• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHALAT SUNNAH RAWATIB MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS III MIN 5 TANAH LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHALAT SUNNAH RAWATIB MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS III MIN 5 TANAH LAUT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHALAT SUNNAH RAWATIB MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

SISWA KELAS III MIN 5 TANAH LAUT Erliyani1

12Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail: [email protected]1

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas III MIN 5 Tanah Laut pada pembelajaran Fiqih materi Sunnah Rawatib. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Aktivitas siswa hanya mendengarkan guru ceramah dan mencatat apabila diperintah guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match, yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III MIN 5 Tanah Laut yang berjumlah 23 siswa. Penelitian berlangsung dalam 2 siklus. Adapun sumber data di peroleh melalui guru, siswa dan teman sejawat dengan Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah Teknik distribusi, frequensi, persentase, dan interpretasi. Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe make a match karena model ini berguna untuk memberikan kesempatan berpikir secara mandiri, mencari pasangan yang sesuai, kemudian diskusi dengan pasangan lainnya didalam menemukan konsep yang sama. Setelah dilaksanakan Tindakan kelas, penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match secara bertahap dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi sunnah rawatib. Pada siklus 1 dengan persentase nilai 47,82%. Kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan persentase nilai yang dicapai 100%

Kata kunci:hasil belajar, shalat sunnah rawatib, model kooperatif tipe make a match

Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

(2)

bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. (Pemerintah Agama RI, 2008).

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur'an-Hadits, Aqidah-Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Hakikat pembelajaran fiqih memiliki peran besar dalam hal peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Syari’ah/fiqih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. (Fidziyatul Hasanah, 2019)

Mata pelajaran Fiqih memiliki karakteristik yang khas, yaitu menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang baik dan benar. Untuk dapat mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan apa yang ditekankan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 dan karakteristik yang dimiliki mata pelajaran fiqih, maka pendidik harus mampu menyampaikan materi dengan gamblang dan tepat agar peserta didik mampu menangkap materi dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Kondisi pembelajaran yang ada di MIN 5 Tanah Laut, khususnya peserta didik yang berada di kelas III sebagian besar hasil belajarnya rendah pada mata pelajaran fiqih materi shalat rawatib. Kegiatan di dalam kelas juga bersifat pasif, hanya mengerjakan soal-soal di buku paket atau LKS (Lembar Kerja Siswa). Berdasarkan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa, hanya 35% siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut pada pembelajaran fiqih adalah 75, akan tetapi nilai rata-rata yang diperoleh hanyalah 55. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa jauh dari standar nilai yang seharusnya diperoleh.Idealnya perlu sesuatu inovasi baru dalam pembelajaran. Proses pembelajaran. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAI dan Bahasa Arab MI, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih tinggi dari sebelumnya. Peneliti akan menggunakan cara yang berbeda, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Karakteristik mata pelajaran fiqih pada materi shalat rawatib adalah mengetahui jumlah rakaat dalam tiap-tiap shalat sunnah tersebut, baik qabliyah maupun ba’diyah.

Peneliti menduga dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match siswa dapat senang, aktif, dan bersemangat serta hasil belajarnya meningkat dalam pembelajaran Fiqih materi Shalat Rawatib di kelas III MIN 5 Tanah Laut.

(3)

Metode/Metodologi

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan didalam kelas, guna memperbaiki proses pembelajaran yang dapat dilakukan guru atau peneliti.Penelitian Tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar (Kunandar, 2012:41-45). Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (Learning Culture) dikalangan para guru. Tujuan utama PTk adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatann nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Jadi PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas Identifikasi Subbagian

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua tahap. Pertama tahap pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan. Penelitian ini juga dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Rincian tahap-tahap pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Tindakan

Pra tindakan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mencari informasi tentang permasalahan dalam sekolah tersebut serta dalam mata pelajaran Fiqih . Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra tindakan adalah peneliti:

a. Menentukan subjek penelitian

b. Peneliti meminta izin kepada kepala Madrasah MIN 5 Tanah Laut.

c. Menentukan sumber data d. Melakukan observasi awal 2. Tahap Tindakan

Perencanaan tindakan ini berdasarkan pada observasi awal yang menjadi perencanaan tindakan dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada kemudian diambil tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat. Setelah menemukan berbagai permasalahan pada tahap pra tindakan, maka disusunlah rencana tindakan perbaikan atas masalah yang dijumpai dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah:

(4)

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Perencanaan tindakan dalam siklus I disusun berdasarkan hasil observasi hasil kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa hal di antaranya, peneliti:

1) Mempersiapkan materi pembelajaran

2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan model make a match 4) Menyiapkan tes siklus I

5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru, peserta didik, dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi rencana tindakan. Pada tahap ini peneliti mempraktikkan pembelajaran sesuai desain pembelajaran yang telah disusun dan dibantu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berperan sebagai observer. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Menyampaikan materi

3) Membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok 4) Menerapkan model make a match pada mata pelajaran Fiqih 5) Tahap konfirmasi, memberi penegasan materi

6) Memberikan evaluasi terhadap tingkat penguasaan materi kepada peserta didik

c. Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan .pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran menggunakan strategi make a match. Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang telah disapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. “The use of the technique of participant observation in ethnological research has been described in chapter four”. Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk dicari solusi dari permasalahan yang pada waktu pembelajaran berlangsung.

(5)

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi ini dilakukan pada setiap akhir dilakukannya pembelajaran. Tujuan dan kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah menganalisa tindakan siklus I, mengevaluasi hasil dari tindakan siklus I dan melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh dengan tujuan demi perencanaan di masa depan yang lebih baik.

Siklus II

a. Perencanaan tindakan (Planning)

Perencanaan tindakan dalam siklus II ini disusun berdasarkan hasil perbaikan pada siklus I. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup beberapa hal, antara lain:

1) Mempersiapkan materi pembelajaran

2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan model make a match 4) Menyiapkan tes siklus II

5) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan siklus I, mulai dari kegiatan penyampaian materi, pembagian kelompok sampai kegiatan evaluasi.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus II. Pengumpulan data observasi dilakukan oleh observer yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

d. Refleksi (Reflecting)

Peneliti kembali menganalisis dan membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang dilakukan berdasarkan acuan dari beberapa pertanyaan yang dapat dilihat pada lampiran.

(6)

Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan tindakan tertentu dapat meningkatkan atau memperbaiki masalah yang diteliti dalam proses pembelajaran. Jika pada siklus ini telah terjadi peningkatan hasil belajar (mencapai indikator keberhasilan), maka penelitian akan dicukupkan (berhenti). Namun apabila pada siklus ini belum terjadi peningkatan hasil belajar (belum mencapai indikator keberhasilan), maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus berikutnya

Karakteristik Peserta (Subjek)

1. Subyek pada penelitian ini adalah Siswa kelas III MIN 5 Tanah Laut yang berjumlah 23 siswa dengan rincian siswa 12 laki-laki dan 11 siswa perempuan.

2. Objek dalam penelitian ini adalah stategi pembelajaran shalat sunnah rawatib model kooperatifmake a matchkelas III MIN 5 Tanah Laut

Desain penelitian

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber data primer yaitu : Hasil tes peserta didik

Hasil tes peserta didik akan digunakan untuk mengukur dan melihat peningkatan skor atau nilai peserta didik, ketuntasan materi, dan pemahaman peserta didik.

2. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumen digunakan untuk membuktikan penelitian karena dokumen merupakan sumber yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian, mempunyai sifat yang alamiah, tidak reaktif, sehingga mudah ditemukan dengan teknik kajian isi.

b. Hasil observasi

Hasil observasi digunakan untuk melihat apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil observasi dapat dilihat faktor-faktor yang mendukung atau menghambat proses belajar mengajar

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match pada Penelitian Tindakan Kelas ini berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkan hasil bahwa siswa tidak terlihat aktif dalam belajar. Sebagai

(7)

bentuk solusi terhadap permasalahan itu, maka digunakan model pembelajaran Make a Matchpada siswa kelas 5 MIN 5 Tanah Laut.

Pembahasan tentang semua hasil penelitian sebagai berikut:

1. Aktivitas guru dalam mengelola kelas

Penelitian terhadap aktivitas guru dalam mengajar dengan penerapan modelMake a Matchterhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Fiqih materi sunnah rawatib kelas III MIN 5 Tanah Laut dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama pada tanggal 24 Juli 2023, siklus kedua pada tanggal 01 Agustus 2023. Dalam penelitian ini yang menjadi pengamat adalah Ibu Sri Patmawati, S.Pd.I yang merupakan salah satu wali kelas di MIN 5 Tanah Laut.

Berdasarkan data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan. Sesuai dengan data aktivitas guru pada siklus menunjukkan bahwa aktivitas guru yang diperoleh dari pengamat dari siklus I dengan kategori (Baik) dan siklus kedua dengan kategori (Baik Sekali). Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match. Hal ini menunjukkan bahwa guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan modelMake a Match.

2. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

Penelitian terhadap aktivitas siswa dalam menggunakan modelMake a Match terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Fiqih materi sunnah rawatib kelas III MIN 5 Tanah Laut dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama pada tanggal 24 Juli Agustus 2023. dan pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus 2023. Dalam penelitian ini yang menjadi pengamat pada aktivitas siswa adalah Evan Hardianto, S.Pd.I yang merupakan teman sejawat peneliti.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan, sesuai dengan data aktivitas siswa pada setiap siklus, dari siklus I kategori (Baik) dan siklus II dengan kategori (Baik Sekali). Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match, hal ini menunjukkan bahwa guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan modelMake a Match.

Selama kegiatan pembelajaran, siswa semakin aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini terdapat pada siklus II pada kegiatan

(8)

pembelajaran khususnya kegiatan inti sudah mencapai kategori sangat baik, dibandingkan pada pembelajaran siklus I kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan setelah semua siklus dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match sudah efektif, kualitas pembelajaran dengan penggunaan model ini sudah sangat baik.

3. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil belajar siswa pada tes siklus I menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara klasik sebanyak 11 siswa dengan presentase 47,82 % sedangkan 12 siswa dengan presentase 52,18 % belum mencapai ketuntasan belajar. Dan siklus II menunjukkan jumlah siswa yang menunjukkan ketuntasan secara klasikal sebanyak 23 siswa dengan presentase (100%). Oleh karena itu, hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih untuk siklus II telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa melalui model Make a Match pada materi sunnah rawatib untuk siklus II di kelas III MIN 5 Tanah Laut sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, hal ini membuktikan ketuntasan siswa mengalami peningkatan dan lebih baik untuk setiap siklusnya. Karena peneliti sudah melihat adanya peningkatan yang cukup memuaskan pada siklus II dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode make a match.

Berdasarkan paparan diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata- rata tingkat ketuntasan hasil belajar siswa melalui modelMake a Match pada mata pelajaran Fiqih materi sunnah rawatib yang di terapkan di kelas III MIN 5 Tanah Laut. Hal ini menggambarkan adanya upaya-upaya guru meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran yang dilakukan, yang ditunjukkan dari adanya peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Hasil belajar siswa untuk setiap siklusnya mengalami peningkatan antara siklus I dan siklus II.

Tabel 1 Daftar Nilai Hasil Tes Siklus I N

o

Nama Siswa Skor Keterangan (KKM)

1 Adam Lukman Hariri 80 Tuntas

2 Adelia Faranisa Aznii 40 Tidak Tuntas

3 Ahmad Badali 90 Tuntas

4 Ahmad Zaky 60 Tidak Tuntas

(9)

5 Akhmad Rahman Rahim 80 Tuntas

6 Aliya Zahra 90 Tuntas

7 Ayu Diana Lestari 40 Tidak Tuntas

8 Irhadianur 60 Tidak Tuntas

9 Jalaluddin 90 Tuntas

10 Khuffatun Nazha 80 Tuntas

11 Muhammad Qusairi 90 Tuntas

12 Muhammad Reyhan 40 Tidak Tuntas

13 Muhammad Wildan 50 Tidak Tuntas

14 Muhmmad Syarif Hidayatullah 60 Tidak Tuntas

15 Najla Naziatu Zahwa 80 Tuntas

16 Ni`matul Wafa 80 Tuntas

17 Nor Sahila 80 Tuntas

18 Raisa Nur Amelia 50 Tidak Tuntas

19 Sayyid Muhammad Faqih Ali

Assegaf 90 Tuntas

20 Shavia 60 Tidak Tuntas

21 Zahra Tunnisa A 60 Tidak Tuntas

22 Zahra Tunnisa B 60 Tidak Tuntas

23 Zakariya 50 Tidak Tuntas

Jumlah 1,810 Persentase (%) ketuntasan = = 47, 82 %

Tabel 2 Daftar Nilai Hasil Tes Siklus II N

o

Nama Siswa

Skor Keterangan (KKM)

1 Adam Lukman Hariri 80 Tuntas

2 Adelia Faranisa Aznii 70 Tuntas

3 Ahmad Badali 90 Tuntas

4 Ahmad Zaky 80 Tuntas

5 Akhmad Rahman Rahim 90 Tuntas

6 Aliya Zahra 100 Tuntas

7 Ayu Diana Lestari 70 Tuntas

8 Irhadianur 90 Tuntas

9 Jalaluddin 90 Tuntas

10 Khuffatun Nazha 90 Tuntas

11 Muhammad Qusairi 100 Tuntas

(10)

12 Muhammad Reyhan 70 Tuntas

13 Muhammad Wildan 80 Tuntas

14 Muhmmad Syarif Hidayatullah 80 Tuntas

15 Najla Naziatu Zahwa 80 Tuntas

16 Ni`matul Wafa 90 Tuntas

17 Nor Sahila 90 Tuntas

18 Raisa Nur Amelia 80 Tuntas

19 Sayyid Muhammad Faqih Ali

Assegaf 100 Tuntas

20 Shavia 80 Tuntas

21 Zahra Tunnisa A 80 Tuntas

22 Zahra Tunnisa B 80 Tuntas

23 Zakariya 80 Tuntas

Jumlah 1970 Persentase

ketuntasan= 100%

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan model Make a Match terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa belajar siswa, dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Fiqih materi sunnah rawatib di kelas III MIN 5 Tanah Laut dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan penerapan model Make a Matchdalam pada siklus I dengan kategori (Baik) dan pada siklus II dengan kategori (Baik Sekali) yaitu pada siklus II guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan. Sedangkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Sunnah Rawatib dengan menggunakan model Make a Match pada siklus I dengan kategori (Baik), dan pada siklus II dengan kategori (Baik Sekali). Pada siklus II aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran Fiqih mengalami peningkatan.

2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih materi Sunnah Rawatib dengan menggunkan model Make a Match pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 11 dengan nilai presentase 47,82% sementara yang tidak tuntas 12 siswa dengan nilai presentase 52,18% belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sementara siklus II menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara klasikal adalah 23 siswa dengan nilai presentase 100%. Oleh karena itu, hasil belajar siswa pada pembelajaran Fiqih materi Sunnah rawatib pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(11)

ketuntasan hasil belajar siswa melalui model Make a Match pada materi sunnah rawatib untuk siklus II di kelas III MIN 5 Tanah Laut sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, hal ini membuktikan ketuntasan siswa mengalami peningkatan dan lebih baik untuk setiap siklusnya. Karena peneliti sudah melihat adanya peningkatan yang cukup memuaskan pada siklus II dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metodemake a match.

Referensi

Amin, Saiful. 2017. Metode Make A Match: Tujuan, Persiapan, dan Implementasinya dalam Pembelajaran.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (Jakarta: Prestasi Pustaka).

Komsiatin. 2014. “Penerapan Model Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi (Tulungagung: IAIN Tulungagung

Cakyamuni, Putri Ayu. 2016. Pengaruh Model Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Prestasi Belajar

IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Bali Sadhar Utara Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi (Bandar Lampung: Universitas Lampung).

Indiarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Ilmiah(Surabaya: FBS Unes).

Mulyani, E & Wahyuni, D, 2007. Pengetahuan Sosial Ekonomi SMA/MA 2.

Jakarta:PT. Bumi Aksara

Nur Indahwati, 2010,Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Make a match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian di SMA Kertanegara malang, SKRIPSI, Malang: fe Universitas Negeri Malang

Sari Sidadolog, 2012, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Krakatau Medan Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Medan:FE Universe Negeri Medan

Sudjana, Nana, 2013, Dasar-Dasar proses Belajar mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindon Offset

Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013

Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit, 2016,Penelitian Tindakan Kelas,Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

Putra, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IIIA SD Negeri 191 Pekanbaru 132 Dengan demikian dapat dilihat bahwa