Kuliah
Ketiga
D. PENGUJIAN UNTUK
KLASIFIKASI TANAH 1. Distribusi Ukuran Partikel
▪ Distribusi ini dinyatakan dalam Grafik
Distribusi Ukuran Partikel : kurva hubungan ukuran butir / ukuran saringan terhadap
persentase butiran (dlm berat) yg lolos ukuran saringan tertentu.
Karena rentang ukuran butir yg dinyatakan pd grafik ini ± 106 mm (0,001 s/d >100 mm, sehingga grafik ini dinyatakan dlm skala log.
Grafik Distribusi Ukuran Partikel
▪ Untuk menggambarkan grafik tsb
dilakukan analisa saringan (sieve analyses) ▪ Analisa saringan u/ tanah yg partikelnya
<0,075 mm dilakukan dg proses sedimentasi (analisa hidrometer), karena berdasarkan
Hukum Stokes: kecepatan mengendap butiran tergantung pada: Ø, γ butiran, dan η cairan
pengendap.
▪ Penggolongan tanah berdasarkan ukuran butir partikel tanah mengacu kpd beberapa standar : ASTM, AASHTO, USCS, BS.
BEBERAPA STANDAR PENGGOLONGAN TANAH
▪ Berdasarkan analisa ukuran partikel tanah, gradasi tanah dibagi menjadi :
○
Gradasi baik (well-graded)
: rentang ukuran butir yg besar/lebar.○
Gradasi buruk (poorly-graded)
:-
Gradasi seragam (uniformly-graded)
: rentang ukuran butir ygsempit/hampir seragam.
-
Gradasi terputus (gap-graded)
: ada rentang ukuran butir yg tdknampak/ada diameter ttt yg tdk ada.
▪ Beberapa persamaan u/ menyatakan gradasi :
○ Koefisien ketidakseragaman (non-uniformity coeff.) :
Cu = 2 – 3, tanah pasir bergradasi buruk.
Cu > 15 , tanah pasir bergradasi baik.
○ Koefisien kelengkungan (coeff. of curvature) :
Cc = 1 – 3, tanah (secara umum) bergradasi baik
10 60
D Cu D
60 10
2 30
D D
Cc D
2. Batas-batas Atterberg
▪ Perilaku tanah berbutir halus ditentukan oleh: komposisi mineral, kadar air,
derajat kejenuhan, & struktr tanahnya.
▪ Terutama kadar air berpengaruh
apakah tanah lempung dlm keadaan:
padat, semi padat, plastis, atau cair.
▪ Batas kadar air yg menyatakan batas antar keadaan2 tanah lempung di atas disebut Batas Atterberg yg diperkenalkan o/ A. Atterberg (Swedia), meliputi :
○ Batas Susut ○ Batas Plastis ○ Batas Cair
▪ Batas-batas Atterberg biasa juga disebut
Batas Konsistensi (Consistency Limits) yg menyatakan berbagai keadaan fasa tanah.
Cara menentukannya :
○ Batas Cair : Peralatan Casagrande &
penetrasi kerucut.
○ Batas Plastis : menggulung tanah sampai Ø 3,2 mm & mulai tampak retak-retak.
○ Batas Susut : Metode Casagrande dg menggunakan diagram hubungan A-line & U-line pada kurva PI vs. LL.
Metode Casagrande dlm Menentukan Batas Susut
▪ Rentang kadar air dimana tanah tetap berada dlm fasa plastis:
Indeks Plastis (PI) PI = LL – PL
dimana : LL : Batas Cair PL : Batas Plastis
PI berbanding lurus dg kuat geser tanah.
LL berbanding lurus dg pemampatan tanah
▪ Kaku dan lunaknya lempung dinyatakan dengan Ideks Kecairan (LI) :
LI ∞ 1 atau w ∞ LL lempung lunak (soft clay) LI ∞ 0 atau w ∞ PL lempung kaku (stiff clay) LI > 1 lempung quick (quick clay)
PL LL
PL LI w
▪ Jumlah air yg terikat pada permukaan tanah lempung tergantung pada jenis mineral yg dikandungnya, hal ini
dinyatakan keaktifan (activity), A :
Gol. lempung berdasarkan keaktifannya : ○ Lempung non-aktif : A < 0,75
○ Lempung normal : 0,75 ≤ A < 1,25 ○ Lempung aktif : A ≥ 1,25
Lempung Fraksi
A PI
%
▪ Nilai A berkaitan potensi perubahan volume tanah. Nilai A yg tinggi
menunjukkan potensi perubahan volume tanah yg besar akibat perubahan kadar air.
○ Lempung yg mengandung mineral
montmorrilonite
A > 7 (expansive soil) ○ Lempung yg mengandung mineralillite
A ∞ 1○ Lempung yg mengandung mineral