EVALUASI TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2017 PADA PROYEK
PEMBANGUNAN JALAN RSUD BARU KABUPATEN TAPIN
EVALUATION OF FLEXIBLE PAVEMENT LAYER THICKNESS BASED ON THE 2017 ROAD PAVEMENT DESIGN MANUAL ON THE NEW
HOSPITAL ROAD CONSTRUCTION PROJECT, TAPIN DISTRICT
Syahrial Adi Putera1), Abdurrahman 2), Muhammad Gunawan Perdana 3)
1,2,3 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin, Jalan Adyaksa No 2
Banjarmasin, Indonesia
ABSTRAK
EVALUASI TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2017 PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RSUD BARU KABUPATEN TAPIN (Oleh Syahrial Adi Putera; Pembimbing : Ir. H. Abdurrahman, MT,., Muhammad Gunawan Perdana, ST., MT,.; 2022; 45 halaman)
Jalan menuju RSUD Baru termasuk jalan kota yang berada di Kabupaten Tapin.
Pada ruas jalan ini (STA 0+000 – STA 2+284) sudah dilakukan peningkatan jalan beraspal dengan lebar badan jalan 6 m. Namun dari pengamatan sementara mengenai kondisi bahu jalan di ruas jalan ini masih labil dan dapat terjadi kemungkinan bahaya longsor yang tentu akan merusak konstruksi badan jalan.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk 1) Mengetahui tebal lapis perkerasan lentur dengan Metode Manual Desain Perkerasan (2017) dan 2) Mengetahui desain struktur lapis perkerasan lentur dengan Metode Manual Desain Perkerasan (2017). Analisa dilakukan dengan mengungumpulkan data LHR dan CBR dasar Tanah.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada Proyek Pembangunan Jalan Rsud Baru Kabupaten Tapin berdasarkan Metode Manual Desain Perkerasan 2017 perhitungan perencanaan tebal perkerasan dengan jumlah CESA5 kurang dari 30 juta dengan umur rencana 20 Tahun disarankan menggunakan perkerasan lentur, adapun pilihan desain perkerasan Lentur berdasarkan Alternatif bagan Desain 3 (Desain Perkerasan Alternatif) dengan susunan: AC WC = 4 CM, AC BC = 6 CM, AC BASE = 0 CM, LPA KELAS A= 40 CM dan SUB GRADE > 30%
Kata Kunci : Evaluasi, Perkerasan Jalan, MDP 2017
ABSTRACT
EVALUATION OF FLEXIBLE PAVEMENT LAYER THICKNESS BASED ON THE 2017 ROAD PAVEMENT DESIGN MANUAL ON THE NEW HOSPITAL ROAD CONSTRUCTION PROJECT, TAPIN DISTRICT (By Syahrial Adi Putera; Supervisor: Ir. H. Abdurrahman, MT,., Muhammad Gunawan Perdana, ST., MT,.; 2022; 45 pages)
The road to the New Hospital includes city roads in Tapin Regency. On this road section (STA 0+000 – STA 2+284) the asphalt road has been upgraded with a road width of 6 m. However, from temporary observations regarding the condition of the road shoulder on this road section, it is still unstable and there is the possibility of a landslide danger which will certainly damage the construction of the road body. The purpose of this research is to 1) determine the thickness of flexible pavement layers using the Manual Pavement Design Method (2017) and 2) determine the structural design of flexible pavement layers using the Manual Pavement Design Method (2017). The analysis was carried out by collecting LHR and CBR data based on soil. The results of the research showed that in the New Hospital Road Construction Project, Tapin Regency, based on the 2017 Pavement Design Manual Method, the calculation for planning pavement thickness with a CESA5 amount of less than 30 million with a design life of 20 years is recommended to use flexible pavement. , the choice of Flexible pavement design is based on Alternative Design chart 3 (Alternative Pavement Design) with the arrangement: AC WC = 4 CM, AC BC = 6 CM, AC BASE = 0 CM, LPA CLASS A
= 40 CM and SUB GRADE > 30%
Keywords: Evaluation, Road Paving, 2017 MDP PENDAHULUAN
Jenis perkerasan jalan yang umum digunakan di Indonesia adalah perkerasan lentur dimana pemilihan konstruksi perkerasan lentur ini disebabkan oleh karena biaya pembangunan (initial cost) yang lebih murah bila dibandingkan konstruksi perkerasan kaku yang lebih mahal. Selanjutnya, selain initial cost, faktor keterbatasan anggaran, dan tuntutan pemerataan pembangunan menjadikan tipe jalan perkerasan lentur dianggap menjadi opsi paling baik dan rasional mengingat segala hambatan dan keterbatasan yang ada. Pemilihan tipe perkerasan jalan juga perlu mempertimbangkan aspek lainnya seperti biaya pemeliharaan selama masa layan, tingkat umur layan dari suatu tipe perkerasan jalan dan juga ketahanan terhadap lalu lintas berat termasuk beban berlebih (overloading).
Menurut Saleh et al (2009) menyatakan bahwa muatan truk berlebih mencapai 50% dapat mempengaruhi biaya pemeliharaan 2,5 kali terhadap biaya rencana pemeliharan rutin per tahun dalam rentang waktu masa layan. Selanjutnya Syafriana et al (2015) juga menyatakan bahwa total kendaraan yang melakukan pelanggaran terhadap jumlah berat yang diizinkan (JBI).
Dalam hal umur layan, perkerasan kaku memiliki umur layan yang lebih panjang yakni 35-45 tahun dibandingkan dengan perkerasan lentur yang berkisar 15-20 tahun. Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas dan tipe perkerasan kaku memiliki tingkat ketahahan yang lebih baik dalam memikul beban kendaraan berat termasuk beban berlebih. Dalam pelaksanaannya tidak diketahui seberapa besar tingkat keekonomisan dari perbandingan kedua perkerasan tersebut.
Prasarana jalan yang memadai dapat diwujudkan melalui usaha-usaha, antara lain menetapkan kondisi jalan dan pembangunan jalan yang memenuhi standar perencanaan. Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan diperlukan sehubungan dengan bertambahnya kapasitas jalan raya yang tentu memerlukan suatu metode efektif dalam perancangan agar dapat diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, namun tetap memenuhi unsur keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan tersebut.
Jalan menuju RSUD Baru termasuk jalan kota yang berada di Kabupaten Tapin. Pada ruas jalan ini (STA 0+000 – STA 2+284) sudah dilakukan peningkatan jalan beraspal dengan lebar badan jalan 6 m. Namun dari pengamatan sementara mengenai kondisi bahu jalan di ruas jalan ini masih labil dan dapat terjadi kemungkinan bahaya longsor yang tentu akan merusak konstruksi badan jalan.
Dalam laporan Skripsi ini, akan dilakukan perhitungan tebal perkerasan pada proyek Pembangunan Jalan RSUD Baru (STA 0+000 – STA 2+284) menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017, Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga.
BAB IMETODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Proyek Pembangunan Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (STA 0+000 – STA 2+284).
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
(Sumber:Google Maps, 2022) 2. Metode Penelitian
Penelitian terhadap proyek pembangunan rumah tipe 45 yang sedang dilakukan oleh PT Raysan Utama Bersama merupakan jenis penelitian terapan (applied research) yang bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan hasilnya (Arikunto, 2006).
3. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui dinas/instansi yang terkait dalam penyusunan skripsi. Dalam Perhitungan Tebal Perkerasan pada Proyek Pembangunan Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (STA 0 + 000 s/d 2 + 284) ini, diperlukan data-data yang menunjang dalam perhitungan tersebut. Data - data tersebut adalah yang berkaitan dengan kondisi jalan yang akan dihitung.
a. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan data yang diperoleh langsung yang berhubungan langsung dengan responden. Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpulan data.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang diperoleh dari referensi-referensi tertentu atau studi llteratur yang berkaitan dengan keterlambatan proyek.
4. Analisis Data
Data yang terkumpul dilapangan akan dianalisisi lalu data-data diolah. Data- data yang didapat mulai dari awal penelitian, saat penelitian, dan sampai akhir penelitian. Hasil penelitian ini akan dibahas pada bab IV. Setelah semua data terkumpul, maka data tersebut diolah dengan analisis dan perhitungan.
Analisi sata dengan cara mengkorelasikan data-data yang ada pada tabel-tabel yang telah ditetapkan. perhitungan tebal perkerasan dilakukan menggunakan rumus yang tersedia pada Pedoman Manual Desain Perkerasan Jalan 2017.
HASIL PENELITIAN
1. Umum
Untuk dapat melakukan perhitungan tebal perkerasan pada ruas Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan tebal perkerasan jalan, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan tebal perkerasan jalan adalah :
1. Peranan dan tingkat pelayanan jalan 2. Lalulintas Harian
3. Umur Rencana 4. Materal Perkerasan
Sebagai dasar dalam membuat suatu perhitungan tebal konstruksi jalan raya diperlukan data-data, baik data primer maupun data sekunder.
Adapun data-data yang diperoleh sebagai berikut:
1. Lokasi Jalan : Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin 2. Jalur dan Arah : 1 Jalur, 2 Lajur, 2 Arah
3. Umur Rencana : 20 Tahun
4. CBR : 3,78 %
5. TM (Trraffic Multiplier) : 1,8 – 2,0 (dipilih 2,0) 6. Data Lalu lintas :
Data Lalu lintas adalah suatu data mengenai jumlah dan jenis kendaraan yang melewati jalur utama yang berhubungan dengan jalur rencana. Data Lalu lintas pada jalan Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan didapat dari Suvei LHR dilapangan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
DATA LHR JALAN RSUD BARU KABUPATEN TAPIN Hari/Tgl Kamis 17 November 2022
ARAH MASUK JALAN RSUD BARU KABUPATEN TAPIN N
o
WAKTU/J AM
MOTO R
MOBI L
PICK UP
TRU K
T SEDAN
G
BUS KECI
L
BUS SEDAN
G
SEPED A
1 04.00-05.00 51 21 1 4 2 0 0 0
2 05.00-06.00 45 26 0 11 3 0 0 0
3 06.00-07.00 30 18 2 23 6 2 0 0
4 07.00-08.00 34 10 1 20 2 1 1 3
5 08.00-09.00 26 15 4 16 5 1 0 7
6 09.00-10.00 35 11 0 19 4 0 0 0
7 10.00-11.00 31 9 2 17 8 0 0 1
8 11.00-12.00 20 7 0 21 2 0 0 2
9 12.00-13.00 37 13 4 14 7 3 0 0
1
0 13.00-14.00 32 12 1 8 5 1 0 4
1
2 14.00-15.00 42 9 1 15 0 0 1 0
1
3 15.00-16.00 28 7 5 29 1 0 0 0
1
4 16.00-17.00 27 5 2 17 4 4 1 12
1
5 17.00-18.00 21 8 4 14 2 1 0 2
jumlah 459 171 27 228 51 13 3 41
993 Tabel 4.1 Data LH
Sumber : Survey Lalu lintas Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin, 2022
Data tanah pada ruas Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin di dapat dari Dinas PUPR Kabupaten Tapin, nilai CBR yang terdapat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4. 1 Data CBR Tanah
Stationing (STA) Nilai CBR (%)
STA 0 + 250 3,9
STA 0 + 500 3,9
STA 0 + 750 3,7
STA 1 + 000 3,8
STA 1 + 250 3,5
STA 1 + 500 3,7
STA 1 + 750 4,0
STA 2 + 000 3,8
STA 2 + 250 3,6
STA 2 + 500 3,8
STA 2 + 750 3,9
Rata-rata 3,78
Sumber : Dinas PUPR Tapin, CBR Tanah Dasar, 2022 2. Metode Bina marga 2017
a) Menentukan Umur Rencana
Pada metode Manual Perkerasan Jalan 2017, umur yang direncanakan untuk struktur jalan baru adalah 20 Tahun tertera pada Bab II Tabel 2.5.
b) Menentukan nilai CESA4 Traffic Multiplier (TM) dan CESA5
Sebelum menentukan nilai CESA4 dan CESA5, pertama tama yang harus dilakukan adalah menetapkan nilai pertumbuhan lalulintas (i) untuk mendapatkan faktor pengali pertumbuhan lalulintas (R). Kemudian menentukann nilai lalu lintas harian rencana, dan didistribusikan lajur (DL). Untuk menentukan nilai CESA4 dan CESA5 dilakukan langkah langkah berikut :
1) Menentukan faktor pertumbuhan lalulintas (i)
Dalam menentukan pertumbuhan lalulintas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4. 3 Faktor pertumbuhan lalu lintas (i) Minimum untuk Desain.
Kelas jalan Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (%) 2012-2020 >2021-2040
Arteri dan Perkotaan 5 4
Kolektor dan Rural 3.5 2.5
Jalan Desa 1 1
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017.
Untuk Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin termasuk dalam kelas jalan Kolektor pada tahun rencana 2021-2040, faktor pertumbuhan lalu lintas (i). Pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana dihitung dengan faktor pertumbuhan kumulatif ( Cumulative Growth Factor ).
R = (1+0,01∙i)UR−1 0,01∙ i
= (1+0,01∙2,50)
20−1
0,01∙2,50
= 25,54 Dengan :
R = faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif i = laju pertumbuhan lalu lintas tahunan (%)
UR = umur rencana (tahun)
Nilai TM kelelahan lapisan aspal (TM lapisan aspal) untuk kondisi Pembebanan yang berlebih di Indonesia adalah berkisar di antara 1,8 – 2. Pada perhitungan tebal perkerasan ini nilai TM yang dipilih adalah 1,9. Nilai yang akurat berbeda-beda tergantung dari beban berlebih kendaraan niaga.
Dari nilai TM 1,8 – 2,0, yaitu nilai TM 1,9 karena menyesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga nilai 1,9 lebih cocok untuk diambil.
2) Menentukan faktor distribusi arah (DD)
Lajur rencana adalah salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan yang menampung lalu lintas kendaraan niaga (truk dan bus) paling besar. Beban lalu lintas pada lajur rencana dinyatakan dalam kumulatif beban gandar standar (ESA) dengan memperhitungkan faktor distribusi arah (DD) dan faktor distribusi lajur kendaraan niaga (DL).
3) Menentukan faktor distribusi Lajur (DL)
Jumlah lajur dalam setiap arah pada ruas Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin berjumlah 1 lajur dengan nilai koefisien faktor distribusi lalu lintas sebesar 100%. Nilai distribusi lajur dapat di lihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4. 4 Tabel 4.4 Faktor Distribusi Lajur (DL)
Jumlah Lajur Per Arah Faktor Distribusi Lalu Lintas (%)
1 100
2 80
3 60
4 50
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017.
4) Menentukan nilai Traffic MultiPlier (TM)
Nilai TM kelelahan lapisan aspal (TM lapisan aspal) untuk kondisi Pembebanan yang berlebih di Indonesia adalah berkisar di antara 1,8 – 2. Pada perhitungan tebal perkerasan ini nilai TM yang dipilih adalah 1,9. Nilai yang akurat berbeda-beda tergantung dari beban berlebih kendaraan niaga.
Dari nilai TM 1,8 – 2,0, yaitu nilai TM 1,9 karena menyesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga nilai 1,9 lebih cocok untuk diambil.
5) Menghitung nilai 𝐂𝐄𝐒�� dan 𝐂𝐄𝐒��
Tabel 4.6 Perhitungan 𝐂𝐄𝐒�� dan 𝐂𝐄𝐒��
Gol Jenis Kendaraan Konfiguras
i Sumbu LHR VDF
4 DL DD R Jumla
h Hari CESA4 TM
CESA5 (TM x CESA4
)
5a Bus Kecil 1,2 13 0,3 1 0,5 25,5
4 365 18178,1 1,
9 34538,4
5b Bus sedang 1,2 3 1 1 0,5
25,5
4 365 13983,2 1,
9 26568
6a Truk Ringan 2
Sumbu 1,1 228 0,3 1 0,5 25,5
4 365 318815,
8 1,
9 605750,1 6b
Truk Sedang 2
Sumbu 04.48 51 0,8 1 0,5
25,5
4 365
190170, 8
1,
9 361324,6 TOTAL
541147, 9
1028181, 1
Sumber : Hasil Perhitungan, 2022
I.1.1 Contoh Perhitungan Truk Ringan 2 Sumbu (6a) CESA4 = ( Σ LHR x VDF4 ) x 365 x DD x DL x R
= ( 288 x 0,3 ) x 365 x 0,5 x 1 x 25,54)
= 318815,8 CESA5 = ( TM x CESA4)
= ( 1,9 x 318815,8)
= 605750,1
I.1.2 3. Menentukan Jenis Perkerasan
Penentuan dan pemilihan jenis perkerasan didasarkan pada kemampuan pihak penyedia jasa dan alternatif yang lebih diutamakan serta kondisi lingkungan. Dalam memilih jenis perkerasan ada beberapa faktor yang berpengaruh sehingga hasil akan bervariasi, beberapa faktor tersebut yaitu lalu lintas, umur rencana, kondisi pondasi jalan, dan pertimbangan biaya selama umur pelayanan.
Jenis struktur perkerasan didapatkan dari hubungan umur rencana perkerasan ESA 20 tahun (pangkat 4) kemudian akan menghasilkan struktur perkerasan yang sesuai dengan Pedoman Manual Desain Perkerasan Nomor 04/SE/Db/2017. Dapat ditentukan jenis struktur perkerasan untuk umur rencana 20 tahun dengan nilai CESA4 541.147,9 seperti pada tabel 4.6 berikut.
I.1.3 Tabel 4.7 Ketentuan Pertimbangan Desain Perkerasan
Struktur Perkerasan Bagan Desain
ESA (juta) dalam 20 tahun (pangkat 4 kecuali ditentukan lain) 0 - 0,5 0,1 - 4
>4 - 10
>4 - 30
>30- 200 Perkerasan kaku
dengan lalu lintas berat ( di atas tanh dengan CBR ≥ 2,5 %)
4 - - 2 2 2
Perkerasan kaku dengan lalu lintas rendah (daerah perdesaan dan perkotaan)
4A - 1,2 - - -
AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan CTB (ESA pangkat 5)
3 - - 2 2 2
AC dengan CTB (ESA
pangkat 5) 3 - - 2 2 2
AC tebal ≥ 100 mm dengan lapis fondasi berbulir (ESA pangkat 5)
3B - - 1,2 2 2
AC atau HRS tipis
diatas fondasi berbulir 3A - 1,2 - - -
Burda atau Burtu dengan LPA Kelas A atau batuan asli
5 3 3 - - -
Lapisan Fondasi Soil
Cement 6 1 1 - - -
Perkerasan tanpa penutup (Japat, jalan kerikil)
7 1 - - - -
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 04/SE/Db/2017.
Catatan :
Tingkat Kesulitan :
1. Kontraktor kecil - medium ;
2. Kontraktor Besar dengan sumber daya yang memadai ;
3. Membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus - kontraktor spesialis Burtu/Burda
4. Menentukan Seksi - Seksi Tanah Dasar
Menentukan dan mengelompokkan kondisi tanah dasar sepanjang ruas jalan yang akan di desain. Pada Jalan RSUD Baru Kabupaten Tapin ini kondisi tanah dasar sudah keras yang mempunyai nilai CBR 3,78 %. Menentukan seksi - seksi subgrade yang seragam dan daya dukung
subgrade dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Struktur Perkerasan Lentur pada Timbunan
5. Menentukan Struktur Pondasi Jalan Berdasarkan Kondisi Tanah Dasar
Kondisi tanah dasar dalam perhitungan ini kondisi tanah dengan kepadatan tinggi dan termasuk dalam tanah keras, dengan nilai 3,78 % yang berarti nilai CBR lebih dari 3,78 % yang tidak memerlukan perbaikan tambahan.
Dalam Manual Desain Perkerasan Nomor 04/SE/Db/2017, jika CBR tanah ≥ 3,78 % dan nilai CESA5 sebesar 1.028.181,1 maka ditetapkan memerlukan perbaikan tanah dasar dengan penetapan sebagai berikut.
6. Menentukan Struktur Perkerasan Jalan
Dalam menentukan struktur perkerasan jalan dipilih yang memenuhi syarat-syarat dalam Pedoman Manual Desain Perkerasan Nomor 04/SE/Db/2017 dan menentukan struktur perkerasan yang paling ideal sesuai dengan kondisi lapangan ada dua alternatif yang disajikan.
Berdasarkan nilai CESA5 yang telah di dapat sebesar 1.028.181,1 maka desain tebal perkerasan didapat sebagai berikut.
1. Bagan Desain -3A merupakan alternatif untuk daerah yang HRS menunjukkan riwayat kinerja yang baik dan daerah yang dapat menyediakan material yang sesuai (gap graded mix).
2. HRS tidak sesuai untuk jalan dengan tanjakan curam dan daerah perkotaan dengan
beban lebih kecil dari 2 juta ESA5
3. Kerikil alam dengan atau material stabiisasi dengan CBR > 10% dapat merupakan pilihan yang paling ekonomis jika material dan sumberdaya penyedia jasa yang mumpuni tersedia. Ukuran material LFA kelas B lebih besar dari pada kelas A sehingga lebih mudah mengalami segregasi. Selain itu, ukuran butir material kelas B yang lebih besar membatasi tebal minimum material kelas B. Walaupun dari segi mutu material kelas A lebih tinggi daripada kelas B, namun dari segi harga material LFA kelas A dan B tidak terlalu berbeda sehingga untuk jangka panjang LFA kelas A dapat menjadi pilihan yang lebih kompetitif.
7. Desain Tebal Perkerasan
Dari beberapa bagan desain didapat bagan desain yang sesuai karena untuk jumlah lalu lintas daerah perkotaan lebih kecil dari 2 juta ESA5 direkomendasikan menggunakan Bagan Desain - 3A Desain Perkerasan Lentur dengan HRS1
Gambar 4.2 Desain Tebal Perkerasan 3. Pembahasan terhadap Hasil Penelitian
Metode Manual Desain Perkerasan 2017 perhitungan perencanaan tebal perkerasan dengan jumlah CESA5 kurang dari 30 juta dengan umur rencana 20 Tahun di sarankan menggunakan perkerasan lentur, karena di batasan masalah hanya membatasi Flexible Pavement maka penyusun hanya sebatas itu, adapun pilihan desain perkerasan Lentur berdasarkan Alternatif bagan Desain 3 (Desain Perkerasan Alternatif) dengan susunan: AC WC = 4 cm, AC BC = 6 cm, AC BASE = 0 cm dan LPA KELAS A = 40 cm dengan Sub Grade > 30%.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil uraian Skripsi ini yang membahas tentang “Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 Pada Proyek Pembangunan Jalan Rsud Baru Kabupaten Tapin”, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Metode Manual Desain Perkerasan 2017 perhitungan perencanaan tebal perkerasan dengan jumlah CESA5 kurang dari 30 juta dengan umur rencana 20 Tahun disarankan menggunakan perkerasan lentur, adapun pilihan desain perkerasan Lentur berdasarkan Alternatif bagan Desain 3 (Desain Perkerasan Alternatif) dengan susunan:
AC WC = 4 CM
AC BC = 6 CM
AC BASE = 0 CM
LPA KELAS A = 40 CM
SUB GRADE > 30%
2. Adapun Desain Struktur tebal perkerasan lentur Metode Manual Desain Perkerasan 2017 dapat di lihat seperti gambar di bawah :
Saran
Adapun saran yang di berikan adalah:
1. Metode- metode yang di laksanakan di lapangan, sebaiknya tetap mengacu pada standar yang telah di tetapkan untuk menghindari kegagalan teknis.
2. Dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu di lakukan lagi penelitian lanjutan dengan menggunakan metode lainnya, sehingga pada penelitian selanjutnya menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi sebagai acuan perencanaan tebal perkerasan lentur.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Jurnal:
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), 1993, Iterim Guide for Design of Pavement Structures,Washington, DC.USA.
C. C. Mantiri, T. K. Sendow, and M. R. . Manoppo, “Analisa Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru Dengan Metode Bina Marga 2017 Dibandingkan Metode Aashto 1993,” J. Sipil Statik, vol. 7, no. 10, pp. 1303–1316, 2019.
Dachlan, A, T. 2009. Kajian Lapangan Perkerasan Jalan Beton Pracetak Di Indonesia. Pusat Litbang dan Jalan. Bandung. Volume 26 No 2. Agustus 2009
Ibrahim, H.B. 2003. Rencana dan Estimate Real Of cost. Bandung: PT.Bumi aksara.
Mantiri, Cynthia Claudia, 2019. analisa tebal perkerasan lentur jalan baru dengan metode bina marga 2017 dibandingkan metode aashto 1993, Vol.7 No.10 Noer Hakim Ghaffar, Farida Ida, 2021. Ketebalan Perkerasan Lentur Dengan
Metode AASHTO 1993 Dan Manual Perkerasan Jalan 2017,
Saleh, S. M. 2009. Kebijakan Sistem Transportasi Barang Multimoda untuk dan Kerusakan Jalan Akibat Beban Berlebih: Studi Kasus Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sumarsono Sony, H Gultom Heru Judi, 2018. perbandingan analisa perkerasan metode bina marga revisi juni 2017 dan aashto 1993 (studi kasus pada pekerjaan rencana preservasi ruas jalan jatibarang-langut ta 2017), No. 3 Vol. 4.
Suryawan, Ari. 2009. Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement) Perencanaan Metode AASHTO. Yogyakarta: Beta offset.
(2). Publikasi oleh Perusahaan/Lembaga:
AASHTO. (1993). Guide for The Design of Pavement Structures. Washington DC.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2017. Manual Desain Perkerasan Jalan. Nomor 04/SE/Db/2017.
Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen. Jakarta: Yayasan Badan Penerbitan PU.
Materi Pekerjaan Umum. 2017. Manual Perkerasan Jalan (Revisi 2017) Nomor 04/SE/Db/2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.
Menteri Pekerjaan Umum. (2017). Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017) Nomor 04/SE/Db/2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.
(3) Buku :
Hardiyatmo, H. C. (2013). Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan Raya Perancangan dan Aplikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.