PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Isi Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-6 tahun, tujuan perkembangan motorik kasar adalah melakukan gerak tubuh yang terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan. dan ketangkasan. , koordinasi gerak tangan-kaki-kepala dalam menari atau senam, permainan jasmani dengan aturan, kemampuan menggunakan tangan kanan dan kiri serta melakukan kegiatan kebersihan diri (Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137). Keterampilan motorik kasar merupakan gerakan yang melibatkan otot-otot besar anak, baik kaki maupun tangan. Keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan yang melibatkan aktivitas otot besar, misalnya tangan seseorang untuk bergerak dan berjalan, Santrock (2009).
Gerakan motorik kasar merupakan keterampilan yang memerlukan koordinasi sebagian besar tubuh anak. Gerakan-gerakan tersebut memerlukan energi karena dilakukan oleh otot-otot anak tertentu yang dapat membuatnya melompat, memanjat, berlari, naik sepeda roda tiga dan berdiri dengan satu kaki. Padahal berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada 24-25 Mei 2021 di TK Tunas Paud Harapan Tengah, motorik kasar balita belum berkembang dengan baik, hal ini terlihat dari ada beberapa anak yang ketika disuruh menyeimbangkan berdiri malah membuat salah satu kakinya terjatuh.. Saat melempar sesuatu yang meleset dari sasaran, anak tidak dapat menghentikan gerakannya saat bermain tanpa menginjak garis. Hal ini terjadi karena belum adanya media pembelajaran yang dapat digunakan guru ketika mencoba aktivitas motorik kasar anak, sehingga guru hanya mengandalkannya.
Lembar kegiatan anak ditujukan untuk kegiatan pembelajaran, akibatnya perkembangan fisik motorik kasar anak tidak dapat berkembang secara maksimal, karena motorik fisik anak tidak dapat tersalurkan.
Masalah Penelitian
- Identifikasi masalah
- Alternatif Pemecahan Masalah
- Rumusan Masalah
Gambaran permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dalam perkembangan motorik kasar khususnya pada komponen kebugaran jasmani yaitu: koordinasi, ketepatan dan keseimbangan sangat diperlukan agar anak dapat mengembangkan dan melatih keterampilan dasarnya agar lebih bermakna. dan lebih bermanfaat bagi siswa serta dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan motorik sesuai dengan tahap perkembangannya. Keterampilan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan Paud Center Kabupaten Gowa. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan Kabupaten Gowa setelah memainkan permainan Engklek.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
- Kajian Pustaka Motorik Kasar
- Pengertian Motorik Kasar
- Tujuan Perkembangan Motorik Kasar
- Fungsi Perkembangan Motorik Kasar
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
- Unsur-unsur Kemampuan Motorik Kasar
- Karakteristik Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
- Pengertian Permainan Tradisional
- Jenis-jenis Permainan Tradisional
- Pengertian Permainan Engklek
- Cara Memainkan Permainan Engklek
- Aspek yang Di Kembangkan Permainan Engklek
- Hasil Penelitian Yang Relevan
- Kerangka Pikir
- Hipotesis Tindakan
Unsur motorik kasar adalah kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, ketepatan, kelenturan, koordinasi, keseimbangan. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak autis adalah melalui permainan tradisional engklek, dimana permainan ini dapat merangsang perkembangan motorik kasar anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui engkol untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak usia 6-12 tahun dengan permasalahan yang berbeda-beda dan cara penyelesaiannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil motorik kasar mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan melalui permainan engkol. Penelitian Ruhil Jamil Jamilah (2017) berjudul “Peranan permainan tradisional Engklek dalam meningkatkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di RA Al-Mukhlisin”. Dari sini peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait motorik kasar menurut yang ada di lapangan.
Untuk itu perlu adanya perubahan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan mencegah anak menjadi bosan.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi dan Subjek Penelitian
- Faktor yang Di Selidiki
- Prosedur Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Indikator Keberhasilan
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah pengembangan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan tradisional engklek. Tujuannya untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar setelah diberikan tindakan melalui permainan tradisional engklek. Penerapan permainan tradisional engklek dalam meningkatkan motorik kasar pada anak di TK Tunas Harapan Paud Center Kabupaten Gowa.
Penggunaan permainan tradisional engklek dalam meningkatkan motorik kasar anak dapat membantu proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian perbandingan kemampuan motorik kasar anak dengan permainan tradisional engklek. HASIL PENGAMATAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK BESAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA TK PAUD PUSAT TUNAS HARAPAN PADA SISWA SIKLUS I. PERTEMUAN 1.
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KOTOR MELALUI PERMAINAN ANGKLEK TRADISIONAL PADA SISWA TK TK TUNAS HARAPAN PUDAT SIKLUS I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti dan guru terlebih dahulu membuat rencana mengenai solusi yang tepat untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak melalui permainan tradisional bahasa Inggris. Menyiapkan alat penilaian berupa lembar observasi anak terhadap aktivitas bermain engkol untuk meningkatkan motorik kasar. 4. Siapkan lembar observasi checklist dan kamera untuk mendokumentasikan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan engkol.
Jelasnya, pencapaian kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional bahasa Inggris pada Pertemuan 1 Siklus 1 menggambarkan bahwa dari 14 anak, 9 anak memenuhi kriteria Belum Berkembang (MB) karena pada saat permainan tersebut anak belum bisa bermain. permainan sesuai aturan dan pada saat itu juga. Saat melompat, anak tidak bisa langsung melompat ke dalam kotak. Lembar observasi ini digunakan sebagai alat pengumpulan data selama penelitian. 4. Siapkan lembar observasi checklist dan kamera untuk mendokumentasikan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan engkol. Terlihat jelas pencapaian kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional engklek pada pertemuan II siklus I menggambarkan bahwa dari 14 anak, 2 anak memenuhi kriteria Belum Berkembang (BB) karena pada saat permainan tersebut dimainkan, anak tersebut masih belum mampu melempar batu ke sasaran, sedangkan pada saat bermain mereka melakukan gerakan mundur dan melompat seimbang tanpa menginjak garis.
Menyiapkan alat penilaian berupa lembar observasi anak terhadap aktivitas mengayun untuk meningkatkan motorik kasar. Peneliti mengamati perkembangan anak pada kegiatan peningkatan motorik kasar anak dengan menggunakan permainan tradisional orang-orangan sawah dengan menggunakan lembar observasi anak. Terlihat bahwa pencapaian kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional eng klek pada siklus l menggambarkan bahwa dari 14 anak terdapat 12 anak yang mempunyai kriteria Mulai Berkembang (MB), karena pada saat permainan tersebut dimainkan , anak masih belum bisa mengimbangi tubuhnya, masih ada anak yang kurang mampu melempar batu ke sasaran, berbalik arah saat bermain dan melompat seimbang tanpa menginjak garis.
Hasil observasi guru menggambarkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Pada kegiatan inti guru menjelaskan bahwa pembelajaran yang akan dilakukan hari ini adalah bermain engklek, anak akan dibantu oleh guru untuk mengembangkan motorik kasar anak melalui bermain engklek. Jelasnya, pencapaian kemampuan motorik kasar anak menggambarkan bahwa ada dua orang anak yang memenuhi kriteria Mulai Berkembang (MB), dan dua belas anak yang memenuhi kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), karena anak tersebut juga memilikinya.
Kinerja motorik kasar anak menunjukkan terdapat 7 anak yang mempunyai kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), karena anak sudah mulai berkembang. Pencapaian keterampilan motorik kasar pada pertemuan ketiga Siklus II menunjukkan terdapat 5 anak yang memenuhi kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 9. Diketahui kinerja dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar melalui bermain engkol pada anak di Tunas TK Harapan Paud Center Kabupaten Gowa pada siklus II menggambarkan dari 14 anak, 8 anak memenuhi kriteria Berkembang Menuju Harapan (BSH) karena saat melakukan kegiatan bermain masih belum mampu mengkoordinasikan gerakan.
Jadi pada siklus II peningkatan motorik kasar anak memperoleh persentase rata-rata sebesar 74,5% sehingga termasuk dalam kategori Perkembangan Sesuai Harapan (BSH). 2).
Pembahasan
Pada pertemuan I siklus I terlihat pencapaian keterampilan motorik kasar anak dengan permainan tradisional engklek.Pada pertemuan I siklus I tergambar dari 14 anak terdapat 9 anak yang mempunyai kriteria. untuk belum berkembang (MB) karena pada saat permainan tersebut dimainkan, anak-anak belum dapat memainkan permainan tersebut. sesuai aturan dan pada saat melompat anak tidak boleh langsung terjun ke lapangan, hal ini dikarenakan anak hanya bermain dengan gagangnya saja sehingga harus terus menerus dilatih. Pada pertemuan pertama II. Dari siklus tersebut terlihat bahwa motorik kasar anak telah tercapai yang menunjukkan terdapat 2 anak yang mempunyai kriteria awal perkembangan (MB) dan 12 anak yang mempunyai kriteria perkembangan sesuai Harapan (BSH). ), karena anak mampu melakukan gerakan tuas sesuai indikator tertentu yang ingin dicapainya, walaupun tidak semua indikator dapat terlaksana dengan baik. Pada pertemuan kedua II. Dari siklus tersebut terlihat dari kinerja motorik kasar anak terdapat 7 anak yang memenuhi kriteria perkembangan sesuai harapan (BSH).
Pada pertemuan III siklus II terlihat dari kinerja motorik kasar pada pertemuan III siklus II terdapat 5 anak yang mempunyai kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 9 anak yang mempunyai kriteria Berkembang Sangat Baik. . (BSB) karena mampu memainkan permainan kruk sesuai indikator yang diinginkan tercapai tanpa bantuan guru. Pencapaian indikator motorik besar kelompok B (usia 5-6 tahun) berdasarkan indikator kinerja Permendikbud 146. Dapat melempar batu tanpa keluar barisan, dapat melakukan gerakan mundur ketika memainkan suatu permainan, dapat melompat dengan satu kaki secara seimbang tata krama. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dikatakan bahwa dengan meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional engklek pada anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan Paud Center Kabupaten Gowa.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa keterampilan motorik kasar siswa pada siklus I masih memenuhi kriteria Mulai Berkembang. Berdasarkan hasil evaluasi peningkatan keterampilan motorik kasar menggunakan permainan tradisional Engklek pada anak usia 5 sampai 6 tahun di TK Tunas Harapan Paud Center Kabupaten Gowa, keterampilan motorik kasar mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan peningkatan motorik kasar melalui permainan tradisional engklek di TK Tunas Harapan Paud Center berkategori baik.
Setelah dilakukan observasi pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan keterampilan motorik kasar pada permainan tradisional bahasa Inggris. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama proses pembelajaran, penerapan permainan tradisional bahasa inggris dapat meningkatkan motorik kasar anak di TK Tunas Harapan Paud Center dengan perolehan rata-rata sebesar 74,5% dengan kriteria Perkembangan Sesuai Harapan ( BSH). Pentingnya meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan tradisional Engklek yang dapat diterapkan dan dipadukan dengan tema pembelajaran terkait.
Peran Permainan Tradisional Engklek Dalam Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di RA Al-Mukhlisin.” Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2017. Meningkatkan Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Sunda Modifikasi Permainan Manda di PAUD Nur Amin Ridwan Gadingmangu Perak Jombang. Wiranti, Dwiana Asih dan Diah Ayu Mawarti. “Efektifitas permainan Engklek dalam mengembangkan motorik kasar pada anak usia dini.” Jurnal Ilmiah Pendidikan 9, no. 01 (2018).
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KOTOR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CLICKER PADA SISWA PAUD TERPADU ALAMI ANUGRAH SIKLUS I.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran