• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengiraan PPh Terhutang Tahun 2009 Melalui Analisis Laporan Keuangan PT XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengiraan PPh Terhutang Tahun 2009 Melalui Analisis Laporan Keuangan PT XYZ"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Fungsi Pajak

Upaya tersebut dilakukan dengan memperluas atau mengintensifkan pemungutan pajak melalui penyempurnaan regulasi berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). dan lain-lain. . Pajak penghasilan dipungut atas penyerahan barang yang diproduksi oleh industri tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja dan lain-lain.

Syarat Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (legal condition) Di Indonesia, perpajakan diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat. 2. Sesuai dengan fungsi anggaran, biaya pemungutan pajak harus ditekan agar lebih rendah dibandingkan dengan hasil pemungutannya.

Teori – Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

Tarif pajak penghasilan (PPh) yang berlaku di Indonesia sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan no. 7 Tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008 dibagi menjadi dua tarif pajak untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan wajib pajak dalam negeri untuk pajak penghasilan badan dan satuan usaha tetap. Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dalam memperoleh, memungut, dan memelihara penghasilan sesuai dengan Pasal 6(1)(1)(a) Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 7 Tahun 1983, sebagaimana diubah terakhir dengan Undang – Undang No. 36 Tahun 2008 yang mengatur bahwa besarnya penghasilan kena pajak. Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dalam memperoleh, memungut, dan memelihara penghasilan sesuai dengan huruf a (1) ayat 6 Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan No.

Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dalam menerima, memungut, dan menyimpan penghasilan tersebut sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a undang-undang no. Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dalam menerima, memungut, dan menyimpan penghasilan sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dalam hal menerima, memungut,

Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena berkaitan dengan kegiatan usaha Wajib Pajak dalam rangka memungut, memungut, dan memelihara penghasilan sesuai dengan huruf a (1) ayat 6 Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan No. Biaya-biaya tersebut tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perseroan sesuai dengan huruf g ayat (1) Pasal 9 Undang-Undang Pajak Penghasilan no. Dari laporan keuangan fiskal yang disusun oleh Penulis Bisnis berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan no.

Tabel 2.1 : Tarif Pajak Orang Pribadi dalam negeri.
Tabel 2.1 : Tarif Pajak Orang Pribadi dalam negeri.

Pengelompokkan Pajak

Tata Cara Pemungutan Pajak

Merupakan sistem pemungutan yang memberikan kewenangan kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Timbul dan Hapusnya Utang Pajak

Tarif Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak

Adanya permohonan penghapusan NPWP dari Wajib Pajak atau ahli warisnya karena tidak lagi memenuhi syarat subjektif dan/atau objektif.

Surat Pemberitahuan

Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang dilakukan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan oleh pihak lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau sebagian tahun pajak. Melaporkan pembayaran pemotongan atau pemungut pajak sehubungan dengan pemotongan atau pemungutan pajak bagi orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jika terdapat kesalahan pada SPT, wajib pajak dapat memperbaikinya sendiri, dengan syarat Direktur Pajak belum melakukan pemeriksaan.

Meskipun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, namun selama Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, wajib pajak dapat mengungkapkan ketidakwajaran pemenuhan KPBU dalam laporan khusus dengan hati nuraninya sendiri.

Kewajiban Pembukuan atau Pencatatan

Kerugian berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar c. Jumlah aset bertambah atau berkurang. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan yang dilakukan secara berkala untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan meliputi aset, kewajiban, modal, pendapatan dan pengeluaran. Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban akuntansi namun wajib menyelenggarakan pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau wirausaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghitungan penghasilan bersih diperbolehkan dengan menggunakan Standar Penghitungan Penghasilan Bersih dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau wirausaha a) Dilakukan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar, dan paling lama 4 (empat) (dua) kali empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. dibayar rendah.

Pajak Penghasilan

  • Subjek Pajak dan yang tidak termasuk Subjek Pajak
  • Objek Pajak dan yang tidak termasuk Objek Pajak
  • Biaya – Biaya yang boleh dikeluarkan dari Penghasilan
  • Biaya – Biaya yang tidak boleh dikeluarkan dari Penghasilan
  • Tarif Pajak

36 Tahun 2008, pasal 4 ayat 1, adalah setiap tambahan harta keuangan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang berasal dari Indonesia atau di luar Indonesia, yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, tanpa memandang nama dan dalam bentuk apa pun. perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau wirausaha. Imbalan atau imbalan atas pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah. e.

Dividen atau bagian keuntungan yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas seperti Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha. Bantuan atau imbalan yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Biaya-biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk keuntungan pribadi Wajib Pajak atau tanggungannya.

Tarif pajak penghasilan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). 25 persen), yang mulai berlaku pada tahun 2010.

Hubungan antara Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Fiskal disusun berdasarkan laporan keuangan komersial yang telah direkonsiliasi atau disesuaikan dengan ketentuan perpajakan.

Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal

Biaya-biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha, yaitu biaya-biaya untuk memperoleh, mengumpulkan, dan memelihara penghasilan, yang biaya-biayanya bersifat penggunaan penghasilan atau yang jumlahnya melebihi jumlah yang wajar, seperti sumbangan, dana cadangan, biaya-biaya untuk kebutuhan pemilik dan biaya lainnya. yang tidak diperbolehkan menurut Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan Fiskal. Perbedaan waktu merupakan perbedaan yang terjadi akibat perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban dalam perhitungan laba.

Perbedaan Temporer Menurut PSAK 46

Rekonsiliasi Fiskal

Penyesuaian fiskal negatif adalah penyesuaian yang akan mengurangi laba fiskal yang dihitung berdasarkan laba komersial.

Penelitian Terdahulu

Mengingat perbedaan penyusunan dan penyajian materi menurut SAK dan ketentuan perpajakan, maka penulis mencoba menganalisis perbedaan yang timbul dan dampaknya terhadap laporan keuangan. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal untuk menghitung besarnya pajak penghasilan yang terutang kepada PT Binaman Utama. Manakah dari koreksi anggaran tersebut di atas yang merupakan selisih tetap, dan mana yang merupakan selisih waktu.

Laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal untuk menghitung besarnya PPH yang harus dibayarkan kepada PT Kencana Bakti.

Tabel 2.10: Penelitian terdahulu
Tabel 2.10: Penelitian terdahulu

Rerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

  • Jenis Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Keterbatasan Dalam Pengumpulan Data

Selain itu, kami juga memperoleh data lain yang digunakan untuk mendukung atau membuktikan data dokumentasi melalui wawancara langsung dengan staf PT. Penulis mengumpulkan data dari buku-buku Kitab Undang-undang Pajak khususnya yang mengatur tentang pajak penghasilan dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan topik penelitian, kemudian dijadikan sebagai landasan teori. Terdapat keterbatasan dalam pengumpulan data dari PT XYZ yaitu dalam memperoleh data aset tetap yang dimiliki oleh PT XYZ.

Artinya penulis tidak mampu menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap milik PT XYZ sesuai dengan peraturan perpajakan.

Teknik Analisis Data

7 Tahun 1983, terakhir diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008, hal ini termasuk dalam Beda Tetap. Besarnya biaya gaji yang dapat dipotong dan sesuai dengan pasal 6 ayat (1) huruf a undang-undang no. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, terakhir diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008 adalah Rp. Jadi, biaya iklan dan promosi dapat dipotong sesuai dengan Pasal 6 Ayat (1) Surat Undang-Undang Pajak Penghasilan No.

Oleh karena itu, biaya pemeliharaan gedung yang dapat dikurangkan sesuai dengan Pasal 6(1)(1)(a) Undang-Undang Pajak Penghasilan no. Biaya-biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai dengan huruf g ayat (1) Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan no. XYZ dan termasuk dalam subjek pajak sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-Undang Pajak Penghasilan No.

7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 dalam perhitungan koreksi fiskal positif.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Perusahaan

Bidang usaha yang saat ini dijalankan oleh perusahaan ini adalah penyediaan jasa teknologi informasi (TI) yang meliputi jasa konsultasi dan integrasi. Oleh karena itu, negara ini perlu mengembangkan, memelihara, dan membangun infrastruktur yang kokoh pada jaringan komunikasi dan distribusinya, yang akan menjadi titik terpenting bagi kesejahteraan Indonesia di masa depan. Perusahaan ini berhasil dan berkembang berdasarkan visi di atas, sudah menjadi komitmen utamanya untuk memastikan kepuasan pelanggan dan orang-orang yang terlibat terdiri dari kemampuan teknis, integritas individu, kualitas dan keandalan tingkat tertinggi.

Struktur Organisasi Perusahaan

Dasar Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan PT. XYZ

Berdasarkan laporan perdagangan di atas, terdapat beberapa biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto PT -penghasilan PT 1) Huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan No.

5.670.930 tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena bersifat natura atau kenikmatan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan pasal 9 ayat 1 huruf e Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor Pendapatan bunga ini harus disesuaikan secara negatif karena merupakan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan (PPh) yang bersifat final, sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 2 huruf f Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang. – Undang-undang Nomor XYZ periode 2009 termasuk penyesuaian beban usaha berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor.

7 Tahun 1983 sebagaimana terakhir diubah dengan UU Nomor 36 Tahun 2008, dapat dianalisis adanya penyesuaian biaya operasional. Setelah diketahui besarnya penghasilan kena pajak, maka besarnya PT. Sedangkan menurut perhitungan penulis, besarnya PT

Tabel  4.2.1  :  Laporan  Laba  Rugi  PT  XYZ  untuk  periode  yang  berakhir  pada  31  Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Tabel 4.2.1 : Laporan Laba Rugi PT XYZ untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)

Gambar

Tabel 2.1 Tarif Pajak Orang Pribadi dalam negeri……………………………………...39  Tabel 2.9 Penelitian Terdahulu……………………………………………………….....44  Tabel  4.2.1  Laporan  Laba  Rugi  PT
Gambar 2.10 Rerangka Pemikiran…………………………………………………….45  Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT
Tabel 2.1 : Tarif Pajak Orang Pribadi dalam negeri.
Tabel 2.10: Penelitian terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mencari laba/ rugi menurut fiskal yang dihitung berdasarkan penghasilan bruto menurut peraturan perpajakan dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan

penghasilan bruto dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang diakui berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang

Kerugian dari harta atau utang yang tidak dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Obyek

Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan usaha atau kegiatan untuk

dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan

Efisiensi tersebut, dapat dilakukan dengan pengalihan biaya- biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menjadi biaya fiskal, yaitu pengalihan

Merupakan biaya atas air dan listrik yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, sehingga biaya ini

Berbeda dengan konsep diatas, khusus dalam penghitungan laba kena pajak, penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dikurangkan dengan biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih,