• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS EDUTAINMENT PADA

MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V MIN 3 KOTA MATARAM TAHUN AJARAN 2021/2022

Oleh:

Rahmatullah Hidayati NIM : 180106199

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

(2)

ii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS EDUTAINMENT PADA

MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V MIN 3 KOTA MATARAM TAHUN AJARAN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Rahmatullah Hidayati NIM : 180106199

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vii

(7)

viii MOTTO

ِباَبْلَ ْلَا اوُلوُا ُرَّكَذَتَي اَمَّوِا ۗ َن ْوُمَلْعَي َلَ َهْيِذَّلا َو َن ْوُمَلْعَي َهْيِذَّلا ىِوَتْسَي ْلَه ْلُق

“ Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar: ayat 9)1

1 Departemen Agama RI, Al- Qur’an Terjemahan Per-kata, (Bandung: Syamil Al-Qur’an:

1987), h. 145.

(8)

ix

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini kupersembahkan khusus kepada

kedua orangtuaku tercinta yaitu bapak Ust.Haeruman dan mamaku Ibu Karjanah, guru dan dosenku, saudara sekaligus sahabat-sahabatku.”

(9)

x

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI ini yang berjudul : Peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran IPS di kelas V MIN 3 Kota Mataram Tahun Ajaran 2021/2022.

Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah S1 Universitas Islam Negeri Mataram. Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah meluangkan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai berikut:

1. Dr. M. Sobry, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Erna Anggraini, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi dan koreksi yang mendetail terus menerus tanpa bosan di tengah kesibukannya hanya untuk kebaikan penulis. Sehingga skripsi ini bisa lebih matang dan cepat selesai.

2. Dr. Muammar, M.Pd selaku ketua jurusan dan Ramdhani Sucilestari, M.Pd.

sebagai sekretaris jurusan.

3. Dr. Jumarim M.H.I sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

(10)

xi

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menyelesaikan program sarjana pendidikan dan memebrikan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. Ibu Ramdhani Sucilestari, M.Pd., selaku Dosen Wali yang selalu memberikan arahan selama awal perkuliahan sehinggan terselesainya skrispi ini dengan tepat waktu.

6. H. Teddy Rusdi, M.Pd.I., sebagai kepala Madrasah yang telah memberikan izin dan meneriman peneliti dengan baik dan selalu memberikan arahan, dan kepada guru-guru keluarga besar MIN 3 Kota Mataram yang ikut serta dalam memberikan arahan semangat serta motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut dibalas oleh Allah swt. Serta mendapatkan rizki yang tiada henti-hentinya, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Aamiin Yarobbal’alamin

Mataram, September 2022 Penulis,

Rahmatullah Hidayati NIM. 180106199

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Studi Relevan ... 6

2. Kajian Teori ... 8

B. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Setting Penelitian ... 28

B. Sasaran Tindakan ... 28

C. Desain PTK ... 29

D. Rencana Tindakan ... 31

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya ... 32

F. Pelaksanaan Tindakan ... 33

(12)

xiii

G. Cara Pengamatan (Monitoring) ... 39

H. Analisis Data dan Refleksi ... 39

I. Indikator Keberhasilan ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Setting Penelitian ... 43

1. Sejarah Singkat Berdirinya MIN 3 Kota Mataram ... 43

2. Tujuan MIN 3 Kota Mataram ... 43

3. Visi, Misi Dan Tujuan Madrasah ... 44

4. Letak Geografis MIN 3 Kota Mataram ... 45

5. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 3 Kota Mataram ... 46

6. Keadaan Guru dan Pegawai MIN 3 Kota Mataram ... 47

7. Data Keadaan Siswa di MIN 3 Kota Mataram ... 50

8. Struktur Organisasi MIN 3 Kota Mataram ... 52

B. Hasil Penelitian ... 53

C. Pembahasan ... 74

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Gambar Struktur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.2 : Gambar Struktur Organisasi MIN 3 Kota Mataram

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Jenis dan Indikator Hasil belajar

Tabel 4.1 : Keadaan Sarana Prasarana MIN 3 Kota Mataram Tabel 4.2 : Keadaan Guru dan Pegawai MIN 3 Kota Mataram Tabel 4.3 : Data Keadaan Siswa 2 Tahun Terakhir

Tabel 4.4 : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Tabel 4.5 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Tabel 4.6: Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4.7 : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Tabel 4.8 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Tabel 4.9 : Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4.10: Perbandingan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.12 : Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Tabel 4.13 : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 2 : Lembar Observasi Guru dalam Pembelajaran Lampiran 3 : Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lampiran 4 : Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas V MIN 3 Kota Mataram pada siklus I dan Siklus II

Lampiran 5 : Lembar Soal Tes Siklus I dan Siklus II Lampiran 6 : Instumen Penilaian

Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan Belajar

(16)

xvii

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Edutainment pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V MIN 3 Kota

Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022

ABSTRAK Oleh:

Rahmatullah Hidayati NIM. 180106199

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilatarbelakangi oleh hasil belajar siswa yang masih terdapat nilai di bawah KKM yakni ≤ 70 dan kondisi kelas saat kegiatan belajar mengajar siswa masih tergolong pasif sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran IPS di kelas V MIN 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes hasil belajar siswa dan dokumentasi. Sedangkan instrument yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran edutainment, dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. dan untuk hasil belajar siswa menggunakan lembar tes hasil belajar yaitu berupa tes tulis pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran edutainment dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 69,48 dengan ketuntasan klasikal 68,96% dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 80 dengan ketuntasan klasikal sebesar 96,55%. Jadi disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II 25% meningkat. dan telah tercapai ketuntasan belajar lebih dari 85% pada akhir siklus.

Kata kunci : Hasil Belajar Siswa, Metode Edutainment, Ilmu Pengetahuan Sosial

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Konsep metode edutainment dalam setiap pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapai tujuan pembelajaran guru atau pendidik menerapkan berbagai metode ataupun model pembelajaran yang sesuai dengan karakterisistik, kemampuan, keinginan, dan minat anak serta memanfaatkan potensi lingkungan disekitar belajar, dan menetapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Konsep dasar edutainment selaras dengan pengertian edutainment itu sendiri di mana edutainment tediri dari dua kata yaitu education dan entertainment, education artinya pendidikan dan entertainment atinya hiburan.2 Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak dapat terproses secara efektif dan efesien dalam pelajaran. Sepintar apapun guru dalam menguasai materi pelajaran yang disampaikan, peserta didik tidak akan dapat menerima materi dengan baik apabila guru dalam menyampaikan tidak menggunakan metode atau cara-cara yang sesuai.3

Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga membuat pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.4 Teori belajar berbasis edutainment adalah salah satu bentuk teori yang

2 Santoso, “Penerapan Konsep Edutainment dalam Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)” Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 1. Nomor. 1, Februari 2018, hlm. 62-63

3 M. Sobry Sutikno, Metode dan Model-Model Pembelajaran, ( Lombok: Holistica, 2019) hlm, 33

4 Moh. Sholeh Hamid. Metode Editainment, (Yogyakarta: Diva Press, 2014), hlm. 17

(18)

2

mengungkapkan dan menjelaskan tentang pembelajaran yang mengasyikan dan menyenangkan. Salah satu Pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peseta didik yang pada akhirnya terjadi perubahan prilaku.5

Edutainment membuat proses pendidikan dan pengajaran dapat menjadi menyenangkan, sehingga para siswa dapat dengan mudah menangkap esensi dari pembelajaran itu sendiri, tanpa merasa bahwa mereka tengah belajar.

Game dipilih karena dapat melatih kerjasama, membuat siswa aktif dimana siswa bermain tangkap telunjuk yang sesuai dengan pasangannya dalam suasana menyenangkan. Dengan adanya game siswa akan bersemangat dalam pembelajaran karena setiap siswa dalam kelompok akan berkompetisi dengan kelompok lain untuk mendapatkan nilai tertinggi. Kerjasama atau saling membantu dalam pelajaran sangat bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan merupakan langkah awal keberhasilan dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa6

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari sabtu 14 Mei tahun 2022. Permasalahan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar di mana pada hasil belajar siswa masih terdapat beberapa siswa yang masih memiliki nilai dibawah KKM yakni ≤ 75 dan kondisi kelas saat kegiatan belajar mengajar siswa masih ada yang tergolong pasif sehingga pembelajaran

5 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Meningkatkan Mata Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm.7

6 Suhada, dkk. “ Penerapan Metode Edutainment untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar” Jurnal Ilmiah Kependidikan, hlm. 2

(19)

3

menjadi kurang efektif. Siswa yang kurang aktif selama pembelajaran sehingga guru memberikan tugas tambahan dan bimbingan belajar Dari permasalahan ini, Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode edutainment pada mata pelajaran IPS di kelas V MIN 3 Kota Mataram tahun ajaran 2021/2022.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian Social Studies, seperti di Amerika Serikat. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisis gejala dan masalah sosial masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan aspek kehidupan atau satu perpaduan.7

B. Sasaran Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dilaksanakan di MIN 3 Kota Mataram yang beralamatkan di Jl. TGH Arsad No.13 Karang Kemong, Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V MIN 3 Kota Mataram, dan guru kelas yang menjadi subjek untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran

7 Mutia Zaroh, Strategi Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Di Madrasah Ibtidayah Negeri Purwokerto Tahun Pelajaran 2014/2015, ( Skripsi FTK, IAIN Purwokerto, Puwokerto, 2015, hlm. 30.

(20)

4

IPS dengan menggunakan metode berbasis Edutainment.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Edutainment pada Mata Pelajaran IPS di MIN 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis edutainment pada mata pelajaran IPS di MIN 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan penambahan ilmu dan bermanfaat bagi kepentingan dalam ilmu pendidikan sekolah dasar maupun madrasah ibtidaiyah.

Penambahan ini berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran IPS.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi lembaga pendidikan

Sebagai bahan masukan atau informasi tambahan bagi Madrasah Ibtidayah tersebut agar dapat menjadi bahan

(21)

5

petimbangan untuk mengajar dengan metode yang dapat membuat peserta didik merasa nyaman, terhibur dan ikut aktif dalam pembelajaran.

2) Bagi guru

Untuk dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri serta dapat menjadi pendidik yang profesional dalam upaya peningkatan mutu, proses dan hasil pembelajaran yang baik.

3) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini peneliti berharap dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan guna mencapai suatu tujuan dengan baik.

4) Bagi PGMI

Hasil penelitian ini peneliti berharap dapat dijadikan sebagai refrensi dan sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya mahasiswa PGMI kedepanya menjadi baik.

(22)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka

1. Studi Relevan

Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang memiliki kedekatan topik kajian dengan judul yang penulis angkat sebagai bahan pertimbangan untuk menegaskan kebaruan atau otentisitas penelitian ini dari penelitian sebelumnya.

a. Susanti, dalam judul penelitian “ Implementasi model edutainment dalam pembelajaran di Modern Al-Azhary Lesmana kecamatan Ajibarang kabupaten Banyumas”. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:

Desain pembelajaran yang dilakukan meliputi desain pembelajaran dan desai ruang kelas. Desain pembelajaran dengan bercerita, menonton video, berkelompok dan presentasi, melakukan pembelajaran melalui game dan membuat proyek mini film hasil dari bermain peran siswa sendiri. Pembelajaran berbasis edutainment tergolong efektif, kaena telah memenuhi beberapa indikator keefektifan pengajaran yakni kecermatan penguasaan perilaku, kecepatan unjuk kerja, kesesuaian dengan prosedur, kualitas hasil akhir dan tingkat retensi.8

8 Susanti, “ Implementasi Model Edutainemt dalam Pembelajaran di MI Modern Al- Azhay Lesmana Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas”, ( Tesis, FTK Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, Purwokerto, 2020), hlm. 6

(23)

7

b. Alifah Nuraeni, dalam judul penelitian” Implementasi metode edutainment dalam pembelajaran IPS di MI Ma’rif NU 02 Purbalingga tahun pelajaran 2016/2017”. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi mendalam tentang metode edutainment di MI Ma’arif NU 02 Tangkisan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode edutainment dalam pembelajaran IPS di MI Ma’arif NU 02 Tangkisan dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang mampu membuat siswanya nyaman dan senang mengikuti pembelajaran IPS. Karena dalam pembelajaran IPS di MI Ma’arif NU 02 Tangkisan guru telah menggunakan macam-macam metode yaitu: active learning, melalui metode ceramah, demonstrasi dan Tanya jawab, selain itu juga guru menggunakan metode SAVE (Somatic, Auditori, Visual dan Intelektual), humanizing the classroom, quantum learning, quantum teaching, dan role playing.9

c. Adelia Rachima Dani, dalam judul penelitian “ Penerapan pembelajaran berbasis edutainment untuk peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 5 Metro utara tahun pelajaran 2016/2017”. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I aktivitas belajar siswa sebesar 51,91%

9 Alif Nuraeni,” Implementasi Metode Edutainment dalam Pembelajaran IPS di MI Ma’ruf NU 02 Tangkisan, (Skripsi, FTK, IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2017), hlm.2

(24)

8

dan pada siklus II meningkat menjadi 75,95% mengalami peningkatan 24,04% Pada siklus I hasil belajar siswa yaitu 46,43% dan pada siklus II menjadi 71,43%, mengalami peningkatan sebesar 25%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis edutainment dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SD Negeri 5 Metro Utara.10

Dari hasil penelitian diatas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas dan pembelajaran edutainment sedangkan perbedaanya adalah mata pelajaran yang diterapkan, dan jenis instrumen yang digunakan berbeda.

2. Kajian Teori a. Hasil Belajar

1) Pengertian hasil belajar

Secara sederhana pengertian hasil belajar adalah kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan diiringi dengan tindak lanjut atau perbaikan. Indikator ketercapaian hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku.11 Menurut Grounlund dalam buku Khodijah, hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan

10 Adelia Rachima Dani,” Penerapan Pembelajaran Berbasis Edutainment untuk Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 Metro Utara, (Skripsi, FTK, IAIN Metro, Metro, 2017), hlm. 5

11 Fendika Prastiyo, Peningkatan Hasil Belaja Peserta Didik dengan Model Kooperatf Jigsaw pada Materi Pecahan di Kelas V SDN Sepanjang 2, (Surakata: CV. Oase Group, 2019), Cet Ke- 1, hlm, 8

(25)

9

perilaku tertentu.12 Maka dari itu pada pendidikan formal perlu adanya penentuan sasaran atau target efek yang ingin dicapai dalam proses belajar.

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar merupakan rumusan dalam bentuk kompetensi, yaitu:

kompetensi akademik, kepribadian, sosial, dan kompetensi vokasional.

Keempat kompetensi tersebut harus dikuasai oleh siswa secara menyeluruh/komprehensif, sehingga menjadi pribadi yang utuh dan bertanggung jawab.13

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran baik aspek psikomotorik, afektif dan kognitif melalui instrument tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Keberhasilan proses pembelajaran adalah tujuan dari seluruh aktivitas yang dilakukan guru dengan siswa. Jadi apapun yang telah dipersiapkan dan direncanakan guru diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.14 Terdapat Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasi belajar siswa, yaitu faktor intern dan ekstern.

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat dijelaskan sebagai

12 Khodijah, Nyanyu, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.35

13 Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaan, Kurikulum dan Pembelajaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.140

14 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 54.

(26)

10 berikut:15

a) Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar seperti: Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, Faktor kelelahan, seperti kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

b) Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

3) Ciri-Ciri Hasil Belajar

Belajar itu membawa perubahan tingkah laku aktual maupun potensial sehingga didapatkan kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena usaha.16 Ciri-ciri hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek. hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut yaitu, pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.17

15 Ibid., hlm.72

16 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hlm, 232

17 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) hlm. 30

(27)

11

Menurut Agus Suprijono ciri-ciri hasil belajar dapat dilihat dari dua aspek yaitu:18

a) Perubahan prilaku relative permanen. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belaja untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.

b) Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat dorongan untuk mengubah tingkah laku

4) Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Adapun fungsi hasil belajar menurut Sudjana yaitu:19

a) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.

Dengan fungsi ini maka penilaian harus megacu kepada rumusan- rumusan tujuan intruksional

b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, dan strategi mengajar guru

c) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

18 Agus Suprijon, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm. 6

19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Poses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdikarya, 2016), hlm. 3.

(28)

12 5) Tujuan Penilaian Hasil Belajar siswa

Tujuan penilaian hasil belajar siswa menurut Sudjana yaitu:20

a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekuranganya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang titempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat di ketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

Keberhasilan pendidikan dan pengajaran penting artinya mengingat perananya sebagai upaya memanusiakan atau membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan.

c) Menentukan tindak lanjut hasil penelitian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategis pelaksanaanya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak di pandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategis dalam melaksanakan program.

20 Ibid., hlm. 4.

(29)

13

d) Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meiputi pemerintah, masyarakat, dan paa orang tua siswa. Dalam mempertanggung jawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya.

Sedangkan tujuan penilain hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah melalui Ujian Nasional (UN) Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, tujuan penilaian sebagai berikut (pasal 4):21

1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidkan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran

3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.

21 Mahdiansyah, “ Evaluasi Pelaksana Sistem Penilaian Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Vol. 11, Nomor 2 gustus 2018, hlm. 50.

(30)

14 6) Indikator Hasil Belajar

Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam mennguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, jika tidak berhasil jika prestasinya rendah. Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:22

a) Keefektifan (effectiveness) b) Efesiensi (efficiency) c) Daya Tarik (appeal).

Indikator hasil belajar menurut Nurgianto membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.23

Tabel 2.1

Jenis dan Indikator hasil Belajar

No Ranah Indikator

1 Ranah kognitif

a. Ingatan, Pengetahuan (knowledge)

b. Pemahaman (Comprehension)

c. Penerapan (Application) d. Analisis (Analysis) e. Menciptakan,

membangun (Synthesis) f. Evaluasi

1.1 Dapat menyebutkan

1.2 Dapat menunjukkan kembali 2.1 Dapat menjelaskan,

2.2 Dapat mendefinisikan dengan bahasa sendiri 3.1 Dapat memberikan contoh 3.2 Dapat menggunakan secara

tepat

4.1 Dapat menguraikan

22 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm, 42.

23 Burhan Nugianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, ( Yogyakarta:

BPFE, 1988), hlm. 42

(31)

15

(Evaluation) 4.2 Dapat mengklasifikasikan/

memilah

5.1 Dapat menghubungkan materi- materi, sehingga menjadi kesatuan yang baru 5.2 Dapat menyimpulkan

5.3 Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum) 6.1 Dapat menilai,

6.2 Dapat menjelaskan dan menafsirkan,

6.3 Dapat menyimpulkan 2 Ranah Afektif

a. Penerimaan (Receiving) b. Sambutan

c. Sikap menghargai (Apresiasi)

d. Pendalaman (internalisasi) e. Penghayatan

(karakterisasi)

1.1 Menunjukkan sikap menerima

1.2 Menunjukkan sikap menolak

2.1 Kesediaan

berpartisipasi/terlibat 2.2 Kesediaan memanfaatkan

3.1 Menganggap penting dan bermanfaat

3.2 Menganggap indah dan harmonis

3.3 Menggagumi

4.1 Mengakui dan menyakini 4.2 Mengingkari

5.1 Melembagakan atau meniadakan

5.2 Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.

3 Ranah psikomotor a. Keterampilan

bergerak dan bertindak

b. Kecakapan ekspresi verbal dan non- verbal

1.1 Kecakapan

mengkoordinasikan gerak mata, telinga, kaki, dan anggota tubuh yang lainnya.

2.1 Kefasihan melafalkan/

mengucapkan

2.2 Kecakapan membuat mimic dan gerakan jasmani

(32)

16

Indikator hasil belajar yang digunakan peneliti yaitu jenis ranah kognitif, Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditunjukan pada ide-ide belajar. Menurut Chaplin dalam buku Daviq Chairilsyah, Kognitif adalah konsep umum yang mencakup seluruh bentuk pengenalan, temasuk didalamnya mengamati, menilai, memerhatikan, menyangka, membayangkan, menduga, dan menilai.24 Jadi dapat dipahami bahwa kognitif adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan pesepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan untuk memperoleh pengetahuan.

b. Metode Pembelajaran Edutainment 1) Pengertian metode Edutainment

Konsep dasar edutainment selaras dengan pengertian edutainment itu sendiri di mana edutainment terdiri dari dua kata yaitu education dan entertainment, education artinya pendidikan dan entertainment artinya hiburan.25 Hamruni menyimpulkan bahwa metode edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis sehingga

24 Daviq Chairilsyah, Mengidentifikasi Indikato Kognitif dan Membuat Instrumen Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini, (Riau: UR Press Pekanbaru, 2018), Cet Ke-1, hlm.7.

25 Santoso, “ Penerapan Konsep Edutainment dalam Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)” Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 1. Nomor.1, Februari 2018, hlm. 62-63.

(33)

17

aktivitas pembelajaran berlangsung menyenangkan.26 Menurut Moh.

Saleh Hamid metode edutainment berarti suatu hiburan yang didesain untuk mendidik dan menghibur. Pada dasarnya, edutainment berusaha mengajarkan atau memfasilitasi interaksi sosial kepada peserta didik dengan memasukkan berbagai pelajaran dalam bentuk hiburan yang sudah akrab ditelinga siswa.27 Sedangkan menurut Sutrisno metode edutainment adalah pendidikan yang menghibur atau menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (role play), dan demonstrasi.28

Edutainment pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan meningkatkan masukan dan tanggapan siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.29 Edutainment membantu siswa untuk mendengarkan, melihat, bertanya tentang IPS dan mendiskusikan pertanyaan dengan orang lain. Siswa sebagian besar akan belajar dengan kemampuannya mempelajari ide, memecahkan masalah, dan menerapkannya.30

26 Hamruni, Edutainment dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: UIN Suka, 2009), hlm.

50.

27 Ulil Albab, “Teori Mutakhir Pembelajaran Konsep Edutainment dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal El-Tarbawi, Vol.11, Nomor 1, 2018, hlm. 54.

28 Sutrisno, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), hlm. 31.

29 Dana Ruggiero and William R. Watson, “ Engagement Through Praxis in Educational Game Design”, Jurnal Simulation & Gaming, Vol. 45, Nomor 4-5, 2014, hlm. 471-490.

30 H.A.R. Tillar, Pengembangan Keativitias dan Enterpreneurship, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2012), hlm. 33.

(34)

18

Dari pengertian diatas dapat disumpulkan bahwa metode edutainment merupakan suatu cara atau strategi guru dalam kegiatan pembelajaran di mana dalam pelaksanaanya lebih mengedepankan kesenangan dan kebahagiaan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, belajar dilakukan dengan cara yang menyenangkan, bukan sebaliknya membosankan dan dalam kondisi tertekan.

2) Prinsip-Prinsip Belajar Berbasis Edutainment

Prinsip dasar edutainment ialah bermula dari adanya asumsi bahwa pembelajaran yang selama ini berlangsung disekolah maupun masyarakat sudah tidak mencerminkan lagi sebagai bentuk pendidikan.

Akan tetapi, lebih terkesan menakutkan, mencemaskan, dan membuat anak tidak senang, serta merasa bosan dan menjenuhkan padahal seharusnya pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan membuat peserta didik belajar dengan nyaman dan penuh antusiasime yang tinggi. Maka dari itu, konsep edutainment berupaya untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi peseta didik.31

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa ada tiga alasan yang melandasi munculnya konsep Edutainment, yaitu:32

31 M.Fadlillah, dkk., Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini, ( Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), Cet ke- 1, hlm. 4.

32 Hamruni, Edutainment dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: UIN Suka, 2009), hlm.

7-8.

(35)

19

a) Perasaan positif (senang/gembira) akan mempercepat pembelajaran, sedangkan perasaan negative, seperti sedih, takut, terancam, dan measa tidak mampu, akan memperlambat belajar atau bahkan bisa menghentikan sama sekali. Oleh karenanya, konsep edutainment berusaha memadukan antara pendidikan dan hiburan. Hal ini, dimaksudkan supaya pembelajaran berlangsung menyenangkan atau menggembirakan.

b) Jika seseorang mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu, maka akan membuat loncatan prestasi belajar yang tidak teduga sebelumnya.

c) Apabila setiap pembelajaran dapat memotivasi dengan tepat dan diajar dengan cara yang benar, maka mereka semua akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan prinsip diatas, dapat disimpulkan dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa prinsip belajar berbasis edutainment adalah pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, aman, nyaman dan membangkitkan semangat peserta didik.

Salah satu usaha penting yang dilakukan untuk membangkitkan semangat belajar adalah mendesain pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura.33 Hal ini, tidak ada hubungan dengan kesenangan dangkal. Kesenangan dan

33 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa, (Yogyakata: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 175.

(36)

20

kegembiraan di sini bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman materi, dan nilai yang membahagiakan pembelajar. Kebangkitan minat diartikan sebagai gairah atau keinginan yang menggebu-gebu dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Terkait hal tersebut Rose dan Nicholas, menyebutkan beberapa cara menciptakan iklim pembelajaran yang menyenagkan, diantaranya:34 a) Menciptkan lingkungan tanpa stres.

b) Menjamin bahwa subjek pelajaran adalah relevan.

c) Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah postif untuk memahami subjek pelajaran.

d) Mengonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode waspada yang rileks.

3) Teori Belajar Berbasis Edutainment

Teori belajar berbasis edutainment adalah salah satu bentuk teori yang mengungkapkan dan menjelaskan tentang pembelajaran yang mengasyikan dan menyenangkan. Dalam kamus ilmiah disebutkan bahwa teori adalah dalil atau ilmu pasti, ajaran atau pandangan tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal. Selain itu, teori dapat juga didefinisikan sebagai suatu ide atau gagasan seseorang yang telah teruji secara ilmiah.

Teori merupakan dasar pijakan dalam merumuskan suatu konsep tertentu. Teori sendiri merupakan seperangkat konstruk/konsep,

34 Ibid., hlm. 179-180.

(37)

21

definisi, dan poposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.35 Adapun istilah belajar sendiri memiliki makna suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketearampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengukuhkan kepribadian.36

Menurut Djahiri dalam proses pembelajaan prinsip utamamya adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi dari siswa baik fisik maupun non fisik dan kebermaknaan bagi dirinya, serta kehidupannya saat ini dan di masa yang akan datang.37

4) Pendekatan Belajar Edutainment

Banyak guru dalam memaknai sebuah proses belajar mengajar yang sukses adalah dimana didalam kelas para peserta didik dapat duduk dengan tenang, mendengarkan, tidak ramai sendiri, tidak berisik, tidak banyak gerak, dan guru bisa mengajarkan dalam keadaan hening. Pembelajaran berbasis edutainment mengandung dua angka positif maupun negatif. Dampak positifnya bagi anak dengan tipe auditorial dan visual keadaan tenang di kelas baik karna akut sama guruya karena kewibawaan gurunya akan membantu mereka dapat

35 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011) hlm. 52.

36 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 9.

37 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2007), hlm. 289.

(38)

22

belajar dengan tenang, tapi bagi siswa yang memiliki tipe belajar kinestetik pembelajaran model edutainment akan memenjarakan keaktivitas anak.

Dampak negatifnya pembelajaran edutainment akan membuat keaktifan peserta didik berkurang seperti takut bertanya, gerak sedikit dimarahi, takut berbeda dengan pendapat guru, anak-anak merasa tertekan didalam kelas.38 Dalam metode pembelajaran edutaiment, tedapat beberapa pendekatan belajar yaitu somatik, auditori, visual, dan intelektual atau lebih dikenal dengan istilah SAVI merupakan akronim dari somatik, auditori, visual dan intelektual. Cara belajar ini harus ada supaya berlangsung optimal. Karena unsur-unsur ini semua tepadu belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara simultam. Adapun dalam pengelolaan dengan menggunakan cara belajar SAVI ini yaitu:39

5) Cara belajar somatik

Cara belajar somatik adalah pola pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau belajar dengan melakukan atau berbuat.

6) Cara belajar Auditori

Auditori dikenal dengan istiliah “Learning By Talking and Learning”. Yaitu cara belajar yang menekankan pada aspek pendengaran. Penerapan cara belajar auditori, yaitu mengajak mereka

38 Santoso, “Penerapan Konsep Editainment dalam Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)” Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 1, Nomor 1, 2018, hlm. 61.

39 Ibid., hlm. 68.

(39)

23

membicarakan apa yang sedang mereka pelajari.

7) Cara belajar Visual

Visual diartikan belajar dengan mengamati dan menggambarkan atau disebut dengan istilah “Learning By Observing and Victuring”.

Cara belajar visual dapat diartikan belajar dengan menggunakan indra pengelihatan dengan cara mengamati dan menggambarkan.

8) Cara belajar intelektual

Intelektual juga disebut dengan “Learning By Program and Reflecting”. Maksudnya yaitu belajar dengan pemecahan masalah. Jadi

cara belajar intelektual adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek penalaran atau logika.

c. Hakikat Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu pengetahuan sosial adalah pepaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial (sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan psikologi sosial). IPS seperti halnya IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia merupakan bidang studi.

Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek

(40)

24

kehidupan atau satu perpaduan.40 Menurut Sapriya bahwa IPS adalah penyederhanaan dan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.41 2. Tujuan IPS

Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS adalah sebagai berikut:42

a) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

b) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

c) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesame warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian

40 Sardjiyo, dkk. Pendidikan IPS di SD, (Banten: Universitas Terbuka, 2014), Cet ke-17, hlm. 26.

41 Sapriya, Konsep Dasar IPS, ( Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek, 2008) hlm. 9.

42 Sardjiyo, dkk. Pendidikan IPS di SD, (Banten: Universitas Terbuka, 2014), Cet ke-17, hlm.28.

(41)

25

d) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan.

e) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Karakteristik Pembelajaran IPS

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada pengkajian akan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu dalam pembaharuan IPS menurut Soemantri dalam buku Eliana Yunitha Seran dan Mardawani pengajaran IPS terus menerus dilakukan eksperimen ataupun kajian uji coba dikarenakan dinamisnya sifat dasar dari manusia itu sendiri. Adapun beberapa karakteristik IPS adalah sebagai berikut:43

a) Bahan pelajaranya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-masalah sosial, keterampilan berpikir serta pemeliharaan/ pema

b) Pemanfaatan lingkungan alam

c) Mencerminkan berbagai kegiatan dasar manusia

43 Elliana Yunitha Seran dan Mardawani, Konsep IPS, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2021), hlm. 23.

(42)

26

d) Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang integrated (terpadu), correlated (berhubungan), sampai yang separated (terpisah).

e) Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegaraan, fungsional, humanistis, sampai yang structural

f) Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboraturium demokrasi g) Evaluasi tidak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik saja tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang disebut democratic quotient dan citizenship quotient.

h) Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi program pembelajaran IPS, demikian pula unsur- unsur science, teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan pembelajaran.

4. Materi IPS

Ringaksan Materi: Kondisi geografis wilayah Indonesia.44

Secara geografis, Indonesia menempati posisi silang antara dua benua, yaitu benua asia dan benua Australia, serta dua samudra, yaitu samudra hindia dan samudra pasifik.

Pengaruh letak geografis kepulauan Indonesia antara lain:

1. Bertiupnya angina muson barat dan angin muson timur. Angina

44Buku Guru dan Buku Siswa kelas V, Tema 1: Organ Gerak Hewan dan Manusia. Buku Tematik Terpadu Kurikulum2013 (Revisi 2017). Jakarta: CV. Graha Pustaka

(43)

27

muson barat terjadi pada bulan oktober- april yang menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Adapun angin muson timur terjadi pada bula april-oktober yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau.

2. Iklim tropis di Indonesia bersifat lembap. Hal ini dikarenakan udara yang berada diwilayah Indonesia relatif basah dan diapit uap air karena banyak mengandung uap air sehingga curah hujan rata-rata tahunanya tinggi.

3. Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna, yaitu bercorak asiatis dan australis

4. Indonesia berada di persimpangan lalu lintas dunia, baik laut maupun udara. Hal tersebut menguntungkan bagi perdagangan, pariwisata, maupun kehidupan sosial dan politik Indonesia.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dapat diambil rumusan hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran IPS di kelas V MIN 3 Kota Mataram Tahun Ajaran 2021/2022.

(44)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Peniliti mengalokasikan waktu penelitian selama 2 bulan yang dimulai dari tanggal 20 Juli 2022 sampai dengan 8 Agustus 2022. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di MIN 3 Kota Mataram Jl. TGH Arsad No.13 Karang Kemong, Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.

B. Sasaran Tindakan 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas yang dimana peneliti akan menempatkan objek apa adanya, sesuai bentuk aslinya sehingga fakta yang sesungguhnya dapat diperoleh. Dengan menggunakan metode berbasis edutaiment peneliti berupaya untuk mengetahui lebih dalam tentang pembelajaran metode berbasis edutainment untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dengan menggunakan metode tersebut di MIN 3 Kota Mataram.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran IPS materi kondisi geografis wilayah Indonesia yang dilaksanakan oleh peneliti di kelas V MIN 3 Kota Mataram

(45)

29 3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas V MIN 3 Kota Mataram pada Mata Pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 16 perempuan.

C. Desain PTK

Penelitian tindakan kelas ini mengaplikasikan model yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

Adapun model yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:45

45 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 16

(46)

30

Gambar Struktur 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS 2 Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

?

Perencanaan

SIKLUS 1

(47)

31 D. Rencana Tindakan

Rencana tindakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan.

Tanpa rencana, kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah “ngawur” atau sembarangan.46 Dalam hal ini peneliti merencanakan melakukan penelitian diantaranya yaitu:

1. Menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis edutainment

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP 3. Menyediakan media/alat peraga

4. Menyiapkan lembar observasi siswa 5. Menyiapkan lembar observasi guru 6. Menyiapkan soal tes untuk siswa

7. Menyiapkan lembar penilaian untuk mengetahui pencapaian hasil belajar IPS siswa.

8. Mengkondisikan kelas dengan menata tempat duduk sesuai ruangan kelas

46 Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, ( Banten: Universitas Terbuka, 2014), Cet Ke- 17, hlm. 38.

(48)

32 E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya

1. Peneliti

Peneliti merupakan instrumen yang sangat penting dalam penelitian ini, karena peneliti sebagai pelaksana dan perencana dalam pengumpulan data, menganalisis data dan penafsiran data dan tahap akhir akan melaporkan hasil penelitiannya.

2. Lembar observasi

Maksud dari lembar observasi penelitian ini yaitu peneliti akan mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPS untuk mengetahui dan merekam cara guru menjelaskan dan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.

3. Tes hasil belajar siswa

Instrument tes merupakan serangkaian pertanyaan/ latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan intelegensi kemampuan siswa yang dimiliki individu atau kelompok.47 Instrument tes hasil belajar digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dalam penelitian ini yang berupa tes tertulis.

47 Akdon dan Ridwan, Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen, (Bandung: Dewa Ruci, 2006), hlm. 37.

(49)

33 4. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya.48 Dokumentasi diambil peneliti pada saat berlangsungnya penelitian yang digunakan sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian. Contoh dokumentasi dalam penelitian ini adalah identitas siswa, RPP IPS, dan foto-foto saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran edutainment.

F. Pelaksanaan Tindakan

Sebelum PTK dilaksanakan, peneliti perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik.

Pada penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus memiliki langkah-langkah yang perlu ditempuh sebagai berikut:49

SIKLUS 1

1. Tahap Perencanaan

a. Menetapkan waktu mulai penelitian tidakan kelas yaitu pada semester ganjil

b. Menetapkan materi pelajaran

48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 132.

49 Slameto, “Implementasi Penelitian Tindakan Kelas”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar & PPS-MP, Vol.5, Nomor 3, 2015, hlm. 47-58.

(50)

34

c. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis edutainment

d. Mempersiapkan media/ alat peraga

e. Menyiapkan lembar observasi dan perangkat tes hasil belajar 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan adapun mekanisme penetapan dari perencanaan pembelajaran yang telah disusun adalah sebagai berikut:

Pertemuan I a. Kegiatan Awal

1) pengajar membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa

2) pengajar menyiapkan alat-alat atau media pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran

3) Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa melakukan apersepsi untuk melihat kofokusan dan semangat siswa

4) pengajar menjelaskan apa kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini, dan apa yang akan dicapai dengan berdiskusi bersama siswa”

apa manfaatya bagiku?”.

b. Kegiatan Inti

1) pengajar menjelaskan matei kondisi geografis wilayah Indonesia dengan menggunakan aplikasi media power point

(51)

35

2) Setelah pengajar selesai menjelaskan siswa diminta untuk menjelaskan gambar peta yang sudah ditampilkan pengajar secara bersama-sama

3) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang

4) Siswa melakukan permainan tangkap telunjuk (melempar bola ketas) dengan cara guru melempar bola kertas, sebelum permainan dimulai guru terlebih dahulu mempersiapkan beberapa buah pertanyaan dan salah satunya sudah ada dalam bola ketas tersebut, siswa yang bisa menangkap bola tersebut mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan pengajar. Selanjutnya kelompok yang sudah menjawab diberi kesempatan melemparkan bola kertas ke kelompok yang lain. Kelompok yang terakhir menjawab pertanyaan akan menjawab pertanyaan yang sudah ada dalam bola kertas tersebut.

5) Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang sudah disiapkan guru di dalam kelas

6) Siswa yang ditunjuk akan mempresentasikan hasil diskusi dari didepan kelas

c. Kegiatan penutup

1) Pengajar bersama-sama mengajak siswa mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang baru saja meeka lakukan.

(52)

36

2) pengajar mengarahkan siswa untuk menyampaikan pendapat dan perasaanya selama melakukan kegiatan

3) Menutup pelajaran dengan berdo’a dan mengucapkan salam Pertemuan II

a. Kegiatan Awal

1) guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa

2) Guru melakukan apersepsi untuk meningkatkan semangat dan kefokusan siswa.

3) Guru mempersiapkan media yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran

4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini, dan bagaimana cara menggunakan media yang sudah di tempelkan di depan kelas.

b. Kegiatan Inti

1) Guru lanjut menjelaskan materi yang sebelumnya dan siswa diminta untuk membaca ringkasan materi yang sudah ada pada buku siswa.

2) Siswa diminta untuk maju kedepan untuk mencari dan mencocokan panah media peta konsep dengan benar yang sudah dipersiapkan guru

(53)

37

3) Guru menjelaskan tentang kondisi alam wilayah indonesia sesuai dengan gambar yang sudah dicocokan oleh siswa

4) Siswa mengerjakan latihan soal yang sudah disiapkan oleh guru c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama-sama dengan siswa mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta siswa melakukan refleksi dai kegiatan yang baru saja mereka lakukan.

2) Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan pendapat dan perasaanya selama melakukan kegiatan

3) Guru menutup pelajaran dengan berdo’a dan mengucapkan salam Pertemuan III

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa

2) Guru mengajak siswa untuk melakukan apersepsi untuk meningkatkan semangat dan kefokusan siswa

3) Guru menyiapkan kondisi kelas apakah sudah bersih dan nyaman untuk dimulai kegiatan pembelajaran

4) Guru menjelaskan apa kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini dan menanyakan kabar siswa

(54)

38 b. Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok

2) Guru dan siswa mengulas kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya

3) Guru akan melakukan permainan cerdas cermat dengan mengulang-ulang kembali materi pembelajaran sebelumnya

4) Siswa yang sering menjawab pada permainan ini akan diberikan reward

5) Sebelum pembelajaran ditutup guru dan siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran sebelumnya

c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa melakukan refleksi siswa dapat bertanya terkait materi yang telah dipelajari

2) Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan pendapat dan perasaanya selama melakukan kegiatan

3) Guru menutup pelajaran dengan do’a bersama dan mengucapkan salam

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menilai peningkatan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam wilayah indonesia.

(55)

39 4. Refleksi

Tahap ini peneliti akan mengkaji dan menganalisis hasil yang didapat dalam tahap pengamatan hasil analisis guru kolaborator pada siklus I dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat rencana baru dan tindakan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

SIKLUS II

Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pada siklus I. Tahapan tindakan siklus II mengikuti tahapan tindakan siklus I.

G. Cara Pengamatan (Monitoring)

Peneliti melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung adapun hal yang diamati yaitu proses metode pembelajaran berbasis edutainment pada mata pelajaran IPS materi kenampakan alam wilayah indonesia. Pemahaman, keaktifan dan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai atau belum dengan rencana dan tujuan yang sudah ditetapkan peneliti.

H. Analisis Data dan Refleksi

Analisis merupakan tahap sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Tanpa analisis data peneliti tidak akan dapat memperkirakan dampak perbaikan yang akan dilakukanya.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa, yang dapat dilihat selama proses pembelajaran pada setiap siklus. Hasil

(56)

40

pengamatan dicatat dalam lembar observasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk persentase. Untuk menghitung persentase aktivitas siswa digunakan rumus:50

Keterangan :

P = Angka persentase.

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) 2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah hasil belajar siswa, maka diambil data dari tes pada setiap akhir siklus.

a. Untuk menghitung hasil belajar digunakan rumus:51

Keterangan:

R= Jumlah Skor dari item atau soal yang dijawab benar S = Nilai yang diharapkan (dicari)

N= Skor maksimum dari tes tersebut

50 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pes, 2011), hlm. 43.

51 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.112.

Gambar

Gambar 3.1  : Gambar Struktur Siklus Penelitian Tindakan Kelas  Gambar 4.2  : Gambar Struktur Organisasi MIN 3 Kota Mataram
Gambar Struktur 3.1  Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Faktor penyebab yang berasal dari siswa yaitu siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran, siswa kurang memperhatikan ketika guru menerangkan materi di depan kelas

Guru sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran, dimana siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, sehingga dengan metode ceramah guru secara

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru mitra dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih terdapat kelemahan-kelemahan yaitu guru kurang memperhatikan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru mitra dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih terdapat kelemahan-kelemahan yaitu guru kurang memperhatikan

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran di SD 4 Jati Wetan masih berpusat pada guru ( teacher oriented ). Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran karena selama

Informasi lain yang diperoleh yaitu guru lebih kreatif memancing siswa untuk bertanya sehingga siswa lebih aktif selama tanya jawab, guru sudah memberikan

memiliki kompetensi dasar untuk melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Berdasarkan permasalahan- permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

Kiranya akan lebih mudah untuk diterima siswa jika guru menjelaskan dengan menggunakan alat bantu yaitu peta yang dapat mempertinggi hasil belajar siswa.7 Dapat dipahami bahwa