• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan Volume 7, Nomor 1, Mei 2023, pp. 129 – 137

p-ISSN: 2579-499X, e-ISSN: 2579-5007

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wacanaakademika/index

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

Ratih Mitra Dewi1, Wasilatul Murtafi’ah2, Taufik Hidayat Eko Yunianto3*, Nuning Iswati4

1 Pendidikan Profesi Guru, Universitas PGRI Madiun, Madiun

2 Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Madiun, Madiun

3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas PGRI Madiun, Madiun

4 SD Negeri Guyung 4, Ngawi

*Corresponding author: [email protected]

ABSTRACT

This reseach to determine the increase in learning outcomes in Pancasila and civic education subjects using the Problem Based Learning learning model. This research is one of the solutions to improve student learning outcomes through the Problem Based Learning (PBL) learning model, which is a learning model that involves the activeness of students to always think critically and skillfully in solving a problem. The method used in this research is classroom action research (PTK) which is a research model that includes four components or stages: planning, action, observation, and reflection. The subjects in this study were third grade students of SDN Guyung 4 in the even semester of the 2022/2023 academic year. The subjects in this study amounted to 11 students consisting of 9 boys and 2 girls. The instruments (data collection tools) used are questions, interviews, documentation and observation sheets.

Based on the results of the research that has been carried out, it shows an increase in student evaluation results, which initially averaged 62,72 in the pre-cycle, increased in cycle I, students had an average of 66,36 while in cycle II they had an average of 80 with a percentage increase from pre-cycle to cycle I of 3,64% and cycle I to cycle II increased by 13,64% and from pre-cycle to cycle II increased by 17,28%.

Thus, it can be concluded that the Problem Based Learning (PBL) learning model can improve student learning outcomes in Pancasila and citizenship education subjects in the material of the Pancasila principles in class III SDN Guyung 4, Gerih District, Ngawi Regency.

Keywords: Learning outcomes, Problem Based Learning Model, Civic Content.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning yaitu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan sebuah model penelitian yang didalamnya mencakup empat komponen atau tahapan: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Guyung 4 semester genap tahun pelajaran 2022/2023. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 11 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 2 perempuan. Adapun instrumen (alat pengumpulan data) yang digunakan adalah butir soal, wawancara, dokumentasi dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya peningkatan hasil evaluasi siswa yang semula rata-rata nilainya 62,72 pada prasiklus, mengalami peningkatan pada siklus I, siswa memiliki rata-rata 66,36 sedangkan pada siklus II memiliki rata-rata 80 dengan persentase kenaikan dari hasil PTS Genap 2022/2023 ke siklus I sebesar 3,64% dan siklus I ke siklus II meningkat sebesar 13,64%

(2)

130 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4 dan dari prasiklus ke siklus II meningkat sebesar 17,28%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pada materi sila-sila pancasila kelas III SDN Guyung 4, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi.

Kata Kunci: Hasil belajar, Model Problem Based Learning, Muatan PPKn

Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu hal yang merupakan tempat atau wadah untuk mengembangkan seluruh potensi diri yang ada pada diri manusia. Pendidikan di indonesia diharapkan dapat mencetak peserta didik menjadi warga negara yang berjiwa patriotisme guna mempertahankan negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari sikap patriotisme inilah yang nantinya diutuhkan oleh bangsa Indonesia di era yang semakin maju ini. Karena akan banyak pengaruh-pengaruh baik dari pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang akan membahayakan bagi bangsa Indonesia. Berkaitan dengan penanaman nilai, sikap, dan kepribadian, pembekalan kepada peserta didik dilakukan melalui Pancasila yang termuat dalam materi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (Tjahjana, dkk 2016).

Materi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai, hak, dan kewajiban suatu negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa serta tidak adanya tujuan yang melenceng dari apa yang diharapkan (Thamrin, 2021). Menurut (Prayogo, 2022) pelajaran PKN adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan. Oleh sebab itu, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan diupayakan dapat diterapkan sejak usia dini di setiap jenjang pendidikan, mulai dari yang paling dini hingga perguruan tinggi. Maka pembekalan pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini perlu dipahami oleh peserta didik sebagai bekal pengetahuan tentang pentingnya menjadi warga demokratis yang berkeadaban, memiliki daya saing, berpartisipasi aktif, dan membangun kehidupan damai berdasarkan penanaman sila-sila pancasila.

Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sangat penting diajarkan sejak dini. Karena dengan mempelajari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan generasi penerus bangsa bisa mengetahui bagaimana cara untuk mencintai negara dan tanah airnya. Selain itu generasi penerus bangsa akan memiliki sikap serta karakter kebangsaan yang besar. Menurut (Dewi, 2021) kita para pendidik, dan para guru di sekolah maupun di lingkungan keluarga, harus bisa memberikan pendidikan pancasila kepada peserata didik sejak dini, karena hal tersebut sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak sebagai turunan penerus bangsa yang baik. Pendidikan pancasila harus ditanamkan sejak dini agar anak tumbuh dengan pribadi yang baik dan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang telah tertera dalam pancasila (Prasetyo, 2019). Pembelajaran pendidikan pancasila kewarganegaraan hendaknya dimulai dengan pengenalan dikehidupan nyata atau kehidupan sehari- hari, lalu siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai materi yang dipelajari dan melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran (Agustin, 2013).

Menurut Mungzilina, dkk (2018) hasil belajar merupakan puncak dari keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yag telah ditetapkan. Sedangkan menurut (Astuti, 2022) hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) merupakan penggunaan model yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Karena model tersebut didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah serta membangun pengetahuan baru.

Hasil belajar juga merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara berkelompok (Sukerteyasa, 2021). Mempelajari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan materi pengenalan sila-sila pancasila peserta didik setidaknya mendapatkan hasil

(3)

131 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

minimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minmal (KKM) yaitu 70. Namun banyak peserta didik kelas III SDN Guyung 4 yang memperoleh hasil belajar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini terbukti dari data nilai kelas III mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pada hasil prasiklus. Dari 11 peserta didik dalam satu kelas, jumlah siswa yang tuntas dan mendapatkan hasil belajar diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 7, sedangkan yang tidak tuntas hasil belajar ada 4 peserta didik.

Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, atifitas peserta didik dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa (Yarshal, 2015). Hasil yang kurang maksimal tersebut disebabkan karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, penyampaian materi pembelajaran dengan metode ceramah sehingga kurang melibatkan peserta didik aktif didalam pembelajaran. Guru juga kurang maksimal dalam penggunakan media pembelajaran serta kurang kreatif dalam mengaitkan penyampaian materi pembelajaran dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari hari. Keadaan yang demikian membuat peserta didik bosan dan materi yang dipelajari di kelas tidak bermakna bagi kehidupannya kelak, karena siswa tidak terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga membuat siswa tidak ada motivasi untuk belajar materi-materi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (Irwan, 2020).

Upaya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dari pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan nyata seperti pengamalan simbol-simbol pancasila. Model pembelajaran tersebut yaitu model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah. Menurut (Setiyaningrum, 2018) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang memberikan masalah kepada peserta didik dan peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang diberikan dengan pembelajaran yang aktif. Model pembelajaran Problem Based Learning ini dimulai dengan pemberian suatu permasalahan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari peserta didik atau kehidupan nyata. Selanjutnya peserta didik menyelesaikan permasalahan tersebut untuk menemukan pengetahuan baru (Wijayanti, 2016). Pembelajaran berbasis masalah ini merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan penyelesaian nyata dari masalah yang ada. Sehingga program-program pembelajaran yang menggunakan orientasi problem-solving kreatif mampu merangsang proses kreatif pada peserta didik (Khotimah, dkk 2019).

Peneliti berharap dengan adanya model Problem Based Learning (PBL) tersebut peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dari materi yang telah mereka pelajari. Menurut Septiana & Kurniawan (2018) model Problem Based Learning dirasa sangat tepat untuk mengembangkan peserta didik dalam berpikir kritis dalam menemukan dan memecahkan masalah. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yulianti

& Gunawan (2019) dengan hasil pemahaman dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Selain itu, model pembelajaran Problem Based Learning juga dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis sehingga pesert didik bisa mendapatkan hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran tematik (Reinita, 2020).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah diterapkan oleh guru dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di sekolah dasar.

Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Ppkn Kelas III SDN Guyung 4”.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

Penelitian tindakan kelas ini dapat menjadikan seorang profesional sebagai seorang peneliti untuk dirinya dalam menjawab persoalan nyata dari penelitiannya (Saputra, dkk 2021). Pelaksanaan

(4)

132 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

penelitian ini yaitu di SDN Guyung 4, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi. Subyek dari penelitian ini yaitu peserta didik kelas III SDN Guyung 4 pada tahun pelajaran 2022/2023, dengan jumlah peserta didik yaitu 11, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 2 perempuan. Siswa kelas III ini rata-rata berusia 8 tahun dan dari latar belakang keluarga yang menengah. Rata-rata dari siswa kelas III adalah warga desa Guyung atau bertempat tinggal di sekitar lingkungan sekolah.

Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 minggu dimulai dari tanggal 6 Maret hingga 21 Maret 2023. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Dari setiap siklus ini dilaksanakan 4 tahapan kegiatan sesuai dengan model Kemmis dan Taggart yang dikemukakan oleh Sani, dkk (2020) yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action), 3) pengamatan (observasi), dan 4) refleksi (reflection). Skema 4 tahapan pada penelitian Tindakan kelas dapat dilihat seperti Gambar 1 (Zainal Aqib, 2017).

Gambar 1. Skema langkah PTK Kemmis & Mc. Taggart

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dari hasil PTS Genap 2022/2023 serta dokumentasi. Selanjutnya instrumen yang digunakan yaitu lembar soal evaluasi. Tes merupakan suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya keberhasilan seorang peserta didik dalam mempelajari materi yang diberikan (Astuti, dkk 2023).

Hasil tes yang didapatkan selanjutnya dianalisis dengan cara dicari nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata tersebut nantinya akan dijadikan pedoman dalam penentuan keberhasilan penelitian.

Keberhasilan belajar pada penelitian ini yaitu, jika jumlah peserta didik mencapai ketuntasan belajar ≥ 75%. Sehingga peserta diidk dapat dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai hasil tes ≥ 70 berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dapat dikatakan berhasil jika hasil tes meningkat dari siklus I ke siklus II, dan seterusnya. Namun jika peningkatan hasil dari pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan telah memenuhi indikator keberhasilan, maka siklus akan dihentikan.

Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian yang telah dilakukan dengan memperhatikan skema yang telah dibuat mendapatkan hasil penelitian tindakan kelas yang terdiri dari, hasil penelitian pra siklus, hasil

(5)

133 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

penelitian siklus 1 dan hasil penelitian siklus 2. Pada hasil dan pembahasan ini akan disampaikan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Hal tersebut dapat dilihat dari capaian peserta didik atau hasil yang didapatkan dalam proses belajar. Pada tahap awal penelitian peserta didik mendapatkan hasil belajar dengan kategori nilai yang tidak memuaskan karena banyak peserta didik yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dilihat dari hasil belajar penilaian tengah semester. Sehingga peneliti melakukan penelitian untuk mengukur tingkat capaian belajar siswa melalui 2 siklus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pada siklus I sudah terlihat adanya beberapa peserta didik yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), namun masih banyak juga peserta didik yang belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Sehingga dilakukanlah peneliatian pada siklus ke II, pada siklus ke II peneliti mendapatkan hasil belajar yang 90% peserta didik dengan kategori yang sangat memuaskan yaitu sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil Belajar Prasiklus

Pada tahapan prasiklus ini peneliti telah melakukan observasi yang dijadikan acuan dasar peneliti untuk melakukan sebuah penelitian dan memberikan tindakan pada tahapan selanjutnya.

Berdasarkan hasil observasi awal atau prasiklus diketahui peserta didik belum mendapatkan hasil belajar pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan maksimal. Terdapat permasalahan pada hasil belajar peserta didik dilihat melalui hasil penilaian tengah semester genap.

Guru mengatasi permasalahan tersebut dengan cara meminta peserta didik untuk mengulas kembali materi yang sudah dipelajari. Cara ini cukup efektif karena dengan mempelajari materi yang telah diberikan sebelumnya, peserta didik akan lebih paham dan memiliki daya ingat yang lebih baik.

Namun ada beberapa peserta didik yang merasa kesulitan, dan hal tersebut menjadikan peserta didik tidak semangat untuk belajar.

Dari permasalahan diatas, ditemukan hasil belajar peserta didik tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data tersebut diperoleh dari hasil penilaian tengah semester genap.

Rata-rata nilai yang diperoleh 62,72. Untuk lebih jelasnya, berikut peneliti sajikan hasil penilaian tengah semester genap pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Belajar Penilaian Tengah Semester (Prasiklus) Siswa kelas III SDN Guyung 4 Kategori Rentang Nilai Jumlah Siswa

Sangat Baik 90-100 1

Baik 80-89 1

Cukup 70-79 2

Kurang 60-69 4

Sangat Kurang <60 3

Jumlah Nilai 690

Rata-rata 62,72

Tuntas 36,4% 4

Tidak Tuntas 63,6% 7

Berdasarkan data pada tabel 1 menunjukan rendahnya hasil belajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ditunjukkan dari hasil penilaian tengah semester pada tahap prasiklus. dari data tersebut, dari 11 peserta didik hanya 4 peserta didik yang memperoleh hasil belajar tuntas atau 36,4%

yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun 7 peserta didik atau 63,6% yang belum memperoleh hasil belajar diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selain itu, nilai rata-rata kelas dilihat dari hasi penilaian tengah semester atau prasiklus masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(6)

134 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

Hasil Belajar Siklus I

Pada siklus I peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Pada siklus I ini peneliti memberikan materi tematik yaitu, Tema 8 Praja Muda Karana, Sub Tema 4 Aku Suka Berkarya, Pembelajaran 2. Terdapat satu mata pelajaran PPKn, yaitu pengamalan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang diberikan berupa video pembelajaran contoh sikap dalam pengamalan pancasila.

Sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu Problem Based Learning (PBL), guru memberikan permasalahan dengan memberikan soal Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).yang dilamnya terdapat tabel yang berisikan simbol dan contoh sikap pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru memberikan langkah-langkah cara pengerjaannya, yaitu dengan memasangkan atau menjodohkan jawaban yang sesuai dengan tepat. Permasalahan tersebut diselesaikan secara berkelompok. Dalam satu kelas terdapat 2 kelompok, dalam satu kelompok terdapat 5-6 peserta didik. Soal yang diberikan sejumlah 10 butir soal. Setiap anggota kelompok mencoba menyelesaikan 2 soal dengan memilih jawaban yang tepat. Namun, sebagian peserta didik ada yang merasa kesulitan sehingga mereka meminta anggota kelompok untuk berdiskusi sehingga menemukan jawaban yang tepat.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes berupa soal evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari, peserta didik mengerjakan secara individu dan diminta untuk menjawab dengan benar dan tepat. Hasil tes dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Belajar Pembelajaran PPKn Siswa Kelas III Siklus I

Kategori Rentang Nilai Jumlah Siswa

Sangat Baik 90-100 -

Baik 80-89 3

Cukup 70-79 3

Kurang 60-69 3

Sangat Kurang <60 2

Jumlah Nilai 730

Rata-rata 66,36

Tuntas 54,5% 6

Tidak Tuntas 45,5% 5

Berdasarkan data pada tabel 2, diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata 66,36% dengan kategori kurang. Peserta didik yang mendapatkan hasil belajar tuntas ada 6 peserta didik atau 55,5%

yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan peserta didik yang yang yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 4 peserta didik atau 45,5%. Berdasarkan data tersebut, diketahui terdapat peningkatan dari hasil belajar pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus I.

Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

(7)

135 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4 Gambar 2. Perbandingan hasil belajar prasiklus dan siklus I

Berdasarkan data hasil belajar yang disajikan pada Gambar 2, diketahui terdapat nilai rata-rata terjadi peningkatan dari nilai rata-rata prasiklus 62,72% meningkat menjadi 66,36% pada hasil belajar siklus I. Jumlah peserta didik yang mampu memperoleh nilai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meningkat, yang semula memperoleh hasil belajar tuntas 36,40% meningkat menjadi 54,50% setelah dilakukan pembelajaran siklus I. Selanjutnya adapun penurunan pada hasil belajar yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 63,60% menurun menjadi 45,50%.

Hasil Belajar Siklus I

Pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I dengan model pembelajaran yang sama Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan pada siklus II ini untuk menyempurnakan hasil belajar pada siklus I. Materi pembelajaran yang diberikan guru sama seperti pelaksanaan pada siklus I yaitu, Tema 8 Praja Muda Karana, Sub Tema 4 Aku Suka Berkarya, Pembelajaran 2. Terdapat satu mata pelajaran PPKn, yaitu pengamalan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang diberikan berupa video pembelajaran contoh sikap dalam pengamalan pancasila.

Sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu, Problem Based Learning (PBL), guru memberikan permasalahan sama seperti pada siklus I. Namun pada siklus II ini guru memberikan permasalahan berupa soal Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dalam soal tersebut terdapat kolom yang berisikan gambar simbol pancasila, bunyi pancasila, dan ada salah satu kolom yaitu contoh pengamalan sila-sila pancasila. Pada kolom pengamalan sila-sila pancasila ini peserta didik diminta untuk mengisi apa saja contoh pengamalan sila-sila pancasila di lingkungan sekolah sesuai dengan bunyi sila pancasila. Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan ini, peserta didik diminta untuk menjawab dengan benar dan tepat secara berdiskusi dengan anggota kelompok. Materi yang diberikan sudah dipelajari sehingga peserta didik hanya perlu mengingat untuk menjawab soal tersebut.

Tabel 3. Hasil Belajar Pembelajaran PPKn Siswa Kelas III Siklus II Kategori Rentang Nilai Jumlah Siswa

Sangat Baik 90-100 4

Baik 80-89 3

Cukup 70-79 2

Kurang 60-69 2

Sangat Kurang <60 -

Jumlah Nilai 880

Rata-rata 80

Tuntas 81,8% 9

Tidak Tuntas 18,2% 2

(8)

136 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes berupa soal evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari, peserta didik mengerjakan secara individu dan diminta untuk menjawab dengan benar dan tepat. Hasil tes dapat dilihat pada Tabel 3.

Grafik 2. Rekapitulasi hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II

Berdasarkan data hasil belajar pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa memperoleh nilai rata-rata 80 dengan katageri baik. Peserta didik yang dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 81,8% atau 9 peserta didik. Dapat diketahui terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pada siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata meningkat dengan sangat signifikan dari nilai rata-rata prasiklus 62,72% meningkat menjadi 66,36% pada siklus I, dan 80,00% pada siklus II.

Jumlah peserta didik yang tuntas dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) semakin meningkat, yang semula 36,40% meningkat menjadi 54,50% setelah dilakukan siklus I, dan meningkat menjadi 81,90% setelah dilakukan siklus II. Adapun hasil belajar tidak tuntas atau belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mengalami penurunan, yang semula 63,60%

menurun menjadi 45,50% pada siklus I, dan menurun menjadi 18,20% pada siklus II.

Peningkatan yang snagat signifikan pada siklus II ini dikarenakan guru sering memberikan contoh pengamalan sila-sila pancasila di lingkungan sekolah, sehingga peserta didik menjadi tahu dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Hal ini dipengaruhi oleh pembelajaran bermakna yang diberikan oleh guru melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pada kelas III SDN Guyung 4.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di kelas III SDN Guyung 4. Hal tersebut dapat dilihat ddari perolehan hasil penelitian yang telah menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Pada data hasil belajar prasiklus 62,72% meningkat menjadi 66,36% pada siklus I, dan 80,00% pada siklus II. Jumlah peserta didik yang tuntas dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) semakin meningkat, yang semula 36,40% meningkat menjadi 54,50% setelah dilakukan siklus I, dan meningkat menjadi 81,90% setelah dilakukan siklus II. Adapun hasil belajar tidak tuntas atau belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mengalami penurunan, yang semula 63,60% menurun menjadi 45,50% pada siklus I, dan menurun menjadi 18,20% pada siklus II. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima.

(9)

137 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, 129-137

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas III SD Negeri Guyung 4

Referensi

Agustin, V. N. (2013). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL).

Jurnal of Elementary Education 2 (1), 37-38

Astusi, W., Arifah, S., & Nurhamami, S. S. (2023). Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas V SDN Wonokusumo VI/45. Journal on Education. Volume 05, No. 02. Hal. 3117

Astuti, I. P., Deshinta, A., & Noviani, S. (2022). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Pembelajaran PPKN Siswa Kelas II SD Negeri 3 Bantul. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Vol. 1, No. 1

Dewi, F. M. A. & D. A. (2021). Manfaat pendidikan kewarganegaraan pada anak sekolah dasar. 5(2), 303–305 Irwan. (2020). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran

PKn di Kelas V SDN 2 Bungi Kota Baubau. Cokroaminoto Jurnal of Primary Education. Volume 3, Nomor 1

Khotimah, A. H., Kuswandi, D., & Sultoni. (2019). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa. JKTP Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan. Vol 2 No (2). Hal. 159

Mungzilna, A. K., Kristin, F., Anugraheni, I. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SD. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 2, 185-186

Prasetyo, T. (2019). Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas IV SDN Gendongan 02. Cahaya Pendidikan. Vol. 5 No. 2

Proyogo, S. (2022). Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pkn Kelas II Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Basicedu. Volume 6 Nomor 5. Hal. 7935

Reinita. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu dengan Model Problem Based Learning di Sekolah Dasar.

Journal of Moral and Civic Education. Volume 4 No. 2

Sani, A. R., Prayitno, W., & Hodriani. (2020). Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Saputra, Y. A., Susilowati, A. R. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Imniah PGSD. Volume V, No. 2

Septiana, T. S., Kurniawan, M. R. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Kelas 5 Pada Mata Pelajaran PKn di SD Muhammadiyah Kauman Tahun 2016/1017.

Fundamental Pendidikan Dasar. Vol. 1 No. 1 p.94-105

Setiyaningrum, M. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Menggunkan Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas 5 SD. Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Vol. 1 No. 2, Hal. 100

Sukerteyesa, I,P . (2021). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Peserta Didik Melalui Penerapan Model PBL Pada Materi Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia di Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Denpasar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha. Vol. 9 No. 1.

Thamrin, R. (2021). Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Kelas X IPS 2 SMA Neferi 1 Pinrang. Jurnal Pendidikan BUM. Vol.5 No.1, 1279-1280

Tjahjana, D., Arief, Z, A. (2016). Pengaruh Model Problem Based Learning dan Sikap Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PPKn Kelas X di SMK Negeri 1 Bojonggede Kabupaten Bogor. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 5.

No. 1

Wijayanti, R. (2016). Peningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 34. Vol. 1. 3227

Yarshal, D. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PPKn pada Siswa Kelas IV MIN Medan tahun 2014/2015. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah Nrgeri Medan. Medan: Aksara Prima

Yulianti, E., & Gunawan, I. (2019). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL): Efeknya Terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2(3), 399–408. https://doi.org/10.24042/ijsme.v2i3.4366

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menggunakan analisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Subyek penelitian tindakan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VIII B

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah dengan pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas guru ketika mengajar seperti dalam

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran PPKn dengan

Seorang guru yang tidak menguasai materi dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa, (3) Strategi atau metode mengajar adalah pendekatan

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DENGAN MENGGUNKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN

Sejalan dengan hal tersebut Kusnandar 2019 membeberkan pendapatnya tentang model pembelajaran Problem Based Learning PBL yang menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan

Dokumen ini membahas tentang peningkatan hasil belajar biologi siswa melalui pembelajaran berbasis