• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stabilisasi Tanah Menggunakan Mill Terhadap Penurunan Konsolidasi Lempung (Studi Kasus Desa Nambuhan, Purwodadi, Grobogan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Stabilisasi Tanah Menggunakan Mill Terhadap Penurunan Konsolidasi Lempung (Studi Kasus Desa Nambuhan, Purwodadi, Grobogan)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN

MILL

TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI LEMPUNG

(Studi Kasus Desa Nambuhan, Purwodadi, Grobogan)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Oleh:

Arianto Dinar Pambudi NIM: D100 130 035

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN

MILL

TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI LEMPUNG

(Studi Kasus Desa Nambuhan, Purwodadi, Grobogan)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ARIANTO DINAR PAMBUDI D 100 130 035

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Agus Susanto, ST., MT NIK : 787

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN

MILL

TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI LEMPUNG

(Studi Kasus Desa Nambuhan, Purwodadi, Grobogan)

ARIANTO DINAR PAMBUDI D 100 130 035

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Agus Susanto, S.T., M.T. (……..……..) (Ketua Dewan Penguji)

2. Anto Budi Listyawan, S.T., MSc (……..……..) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Qunik Wiqoyah, S.T., M.T. (……..……..) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D. NIK : 682

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 3 Oktober 2017

Penulis

ARIANTO DINAR PAMBUDI D 100 130 035

(5)

1

PENGARUH STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN MILL TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI LEMPUNG

(Studi Kasus Desa Nambuhan, Purwodadi, Grobogan) ABSTRAKSI

Tanah lempung di Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan, diketahui sangat labil, jika musim hujan tanah akan menyerap terlalu banyak air dan menjadi sangat lembek, ketika kemarau tanah akan terlalu banyak kehilangan banyak air dan menjadi sangat keras. Terdapat banyak jalan jalan yang rusak, bergelombang, retak-retak, dan amblas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan campuran tanah dan bahan tambah mill akan mempengaruhi sifat fisis dan sifat mekanis pada tanah lempung yang dicampur mill 3%, 6%, 9%, dan 12%. Pengujian sifat fisis tanah asli dan campuran yang dilakukan meliputi, uji kadar air, berat jenis, batas-batas Atterberg, dan analisa ukuran butiran tanah. Pengujian mekanis yang dilakukan meliputi, uji standard Proctor dan uji konsolidasi. Hasil pengujian sifat fisis tanah asli didapatkan nilai kadar air 11,82%, berat jenis 2,57, batas cair 84,70%, batas plastis 33,35%, batas susut 28,52%, dan indeks plastisitas 51,35%. Menurut AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials), tanah asli Nambuhan termasuk kelompok A-7-5, dan menurut USCS (Unified Soil Classification System) termasuk kedalam kelompok CH. Hasil pengujian tanah dengan campuran mill 3%, 6%, 9% dan 12% didapatkan nilai kadar air, berat jenis, LL, dan indek plastisitas mengalami penurunan, sedangkan nilai PL dan SL naik. Tanah campuran menurut AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) termasuk kedalam klasifikasi A-7-5, dan menurut USCS (Unified Soil Classification System), termasuk kedalam kelompok MH. Hasil pengujian standard Proctor terdapat adanya kenaikan pada berat volume kering, kenaikan terbesar terjadi pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 1.30 gr/cm3, sedangkan pada kadar air optimum terjadi penurunan, penurunan terbesar terjadi pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 29%. Hasil pengujian konsolidasi didapat Cv mengalami kenaikan, terbesar terjadi pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 0,00756 cm2/dt, sedangkan nilai Cc dan Sc mengalami penurunan, penurunan terbesar terjadi pada tanah dengan campuran mill 12%, didapat nilai Cc terkecil sebesar 0,41200 dan nilai Sc terkecil sebesar 0,12444 Cm.

Kata kunci: konsolidasi, mill, stabilisasi, tanah lempung

THE INFLUENCE OF SOIL STABILIZATION USING THE MILL TOWARDS A SETTLEMENT OF CONSOLIDATED CLAYS

(A Case Study Of Nambuhan Village,Purwodadi, Grobogan) ABSTRACTION

The soil clays in the village of Nambuhan, Purwodadi Grobogan, known to be highly unstable, if the rainy season soil will absorb too much water and become very mushy, when the dry ground would be too much to lose a lot of water and become very hard. There are many roads damaged roads, bumpy, cracked, and vanish. This research aims to find out whether with a mixture of soil and materials add mill will affect the nature of the physical and mechanical properties on soil clays mixed mill 3%, 6%, 9% and 12%. Physical properties Testing of soil and blend is done, test the moisture content, specific gravity, the boundaries of Atterberg, soil grain size and analysis. Mechanical testing carried out covering, test the standard Proctor test and consolidation. The physical properties of the soil test results

(6)

2

obtained by the value of the original moisture content of 11.82%, weight 2.57 type, liquid limit 84.70%, limits plastis 33.35% 28.52% shrink, limit, and plasticity index 51.35%. According to the AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials)Nambuhan native land, including Group A-7-5, and according to USCS (Unified Soil Classification System)it contains the Group ch. test results of soil mixed with mill 3%, 6%, 9% and 12% of the obtained value of moisture content, specific gravity, LL, and plasticity index decrease, whereas the value of PL and SL ride. Soil mixture according to the AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) contains the classification of A-7-5, and according to USCS (Unified Soil Classification System) , including into the Group of MH. The test results of standard Proctor there is presence of a rise on heavy volume of dry, the largest increases occurred in the soil with a mixture of mill 12% of 1.30 gr/cm3, whereas in optimum water levels decline, the largest decline occurred in the soil with a mixture of mill 12% amounting to 29%. Consolidation test results obtained, the biggest increase Cv occurs on the ground with a mixture of mill 12% of 0.00756 cm2/dt, whereas the value of Cc and Sc suffered a decline, the largest decline occurred in the soil with mix mill 12%, the smallest of the Cc value obtained 0.41200 and the value of the smallest of Sc 0.12444 Cm.

Key words: consolidation, soil stabilization, mill, clays 1. PENDAHULUAN

Tanah adalah hal yang paling penting dalam merencanakan suatu konstruksi sipil, bisa berupa bangunan gedung ataupun jalan. Telah diketahui pada struktur tanah asli terdapat air dan udara. Tanah yang baik digunakan sebagai dasar bangunan konstruksi teknik sipil adalah tanah yang tidak mengandung terlalu banyak air, tidak mudah berubah bentuk, dan tidak terlalu banyak memerlukan perbaikan. Namun tidak semua tanah memiliki kriteria yang sama, sehingga ada beberapa tanah yang harus diperbaiki sebelum dilakukan pembangunan. Salah satu keadaan tanah yang buruk dapat diketahui secara langsung tanpa melakukan uji yaitu saat terjadi hujan tanah akan bersifat sangat lembek dan mudah berubah – ubah, dan disaat kemarau tanah akan bersifat sangat kering dan bisa terjadi retakan di tanah.

Tanah lempung di Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan, diketahui sangat labil, jika musim hujan tanah akan menyerap terlalu banyak air dan menjadi sangat lembek, ketika kemarau tanah akan terlalu banyak kehilangan banyak air dan menjadi sangat keras. Terdapat banyak jalan jalan yang rusak, bergelombang, retak-retak, dan amblas.

Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Ariyani, dan Wahyuni (2007), menunjukkan bahwa tanah di Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan memiliki Specific Gravity (Gs) = 2,37, batas cair tanah (LL) = 54,63%, batas plastis tanah (PL) = 24,59%, indeks plastisitas tanah (PI) = 30,04%, kadar air optimum (ωopt) = 26,00%, berat volume kering tanah (γd maks) = 1,39 gr/cm3, dan klasifikasi tanah menurut USCS (Unified) = CH (lempung an organik plastisitas tinggi).

(7)

3

Oleh karena itu perlu dilakukan stabilisasi untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis tanah tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan stabilisasi tanah Purwodadi menggunakan bahan tambah berupa mill ditinjau dari sifat fisis dan penurunan konsolidasinya.

2. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap I

Tahap awal yang dimulai dengan menyediakan bahan yang dibutuhkan yaitu sampel tanah yang diambil dari Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dan mill didapat dari toko bangunan.

2. Tahap II

Melakukan pengujian unsur kimia dan uji sifat fisis mill meliputi kadar air dan berat jenis. Pengujian sifat fisis tanah meliputi : berat jenis (Gs) kadar air (ω), Hydrometer, batasl-lbatas Atterberg, dan analisa ukuran butiran, sebelum dan sesudah distabilisasi dengan mill dengan presentase campuran mill 0%, 3%, 6%, 9%,12%.

3. Tahap III

Pengujian standard Proctor terhadap sample tanah dengan presetase penambahan mill 0%, 3%, 6%, 9%,12% guna mendapatkanjkepadatan tanahjmaksimum dan kadar air optimum. Dengan menggunakan ω optimum lalu dibuat benda uji utama untuk pengujian konsolidasi. Kemudian dilakukan uji konsolidasi

4. Tahap IV

Hasil dari pengujian tahap II dan III dianalisis datanya. Dari data yang didapat akan dijadikan pembahasan, sehingga dapat diambil kesimpulan dan saran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Uji Kadar Air dan Berat Jenis (Specific Gravity) Mill

Hasil pengujian kadar air dan berat jenis mill didapatkan kadar air sebesar 0% dan berat jenis sebesar 2,52. Unsur kimia terbesar didalam mill tersebut berupa kalsium oksida (CaO) sebesar 56,837%.

3.2. Uji Fisis Tanah Asli

Tabel 1. Hasil Uji Sifat Fisis Tanah Asli Kadar Air kering udara Berat Jenis Batas Cair (%) Batas Plastis (%) Batas Susut (%) Indeks Plastis (%) Indeks Kelompok (GI) Lolos saringan No.200 11.82 2.57 84.70 33.35 28.52 51.35 58.49 94.01

(8)

4

3.3. Uji Fisis Tanah Dengan Campuran Mill Tabel 2.lHasil Uji Sifat Fisis Tanah Campuran

Penambahan Mill (%) Kadar Air Berat Jenis Batas Cair (%) Batas Plastis (%) Batas Susut (%) Indeks Plastis (%) Indeks Kelompok (GI) Lolos saringan No.200 3 9.86 2.56 74.50 34.86 30.15 39.64 45.12 91.67 6 9.32 2.55 74.20 44.23 40.97 29.97 37.00 91.13 9 9.02 2.52 73.60 45.00 41.25 28.60 35.45 90.40 12 8.70 2.51 70.40 46.75 41.93 23.65 30.18 89.34

Uji specific gravity pada tanah aslirdidapat nilai sebesar 2,57, sedangkan saat tanah dicampur dengan mill nilai specific gravity mengalami penurunan. Penurunan terbesar terjadi pada tanah dengan campuran 12% mill nilai specific gravity sebesar 2,51. Penurunan specific gravity ini dikarenakan nilai specific gravity mill lebih rendah dibandingkan nilai specific gravity tanah. Hal ini akan menyebabkan penurunan nilai specific gravity seiring dengan semakin besarnya persentase campuran mill.

Hasil pengujian kadar air tanah asli didapatkan nilai 11,82%, sedangkan saat tanah dicampur dengan mill nilai kadar airnya akan semakin turun/berkurang. Penurunan terbesar terjadi pada nilai kadar air tanah dengan campuran mill 12% sebesar 8,70%. kadar air mengalami penurunan kemungkinan disebabkan karena adanya penyerapan air oleh mill, sehingga semakin banyak presentase mill yang dipakai maka mill akan menyerap air lebih banyak dan kadar air akan semakin turun.

Hasil pengujian batas cair menunjukan adanya penurunan seiring dengan bertambahnya presentase mill. Uji batas cair pada tanah asli didapatkan nilai sebesar 84,70%, danbpenurunan terbesar terjadi pada presentase campuran mill 12% sebesar 70,40%. Penurunan ini terjadi karena tanah yang dicampur dengan mill mengalami sementasi sehingga butiran pada tanah menjadi lebih besar. Butiran tanah yang besar menyebabkan ikatan pada butiran tanah berkurang/menurun. Penurunan ini menyebabkan gaya kohesi semakin kecil karena butiran pada tanah mudah lepas, dan ini yang menyebabkan nilai LL meurun.

Pengujian nilai batas plastis (PL) pada tanah asligdidapatkan sebesar 33,35%, terjadi kenaikan nilai batas plastis seiring dengan bertambahnya persentase mill yang digunakan. Kenaikan terbesar terjadi pada campuran 12% sebesar 46,75%. Kenaikan nilai batas plastis dikarenakan butiran tanah yang membesar sehingga daya tarik pada tanah semakin berkurang dan ikatan antara butiran tanah menjadi gampang lepas.

(9)

5

Pengujian nilai batas susut (SL) tanah asli didapat sebesar 28,52%. Terjadi kenaikan nilai batas susut seiring bertambahnya persentase mill. Kenaikan terbesar terjadi pada campuran 12% sebesar 41,93%. Hal tersebut terjadi disebabkan karena butiranltanah semakin membesar sehinggalmemperkecil luas permukaan spesifikjbutiran dan menyebabkan butiran tanah tidak mudahiterpengaruh olehjperubahan kadar air.

Nilai indeks plastisitas (PI) didapatkan dari selisih antara nilai batas cair dengan batas plastis. Hasil perhitungan PI pada tanah asli sebesar 51,35%, terjadi penurunan setelah ditambahnya mill penurunan terbesar terjadi pada penambahan mill 12% sebesar 23,65%.

Hasil pengujian analisa ukuran butiran menunjukan bahwa semakin bertambahnya persentase mill yang digunakan akan mempengaruhi persen lolos pada saringan. Semakin bertambahnya persentase mill nilai persen lolos akan semakin turun. Pada campuran mill 3% nilai butiran yang lolos No.200 sebesar 91,67%, dan penurunan terbesar pada campuran mill 12% nilai butiran lolos No.200 sebesar 89,34%. Hal ini dikarenakan adanya proses sementasi pada tanah yang menjadikan butiran tanah semakin membesar sehingga % lolos saringan No.200 menurun.

Sistem klasifikasi AASHTO ini menggunakan data hasil dari praktikum yang berupa batas cair (LL), indeks plastis (PI), lolos saringanjNo. 200, dan GI. Tanah dengan campuran mill 3%, 6%, 9%, dan 12% masuk pada kategori A-7-5lyang merupakan lempung bersifat tidakjbaik/buruk.

Berdasarkan hasil klasifikasi USCS tanah dengan campuran mill 3%, 6%, 9% dan 12% masuk pada kelompok MH, yang merupakan lanau tak organik dengan plastisitas tinggi.

3.4. Uji Sifat Mekanis Tanah 3.4.1 Pengujian standard Proctor

Tabel 3. Hasil Uji Pemadatan Tanah Asli dan Tanah Campuran

No Jenis sampel

Berat Isi Kering

Maksimal Kadar Air Optimum

(gr/cm3) (%)

1 Tanah Asli 1.290 32

2 Tanah Asli dengan Mill 3% 1.290 29

3 Tanah Asli dengan Mill 6% 1.295 29

4 Tanah Asli dengan Mill 9% 1.300 29

(10)

6

Pada Tabel 3 menunjukan bahwa seiring dengan bertambahnya presentase campuran mill menyebabkan berat volume kering maks meningkat. Nilai γd maks pada tanah asli sebesar 1,290 gr/cm3 , dan kenaikan berat volume kering maks terbesar terjadi pada penambahan mill 12% yaitu sebesar 1,30 gr/cm3. Peningkatan terjadi disebabkan adanya sementasi yang menyebabkan butiran tanah membesar, sehingga tanah tidah mudah berubah bentuk.

Pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa seiring bertambahnya presentase mill menyebabkan terjadinya penurunan pada kadar air optimum walaupun tidak signifikan penurunan kadar air optimum pada tanah asli didapatkan kadar air optimum sebesar 32%, dan pada campuran mill 3%, 6%, 9%, dan 12% didapatkan kadar air optimum yang stabil sebesar 29%. Penurunan terjadi karena mill mengikat tanah dan kemungkinan dapat mill menyerap air, sehingga semakin bertambahnya persentase mill yang digunakan maka air akan semakin banyak diserap oleh mill yang menyebabkan kadar air optimum menurun.

3.4.2. Pengujian Konsolidasi

Pengujian Konsolidasi dilakukan pada sampel tanah asli dan campuran dengan presentase campuran mill 3%, 6%, 9%, 12%. Hasil pengujian konsolidasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji konsolidasi

Kadar Mil Coefficient of Consolidation (Cv) Compression Index (Cc) Satleement of Consolidation (Sc) (%) Cm²/dtk Cm 0 0.00310 0.50708 0.20232 3 0.00380 0.44426 0.17282 6 0.00430 0.42938 0.16155 9 0.00548 0.41845 0.15769 12 0.00756 0.40943 0.15421

a. Nilai Coefficient of Consolidation (Cv)

Hubungan antara penambahan mill dengan nilai Coefficient of Consolidation (Cv) dapat dilihat pada Gambar 1.

(11)

7

Gambar 1 Hubungan Antara Persentase Campuran Mill dengan Coefficient of Consolidation (Cv)

Coefficient of Consolidation (Cv) digunakanluntukjmenghitung dan mengetahui kecepatanipenurunankkonsolidasi. Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan mill, nilai dari Coefficient of Consolidation (Cv) semakin meningkat. Berarti semakin banyak mill yang digunakan maka waktu untuk penurunan konsolidasinya akan semakin cepat. Nilai Coefficient of Consolidation (Cv)opadaktanahiasli didapat sebesar 0.00310 cm2/dt, dan peningkatan terbesar pada tanah asli dengan campuran mill 12% sebesar 0.00756 cm2/dtk.

b. Nilai Compression Index (Cc)

Hubungan antara penambahan mill dengan nilai Compression Index (Cc) dapat dilihat Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan Antara Persentase Campuran Mill dengan Compression Index (Cc) Nilai Compression Index (Cc) digunakan untuk mengetahui berapa penurunan dari konsolidasi. Pada pengujian ini didapatkan nilai dari Compression Index (Cc) menurun

0.00000 0.00200 0.00400 0.00600 0.00800 0 2 4 6 8 10 12 14 Coe ff ici en t o f Con so lida tion (Cm ²/ d tk ) Presentase Campuran (%)

Grafik Hubungan Antara Cv dan Presentase Campuran

0.40000 0.42000 0.44000 0.46000 0.48000 0.50000 0.52000 0.54000 0 2 4 6 8 10 12 14 Com pres si o n In de x (Cc) Presentase Campuran (%)

(12)

8

seiring dengan penambahan mill. Nilai Cc pada tanah asli sebesar 0,50708, dengan penambahan mill 3% nilai Cc menjadi sebesar 0,44426, dengan penambahan mill 6% nilai Cc menjadi sebesar 0,42938, penambahan mill 9% sebesar 0,41845, dan penurunan terbesar pada penambahan mill 12% nilai Cc sebesar 0,40943. Penurunan Compression Index (Cc) menandakan bahwa tanah menjadi mudah padat dan mampat, jadi apabila ada tekanan penurunan tanah akan relatif kecil.

c. Nilai Satleement of Consolidation (Sc)

Hubungan antara penambahan mill dengan nilai Satleement of Consolidation (Sc) dapat dilihat pada Gambar V.12.

Gambar V.12. Hubungan Antara Persentase Campuran Mill dengan Satleement of Consolidation (Sc)

Hasil dari pengujian ini didapatkan nilai Sc mengalami penurunan seiringidengan bertambahnya presentase mill. Penurunan nilai Satleement of Consolidation (Sc) ini dipengaruhiloleh nilai Cc. Nilai Sclberbanding lurus dengan nilai Cc. Nilai Satleement of Consolidation (Sc) semakin menurun, maka penurunan konsolidasi yang terjadi semakin kecil, seiring bertambahnya campuran mill.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan anaisis data percobaan terhadap tanah lempung di Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan yang distabilisasi dengan mill maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Uji sifat fisis tanah lempung yang distabilisasi dengan mill 3%, 6%, 9%, dan 12% menunjukkanhbahwa nilai Gs, kadar air, LL, dan persentase lolosisaringan No. 200

0.15000 0.15500 0.16000 0.16500 0.17000 0.17500 0.18000 0.18500 0.19000 0.19500 0.20000 0.20500 0 2 4 6 8 10 12 14 Sat lee m en t o f Con si lida tion (Cm ) Presentase Campuran (%)

(13)

9

mengalami penurunan, sedangkan nilai PL dan SL mengalami kenaikan. Nilai berat jenis tertinggi padaktanah asli sebesar 2,57 dan terendah pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 2,51. Nilai kadar air tertinggi pada tanah asli didapat sebesar 11.82% daniterendah pada tanah dengan tambahan mill 12% sebesar 8,70%. Nilai batas cair tertinggi pada tanah asli sebesar 84,70% dan terendah pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 70,40%. Nilai persentaseklolos saringankNo.200 tertinggi pada tanah asli sebesaro94,01% dan terendah pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 89,34%. Nilai batas plastis terendah pada tanah asli sebesar 34,86% dan tertinggi pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 46,75%. Nilai batas susut terendah pada tanah asli sebesar 30,15% dan tertinggi pada tanah dengan campuran mill 12% sebesar 41,93%. Klasifikasi tanah Nambuhan, Purwodadi menurutiAASHTO termasukikelompok A-7-5, yang meupakan lempung bersifatitidak baik/buruk. SedangkanhmenurutgUSCS tanah Nambuhan, Purwodadi termasuk CH, yaitu tanah lemung tak organik dengan plastisitas tinggi. Klasifikasi tanah campuran menurut AASHTO dengan penambahan mill 3%, 6%, 9%, dan 12% termasukikelompok A-7-5,lsedangkanlmenurut USCS termasuk kedalami

kelompok MH.

2. Hasil uji pemadatan tanah dengan standard Proctor setelah distabilisasi dengan mill 3%, 6%, 9%, dan 12% mengalami kenaikan pada γd maksimum, dan mengalami penurunan pada ω optimum. Nilai Coefficient of consolidation (Cv) pada tanah mengalamiikenaikan seiring dengan bertambahnya persentase penambahan mill, sedangkan nilai Cc dan Sc mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya persentase mill.

4.2. SARAN

Setelah dilakukan evaluasi secara mendalam tentang hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memenuhi tugas akhir ini, maka untuk penelitian selanjutnya terdapat beberapa saran untuk lebih mengembangkannya diantaranya :

1. Ketelitian dalam penimbangan, pembacaan dial, dan pembacaan alat uji sangat diperlukan untuk memperlancar analisis penelitian.

2. Ketelitian pengolahan data terutama pemahaman grafik harus diperhatikan

3. Pembuatan sample diusahakan dalam setiap penelitian lebih dari dua, mengingat kondisi dan peralatan dilaboratorium yang berubah-ubah.

4. Pada setiap pengujian selalu diperiksa kadar airnya dan tanah harus benar-benar dalam keadaan kering udara.

(14)

10

5. Alat yangiada di laboratorium hendaknya dirawat dengan baik agar didapatkan hasil yang valid. Pada beban yang dipakai harus di cek kembali karena beban yang ada di laboratorium banyak yang susah dimasukkan ke alat konsolidasi sehingga dapat mempengaruhi hasil.

DAFTAR PUSTAKA

ASTM. 1981. Annual Book of ASTM. Philadelpia, PA

Bowles, J.E. 1986. Sifat-Sifat Fisis Tanah dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Edisi kedua. Jakarta : Erlangga

Das B.M. 1995. Mekanika Tanah I (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010. Mekanika Tanah 1. Edisi kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Hardiyatmo, H.C. 2010. Mekanika Tanah II. Edisi kelima. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Meiriza, S, 2016. Pemanfaatan Bubuk Arang Kayu Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Sukodono Dengan Variasi Perawatan. Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ariyani, N. dan Wahyuni, P., 2007. Perbaikan Tanah Lempung dari Grobogan Purwodadi dengan Campuran Semen dan Abu Sekam Padi. Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil, UKRIM Yogyakarta.

Sudirja. 2008. Pengaruh Penambahan Spent Catalyst Pada Stabilisasi Tanah Semen Terhadap Kembang Susut dan Daya Dukung Tanag Ekpansif Sebagai Subgrade Jalan.Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Dipnegoro Semarang.

Susanti, E, 2017. Pemanfaatan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Tanon dengan Variasi Ukuran Butiran Tanah

Susanto, A. 2014. Buku Ajar Penyelidikan dan Perbaikan Tanah Teknik Sipil. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widodo, S. 2013. Buku Ajar Mekanika Tanah I Teknik Sipil. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wiqoyah, Q. 2014. Buku Ajar Mekanika Tanah II Teknik Sipil. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

https://miscellaneousshop.wordpress.com/2013/04/26/bubuk-batu-kapur-mill-acian/ http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/departemen-bangunan-30/1007-stabilisasi-tanah

Gambar

Tabel 2. l Hasil Uji Sifat Fisis Tanah Campuran  Penambahan  Mill (%)  Kadar Air  Berat Jenis  Batas Cair  (%)  Batas  Plastis (%)  Batas  Susut  (%)  Indeks Plastis (%)  Indeks  Kelompok (GI)  Lolos  saringan No.200  3  9.86  2.56  74.50  34.86  30.15  39
Tabel 3. Hasil Uji Pemadatan Tanah Asli dan Tanah Campuran
Tabel 4. Hasil uji konsolidasi
Gambar 1 Hubungan Antara Persentase Campuran Mill dengan Coefficient of Consolidation  (Cv)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan jentik dianggap sebagai fenomena alamiah disebabkan karena persepsi bahwa jentik sulit untuk dihilangkan dan selalu ditemukan di dalam tempat air, walaupun kontainer

Kamain na demangave kuinda mijaishu juntsaya, deseranda tsaindeju, rukula depeyanmala Yalaa juntsa ' machundeju. Entsa Ecuador tunu chachilla puredenayu, pure ' vee-vee

159

Peserta didik pada masing-masing kelompok mengumpulkan informasi, tentang menyusun dan menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dengan mendiskusikan masalah 5

pembiayaan musyarakah, serta dasar hukum, rukun dan syarat-syarat pembiayaan musyarakah. Adapun hasil penelitian ini menurut hukum Islam adalah praktik penundaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel locus of control yang terdiri dari intenal (internality) dan external (powerful others, chance)

Oleh karena itu untuk mengetahui lebih jauh mengenai perilaku konsumen teratama keputusan konsumen di Yogyakarta dalam membeli mobil Toyota Kijang, maka penulis bermaksud

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan