• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan hasil belajar pendidikan agama islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peningkatan hasil belajar pendidikan agama islam"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

SISWA SMA NEGERI 3 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

MUHAMMAD FAUZAN BASRI NIM: 105 190 1280 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1437 H / 2015 M

(2)

iv

ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri.

Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung orang lain baik secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 25 Muharram 1437 H

07 November 2015 M

Peneliti,

Muhammad Fauzan Basri NIM. 10519 01280 11

(3)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Hidup di Jalan-Nya Atau Mati Syahid”

“Penentu keberhasilan bukan hanya kecerdasan namun dibutuhkan pula kedisiplinan dan ketekunan”

“Jangan Terukan Penundaan”

PERSEMBAHAN Untuk kedua orangtua tercinta Kupersembahkan karya sederhana ini

Sebagai tanda baktiku padanya Yang telah mendidik, membesarkan

dan mengorbankan segala miliknya Demi kepentingan anaknya tercinta

hingga diri ini sampai pada gerbang Sarjana Strata 1

Pun kepada saudara-saudariku kak Linda, Yuyu dan Ethy

Maupun saudara seperjuangan di IMM dan Sahabat-sahabatku atas bantuan

dan kebersamaan serta motivasi yang telah diberikan selama ini

(4)

vi

Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Rusli Malli. Pembimbing II Ferdinan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam melalui model pembelajaran inkuiri siswa kelas XI IPA 1 (Ibnu Sina) SMA Negeri 3 Pangkajene kabupaten Pangkep. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 (Ibnu Sina) SMA Negeri 3 Pangkajene kabupaten Pangkep tahun ajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa 24 orang sementara guru dan kepala sekolah sebagai informan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Penerapan model pembelajaran inkuiri mengikuti cara kerja PTK yang dilakukan melalui putaran spiral yang terdiri dari dua siklus dimana siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dan siklus II sebanyak tiga kali pertemuan dan masing-masing satu kali evaluasi dengan empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penerapan model pembelajaran inkuiri tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 78.9 dan meningkat menjadi 88.5 pada siklus II. Hasil analisis kualitatif menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada sikap siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Dengan demikian hasil belajar pendidikan agama Islam siswa kelas XI IPA 1 (Ibnu Sina) SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep mengalami peningkatan. Faktor pendukung penerapan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa ialah tujuan pembelajaran yang jelas, sarana dan prasarana yang memadai, metode yang bervariasi, kemampuan rata-rata siswa baik serta didukung oleh suasana lingkungan sekolah yang religius. Sementara faktor penghambatnya ialah keterbatasan waktu, kesulitan membuat perencanaan dan keterbatasan ilmu penerapan model pembelajaran inkuiri.

Kata Kunci: hasil belajar, pembelajaran inkuiri

(5)

vii PRAKATA

Puji syukur tanpa batas penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.

Yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada hamba dan kekasih-Nya Rasulullah Muhammad Saw.

keluarga, para sahabat serta umatnya yang senantiasa istiqamah di atas ajaran Islam. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sebagai peneliti pemula, penulis menyadari keterbatasannya, bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak atau pembaca sekalian guna melengkapi dan memperkaya isi dari tulisan ini serta menambah wawasan penulis.

Selama penulis menempuh studi di Unismuh Makassar dan utamanya saat menyusun skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak, teristimewa kepada ibundaku tercinta Bungalia Sammana, S.Pd.I dan Ayahanda Basri Badamang, A.Ma atas segala pengorbanan, jerih payah serta doa yang senantiasa mereka panjatkan disetiap shalat-shalatnya

(6)

viii

besarnya kepada: Ayahanda Dr. Rusli Malli, M.Ag dan Ferdinan, M.Pd.I Selaku pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada penguji I dan II, ayahanda Dr. Abd. Azis Muslimin, M.Pd.I dan ibunda Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si.

Salam penuh hormat serta ucapan terima kasih yang setinggi- tingginya penulis haturkan pula kepada ayahanda Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Irwan Akib, M.Pd, Dekan Fakultas Agama Islam Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd.I, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan nasehat dan arahannya kepada penulis Ibunda Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si, serta Ibunda Dra.

Mustahidang Usman, M.Si dan Ibunda St. Rajiah Rusydi, M.Pd, selaku penasehat akademik dan kepada seluruh ayahanda dan ibunda dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam atas segala jerih payahnya dalam upaya transfer ilmu dan pengembangan pengetahuan yang tak ternilai harganya serta seluruh staf pegawai Fakultas Agama Islam yang telah banyak membantu penulis selama studi di Unismuh Makassar.

(7)

ix

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Abd.

Azis, M.Pd selaku Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru serta staf pegawai SMA Negeri 3 pangkajene yang telah berkenan menerima penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah banyak membantu penulis terkhusus bapak Ruhul Yusuf, S.Pd.I selaku guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Kepada saudara-saudariku; kak Linda yang maniezt serta ade’- ade’ku; Yuyu cakep dan Ethy imoet yang selalu menyemangati penulis dengan berbagai celotehnya untuk menyelesaikan skripsi.

Teruntuk sahabat-sahabatku; Akbar, Risna Laka dan Titin, terima kasih untuk selalu ada di belakangku memberikan support, berada di sampingku sebagai kawan dan di hadapanku untuk menuntunku ketika aku salah dalam melangkah, dari kalian kutemukan makna persahabatan.

Semoga persabahatan dan persaudaraan tetap terjalin untuk selamanya.

Kepada K’Alim dan K’Aman, thanks kak tuk segalanya, dari kalian kutemukan sosok seorang kakak laki-laki yang belum pernah kumiliki.

Kepada teman-temanku yang unik-unik; Mahdin, Putra, Abri, Dion, Kamil, Lopa, Damin, Mandar, Amin and Hasnul, terima kasih telah memberikan warna tersendiri dalam dunia kampusku dengan segala ke-sotta’-an, ke-gokil-an, ke-naif-an, ke-lingu-an dan ke-gila-an kalian. Serta seluruh teman-teman kelas B angkatan 2011 yang tak dapat disebutkan satu

(8)

x

FAI periode 2014/2015 (Rahman, Wahyu, Ulil, Fitri, Risna, Yusuf, Wana, Kurni, Safuah, Abror, k’Mahmud, & Rahadi) atas segala kebersamaan dalam suka duka kepemimpinan untuk mengarungi misi dakwah, dari kalian aku belajar banyak hal, terima kasih untuk saling menyemangati dalam penyelesaian tugas akhir ini. Pun kepada seluruh kakanda dan adinda kader IMM terkhusus kanda Safar terima atas arahan, dukungan dan motivasi serta kepercayaannya.

Kepada Ade’ Nidha, terima kasih atas segala doa, perhatian, nasehat serta spirit yang terus diberikan kepada penulis. Dan kepada teman-teman PPL di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara dan teman-teman KKP Cabang Muhammadiyah Manuju terima kasih atas segala kekompakan dan dukungan semangatnya. Terutama Bapak H. Sampara, S.Ip Dg. Rate (Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Manuju) dan keluarga yang kediamannya kami gunakan sebagai posko KKP atas segala perhatian dan nasehat yang secara tidak langsung memberikan spirit bagi penulis agar bersegera menyelesaikan tugas akhir ini. Serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan baik langsung maupun tidak langsung.

(9)

xi

Akhirnya kepada Allah Swt. Penulis berharap agar kiranya jasa baik yang pernah penulis terima memperoleh balasan yang setimpal dari-Nya dan dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 07 November 2015 Penulis

Muhammad Fauzan Basri NIM. 10519 01280 11

(10)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5 ...3

D. Manfaat Penelitian ... 6 ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam ... 7

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 7

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 8

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 9

B. Hasil Belajar ... 13

1. Pengertian hasil belajar ... 13

(11)

xiii

2. Ciri-ciri keberhasilan belajar ... 15

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 16

4. Alat penilaian keberhasilan belajar ... 17

C. Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

1. Pengertian model pembelajaran inkuiri ... 18

2. Ciri-ciri model pembelajaran inkuiri ... 19

3. Prinsip penggunaan model pembelajaran inkuiri ... 20

4. Langkah pelaksanaan model pembelajaran inkuiri .... 21

5. Keunggulan dan kelemahan model inkuiri ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 25

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Definisi Operasional Variabel ... 25

E. Populasi dan Sampel ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Prosedur Penelitian ... 29

H. Teknik Pengumpulan Data ... 34

I. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 37

B. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri ... 43

1. Paparan Data Siklus I ... 45

(12)

xiv BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Keadaan Populasi SMA Negeri 3 Pangkajene ... 27

Tabel 2 Keadaan Sampel SMA Negeri 3 Pangkajene ... 28

Tabel 3 Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Pangkajene ... 41

Tabel 4 Data Guru SMA Negeri 3 Pangkajene ... 42

Tabel 5 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siklus I Pertemuan I ... 47

Tabel 6 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siklus I Pertemuan II ... 50

Tabel 7 Hasil Observasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I ... 52

Tabel 8 Distribusi frekuensi dan Presentase Hasil Belajar Siklus I ... 54

Tabel 9 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siklus II Pertemuan I ... 58

Tabel 10 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siklus II Pertemuan II ... 61

Tabel 11 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siklus II Pertemuan III ... 63

Tabel 12 Hasil Observasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II ... 66

Tabel 13 Distribusi frekuensi dan Presentase Hasil Belajar Siklus II ... 68

Tabel 14 Peningkatan Hasil belajar Siswa ... 70

(14)
(15)
(16)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan upaya mewujudkan cita- cita bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan suatu negara karena pada dasarnya tingkat kemajuan tersebut tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia sebagai produk dari pendidikan. Oleh sebab itu, setiap negara di dunia berusaha mengikuti perkembangan kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan oleh negara - negara lain. Maka perubahan pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah khususnya oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Hasbullah (2005: 1) mengartikan pendidikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai – nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Sementara pada UU RI No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar, terencana, terprogram dan sistematis yang dilakukan terhadap peserta didik untuk meningkatkan potensi yang dimiliki. Upaya pendidikan dapat berarti upaya peningkatan potensi psikis, fisik dan potensi intelek sehingga pendidikan merupakan usaha meningkatkan kemampuan intelektual dan kematangan

(17)

2

emosional, spiritual dan sosial peserta didik yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, dan olah rasa agar memiliki daya saing dalam memasuki tantangan global. Peningkatan tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Kualitas dalam pendidikan sangat menunjang untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan bermutu. Dengan demikian, pendidikan nasional diharapkan mampu mewujudkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Berbagai persoalan dalam bidang pendidikan yang salah satunya banyak diperbincangkan adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered) dan lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek didik. Menurut Majid (2013: 151) bahwa salah satu kendala yang dihadapi dalam sistem pendidikan sekolah di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata hasil belajar.

Pendekatan mengajar menjadi salah satu bagian yang dapat menentukan hasil belajar siswa. Termasuk pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa karena penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat seperti terlalu banyak menghafal atau membaca sehingga hasil belajar sebagian siswa belum memuaskan dan

(18)

menjadikan PAI sebagai mata pelajaran yang tidak menarik. Sementara Mudlofir (2014: 183) menekankan bahwa sebab keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran sangat tergantung pada faktor motivasi. Olehnya itu guru harus menggunakan pendekatan mengajar yang mampu membangun motivasi belajar siswa.

The Liang Gie dalam Ekawati (2004: 2) mengungkapkan bahwa:

Cara belajar Merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktifitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka mengikuti ujian. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya atau gagalnya belajar.

Ekawati (2004 : 2) mengatakan cara belajar peserta didik juga perlu mendapat perhatian karena buruknya cara belajar juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar. Peserta didik kurang memiliki kemauan dalam meningkatkan hasil belajarnya, mereka umumnya hanya belajar saat akan menghadapi ujian bahkan cenderung belajar dengan waktu yang tidak teratur.

Kenyataan dilapangan cukup membuktikan kondisi tersebut.

Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, pendekatan pembelajaran yang kurang tepat, sampai kepada cara belajar siswa juga nampak terjadi di SMA Negeri 3 Pangkajene, Kabupaten Pangkep.

Mencermati kondisi tersebut maka dipandang perlu adanya inovasi dalam pembelajaran untuk memperoleh mutu pembelajaran sesuai yang diharapkan. Guru sebagai profesi yang berperan penting dalam peningkatan mutu, diharapkan mampu mengembangkan dan memilih

(19)

4

strategi yang tepat demi tercapainya tujuan pendidikan dengan hasil belajar optimal. Hasil Belajar dapat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Jika model pembelajarannya menarik maka peserta didik akan semangat dan termotivasi untuk belajar sehingga perhatian dan cara belajar peserta didik akan bangkit sehingga hasil belajar meningkat. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran yang baik dan tepat sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu menjawab berbagai persoalan tersebut ialah model pembelajaran inkuiri. Yaitu model pembelajaran yang menekankan kepada proses mencari dan menemukan artinya materi tidak diberikan secara langsung, melainkan siswalah yang berperan dalam mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran semetara guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar. Dengan demikian strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga siswa akan cenderung lebih aktif dalam kegiatan belajar.

Maka terkait uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut sebagai bahan penelitian tindakan kelas dengan judul

“Peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran inkuiri siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep”.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PAI bagi siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar PAI dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri bagi siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep?

3. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar PAI bagi siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PAI bagi siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri bagi siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep

3. Untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung dan penghambat model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar PAI bagi siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kab. Pangkep

(21)

6

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan model pembelajaran khusunya mata pelajaran PAI sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep melalui model pembelajaran inkuiri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya peningkatan hasil belajar pada siswa yang berbeda tetapi memiliki kondisi permasalahan yang sama.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana S1.

c. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa.

d. Bagi Orangtua, diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi belajar pada anak agar upaya pendidikan dapat berkembang menjadi lebih baik.

e. Bagi sekolah atau instansi pendidikan lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan hasil belajar.

(22)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum dijelaskan pengertian Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menegaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Muhaimin (2012: 8) bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sistem pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan niat untuk mewujudkan ajaran dan nilai-nilai islam dalam kegiatan pendidikannya dan sebagai usaha mengubah tingkah laku sehingga dapat memeluk agama Islam secara kaffah (keseluruhan) dan logis dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses pendidikan.

Hal ini sejalan dengan Zakiyah Daradjat dalam Daryanto (2010:

130) bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya

(23)

8

dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Sebagaimana dalam firman Allah Swt dalam Al-qur’an surah Al- jumu’ah (62): 2 sebagai berikut :

Terjemahnya :

“Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatnya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (sunnah) meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Berdasarkan ayat tersebut, peneliti memahami bahwa Allah Swt mengutus rasul-Nya untuk mengajarkan ayat-ayat-Nya agar selamat dari kesesatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu mata pelajaran yang berpedoman kepada ajaran Islam sehingga dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan dan menuntun kejalan kebenaran.

2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam menurut Muhaimin (2005: 7) yaitu Al-qur’an dan Al-hadist.

a. Al-qur’an yaitu kitab suci bagi umat Islam yang tentunya terpelihara keaslianya dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan. Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dijaga

(24)

kemurniannya oleh Allah Swt dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dan sejak diturunkan sampai hari kiamat kelak. Sebagaimana dalam firman Allah Swt surah Al-baqarah (2): 2 sebagai berikut :

Terjemahnya :

“Kitab (Al-qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.

b. Al-Hadits merupakan perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad saw yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam, dan sebagai umat islam kita harus mentaati apa yang telah disunnahkan Rasulullah Saw.

Dari kedua uraian tersebut diatas, penulis dapat simpulkan bahwa dasar pendidikan yang pertama (Al-qur’an) adalah kitab Allah Swt yang diturunkan kepada rasul terakhir nabi Muhammad saw yang merupakan pedoman hidup umat islam, dan menjadi sumber hukum yang utama dan berlaku untuk sepanjang masa. Sedangkan uraian yang kedua penulis dapat simpulkan bahwa dasar Pendidikan Agama Islam yang kedua adalah hadist yang merupakan perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang perlu diteladani sebagai pandangan hidup umat Islam.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Setiap pekerjaan memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dalam Pendidikan Agama Islam.

(25)

10

Ramayulis (2001: 104) menyetakan bahwa:

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, dan terwujud dalam pengamalan dalam dirinya serta berahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini juga sejalan dengan Majid dan Andayani (2004: 135) yang mengemukakan bahwa:

Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sebagaimana Allah Swt menerangkan tujuan Pendidikan Agama Islam dalam Al-qur’an surah Al-imran (3): 102 sebagai berikut :

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepadaNya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.

Berdasarkan pendapat dan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi peserta didik agar dapat menjadi hamba yang bertakwa dan berkepribadian saleh, teguh imannya, taat dan berakhlak serta berguna bagi masyarakat dan negara.

(26)

Setiap jenjang pendidikan memiliki tujuan Pendidikan Agama Islam yang berbeda. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam pada tingkat SMA sederajat menurut Majid (2005: 59) adalah sebagai berikut:

a) Siswa diharapkan mampu membaca al-Qur’an, menulis dan memahami ayat al-Qur’an serta mampu mengimplementasikannya didalam kehidupan sehari-hari.

b) Beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat dan qadha dan qadar-Nya.

Dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, prilaku dan akhlak peserta didik pada dimensi kehidupan sehari-hari.

c) Siswa diharapkan terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji dan menghindari sifat-sifat tercela, dan bertata kerama dalam kehidupan sehari-hari.

d) Siswa diharapkan mampu memahami sumber hukum dan ketentuan hukum Islam tentang ibadah, muamalah, mawaris, munakahat, jenazah dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

e) Siswa diharapkan mampu memahami, mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam di Indonesia dan dunia serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(27)

12

Sementara tujuan pendidikan Islam Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri (PERMEN) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi/Kompetensi Dasar di jelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam di SMA/MA bertujuan untuk:

a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.

b) Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Oleh karena itu berbicara Pendidikan Agama Islam (PAI), baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.

(28)

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Sebelum melangkah pada pengertian hasil belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan untuk mengetahui terlebih dahulu makna kata hasil dan belajar sehingga dapat memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian hasil belajar itu sendiri. Hasil adalah apa yang telah diperoleh setelah melakukan suatu pekerjaan baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Sementara belajar menurut Sutikno dalam Faturrahman (2007: 5) adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru yang tidak berlangsung sesaat sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Daryanto (2010: 2) menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini senada dengan Slameto dalam Haling (2007:

2) bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya Suyono dan Hariyanto (2012: 9) mengatakan bahwa belajar adalah semua aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap

(29)

14

dan mengokohkan kepribadian Dan dipertegas oleh Suherman (2001: 8) yang mengemukakan bahwa belajar ialah proses perubahan tingkahlaku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Sementara Morgan dalam Faturrahman dan Sutikno (2007: 6) merumuskan bahwa belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu, dimana perubahan itu terjadi secara sadar.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam pendidikan.

seorang siswa yang cerdas dapat menciptakan usaha yang lebih baik untuk mendorong perkembangan intelektual bagi dirinya dalam bermacam-macam kegiatan agar ada peningkatan terhadap hasil belajar.

Menurut Sudjana dalam Kingsley (2001: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajarnya.

Secara sederhana dari pengertian hasil dan belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh berbagai pendapat para ilmuan diatas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh oleh siswa setelah melaksanakan usaha-usaha belajar secara maksimal. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Sehingga prestasi belajar mengacu kepada tingkat keberhasilan belajar.

(30)

2. Ciri-Ciri Keberhasilan Belajar

Keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran adalah suatu ukuran atas proses pembelajaran. Menurut Faturrahman dan Sutikno (2007: 113) belajar dikatakan berhasil bila memiliki ciri-ciri berikut : a. Siswa menyerap bahan ajar yang diajarkan baik secara individu

maupun kelompok dengan menacapai prestasi yang tinggi.

b. Secara individual maupun kelompok siswa telah mencapai perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK).

c. Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensial atau berkelanjutan.

Ketiga ciri keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata-mata keberhasilan dari segi kognitif, tetapi harus meluas pada aspek-aspek lain, seperti aspek afektif dan aspek psikomotorik. Pengevaluasian salah satu aspek saja akan menyebabkan pengajaran kurang memiliki makna yang bersifat komprehensif.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran ketika menunjukkan perubahan dalam dirinya baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Siswa dari segi kognitif dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan dari segi afektif siswa dapat memperlihatkan sikap yang baik sesuai yang diajarkan serta dari segi psikomotorik siswa memiliki keterampilan yang berguna bagi dirinya secara khusus dan masyarakatnya secara umum.

(31)

16

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2010: 54) mengatakan bahwa belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor-Faktor Intern

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari dalam diri individu terdiri dari: faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

1) Faktor jasmaniah meliputi: pertama, faktor kesehatan: proses belajar akan terganggu bila kesehatan terganggu; kedua, cacat tubuh: cacat dapat berupa kebutaan, tuli, patah kaki, patah tangan atau lumpuh.

Ketidaksempurnaan tubuh akan mempengaruhi proses belajar.

2) Faktor Psikologi meliputi: Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan meliputi: pertama, kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kedua, Kelelahan rohani yang ditandai dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang.

b. Faktor-Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

(32)

1) Faktor keluarga meliputi: cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung dan metode belajar serta tugas rumah.

3) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyrakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Segala yang dipaparkan diatas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara umum. Hal ini berarti bahwa faktor-faktor tersebut juga sekaligus mempengaruhi hasil belajar karena proses belajar akan sejalan dengan hasil belajar.

4. Alat Penilaian Keberhasilan Belajar

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. menurut Faturrahman dan Sutikno (2007: 114) alat penilaian keberhasilan belajar yaitu :

a. Tes Formatif, merupakan tes yang digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes tersebut kemudian dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

(33)

18

b. Tes Sub-Sumatif, tujuan tes ini ialah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar meningkatkan hasil prestasi belajarnya. Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan perhitungan dalam menentukan nilai raport.

c. Tes Sumatif, merupakan tes yang diadakan untuk mengukur daya serap siswa dan menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar satu semester. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar dapat diketahui dengan memberikan tes kepada siswa sebagai umpan balik untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran yang telah diberikan dan sebagai acuan untuk menetapkan apakah siswa berhasil atau gagal dalam belajar.

C. Model Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri pelajaran sedangkan guru berperan sebagai pembimbing siswa untuk belajar.

Menurut Majid (2013: 222) model pembelajaran inkuiri menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Senada dengan

(34)

hal tersebut secara sederhana menurut Aqib (2014: 7) inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman dimana siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. Proses berpikir itu sendiri biasanya melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran inkuiri sering pula disebut strategi heuristic, yang asal katanya dari bahasa Yunani adalah heuriskien yang berarti saya menemukan.

2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inkuiri

Majid (2013: 222) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ciri- ciri model pembelajaran inkuiri diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Model inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal tetapi juga berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.

b. Pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas dilakukan biasanya melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.

Oleh karena itu, kemampuan guru dalam bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.

c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

(35)

20

Dengan demikian dalam proses pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran tetapi mereka diharapkan dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Siswa yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal, sebaliknya siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya ketika dapat menguasai mata pelajaran.

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (Student centered approach). Dikatakan demikian karena siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

3. Prinsip penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri ada beberapa prinsip – prinsip yang harus diperhatikan sebagaimana dikemukakan oleh Majid (2013: 223) yaitu:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual artinya strategi inkuiri memiliki tujuan utama sebagai pengembangan kemampuan berpikir sehingga strategi pembeljaran ini berorientasi tidak hanya kapada hasil belajar melainkan juga kepada proses belajar.

b. Prinsip interaksi artinya dalam proses pembelajaran maka sudah tentu terjadi proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru atau terhadap lingkungannya. Sehingga tugas guru

(36)

bukanlah sebagai subjek belajar melainkan hanya sebagai pengatur dan pengelola terjadinya interaksi tersebut.

c. Prinsip bertanya artinya kemampuan siswa dalam menjawab berbagai persoalan adalah bagian dari proses berpikir, olehnya itu, kemampuan guru dalam bertanya untuk memancing proses berpikir siswa menjadi mutlak diperlukan.

d. Prinsip belajar untuk berpikir artinya proses berpikir adalah proses pemanfaatan dan penggunaan seluruh potensi otak secara maksimal.

e. Prinsip keterbukaan artinya pembelajaran akan bermakna bila pembelajaran tersebut menyediakan berbagai kemungkinan sehingga guru cukup menyediakan ruang atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hipotesis atau kemungkinan tersebut sehingga secara terbuka siswa membuktikan kebenarannya.

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri

Secara Umum menurut Majid (2013: 224) proses pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi merupakan langkah untuk membina susasana pembelajaran yang responsif. Tugas guru pada tahap ini adalah merangsang kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kemauan belajar siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan

(37)

22

masalah. Sehingga tanpanya maka pemebelajaran tidak akan berjalan lancar.

b. Merumuskan Masalah, artinya dengan melibatkan siswa, guru menyjikan berbagai persoalan yang menantang siswa untuk berpikir dalam menemukan jawaban dari teka-teki tersebut. Proses mencari jawaban inilah yang sangat penting dalam strategi inkuiri.

c. Merumuskan hipotesis, artinya jawaban sementara dari persoalan yang dikaji yang perlu diuji kebenarannya. Tahap ini membutuhkan wawasan yang luas serta kemampuan berpikir logis.

d. Mengumpulkan data, adalah tahap mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Maka tugas guru pada tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

e. Menguji hipotesis, adalah tahap menentukan jawaban dari hipotesis, dimana kebenaran jawaban yang diberikan bukan berdasarakan argumentasi belaka melainkan didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga melatih alur berpikir siswa menjadi lebih rasional.

5. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri

Berbagai keunggulan model pembelajaran inkuiri menurut Majid (2013: 227) sehingga sangat dianjurkan penggunaannya dalam pembelajaran ialah: menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, memberikan ruang kepada siswa untuk

(38)

belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, dan sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar sebagai proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Keuntungan lainnya ialah model pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang lemah dalam belajar tidak akan menghambat siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam belajar.

Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran ini juga memiliki kelemahan yaitu: sulitnya mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, sulit merencanakan pembelajaran karena terbentur pada kebiasaan siswa dan dibutuhkan pula waktu yang relatif panjang.

(39)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas, dimana dalam penelitian tindakan peneliti mendeskripsikan dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi. Arikunto (2008: 58) menjelaskan PTK dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu penelitian, tindakan dan kelas sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dengan seorang guru.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan., yang sengaja dimunculkan dan terjadi di kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau diarahkan oleh guru dan dilakukan oleh siswa. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan masalah nyata yang

(40)

terjadi didalam kelas. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembagan profesionalnya.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 3 Pangkajene. Maka yang menjadi objek penelitian adalah siswa SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten pangkep. Sementara guru dan kepala sekolah dalam hal ini sebagai informan.

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan bagian yang akan diteliti atau yang menjadi titik perhatian penelitian. Sebagaimana Menurut Kidder dalam Sugiyono (2013: 61) menyatakan bahwa variabel adalah suatu gejala yang menjadi fokus peneliti untuk mengamati dan mempelajari serta menarik kesimpulan darinya. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu :

1. Variabel independen (bebas tidak terikat) adalah model pembelajaran inkuiri.

2. Variabel dependen (terikat) adalah hasil belajar PAI.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional penelitian ini terkait dengan variabel yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang dimana siswa menemukan persoalan yang harus diselesaikan dan mencari sendiri jawaban dari persoalan tersebut. Hal ini memungkinkan siswa

(41)

26

berpikir lebih kritis dan analitis. Model pembelajaran inkuiri ini juga menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran sebagai subjek belajar, sehingga posisi guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam membantu mengarahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Hasil Belajar PAI merupakan sesuatu yang diperoleh oleh siswa setelah melaksanakan usaha-usaha belajar secara maksimal yang diwujudkan dalam bentuk angka dan pernyataan. Hasil belajar yang dimaksud peneliti adalah hasil yang diperoleh siswa melalui tes formatif yang diberikan kepada siswa serta didukung oleh hasil observasi peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu atau kelompok yang menjadi sumber data dan informasi yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian.

Menurut Sugiyono (2013: 117) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 222 orang yang terdiri dari jumlah siswa sebanyak 207 orang dan jumlah guru sebanyak 14 orang dan 1 orang kepala sekolah SMA Negeri 3 Pangkajene. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:

(42)

Tabel 1. Keadaan Populasi di SMA Negeri 3 Pangkajene NO Kategori Populasi Jenis Kelamin

Jumlah

L P

1. Kepala sekolah 1 - 1

2. Guru 4 10 14

3.

Siswa kelas XI IPA

(kelas Ibnu Sina) 7 17 24

Siswa kelas XI IPA

(kelas Ibnu Rusyd) 9 15 24

Siswa kelas XI IPS

(kelas Al Farabi) 11 12 23

Siswa kelas XI IPS

(kelas Ibnu Khaldun) 13 9 22

4. Siswa Kelas X 46 67 113

Total 91 132 221

Sumber Data: SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep. 2015 2. Sampel

Pada dasarnya penentuan sampel pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau keterangan-keterangan mengenai hal yang diteliti dengan cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih dan dianggap dapat mewakili semua populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2013: 118) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penarikan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik purposive sampling tidak dilakukan pada semua tingkat kelas, tetapi hanya mengambil perwakilan kelas sebagai sampel penelitian. Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 dengan

(43)

28

nama kelas Ibnu Sina di SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep.

Untuk lebih jelasnya keadaan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Keadaan Sampel SMA Negeri 3 Pangkajene

NO Kategori Sampel

Jenis

Kelamin Jumlah Sampel

L P

1. Siswa kelas XI IPA

(kelas Ibnu Sina) 7 17 24

Jumlah 7 17 24

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipakai dalam melaksanakan penelitian sehingga dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur. Alat bantu dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

1. Pedoman observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala- gejala yang diselidiki.

2. Pedoman tes yaitu alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

3. Pedoman wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.

(44)

G. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas pada penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus menurut Arikunto (2008: 16) terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Penjelasan mengenai alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Perencanaan

Berhasil

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

(45)

30

Siklus 1

1. Tahap perencanaan

Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri.

b. Merancang pembelajaran dengan merumuskan tujuan-tujuan khusus yang harus dikuasai oleh siswa.

c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran PAI melalui model pembelajaran inkuiri.

d. Menyiapkan lembar kerja siswa dan kunci jawaban.

e. Menyiapkan alat bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses belajar mengajar melalui model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran PAI.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari rancangan.. Sebagai contoh skenario pembelajaran yang akan diterapkan sebagai berikut :

a. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa.

b. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pembelajaran.

(46)

c. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

d. Guru memberikan pertolongan khusus kepada siswa yang belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

e. Setelah semua siswa mencapai tujuan pembelajaran pada unit pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran berikutnya.

f. Guru memberikan tes akhir siklus I sebagai bahan evaluasi taraf keberhasilan setiap siswa terhadap semua tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam tes ini pun diterapkan patokan yang tetap dan pasti dengan menentukan taraf keberhasilan minimal.

3. Tahap observasi dan evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Data dari hasil observasi dicatat dalam lembar observasi meliputi kehadiran siswa, keaktifan siswa baik dalam hal bertanya, mengerjakan tugas dan memberikan tanggapan, selanjutnya melaksanakan evaluasi pada akhir siklus I dengan menggunakan tes tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperoleh selama siklus I berlangsung.

(47)

32

4. Tahap refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan sebagai langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I inilah yang dijadikan acuan untuk merencanakan siklus II, sehingga yang dicapai pada siklus II pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang diharapkan.

Siklus II

Langkah yang dilakukan pada siklus II pada umumnya sama dengan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I yaitu sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan

a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri.

c. Merancang kembali pembelajaran dengan merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai.

d. Merancang kembali lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas, ketika pembelajaran PAI melalui model pembelajaran inkuiri.

e. Merancang kembali lembar kerja siswa dan kunci jawaban.

f. Merancang kembali alat bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses belajar mengajar melalui model inkuiri pada pembelajaran PAI.

(48)

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yang berisi tentang tindakan yang diterapkan. Sebagai contoh skenario pembelajaran yang akan diterapkan sebagai berikut:

a. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa.

b. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pembelajaran.

c. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

d. Guru memberikan pertolongan khusus kepada siswa yang belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

e. Setelah semua siswa mencapai tujuan pembelajaran pada unit pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran berikutnya.

f. Guru memberikan tes akhir sebagai bahan perbandingan hasil tes siklus I.

3. Tahap observasi dan evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Data dari hasil observasi dicatat dalam lembar observasi meliputi kehadiran siswa, keaktifan siswa baik dalam hal bertanya, mengerjakan tugas dan memberikan tanggapan, selanjutnya melaksanakan evaluasi pada akhir

(49)

34

siklus II dengan menggunakan tes tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diperoleh selama siklus II berlangsung.

Langkah yang dilakukan pada siklus II pada umumnya sama dengan yang telah dilakukan pada siklus I dengan melakukan beberapa perbaikan, seperti mengamati siswa lebih tegas dan memberi teguran bagi siswa yang kurang disiplin, untuk siswa yang hasil belajarnya rendah dan mengalami kesulitan menyelesaikan soal diberikan bimbingan khusus di kelas sampai mencapai hasil belajar yang minimal serta memberikan motivasi agar siswa dapat lebih bergairah

dan senang belajar PAI. Hasil yang diperoleh dari siklus ini diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya, selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran PAI dengan pembelajaran mastery learning.

4. Tahap refleksi

Menganalisis kembali untuk mendapatkan simpulan mengenai hasil tindakan yang dilakukan. Diharapkan pada siklus II ini, hasil belajar siswa mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan siklus I.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sumber data adalah siswa.

Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan ialah:

(50)

1. Teknik observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan pembelajaran inkuiri oleh guru dan partisipasi siswa secara keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara individual maupun kelas bagi keaktifan belajar mereka. Hal-hal yang diamati berupa kehadiran, perhatian, keaktifan, dan penguasaan siswa terhadap materi serta siswa yang melakukan kegiatan lain saat pembelajaran, siswa yang masih pasif dan tampil percaya diri.

2. Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan sehingga dapat ditentukan hasil belajar yang diperoleh oleh setiap siswa. Tes ini dilakukan pada akhir pertemuan setiap siklus. Tes yang digunakan peneliti merupakan jenis tes tertulis dalam bentuk essay. Sebanyak 5 soal dengan bobot nilai 20 setiap soal. Dengan ketentuan nilai 20 bila benar sempurna, 15 bila benar kurang sempurna, 10 bila setengah benar dan 5 bila jawaban salah.

I. Teknik analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Menurut sugiyono (2013: 207) menegaskan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

(51)

36

Analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil-hasil tindakan yang mengarah pada peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang mempunyai data yang konkret dan dapat diukur mengenai hasil belajar siswa.

Menurut Tiro dalam bukunya “Dasar-dasar statistika” (2000: 132) mengatakan bahwa rumus yang digunakan untuk menentukan nilai rata- rata siswa dalam analisis statistik adalah sebagai berikut :

Mean:

Dengan :

̅

Nilai rata-rata

∑ X = Jumlah semua nilai siswa

∑ N = Jumlah siswa

Arikunto dalam Ekawati (2014: 50) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan dapat dinyatakan dalam skala sebagai berikut:

Interval Nilai Kategori Huruf Keterangan

0 – 50 Sangat Rendah E Gagal

51 – 69 Rendah D Kurang

70 – 79 Sedang C Cukup

80 – 89 Tinggi B Baik

90 – 100 Sangat Tinggi A Sangat Baik

(52)
(53)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Pangkajene

SMA Negeri 3 Pangkajene yang selanjutnya dikenal dengan nama SMAGA yang merupakan singkatan dari SMA tiga ini berdiri pada tanggal 2 Juli 2014 sebagaimana yang tertera pada SK pendirian sekolah dan pada tanggal yang sama dikeluarkan pula Surat Izin Sekolah. Pada awalnya sekolah ini dirintis oleh bapak Abd. Azis yang di SK-kan selaku pelaksana tugas pada bulan Februari 2014, pada bulan April hadirlah bapak Syarifuddin, bapak Rusli Nur dan bapak Mukhlis serta Ibu Herlina yang di nota tugaskan pada sekolah tersebut. maka selama bulan Maret, April hingga Mei, dilakukanlah sosialisasi untuk penerimaan siswa baru SMA Negeri 3 Pangkajene hingga pada bulan juli diterimalah siswa angkatan pertama dengan jumlah siswa 98 orang yang terbagi menjadi empat kelas.

Setelah dikelurkannya SK Pendirian Sekolah dan surat izin sekolah maka pada tanggal 07 Juli 2014 di SK-kanlah bapak Abd. Azis selaku kepala sekolah pertama SMA Negeri 3 Pangkajene. Saat ini, selain dikenal dengan sebutan SMAGA, Sekolah yang beridentitas SMA Negeri 3 Pangkajene ini memiliki nama yaitu SMA Andalan.

(54)

2. Makna Logo, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran a) Makna Logo SMA Negeri 3 Pangkajene

1) Segi delapan bergaris tebal warna hijau melambangkan sikap religius/islami.

2) Latar segi empat berwarna biru melambangkan cita-cita yang agung.

3) Belah ketupat berwarna abu-abu melambangkan identitas sekolah menengah atas.

4) Lambang Tut Wuri Handayani merupakan identitas lembaga pendidikan.

5) Sembilan bintang berwarna kuning melambangkan kejayaan dalam bidang keilmuan olimpiade sains.

6) Bola dunia melambangkan prestasi yang mendunia/

mengglobal.

7) Buku berwarna putih melambangkan semangat kesucian belajar.

8) SMA Negeri 3 Pangkajene merupakan identitas sekolah.

(55)

39

b) Visi SMA Negeri 3 Pangkajene

Generasi Prestasi Global Berlandaskan Iman dan Taqwa

c) Misi SMA Negeri 3 Pangkajene

1) Mewujudkan sistem pembelajaran inovatif yang mengaktualisasikan kompetensi peserta didik.

2) Mewujudkan pengembangan bakat minat yang berbasis kebutuhan dan berorientasi masa depan.

3) Mewujudkan prilaku yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti.

4) Mewujudkan peserta didik yang memiliki sikap sportif dan kompetitif.

5) Mewujudkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki integritas, profesional, berakhlak, dan berbudi pekerti.

6) Menanamkan keteladanan melalui kultur sekolah yang sesuai dengan norma agama, sosial, dan kebangsaan.

7) Mewujudkan lulusan yang mampu diteladani secara intelektual, emosional, dan spiritual.

d) Tujuan SMA Negeri 3 Pangkajene

1) Menghasilkan peserta didik yang berprestasi dalam bidang matematika, sains, sosial, dan bahasa.

2) Menghasilkan peserta didik yang inovatif dan mampu berkompetisi di era global.

(56)

3) Menghasilkan peserta didik yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai akhlak mulia dan budi pekerti luhur.

4) Menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap sportif dan kompetitif.

5) Menghasilkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki integritas, profesional, berakhlak, dan berbudi pekerti, serta berorientasi pada pelayanan.

6) Menghasilkan lulusan yang mampu diteladani secara intelektual, emosional, dan spiritual.

7) Menghasilkan lulusan yang mampu memenangkan persaingan di Perguruan Tinggi Negeri.

e) Sasaran SMA Negeri 3 Pangkajene

1) Mengembangkan sistem pembelajaran yang inovatif.

2) Menjuarai berbagai lomba akademik maupun nonakademik pada tingkat kabupaten, provinsi, nasional, dan internasional..

3) Membentuk prilaku peserta didik yang mampu diteladani secara intelektual, emosional, dan spiritual.

4) Menamatkan siswa dengan nilai rata-rata 7,0 sejak tahun pelajaran 2016/2017.

5) Menjadi sekolah teladan pada tingkat Kabupaten Pangkep.

6) Mengembangkan pembelajaran yang didukung oleh sarana dan prasaran yang lengkap.

(57)

41

3. Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Pangkajene

Tabel 3 Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Pangkajene

NO URAIAN JUMLAH KEADAAN SARANA

DAN PRASARANA

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang Wakasek Kurikulum 1 Baik

3 Ruang Wakasek Kesiswaan 1 Baik

4 Ruang Tata Usaha 1 Baik

5 Ruang Belajar/Kelas 8 Baik

6

Ruang Lab Sains (biologi,

kimia dan fisika) 1 Baik

7 Ruang Perpustakaan 1 Baik

8 Ruang Guru 1 Baik

9 Ruang UKS/PMR 1 Baik

10 Toilet/WC 5 Baik

11 Ruang Dapur 1 Baik

12 Aula 1 Baik

13 Ruang Gudang 1 Baik

14 Ruang BK 1 Baik

15 Kantin 1 Baik

Sumber data: SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep. 2015

SMA Negeri 3 Pangkajene masih sementara membangun empat gedung baru untuk ruang kelas sebagai persiapan ruang kelas XII.

(58)

4. Data Guru SMA Negeri 3 Pangakajene

Tabel 4 Data Guru SMA Negeri 3 Pangakajene

NO NAMA /NIP ALAMAT RUMAH PANGKAT/

GOL 1 Drs.H, Syarifuddin

19631231 199003 1 145

Kassi Kel. Kassi Kec. Balocci Kab.

Pangkep

Pembina tk.1/IV.b 2 Rusli Nur, S,Pd

19710221 1994 12 1 004

Pangkajene kab.

Pangkep

Pembina tk.1/IV.b 3 Abd.Azis,S.Pd, M,Pd

197350514 200003 1 004

Jl.Matahari perum POLRI kel.Bontokio

Pembina/iv.a 4 Ruslan Usman, S,Pd

19820612 200902 1 006

Labakkang Penata/ IIIc 5 Drs. HJ. Sarfiah

19690126 200701 2 011

Makassar Penata/III.c 6 Herawati Abuhaer, S.Pd,

MM

19790928 20080 2 010

Vila mutiara lestari No. 18 Makassar

Penata/ III.c 7 Istitha, S,Pd.

19861025 200902 2 007

Labakkang Penata muda Tk.1/IIIb 8 Baharuddin, S.Pd.

19821110 201101 1 005

Bulu-bulu Penata

muda/III.a 9 Hj. Herlina, S,Pd

19710318 200502 003

Minasatne jl.

Ketimun no. 5

penata/ III.c 10 Dra. St. Aisyah, M,Pd

19670408 199412 2 005

Pallateang Pembina/IV.a 11 Nurhayati, S,Pd.

19851120 201101 2 005

Baru-baru Tangnga Penata muda Tk.1/IIIb 12 Yusri Rauf, S,Pd Pangkajene Penata

muda/III.d 13 Nurhayati, S,Pd

19790121 200912 2 003

Ujung loe penata muda Tk.I/III.c 14 Rismawati, S,Pd

19791215 201001 2 010

Pangkajene Penata / III.c Sumber data: SMA Negeri 3 Pangkajene Kabupaten Pangkep. 2015

Jumlah guru beserta staf keseluruhan sebanyak 33 orang, tabel 4 di atas hanya menunjukkan data guru yang telah berstatus PNS.

Gambar

Tabel 1. Keadaan Populasi di SMA Negeri 3 Pangkajene  NO  Kategori Populasi  Jenis Kelamin
Tabel 2. Keadaan Sampel SMA Negeri 3 Pangkajene
Tabel 3 Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Pangkajene
Tabel 4 Data Guru SMA Negeri 3 Pangakajene
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu 1 2 Awal : - Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar - Guru mengabsen siswa - Sebelum memulai pelajaran guru bertanya