• Tidak ada hasil yang ditemukan

penilaian pembelajaran dalam bahasa indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penilaian pembelajaran dalam bahasa indonesia"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Setiap Orang yang tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta melanggar hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Komersial akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500 juta rupiah). Penilaian yang dikemas dalam buku teks ini menguraikan lima penilaian pembelajaran, yaitu (1) penilaian membaca; 2) penilaian menulis; (3) penilaian mendengarkan; (4) penilaian berbicara; dan (5) penilaian pembelajaran sastra.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan buku ajar ini, untuk itu kami mohon masukannya.

Pendahuluan

  • Latar Belakang
  • Tujuan
  • Ruang Lingkup
  • Uraian Materi tentang Konsep Penilaian

Penilaian hasil belajar siswa yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dilakukan secara seimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan kedudukan setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Dengan cara ini, tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh atau mengerjakan kompetensi/materi baru. Penyusunan laporan kemajuan hasil belajar siswa dijadikan tanggung jawab lembaga sekolah kepada orang tua/wali siswa, komite sekolah, masyarakat dan badan terkait lainnya.

Rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi perkembangan siswa;

Penialain Menyimak

  • Pengertian Penilaian Menyimak
  • Jenis-Jenis Penilaian
  • Pengertian Menyimak dan Jenis-Jenis
  • Konsep Pembelajaran Menyimak

Menurut Syafrina dkk “Penilaian pembelajaran listening merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengintegrasikan keterampilan menulis.” Menurut (Syafrina et al., 2017), penilaian guru terhadap pendidikan mendengarkan dilakukan dengan mengintegrasikan keterampilan berbahasa ke dalam penilaian keterampilan mendengarkan siswa, guru beralih ke keterampilan menulis. Dalam hal ini guru perlu menguasai beberapa konsep yang berkaitan dengan pembelajaran menyimak agar dapat melaksanakan pembelajaran menyimak dengan benar.

Menurut (Syafrina et al., 2017), pelaksanaan pembelajaran listening di lapangan belum maksimal terlaksana karena tidak adanya perencanaan yang matang, hal ini juga berdampak pada tahapan pembelajaran listening yang dilakukan guru di kelas. .

Penilaian Berbicara

  • Pengertian Penilaian Berbicara
  • Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Prinsip
  • Konsep Penilaian Berbicara
  • Konsep Pembelajaran Berbicara
  • Indikator Penilaian Berbicara
  • Bentuk-Bentuk Kompetensi dalam

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar dengan menggunakan berbagai perangkat penilaian belajar siswa. Menurut Basuki (2014:8), penilaian adalah suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan belajar siswa dan berguna untuk meningkatkannya. Dengan melakukan penilaian, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan siswa.

Basuki, (2014:8) menyatakan ciri-ciri penilaian: (1) dilakukan secara formal oleh guru di sekolah, (2) merupakan proses atau upaya mengumpulkan dan mengolah informasi, termasuk membuat dokumentasi terkait hasil belajar siswa. , (3) berkaitan dengan evaluasi seberapa positif minat siswa terhadap sekolah, serta evaluasi terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak di sekolah. Bagi guru, penilaian berfungsi terutama untuk: (1) mengetahui kemajuan belajar siswa, (2) mengetahui kedudukan masing-masing individu siswa dalam kelompoknya, (3) sebagai cara menyeleksi siswa, (4) mengetahui kelemahan-kelemahannya. metode pengajaran dalam proses belajar mengajar, (5) memperbaiki proses belajar mengajar, dan (6) menentukan kelulusan siswa. Pada saat guru melakukan penilaian, guru bertugas mengumpulkan informasi tentang pemahaman siswa untuk mengetahui hasil proses pengajaran.

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa kegiatan penilaian pidato di sekolah bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan berbicara siswa dan membantu mereka belajar lebih banyak. Menurut Kunandar, penilaian otentik adalah kegiatan penilaian siswa yang menekankan pada apa yang perlu dinilai, baik proses maupun hasil, dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian yang sesuai dengan persyaratan kompetensi dalam Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti ( KI) dan Kompetensi Inti (KD). ). Penilaian guru merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang siswa yang mencakup bidang pengetahuan, sikap dan.

Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian dimana siswa diminta menilai dirinya sendiri berkenaan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya (Kunandar). Menurut A.K, belajar berbicara merupakan upaya melatih keterampilan menyampaikan pesan kepada orang lain melalui cara-cara tertentu dan berkesinambungan.

Penilaian Membaca

  • Pengertian Penilaian Membaca
  • Konsep Pembelajaran Membaca
  • Jenis-Jenis Membaca
  • Penilaian Membaca
  • Tahap Pembelajaran Membaca

Pernyataan tersebut didukung oleh Abidin yang mengatakan: “Secara sederhana dikatakan bahwa membaca adalah proses membunyikan lambang-lambang bahasa tulis.” Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada membaca. Membaca senyap terdiri dari; (a) bacaan ekstensif yang dibagi lagi menjadi;. survei membaca, skimming dan membaca dangkal. Membaca ekstensif menurut Tarigan (2008:32) adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara ekstensif untuk memahami suatu bacaan dalam waktu cepat dan singkat.

Menurut (Tarigan, 2008:23), membaca sastra adalah membaca yang dilakukan siswa dengan memperhatikan keindahan bahasa dan keindahan bacaan. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam kegiatan membaca dapat dinilai dari aspek penilaian membaca yang sesuai dengan kompetensi dasar dan alat peraga. Pemahaman isi teks rinci merupakan aspek penilaian membaca yang menilai seberapa baik pembaca memahami isi rinci teks yang dibacanya.

Akurasi pengorganisasian isi teks merupakan aspek penilaian membaca yang menilai keakuratan pembaca dalam mengorganisasikan isi teks suatu teks bacaan. Akurasi diksi merupakan aspek penilaian membaca yang menilai seberapa baik pembaca memilih kata dan diksi dari teks yang dibacanya. Keakuratan struktur kalimat merupakan aspek penilaian membaca yang menilai bagaimana pembaca membangun struktur kalimat, mulai dari kata, kalimat, paragraf, berdasarkan apa yang telah dibacanya.

Ejaan dan penulisan merupakan aspek penilaian membaca yang menilai seberapa baik pembaca menyusun kalimat dengan ejaan yang benar dan sesuai dengan peraturan ejaan bahasa Indonesia. Pemahaman naratif merupakan aspek penilaian membaca yang menilai bagaimana pembaca memadukan kalimat-kalimat yang dihubungkan menjadi satu makna yang sesuai dengan teks yang dibaca.

Penilaian Menulis

  • Pengertian Penilaian Menulis
  • Konsep Pembelajaran Menulis
  • Tujuan dan Teknik Menulis
  • Model-Model Pembelajaran Menulis

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa sebagai suatu proses yang membantunya untuk belajar dengan baik. Menurut Yunus, pada hakikatnya setidaknya ada tiga tujuan utama pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru di sekolah, ketiga tujuan tersebut yaitu. Kemampuan menulis yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan tulisan yang beragam untuk kepentingan, tujuan, dan konteks sosial budaya yang berbeda.

Menurut Yunus, pembelajaran menulis adalah serangkaian kegiatan siswa untuk menghasilkan tulisan di bawah bimbingan, arahan dan motivasi guru. Sesuai dengan definisi tersebut, pembelajaran menulis sebenarnya dikembangkan melalui beberapa tahapan proses menulis sehingga siswa benar-benar dapat menulis menurut tahapan proses yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembelajaran menulis harus menekankan pada proses menulis yang sebenarnya, sehingga pembelajaran menulis tidak hanya menekankan pada produk tulisan saja.

Penilaian menulis adalah menilai keberhasilan proses pembelajaran menulis dengan menilai ketercapaian kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran menulis. Pengukuran kemampuan menulis dapat dilakukan dan menjadi bagian dari proses pembelajaran dan ujian khusus di luar kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Untuk mengekspresikan kemampuan menulis tersebut, siswa harus benar-benar diminta untuk menuliskan apa yang dihasilkan oleh karya tulis Nurgiantoro.

Pengukuran keterampilan menulis ini merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang merupakan bagian dari teknik pengajaran yang telah dilaksanakan. Yang termasuk dalam bentuk tes unsur kemampuan menulis adalah: (1) tes ejaan dan tanda baca, (2) tes tata bahasa, (3) tes komposisi kalimat, (4) tes teori paragraf, (5) tes jenis esai, ( 6) ) ) tes esai sistematis, dll.

Penilaian Sastra

Pengertian Pebelajaran Sastra

Penilaian Pembelajaran Sastra

Kegiatan pembelajaran sastra hendaknya lebih menitikberatkan pada upaya melibatkan siswa secara langsung dengan karya sastra sehingga siswa memperoleh pengalaman sastra yang nyata, karena pembelajaran sastra pada hakikatnya adalah sebuah pengalaman. Upaya memberikan pengalaman sastra tidak hanya sekedar mengapresiasi karya sastra, tetapi juga mencapai taraf mencipta karya sastra. Kegiatan evaluasi pendidikan sastra di sekolah hendaknya bersifat kreatif, seperti penyelenggaraan ziarah sastra, wisata sastra, perkemahan sastra, dan lokakarya sastra, dengan tujuan agar siswa dapat memahami, mengapresiasi, dan menciptakan karya sastra.

Sastra imajinatif adalah sastra yang berupaya menjelaskan, menjelaskan, memahami, membuka wawasan baru dan memberi makna terhadap realitas kehidupan, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan menghubungkan realitas kehidupan dengan tepat untuk berperilaku. Penilaian pembelajaran sastra menurut Sugianto (dalam Yusandra, 2018:68) mengemukakan enam kriteria penilaian sastra, yaitu: (1) Kriteria kebaruan (inovasi), (2) Kohesi (koherensi), (3) Kompleksitas (kompleksitas), (4) Orisinalitas (keaslian), (5) Kedewasaan (wawasan atau intelektual) dan (6) Kedalaman (eksplorasi). Koherensi terlihat dari pemilihan kata (diksi) dan kalimat yang digunakan dalam sebuah karya sastra.

Kriteria tersebut cenderung mengungkap refleksi berbagai gejolak kegelisahan pengarang dan kemudian mengungkapkannya dalam karya sastra. Tingkat pertama adalah penilaian sastra tingkat informasi, yaitu mengungkapkan kemampuan siswa berkaitan dengan hal yang paling penting. Tingkat kedua adalah tingkat konseptual penilaian sastra yang berkaitan dengan persepsi tentang bagaimana data atau unsur-unsur karya sastra disusun.

Penilaian sastra tingkat ketiga merupakan penilaian perspektif berkaitan dengan pandangan siswa terhadap karya sastra yang dibacanya, bagaimana pandangan dan reaksi siswa terhadap suatu karya sastra ditentukan oleh kemampuannya dalam memahami karya tersebut. Tingkatan keempat adalah penilaian sastra, yaitu tingkat penilaian yang berkisar pada permasalahan dan/atau hubungan antara bahasa sastra dan linguistik, apa itu bahasa sastra atau apa saja ciri-ciri bahasa sastra.

Konsep Penilaian Sastra

Pada tahun 1999, beliau meraih juara umum di SMA Negeri 2 Dumai dan kemudian melanjutkan studi sarjana di Universitas Riau (UNRI) bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia pada tahun 1999-2003. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Nasional Malaysia (UKM) pada Kelompok Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada tahun 2004-2006. Kegiatan pengalamannya dimulai sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Aisyiyah Riau (STKIP) Aisyiyah Riau Kota Pekanbaru pada tahun 2008-2014.

Pada tahun 2014/2015, beliau pindah rumah ke Universitas Islam Riau pada program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hingga sekarang. Alhamdulillah, pada tahun 2011 beliau dipercaya memimpin program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Riau. Artikel ilmiah yang diterbitkan oleh perempuan dosen Universitas Islam Riau ini telah melahirkan beberapa buku dan karya ilmiah.

Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan kompetensi penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Buku ini memberikan pengalaman belajar kepada siswa tentang bagaimana menilai pembelajaran bahasa Indonesia. Penilaian merupakan bagian penting bagi guru untuk mengukur keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia, yang dilakukan dengan memberikan umpan balik kepada siswa. Buku ini memberikan konsep teoritis tentang penilaian membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

Kami berharap buku ajar ini dapat dijadikan referensi dalam pengembangan materi perkuliahan bagi mahasiswa. Buku ini banyak menjelaskan tentang konsep-konsep teoritis, bagaimana dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kompetensi berbahasa (membaca, mendengar, menulis dan berbicara). Demikian sinopsis ini dijelaskan, semoga buku ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Materi untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sesuai silabus dan boleh dikembangkan oleh guru, dan (3) pengelolaan penilaian aspek keterampilan pada

Penilaian sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) sulit dilakukan, karena untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) tiap peserta didik diasumsikan harus dinilai pada semua

4) Setiap kompetensi dasar yang disajikan itu terdapat materi, contoh, dan beberapa tugas guna menguji kemampuan peserta didik dalam KD tersebut. Tugas yang disajikan

evidence peserta didik yang sesuai dengan kompetensi dan akan dijadikan

Sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah system yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik berdasarkan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya,

Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks debat dan memberikan contoh masing-masing dengan tidak tepat 1 Soal Aspek yang Dinilai Skor 3a.. Peserta didik

Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester

Terdapat tiga pendekatan penilaian yang dilakukan, yaitu penilaian atas pembelajaran assessment of learning, penilaian yang bertujuan untuk mengukur capaian peserta didik atas