• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga

Jasrudin1 Dede Sopiandy2 Suriaman3 Nurrahman4

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara,

Indonesia1,2,3,4

Email: jasrudinusn@gmail.com1 d2sopiandy@gmail.com2 suriamangus144@gmail.com3 rahmanmiun33@gmail.com4

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan atau kondisi terhadap hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga yang masih kurang optimal, karena kualitas proses dan hasil pembelajaran PPKn yang dilaksanakan masih kurang dari kriteria ketuntasan minimum. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas prasiklus, siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode statistik deskriptif terhadap 35 siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. Instrumen penelitian ini berupa tes. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada prasiklus di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga berada pada nilai rata-rata 66. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar dengan perolehan nilai rata-rata 72,34 dan ketuntasan secara klasikal sebesar 17%. Hasil tindakan siklus I, selanjutnya dilakukan perbaikan pada siklus II, sehingga nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76,09 dan ketuntasan secara klasikal sebesar 81% dengan intensitas peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga dari siklus I ke siklus II sebesar 3,85% dan peningkatan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil dengan diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Kata Kunci: Numbered Head Together, hasil belajar, PPKn Abstract

This research was motivated by the circumstances or conditions for the learning outcomes of class X IPS students at SMA Negeri 1 Watubangga which are still not optimal, because the quality of the process and learning outcomes of the PPKn carried out are still less than the minimum completeness criteria. The purpose of this study was to describe the increase in student learning outcomes through the Numbered Head Together (NHT) learning model at SMA Negeri 1 Watubangga. This type of research is classroom action research consisting of pre-cycle, cycle I and cycle II using descriptive statistical methods on 35 students of class X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. The research instrument is in the form of a test. Data collection techniques are carried out by observation, tests, and documentation. The results showed that the pre-cycle in class X IPS SMA Negeri 1 Watubangga was at an average score of 66. In the first cycle there was an increase in learning outcomes with an average score of 72.34 and classical completeness of 17%. The results of the actions of cycle I, then carried out improvements in cycle II, so that the average value of students increased to 76.09 and classical completeness was 83% with the intensity of increasing student learning outcomes in PPKn subjects in class X IPS SMA Negeri 1 Watubangga from cycle I to cycle II of 3.85% and an increase in student learning outcomes is considered successful with the implementation of the Numbered Head Together (NHT) learning model.

Keywords: Numbered Head Together, learning outcomes, PPKn

This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

(2)

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan nasional pada dasarnya bertujuan untuk membentuk individu yang unggul dalam perilaku yang baik. Ini didasarkan pada ketentuan hukum, terutama dalam bidang pendidikan. Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menciptakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan iman, takwa, dan moral yang baik dalam rangka mencerahkan kehidupan masyarakat. Lebih rinci, tujuan pendidikan nasional yang mencakup pengembangan potensi peserta didik adalah agar mereka menjadi individu yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak baik, sehat, berpengetahuan, berkompeten, kreatif, mandiri, serta warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Tujuan ini dapat tercapai dengan kerja sama dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Pentingnya proses belajar yang efektif dalam mencapai tujuan ini, dan hal ini tergantung pada kesadaran guru dan siswa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban mereka serta motivasi untuk belajar dengan baik. Proses belajar adalah langkah yang harus diambil oleh siswa untuk memahami hal-hal yang sebelumnya belum mereka ketahui.

Tujuan utama dari Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) pada prinsipnya adalah menciptakan warga negara yang berkomitmen untuk mendukung kemajuan bangsa dan negara. Penciptaan warga negara yang baik ini dapat dibentuk melalui pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Salah satu metode yang digunakan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan peduli dari lingkungan sekolah adalah dengan memberikan pendidikan PPKn yang efektif. Dalam kata-kata Lipset (seperti yang dikutip dalam Malian dan Marzuki, 2003: 7), mata pelajaran PPKn memiliki fokus pada pembentukan karakter dan kesadaran individu agar mereka mampu melaksanakan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara yang baik. Harapannya, warga negara dapat mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, bertoleransi dengan sesama, dan memiliki semangat demokratis. Untuk mencapai tujuan ini, penting bahwa PPKn diajarkan dengan metode yang sesuai, seperti yang ditetapkan dalam Pasal 37 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mewajibkan pendidikan kewarganegaraan di semua jenjang pendidikan.

Sayangnya, seringkali guru hanya mengejar tujuan administratif atau nilai kelulusan tanpa memerhatikan proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang hanya menekankan pada hasil akademik tidak mampu mengembangkan sikap dan keterampilan siswa. Hasil observasi terhadap pembelajaran di kelas X IPS SMAN 1 Watubangga menunjukkan bahwa siswa hanya aktif dalam mata pelajaran tertentu, seperti Bahasa Indonesia dan IPA, sementara keaktifan mereka dalam pembelajaran PPKn terbatas, bahkan hasil belajar mereka dalam mata pelajaran ini cenderung rendah dan tidak mencapai standar kelulusan yang ditetapkan oleh sekolah.

Dari hasil pengamatan awal selama pembelajaran PPKn, banyak siswa yang tampak kurang memperhatikan guru. Saat diminta berpartisipasi dalam diskusi atau menyampaikan pendapat, siswa cenderung diam dan enggan berbicara. Beberapa di antara mereka berulah dengan mengganggu teman-teman yang lain atau bahkan hanya berbincang dengan teman sendiri. Ketika guru menjelaskan materi, hanya segelintir siswa yang sepenuhnya memperhatikan, sementara yang lainnya terlibat dalam aktivitas sendiri. Meskipun guru telah berulang kali mengingatkan untuk menjaga ketertiban, siswa tetap ramai dan tidak terfokus pada pembelajaran. Dampak dari perilaku ini adalah hasil belajar siswa dalam pelajaran PPKn masih belum optimal. Respon positif terhadap materi yang disampaikan guru terbatas, dan siswa tidak merasa nyaman untuk bertanya jika mereka tidak memahami materi. Mereka juga hanya mengandalkan informasi dari guru tanpa mencari sumber-sumber lain. Siswa belum

(3)

terlatih untuk memecahkan masalah berdasarkan situasi di sekitar mereka, dan kerja kelompok yang efektif jarang terjadi. Hal ini mengakibatkan siswa enggan untuk mengemukakan pendapat, memberikan saran, atau mengungkapkan kritik.

Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa, diperlukan penerapan model pembelajaran yang dapat merangsang partisipasi aktif siswa. Salah satu model yang mungkin efektif adalah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), di mana setiap langkah dalam model ini mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran NHT merupakan upaya inovatif dalam konteks pembelajaran PPKn yang memanfaatkan partisipasi aktif siswa dalam pengalaman langsung yang terhubung dengan materi pembelajaran di bawah bimbingan guru. Jika model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) diimplementasikan dalam pembelajaran PPKn, diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Partisipasi yang lebih baik dalam pembelajaran akan memberikan dampak positif pada proses pembelajaran PPKn di sekolah. Ketika semua komponen pendidikan di sekolah berjalan dengan baik, hasil akhirnya akan memajukan pendidikan dan memungkinkan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian tindakan kelas. Secara umum, penelitian tindakan kelas melibatkan empat tahap kunci, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam pengumpulan data, digunakan metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mencakup perilaku siswa selama proses belajar, sementara data kuantitatif mencakup penilaian kemampuan siswa melalui hasil tes. Sumber data dikumpulkan sebelum dan sesudah proses pembelajaran PPKn. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan fakta yang ada, terutama dalam hal nilai tes siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga selama pembelajaran PPKn. Penilaian dapat terjadi baik selama proses pembelajaran maupun pada akhirnya, dan detailnya dapat ditemukan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga

No Nilai Rata-Rata Kriteria Ketuntasan

1 85-100 Sangat Tuntas

2 75-84 Tuntas

3 51-74 Cukup Tuntas

4 25-50 Tidak Tuntas

Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai rata-rata 75 sampai dengan 100 dan siswa dikatakan tidak tuntas belajar apabila memperoleh nilai rata-rata 25 sampai dengan 74. Oleh karena itu, siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga dikategorikan tuntas hasil belajar apabila memperoleh nilai rata-rata sebesar 75 sampai dengan 100.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mencakup data mengenai hasil belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga dalam mata pelajaran PPKn yang diperoleh melalui tes yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Hasil pra-siklus adalah hasil belajar PPKn siswa kelas X di SMA Negeri 1 Watubangga sebelum tindakan siklus I dilaksanakan. Selanjutnya, hasil tes pada tindakan siklus

(4)

I dan II mencerminkan hasil belajar PPKn siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga saat menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Namun, berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga dalam mata pelajaran PPKn dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) belum mencapai tingkat KKM yang diharapkan, sebagaimana tercermin dalam nilai rata-rata hasil belajar PPKn kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga yang terdokumentasikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Belajar PPKn Siklus I Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga Nomor Responden Nilai Rata-Rata Kriteria Ketuntasan

Responden 01 69 Cukup Tuntas

Responden 02 75 Tuntas

Responden 03 72 Cukup Tuntas

Responden 04 70 Cukup Tuntas

Responden 05 78 Tuntas

Responden 06 70 Cukup Tuntas

Responden 07 72 Cukup Tuntas

Responden 08 72 Cukup Tuntas

Responden 09 75 Tuntas

Responden 10 72 Cukup Tuntas

Responden 11 69 Cukup Tuntas

Responden 12 78 Tuntas

Responden 13 72 Cukup Tuntas

Responden 14 73 Cukup Tuntas

Responden 15 70 Cukup Tuntas

Responden 16 73 Cukup Tuntas

Responden 17 69 Cukup Tuntas

Responden 18 70 Cukup Tuntas

Responden 19 73 Cukup Tuntas

Responden 20 70 Cukup Tuntas

Responden 21 72 Cukup Tuntas

Responden 22 72 Cukup Tuntas

Responden 23 69 Cukup Tuntas

Responden 24 75 Tuntas

Responden 25 73 Cukup Tuntas

Responden 26 70 Cukup Tuntas

Responden 27 73 Cukup Tuntas

Responden 28 78 Tuntas

Responden 29 70 Cukup Tuntas

Responden 30 73 Cukup Tuntas

Responden 31 73 Cukup Tuntas

Responden 32 72 Cukup Tuntas

Responden 33 73 Cukup Tuntas

Responden 34 71 Cukup Tuntas

Responden 35 76 Tuntas

Jumlah 2.532

Cukup Tuntas

Nilai Rata-Rata 72,34

(5)

Nilai (X) = ∑ x n

2.532 = 72,34 35

Kerangan

X : Nilai rata-rata hitung

∑ x : Jumlah nilai

n : Jumlah siswa/responden

Jika kita mengelompokkan nilai perolehan ke dalam kategori skor nilai, maka akan menghasilkan data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:

Tabel 3. Skor Nilai Perolehan Siklus I Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga

No Frekuensi (F) Skor (x) ∑x Persentase (%)

1 4 69 276 13

2 7 70 490 22

3 8 72 576 25

4 7 73 511 22

5 3 75 225 9

6 3 78 234 9

Jumlah ∑x = 2.532 100

Rata-Rata 72,34

Kriteria Ketuntasan Cukup Tuntas

P F x 100 % = 4 x 100% = 0,125 X 100% = 12,5 (13%) n 32

Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar secara klasikal pada hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga selama pembelajaran PPKn hanya mencapai 19%, yang artinya hanya 7 dari 35 siswa yang berhasil mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga dalam mata pelajaran PPKn pada awalnya belum mencapai nilai KKM.

Namun, berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dalam siklus II, hasil belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga dalam mata pelajaran PPKn dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) telah mencapai tujuan yang diharapkan. Ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar PPKn kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga yang tercermin dalam tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Belajar PPKn Siklus II Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga Nomor Responden Nilai Rata-Rata Kriteria Ketuntasan

Responden 01 73 Cukup Tuntas

Responden 02 80 Tuntas

Responden 03 77 Tuntas

Responden 04 75 Tuntas

Responden 05 80 Tuntas

Responden 06 73 Cukup Tuntas

(6)

Responden 07 75 Tuntas

Responden 08 73 Cukup Tuntas

Responden 09 80 Tuntas

Responden 10 77 Tuntas

Responden 11 75 Tuntas

Responden 12 80 Tuntas

Responden 13 75 Tuntas

Responden 14 73 Cukup Tuntas

Responden 15 77 Tuntas

Responden 16 77 Tuntas

Responden 17 77 Tuntas

Responden 18 77 Tuntas

Responden 19 75 Tuntas

Responden 20 73 Cukup Tuntas

Responden 21 75 Tuntas

Responden 22 77 Tuntas

Responden 23 75 Tuntas

Responden 24 77 Tuntas

Responden 25 73 Cukup Tuntas

Responden 26 73 Cukup Tuntas

Responden 27 75 Tuntas

Responden 28 80 Tuntas

Responden 29 77 Tuntas

Responden 30 75 Tuntas

Responden 31 75 Tuntas

Responden 32 77 Tuntas

Responden 33 80 Tuntas

Responden 34 75 Tuntas

Responden 35 77 Tuntas

Jumlah 2.663

Tuntas

Nilai Rata-Rata 76,09

Nilai (X) = ∑ x = 2.432 = 76,09 n 35

Kerangan

X : Nilai rata-rata hitung

∑ x : Jumlah nilai

n : Jumlah siswa/responden

Dilaksanakannya analisis deskriptif secara komprehensif terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di SMA Negeri 1 Watubangga pada pembelajaran PPKn secara bertahap mulai dari siklus I sampai siklus II berhasil secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. Ditinjau dari segi kuantitatif, terjadi peningkatan pada semua indikator dari siklus ke siklus untuk pembelajaran PPKn. Sementara, dilihat dari segi perencanaan pembelajaran, penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mampu menunjang hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

(7)

Kemajuan dalam hasil belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga selama pembelajaran PPKn, melalui penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), juga sangat dipengaruhi oleh peran guru sebagai pengelola kegiatan belajar. Guru berperan sebagai manajer yang tidak mendominasi kelas, dengan pendekatan fleksibel dalam langkah-langkah pembelajaran dan variasi dalam bentuk kegiatan. Hal ini menghasilkan peningkatan dalam hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. Setiap siklus peningkatan mencerminkan perubahan tindakan yang melibatkan semua siswa dan memungkinkan mereka untuk menguasai setiap indikator.

Dengan demikian, hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga dalam pembelajaran PPKn mengalami peningkatan berkat perbaikan tindakan yang diterapkan melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), sebagaimana ditunjukkan dalam tabel perbandingan berikut:

Tabel 5. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga pada Pembelajaran PPKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Head Together pada

Siklus I dan Siklus II Nomor

Responden

Rata-Rata Skor Perolehan

Siklus I Siklus II

Responden 01 69 73

Responden 02 75 80

Responden 03 72 77

Responden 04 70 75

Responden 05 78 80

Responden 06 70 73

Responden 07 72 75

Responden 08 72 73

Responden 09 75 80

Responden 10 72 77

Responden 11 69 75

Responden 12 78 80

Responden 13 72 75

Responden 14 73 73

Responden 15 70 77

Responden 16 73 77

Responden 17 69 77

Responden 18 70 77

Responden 19 73 75

Responden 20 70 73

Responden 21 72 75

Responden 22 72 77

Responden 23 69 75

Responden 24 75 77

Responden 25 73 73

Responden 26 70 73

Responden 27 73 75

Responden 28 78 80

Responden 29 70 77

Responden 30 73 75

(8)

Responden 31 73 75

Responden 32 72 77

Responden 33 73 80

Responden 34 71 75

Responden 35 76 77

Jumlah 2.532 2.663

Nilai Rata-Rata 72,34 76,09

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga selama pembelajaran PPKn ketika menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Peningkatan ini terlihat sepanjang siklus I hingga siklus II. Untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), Anda dapat merujuk pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Intensitas Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Watubangga pada Pembelajaran PPKn dengan Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Head Together pada

Siklus I dan Siklus II No Pelaksanaan

Tindakan Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Peningkatan

1 Siklus I 2.532 72,34

2 Siklus II 2.663 76,09 3,85

Itensitas Peningkatan 3,85

Dari tabel di atas, dapat diamati bahwa rata-rata nilai siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga selama pembelajaran PPKn mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 72,34, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 76,09, yang mencerminkan peningkatan tingkat penguasaan siswa sebesar 3,85%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Head Together memiliki dampak positif pada hasil belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Watubangga dalam pembelajaran PPKn, dengan peningkatan rata-rata sebesar 3,85%

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga. Hal ini dapat dinyatakan karena pada awalnya, nilai rata-rata siswa pada prasiklus di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga hanya mencapai 69, yang merupakan nilai batas minimal untuk ketuntasan. Namun, pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar dengan nilai rata-rata mencapai 72,34, dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 19%. Tindakan yang diterapkan pada siklus I kemudian ditingkatkan pada siklus II, di mana nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76,09 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 81%. Meskipun peningkatan dari prasiklus ke siklus I belum mencapai KKM sebesar 75, peningkatan nilai rata-rata sebesar 3,85% pada siklus II menunjukkan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di kelas X IPS SMA Negeri 1 Watubangga.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ahiri, Jafar dan Anwar Hafid. 2011. Evaluasi Pembelajaran dalam Konteks K13. Bandung:

Humaniora.

Akbar, Sa’dun. 2018. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Barokah A. 2019. Peningkatan Pemahaman Kebebasan Berorganisasi Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Role Playing. FKIP UNS, 9 (2), 1-11.

Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Fajar, Arnie. 2009. Numbered Head Together dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Indaryanti. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Model Pembelajaran Role Playing pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Pandidikan Ilmiah, 6 (3), 106-110.

Jasrudin, dkk. 2020. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran. Pendidikan Kewarganegaraan, 10 (2), 42-52.

Malang: Lembaga Peneliltian UM.

Malian, Sobirin dan Suparman Marzuki. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: UI Press.

Mardenis. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Rangka Pengembangan Kepribadian Bangsa. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Mardianto. 2017. Psikologi Pendidikan Landasan Pengembangan Strategi Pembelajaran.

Medan: Perdana Publishing.

Murdiono, Fuad. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Melalui Model Kooperatif Tipe Group Inverstigation di SD Negeri 14 Inderlaaya Utara. Skripsi.

Universitas Sriwijaya.

Pane dan Muhammad. 2017. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur.

Putra, Zulfikar. 2020. Paradigma Membangun Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi. Ahlimedia Book.

Putrayasa. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Humaniora Imron. Shoimin, Aris. 2019.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS.

Sindhunata. 2001. Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukayati. 2020.

Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Winataputra, Udin S, dkk. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS Siswa Kelas IV melalui pembelajaran

Penelitian penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih inovatif yaitu menyapaikan materi

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas X SMA Negeri

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS sebagai alternative tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IIS 1

Hasil belajar biologi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang diperoleh dari skor tes pada mata pelajaran Biologi yang

Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV semester ganjil pada mata pelajaran IPA disebabkan oleh pada pelaksanaan tindakan siklus II tidak lagi muncul

Selain dari nilai rata-rata hasil belajar untuk model NHT, peningkatan hasil belajar siswa juga dapat terlihat pada hasil rata-rata pretest dan posttest berdasarkan