MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
SKRIPSI
OLEH:
ERNA PUJIASTUTI 105401123118
x
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH:
ERNA PUJIASTUTI 105401123118
xi
xviii Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Erna Pujiastuti
NIM : 105401123118
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Penerapan Model Problem Based Learning (PBL dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juni 2022 Yang Membuat Pernyataan
Erna Pujiastuti
xix Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Erna Pujiastuti
NIM : 105401123118
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1. Mulai penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pempinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti pada butir 1.2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juni 2022 Yang Membuat Pernyataan
Erna Pujiastuti
xx
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami bersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engaku bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan keepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engaku penolong kami, maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (Al-Baqarah;286)
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orangtuaku yang telah memberikan dukungan dan do’a serta menjadi sumber kekuatanku Adik-adikku yang selalu memberi motivasi dan do’a serta dukungannya Pembimbing I dan pembimbing II yang tidak pernah lelah dalam membimbing Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan serta segala pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian karya ini
xxi
ERNA PUJIASTUTI. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN KELAS IV SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR.
(dibimbing oleh Jumiati Nur dan H.M. Syukur Haq).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas IV melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi hak dan kewajiban terhadap lingkungan. Latar belakang penelitian ini adalah nilai hasil belajar siswa yang masih dibawah rata-rata karena kurang aktifnya siswa dikelas, kelas terlalu didominasi oleh guru, siswa jarang diikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi pembelajaran yang menyebabkan nilai mereka dibawah nilai KKM. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Terdapat lima indikator yang dipilih sebagai keriteria pemahaman materi hak dan kewajiban terhadap lingkungan yakni memperhatikan penjelasan guru,bertanya pada saat berdiskusi, bekerja sama dengan kelompok untuk berdiskusi dalam menemukan masalah, mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah dengan tampil kedepan kelas, dan menyimpulkan materi yang telah di ajarkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes yang diperoleh siswa disetiap siklusnya meningkat, selain itu aktivitas siswa dalam kelaspun meningkat. Dari hasil evaluasi, refleksi dan perbaikan yang dilakukan siklus II / akhir, jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran PPKn kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar PPKn.
xiv
Tiada kata yang paling indah dan patut penulis ucapkan kecuali Alhamdulillah dan syukur kepada Ilahi Rabbi Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Dia yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya berupa nikmat kesehatan, kekuatan dan kemampuan senantiasa tercurahkan pada diri penulis sehingga usaha untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar”.
Begitu pula salawat dan taslim kepada Rasulullah SAW, serta para keluarga dan sahabat yang sama-sama berjuang untuk kejayaan Islam semata.
Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H Ambo Asse, M. Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd selaku ketua jurusan PGSD, Dra. Jumiati Nur, M.Pd dan Drs.H.M.Syukur Haq, M.M selalu pembimbing I dan II yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberi motivasi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rusli,S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Nurhudayani S.S,S.Pd selaku guru kelas IV SD Labuang Baji 1 Makassar yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama penulis menempuh pendidikan dan menyelesaikan penelitiannya. Ucapan terima
xv
Akhir kata penulis berharap semoga karya sederhana ini membawa manfaat bagi perkembangan dunia, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari beberapa pihak dan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama dari diri pribadi penulis
Makassar, Mei 2022
Erna pujiastuti
xvi
HALAMAN SAMPUL...i
HALAMAN JUDUL...ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...v
LEMBAR KARTU KONTROL BIMBINGAN...vi
LEMBAR KARTU KONTROL PENELITIAN...viii
SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIASI...ix
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... x
SURAT PERJANJIAN PENULIS...xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
KATA PENGANTAR ... xiv
DAFTAR ISI ... xvi
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR GAMBAR...xx
DAFTAR LAMPIRAN...xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Siswa ... 8
1. Pengertian Hasil Belajar ... 8
xvi i
B. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar ... 17
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraaan...17
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 20
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 21
4. Materi Pembelajaran PPKn Kelas IV Sekolah Dasar ... 23
C. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)...24
1. Konsep Dasar Problem Based Learning (PBL) ... 24
2. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)...25
3. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)...28
4. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)...29
D. Hasil Penelitian Relavan...30
E. Kerangka Pikir ... 32
F. Hipotesis Penelitian...34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Subjek dan Objek Penelitian...34
C. Faktor yang Diselidiki ... 35
D. Prosedur Penelitian ... 35
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 41
G. Teknik Analisis Data ... 42
H. Indikator Keberhasilan ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43
1. Kondisi Awal ... 43
2. Pelaksanaan Siklus I ... 45
3. Pelaksanaan Siklus II ... 65
4. Analisis Data Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Siklus I dan Siklus II...84
5. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 86
B. Pembahasan ... 88
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan...91
B. Saran ... 92
xviii
xix
Ranah Efektif...16
Ranah Psikomotorik...16
Materi Pembelajaran PPKn kelas IV Sekolah Dasar...23
Langkah – langkah Problem Based Learning (PBL)...28
Data Hasil Belajar Peserta Didik Ulangan Harian Semester Genap...44
Presentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus I...51
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1...53
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2...55
Presentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I...56
Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I...60
Hasil Belajar Pretest dan Postest Siklus I...61
Presentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus II...61
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1...71
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2...75
Presentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II...77
Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II...80
Hasil Belajar Pretest dan Postest Siklus II...82
Rata – Rata Presentase Kegiatan Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II...85
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II...86
xx
2. Peniliti bersama guru kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar...96
3. Peneliti bersama siswa kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar...96
4. Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan tepuk PPK...96
5. Guru memberikan arahan kepada siswa...96
6. Guru menyampaikan hasil pemecahan masalah...97
7. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari...97
8. Siswa bertukar ide dengan teman kelompoknya...97
9. Siswa menjawab kesimpulan dari materi yang telah dipelajari...97
10. Guru mengarahkan siswa kepada masalah...98
11. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru...98
12. Guru memberi motivasi berupa tepuk PPK...98
13. Siswa mempresentasikan hasil karya nya kedepan kelas...98
14. Guru menyampaikan materi...99
15. Siswa menjawab pertanyaan guru...99
xxi
1. Kisi – Kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL)...95 2. Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa...96 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Pertemuan 1 dan 2...73 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Pertemuan 1 dan 2...83 5. Soal Siklus I...90 6. Soal Siklus II...91 7. Daftar Nilai Ulangan Harian PPKn Semester Genap
Tahun Ajaran 2022/2023...95
8. Dokumentasi Proses Kegiatan Pembelajaran...96
1 A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal kemampuan intelektual dalam membaca, menulis, dan berhitung saja melainkan juga sebagai proses pengembangan kemampuan peseta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal (Taufiq, 2014).
Pendidikan adalah proses meningkatkan kualitas manusia baik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mengikuti prosedur tertentu agar dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja namun juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat dengan menanamkan nilai-nilai moral. Pendidikan merupakan proses interaksi antara peserta didik dan tenaga pendidik dalam kegiatan belajar.
Tujuan pendidikan nasional pada intinya merupakan upaya untuk membentuk manusia unggul yang berakhlak mulia. Dasar yuridis amanat untuk membentuk manusia unggul yang berakhlak mulia tersebut diatur dalam undang-undang khususnya di bidang pendidikan. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) disebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional dijabarkan lebih lanjut dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional tersebut dapat tercapai jika semua yang terlibat dalam pembelajaran berusaha bersama-sama melalui proses belajar yang baik. Proses belajar yang baik dapat terwujud dalam kelas salah satu faktornya jika guru dan siswa sama-sama menyadari tugas dan kewajibannya, serta memiliki kesadaran untuk belajar dengan baik. Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh siswa untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Arnie Fajar (2009: 10) mengemukakan bahwa melalui belajar siswa dapat meningkatkan kualitas dan kemampuannya.
Apabila di dalam suatu proses belajar siswa tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kegagalan dalam proses belajar.
Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik sehingga memiliki penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata.
Guru memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas baik dari segi intelektual maupun dari segi moralnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan sumber belajar.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh siswa khususnya pada tingkat pendidikan dasar adalah sulitnya siswa menguasai suatu materi
2
pelajaran yang diajarkan. Upaya peningkatan penguasaan materi terus dilakukan oleh sekolah dan para guru yang antara lain dengan pengembangan paradigma baru dan penerapan berbagai metode atau model pembelajaran secara bervariatif.
Namun kenyataan di lapangan yaitu di sekolah yang peneliti lakukan di SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR Kecamatan Mamajang, khususnya mata pelajaran PPKn di kelas IV, tingkat penguasaan materi siswa masih rendah. Hal ini karena, pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya diperoleh melalui penjelasan dari guru, dalam pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered). Siswa hanya memperoleh pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik menjadi tidak bermakna karena lebih kepada penurunan pengetahuan dari buku paket yang digunakan oleh guru. Guru masih mendominasi proses pembelajaran sehingga beberapa siswa masih nampak pasif. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan teks book pada setiap penyampaian materi pelajaran PPKn, sehingga kurang menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil prasurvey yang telah peneliti lakukan pada tanggal 26 Januari 2022 kelas IV yaitu di SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR Kecamatan Mamajang Tahun Pelajaran 2021/2022 diperoleh hasil belajar ulangan harian pada mata pelajaran PPKn, yakni dari 21 siswa hanya 5 siswa yang tuntas atau sekitar 23,8% sedangkan 16 siswa atau sekitar 76,2% belum tuntas.
Kriteria tuntas dan belum tuntas tersebut didasarkan atas indikator penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan nilai KKM pada mata pelajaran PPKn di SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR yaitu 75.
Kategori tuntas memberi indikasi bahwa siswa mendapatkan nilai yang sudah mencapai KKM. Sedangkan kategori belum tuntas menunjukan bahwa masih ada siswa yang belum mendapat nilai mencapai KKM. Dari data hasil belajar ulangan harian pada mata pelajaran PPKn.
Berdasarkan hasil prasurvey yang telah dilakukan peneliti yaitu wawancara dengan guru mata pelajaran PPKn, dapat diperoleh informasi bahwa banyak permasalahan yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar diantaranya yaitu, siswa kurang berani tampil untuk mengembangkan sebuah pendapat dan kurang aktif dalam bertanya tentang materi yang diajarkan seperti, banyak tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, terdapat siswa yang berbicara sendiri saat proses pembelajaran berlangsung yang berakibat pada kurang terserapnya materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan dan cenderung rendah. siswa masih menganggap pelajaran PPKn itu sebagai pelajaran yang sulit dikarenakan pembelajaran yang diberikan oleh guru masih berpatokan ke buku paket saja dan tidak adanya keterkaitan antara materi dari kehidupan sehari-hari siswa.
Akibatnya siswa merasa jenuh dan bosen pada saat proses pembelajaran karena kurang variatifnya metode yang digunakan dan kurangnya guru memberikan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah. Namun hal tersebut diatas dapat di minimalisir dengan pembelajaran konsep yang bermakna dengan menerapkan Model Problem Based Learning dimana model
pembelajaran tersebut dapat melatih kemampuan berpikir yang dimiliki siswa.
siswa yang berperan aktif dalam sebuah kelompok untuk menemukan pengetahuan, yaitu menemukan konsep pembelajaran dan memecahkan permasalahan, seperi yang dikemukakan oleh Tan “Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tum yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
B. Identifikasi Masalah
1. Terdapat siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran.
2. Kurangnya pemberian kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
3. Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PPKn.
4. Terdapat beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru.
5. Kecenderungan menggunakan model ceramah kerika menyampaikan materi.
6. Masih rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum batasan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan Model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas IV dengan materi hak dan kewajiban
2. Bagaimana hasil peningkatan belajar siswa setelah menerapkan Model Problem Based Learning.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas IV SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini adalah
“mendeskripsikan penerapan Model Problem based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas IV SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR”.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat bagi Guru
Memberikan masukan dan model untuk mengembangkan pembelajaran PPKn di tingkat MI/SD melalui Model Problem Based Learning.
2. Manfaat bagi Siswa
Siswa memperoleh pengalaman baru dengan model pembelajaran yang bervariasi dan diharapkan dapat memberikan peningkatan pembelajaran dan hasil pembelajarannya.
3. Manfaat bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan masukan kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar dalam rangka Perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu. Purwanto (2010: 38- 39) mengatakan “Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam prilakunya”. Purwanto juga mengatakan perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama, dan merupakan hasil pengalaman.
Setiap proses pembelajaran pasti akan menghasilkan hasil belajar baik berupa tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan. Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dalam beberapa waktu tertentu.
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur.
Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya alam rohaniahnya tidak dapat kita lihat.
Menurut Nanasudjana “Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif, psikomotor”.
8
menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar meliputi keterampilan proses, keaktifan, motivasi juga prestasi belajar.
Hamalik (2004: 13) menyatakan bahwa perbedaan hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai alternatif faktor-faktor antara lain faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan. Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melaluii proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampal pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Djamarah mengungkapkan bahwa “Belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.
9
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dari puncak proses belajar mengajar”.
Tingkah laku manusia terdiri dri sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah :
1) Pengetahuan, 2) Pengertian, 3) Kebiasaan, 4) Keterampilan, 5) Apresiasi, 6) Emosional 7) Hubungan sosial, 8) Jasmani,
9) Etis atau budi pekerti, dan 10) Sikap
Dalam sistem pendidikan nasional merumuskan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoritis.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar kemampuan persputual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
Diantaranya ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Hasil belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran maka diadakan evaluasi dengan menggunakan tes hasil belajar.mdnda
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran melalui Problem Based Learning (PBL). Dalam penelitian ini, siswa dikatakan tuntas apabila 75%
siswa mendapatkan nilai ≥ 75 berdasarkan KKM yang telah ditentukan dari sekolah tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Siswa atau peserta didik tidaklah memiliki latar belakang dan kehidupan sosial yang sama. Ada yang senag bergaul namun ada juga yang pendiam. Ada yang berasal dari keluarga kaya namun banyak juga dari
keluarga yang kurang mampu. Perhatian yang diberikan orang tua dan keluarga terhadap proses belajar anak sedikit banyak akan mempengaruhi hasil belajar anak, baik itu secara langsung maupun tidak.
Namun perlu diingat bahwa hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh perhatian dari keluarga saja, akan tetapi banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang hal ini. Faktor yang mempengaruhi belajar maupun hasil belajar yang dicapai seorang individu yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor intern) maupun dari luar diri (faktor eksteren).
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Muhibbin Syah, sebagai berikut:
1. Faktor Internal Siswa
a. Aspek fisiologis; yang bersifat Jasmaniah, mata, telinga.
b. Aspek Psikologis
1) Faktor intelektif; kecerdasan bakat
2) Faktor non intelektif : sikap, minat, kebutuhan, motivasi.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan sosial : keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman.
b. Lingkungan non sosial : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam.
c. Faktor pendekatan belajar.
Noeh Nasution, dkk (dalam Syaeful Bahri Djamarah, 2002: 143) menyatakan bahwa faktor intern dan faktor ekstern dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Faktor-faktor intern; faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.
2. Faktor-faktor eksteren; faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran diatas ukura, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Dari Pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam dirinya (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu dan faktor pendukung dalam pembelajaran. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar, faktor yang mempengaruhi dalam pendekatan disini yaitu menggunakan model Problem Based Learning.
3. Jenis Hasil Belajar Siswa
Belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi lebih baik. Siswa yang belajar menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
Berikut ini penjelasan tentang 3 aspek kemampuan dari benyamin bloom : a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis
dan evaluasi kedua aspek pertama disebut kognitid tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya adalah kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan hasil belajar yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memilki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah ini meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan dan kesadaran (sikap dan nilai).
c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik, yakni gerakan refleksi, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompek, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
4. Macam-Macam Hasil Belajar
Melalui indikator ini, mempermudah melihat tingkah laku siswa yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang dirancang oleh guru.
Prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psokologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis besar indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objective membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, antara lain:
a. Ranah Kognitif
Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya daripada persepsi, introspeksi, atau memori siswa. tujuan pembelajaran kognitif dapat dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu : a) knowledge, b) comprehension, c) application, d) analysis, e) synthesis, f) evaluation.
Guru harus mengembangkan kata-kata kerja menjadi tujuan instruksional dengan memperhatikan dan memilih kata yang sesuai dengan tingkatan materi, berikut kata-kata kerja yang dapat dikembangkan oleh guru :
Tabel 2.1 Ranah Kognitif Tingkatan Verb (Kata Kerja) Knowledge
(pengetahuan
Identifikasi, spesifikasi, menyatakan.
Comprehension (pemahaman)
Menerangkan, menyatakan kembali, menggunakan.
Application (penerapan)
Menggunakan, memecahkan, menggunakan.
Analysis (analisis) Menganalisis, membandingkan, mengkonsentrasi.
Synthesis (sintesis) Merancang, mengembangkan, mengkonsentrasi.
Evaluation (evaluasi) Menilai, mengukur, memutuskan
b. Ranah Afektif
Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi. Dalam pengembagan
pendidikan, nilai afektif yang semula hanya mencangkup perasaan dan emosi ialah berkembang menyangkut moral, nilai-nilai budaya, dan keagamaan. Tujuan pembelajaran afektif dibedakan menjadi lima yaitu :
Tabel 2.2 Ranah Afektif
Tingkatan Verb (Kata Kerja)
Receiving (menerima) Menerima, peduli, mendengar Responding (menjawab) Melengkapi, melibatkan,
sukarela
Valuing (menilai) Menunjukkan lebih senang, menghargai, menyatakan peduli
Organization (mengorganisasi) Berpartisipasi,
mempertahankan, menyatukan (sintesis)
Characterzation by value or Value compleks (mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks
Menunjukkan empati, menunjukkan harapan, mengubah tingkah laku
c. Ranah Psikomotorik
Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan dari pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk keterampilan siswa. Pengembangan psikomotor mencangkup proses yang menggerakkan otot juga berkembang dengan pengetahuan berkaitan dengan keterampilan hidup. Tujuan instruksional psikomotorik secara garis besar dibedakan menjadi tujuh, yaitu :
Tabel 2.3 Ranah Psikomotor Tingkatan Verb (Kata Kerja)
Perception (persepsi) Membedakan, mengidentifikasi, memilih.
Set (penetapan) Mengasumsi, posisi,
mendemonstrasikan, menjelankan.
Guided Response (reaksi atas dasar arahan)
Mengusahakan, meniru, mencoba, menunjukkan.
Mechanism (mekanisme) Membiasakan, mempraktikkan, mengulang.
Compex overt response (reaksi terbuka dengan kesulitan kompleks)
Menghasilkan, mengoperasikan, menampilkan.
Adaptation (adaptasi) Mengadaptasi, mengubah, merevisi.
Origination (asli) Menciptakan (create) desain, membuat asli (origanate)
Berdasarkan pembagian macam-macam hasil belajar di atas, maka hasil belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah aspek kognitif sesuai dengan indikator-indikator hasil belajar pada mata pelajaran PPKn kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar. Aspek kognitif yang lebih di tekankan pada model Problem Based Learning (PBL) yaitu Knowlegde (pengetahuan), organization (mengorganisasi), dan Application (penerapan).
B. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Numan Soemantri (2001: 54) Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber- sumber pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar berpikir kritis, analitis, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pendapat lain dikemukakan oleh Djahiri (2006: 18) Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan sebagai program pendidikan dan pembelajaran terpadu yang secara programatik dan prosedural berupaya memberdayakan (emprowering), membudayakan (civilizing), dan memanusiakan (humanzing), peserta didik untuk dapat menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan idologis dan yuridis konstitusional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat (2008: 5) menjelaskan hakikat pendidikan kewarganegaraan yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangan jati diri dan moral bangsa dalam peri kehidupan bangsa.
Zamroni (dede Rosyada, dkk, 2000: 7) mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan nilai-nilai kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak- hak warga negara. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap, dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy, dan political participation dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.
Merphin Panjaitan (Dede Rosyada, dkk 2000: 8), mengemukakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipasif melalui suatu pendidikan yang diagonal.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang dilakukan untuk membentuk warga masyarakat agar memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik, terutama dibidang politik, hukum dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akhirnya pengetahuan, sikap, dan keterampilannya itu akan membentuk suatu watak, karakter, sikap atau kebiasaan sehari-hari yang mencerminkan warga negara yang baik.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai mata pelajaran yang penting pada semua jenjang pendidikan, mata pelajaran PKn memiliki tujuan yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Tujuan utama PKn adalah untuk membangun dan menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang mencintai tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegegara serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif, dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain, dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan tujuan di atas, penulis menyimpulkan PKn bertujuan untuk membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari- hari yaitu perilaku yang mencerminkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa meyakini nilai-nilai Pancasila, ikut serta dalam berpartisipasi secara aktif dalam segala bidang, serta bertanggung jawab, sehingga dapat bertindak cerdas dalam segala bidang, serta bertanggung jawab, sehingga dapat bertindak cerdas dalam segala kegiatan, membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Ruang Lingkup mata pelajaran PKn untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan- peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional Hak Asasi Manusia, pemajuan penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia.
d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintah desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila, meliputi, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan idologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nilai-nilai Pancasila sebagai idologi terbuka.
h. Globalisai, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
4. Materi Pembelajaran PPKn Kelas IV Sekolah Dasar
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2013, materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) bagi siswa kelas IV SD/MI semester 2 adalah sebagai berikut :
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 1. Memahami dan
mengetahui hak dan kewajiban terhadap lingkungan
3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari 4.2 Mengkaji hasil identifikasi pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari- hari.
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PPKn SD/MI Kelas IV Sem.2
Dalam penelitian ini, materi yang akan digunakan menyesuaikan dengan materi yang diajarkan untuk siswa kelas IV SD Labuang Baji 1 Makassar semester 2 yaitu dengan standar kompetensi “memahami dan mengetahui hak dan kewajiban terhadap lingkungan”. Kompetensi dasar materi tersebut adalah 3.2 mengenai mengidentifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dan 4.2 mengenai “mengkaji hasil identifikasi pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
C. Model Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) 1. Konsep Dasar Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning yang selanjutnya disebut PBL, adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah.
Model Problem Based Learning adalah “cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dengan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa”.
Berdasarkan pendapat Arends, pada esensinya pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah: “Model pembelajaran yang berlandaskan kontruktivisme dan mengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah yang kontekstual didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah pendekatan yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar (Daryanto, 2014: 29).
Model Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan. Boud dan Falleti
(1997) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Mergetson (1994) mengemukakan bahwa kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuk, reflektif, kritis dan belajar aktif.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Problem Based Learning (PBL) siswa diharapkan dapat menggunakan aktivitas mentalnya sehingga siswa dapat aktif saat proses pembelajaran berlangsung, dan diharapkan juga dengan meningkatkan hasil belajar siswa.
Melalui PBL, seorang siswa akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat ia terapkan pada saat ini menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.
2. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Problem Based Learning yaitu dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya.
Menurut Arends (Trianto, 2007, h. 68), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
1) Autentik, yaktu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4) Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus mencangkup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia.
5) Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah masalah dan guru sebagai pembuat masalah.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu.
c. Penyelidikan autentik (nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.
e. Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.
Adapun beberapa karakteristik proses Problem Based Learning menutut Tan (Amir, 2007,h. 23) diantaranya :
1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2) Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengembang.
3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
4) Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.
7) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses Problem Based Learning (PBL) dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses Problem Based Learning (PBL) yaitu adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok kecil.
3. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Penerapan Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan melalui beberapa tahapan.
Ibrahim dan Nur dan Ismil mengemukakan bahwa langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4
Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL)
Indikator Tingkah Laku Guru
Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Membimbing pengalaman individual/kelompok
Mendorong siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Penerapan Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran PPKn dapat dilakukan dengan menghadapkan siswa pada masalah PPKn dalam bentuk soal uraian, soal yang diberikan berkaitan dengan permasalahan yang
ada di kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan mudah mengaitkan pengetahuan awalnya dengan ide-ide pemecahan masalah dalam soal.
4. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya di kelas.
Warsono dan Hariyanto mengemukakan bahwa kelebihan dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) ini antara lain :
a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (Real Word).
b. Menumpuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi bersama teman- teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman sekelasnya.
c. Semakin mengakrabkan guru dengan siswa melalui proses pembelajaran yang dirancang secara sistematis.
d. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui eksperimen, hal ini juga akan membiasakan siswa dalam melakukan suatu percobaan atau eksperimen dalam pembelajaran.
Sementara itu kekurangan dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) antara lain :
a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah.
b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.
c. Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru.
D. Penelitian Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini akan disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian pada skripsi
1. Rika Nurjannah di tahun 2013 yang berjudul “Penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN 1 bungkuk Kec. Marga sekampung TP. 2013/2014. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan aktivitas pembelajaran guru ataupun siswa. Selain itu, skor tes siswa setiap siklusnya pun meningkat. Ketuntasan siswa pun meningkat setiap siklusnya. Siklus pertama mencapai 67,40%, siklus kedua mencapai 71,54 % dan siklus ketiga mencapai 79,98%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Penelitian pada skripsi Fandi Israwan tahun 2016 yang berjudul
“Penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IVB SDIT AL MUHSIN Metro Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah masalah siswa telah mengalami peningkatan. Pada siklus 1 rata-rata hasil tes 47,76 dan rata- rata uji N-Gain sebesar 0,11 dengan interprestasi “rendah”, mengalami peningkatan pada siklus II dengan rata-rata hasil tes 69,06 dan rata-rata uji N-Gain 0,37 dengan interprestasi “sedang” serta 69% siswa mampu mencapai KKM, yang menunjukan pencapaian keberhasilan yang di
tetapkan. Hasil tersebut menunjukan bahwa metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
Penelitian menggunakan hasil penelitian tersebut sebagai referensi dan mengkaji lebih dalam tentang pelaksanaan model “Problem Based Learning”
terutama pada jenjang pendidikan sekolah dasar untuk melakukan penelitian penerapan model “Problem Based Learning” untuk meningkatkan hasil belajar PPKn. Hanya perbedaannya terdapat pada mata pelajaran dan kelas.
Penelitian yang dilakukan oleh Rika Nurjannah pada mata pelajaran IPA sedangkan peneliti pada mata pelajaran IPS kemudian Rika Nurjannah meneliti di kelas V sedangkan peneliti sendiri meneliti di kelas IV.
Alasan peneliti mengambil judul proposal ini karena peneliti ingin membuktikan hasil belajar siswa yang menerapkan model Problem Based Learning lebih baik daripada siswa yang menerapkan metode pembelajaran konvensional.
E. Kerangka Pikir
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting yang harus didapatkan oleh siswa karena dapat dijadikan sebagai wahana untuk melestarikan nilai-nilai, moral, dan norma yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku siswa sehari-hari serta diamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka itu, guru dituntut untuk dapat menggunakan berbagai media dan metode agar pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak monoton sehingga siswa berminat dalam belajar dan dapat meningkatkan kualitas keterampilan kewarganegaraan (civic skills) khususnya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Sesudah penggunaan Model Problem Based Sebelum Penggunaan Model Problem Based
Model Problem Based Learning (PBL)
Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui hasil belajar pretest dan postestModel Problem Based Learning (PBL) Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pikir
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran PPKn kelas IV SD Labuang Baji 1 Makassar, hasil belajar siswa tergolong rendah.
Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran PPKn di kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih kurang disebabkan karena banyak permasalahan yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar diantaranya yaitu, siswa kurang berani tampil untuk mengembangkan
Proses Pembelajaran PPKN
1. Hasil belajar masih kurang 2. Kurang aktif 3. Tidak
mengerjakan tugas 4. Berbicara saat
proses pembelajaran berlangsung
1. Adanya
peningkatan hasil belajar
2. Aktif
3. Mengerjakan tugas 4. Terbiasa
menghadapi masalah
5. Solidaritas sosial 6. Lebih akrab
sebuah pendapat dan kurang aktif dalam bertanya tentang materi yang diajarkan seperti, banyak tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, terdapat siswa yang berbicara sendiri saat proses pembelajaran berlangsung yang berakibat pada kurang terserapnya materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan dan cenderung rendah.
F. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan landasan teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar.
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sesuai untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas dan meningkatkan keterampilan siswa. Hopkins (Masnur Muslich, 2009: 8) menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
Peneliti memilih PTK kolaboratif untuk dilaksanakan dalam penelitian ini.
Guru dan peneliti bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah sebagai rekan kerja. Suhasimi Arikunto (2010: 17) menjelaskan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar sebanyak 21 orang, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
34
C. Faktor yang Diselidiki
Untuk menjawab permasalahan diatas, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki, yaitu :
1. Faktor siswa
Mengingat kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran PPKn yang masih rendah, maka diamati seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran PPKn dengan menggunakan model Pembelajaran Based Learning.
2. Faktor proses pembelajaran
Apakah terjadi suatu interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efesien.
3. Faktor hasil belajar
Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkat laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini menggambarkan suatu proses yang dinamis yang meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi, refleksi yang merupakan langkah-langkah yang berurutan dalam satu siklus ke siklus berikutnya. Dalam hal ini peneliti mendesain pelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learnig (PBL) dalam proses mengajar di dalam kelas. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan proses perbaikan secara terus menerus atau tindakan berulang (siklus).
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS 1
Pengamatan
SIKLUS 2
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan pada setiap siklusnya. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Dalam penelitian ini mengaplikasikan model dari Suharsimi Arikunto yakni sebagai berikut :
1. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tahapan sebagai berikut : SIKLUS I
a. Perencanaan
1) Menetapkan materi yang akan diajarkan
2) Menganalisis standar isi untuk menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan kepada siswa
3) Membuat rencana pembelajaran yang berorientasi pada Problem Based Learning
4) Mempersiapkan alat mengajar 5) Menyiapkan lembar observasi
6) Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada Problem Based Learning (PBL).
1) Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa b) Guru memberikan apersepsi
c) Guru memberikan pree test di awal pembelajaran d) Guru memberikan motivasi
2) Kegiatan Inti
a) Siswa menyimak penjelasan materi dari guru menyajikan contoh soal PPKn yang dikaitkan dengan permasalahan dengan kehidupan sehari- hari.
b) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok belajar dan bekerjasama menyelesaikan soal pada lembar kerja yang telah disediakan guru.
c) Siswa bekerjasama dengan bertukar ide dalam penyelesaian soal.
d) Siswa bekerjasama berusaha untuk menemukan masalah, dan mengidentifikasi masalah yang tertuang dalam soal uraian. Selanjutnya siswa dalam menggunakan pengalaman/pengetahuan awal yang telah dimiliki dalam memecahkan masalah pada soal uraian dan bekerjasama dalam mengerjakan/mencari pemecahan masalah. Setiap perwakilan kelompok tampil ke depan kelas menjelaskan hasil pemecahan soal yang telah dikerjakan.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b) Guru memberikan latihan individu berupa post test.
c) Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya.
d) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap tindakan yang dilakukan di kelas yang berorientasi pada Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini
digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendasar tentang suasana pembelajaran yang dilakukan mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
Data hasil pengamatan digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) serta untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi SIKLUS I
Pada tahap ini hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Hasil analisis tersebut sangat penting sebagai bahan untuk melakukan refleksi. Refleksi ini bertujuan untuk melibatkan apakah perlu diadakan siklus berikutnya.
SIKLUS II
Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, siklus II dilaksanakan apabila proses pembelajaran pada siklus I kurang memuaskan, dimana hasil belajar siswa masih rendah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Banyak instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, namun penggunaannya sangat tergantung kepada jenis permasalahan yang akan diteliti.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan siswa adalah :
1) Lembar Observasi
Instrumen Observasi adalah instrumen observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi untuk guru dan siswa.
a. Lembar Observasi Guru
Lembar Observasi guru ini berguna untuk membantu dalam memperoleh data didalam proses pembelajaran di SD NEGERI LABUANG BAJI 1 MAKASSAR,
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa ini dapat membantu observer dalam memperoleh data didalam proses pembelajaran di SD Negeri Labuang Baji 1 Makassar Kecamatan Mamajang, berikut tercantum pada tabel 4 dibawah ini sebagai berikut:
2) Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa
Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam penelitian ini berupa tes tertulis.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan beberapa data yang diinginkan. Data hasil belajar akan diambil setelah dilakukan tes hasil belajar yang dilakukan setiap akhir siklus.
Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dan diperlukan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi adalah kegiatan pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan guru dan kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL).
2) Tes
Tes merupakan serentenan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam menggunakan metode tes peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel.
Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sehubungan dengan pokok bahasan yang telah dipelajari siswa dengan standar hasil belajar yang sesuai dengan KKM pada mata pelajaran PKn. Tes yang diberikan adalah dalam bentuk soal uraian.
3) Dokumentasi
Teknik ini digunakan peneliti untuk mengetahui tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di sekolah yang akan di teliti.
Dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh informasi baik berupa buku atau data-data sekolah. Alat pengumpul data berupa RPP, dan daftar nilai hasil belajar siswa.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data kuantitatif ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik yaitu sebagai berikut:
a. Untuk menghitung nilai rata-rata Digunakan Rumus:
� = ƒ× 100%
� Keterangan:
p = Angka persentase
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu
b. Untuk menghitung presentase c. Digunakan Rumus:
p= ΣX × 100%
�
Keterangan:
p = Persentase
∑X = Jumlah semua nilai 5 = Jumlah data
3 = Rata-rata nilai
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dari siklus ke siklus. Target yang ingin dicapai pada indikator ini adalah peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan nilai ≥75 mencapai 75%.