• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING MURID KELAS V SD NEGERI 4 SAPUKA KECAMATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING MURID KELAS V SD NEGERI 4 SAPUKA KECAMATAN "

Copied!
129
0
0

Teks penuh

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sapuka Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa Kelas V SD Negeri 4 Sapuka Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep.

Latar Belakang

  • Rumusan Masalah

Siswa yang kurang aktif di kelas terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran IPS. Pembelajaran masih berpusat pada guru karena masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPS.

Tujuan Penelitian

  • Belajar

8 Tegalrejo 3 Yogyakarta mengalami peningkatan setelah menggunakan model problem based learning (PBL) dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menghadirkan masalah sebagai titik tolak dalam proses pembelajaran.

Jenis Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Tempat Penelitian
  • Subjek Penelitian

Arikunto (2007:2) mendefinisikan penelitian tindakan kelas dengan menggabungkan pengertian kata “penelitian”, “tindakan” dan “kelas”. Penelitian tindakan kelas (CSRT) ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 4 Sapuka yang berlokasi di Jalan Pendidikan Desa Sapuka Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep.

Fokus Penelitian

  • Diagnosis Masalah
  • Rencana Tindakan
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Refleksi

Pemilihan sekolah SD Negeri 4 Sapuka didasari oleh penggunaan model yang belum bervariasi di sekolah tersebut, sehingga saya tertarik untuk mengembangkan model pembelajaran di SD Negeri 4 Sapuka. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 4 Sapuka sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Hasil observasi tersebut kemudian dipadukan dengan hasil kajian teoritis yang relevan sehingga menghasilkan program pengembangan tindakan yang dianggap akurat dan sesuai dengan situasi lokasi dimana program aksi dikembangkan.

Melakukan diskusi umpan balik untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, yang nantinya akan dijadikan masukan untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. Serangkaian kegiatan perencanaan, tindakan dan observasi yang dilakukan berarti peneliti sedang mempertimbangkan pelaksanaan tindakan tersebut. Namun materi pembelajaran yang berbeda kemudian memperbaiki kegiatan-kegiatan yang selama ini kurang pada Siklus I setelah dilakukan refleksi, sehingga dapat ditingkatkan kembali.

Instrumen Penelitian

  • Observasi
  • Dokumentasi

Berdasarkan Tabel 3.1, tes keterampilan awal terdiri dari 10 soal yang mengukur pengetahuan siswa pada materi Masalah Sosial Kejahatan. Tes bakat awal diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif sebelum dilakukan tindakan. Berdasarkan tabel 3.2 tes keterampilan setelah tindakan siklus I terdiri dari 10 soal yang berisi pengetahuan siswa tentang materi masalah pribadi dan sosial di lingkungan sekitar.

Pada tes profisiensi pasca tindakan Siklus II, kisi-kisi soal disajikan pada tabel di bawah ini. Berdasarkan Tabel 3.3, tes keterampilan pasca tindakan siklus II terdiri dari 10 soal yang menjaring pengetahuan siswa pada materi masalah sosial dan kependudukan. Berdasarkan Tabel 3.4, lembar observasi aktivitas guru terdiri dari enam belas pernyataan yang berisi aktivitas guru terkait penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS.

Tabel  3.4  Kisi-kisi  Observasi  Aktivitas  Guru  pada  Pelaksanaan  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Problem Based Learning
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Problem Based Learning

Teknik Analisis Data

Observasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. 39 Teknik analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama reduksi data atau pemilihan data sesuai fokus permasalahan, tahap kedua pendeskripsian data sehingga data yang dikumpulkan menjadi lebih lengkap. bermakna, tahap ketiga menarik kesimpulan berdasarkan deskripsi data (Langkah-langkah yang dilakukan Sanjaya dalam penilaian Hasil belajar aspek kognitif adalah sebagai berikut: 3 Baik. Dilaksanakan dengan baik oleh guru, guru melakukannya dengan 1-3 kesalahan, dan sepertinya bahwa guru telah menguasainya.

Siswa dapat dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS dengan nilai KKM yang telah ditentukan yaitu ≥70. Penelitian dikatakan berhasil bila persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai ≥75% dari jumlah siswa (Depdiknas, 2008:5). Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 4 Sapuka yang beralamat Jalan Pendidikan, Desa Sapuka, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkep. Dari segi fisik, kondisi bangunan secara keseluruhan cukup baik untuk ukuran pulau terpencil.

Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian
Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian

Deskripsi Subjek saat Penelitian

SD Negeri 4 Sapuka terdiri dari 10 kelompok belajar dengan fasilitas yang tersedia yaitu 10 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan dan 4 kamar mandi.

Deskripsi Data

Rincian aspek kognitif hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka pada Sesi 1 Siklus I disajikan pada tabel di bawah ini. Rincian aspek kognitif hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka pada Sesi 2 Siklus I disajikan pada tabel di bawah ini. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka pada tes akhir siklus I disajikan pada tabel di bawah ini.

Secara rinci hasil Tes Hasil Belajar IPS siswa kelas V Siklus I disajikan pada tabel berikut. Rincian aspek kognitif hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka pada Sesi 1 Siklus II disajikan pada tabel berikut. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka pada Sesi 2 Siklus II disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Aspek Kognitif Murid Kelas V SD  Negeri 4 Sapuka
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Aspek Kognitif Murid Kelas V SD Negeri 4 Sapuka

Analisis Data

Untuk hasil belajar aspek kognitif telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan siklus sebelumnya. Selain itu terdapat tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Sehingga hal ini berdampak pada tercapainya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Ke-62 tindakan tersebut, setelah tindakan siklus I dan siklus II disajikan pada tabel dan histogram berikut. Selain dalam bentuk tabel, untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar kognitif disajikan pada histogram di bawah ini. Berdasarkan tabel 4.12 dan histogram 4.3 diatas diperoleh data hasil awal tes bakat, nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas V adalah 57,3 dengan persentase 30%.

Skor Peningkatan Hasil Belajar Kognitif

Pembahasan

Dari hasil observasi awal, hasil belajar IPS siswa kelas V masih rendah yaitu berdasarkan hasil tes kemampuan awal rata-rata nilai aspek kognitif yang diperoleh siswa kelas V adalah 57,3 dengan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif pada tes kemampuan pasca tindakan siklus I tercapai dengan skor rata-rata 69 dengan persentase siswa mencapai nilai KKM ≥70 sebesar 50% dan belum sesuai persentase yang ditentukan tidak mencapai ≥ 75%. .

Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 4 Sapuka. Dengan adanya perbaikan pada siklus II maka hasil belajar IPS yang diperoleh siswa juga akan meningkat secara optimal. Berdasarkan hasil tes profisiensi pasca tindakan pada siklus II rata-rata nilai belajar kognitif siswa meningkat menjadi 77,4 dengan persentase siswa yang mencapai nilai KKM ≥70 sebesar 80% dan yang telah mencapai persentase yang ditentukan yaitu ≥ 75%.

Kesimpulan

Saran

Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SD Negeri Telagarejo 3 Yogyakarta. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Metro Selatan.

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Tujuan Pembelajaran

Setelah berdiskusi kelompok dan melakukan wawancara dengan warga sekolah, siswa dapat menyebutkan dengan tepat permasalahan pribadi yang dialami seseorang. Setelah mengembangkan dan mempresentasikan hasil karyanya dengan mengumpulkan berbagai sumber informasi, siswa dapat dengan tepat mengungkapkan solusi untuk mengatasi permasalahan pribadinya. Setelah mengembangkan dan mempresentasikan hasil karyanya dengan mengumpulkan berbagai sumber informasi, siswa dapat menyebutkan permasalahan sosial di lingkungan sekitar dengan benar.

Materi Pokok Pembelajaran

Karakter yang Diharapkan Kritis dan bekerjasama

  • Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber

Setelah selesai melakukan investigasi, setiap kelompok akan membuat laporan dan menjawab pertanyaan pada lembar LHP (Laporan Hasil Investigasi) yang telah disediakan. mengembangkan dan menyajikan hasil pekerjaannya). Mengenal sumber daya alam, kegiatan perekonomian dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Setelah siswa mengorientasikan dirinya pada permasalahan, siswa dapat dengan tepat mengidentifikasi permasalahan sosial kejahatan.

Setelah melakukan diskusi kelompok dan mengumpulkan informasi dengan sumber belajar, siswa mampu menjelaskan dengan benar penyebab terjadinya permasalahan sosial kriminalitas di lingkungan sekitar. Setelah mempresentasikan hasil karyanya dengan mengumpulkan informasi dengan sumber belajar, siswa mampu menjelaskan dengan benar dampak masalah sosial kejahatan terhadap lingkungan sekitar. Setelah menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah, siswa mampu menyebutkan dengan tepat penyelesaian masalah sosial kejahatan.

Kegiatan Pembelajaran

Guru dan siswa memperkenalkan tanya jawab tentang pengertian masalah sosial dan berbagai jenis masalah sosial. Pada pertemuan sebelumnya di rumah, siswa menemukan tugas masalah sosial kejahatan yang mereka cari dari sumber informasi berita (surat kabar dan televisi). Setelah melakukan orientasi masalah dengan menonton tayangan video dan melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat mengidentifikasi masalah sosial dan kependudukan dengan benar.

Setelah mengembangkan dan mempresentasikan hasil karyanya dengan sumber belajar, siswa mampu menjelaskan secara tepat dampak permasalahan sosial dan kependudukan di lingkungan sekitar. Setelah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa dapat dengan tepat menyebutkan solusi masalah sosial dan kependudukan. Guru mengajukan tanya jawab tentang permasalahan sosial dan kependudukan yang timbul di lingkungan sekitar siswa.

Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber

Penilian

Setelah siswa melakukan orientasi masalah dengan menonton video dan melakukan tanya jawab dengan guru, siswa mampu menyebutkan masalah sosial dan lingkungan dengan benar. Setelah menonton video, mengadakan diskusi kelompok dan mengumpulkan informasi melalui sumber belajar, siswa dapat menjelaskan. penyebab permasalahan lingkungan sosial di lingkungan sekitar dengan benar. Setelah mengembangkan dan mempresentasikan hasil karyanya dengan mengumpulkan informasi melalui sumber belajar, siswa dapat menjelaskan dengan tepat dampak permasalahan sosial dan lingkungan terhadap lingkungan sekitar.

Setelah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa dapat dengan tepat menyebutkan solusi permasalahan sosial dan lingkungan. Masalah sosial dan lingkungan F. Pendekatan, model dan metode pembelajaran 1. Metode: tanya jawab, observasi, diskusi dan penugasan I. Siswa mendengarkan guru ketika menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa pertemuan ini akan membahas masalah sosial dan membahas masalah sosial yang ada terjadi di lingkungan sekitar. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pengertian permasalahan sosial dan lingkungan sebagai pengenalan.

Gambar

Tabel  3.4  Kisi-kisi  Observasi  Aktivitas  Guru  pada  Pelaksanaan  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Problem Based Learning
Tabel 3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Aspek Kognitif Murid Kelas V SD  Negeri 4 Sapuka
Tabel  4.2 Hasil TesKemampuan  Pasca Tindakan Murid Kelas V pada  Pertemuan 1 Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Are there sources that I have not mentioned (or thought of)? Do you recognize the roots as I imagine them? Or would you do them differently? What do you make of your tree of