1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III
PADA MATA PELAJARAN IPS DI SD NEGERI 078449 TAREWE
Niat Mawati Laia1) Meri Apriyanti Nurjanah2)
1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka
2)Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran IPS di kelas III SD Negeri 078499 Tarewe.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus tindakan. Dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak 4 tahapan: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perolehan nilai pada siklus I, nilai rata-rata kelas 67 dengan jumlah siswa 13 orang atau 65% yang tuntas KKM sedangkan 7 orang lagi yang tidak tuntas atau 35%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata 81 dengan jumlah siswa 18 orang atau 90% yang tuntas KKM sedangkan 2 orang lagi yang tidak tuntas atau 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III SD Negeri 078499 Tarewe.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran atau program pembelajaran yang mempelajari kehidupan sosial dan humaniora seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan pendidikan. Nurjanah (2021) mengatakan bahwa IPS dapat dikatakan sebagai studi mengenai perpaduan antara ilmu-ilmu sosial dan juga humaniora untuk melahirkan pelaku-pelaku sosial yang dapat berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosio kebangsaan. Pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, IPS fokus pada pemahaman hubungan antar individu dalam kehidupan sosial serta proses pengembangan keterampilan sosial yang mendukung kemampuan siswa untuk membina, memelihara, dan mengelola hubungan tersebut secara harmonis dan produktif di berbagai kehidupan.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada dasarnya adalah untuk membentuk warga Negara yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial yang
2
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Safitri dkk (2024) “Pendidikan IPS bertujuan untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar agar dapat kembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya serta berbagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. Ia melanjutkan bahwa tujuan mata pelajaran IPS dalam perspektif peserta didik yakni peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk memahami seluk beluk dan pola-pola dari konsep kehidupan masyarakat.
Pada saat penulis melakukan observasi di kelas III SD Negeri 078449 Tarewe, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran IPS, masih didominasi oleh metode ceramah. Penggunaan metode ini dinilai kurang efektif dalam mendukung pembelajaran di kelas. Terlihat masih terdapat siswa yang sering berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan aktivitas sendiri saat guru menyampaikan materi, sehingga kurang memperhatikan penjelasan. Selain itu, pembelajarannya cenderung berpusat pada guru, tidak ada interaksi atau umpan balik dari siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat dikatakan belum bisa membuat siswa tidak berpikir kritis dan kreatif. Dampaknya hasil belajar siswa tidak mencapai Ketuntasan Minimal. Berdasarkan hasil wawancara dari guru mata pelajaran IPS di Kelas III SD Negeri 07844 Tarewe, hasil ulangan harian peserta didik yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran masih rendah yaitu 65 dengan standard kelulusan 70. Siswa yang mencapai KKM hanya 8 orang siswa (40%) dan 12 siswa (60%) yang tidak mencapai KKM. Otomatis hal ini dapat mempengaruhi ketuntasan hasil belajar yang ingin dicapai.
Solusi yang akan dilaksanakan penulis dalam masalah ini yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, dimana peserta didik diberikan berbagai permasalahan dan diberi kesempatan untuk menyelesaikannya secara mandiri. Tujuan dari model ini adalah untuk membentuk siswa yang tangguh, mandiri, terbiasa mengambil keputusan, serta kreatif dalam berpikir kritis untuk menyelesaikan berbagai permasalahan (Syamsidah dan Suriani dalam Susino, et al, 2023). Widiyanti (2021) mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah pembelajaran yang berdasarkan pada masalah-masalah kontekstual, yang membutuhkan upaya penyelidikan dalam usaha pemecahan masalah. Selanjutnya ia berpendapat bahwa Problem Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan peserta didik dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan
3
nyata dan peserta didik mencoba untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dengan pemberian masalah yang ada dalam kehidupan nyata dan peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan Model Problem Based Learning dimana siswa aktif dalam kelas dengan membentuk kelompok dan menghadapi masalah dalam pembelajaran IPS dengan menyelesaikannya dengan menggunakan kemampuan yang mereka miliki. Penerapan model ini dapat membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran dikarenakan mereka turut aktif dalam kegiatan belajar, tidak hanya berpusat pada guru. Guru hanya menjadi pemandu kegiatan belajar, peserta didik yang aktif dalam melaksanakannya.
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pradila & Firosalia (2023) dengan temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model PBL dapat membawa perubahan positif dalam konsentrasi belajar dan hasil akademik siswa.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Assa, et al (2024) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, terutama setelah perbaikan pembelajaran. Dan penelitian yang dilakukan oleh Atikah &
Istiq’faroh (2023) dengan temuan penelitian menunjukkan bahwa model PBL terbukti lebih berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas III SD Negeri 078499 Tarewe”. Yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Model Problem Based Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas III SD Negeri 078499 Tarewe?”. Kemudian yang menjadi tujuan permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dengan Menerapkan Model Problem Based Learning di Kelas III SD Negeri 078499 Tarewe”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas. Menurut Arif &
Oktafiana (2023) “PTK adalah Penelitian Tindakan yang dilakukan didalam Kelas pada waktu
4
pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperbaiki dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berfokus pada proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas. Meskipun tujuan utama inklusi adalah untuk mendorong budaya penelitian di kalangan guru, namun PTK juga bertujuan untuk terus meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian ini menerapkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus mempunyai empat tahap kegiatan yaitu, persiapan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi atas temuan hasil observasi. Seperti yang dikatakan oleh Halik, dkk (2023), keempat tahapan penelitian ini merupakan komponen suatu siklus, artinya kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang sampai kegiatan yang dilakukan berhasil.
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto dalam Halik, et al., 2023)
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 078490 Taraha. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan atas pertimbangan peneliti yang bertugas sebagai guru kelas di SD N 078499 Tarewe. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 078499 Tarewe yang berjumlah 20 orang.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan soal tes. Penelitian ini menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan guru. Lembar observasi dan aktivitas siswa dan guru digunakan selama pembelajaran berlangsung, agar kegiatan pembelajaran dengan observasi tidak terlepas dari tujuan pembelajaran. Diakhir pembelajaran, soal tes diberikan kepada siswa sebagai bagian dari penilaian pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklus yang perlu dilakukan adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaaan, peneliti menyiapkan
5
surat penelitian dan mengkoordinasikan kegiatan penelitian yang akan dilakukan kepada kepala sekolah, peneliti menyiapkan bahan ajar dan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan metode demonstrasi, yang terakhir peneliti menyiapkan soal tes siklus I. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada tahap observasi, peneliti mengumpulkan data observasi aktivitas belajar siswa dan data aktivitas guru dengan menggunakan lembar aktivitas observasi, kemudian mengumpulkan data hasil belajar siswa menggunakan lembar soal yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada tahap refleksi, peneliti mengidentifikasi kembali kegiatan yang telah dilakukan, menganalisis pengolahan data dari hasil evaluasi, dan memutuskan tindakan selanjutnya. Penelitian dianggap sudah selesai apabila pelaksanaan tindakan telah berhasil, jika belum dilanjutkan ke siklus perencanaan pembelajaran berikutnya.
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode analisis yang tidak bertujuan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi yang luas dari suatu data; melainkan menggambarkan atau mengilustrasikan data sebagaimana yang telah diperoleh (Sugiyono, 2022).
Dalam menganalisis data, peneliti melakukan analisis pada hasil tes siswa untuk menentukan ketuntasan siswa dalam pembelajaran:
a. Keberhasilan tindakan dapat dilihat adanya peningkatan nilai baik secara individu maupun nilai rata-rata dari siklus sebelumnya. Untuk menentukan ketuntasan belajar dengan menggunakan rumus berikut (Trianto dalam Santoso, dkk 2023)
𝐾𝐵 = 𝑟
𝑇𝑡 𝑥 100%
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh siswa Tt = Jumlah skor total
6
b. Selain itu persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 75% dan rata-rata skor pada siklus terakhir lebih besar sama dengan 70. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Trianto dalam Santoso, dkk 2023)
P = ∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
……… (Aqib dalam Mulyani, 2022)
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar Σsiswa yang tuntas = Jumlah siswa yang tuntas belajar Σsiswa = Jumlah semua siswa
c. Peningkatan hasil belajar siswa juga dilihat dari hasil belajar jangka pendeknya yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tes pada setiap siklus. Rata-rata nilai tes diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑋 = ∑𝑋
∑𝑁 𝑋 100%
……… (Aqib dalam Mulyani, 2022)
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
ΣX = Jumlah semua Nilai siswa ΣN = Jumlah siswa
Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut.
80% < X < 100% : Kriteria Sangat Baik 60% < X < 80% : Kriteria Baik
40% < X < 60% : Kriteria Cukup 20% < X < 40% : Kriteria Kurang
0% < X < 20% : Kriteria Sangat Kurang
7 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran IPS SD Negeri 078499 Tarewe” dilaksanakan pada tanggal 30 April 2025 dan 07 Mei 2025. Dua puluh siswa kelas III SDN 078499 Tarewe mengikuti model pembelajaran PBL. Dua siklus digunakan dalam proses pembelajaran. Hanya ada satu siklus setiap pertemuan, yang artinya dua pertemuan dalam penelitian ini. Empat tahap kegiatan setiap siklus: persiapan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan hasil observasi dan hasil tes yang diberikan kepada siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai setiap siklus. Peneliti telah melakukan dua siklus penelitian tindakan kelas berdasarkan kriteria keberhasilan. Temuan hasil observasi peningkatan hasil belajar siswa kelas III pada siklus I dan II adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Observasi Siklus
I II
Skor total yang diperoleh 46 66
Persentase (%) 65,71% 94,28%
Hasil observasi Siklus I memperoleh skor 46 dari kemungkinan 70, sedangkan siklus II memperoleh skor 66. Siklus I rata-rata nilai persentase hasil pengolahan data sebesar 65,71%, sedangkan pada Siklus II nilai rata-rata persentase hasil pengolahan data sebesar 94,28%.
Terlihat hasil observasi pada siklus I berkategori baik, dan siklus II tergolong sangat baik berdasarkan standar tingkat keberhasilan kegiatan.
Setelah penyelesaian tindakan pada siklus dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Langkah terakhir dalam menyelesaikan siklus I dan II adalah memberikan tes kepada siswa. Dengan total lima soal ujian diberikan dalam bentuk essay. Tabel berikut menampilkan hasil pembelajaran tes siklus I dan II.
8
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai 40- 49
Nilai 50- 59
Nilai 60- 69
Nilai 70- 79
Nilai 80- 89
Nilai 90- 99
Nilai 100
Grafik Nilai Perolehan Siklus I
Tabel 2. Hasil Analisis Tes Siklus I dan II Siklus I Siklus II
Jumlah Skor 1340 1620
Rata-rata Nilai 67 81
Jumlah Siswa yang tuntas belajar 13 18
Jumlah siswa yang tidak tuntas 7 2
Jumlah semua siswa 20 20
Persentase Ketuntasan Belajar 65% 90%
Pada tabel diatas terlihat jelas bahwa peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari siklus I sebanyak 13 orang atau sekitar 65% siswa nilainya diatas KKM dengan nilai rata-rata nilai 67, kemudian di siklus II sebanyak 18 orang atau 90% siswa dengan rata-rata nilai 81. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 2. Grafik Nilai Perolehan Siklus I
9
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai 40- 49
Nilai 50- 59
Nilai 60- 69
Nilai 70- 79
Nilai 80- 89
Nilai 90- 99
Nilai 100
Grafik Nilai Perolehan Siklus II
Gambar 3. Grafik Nilai Perolehan Siklus II
Grafik diatas meggambarkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sesuai hasil tes yang telah diberikan. Awal mulanya pada siklus I sebanyak 13 orang atau 65%
yang dapat mencapai ketuntasan belajar dan 7 orang lagi yang belum tuntas atau 35%. Kemudian pada siklus II sebanyak 18 orang atau 90% yang mencapai ketuntasan belajar dan tinggal 2 orang lagi belum tuntas atau 10%.
Peneliti merancang tindakan yang lebih efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran pada siklus berikutnya berdasarkan temuan observasi pembelajaran dan tes tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada pembelajaran siklus I, hasil evaluasi refleksinya adalah Model Problem Based Learning masih terasa baru bagi siswa. Kemudian hanya sebagian kecil siswa yang mampu bertanya dan berusaha menyampaikan isi pelajaran; siswa lainnya masih enggan menyuarakan idenya.
Peneliti kemudian melakukan refleksi untuk mengetahui dampak penyampaian tindakan, berdasarkan temuan observasi pembelajaran dan tes tindakan yang dilakukan selama siklus II.
Hasil refleksinya adalah pengajaran telah menunjukkan tingkat keberhasilan dalam standar yang sangat baik. Kemudian, hasil belajar pada ujian akhir siklus II menunjukkan peningkatan yang
10
cukup besar dibandingkan tes sebelumnya, terbukti dengan ketuntasan belajar memenuhi KKM sebesar 81 dan presentase ketuntasan belajar mencapai 90%.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran IPS Kelas III SDN 078499 Tarewe benar telah mencapai target dari pada persentase ketercapaian belajar minimal 75%. Pada siklus I dengan rata-rata nilai 67, presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 65%. Pada siklus II dengan rata-rata nilai 81, presenase ketuntasan hasil belajar sebesar 90%. Sehingga melalui model pembelajaran PBL ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradila & Firosalia (2023) dan penelitian yang dilakukan oleh Manalu et al (2024) hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas III SDN 078499 Tarewe”
yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 April 2025 dan 7 Mei 2025 menunjukkan bahwa dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. Temuan observasi pada siklus I dan II yang menunjukkan telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Kemudian pada hasil tes siswa pada siklus I dan II telah menunjukkan peningkatan hasil belajar. Dengan demikian, membuktikan bahwa penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 078499 Tarewe. Kekurangan penelitian ini yaitu kurangnya kesiapan peneliti dalam pelaksanaan penelitian seperti mempersiapkan rencana pembelajaran, kemudian keterbatasan waktu yang digunakan oleh guru dikarenakan penerapan model ini membutuhkan waktu yang lebih lama.
Saran dan tindak lanjut penelitian ini adalah bagi pendidik perlu mempersiapkan serta merencanakan pelaksanaan model pembelajaran dengan rancangan yang matang sehingga terlaksana dengan maksimal, pendidik yang lain juga bisa menerapkan problem based learning pada mata pelajaran yang lain, bagi sekolah diharapkan dapat memfasilitasi guru dari segi sarana dan prasarana yang mendukung, dan bagi peneliti yang lainnya, semoga jadi bahan pertimbangan untuk terus mengembangkan penelitian ini dan selanjutnya dapat sekiranya penelitian difokuskan pada motivasi belajar.
11 DAFTAR PUSTAKA
Agus, Jufri., et al. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Sekolah Dasar. Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan. 4(5), 6963-6972. DOI:
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i5.3845
Assa, Fentje., et al. (2024). Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Educatio. 10(1), 17-22. DOI:
https//doi.org/10.31949/education.v10i1.6167
Atikah & Istiq’faroh, Nurul. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian di Kelas III SDN Sidoklumpuk. Nusantara Educational Review. 1(1). 23-32. DOI:
https//doi.org/10.55732/ner.v1i1.997
Dakhi, A. S. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Education and Develompment.
8(2), 468-470. https://jurnal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1758
Hidayat, Rahmat., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.
Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
Kurniasih, Eka., et al. (2022). Model Pembelajaran Efektif di Era New Normal. Bandung:
Widina Bhakti Persada Bandung
Manalu., et al. (2024). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPAS Siswa Kelas IV UPT SD Negeri 066050 Tegal Sari Mandala Kecamatan Medan Denai. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. 9(04), 2548- 6950. DOI: https://doi.org/10.23969/jp.v9i04.20488
Pradila, M. P., & Firosalia, K. (2023). Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Konsentrasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Educatio. 9(4), 2548-6756. DOI: https://doi.org/10.31949/educatio.v9i4.5759
Rofiq, Noor., et al. (2020). Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips). Dirasah: Jurnal Studi Ilmu dan Manajemen Pendidikan Islam. 3(2).
2621-2838. DOI: https://doi.org/10.29062/dirasah.v3i2.129
Sawaludin., et al. (2022). Metode dan Model Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia
Sulaiman, Umar. (2022). Pembelajaran IPS SD/Mi. Depok: Rajawali Pers
12
Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 Pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-I. 7(5), 395-402.
DOI: https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314
Susino, S. A., et al. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X SMA.
Jurnal Pendidikan Matematika. 8(1), 53-61. DOI:
https://doi.org/10.31004/cendekia.v8i1.2918
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Widiyanti, M., et al. (2021). Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Kemandirian.
Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung