingan karir juga merupakan suatu proses bantuan
terhadap individu agar individu yang bersangkutan dapat mengenal
depannya dengan bentuk kehidupan yang diharapkan sesuai dengan
keadaan dirinya (Gani, 1987).
Tujuan bimbingan karier antara lain (Gani, 1987:12):
a. Memiliki pemahaman diri.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi
karir yang menunjang kematangan karir. c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan
menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya di masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
g. Dapat membentuk pola-pola karir.
h. Mengenal kemampuan dan minat.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil
keputusan karir.
Bimbingan karier di SMK mempunyai 3 fungsi utama (Depdikbud,
1993) yaitu:
a. Fungsi penyaluran yaitu membimbing calon siswa agar
memperoleh pendidikan yang sesuai sehingga dapat berkembang secara optimal.
b. Fungsi penyesuaian yaitu membimbing para siswa dan tamatan agar dapat menyesuaikan diri secara positif dan kreatif dengan kondisi belajar dan bekerja.
c. Fungsi pencegahan yaitu membantu siswa dalam
mengantisipasi situasi dan kondisi dari dalam dan dari luar dirinya yang dapat menghambat pengembangan dirinya.
Menurut Buku Paket Bimbingan Karier untuk Sekolah Menengah
Tingkat Atas (Depdikbud, 1984), prinsip pokok bimbingan karier adalah
sebagai berikut:
a. Pemilihan pekerjaan lebih merupakan suatu proses daripada sebagai suatu peristiwa.
b. Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan dimulai dengan
c. Bimbingan karier haruslah merupakan suatu proses perkembangan konsep diri.
d. Bimbingan karier membantu individu memahami dunia kerja
dalam masyarakat.
e. Bimbingan karier memberikan bantuan kepada siswa untuk
mengetahui berbagai hambatan yang mungkin muncul.
f. Siswa perlu dibantu dan diajak untuk merencanakan kariernya untuk masa yang akan datang.
Bimbingan karier tidak hanya memberikan respons pada
masalah-masalah yang telah ada, tetapi juga membantu individu untuk
memperoleh pengetahuan, sikap dan juga keterampilan sehingga individu
dapat mengembangkan perilaku yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan. Bimbingan karier lebih berorientasi pada masa depan dan
bersifat developmental. Fokus dari bimbingan karier itu sendiri adalah
edukatif karena dimaksudkan untuk memaksimalkan pertumbuhan atau
perkembangan.
2. Topik-Topik Bimbingan Karier Secara Klasikal
Bimbingan karier merupakan bagian integral dari keseluruhan
program pendidikan karier. Bimbingan karier secara klasikal merupakan
suatu proses bantuan yang diberikan pada sekelompok siswa agar mereka
mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang
mendukung kemajuan dirinya yang dilakukan dengan cara melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas (Winkel, 2004).
Bimbingan karier hendaknya disesuaikan dengan keadaan para siswa
di kelas yang bersangkutan, yaitu dengan memperhitungkan tahap
hendaknya dipersiapkan oleh guru BK. Salah satu persiapan yang
dilakukan adalah dengan membuat Satuan Pelayanan Bimbingan yang
merupakan persiapan tertulis. Guru BK dapat menggunakan berbagai jenis
buku yang relevan dengan tema yang ingin diberikan di kelas.
Depdikbud pernah menyusun Buku Paket Bimbingan Karier
(Depdikbud, 1984) untuk Sekolah Menengah Atas. Topik-topik bimbingan
karier dalam paket tersebut mencakup:
a. Pemahaman diri yang mencakup pemahaman tentang bakat,
minat, cita-cita dan gaya hidup.
b. Nilai-nilai yang mencakup pengenalan nilai hidup sendiri,
pengenalan nilai orang lain dan pertentangan nilai
c. Pemahaman lingkungan yang mencangkup informasi
pendidikan, informasi jabatan
d. Hambatan yang mencangkup berbagai halangan yang berasal
dari faktor pribadi, faktor lingkungan, yang muncul saat
pencapaian karier terjadi
e. Merencanakan masa depan, mencangkup membuat rencana
pilihan karier dengan mengelola informasi yang sudah ada
tentang keadaan diri dan lingkungan.
33
Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, populasi penelitian,
instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan tergolong penelitian deskriptif dengan
survei. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan
(Sudjana, 1989). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi tentang masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa kelas
XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Selanjutnya
berdasarkan hasil penelitian disusun topik-topik bimbingan karier secara
klasikal.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK St. Mikael
Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Jumlah populasi siswa kelas XI SMK
St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah sebanyak 161 siswa
yang terdiri dari 4 kelas, seperti yang disajikan dalam tabel 1. Semua
anggota populasi menjadi subyek penelitian dan tidak ada sampel.
Terdapat lima alasan peneliti memilih SMK St. Mikael Surakarta
sebagai tempat penelitian yaitu karena SMK St. Mikael Surakarta mudah
dijangkau oleh peneliti, SMK St. Mikael merupakan jenis sekolah yang
bertujuan untuk mempersiapkan anak didiknya menjadi tenaga yang siap
kerja, SMK St. Mikael mempunyai jam khusus bimbingan yang terjadwal
setiap minggunya, SMK St. Mikael memiliki siswa yang cocok dijadikan
sebagai populasi penelitian yaitu remaja dengan rentang usia 15-18 tahun.
Tabel 1
Rincian Jumlah Siswa Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelas Jumlah
XI A 40
XI B 40
XI C 40
XI D 41
Total 161
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner
Masalah-Masalah Karier yang disusun sendiri oleh peneliti. Metode yang
digunakan adalah metode skoring yang merupakan modifikasi skala
Likert. Pada skala Likert terdapat 5 kategori jawaban yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Belum Memutuskan (BM), Tidak Setuju (TS), Sama
alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), Sama Sekali Tidak Setuju (STS).
Menurut Hadi (1990) modifikasi skala Likert menjadi empat
kategori didasarkan pada 3 alasan. Alasan yang pertama adalah karena
dalam skala Likert 5 alternatif jawaban terdapat pilihan “belum
memutuskan” yang mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memutuskan, bisa juga diartikan netral atau bahkan ragu-ragu. Alasan
yang kedua adalah tersedianya jawaban “belum memutuskan” dapat
menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency
effect) terutama bagi responden yang masih ragu-ragu dengan jawabannya.
Alasan yang ketiga adalah untuk lebih jelas melihat kecenderungan
pendapat responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.
Dalam buku paket bimbingan karier (Depdikbud, 1984) tercantum
5 bidang masalah karier yaitu:
1. Pemahaman diri
2. Nilai-nilai
3. Pemahaman lingkungan
4. Hambatan dan mengatasi hambatan
5. Merencanakan masa depan
Topik hambatan yang tercantum dalam buku paket bimbingan
karier (Depdikbud, 1984) tersebut tidak dijadikan sebagai masalah
tersendiri, karena hambatan-hambatan dalam bidang karier sudah tercakup
Masalah-Masalah Karier. Pada akhirnya masalah karier peneliti
kelompokan menjadi 4 bidang masalah karier yaitu:
1. Pemahaman diri
2. Nilai-nilai
3. Pemahaman lingkungan
4. Perencanaan masa depan
Kisi-kisi kuesioner Masalah-Masalah Karier didasarkan pada 4
bidang masalah karier seperti yang sudah peneliti susun berdasarkan Buku
Paket Bimbingan Karier. Kisi-kisi kuesioner Masalah-Masalah Karier
Tabel 2
Kisi-Kisi Kuesioner Masalah-Masalah Karier (yang Diujicoba)
Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari 2 kelompok yaitu
pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan negatif atau
unfavorable adalah pernyataan-pernyataan yang menggambarkan adanya
masalah yang berkaitan dengan aspek yang bersangkutan. Pernyataan Bidang Masalah
Karier Indikator Jumlah
No Item
Negatif Positif Pemahaman Diri a. Kebiasaan
dalam diri
positif atau favorable adalah pernyataan-pernyataan yang menggambarkan
tidak adanya masalah yang berkaitan dengan aspek yang bersangkutan.
Penentuan skor untuk setiap pernyataan dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan positif: skor untuk jawaban Sangat Setuju
adalah satu, skor untuk jawaban Setuju adalah dua, skor untuk
jawaban Tidak Setuju adalah tiga, skor untuk jawaban Sangat
Tidak Setuju adalah empat.
b. Untuk pernyataan negatif: skor untuk jawaban Sangat Setuju
adalah empat, skor untuk jawaban Setuju adalah tiga, skor
untuk jawaban Tidak Setuju adalah dua, skor untuk jawaban
Sangat Tidak Setuju adalah satu.
Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban
dengan cara memberi tanda centang (√). Skor untuk masing-masing item
dijumlahkan untuk melihat masalah karier yang dialami oleh responden.
Semakin banyak skor yang diperoleh, responden semakin bermasalah.
Sebaliknya, semakin sedikit skor, responden semakin tidak bermasalah.
D. Validitas
Pada penelitian ini, validitas yang diuji adalah validitas isi.
Validitas isi dapat diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran yang
bersangkutan (Azwar, 2001).
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement
(Azwar 2001:45). Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan validitas
isi yang dilakukan lewat professional judgement. Dalam hal ini peneliti
meminta bantuan kepada:
1. Drs. R.H. Dj. Sinurat, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi.
Dosen memberikan penilaian berkaitan dengan kesesuaian
antara variabel penelitian, indikator penelitian dan kalimat
pernyataan yang telah disusun oleh peneliti.
2. Paulus Widyawan Widhiasta, S.S. selaku guru BK SMK St.
Mikael Surakarta. Guru BK memberikan penilaian berkaitan
dengan struktur kalimat, dan mudah tidaknya pernyataan
tersebut dipahami oleh siswa.
3. Rondang Sitindaon, S. Psi. seorang lulusan psikologi. Beliau
memberikan evaluasi tentang jumlah item dan mengevaluasi
pernyataan item.
Selain menggunakan professional judgement penelitian ini juga
menggunakan Person Product Moment dengan cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis
XY
r =
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
−2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N
Keterangan :
XY
r = Korelasi skor butir dengan skor aspek
N = Jumlah subyek
X = Skor item atau butir
Y = Skor total per aspek
Proses penghitungan dilakukan dengan cara memberi skor pada tiap
item dan memasukan ke dalam tabel Excel; kemudian penghitungan
dilakukan dengan SPSS 15.0. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
program SPSS versi 15.0 yang dilakukan terhadap 106 item ternyata ada
Tabel 3
Rincian Item Yang Gugur Setelah Ujicoba
Bidang Masalah
Karier Indikator Jumlah
No Item
Gugur Valid Pemahaman Diri a. Kebiasaan
dalam diri Nilai-Nilai a. Nilai-Nilai
pegangan
Setelah melalui proses uji coba akhirnya diketahui bahwa terdapat 47
item yang gugur. Atas persetujuan dosen pembimbing, peneliti
menurunkan koefisien korelasi dari 0.30 menjadi 0.25 agar dapat
memenuhi jumlah item yang diinginkan. Pada tabel 4 disajikan kisi-kisi
Tabel 4
Kisi-Kisi Kuesioner Final
E. Reliabilitas
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Reliabilitas suatu tes merupakan taraf sampai
mana instrumen mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya, Bidang Masalah
Karier Indikator Jumlah
No Item
Negatif Positif Pemahaman Diri a. Kebiasaan
dalam diri
yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo,
1995:209). Sedangkan reliabilitas menurut Arikunto (1991:170)
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner
menggunakan program SPSS yang dilakukan dengan menghitung
koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap dengan
menggunakan Product Moment dari Pearson yang kemudian dikoreksi
dengan formula Spearman-Brown sebagai berikut:
tt
r = koefisien reliabilitas seluruh instrumen
gg
r = koefisien korelasi skor belahan gasal-genap
Untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh,
dipakai besar koefisien korelasi dalam kriteria Guilford yang terdapat pada
tabel 5 (Masidjo, 1995: 209).
Tabel 5
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91-1,00 Sangat tinggi
2 0,71-0,90 Tinggi
3 0,41-0,70 Cukup
4 0,21-0,40 Rendah
Dari data hasil uji coba kepada siswa kelas XI SMK St. Mikael
Surakarta diperoleh perhitungan koefisian reliabilitas seluruh instrumen
dengan menggunakan rumus Spearman-Brown yaitu 0,85. Hasil
perhitungan 0,85 dikonsultasikan ke kriteria Guilford. Berdasarkan kriteria
Guilford disimpulkan bahwa hasil perhitungan tersebut termasuk dalam
kategori tinggi.
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan peneliti adalah
a. Menghubungi kepala sekolah dan guru BK SMK St. Mikael
Surakarta untuk meminta ijin mengadakan penelitian di SMK St.
Mikael Surakarta.
b. Membuat kuesioner sebagai alat untuk penelitian.
c. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing skripsi,
kepada koordinator BK, dan kepada rekan peneliti yang merupakan
sarjana psikologi.
d. Melaksanakan uji coba kuesioner
Sebelum melaksanakan uji coba kuesioner, peneliti
menghubungi kepala sekolah BK SMK St. Mikael Surakarta untuk
meminta ijin mengadakan uji coba kuesioner. Selain itu peneliti
juga menghubungi guru BK untuk menentukan jadwal uji coba.
item pernyataan mudah dan dapat dipahami oleh responden
sebagaimana yang diinginkan oleh peneliti (Azwar:2008). Reaksi
dari responden baik berupa pertanyaan mengenai kata atau kalimat
yang digunakan dalam kuesioner menunjukkan bahwa maksud atau
tujuan dari kalimat tersebut belum dapat tersampaikan kepada
responden. Apa yang sudah jelas bagi peneliti mungkin saja belum
dapat dimengerti oleh responden.
Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 25
September 2010 pukul 10.15 WIB. Pelaksanaan uji coba diawasi
oleh peneliti sendiri serta didampingi Guru BK. Terdapat 38 siswa
yang menjadi responden pada pelaksanaan uji coba. Waktu yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan uji coba kurang lebih adalah 40
menit.
Berdasarkan pengamatan peneliti, responden mengerjakan
kuesioner dengan tertib dan bersungguh-sungguh. Siswa juga
memahami pernyataan dan petunjuk yang ada. Tidak ada siswa
yang bertanya tentang petunjuk dan pernyataan yang terdapat pada
kuesioner. Hanya saja, ada beberapa siswa yang berpendapat
bahwa jumlah item terlalu banyak.
2. Tahap Pengisian Kuesioner
Pengisian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 9 dan 16 Oktober
2010, pukul 10.15 sampai pukul 11.45 WIB. Pengisian kuesioner ini
kuesioner penelitian kurang lebih 30 menit. Jadwal pengisian
kuesioner dan jumlah responden dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Jadwal Pengisian Kuesioner dan Jumlah Responden
No Tanggal Kelas Jam Siswa Hadir
Siswa Tidak Hadir 1 9 Oktober 2010 XI B 10.15-11.00 40 -
2 9 Oktober 2010 XI A 11.00-11.45 39 1 3 16 Oktober 2010 XI D 10.15-11.00 41 - 4 16 Oktober 2010 XI C 11.00-11.45 39 1
Jumlah 159 2
Pada awal pertemuan peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan peneliti datang menemui para siswa. Setelah
perkenalan dan penjelasan singkat, peneliti membagikan lembar
kuesioner dan meminta para siswa untuk membaca petunjuk
pengerjaan. Setelah waktu yang digunakan untuk membaca
petunjuk cukup, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk
mengisi kuesioner. Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti
meminta siswa untuk mengoreksi kembali hasil pekerjaan agar
tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Di akhir pertemuan peneliti
mengucapkan terima kasih kepada para siswa yang telah bersedia
mengisi kuesioner.
Pada saat pengisian kuesioner siswa kelas XI A dan B baru
saja selesai ulangan harian, dan kelas XI C dan D akan segera
menempuh ulangan harian. Boleh jadi situasi ini mempengaruhi
G. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP Tipe 1) sebagai acuan
dalam menentukan banyak sedikitnya masalah karier yang dialami oleh
siswa. PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan perolehan skor
individu dengan suatu patokan yang sudah ditetapkan sebelumnya atau
suatu skor yang idealnya dicapai oleh individu (Masidjo,1995:151). PAP
dipilih sebagai dasar untuk menentukan intensitas masalah karier.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk menganalisis
data adalah sebagi berikut:
1. Menentukan dan menghitung skor dari setiap alternatif jawaban
yang sudah diberikan oleh responden.
2. Menghitung jumlah skor dari setiap responden.
3. Menggolongkan masalah karier dari seluruh responden dengan
PAP tipe 1 dengan kriteria yang disajikan dalam tabel 7.
Tabel 7
Penggolongan Masalah Karier Berdasarkan PAP Tipe 1
Rumus PAP Tipe 1 Kualifikasi
90%-100% Sangat Bermasalah
80%-89% Bermasalah
65%-79% Cukup Bermasalah
55%-64% Kurang Bermasalah
Di bawah-55% Sangat Tidak
4. Menyimpulkan masalah-masalah karier yang dialami oleh
siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran
2010/2011.
5. Berdasarkan masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa
kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011,
peneliti menyusun usulan topik-topik bimbingan karier secara
klasikal untuk siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta.
49
Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu “Masalah-masalah karier manakah yang dialami oleh siswa kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011?”. Usulan topik-topik bimbingan karier secara klasikal sebagai implikasi penelitian diuraikan pada bab V.
A. Masalah-Masalah Karier yang Dialami oleh Siswa kelas XI SMK St. Mikael
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Penulis bermaksud melihat masalah-masalah karier yang dialami oleh siswa
kelas XI SMK St. Mikael Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Intensitas masalah
yang dialami digolongkan sebagai berikut: sangat bermasalah, bermasalah,
cukup bermasalah, kurang bermasalah dan sangat tidak bermasalah. Untuk ini
penulis menggunakan perhitungan Penilaian Acuan Patokan. Penilaian Acuan
Patokan (PAP) tipe I digunakan dengan memperbandingkan skor riil dengan skor
yang seharusnya (Masidjo, 1995). Masalah-masalah karier yang dialami disajikan
Tabel 8
Masalah-Masalah Karier yang Dialami
Oleh Kelas XI SMK St. Mikael Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 Rumus
PAP Tipe 1
Intensitas Jumlah
siswa Nomor Item
Dari tabel 8 nampak bahwa:
1. Tidak ada masalah karier (aspek bidang karier yang diungkap melalui item-item kuesioner) dalam hal mana siswa merasa sangat bermasalah atau bermasalah.