• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbandingan peningkatan hasil belajar matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perbandingan peningkatan hasil belajar matematika"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Perbandingan peningkatan hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajaran melalui model kooperatif tipe Make A Match dan kooperatif tipe Think Pair Share di Kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng. Berada pada kategori sangat rendah, sedangkan rata-rata hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran Think Pair Share sebesar 75,39 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah diajar dengan Think Pair Share.

Latar Belakang

Seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa VII. kelas di SMP Negeri 1 Watansoppeng yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif Make a Match. Seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa VII. kelas di SMP Negeri 1 Watansoppeng yang pembelajarannya menggunakan model kolaboratif Think Pair Share. Mengetahui cara meningkatkan hasil belajar matematika siswa VII. kelas di SMP Negeri 1 Watansoppeng yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif Make a Match.

Kajian Pustaka

Pembelajaran Kooperatif

Lie (2008) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan pembelajaran kelompok, ada unsur dasar pembelajaran yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara acak. Penerapan prosedur model pembelajaran kooperatif yang tepat akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Menurut Slavin (2010), dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil untuk saling membantu.

Tabel 2.1 . Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.1 . Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Guru menyiapkan beberapa kartu dengan konsep/topik berbeda yang sesuai untuk sesi review (satu sisi kartu adalah kartu pertanyaan dan sisi lainnya adalah kartu jawaban).

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share

Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat penting dan akan terus berlangsung sepanjang manusia masih hidup. Yamin menyatakan dalam Prayitno (2011) sebagian besar buku ajar Human Learning sepakat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu yang diperoleh melalui pengalaman, proses respon stimulus, pembiasaan, peniruan, pemahaman dan penghayatan, serta melalui aktivitas individu untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. . Dari berbagai pendapat mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang menjadi lebih baik, yang diperoleh dari lingkungan, pengalaman, pemahaman dan sebagainya.

Salah satu ukuran apakah seorang siswa telah belajar dengan baik adalah apakah siswa tersebut dapat mempelajari apa yang perlu dipelajarinya sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa tersebut. Menurut Suprijono (2009), hasil belajar adalah pola tindakan, nilai, wawasan, sikap, penghayatan dan keterampilan. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan pembelajaran maupun tujuan pembelajaran, menggunakan penjelasan Benyamin Bloom tentang hasil belajar dalam Sudjana (2011:23), yang secara kasar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif. dan domain afektif. domain dan domain psikomotorik.

Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2013), hasil belajar merupakan hal yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Menurut Oemar (2006), hasil belajar adalah ketika seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak paham menjadi paham. Dari perbedaan pendapat mengenai hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dan belajar, serta bukti keberhasilan yang dicapai yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah belajar matematika dengan munculnya kemampuan-kemampuan baru berupa pengetahuan, pemahaman, pemahaman dan juga kemampuan berkomunikasi dengan angka dan simbol.

Penelitian Relevan

Trimuda Nur Cahyono (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak lebih baik dibandingkan diajar dengan model pembelajaran Think Pair Share bernilai bermakna melalui penggunaan model pembelajaran Make a Match. 0,05 yaitu 0,174. Tidak sedikit siswa yang tertarik dengan matematika karena menganggap matematika itu sulit, ditambah lagi model pembelajaran yang digunakan sangat monoton sehingga membuat siswa merasa bosan. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru memilih model pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kolaborasi antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui kelompok kecil. Model pembelajaran ini tidak hanya meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, tetapi melatih siswa untuk bekerja sama dan saling membantu mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat meningkatkan pemikiran dan pemahaman siswa. Model pembelajaran make a match and think pair share merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan keaktifan seluruh siswa. Peneliti akan menerapkannya di SMP Negeri 1 Watansoppeng dan membandingkan hasil belajar matematika siswa.

Peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar dengan model pembelajaran Make a Match berada pada kategori minimal sedang dengan nilai gain lebih dari 0,3. Peningkatan hasil belajar matematika setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share berada pada kategori rata-rata minimal dengan nilai gain lebih dari 0,3 untuk pengujian hipotesis, sehingga dapat dirumuskan hipotesis statistik. Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Make a Match dan model pembelajaran Think Pair Share.

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen I yang diberi perlakuan model pembelajaran Make a Match, dan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen II yang diberi perlakuan model pembelajaran Think Pair Share.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen, sehingga peneliti akan melakukan penelitian eksperimen semu yang melibatkan dua kelompok tanpa menggunakan teknik acak. Dimana kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen I akan belajar menggunakan model Make a Match dan kelompok kedua sebagai kelompok eksperimen II akan belajar menggunakan model Think Pair Share. X1: Perlakukan pembelajaran kolaboratif Make a Match.

Populasi

Sample

Model pembelajaran kooperatif Make a Match merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan pengembangan keterampilan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi, dan kemampuan berpikir cepat melalui permainan menjodohkan dengan menggunakan kartu. Model pembelajaran kolaboratif Think Pair Share merupakan model pembelajaran kolaboratif yang memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir, merespon dan saling membantu. Hasil belajar matematika siswa merupakan hasil yang diperoleh siswa dari tes yang dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model pembelajaran kolaboratif Make a Match dan model pembelajaran kolaboratif Think Pair Share.

Instrumen Penelitian

Pre-test merupakan tes yang diberikan sebelum penerapan model pembelajaran Make a Match dan Think Pair Share, sedangkan post-test merupakan tes yang diberikan setelah penerapan model pembelajaran Make a Match dan Think Pair Share.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Analisis Statistika Deskriptif
  • Analisis Statistika Inferensial
  • Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
  • Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Belajar dengan Menggunakan Model Think Pair Share pada Kelas
  • Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Make a Match dan

Hipotesis H0 ditolak jika nilai signifikansi (p-value) < α yang berarti terdapat peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar dengan model pembelajaran Make a Match pada kategori minimal sedang dengan nilai gain lebih dari 0 ,3. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui model pembelajaran Make a Match dan model pembelajaran Think Pair Share. H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Make a Match dan model pembelajaran Think Pair Share.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar menggunakan model pembelajaran Make a Fit berada pada kategori tinggi dengan persentase ketuntasan sebesar 92,85%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa secara umum berada pada kategori tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran Make a Match.

Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Thinking Pair Sharing Pada Kelas Dengan Menggunakan Model Thinking Pair Sharing Pada Kelas Eksperimen II (X2). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar melalui model pembelajaran Think Pair Share berada pada kategori sedang dengan persentase ketuntasan sebesar 85,71%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa secara umum berada pada kategori sedang.

Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Make a Match dan Siswa yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Make a Match and Think Pair Share Kelas VII SMP Negeri 1 Watansoppeng.

Tabel 3.2 Kategorisasi Standar yang ditetapkan Kementrian Pendidikan    Nasional
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar yang ditetapkan Kementrian Pendidikan Nasional

Make a Match)

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran Make a Match berada pada kategori media minimal dengan nilai gain lebih dari 0,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share berada pada kategori media minimal dengan nilai gain lebih dari 0,3. Artinya dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Make a Match dan model pembelajaran Think Pair Share pada kelas VII di SMP Negeri 1 Watansoppeng.

Dimana kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Make a Match dan kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII. kelas setelah mengajar dengan model pembelajaran Make a Match. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII. kelas setelah mengajar dengan model pembelajaran Think Pair Share.

Dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Make a Match dan model pembelajaran Think Pair Share. Dari hasil deskriptif terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa (post-test) yang diajar dengan model pembelajaran Make a Match lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa (post-test) yang diajar dengan model pembelajaran Think Pair Share . Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Make a Match lebih baik dibandingkan model pembelajaran Think Pair Share.

Rerata skor hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Make a Match adalah 40,53 dan 81,32. Rerata skor hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share adalah 36,46 dan 75,39. Membandingkan model pembelajaran think pair share dan make a match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Angkasa Maros.

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas

Gambar

Tabel 2.1 . Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kategorisasi Standar yang ditetapkan Kementrian Pendidikan    Nasional
Tabel 3.3  Kriteria Tingkat Gain Ternormalisasi  Nilai Gain Ternormalisasi  Kategori
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dikatakan lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa kelas kontrol yang menggunakan