• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme Pada Film the Raid : Berandal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme Pada Film the Raid : Berandal"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Laksmi K. 2014) dengan judul “Gaya Bahasa Lirik Lagu Dewi Lestari dalam Album Rectroverso dan Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa pada lirik lagu Dewi Lestari dalam album Rectroverso dan mendeskripsikan hubungan gaya bahasa pada lirik lagu Dewi Lestari dalam album Rectroverso dengan pembelajaran sastra di SMA. Mengenai tujuan tersebut, peneliti menggunakan teori stilistika dengan hasil analisis data ditinjau dari perbedaan gaya bahasa yang digunakan dalam album Rectroverso.

Permasalahan yang dibahas adalah makna dan gaya bahasa yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Budgeti (2015) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis gaya linguistik dan makna dalam film L’’ecume des jours” karya Michel Gondry. Penelitian ini fokus mempelajari bentuk gaya bahasa, serta makna gaya bahasa yang terkandung dalam film Perancis berjudul l’ecume des jours karya Michel Gondry.

Selain itu, penelitian Rafsanjani (2012) dalam tesisnya yang berjudul “Analysis of Language Style in Hermann Hesse’s Roman Der Steppenwolf”.

Landasan Teori

  • Gaya Bahasa
  • Gaya Bahasa Sarkasme
  • Pengertian Film

Berdasarkan beberapa penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa gaya bahasa dapat dipahami sebagai suatu cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa dengan cara yang khas dan tidak biasa. Gaya bahasa dalam penelitian ini menitikberatkan pada pembahasan penggunaan sarkasme menurut Gorys Keraf. Gaya bahasa menurut Keraf (2010) dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, antara lain: (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata; 2) gaya bahasa berdasarkan kata; (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, (4) gaya bahasa berdasarkan langsung atau tidaknya makna.

Lebih lanjut Keraf menjelaskan gaya bahasa berdasarkan maknanya langsung atau tidak, dapat dibedakan menjadi (1) gaya bahasa retorika dibedakan menjadi aliterasi, asonansi, anastrofe atau inversi, aphosphasis atau preterisio, apostrof, asyndeton, polysyndeton, chiasmus, elipsis, eufemisme, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, periphrasis, prolepsis atau antisipasi, erotesis. Gaya bahasa dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan gaya bahasa berdasarkan maknanya langsung atau tidak dan terbagi dalam gaya bahasa kiasan. Sarkasme mungkin ironis atau tidak, tetapi yang jelas gaya bahasa seperti itu akan selalu menyakitkan dan tidak enak didengar.

Teori gaya bahasa seperti yang disampaikan Keraf sebelumnya merupakan klasifikasi yang paling lengkap sehingga dianggap sebagai landasan teori yang paling memadai untuk membedah gaya bahasa dalam film The Raid yang mengandung sarkasme.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Data dan Sumber Data
    • Data
    • Sumber Data
  • Metode dan Teknik Pengumpulan Data
    • Metode Dokumentasi
    • Metode Observasi dengan Teknik Catat
  • Teknik Analisis Data

Bentuk sindiran pada kutipan 3 dibaca sebagai hinaan yang sangat kejam dengan penggunaan kata bajingan. Bentuk sindiran pada kutipan 8 mengandung hinaan yang sangat kasar dengan penggunaan kata bajingan. Penggunaan sarkasme pada kutipan 1 dikategorikan penggunaan tidak langsung dengan menggunakan gambaran kata anjing.

Penggunaan sarkasme pada kutipan 3 dikategorikan penggunaan langsung dengan perumpamaan kata bajingan. Penggunaan sarkasme pada kutipan 6 dikategorikan penggunaan langsung dengan perumpamaan kata bajingan. Penggunaan sarkasme pada kutipan 7 dikategorikan penggunaan langsung dengan perumpamaan kata anjing.

Penggunaan sarkasme pada kutipan 8 dikategorikan penggunaan langsung dengan perumpamaan kata bajingan. Pada kutipan 8, pemimpin Geng Parang (Alfridus Godfred) melontarkan sindiran. Penggunaan sarkasme pada kutipan 10 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan perumpamaan kata cincang.

Pada kutipan 10, pemimpin geng Parang (Alfridus Godfred) melontarkan sindiran. Penggunaan sarkasme pada kutipan 11 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan perumpamaan kata bajingan. Penggunaan sarkasme pada kutipan 12 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan perumpamaan kata bajingan.

Penggunaan sarkasme pada kutipan 15 dikategorikan penggunaan langsung dengan perumpamaan kata bajingan. Penggunaan sarkasme pada kutipan 22 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan perumpamaan kata campret.

PEMBAHASAN

Bentuk Gaya Bahasa Sarkasme pada Film The Raid

Bentuk sindiran dalam petikan 4 kedengaran seperti kata makian yang sangat biadap dengan penggunaan ayat lu gila ya. Bentuk bahasa sindiran dalam petikan 6 kedengaran seperti satu penghinaan yang sangat kasar dengan penggunaan ayat bangsat tua ini. 23 Bentuk sindiran dalam petikan 7 kedengaran seperti penghinaan yang sangat biadap dengan penggunaan perkataan anjing.

Gaya sindiran dalam petikan 10 kedengaran seperti kata makian yang sangat kasar dengan penggunaan kata yang dicincang. Bentuk bahasa sindiran dalam petikan 11 kedengaran seperti penghinaan yang sangat biadap dengan penggunaan perkataan bangsat. Bentuk bahasa sindiran dalam petikan 12 kedengaran seperti penghinaan yang sangat biadap dengan penggunaan perkataan bangsat.

Bentuk sindiran pada kutipan 13 adalah kata-kata makian yang sangat kasar dengan penggunaan kata persetan. Bentuk sindiran pada kutipan 15 berbunyi seperti hinaan yang sangat kejam jika menggunakan kata bajingan. Bentuk sindiran pada kutipan 17 berbunyi seperti hinaan yang sangat kasar jika menggunakan kata anjing.

Bentuk sindiran pada kutipan 18 dibaca sebagai hinaan yang sangat kasar dengan penggunaan kata anjing. Bentuk sindiran pada kutipan 19 mengandung hinaan yang sangat kasar dengan penggunaan kata bajingan dan anjing. Bentuk sindiran pada kutipan 20 mengandung makian yang sangat kasar dengan penggunaan kata mati dan mati.

Bentuk sindiran pada kutipan 22 mengandung kata-kata makian yang sangat kasar dengan menggunakan kata kampret. 27 Bentuk sindiran pada kutipan 23 mengandung hinaan yang sangat kasar dengan penggunaan kata anjing.

Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme pada Film The Raid

Penggunaan sarkasme pada kutipan 2 dikategorikan sebagai penggunaan tidak langsung dengan menggunakan perumpamaan kata kutu. Pada kutipan 3, bahasa sarkastik yang menggunakan kata bajingan diucapkan oleh tokoh Sersan Jaka (Joe Taslim) yang merupakan respon terhadap kalimat tokoh sebelumnya yaitu Letnan Wahyu (Pierre Gruno) yang memimpin pasukan yang dipimpin oleh Sersan Jaka (Joe Taslim) bertahan dalam situasi saat ini.dikepung oleh sekelompok penjahat. Penggunaan sarkasme pada kutipan 4 dikategorikan penggunaan langsung dengan kalimat simile, gila?

Pada kutipan 4, tokoh Andy (Donny Alamsyah) menggunakan gaya bahasa sarkastik, ungkapan kamu gila. Penggunaan sarkasme pada kutipan 5 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan kemiripan kalimat sedang menggunakan otak. Pada kutipan 5, tokoh Andy (Donny Alamsyah) menggunakan gaya bahasa yang sarkastik, yaitu pengertian menggunakan otak.

Penggunaan sarkasme pada kutipan 9 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan penggunaan dua kata metafora bajingan dan bajingan. Penggunaan sarkasme pada kutipan 13 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan kemiripan kata bercinta. Penggunaan sarkasme pada kutipan 14 dikategorikan sebagai penggunaan langsung dengan penggunaan dua perbandingan kata gila dan bodoh.

Penggunaan gaya bahasa sindiran dalam petikan 16 dikategorikan kepada penggunaan langsung dengan contoh penggunaan kata njing iaitu singkatan daripada perkataan anjing. Penggunaan bahasa sindiran dalam petikan 17 dikategorikan di bawah penggunaan tidak langsung dengan imej anjing. Penggunaan bahasa sarkastik dalam petikan 18 dikategorikan dalam penggunaan tidak langsung dengan imej anjing.

Penggunaan sarkasme pada kutipan 19 termasuk dalam penggunaan langsung dengan penggunaan dua perumpamaan kata bajingan dan anjing. Penggunaan sarkasme pada kutipan 20 dikategorikan penggunaan langsung dengan penggunaan dua perumpamaan kata kematian dan kematian. Penggunaan sarkasme pada kutipan 21 termasuk dalam kategori penggunaan langsung dengan penggunaan tiga perumpamaan kata anjing, bajingan, dan babi.

Penggunaan sarkasme pada kutipan 23 dikategorikan penggunaan tidak langsung dengan menggunakan metafora kata anjing.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, terdapat 23 kutipan, 13 kata, 2 kalimat yang termasuk dalam bentuk sarkasme yang menjadi objek penelitian dalam film The Raid. 23 quotes, 13 kata, dan 2 kalimat yang mengandung bentuk sarkasme antara lain: anjing, kutu, bajingan, kamu gila, kamu pakai otak, bajingan, brengsek, patah, ayam, gila, bodoh, mati, Mati , Babi, Kampret.

Saran

46 atau para aktris dalam film The Raid, sehingga penonton tidak hanya menjadi korban dari cerita tersebut, namun dapat secara aktif memahami pesan komunikatif yang disampaikan melalui film tersebut. Dalam mengartikan bahasa sarkasme dalam film The Raid perlu lebih teliti dan tepat agar bahasa sarkasme yang diucapkan para aktor dan aktris melalui dialog/percakapan dalam film tersebut tidak sekadar dimaknai melainkan memiliki makna tersirat yang disampaikan dalam film. film. Gaya bahasa lirik lagu Dewi Lestari dalam album Rectroverso dan kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA.

Seorang anggota tim polisi lainnya langsung ditembak mati oleh penembak jitu setelah melihat ke luar jendela. Dalam kekacauan tersebut, tahanan mereka melarikan diri dan membunuh dua petugas polisi lainnya, sehingga menguasai lantai 5. Tama memutus aliran listrik ke seluruh gedung, mengumumkan bahwa ada "tamu tak diundang" yang terperangkap di lantai 6, dan menjanjikan sewa gratis kepada mereka yang berhasil membunuh mereka.

Tim polisi Jaka disergap oleh anak buah Tama di lantai 7, yang menembak dan membunuh banyak anggota tim polisi. Jaka, Wahyu, Bowo (Tegar Satrya), Dagu (Eka Rahmadia) dan Rama berhasil selamat namun dipisahkan menjadi dua: Jaka, Wahyu dan Dagu di lantai 5, sedangkan Rama dan Bowo di lantai 7. pemimpin mereka (Alfridus Godfred) memeriksa apartemen Gofar, menembus tembok tempat persembunyian Rama, melukai pipi Rama, namun mereka tidak menemukan Rama dan akhirnya pergi.

Ia bertarung sengit dengan komplotan parang tersebut, namun kembali dikejar oleh anak buah Tama yang lain. Di saat yang sama, Jaka bentrok dengan Wahyu karena Wahyu menolak mencari Rama dan Bowo, membuat Jaka marah dan mempertanyakan integritas kepolisian Wahyu setelah misi naas tersebut. Letnan Wahyu melarikan diri dan dikejar Dagu, namun Jaka tewas setelah bertabrakan dengan Anjing Gila.

Ia tak menyangka Tama mengetahui pengkhianatannya melalui kamera tersembunyi yang tersebar di seluruh gedung, menyerahkan Andi ke tangan Anjing Gila (yang sudah membenci Andi) untuk dibunuh. Di tangga, Rama dan Andi bertemu Wahyu dan Tama, namun Wahyu mengancam mereka agar tidak ikut campur.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari triangulasi data wawancara mendalam diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa representasi kekerasan yang ditampilkan dalam film The Raid: Redemption yang digambarkan tiga