• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2020

Journal of Basic Education

e-ISSN : 2656-6702

Studies

Volume 5 No 1

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan

Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya

Latifah Arifatma1 Farida S2

1-2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

ARTICLE INFO ABSTRACT

Keywords: learning outcomes, integrated thematic, cooperative learning, talking stick

This study begins with observation, the results of observations show that teachers still dominate learning so that it affects student learning outcomes. The purpose of this study in general is to improve student learning outcomes in integrated thematic learning using the Talking Stick Cooperative Learning model in grade IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya. This research is a classroom action research (CAR) which was carried out in two cycles, namely the first cycle consisting of 2 meetings, and the second cycle consisting of 1 meeting. Each cycle includes four stages, namely planning, implementation, observation, and reflection. The approach used is a qualitative and quantitative approach.

The subjects of this study were teachers and students of Class IV SDN 11 Sungai Rumbai with a total of 25 students, 10 male and 15 female.

The results of the study on: a) RPP cycle I with an average of 84.71% in the Good category (B), and cycle II increased to 97% in the Very Good category (SB), b) Implementation in the teacher aspect of cycle I with an average of an average of 81.94% in the Good category (B), and the second cycle increased to 94.44% in the Very Good (SB) category, while the implementation in the student aspect of the first cycle with an average of 81.94% in the Good category (B ), and the second cycle increased to 94.44% in the Very Good (SB) category. While the learning outcomes of students in the first cycle the average value is 75.34 with sufficient qualifications with a complete percentage of 1 64% meeting and 84%

meeting 2 increasing to 92% with very good qualifications. Based on these results, it can be concluded that the Talking type Cooperative Learning model Sticks can improve student learning outcomes in integrated thematic learning in class IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya.

ABSTRAK

(2)

2021

Latifah Arifatma, Farida S| Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya Kata Kunci : Hasil

Belajar, Tematik Terpadu, cooperative learning, talking stick

Penelitian ini diawali dengan observasi, hasil observasi menunjukkan guru masih mendominasi pembelajaran sehingga berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini secara umum untuk peningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Cooperative Learning tipe Talking Stick di kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, dan siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan. Disetiap siklus tersebut meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai dengan jumlah 25 orang peserta didik, 10 orang laki – laki dan 15 orang perempuan. Hasil penelitian pada : a) RPP siklus I dengan rata-rata 84,71% dalam kategori Baik (B), dan siklus II meningkat menjadi 97%

dalam kategori Sangat Baik (SB), b) Pelaksanaan pada aspek guru siklus I dengan rata-rata 81,94% dalam kategori Baik (B), dan siklus II meningkat menjadi 94,44% dalam kategori Sangat Baik (SB), sedangkan pelaksanaan pada aspek peserta didik siklus I dengan rata-rata 81,94%

dalam kategori Baik (B), dan siklus II meningkat menjadi 94,44% dalam kategori Sangat Baik (SB). Sedangkan hasil belajar peserta didik pada siklus I nilai rata-ratanya 75,34 dengan kualifikasi cukup dengan persentase ketuntasan pertemuan 1 64% dan pertemuan 2 84%

meningkat menjadi 92% dengan kualifikasi sangat baik Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan model Cooperative Learning tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu dikelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya.

Corresponding author : [email protected]

JBES 2022

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan pengembangan asal kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Pengembangan kurikulum 2013 menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Penggunaan

Kurikulum 2013 di Indonesia saat ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia. Pada kurikulum 2013 di SD pendekatan pembelajarannya menggunakan pembelajaran tematik terpadu.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehingga adanya perubahan yang terjadi setelah melakukan pembelajaran ditandai dengan seseorang

(3)

yang dia dapat menunjukkan perubahan baik itu perilaku maupun pola pikir. Menurut Helmiati (2012) menyatakan Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membelajarkan siswa atau membuat siswa belajar (make student learn). Pada kurikulum 2013 di SD pendekatan pembelajarannya menggunakan pembelajaran tematik terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menbgaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam tema sehingga dapat memberikan pembelajaran yang bermakna terhadap peserta didik. Pembelajaran tematik terpadu di SD mempunyai tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta dalam mengembangkan kemampuan peserta didik pada tema tertentu.

Sebelum melakukan pembelajaran seorang guru harus merancang RRP terlebih dahulu. RPP dikembangkan dari buku guru dengan memilih komponen-komponen rpp dimulai dengan analisis KD, menurunkan indikator, tujuan, metode, media, dan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan kondisi serta karakter peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik terpadu terdiri dari tema yang memuat beberapa mata pelajaran yang saling terkait satu sama lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwandarmita (dalam Majid,

2014) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik. Setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu halnya dengan pembelajaran tematik terpadu.

Selanjutnya pembelajaran tematik terpadu memiliki karakteristik menurut Unifa (dalam Alvionita & Abidin, 2020) pembelajaran tematik terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut; (1) mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu, (2) mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pembelajaran dalam tema sama, (3) memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam, (4) mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik, (5) lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, (6) lebih merasakan manfaat dan makna belajar, ,(7) guru dapat menghemat waktu, (8) budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dari beberapa karakteristik pembelajaran tematik terpadu tersebut, guru

(4)

2023

Latifah Arifatma, Farida S| Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya

dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan tidak monoton. Sehingga selama proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pembelajaran tematik terpadu dapat dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru dapat mendorong sikap mandiri siswa untuk menemukan dan menggali konsep materi yang dipelajari.

Ahmadi (Damora & S, 2020) mengatakan bahwa idealnya pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 yaitu:

1) Guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan lingkungan kehidupan keseharian peserta didik yang akan disajikan dalam proses pembelajaran. 2) Guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator agar proses pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. 3) Guru professional yang diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut. 4) Guru memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru, pembelajaran yang lebih kreatif dan menantang sehingga kebutuhan peserta didik

terpenuhi dan tujuan pembelajaran tercapai.

Hal ini dapat membantu siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Hasil belajar adalah pengetahuan, tingkah laku, keterampilan atau kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima pengalaman belajar dan mampu menerapkannya dalam kehidupan. Indrawati (dalam Maharani dan Indrawati, 2020).

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan pada tanggal 04 Oktober sampai 6 Oktober 2021 di kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya pada Tema 3 (Peduli Terhadap Makhluk Hidup) Subtema 1 (Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku) pembelajaran 1, proses pembelajaran tematik terpadu belum terlaksana dengan maksimal. Permasalahan ini dapat peneliti lihat dari ranah sikap, peserta didik tidak memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung, ini terlihat dari peserta didik yang masih suka mengobrol dengan temannya saat guru menjelaskan pembelajaran di kelas. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, ini dapat dilihat saat peserta didik hanya menjawab pertanyaan guru seadanya karena pembelajaran masih berpusat kepada guru.

Kemudian dari ranah keterampilan peserta didik kurang terampil dalam

(5)

menyampaikan pendapat atau ide dalam berdiskusi, dimanan peserta didik yang aktif hanya beberapa orang saja saat guru memberikan pertanyaan, peserta didik tidak terampil menjawab pertanyaan dari guru dan cenderung ragu-ragu. Dari ranah pengetahuan guru belum menggunakan model yang efektif sehingga peserta didik tidak aktif dan merasa bosan bahkan tidak memperhatikan saat guru menerangkan pembelajaran. Tentunya ini berdampak terhadap hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan peranan penting hasil belajar dan ditemukan pada PTS masih ada hasil belajar peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan peserta didik kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya maka permasalah perlu diatasi yaitu terkait hasil belajar peserta didik. Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas guru sebaiknya menggunakan model yang dapat mengatasi masalah tersebut.

Alternatifnya adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang efekktif, Selain itu penggunan model juga dapat memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik tidak bosan dan lebih aktif. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik pembelajaran.

Menurut Lestari (dalam Septimaningsih et al., 2020) Talking Stick adalah model pembelajaran dengan bantuan tongkat dan musik pengiring, siswa yang memegang tongkat saat musik berhenti dimainkan harus menjawab pertanyaan yang diajukan, demikian seterusnya. Sedangkan menurut Shoimin (dalam Reinita, 2020) Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran koopertif.

Pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya.

Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick mempunyai banyak kelebihan.

Keunggulan model Talking Stick adalah mampu menguji kemampuan peserta didik, melatih keterampilan mereka dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk siap dalam situasi apa pun menurut Istarani (dalam Permata & S, 2021). Sedangkan menurut Suprijono (dalam Putri. & Arwin, 2020) menyatakan model-model pembelajaran Talking Stick memiiliki kelebihan, dimana kelebihannya adalah: 1).

(6)

2025

Latifah Arifatma, Farida S| Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya

Menguji kesiapan siswa. 2). Melatih membaca dan memahami dengan cepat. 3) agar lebih giat belajar.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas dan diperkuat oleh penelitian yang terdahulu dengan menggunkan model Talking Stick terjadinya peningkatan maka, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Menurut Widayati (dalam Suryani &

Zuardi, 2021) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mencoba dan memperbaiki mutu hasil pembelajaran dengan cara memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang di hadapi guru.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas yang berfokus pada peserta didik atau proses belajar mengajar untuk memperbaiki kualitas praktik pembelajaran. Menurut

Kunandar (dalam Atika & Zaiyasni, 2020).

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan pendektan kuantatif. Pendekatan kualitatif diuraikan dengan mendeskripsikan penelitian dengan kata- kata terhadap apa yang dialami oleh subjek penelitian sedangkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angka-angka dalam mendeskripsikan subjek penelitian Sugiyono(dalam Atika & Zaiyasni, 2020).

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2021/2022 di kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan.

Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis 10 Maret 2022 pukul 07.30-11.30 WIB Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis 17 Maret 2022. Siklus II dilaksanakan pada hari kamis 24 Maret 2022.

Dalam penelitian ini subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai yang berjumlah 25 orang peserta didik, yang terdiri dari 10 orang peserta didik laki-laki dan 15 orang peserta didik perempuan. Selain itu dalam penelitian yang akan dilakukan ini peneliti berperan sebagai praktisi, dan guru kelas

(7)

dan teman sejawat sebagai observer.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan

Perencanaan penelitian ini tergambar dari perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Sebelum RPP disusun peneliti dan wali kelas terlebih dulu menganalisis tema, subtema, pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013.

Sebelum rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun, peneliti terlebih dahulu memilih dan menetapkan tema, subtema dan pembelajaran yang akan dikembangkan menggunakan model cooperative learning Tipe talking stick di kelas IV semester II tahun ajaran 2021-2022.

Sebelum melaksanakan pembelajaran tematik terpadu, peneliti juga mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, LKPD, LDK, lembar evaluasi pengetahuan disertai dengan kunci jawabannya, lembar pengamatan sikap dan keterampilan. Peneliti juga mempersiapkan penilaan terhadap kualitas RPP yang telah peneliti buat dan lembar pengamatan (observasi) yaitu lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model cooperative learning Tipe talking stick yang terdiri dari aktivitas guru dan peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer pada RPP pada siklus I pertemuan 1 dengan rata-rata 80,55%

dengan kriteria cukup (C), siklus I Pertemuan 2 dengan rata-rata 88,88% dengan kualifikasi baik (B), dengan rata-rata siklus 1 dan 2 84,71% dengan kualifikasi baik (B), dan pada siklus II meningkat menjadi 97% dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model cooperative learning tipe talking stick dilihat dari dua aspek yaitu aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan Aspek guru pada siklus I pertemuan 1 77,77% dengan kualifikasi cukup (C), Siklus 1 pertemuan 2 86,11% dengan kualifikasi baik (B), meningkat pada siklus II 94,44% dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Berdasarkan hasil pengamatan aspek peserta didik pada siklus I pertemuan 1 77,77% dengan kualifikasi cukup (C), siklus I pertemuan 2 86,11% dengan kualifikasi Baik (B), dan meningkat pada siklus II 94,44% dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu capaian yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses

(8)

2027

Latifah Arifatma, Farida S| Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya

pembelajaran. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk menentukan kriteria dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung terdiri atas aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Suprihatiningrum, 2013).

Penilaian yang peneliti lakukan pada pembelajaran tematik terpadu menggunakan model cooperative learning tipe talking stick terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek penilaian sikap, aspek penilaian pengetahuan, dan aspek penilaian keterampilan. Berdasarkan hasil belajar peserta didik yang telah dianalisis pada aspek penilaian sikap yang diperoleh melalui jurnal penilaian sikap yang terdiri dari sikap spritual dan sikap sosial.

Pada siklus I pertemuan 1 terdapat 1 orang peserta didik yang menonjol bersikap positif dan 2 orang peserta didik yang menonjol bersikap negatif. Pada siklus I pertemuan 2 terdapat 2 orang peserta didik yang menonjol bersikap positif dan 1 orang peserta didik yang menonjol yang bersikap negatif.

Sedangkan pada siklus 2 terdapat 3 orang peserta didik yang menonjol bersikap positif, dan 1 orang peserta didik yang menonjol bersikap negatif.

Pada aspek penilaian pengetahuan hasil belajar peserta didik pada siklus I dengan rata-rata 60% meningkat pada siklus II

menjadi 88%.

KESIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil menunjukkan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu mengunakan model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya terjadi peningkatan RPP siklus I pertemuan I memperoleh persentase 80,55% dengan kualifikasi cukup (C) siklus I pertemuan II 88,88% dengan kualifikasi baik (B). Peningkatan pada siklus II memperoleh persentase 97% dengan kualifikasi sangat baik (SB).

2. Berdasarkan hasil pengamatan ini dapat terlihat pengamatan pelaksanaan pembelajaran temtik terpadu menggunakan model Cooperative Learning Tipe Talking Stick mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dari aspek guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh persentase 77,77% dengan kualifikasi cukup (C), hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2 memperoleh persentase 86,11% dengan kualifikasi baik (B), dan meningkat pada

(9)

siklus II memperoleh persentase 94,44%

dengan kualifikasi sangat baik (SB).

3. Hasil belajar siswa dalam pembalajaran tematik terpadu menggunakan model Kooperatif tipe talking stick di kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 75,34 dan meningkat pada siklus II diperoleh nilai rata- rata 81,84.

REFERENSI

Al-tabany,Trianto, I, B. 2015. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik.

Jakarta : Prenamedia Group

Alvionita, K., & Abidin, Z. (2020).

Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Discovery Learning Pada Kelas IV Sekolah Dasar. E-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(C), 141–152.

http://ejournal.unp.ac.id/students/index.

php/pgsd

Anisa, S. (2020). Model Pembelajaran Talking Stick Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan Pembelajaran Sejarah Bagi Peserta Didik.

https://doi.org/10.31219/osf.io/2f7jk Arief S.S. 2011. Media Pembelajaran,

Pengertian, Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Armadhani, D., & Hamimah. (2020).

Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick di SD. … Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah …, 4(C), 2624–2636.

http://ejournal.unp.ac.id/students/index.

php/pgsd/article/view/9511

Asiah, A., Zainuddin, & Sabri, T. (2014).

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Di Kelas Ii. Core.Ac.Uk,

2(April), 1–11.

https://core.ac.uk/download/pdf/289708 148.pdf

Atika, N., & Zaiyasni. (2020). Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan Model Discovery Learning Di Sekolah Dasar. Journal on Teacher Education, 1(1), 35–44.

https://doi.org/10.31004/jote.v1i1.503 Bararah, I. (2017). Efektifitas Perencanaan

Pembelajaran dalam Pembelajaran

(10)

2029

Latifah Arifatma, Farida S| Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Kelas IV SDN 11 Sungai Rumbai Dharmasraya

Pendidikan Agama Islam di Sekolah.

Jurnal MUDARRISUNA, 7(1), 131–

147.

Damora, M. S., & S, F. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick di Kelas V SD Negeri 11 ….

Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(1).

https://www.jptam.org/index.php/jptam /article/view/830

Endah,Loeloek Poerwati. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta:

PT. Prestasi Pustaka Karya

Hamimah. (2012). Pembelajaran IPS Dengan Metode Talking Stick Pada Kelas Tinggi Di Sekolah Dasar.PGSD FIP UNP (diakses tanggal 3 April 2021) Jeklin, A. (2016). 済無No Title No Title No

Title. July, 1–23.

Kamilati, N. (2018). Analisis Komponen Penilaian Pada Rencana Pelaksanaan.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 16(1), 1–17.

Lestari, D.P dan Astimar, N. 2020.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model Problem Based Learning pada

Pembelajaran Tematik Terpadu. Jurnal Inovasi Pembelajaran SD, 8 (4), 229- 244.

Maharani dan Indrawati. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Of Basic Education Studies, 3(2), 1924–1929.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Miarso, Yusuf Hadi.2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2010). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Perwita, L. W., & Indrawati, T. (2020).

Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick di SD Improvement Of Integrated Thematic Learnig Process Using Cooperative Learning Model Talking Stick Type In Elementary School. 8.

Putri., V. N. M., & Arwin. (2020).

(11)

Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan Model. 8, 113–121.

Reinita, R. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu dengan Model Problem Based Learning di Sekolah Dasar. Journal of Moral and Civic Education, 4(2), 88–96.

https://doi.org/10.24036/885141242202 0230

Septianingrum, C., & hamimah. (2021).

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Kelas IV SD Negeri 20 Indarung. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 3278–3283.

https://doi.org/10.31004/jptam.v5i2.138 4

Sitepu.2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran.

Bandung: CV Wacana Prima.

Suryani, S., & Zuardi. (2021). Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Melalui Model Kooperatif Tipe Talking Stick Di Kelas IV Sekolah Dasar.

Journal of Basic Education Studies,

4(1), 1712–1722.

https://www.ejurnalunsam.id/index.php

/jbes/article/view/3616

Syahputri, N., & Farida, S. (2020).

Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Mind Mapping di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4, 3489–3497.

https://jptam.org/index.php/jptam/articl e/view/782

Yolanda., Zaiyasni, Guru, P., Dasar, S., Padang, U. N., & Belajar, H. (2020).

Pengaruh Model Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas IV SD. 4, 2548–

2554.

Referensi

Dokumen terkait