• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LABEL PRIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGGUNAAN LABEL PRIMA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN UYUY

PENGGUNAAN LABEL PRIMA

DIREKTORAT ]ENDERAL

( ) PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

'' 2007

(2)

UIR

PANDUAN UMUM

PENGGUNAAN LABEL PRIMA

q ?3

DIREKTORAT JENDERAL

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN 2007

33

(3)

Editor

Dr. Ir. I. Nyoman Oka Tri jad ja, M.AppLSc

Penyusun Ketua

Ir.Sri Sulasmi, MSc

Anggota

Dr. Drh. biana Hermawati Ir.Sri Sulasmi, M5c Ir. Dewi Novia.T.MSi Chandra Satria.KU,SH,MM Emma Edyarti, 5KM, MKes.

Drh. Sri Bintang K,MSi.

Drh. Lili Darwita Netra Mirawati, SP

Nina Marlina, STP Ir. Hadi Suyono, SP

Ir. Yun Azhar Siti Noorjanah, SP Indah Sulistio Rini, STP Tri Wahyu Cahya Rini, STP

Muhammad Isnaeni

(4)

Panduan Uinun Pen ggunaan Label Prima

Kata Pengantar

Pada dasarnya label merupakan suatu media informasi yang dapat menghubungkan komunikasi antara produsen dengan konsumen.-Demikian halnya dengan yang berlaku untuk pengan hash pertanian. Pencatuman label pada pengan hasil pertanian diharapkan dapat memberi informasi yang berguna kepada konsumen yang pada gilirannya akan membantu didalam proses pengambi Ian keputusan pembelian produk tersebut.

Berkaitan dengan program Sistem Sertifikasi Pertanian Indonesia (Si Sakti), pengan hasil pertanian yang telah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan (prima) perlu mendapatkan pengakuan melalui Sistem Sertifikasi dengan Pelabelan Prima. Informasi yang terdapat pada label haruslah dapat mencerminkan nilai kebenaran dengan kemampuan telusur yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga perlu pula diatur tata Cara pemakaian, kriteria serta sejumlah tindakan untuk menghindari penyalahgunaannya.

Untuk itu diperlukan suatu pedoman yang mengatur sistem pelabelan tersebut agar dapat memberikan arah yang jelas serta memudahkan bagi semua pihak di dalam penggunaannya. Pedoman pelabelan bagi pangan hasil pertanian yang telah memenuhi persyaratan Prima ini dimaksudkan untuk memenuhi hal tersebut diatas, selain tentunya sebagai wujud apresiasi pemerintah didalam penguatan daya saing produk lokal dengan pemenuhan terhadap aspek jaminan mutu dan keamanan pangan pada pangan hasil pertanian.

Jakarta, November 2007 Direktur Jenderal,

Prof.Dr.Ir. Djoko Said Damardjati, MS NIP. 080 026 883

V

(5)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR 1ST vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

I. PENDAHULUAN 1

II. ACUAN NORMATIF 2

III. RUANG LINGKUP 3

IV. DEFINISI 3

V. ATURAN PENGUNAAN LABEL 5

5.1. Ketentuan Umum 5

5.2. Ketentuan Khususus 6

vii

(6)

Pandnon Umum Penggunaan Label Prima

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. LOGO PRIMA TIGA 7

II. LOGO PRIMA DUA 8

III. LOGO PRIMA SATU 9

IV. KETERANGAN NOMOR REGISTRASI 10

V. KODE OTORITAS KOMPETEN PAD 11

(7)

Panduan Umurn Pen ggunaan Label Prima

I. PENDAHULUAN

Membangun kepercayaan konsumen bukanlah suatu hal yang mudah. Banyaknya kasus penyalahgunaan berkaitan dengan penggunaan label begitu luas terjadi.

Dampaknya kita rasakan yaitu pudarnya kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut, demikian pula halnya dengan yang berlaku pads produk pangan. Sejumlah ketentuan berupa perangkat peraturan dan kebijakan ternyata belum cukup ampuh untuk membatasi ruang gerak penyalahgunaan yang tidak bertanggung jawab tersebut, tanpa adanya komitmen yang kuat didalam pelaksanaannya.

Selain sebagai media informasi bagi konsumen, label juga dapat menjadi sarana didalam membangun image serta kepercayaan bagi produsen. Unsur daya saing menjadikan label sebagai salah satu faktor penting bagi promosi produk yang bersangkutan dalam iklim yang kompetitif seperti sekarang

m i.

Untuk itu pemerintah secara dini telah mengeluarkan sejumlah perangkat seperti Undang-Undang Pangan No.7 tahun 1996 serta Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan dalam menstimulir dinamika yang berkembang untuk menciptakan iklim perdangangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

Untuk pangan hasil pertanian, dengan amanah legislasi diatas saat ini Otoritas Kompeten Keamanan Pangan telah menyusun sebuah pedoman yang mengatur pelabelan sebagai rangkaian sistem jaminan mutu pangan dalam penerapan disektor pertanian. Disamping untuk membangun image pada produk pangan hasil pertanian

1

Bari 27 hal
(8)

Panduan Umum Pen ggunaan Label Prima

nasional yang bermutu dan aman, diharapkan dengan pedoman in penerapan sistem sertifikasi jaminan mutu dengan pelabelan pada produk pangan hasil pertanian dapat berjalan dengan baik, terawasi serta memungkinkan baik bagi pihak pembinaan dan pengawasan maupun konsumen sendiri didalam proses penelusurannya.

Tujuan penyusunan Pedoman ini adalah

1. Sebagai acuan yang digunakan dalam kegiatan pelabelan pangan hash l pertanian

2. Memudahkan pemahaman dan penerapan bagi Otoritas Kompeten, produsen serta konsumen tentang aturan dalam pelabelan pangan hashl pertanian.

II. ACUAN NORMATIF

• Undang-undang Pangan No. 7 tahun 1996

• Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1996

• Peraturan Pemerintah tentang Label dan Iklan Pangan No. 69 tahun 1999

• Peraturan Pemerintah tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan No. 28 tahun 2004

• Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2004.

2

dan i 27 hal
(9)

Panduan Urnum Penggunaan Label Prima

III. RUANG LINGKUP

Pedoman ini meliputi informasi tentang spesifikasi teknis label dan aturan penggunaan pelabelan Prima.

IV. DEFINISI

4.1 Label adalah setiap keterangan mengenai produk dalam bentuk gambar, tulisan atau bentuk lain yang disertakan pada produk, dimasukan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan produk.

4.2 Otoritas Kompeten adalah institusi pemerintah yang diberi kewenangan serta ditunjuk oleh Gubernur untuk melaksanakan program keamanan pangan produk pertanian segar.

4.3 Sertifikasi mutu pangan hasil pertanian adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap pangan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan serta merupakan penilaian/apresiasi yang diberikan kepada petani/pemilik kebun atas penilaian terhadap usaha tani yang dilakukan.

4.4 Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dani kemungkinan cemaran biologis, kimia dan Benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia

4.5 Prima Satu (P-1) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi, bermutu

3

dari 27 hal
(10)

Panduan Umum Penggunaan Labe! Prima

balk serta Cara produksinya ramah terhadap lingkungan.

4.6 Prima Dua (P-2) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan bermutu balk.

4.7 Prima Tiga (P-3) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi.

4.8 Verifikasi adalah peninjauan secara periodik oleh Otoritas Kompeten untuk menentukan keefektifan secara keseluruhan rencana produksi

4

dari 27 hal
(11)

Paluluun Unttun PcFR'c'u/?uan lJ b(l Prima

V. ATURAN PENGGUNAAN LABEL 5.1 Ketentuan Umum

5.1.1 Label P3 merupakan label berwarna hijau dengan besaran ukuran dan isi kalimat seperti terdapat pada lampiran 1

5.1.2 Label P2 merupakan label berwarna perak dengan besaran ukuran dan isi kalimat seperti terdapat pada lampiran 2

5.1.3 Label P1 merupakan label berwarna emas dengan besaran ukuran dan isi kalimat seperti terdapat pada lampiran 3

5.1.4 Pada setiap label harus tertera Nomor sertifikat yang berisi informasi yang mengacu pada lampiran 4 5.1.5 Label Produk Prima hanya dapat digunakan oleh

unit usaha yang telah mendapat pengakuan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan berupa sertifikat jaminan mutu pangan atas pemenuhan proses produksi pangan hasil pertanian yang mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan.

5.1.6 Label prima dapat ditempelkan pada permukaan produk berupa stiker maupun berupa hasil cetakan yang dipasang pada tiap kemasan dan atau pada produk

5.1.7 Label harus ditempatkan pada sisi yang mudah dilihat, diamati serta dibaca oleh konsumen

5

dan i 27 hal
(12)

5.1.8 Untuk memudahkan infromasi bagi konsumen, maka disarankan ukuran minimal label yang digunakan adalah diameter sebesar 2 cm pada lingkaran luar

5.2 Ketentuan Khusus

5.2.1 Label produk Prima hanya dapat digunakan oleh pelaku usaha selama unit usaha yang bersangkutan telah mendapatkan sertifikat Prima dari Otoritas Kompeten Keamanan Pangan serta tidak dalam masa dimana sertifikat tersebut dalam keadaan/

proses penarikan maupun penangguhan

5.2.2 Otoritas Kompeten Keamanan Pangan mengawasi pelaksanaan penggunaan label pada setiap unit usaha pertanian yang telah disertifikasinya.

5.2.3 Otoritas Kompeten Keamanan Pangan mengawasi pemusnahan penggunaan label produk Prima, bila status unit usaha yang disertifikasi berada dalam masa penundaan maupun pencabutan

6

dari 26 hal Panduan Umum Penggunaan Label Prima

(13)
(14)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

Lampiran 1.

LOGO PRIMA TIGA

a b c d e

f

No. Reg : (Otori Kompeten) g

a b c d e f g

> 2 cm 0.96a 0.7a 0.634a 0.5a f = e 0.034a

Warna logo:

C 84%

M 26%

Y 100%

K 14%

7

dari 27 hal
(15)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

No. Reg : (Otoritaa Kompeten) g— f

Lampiran 2.

LOGO PRIMA DUA

a b

c d e

a b c d e f g

> 2 cm 0.96a 0.7a 0.634a 0.5a f = e 0.034a

Warna lingkaran &

tulisan di dalam lingkaran

C 19%

M 15%

Y 15%

K 0%

Warna untaian daun dan nomor registrasi

C 84%

M 26%

Y 100%

K 14%

8

dari 27 hal
(16)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

Lampiran 3.

LOGO PRIMA SATU

a b c d e f g

> 2 cm 0.96a 0.7a 0.634a 0.5a f = e 0.034a

Warna lingkaran &

tulisan di dalam lingkaran

C 16%

M 26%

Y 100%

K 0%

Warna untaian daun dan nomor registrasi

C 84%

M 26%

Y 100%

K 14%

9

dari 27 hal
(17)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

Lampiran 4.

Nomor yang dicantumkan menyertai logo adalah nomor sertifikat Prima yang diberikan kepada pelaku usaha pangan hasil pertanian sebagai berikut :

1. Nomor Sertifikat Prima minimal terdiri dari 18 angka (digit) yang terbagi dalam 5 (lima) kelompok yang dipisahkan oleh tanda"strip" yaitu:

• 4 (empat) angka pada kelompok I menunjukkan kode propinsi, dan 2 digit kedua menunjukkan kode kabupaten/kota

• 1 (satu) angka pada kolompok II menunjukkan kode tingkatan Prima 1 sampai dengan 3 yaitu:

Prima 1 = 1 Prima 2 = 2 Prima 3 = 3

• 4 (empat) angka pada Kelompok III menunjukkan kode jenis komoditas dari unit usaha pangan hasil pertanian yang telah memperoleh Sertifikat Prima

• 3 (tiga) angka pada Kelompok IV menunjukkan nomor urut sertifikat unit usaha pangan hasil Pertanian yang telah memperoleh Sertifikat Prima di Kabupaten/Kota bersangkutan (Apabila jumlah pelaku usaha hasil Pertanian di Kabupaten/Kota yang bersangkutan lebih dari 999 maka nomor urut sertifikat menjadi 4 angka/digit)

• 4 (empat) angka pada Kelompok V menunjukkan tahun dikeluarkannya sertifikat

2. Nomor Sertifikat Prima dicantumkan pada logo Prima dengan cara penulisan seperti contoh berikut:

10

dari 27 hal
(18)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

Sert. No. 11/11-2-10/02-005-02/2008

Keterangan:

• 11/11 = kode propinsi dan kabupaten/kota adalah propinsi Nangro Aceh Darussalam, kabupaten Bireun

• 2 = kode Prima 2

• 10/02 = kode komoditas

• 005 = nomor urut sertifikat Prima yang ke- 5 dikeluarkan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan

• 2008 = sertifkat dikeluarkan pada bulan Pebruari tahun 2008

11

dari 27 hal
(19)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

Lampiran 5.

Kode Otoritas Kompeten Pada Label

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA KODE PROV. NANGGROE ACEH DARUSALAM 11

1 KAB. ACEH SELATAN 11.01

2 KAB. ACEH TENGGARA 11.02

3 KAB. ACEH TIMUR 11.03

4 KAB. TENGAH `) 11.04

5 KAB. ACEH BARAT 11.05

6 KAB. ACEH BESAR 11.06

7 KAB. PIDIE 11.07

8 KAB. ACEH UTARA 11.08

9 KAB. SIMEULUE 11.09

10 KAB. ACEH SINGKIL 11.1

11 KAB. BIREUN 11.11

12 KAB. ACEH BARAT DAYA 11.12

13 KAB. GAYO LUES 11.13

14 KAB. ACEH JAYA 11.14

15 KAB. NAGAN JAYA 11.15

16 KAB. ACEH TAMIANG 11.16

17 KAB. BENER MERIAH`) 11.17

18 KOTA BANDAACEH 11.71

19 KOTA SABANG 11.72

20 KOTA LHOKSEUMAWE 11.73

21 KOTA LANGSA 11.74

PROV. SUMATERA UTARA 12

1 KAB. TAPANULI TENGAH 12.01

2 KAB. TAPANULI UTARA 12.02

3 KAB. TAPANULI SELATAN 12.03

4 KAB. N IAS 12.04

5 KAB. LANGKAT 12.05

6 KAB. KARO 12.06

12 dari 27 hal

(20)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA KODE

7 KAB. DELI SERDANG 12.07

8 KAB. SIMALUNGUN 12.08

9 KAB. ASAHAN 12.09

10 KAB. LABUHAN BATU 12.1

11 KAB. DAIRI 12.11

12 KAB. TOBA SAMOSIR 12.12

13 KAB. MANDAILING NATAL 12.13

14 KAB. NIAS SELATAN 12.14

15 KAB. PAKPAK BARAT 12.15

16 KAB. HUMBANG HASUNDUTAN 12.16

17 KAB. SAMOSIR *) 12.17

18 KAB. SERDANG BEDAGAI *) 12.18

19 KOTA MEDAN 12.71

20 KOTA PEMATANG SIANTAR 12.72

21 KOTA SIBOLGA 12.73

22 KOTATANJUNG BALAI 12.74

23 KOTA BINJAI 12.75

24 KOTA TEBING TINGGI 12.76

25 KOTA PADANG SIDEMPUAN 12.77

PROV. SUMATERA BARAT 12

1 KAB.PESISIR SELATAN 13.01

2 KAB. SOLOK*) 13.02

3 KAB. SW.LUNTO 13.03

4 KAB. TANAH DATAR 13.04

5 KAB. PADANG PARIAMAN 13.05

6 KAB. AGAM 13.06

7 KAB. LIMA PULUH KOTA 13.07

8 KAB. PASAMAN *) 13.08

9 KAB. KEPULAUAN MENTAWAI 13.09

10 KAB. DHARMASRAYA*) 13.1

11 KAB. SOLOK SELATAN *) 13.11

12 KAB. PASAMAN BARAT *) 13.12

13 KOTA PADANG 13.71

13 Bari 27 hat

(21)

Panduan Umum Pen ggunaan Label Prima

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA KODE

14 KOTA SOLOK 13.72

15 KOTA SAWHLUNTO 13.73

16 KOTA PADANG PANJANG 13.74

17 KOTA BUKITTINGGI 13.75

18 KOTA PAYAKUMBUH 13.76

19 KOTA PARIAMAN 13.77

PROV. RIAU 14

1 KAB. KAMPAR 14.01

2 KAB. INDRAGIRI HULU 14.02

3 KAB. BENGKALIS 14.03

4 KAB. INDRAGIRI HILIR 14.04

5 KAB. PELALAWAN 14.05

6 KAB. ROKAN HULU 14.06

7 KAB. ROKAN HILIR 14.07

8 KAB. SIAK 14.08

9 KAB. KUANTAN SINGINGI 14.09

10 KOTA PEKAN BARU 14.71

11 KOTA DUMAI 14.72

PROV. JAMBI 15

1 KAB. KERINCI 15.01

2 KAB. MEANGIN 15.02

3 KAB. SAROLANGUN 15.03

4 KAB. BATANGHARI 15.04

5 KAB. MUARO JAMBI 15.05

6 KAB. TANJUNG JABUNG BARAT 15.06 7 KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR 15.07

8 KAB. BUNGO 15.08

9 KAB. TEBO 15.09

10 KOTA JAMBI 15.71

14 dari 27 hat

(22)

Pancnan Umuni Penggunaan Label Prima

NI

PROP. SUMATERA SELATAN 16

1 KAB. OGAN KOMERING ULU *) 16.01 2 KAB. OGAN KOMERING ILIR*) 16.02

3 KAB. MUARA ENIM 16.03

4 KAB. LAHAT 16.04

5 KAB. MUST RAWAS 16.05

6 KAB. MUSI BANYUASIN 16.06

7 KAB. BANYUASIN 16.07

8 KAB. OKU TIMUR *) 16.08

9 KAB. OKU SELATAN *) 16.09

10 KAB. OGAN ILIR *) 16.1

11 KOTA PALEMBANG 16.71

12 KOTA PAGAR ALAM 16.72

13 KOTA LUBUK LINGGAU 16.73

14 KOTA PRABUMULIH 16.74

PROV. BENGKULU 17

1 KAB. BENGKULU SELATAN 17.01

2 KAB. REJANG LEBONG *) 17.02

3 KAB. BENGKULU UTARA 17.03

4 KAB. KAUR 17.04

5 KAB. SELUMA 17.05

6 KAB. MUKO MUKO 17.06

7 KAB. LEBONG `) 17.07

8 KAB. KEPAHIANG *) KOTA BENGKULU

17.08

9 17.71

PROV. LAMPUNG 18

1 KAB. LAMPUNG SELATAN 18.01

2 KAB. LAMPUNG TENGAH 18.02

3 KAB. LAMPUNG UTARA 18.03

4 KAB. LAMPUNG BARAT 18.04

5 KAB. TULANG BAWANG 18.05

6 KAB. TANGGAMUS 18.06

15

clan 2? hal
(23)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

B WATEW

7 KAB. LAMPUNG TIMUR 18.07

8 KAB. WAY KANAN 18.08

9 KOTA BANDAR LAMPUNG 18.71

10 KOTA METRO 18.72

PROV. BANGKA BELITUNG 19

1 KAB. BANGKA 19.01

2 KAB. BELITUNG 19.02

3 KAB. BANGKA SELATAN 19.03

4 KAB. BANGKA TENGAH 19.04

5 KAB. BANGKA BARAT 19.05

6 KAB. BANGKA TIMUR 19.06

7 KOTA PANGKAL PINANG 19.71

PROV. KEPULAUAN RIAU 21

1 KAB. KEPULAUAN RIAU *) 21.01

2 KAB. KARIMUN 21.02

3 KAB. NATUNA 21.03

4 KAB. LINGGA *) 21.04

5 KOTA BATAM 21.05

6 KOTA TANJUNG PINANG 21.06

PROV. DKI JAKARTA 31

1 KAB.ADM. KEP.SERIBU***) KODYA JAKARTA PUSAT***) KODYA JAKARTA UTARA***) KODYA JAKARTA BARAT***) KODYA JAKARTA SELATAN***) KODYA JAKARTA TIMUR***)

31.01

2 31.71

3 31.72

4 31.73

5 31.74

6 31.75

PROV. JAWA BARAT 32

1 KAB. BOGOR 32.01

2 KAB. SUKABUMI 32.02

3 KAB. CIANJUR 32.03

16 dari 27 hal

(24)

Panduan Urnurn Penggunaan Label Prnna

32.04 4 KAB. BANDUNG

5 KAB. GARUT 32.05

6 KAB. TASIKMALAYA 32.06

7 KAB. CIAMIS 32.07

8 KAB. KUNINGAN 32.08

9 KAB. CIREBON 32.09

10 KAB. MAJALENGKA 32.1

11 KAB. SUMEDANG 32.11

12 KAB. INDRAMAYU 32.12

13 KAB. SUBANG 32.13

14 KAB. PURWAKARTA 32.14

15 KAB. KARAWANG 32.15

16 KAB. BEKASI 32.16

17 KOTA BOGOR 32.71

18 KOTA SUKABUMI 32.72

19 KOTA BANDUNG 32.73

20 KOTA CIREBON 32.74

21 KOTA BEKASI 32.75

22 KOTA DEPOK 32.76

23 KOTA CIMAHI 32.77

24 KOTA TASIKMALAYA 32.78

25 KOTA BANJAR 32.79

PROV. JAWA TENGAH 33

1 KAB. CILACAP 33.01

2 KAB. BANYUMAS 33.02

3 KAB. PURBALINGGA 33.03

4 KAB. BANJARNEGARA 33.04

5 KAB. KEBUMEN 33.05

6 KAB. PURWOREJO 33.06

7 KAB. WONOSOBO 33.07

8 KAB. MAGELANG 33.08

9 KAB. BOYOLALI 33.09

10 KAB. KLATEN 33.1

17 dari 27 ha!

(25)

Panrinan i ?fum Pinggr~naun Luhe! Prfrnu

11 KAB. SUKOHARJO 33.11

12 KAB. WONOGIRI 33.12

13 KAB. KARANGANYAR 33.13

14 KAB. SRAGEN 33.14

15 KAB. GROBOGAN 33.15

16 KAB. BLORA 33.16

17 KAB. REMBANG 33.17

18 KAB. PATI 33.18

19 KAB. KUDUS 33.21

20 KAB. JEPARA 33.2

21 KAB. DEMAK 33.21

22 KAB. SEMARANG 33.22

23 KAB. TEMANGGUNG 33.23

24 KAB. KENDAL 33.24

25 KAB. BATANG 33.25

26 KAB. PEKALONGAN 33.26

27 KAB. PEMALANG 33.27

28 KAB. TEGAL 33.28

29 KAB. BREBES 33.29

30 KOTA MAGELANG 33.71

31 KOTA SURAKARTA 33.72

32 KOTA SALATIGA 33.73

33 KOTA SEMARANG 33.74

34 KOTA PEKALONGAN 33.75

35 KOTA TEGAL 33.76

PROVINSI DAISTA YOGYAKARTA 34

1 KAB. KULON PROGO 34.01

2 KAB. BANTUL 34.02

3 KAB. GUNUNG KIDUL 34.03

4 KAB. SLEMAN 34.04

5 KOTA YOGYAKARTA 34.71

1 8 amt 2 har

(26)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

PROV. JAWA TIMUR 35

1 KAB. PACITAN 35.01

2 KAB. PONOROGO 35.02

3 KAB. TRENGGALEK 35.03

4 KAB. TULUNGAGUNG 35.04

5 KAB. BLITAR 35.05

6 KAB. KEDIRI 35.06

7 KAB. MALANG 35.07

8 KAB. LUMAJANG 35.08

9 KAB. JEMBER 35.09

10 KAB. BANYUWANGI 35.1

11 KAB. BONDOWOSO 35.11

12 KAB. SITUBONDO 35.12

13 KAB. PROBOLINGGO 35.13

14 KAB. PASURUAN 35.14

15 KAB. SIDOARJO 35.15

16 KAB. MOJOKERTO 35.16

17 KAB. JOM BANG 35.17

18 KAB. NGANJUK 35.18

19 KAB. MADIUN 35.21

20 KAB. MAGETAN 35.2

21 KAB. NGAWI 35.21

22 KAB. BOJONEGORO 35.22

23 KAB. TUBAN 35.23

24 KAB. LAMONGAN 35.24

25 KAB. GRESIK 35.25

26 KAB. BANGKALAN 35.26

27 KAB. SAMPANG 35.27

28 KAB. PAMEKASAN 35.28

29 KAB. SUMENEP 35.29

30 KOTA KEDIRI 35.71

31 KOTA BLITAR 35.72

32 KOTA MALANG 35.73

33 KOTA PROBOLINGGO 35.74

19 Bari 27 hal

(27)

Panduan Umumi Penggunaan Label Prima

34 KOTA PASURUAN 35.75

35 KOTA MOJOKERTO 35.76

36 KOTA MADIUN 35.77

37 KOTA SURABAYA 35.78

38 BATU 35.79

PROV. BANTEN 36

1 KAB. PANDEGLANG 36.01

2 KAB. LEBAK 36.02

3 KAB. TANGERANG 36.03

4 KAB. SERANG 36.04

5 KOTA TANGERANG 36.71

6 KOTA CIREBON 36.72

PROV. BALI 51

1 KAB. JEMBARANA 51.01

2 KAB. TABANAN 51.02

3 KAB. BADUNG 51.03

4 KAB. GIANYAR 51.04

5 KAB. KLUNGKUNG 51.05

6 KAB. BANGLI 51.06

7 KAB. KARANGASEM 51.07

8 KAB. BULELENG 51.08

9 KOTA DENPASAR 51.71

PROV. NUSA TENGGARA BARAT 52

1 KAB. LOMBOK BARAT 52.01

2 KAB. LOMBOK TENGAH 52.02

3 KAB. LOMBOK TIMUR 52.03

4 KAB. SUMBAWA *) KAB. DOMPU

52.04

5 52.05

6 KAB. BIMA 52.06

7 KAB. SUMBAWA BARAT`) KOTA MATARAM

52.07

8 52.71

20 dari 27 hat

(28)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

52.72 9 KOTA BIMA

PROV. NUSA TENGGARA TIMUR 35.77

1 KAB. KUPANG 53.01

2 KAB. TIMOR TENGAH SELATAN 53.02

3 KAB. TIMOR TENGAH UTARA 53.03

4 KAB. BELU 53.04

5 KAB. ALOR 53.05

6 KAB. FLORES TIMUR 53.06

7 KAB. SIKKA 53.07

8 KAB. ENDE 53.08

9 KAB. NGADA 53.09

10 KAB. MANGGARAI 53.1

11 KAB. SUM BA TIMUR 53.11

12 KAB. SUMBA BARAT 53.12

13 KAB. LEMBATA 53.13

14 KAB. ROTE NDAO 53.14

15 KAB. MANGGARAI BARAT 53.15

16 KOTA KUPANG 53.71

PROVINSI KALIMANTAN BARAT 61

1 KAB. SAMBAS 61.01

2 KAB. PONTIANAK 61.02

3 KAB. SANGGAU *) KAB. KETAPANG

61.03

4 61.04

5 KAB. SINTANG *) KAB. KAPUAS HULU

61.05

6 61.06

7 KAB. BENGKAYANG 61.07

8 KAB. LANDAK 61.08

9 KAB. MELAWI *) KAB. SEKADAU *) KOTA PONTIANAK

61.09

10 61.1

11 61.71

12 KOTA SINGKAWANG 61.72

dart 27 hal

(29)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

6

PROV. KALIMANTAN TENGAH KAB. KOTAWARINGIN BARAT KAB. KOTAWARINGIN TIMUR KAB. KAPUAS

KAB. BARITO SELATAN KAB. BARITO UTARA KAB. KAIINGIN KAB. SERUYAN 8

9 10

6

F-

8 9 10

UI UI UI EM

KAB. SUKAMARA KAB. LAMANDAU KAB. GUNUNG MAS KAB. PULANG PISAU KAB. MURUNG RAYA KAB. BARITO TIMUR KOTA PALANGKARAYA

PROV. KALIMANTAN SELATAN KAB. TANAH LAUT

KAB. KOTABARU KAB. BANJAR KAB. BARITO KUALA KAB. TAPIN

KAB. HULU SUNGAI SELATAN KAB. HULU SUNGAI TENGAH KAB. HULU SUNGAI UTARA KAB. TABALONG

KAB. TANAH BAMBU KAB. BALANGAN KOTA BANJARMASIN KOTA BANJARBARU

PROV. KALIMANTAN TIMUR KAB. PASIR

KAB. KUTAI KERTANEGARA

62 62.01 62.02 62.03 62.04 62.05

62.08 62.09 62.1 62.11 62.12 62.13 62.71 63 63.01 63.02 63.03 63.04 63.05 63.06 63.07 63.08 63.09 63.1 63.11 63.71 63.72 64 64.01 64.02 22 dari 2? hal

(30)

Panduan Umuni Penggunaan Label Prima

KAB. BERAU 64.03

3

4 KAB. BULUNGAN 64.04

5 KAB. NUNUKAN 64.05

6 KAB. MALINAU 64.06

7 KAB. KUTAI BARAT 64.07

8 KAB. KUTAI TIMUR 64.08

9 KAB. PENAJAM PASER UTARA 64.09

10 KOTA BALIKPAPAN 64.71

11 KOTA SAMARINDA 64.72

12 KOTA TARAKAN 64.73

13 KOTA BONTANG 64.74

PROV. SULAWESI UTARA 71

1 KAB. BOLAANG MANGONDOW 71.01

2 KAB. MINAHASA *) 71.02

3 KAB. KEPULAUAN SANGIHE 71.03

4 KAB. KEPULAUAN TALAUD 71.04

5 KAB. MINAHASA SELATAN 71.05

6 KAB. MINAHASA UTARA*) 71.06

7 KOTA MANADO 71.71

8 KOTA BITUNG 71.72

9 KOTA TOMOHON 71.73

PROV. SULAWESI TENGAH 72

1 KAB. BANGGAI 72.01

2 KAB. POSO *) KAB. DONGGALA

72.02

3 72.03

4 KAB. TOLOI TOLI 72.04

5 KAB. BUOL 72.05

6 KAB. MOROWALI 72.06

7 KAB. BANGGAI KEPULAUAN 72.07

8 KAB. PARIGI MOUTONG 72.08

9 KAB. TOJO UNA UNA*) KOTA PALU

72.09

10 72.71

23 dari 27 hat

(31)

Panduan Ummnt Penggunaan Label Prima

PROV. SULAWESI SELATAN 73

1 KAB. SELAYAR 73.01

2 KAB. BULUKUMBA 73.02

3 KAB. BANTAENG 73.03

4 KAB. JENEPONTO. 73.04

5 KAB. TAKALAR 73.05

6 KAB. GOWA 73.06

7 KAB. SINJAI 73.07

8 KAB. BONE 73.08

9 KAB. MAROS 73.09

10 KAB. PANGKAJENE KEP. 73.1

11 KAB. BARRU 73.11

12 KAB. SOPPENG 73.12

13 KAB. WAJO 73.13

14 KAB. SIDENRENG RAPANG 73.14

15 KAB. PINRANG 73.15

16 KAB. ENREKANG 73.16

17 KAB. LUWU 73.17

18 KAB. TANA TORAJA 73.18

19 KAB. POLWALI MAMASA 20 KAB. MAJENE

21 KAB. MAMUJU

22 KAB. LUWU UTARA 73.22

23 KAB. MAMASA

24 KAB. LUWU TIMUR 73.24

25 KAB. MAMUJU UTARA

26 KOTA MAKASAR 73.71

27 KOTA PARE PARE 73.72

28 KOTA PALOPO 73.73

PROV. SULAWESI TENGGARA 74

KAB. KOLAKA*) 2

74.01

KAB. KONAWE 74.02

3 KAB. MUNA 74.03

24 dari 27 hal

A

(32)

Panduan Umum Penggunaan Labe( Prima

4 KAB. BUTON*) 74.04

5 KAB. KONAWE SELATAN 74.05

6 KAB. BOMBANA`) 74.06

7 KAB. WAKATOBI*) 74.07

8 KAB. KOLAKA UTARA*) 74.08

9 KOTA KENDARI 74.71

10 KOTA BAU BAU 74.72

PROV. GORONTALO 75

1 KAB. GORONTALO 75.01

2 KAB. BOALEMO 75.02

3 KAB. BONE BOLANGO 75.03

4 KAB. PAHUWATO 75.04

5 KOTA GORONTALO 75.71

PROV. SULAWESI BARAT 76

1 KAB. MAMUJU UTARA 76.01

2 KAB. MAMUJU 76.02

3 KAB. MAMASA 76.03

4 KAB. POLOWALI MAMASA 76.04

5 KAB. MAJENE 76.05

PROV. MALUKU 81

1 KAB. MALUKU TENGAH `) KAB. MALUKU TENGGARA *) KAB. MALUKU TENGGARA BRT

81.01

2 81.02

3 81.03

4 KAB. BURU 81.04

5 KAB. SERAM BAGIAN TIMUR*) KAB. SERAM BAGIAN BARAT *) KAB. KEPULAUAN ARU`) KOTA AMBON

81.05

6 81.06

7 81.07

8 81.71

PROV. MALUKU UTARA 82

1 KAB. HALMAHERA BARAT 82.01

25 dari 27 hal

(33)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

82.02 2 KAB. HALMAHERA TENGAH

3 KAB. HALMAHERA UTARA 82.03

4 KAB. HALMAHERA SELATAN 82.04

5 KAB. KEPULAUAN SULA 82.05

6 KAB. HALMAHERA TIMUR 82.06

7 KOTA TERNATE 82.71

8 KOTA TIDORE KEPULAUAN 82.72

PROV. PAPUA 91

1 KAB. MERAUKE 91.01

2 KAB. JAYAWIJAYA 91.02

3 KAB. JAYAPURA 91.03

4 KAB. NABIRE 91.04

5 KAB. YAPEN WAROPEN 91.05

6 KAB. BIAK NUMFOR*) 91.06

7 KAB. PUNCAK JAYA 91.07

8 KAB. PANIAI 91.08

9 KAB. MIMIKA 91.09

10 KAB. SARMI 91.1

11 KAB. KEEROM 91.11

12 KAB. PEGUNUNGAN BINTANG 91.12

13 KAB. YAHUKIMO 91.13

14 KAB. TOLIKARA 91.14

15 KAB. WAROPEN 91.15

16 KAB. BOVEN DIGOEL 91.16

17 KABUPATEN. MAPPI 91.17

18 KAB. ASMAT 91.18

19 KAB. SUPIORr) KOTA JAYAPURA

91.21

20 91.71

PROV. IRIAN JAYA BARAT 92

1 KAB. SORONG 92.01

2 KAB. MANOKWARI 92.02

3 KAB. FAK FAK 92.03

26 dari 27 hal

(34)

Panduan Umum Penggunaan Label Prima

KAB. SORONG SELATAN 91.04

4

5 KAB. RAJA AMPAT 91.05

6 KAB. TELUK BENTUNI 91.06

7 KAB. TELUK WONDAMA 91.07

8 KAB. KAIMA 91.08

9 KOTA SORONG 92.71

27 Bari 27 ha1

(35)

28

dari 26 bal Panduan Umun: Penggunaan Label Prima

Referensi

Dokumen terkait

Pembatasan masalah dalam penelitian ini pada penggunaan jenis kalimat bahasa lisan pada siswa kelas 1-5 SDN Balepanjang 1 Kabupaten Wonogiri untuk mengetahui

menghasilkan pemisahan yang tidak baik, karena pada fraksi ke- 1, 2 dan 3 berisi eluat berwarna hijau yang tinggi kandungan klorofil dan fenoliknya, sedangkan eluat pada

Jadi, dapat disimpulkan bahwa analisis data pada hasil belajar siswa kelas X IPA 5 SMAN 1 Puri Mojokerto dalam pembelajaran menyusun kalimat sederhana bahasa

Tata bahasa, struktur kalimat, ejaan, tanda baca mengikuti aturan bahasa Indonesia yang baik;keterampilan menulisyang baik, penyampaian informasi sangat efektif 1 2 3 4 5

Data Percobaan Rangkaian Seri NO Besaran Nilai 1 Tegangan Resistor 1 2 Tegangan Resistor 2 3 Kuat Arus Resistor 1 4 Kuat Arus Resistor 2 5 Kuat Arus yang mengalir Tabel 2 Data

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,