• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Peserta Didik Kelompok A Melalui Metode Tracing the Dot di TKIT Takwa Cendekia Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Peserta Didik Kelompok A Melalui Metode Tracing the Dot di TKIT Takwa Cendekia Makassar"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Peneliti memilih melakukan penelitian yang fokus pada penggunaan metode penelusuran titik (menulis jejak) dalam menyelesaikan masalah perkembangan motorik halus pada anak. Pengaruh Metode Tracking Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah”, Jurnal Ilmu Kesehatan MOTORIK 17, no.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Guru akan belajar lebih banyak tentang metode dan media dalam pembelajaran serta mengetahui teknik yang tepat untuk mengajarkan anak mengembangkan keterampilan dasar anak melalui berbagai media berbasis dot tracing, baik yang manual (buatan sendiri) maupun yang sudah ada. Pihak sekolah akan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran anak TK dan lulusannya, sehingga mampu memberikan hasil yang memuaskan baik bagi guru maupun orang tua siswa.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian Halimah menerapkan metode tracking, sedangkan peneliti menggunakan metode tracking titik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian yang dilakukan Saniya menggunakan teknik montage, sedangkan peneliti menggunakan metode dot tracking untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

TINJAUAN TEORETIS

  • Perkembangan Kemampuan Motorik Halus
    • Pengertian Motorik Halus
    • Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak
    • Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Keterampilan
  • Metode Tracing The Dot
    • Pengertian Tracing The Dot
    • Langkah-Langkah Penggunaan Tracing The Dot
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis Tindakan

6Julaeha Rasid, Rosita Wondal, Rita Samad, “Kajian kegiatan kelas memasak dalam meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun”, Jurnal Ilmiah Cahaya PAUD 2, no. Dari ulasan para ahli di atas diketahui bahwa kemampuan motorik halus dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Metode atau teknik dot tracking merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan motorik halus siswa TKIT Takwa Cendekia masih cukup rendah dan perlu disesuaikan secara optimal. Untuk itu peneliti memilih menerapkan metode yang dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak, yaitu metode trace-the-dot atau menulis jejak. Dengan demikian, proses pembelajaran dengan metode tracing the dot menjadi lebih menarik dan motorik halus anak meningkat secara signifikan.

Alur proses pada frame di atas menunjukkan bahwa keadaan awal motorik halus siswa Kelompok A di TKIT Takwa Cendekia masih rendah. Peneliti memberikan tindakan berupa penggunaan metode yang dapat mengasah kemampuan motorik halus yaitu metode dot tracking. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu “Terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui penggunaan metode tracking titik pada siswa kelompok A usia 5 tahun di TKIT Takwa Scholar Makassar”.

Gambar 2.1 Contoh Media Ajar Metode Tracing the Dot 14
Gambar 2.1 Contoh Media Ajar Metode Tracing the Dot 14

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Peneliti melakukan prasiklus untuk melihat keterampilan motorik halus awal siswa menggunakan instrumen observasi dengan indikator. Hasil observasi prasiklus yang dilakukan menunjukkan data perkembangan kinerja motorik halus siswa Kelompok A di TKIT Takwa Cendekia (data perkembangan motorik halus siswa prasiklus dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 3 halaman 87 ) . Hasil penelitian yang dilakukan pada tahap sebelum siklus menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus siswa masih kurang dan perlu lebih ditingkatkan.

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terkait perkembangan motorik halus siswa dengan menggunakan panduan observasi yang telah disiapkan sebelumnya (hasil observasi pada siklus I dapat dilihat secara detail melalui tabel terlampir pada lampiran 4 halaman 89). Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I terlihat bahwa kemampuan motorik halus siswa mulai meningkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada siklus II keterampilan motorik halus siswa mengalami peningkatan dan mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan.

Pada siklus ini terjadi peningkatan kemampuan motorik halus siswa meskipun belum mencapai target keberhasilan. Pada siklus II keterampilan motorik halus siswa mengalami peningkatan yang memuaskan dan telah mencapai target indikator keberhasilan. Setelah melihat hasil penelitian dari siklus yang berbeda, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan motorik halus siswa mengalami peningkatan.

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Suharsimi Arikunto
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Suharsimi Arikunto

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Visi, Misi Dan Tujuan TKIT Takwa Cendekia

Terbentuknya lingkungan pendidikan yang mampu menumbuhkan dan melahirkan kepribadian Islami (syakhsiyah Islamiyah) yang tangguh pada peserta didik, serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Menyelenggarakan pendidikan secara berdaya guna agar peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi, bakat, dan minatnya, baik akademik maupun nonakademik. Terbentuknya santri-santri yang bertaqwa dan cerdas yang siap meneruskan dan memperjuangkan tegaknya kembali kejayaan Islam dan ummat Islam.

Penyelenggaraan pendidikan dasar yang mengintegrasikan ajaran Islam, sehingga menghasilkan lulusan yang cerdas secara intelektual dan bertakwa. Mewujudkan generasi umat Islam masa depan yang berilmu, berwawasan luas dan global, demi kemaslahatan negara, umat, dan kejayaan Islam dan umat Islam.

Manajemen Sekolah TKIT Takwa Cendekia

  • Manajemen Kelas
  • Kurikulum dan Model Pembelajaran
  • Peserta Didik
  • Pendidik dan Tenaga Kependidikan
  • Sarana dan Prasarana

Kurikulum Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Cendekia Takwa disusun dengan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam setiap pembelajaran sebagai landasan penanaman akidah Islam dan pengembangan karakter peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kelompok, dimana anak dibagi menjadi beberapa kelompok. Biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan aktivitas yang berbeda-beda.

Manajemen siswa dapat diartikan sebagai upaya mengatur siswa sejak masuk sekolah hingga keluar sekolah. Siswa berada di sekolah 5 menit sebelum bel berbunyi dan ketika pulang ke rumah mereka tiba tepat waktu. Apabila siswa tidak hadir di kelas karena sakit atau hal lain, orang tua/wali siswa wajib memberitahukan kepada wali kelas melalui surat/SMS/WA.

Siswa diharapkan bersikap ramah dan sopan kepada kepala sekolah, seluruh guru, pegawai, teman dan seluruh warga TK/PAUD di dalam dan di luar sekolah. Siswa turut serta menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban di kelas dan lingkungan sekolah, misalnya: membuang sampah pada tempatnya. Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu kegiatan yang meliputi penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, pengelolaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.

Hasil Penelitian

  • Pra Siklus
  • Siklus I
  • Siklus II

Sebelumnya peneliti mempersiapkan media dan bahan ajar yang nantinya akan diberikan kepada siswa. Mereka kemudian diberikan contoh dan penjelasan cara kerja agar hasil karya yang ditunjukkan siswa dapat tercapai. Pertama, peneliti membagi siswa menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang.

Pembelajaran juga dipadukan dengan pemberian kegiatan lain yang dapat merangsang motorik halus siswa, seperti mencocokkan gambar dan mengancingkan baju. Seperti halnya siklus I, peneliti pada tahap ini melakukan observasi terkait perkembangan motorik halus siswa dengan menggunakan panduan observasi yang telah disiapkan sebelumnya (Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat secara detail melalui tabel terlampir pada lampiran 4 halaman 90) . . Pada Siklus II siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, sehingga upaya yang dilakukan peneliti dan guru untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak dengan menggunakan metode dot tracking dinilai berhasil.

Pembelajaran juga dipadukan dengan pemberian kegiatan lain yang dapat merangsang motorik halus siswa, seperti meniru gambar dari instruksi yang diberikan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti memutuskan untuk mengakhiri II. siklus, karena kemampuan motorik halus siswa meningkat dan mencapai indikator keberhasilan tertentu. Persentase skor peningkatan motorik halus siswa yang ditemukan telah memenuhi sasaran pencapaian yang telah ditentukan, sehingga peneliti memutuskan penelitian tindakan kelas ini akan berakhir pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Perkembangan Kemampuan  Motorik Halus Kelompok A Siklus I
Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Kelompok A Siklus I

Pembahasan

Peningkatan selanjutnya adalah siswa dapat mempertebal garis dengan pola yang diberikan, meskipun hal ini belum maksimal. Peningkatan yang dialami siswa pada kelas II. siklusnya, adalah mereka mampu menyelesaikan tugas tanpa bantuan tambahan dari guru atau peneliti. 2 siswa masih menunjukkan kriteria perkembangan sesuai harapan (BSH) dan belum mencapai kriteria perkembangan sangat baik (BSB).

Tingkat ketelitian dan ketebalan pupilnya masih kurang, sehingga peneliti hanya memberikan pertunjukan BSH saja. Peneliti juga memberikan masukan kepada sekolah dan guru kelas untuk mempertahankan metode dot tracing dalam pembelajaran sehari-hari sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus siswa. Peran peneliti dan guru masih terbagi dalam penerapan metode yang dapat merangsang perkembangan motorik halus siswa.

Siswa mampu membuat garis meliputi garis vertikal, horizontal, kurva kiri-kanan, dan lingkaran. Siswa juga dapat menggambar atau meniru bentuk mengikuti contoh dan petunjuk guru atau peneliti. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan juga pembahasan yang disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa metode dot tracking dapat mendukung proses peningkatan keterampilan motorik halus siswa kelompok A di TKIT Takwa Scholar.

PENUTUP

Kesimpulan

Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan motorik halus siswa dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II hingga memperoleh persentase akhir sebesar 83% atau 10 siswa yang memperoleh nilai Sangat Baik. Kriteria Pengembangan (BSC) terpenuhi. Persentase tersebut juga mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan, yaitu peningkatan perkembangan siswa dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSD) dengan persentase minimal 75%.

Implikasi Penelitian

“Upaya meningkatkan keterampilan motorik halus melalui permainan picture tracing anak usia 5-6 tahun di TKQ An-Nur”. “Upaya peningkatan keterampilan menulis pada anak usia 4-5 tahun dengan metode dot play di TKIT Takwa Scholar”. Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus dengan Teknik Mosaik pada Anak Usia Dini di TK Kemal Sukaram Bandar Lampung.”

Teknik dot tracing dalam meningkatkan motorik halus anak usia 4-6 tahun di TK Tunas Bangsa Desa Citaman. "Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan membuat bentuk baju dengan teknik menjahit secara berkelompok." Meningkatkan motorik halus anak usia dini melalui media tutup botol bekas kelompok B TK Assalam 1 Sukarame Bandar Lampung”.

Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan perakitan terpadu PAUD Mutiara Hati Kota Jambi. “Peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan melukis dengan menggunakan bahan bekas untuk anak kelompok A usia 4-5 tahun di TK Beyna Ceria Kota Bandung.” “Upaya meningkatkan kemampuan fisik motorik anak usia dini melalui media pembelajaran gunting di TK Al Musdar”.

Gambar 1. Penerapan Metode Tracing the Dot Tahap Pra Siklus
Gambar 1. Penerapan Metode Tracing the Dot Tahap Pra Siklus

Gambar

Gambar 2.1  Contoh Media Ajar Metode Tracing the Dot ............................... 27  Gambar 2.2  Kerangka Pikir.............................................................................
Gambar 2.1 Contoh Media Ajar Metode Tracing the Dot 14
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Kondisi
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Suharsimi Arikunto
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tuti Hardianti NIM : 190104030015 Tempat/Tanggal Lahir : Sampit, 04 Januari 2002 Jurusan/Program Studi :

V PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lisdawaty S Nim : 1247041066 Jurusan/Prodi : PGSD UPP Makassar Judul Skripsi : Penerapan Pendekatan