15
KAJIAN PENINGKATAN KESELAMATAN PERLINTASAN SEBIDANG KERETA API GROGOL DI KABUPATEN TEGAL STUDY ON IMPROVING THE SAFETY OF THE CROSSROADS
OF THE GROGOL RAILWAY IN THE TEGAL REGENCY
Anton Budiharjo1, Isro Febrian Yunarto2
1 Program Studi Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
2 Program Studi Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Jalan Semeru No.3 Kota Tegal, Jawa Tengah 52125 Email : [email protected]
ABSTRAK
Perlintasan kereta api grogol adalah perlintasan sebidang kereta api tanpa palang pintu yang rawan akan kecelakaan lalu lintas akibat adanya konflik di perlintasan sebidang kereta api antara pengguna jalan dan kereta api yang melintas yang berpotensi kecelakaan. Penelitian ini bertujuan memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai dengan pedoman SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur Kereta Api. Survei yang dilakukan pada penelitian ini adalah inventarisasi jalan untuk mengetahui geometrik pada perlintasan sebidang kereta api dan survei perilaku pengguna jalan untuk mengetahui perilaku pengguna jalan yang melintas di perlintasan sebidang kereta api. Rekomendasi penanganan pada perlintasan sebidang kereta api grogol yang sesuai untuk meningkatkan keselamatan dan mencegah kecelakaan adalah dengan memasang palang pintu dan pos jaga.
Kata Kunci: konflik ,geometrik, perilaku, rekomendasi penanganan ABSTRACT
Grogol railroad crossing is a level crossing of a train without a doorstop that is prone to traffic accidents due to conflicts at the railway level crossing between road users and crossing trains that have the potential for accidents. This study aims to provide recommendations for handling in accordance with the guidelines SK.770 / KA.401 / DRJD / 2005 concerning Technical Guidelines for Parallel Crossing between Roads and Railways. The survey conducted in this study is an inventory of roads to determine the geometric level of a railroad crossing and a survey of road user behavior to determine the behavior of road users who cross a railroad crossing. Recommendations for handling at the grogol railroad crossing that are suitable for improving safety and preventing accidents are by installing doorstops and guard posts.
Keywords: conflict, geometric, behavior, arrest recommendation
PENDAHULUAN
Perlintasan sebidang masih menjadi pemasalahan yang harus diperhatikan pada perkembangan pertumbuhan penduduk dan pergerakan yang semakin meningkat.
Perlintasan sebidang yang tidak memenuhi standar masih banyak ditemukan terutama pada wilayah Kabupaten Tegal. Wilayah Kabupaten Tegal memiliki 33 perlintasan sebidang, yang dijaga sebanyak 14 perlintasan dan sebanyak 19 perlintasan yang tidak dijaga (sumber : Dishub Kabupaten Tegal) yang berada dibawah pengawasan DAOP V.
Perlintasan kereta api grogol adalah perlintasan sebidang kereta api tanpa palang pintu
16
yang rawan akan kecelakan lalu lintas, terletak di jalan Pepedan Desa Grogol Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal sebagai akses utama warga Desa Grogol menuju Desa Pepedan dan Desa Pagongan atau sebaliknya serta menghubungkan pusat – pusat kegiatan di Kecamatan Dukuhturi seperti Pasar Pepedan, Rumah Sakit DKT Pagongan, dan Puskesmas Dukuhturi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai dengan pedoman untuk meningkatkan keselamatan pada perlintasan sebidang kereta api grogol. Dengan demikian dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Tegal, dan PT. Kereta Api Indonesia DAOP V dalam pertimbangan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang.
TINJAUAN PUSTAKA
Perlintasan Sebidang Kereta Api
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur Kereta Api, persyaratan perlintasan sebidang adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan Perlintasan Sebidang
Perlintasan kereta api seharusnya memang dibuat menjadi tidak sebidang. Namun hal ini masih dapat dikecualikan dengan ketentuan:
a. Selang waktu antara kereta api satu dengan kereta api berikutnya (headway) yang melintas pada lokasi tersebut rata-rata sekurangkurangnya 6 (enam) menit pada waktu sibuk (peak);
b. Jarak perlintasan yang satu dengan yang lainya pada satu jalur kereta api tidak kurang dari 800 meter;
c. Tidak terletak pada lengkungan jalan kereta api atau tikungan jalan;
d. Terdapat kondisi lingkungan yang menunjukan pandangan bagi masinis kereta api dari as perlintasan dan bagi pengemudi kendaraan bermotor;
e. Jalan yang melintas adalah kelas jalan III.
2. Persyaratan Prasarana
Ruas jalan yang dapat dibuat perlintasan sebidang antara lain jalan dengan jalur kereta api mempunyai persyaratan sebagai berikut:
a. Selang waktu antara kereta api satu dengan kereta api berikutnya (headway) yang melintas pada lokasi tersebut rata-rata sekurangkurangnya 6 (enam) menit pada waktu sibuk (peak);
b. Jalan kelas III;
c. Jalan sebanyak-banyaknya 2 jalur 2 arah;
d. Tidak pada tikungan jalan dan/atau aliment horizontal yang memiliki radius sekurang – kurangnya 500 m;
e. Tingkat kelandaian kurang dari 5 (lima) persen dari titik terluar jalan rel;
f. Memenuhi jarak pandang bebas;
g. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
3. Penentuan Perlintasan Sebidang
17
Perlintasan sebidang kereta api dengan jalan terdiri dari perlintasan sebidang berpalang pintu (otomatis maupun tidak otomatis, mekanik maupun elektrik), dan perlintasan sebidang tidak berpalang pintu. Perlintasan kereta api wajib menjadi tidak sebidang manakala memenuhi ketentuan:
a. Jumlah kereta api yang melintas pada lokasi tersebut sekurangkurangnya 25 kereta/hari dan sebanyak- banyaknya 50 kereta /hari;
b. Volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) sebanyak 1.000 sampai dengan 1.500 kendaraan pada jalan dalam kota dan 300 sampai dengan 500 kendaraan pada jalan luar kota; atau
c. Hasil perkalian antara volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) dengan frekuensi kereta api antara 12.500 sampai dengan 35.000 smpk. Jika lebih maka harus menjadi perlintasan tidak sebidang.
Sumber : Skdirjen No 770 Tahun 2005 Gambar 1.
Grafik Area Penentuan Tipe Perlintasan Sebidang Kereta Api Bahan Permukaan Perlintasan Sebidang
enis-jenis bahan material pada permukaan perlintasan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan berdasarkan sumber dari Kentucky Transportation Center nomor KTC-14- 19/SPR-452-13 4F tentang Railway/Highway AT-Grade Crossing Surface Rehabilitattion Manual: Recommendations and Guides adalah sebagai berikut:
1. Aspal
Jenis bahan material yang dibutuhkan pada perpotongan permukaan rel adalah aspal, yang ditempatkan antara dan disisi luar rel dan dapat digunakan untuk perlintasan antar pedesaan dengan volume lalu lintas yang rendah.
18 Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015
Gambar 2.
Jenis Permukaan Aspal Pada Rel 2. Lapis Karet dan Aspal
Lapis karet dan perpal aspal digunakan untuk perlintasan dengan volume lalu lintas sedang hingga tinggi. Permukaan ini meliputi aspal di antara rel, strip karet yang menutupi rel, dan aspal yang ditempatkan pada karet disisi luar rel.
Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 3.
Jenis Permukaan Karet dan Aspal 3. Kayu dan Aspal
Bahan material kayu dan aspal juga cocok untuk perlintasan dengan volume sedang hingga tinggi. Untuk permukaan ini, aspal diletakan di tengah, kayu-kayu ditempatkan di kedua sisi rel, dan aspal diendapkan pada kayu di sisi rel luar dan dalam.
19
Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 4.
Jenis Permukaan Kayu dan Aspal 4. Panel Beton
Panel beton umunya dipilih untuk perlintasan dengan volume lalu lintas tinggi.
Permukaan ini dibuat dengan memasukan panel beton antara rel dan disisi lapangan.
Itu dianggap sebagai permukaan premium.
Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 5.
Jenis Permukaan Panel Beton 5. Karet Penuh
Adalah jenis bahan material permukaan pada perlintasan yang diterapkan pada permukaan jalan beton. Umumnya digunakan pada jalan raya dengan volume lalu lintas tinggi dan biaya material juga tinggi.
20
Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 6.
Jenis Permukaan Karet Penuh
6. Kayu Penuh
Terdiri dari kayu-kayu yang diletakan sejajar dengan lintasan dan dibaringkan antara rel serta pada bagian luar. Seperti karet dan beton dengan kedalaman penuh, bahan kayu juga digunakan untuk volume lalu lintas tinggi dan dianggap sebagai bahan premium.
Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 7.
Jenis Permukaan Kayu Penuh 7. Gabungan
Permukaan gabungan mirip dengan permukaan kayu dengan kedalaman penuh tetapi terdiri dari berbagai jenis dari produk limbah yang dibagi halus yang dicampur dengan perekat polimer untuk mengikat bahan. Gabungan tersebut sebagian besar digunakan pada perlintasan dengan volume tinggi, dan biaya pemasangan material tinggi dibandingkan yang digunakan pada permukaan persimpangan yang lebih umum.
21
Sumber : Hasil Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 8.
Jenis Permukaan Gabungan 8. Bak Beton
Bahan material bak beton jarang digunakan dibandingkan dengan bahan pada perlintasan yang serupa lainya. Bahan bak beton umumnya digunakan pada jalan raya dengan volume lalu lintas tinggi dan rel dengan kecepatan rendah.
Sumber : Kentucky Transportation Center, 2015 Gambar 9.
Jenis Permukaan Bak Beton METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perlintasan sebidang kereta api grogol Kabupaten Tegal.
22 Sumber : Google Maps, 2019
Gambar 10.
Lokasi Penelitian B. Waktu Penelitian
Adapun rencana jadwal untuk melakukan penelitian anatara lain sebagai berikut:
Tabel 1.
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Pelaksanaan Minggu Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 1 Konsultasi dosen
2 Studi literatur 3 Survei pendahuluan 4 Mendesain formulir survei
5 Pengambilan data primer 6 Pengambilan data sekunder 7 Rekapitulasi data hasil survei 8 Analisa data dan penyusunan laporan 9 Penyajian dokumen akhir Sumber : Hasil Analisis, 2019
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk melaksanakan penelitian ini terdapat beberapa data yang diperlukan antara lain:
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi berwenang terkait dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data jadwal kereta api dan data perlintasan sebidang kereta api. Data tersebut digunakan sebagai penunjang penelitian.
23
2. Data Primer
Data primer adalah data lapangan yang diperoleh melalui proses pengamatan bahan kajian secara langsung dilapangan, dan data primer pada penelitian ini antara lain:
a. Inventarisasi dan Geometri Jalan
Survei ini dilakukan dengan cara mengambil gambar dan mencatat seluruh hasil inventarisasi lokasi penelitian seperti lebar, jenis perkerasan, dll.
b. Survei Pencacahan Lalu Lintas
Survei pencacahan lalu lintas dilaksanakan untuk mengetahui volume lalu lintas pada wilayah studi. Waktu pelaksanaan selama 12 jam pada waktu hari kerja dan hari libur pukul 06:00 – 18:00.
c. Survei Perilaku Pengguna Jalan
Survei ini dilakukan untuk mengetahui perilaku pengguna jalan pada lokasi penelitian. Survei dilakukan dengan pengambilan sampel secara acak pada pukul 06:00 – 08:00 pada waktu hari kerja atau pengambilan sampel dari populasi dengan derajat kepercayaan sebesar 95%, maka tingkat kesalahan adalah 5%.
D. Metode Analisis
Dari proses pengumpulan data kemudian dilakukan proses analisis data dengan teknik sebagai berikut:
1. Analisis Inventarisasi Ruas Jalan
Data primer yang diperoleh dari data inventarisasi ruas jalan kemudian digunakan untuk mengetahui besarnya kapasitas jalan dengan persamaan di bawah ini.
C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCCS Sumber : MKJI 1997
Dimana :
C = kapasitas Co = kapasitas dasar
Fcw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas jalan perkotaan Fcsp = faktor penyesuaian untuk pemisah arah
Fcsf = faktor penyesuaian hambatan samping Fccs = faktor penyesuaian ukuran kota
2. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik pada ruas jalan selama interval waktu tertentu, dan biasanya diukur dalam unit satuan kendaraan persatuan waktu. Definisi volume lalu lintas dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Sumber : R.J Salter, 1974
24
Dimana :
q = volume lalu lintas yang melewati suatu titik (kend./jam);
n = jumlah kendaraan yang melalui titik dalam interval waktu;
t = interval waktu pengamatan (jam).
3. Penentuan Perlintasan Sebidang
Dalam metode ini dipergunakan sebagai dasar analisa penentuan kebutuhan pemasangan palang pintu pada perlintasan sebidang dengan mengacu pada SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan dengan Jalur Kereta Api.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Lalu Lintas Kereta Api 1. Perjalanan Kereta Api
Dari data yang kami dapatkan di stasiun kereta api Slawi, saat ini ada 20 (dua puluh) perjalanan kereta api yang melewati jalur rel pada lokasi studi yang diamati.
Jalur rel ini adalah termasuk kedalam rangkaian jalur selatan perjalanan kereta api, sebagai pertemuan seluruh perjalanan kereta api yang datang dari utara melalui stasiun kereta api Tegal, maupun yang datang dari selatan melalui stasiun kereta api Slawi.
Tabel 2. Perjalanan Kereta Api Yang Melewati Stasiun Kereta Api Slawi
No. No KA Nama Ka Slawi Tegal
Datang Berangkat Datang Berangkat
1 2601 KA Barang BBM LS 5:07 5:26 -
2 223 KA Barang BBM 6:29 6:32 6:49 -
3 PLB 223 Kamandaka 6:33 6:36 6:53 -
4 2602 KA Barang BBM LS 7:14 - 6:56
5 224 KA Barang BBM 7:57 7:59 - 7:40
6 PLB 7081 Joglosemarkerto 8:57 8:59 - 8:41
7 2609F KA Barang BBM LS 9:10 9:32 -
8 2610F KA Barang BBM 11:46 11:56 - 11:25
9 227 KA Barang BBM 11:52 11:54 12:11 -
10 PLB 7079 Joglosemarkerto 11:56 11:58 12:14 -
11 PLB 229 Kamandaka 14:23 14:30 - 14:04
12 228 KA Barang BBM 14:24 14:33 - 14:04
13 2605 KA Barang BBM LS 15:37 15:57 -
14 2606 KA Barang BBM LS 17:28 - 17:10
15 231 KA Barang BBM 18:44 18:46 19:03 -
16 PLB 7079 Joglosemarkerto 18:47 18:49 19:05 -
17 232 KA Barang BBM 20:10 20:22 - 19:52
18 PLB 7083 Kamandaka 20:10 20:22 - 19:52
19 2613F KA Barang BBM LS 20:20 20:41 -
20 2614F KA Barang BBM LS 22:52 - 22:30
25 Sumber : PT. KAI, 2019
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Gambar 11. Proporsi Kereta Api Melintas Dari Stasiun Slawi
2. Kereta Api Yang Melintas di Perlintasan Grogol
Dari data perjalanan kereta api yang didapatkan dari stasiun kereta api Slawi, maka dilakukan verifikasi lapangan untuk mengetahui tepat pada jam berapakah masing- masing kereta tersebut melewati perlintasan kereta api di Desa Grogol dan berikut ini adalah rekapitulasinya.
Tabel 3. Waktu Kereta Melintas
No. No KA Nama Ka Waktu
Melintas Dari arah 1 2601 KA Barang BBM 5:20 Slawi (selatan)
2 PLB 223 Kamandaka 6:47 Slawi (selatan)
3 2602 KA Barang BBM 7:02 Tegal (utara)
4 224 KA Barang BBM 7:46 Tegal (utara)
5 PLB 7081 Joglosemarkerto 8:48 Tegal (utara) 6 2609F KA Barang BBM 9:25 Slawi (selatan) 7 2610F KA Barang BBM 11:32 Tegal (utara) 8 PLB 7079 Joglosemarkerto 12:09 Slawi (selatan)
9 PLB 229 Kamandaka 14:10 Tegal (utara)
10 2605 KA Barang BBM 15:50 Slawi (selatan) 11 2606 KA Barang BBM 17:16 Tegal (utara) 12 231 KA Barang BBM 18:56 Slawi (selatan) 13 PLB 7079 Joglosemarkerto 19:10 Slawi (selatan)
70%
30%
KA BBM KA PENUMPANG
26 14 PLB 7083 Kamandaka 19:58 Tegal (utara)
15 2613F KA Barang BBM 20:34 Slawi (selatan) 16 2614F KA Barang BBM 22:37 Tegal (utara) Sumber : Hasil Analisis, 2019
Hasil pengamatan di lapangan bahwa dari 20 perjalanan kereta api yang terjadwal melintas antara stasiun kereta api Slawi dan Tegal sebanyak 4 perjalanan kereta api tidak beroperasi yaitu kereta api bbm nomor 227 dan 223 dari Slawi dan nomor 228 dan 232 dari Tegal. Hal ini karena jadwal kereta tersebut bersifat tambahan atau situasional.
3. Headway Kereta Api
Dari data jumlah rangkaian kereta api yang melintas di perlintasan sebidang kereta api grogol dapat dihitung headway hasil dari perhitungan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.
Headway Kereta Api Yang Melintas
No. No KA Nama Ka Waktu
Melintas
Dari arah Headway (menit) Slawi Tegal Slawi Tegal
1 2601 KA Barang BBM 5:20 Slawi
2 PLB 223 Kamandaka 6:47 Slawi 87
3 2602 KA Barang BBM 7:02 Tegal
4 224 KA Barang BBM 7:46 Tegal 44
5 PLB 7081 Joglosemarkerto 8:48 Tegal 62
6 2609F KA Barang BBM 9:25 Slawi 158
7 2610F KA Barang BBM 11:32 Tegal 164
8 PLB 7079 Joglosemarkerto 12:09 Slawi 164
9 PLB 229 Kamandaka 14:10 Tegal 158
10 2605 KA Barang BBM 15:50 Slawi 221
11 2606 KA Barang BBM 17:16 Tegal 186
12 231 KA Barang BBM 18:56 Slawi 186
13 PLB 7079 Joglosemarkerto 19:10 Slawi 14
14 PLB 7083 Kamandaka 19:58 Tegal 162
15 2613F KA Barang BBM 20:34 Slawi 84
16 2614F KA Barang BBM 22:37 Tegal 159
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Dari hasil perhitungan di atas headway kereta api yang melintas di perlintasan sebidang kereta api grogol paling cepat 14 menit sehingga dapat disimpulkan bahwa perlintasan sebidang kereta api yang berlokasi di Desa Grogol adalah perlintasan kereta api yang tidak cukup padat lalu lintas kereta apinya.
B. Analisis Lalu Lintas Jalan 1. Volume Lalu Lintas
27
Berikut ini adalah tabulasi data dan hasil analisis pada volume lalu lintas di perlintasan sebidang kereta api yang berlokasi di Desa Grogol.
Tabel 5. Tabulasi Data 12 Jam Arah
Volume Lalu Lintas 12 jam Total Rata-
rata Hari Kerja
Hari Libur
LV HV MC UM Total LV HV MC UM TOTAL Dalam satuan kendaraan
barat 108 10 835 119 1072
90 18 752 66 926 999 timur 116 14 895 115 1140 86 9 747 80 922 1031 gabungan 224 24 1730 234 2212 176 27 1499 146 1848 2030
Dalam satuan mobil penumpang barat 108 13 418 0 539
90 23.4 376 0 489 513.95 timur 116 18.2 448 0 582 86 11.7 374 0 471 526.45 gabungan 224 31.2 865 0 1120 176 35.1 750 0 961 1040.4 Sumber : Hasil Analisis, 2019
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Gambar 12. Grafik Timer Series Lalu Lintas Hari Kerja dan Libur di Jalan Pepedan
0 20 40 60 80 100 120 140
Hari Kerja Hari Libur
28 Sumber : Hasil Analisis, 2019
Gambar 13. Grafik Porposi Kendaraan Hari Kerja dan Hari Libur di Jalan Pepedan 2. Geometri Jalan di Pendekat Perlintasan Sebidang Kereta Api Grogol
Perlintasan sebidang kereta api grogol merupakan perlintasan sebidang kereta api tanpa palang pintu yang berada pada jalan Pepedan yang merupakan jalan lokal kabupaten dengan kelas III, lebar 5 meter, tipe jalan 2/2 UD dan merupakan kawasan permukiman dengan perkerasan jalan berupa aspal. Kondisi geometrik pendekat di perlintasan sebidang kereta api grogol yaitu berupa jalan lurus dari arah barat dan tikungan dari arah timur dengan kondisi perkerasan jalan aspal yang rusak.
54%
46%
Hari Kerja Hari Libur
29
Sumber : Hasil Survei
Gambar 14. Kondisi perkerasan jalan yang rusak pada perlintasan sebidang kereta api grogol
3. Kapasitas Jalan
Hasil analisis jalan Pepedan yaitu sebagai berikut:
Tabel 6.
Kapasitas Jalan Pepedan Nama Jalan : Pepedan
Tipe : 2/2 UD
Alinyemen : Datar Lebar Jalan : 5 meter Pemisah arah : 50 - 50 Hambatan
samping : Rendah
Jumlah
Penduduk : 1.387.481
30 Kapasitas
dasar Penyesuaian
lebar jalur Penyesuiaan pemisah arah
Penyesuiaan hambatan
samping
Penyesuaian
ukuran kota Kapasitas
Co FCw FCsp FCsf FCcs C
2900 0.56 1 0.92 1 1494.08
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Dari perhitungan diatas maka kapasitas jalan di jalan Pepedan sebesar 1494 .08 smp/jam.
C. Analisis Penentuan Perlintasan Sebidang
Dari hasil analisis volume lalu lintas di jalan pepedan dan data frekuensi perjalanan kereta api yang melintas berikut adalah hasil analisinya kebutuhannya.
Tabel 7.
Penentuan Perlintasan Sebidang LHR rata -rata ruas jalan Pepedan Frekuensi perjalanan kereta
api Hasil
1040.4 smp 20 perjalanan kereta api 20808 smpk Sumber : Hasil Analisis, 2019
Dari hasil analisis diatas bahwa hasil perkalian antara volume lalu lintas harian rata- rata dengan frekuensi perjalanan kereta api sebesar 20.808 smpk sehingga perlintasan sebidang kereta api grogol harus dilengkapi palang pintu.
D. Analisis Perilaku Pengguna Jalan
Perilaku pengguna jalan yang melintas di perlintasan sebidang kereta api grogol dengan mengamati secara langsung kepada pengguna jalan roda dua, roda tiga atau empat, pengguna kendaraan tidak bermotor serta pejalan dari mulai sebelum melintas sampai dengan melintas rel kereta api. Pengamatan tersebut dicatat menggunakan formulir survei 3,4,5, serta 6 selama 2 jam dari mulai pukul 06:00 s.d. 08:00. Jumlah sampel sebesar 23% dari populasi sebesar 2212 dengan derajat kepercayaan sebesar 95%, dan tingkat kesalahan adalah 5% maka sampel minimal sebesar 339.
Dari hasil pengamatan langsung dilapangan data yang diperoleh diantaranya meliputi:
1. Pelanggaran pengguna jalan yang melintas di perlintasan sebidang kereta api yaitu melanggar rambu lalu lintas;
2. Selama pengamatan saat tidak ada kereta api yang melintas, pengguna jalan tampak tidak memperlambat laju kendaraan atau mengurangi kecepatan saat akan melewati rel dan pengguna jalan tidak membiasakan untuk tengkok kanan kiri untuk memastikan tidak ada kereta yang melintas sehingga aman dan selamat.
3. Dari hasil pengamatan, tata cara berlalu lintas pengguna jalan saat melintas rel beberapa diantaranya ada yang mendahului pengguna jalan lainnya khususnya kendaraan roda 2.
Dibawah ini adalah rekap hasil data pelanggaran dan perilaku pengguna jalan selama ada kereta melintas dan tidak ada kereta melintas.
31 Tabel 8.
Rekap Pelanggaran dan Perilaku Pengguna Pada Pukul 06:00 s.d. 08:00
No. Perilaku pengguna jalan R2 R3 atau 4 UM Pejalan
kaki Total Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Stop/ berhenti sejenak
sebelum melintasi rel 20 331 30 14 56 24 - - 475 2 Menengok ke kiri dan ke
kanan memastikan kereta
api tidak ada yang melintas 120 231 44 - 52 28 41 11 527 3 Tidak mendahului
kendaraan lain di perlintasan 331 20 44 - 80 - - - 475 4 Membuka jendela samping
pengemudi sebelum melintas
- - 29 15 - - - -
Sumber : Hasil Survei, 2019 44
E. Analisis Bahan Permukaan Perlintasan Sebidang
Dari 8 jenis bahan permukaan perlintasan sebidang pada pembahasan sebelumnya, maka bahan yang tepat untuk digunakan pada permukaan perlintasan sebidang kereta api grogol adalah aspal karena pada perlintasan sebidang kereta api grogol karakteristik lalu lintas di dominasi oleh kendaraan tidak bermotor, sepeda motor dan kendaraan ringan. Untuk memperkuat alasan tersebut peneliti melakukan survei kepada pengguna jalan yang melintas di perlintasan sebidang kereta api grogol.
Karena bersifat studi kasus, penelitian di lapangan bersifat deskriptif dimana jumlah responden diambil sebanyak 10% dari jumlah pengguna jalan yan melintas dari pukul 06:00 s.d. 08:00 saat hari libur sebanyak 36 orang dan berikut adalah hasilnya.
Sumber : Hasil Analisis, 2019 Gambar 15.
Persentase hasil survei bahan permukaan pada perlintasan sebidang
32
19 responden (53%) menjawab aspal, 12 responden (33%) menjawab beton, 2 responden (5%) menjawab kayu, 1 responden (3%) menjawab besi plat dan 1 responden (3%) menjawab kerikil serta 1 responden (3%) menjawab karet.
F. Identifikasi Permasalahn dan Rekomendasi 1. Permasalahan
Dari berbagai macam analisis yang telah dilakukan sebelumya diperoleh ketidaksesuaian yang dapat menimbulkan permasalahan. Sehingga berikut ini adalah identifikasi permasalahan dari hasil analisis sebelumnya.
Tabel 9.
Identifikasi Permasalahan dan Penanganan No. Permasalaha
n Penyebab Penanganan Pelaksanaa
n 1 Konflik di
perlintasan sebidang kereta api
1. Perilaku pengguna jalan tidak membiasakan tengok kanan dan kiri sebelum melintas rel saat tidak ada kereta yang melintas;
2. Jarak pandang pengguna jalan dan masinis kereta api yang tidak memenuhi standar teknis.
1. Pemasangan rambu tabel 4, Nomor 8;
2. Pemasangan lampu lalu lintas berwarna merah;
3. Pemasangan lampu penerangan jalan umum;
4. Pemasangan palang pintu kereta api dan pos jaga.
Jangka pendek (< 5 Tahun)
2 Keselamatan
lalu lintas 1. Kondisi permukaan perlintasan sebidang kereta api yang sudah rusak dan tidak rata;
2. Kelandaian pendekat perlintasan sebidang kereta api melebihi ketentuan teknis;
3. Menyalip di perlintasan, tidak memakai helm
1. Perbaikan permukaan perlintasan sebidang kereta api dengan bahan aspal;
2. Melandaikan pendekat perlintasan sebidang kereta api.
3. Penegakan hukum dari Kepolisian
Jangka pendek (< 5 Tahun)
3 Kelancaran
lalu lintas 1. Volume lalu lintas yang terus meningkat setiap tahun serta frekuensi perjalanan kereta api yang bertambah atau hasil perkalian antara volume LHR dan frekuensi perjalanan kereta api melebihi 35.000 smpk
1. Perlintasan tidak sebidang.
Jangka panjang (5-15 Tahun)
33 Sumber : Hasil Analisis, 2019
2. Rekomendasi
Tabel 10.
Matrik Rekomendasi Jangka Waktu Pendek
No. Gambar Kode Keterangan Tanggungjawab
1 Tabel 4
nomor 8
- Di pasang pada sisi kiri jalan berjarak 3,5 meter dari sisi rel terluar;
- Ukuran daun rambu tinggi 1,2 m dan panjang 1,6 m;
- Ukuran tinggi huruf angka dan simbol 9 cm;
- Menggunakan tiang rambu F
Dishub. Kab. Tegal
2 Tabel 2
nomor 1a - Di pasang pada sisi kiri jalan berjarak 40 meter dari sisi rel terluar;
- Ukuran daun rambu sedang - Menggunakan tiang tunggal
Dishub. Kab. Tegal
3 Tabel 2
nomor 1b - Di pasang pada sisi kiri jalan berjarak 40 meter dari sisi rel terluar;
- Ukuran daun rambu sedang - Menggunakan tiang tunggal
Dishub. Kab. Tegal
4
Lampu Lalu lintas satu
warna merah
- Dipasang bergabung dengan rambu tabel 4 nomor 8;
- Berjumlah dua lampu yang menyala bergantian;
- Berbentuk bulat dengan garis tengah antara 20 s.d. 30 cm;
- Daya lampu antara 60 watt s.d. 100 watt;
- Sumber listrik menggunakan listrik PLN dengan meteran mandiri.
Dishub. Kab. Tegal
5 Lampu
penerangan jalan umum
- Diletakan sebanyak 3 titik pada tiap jalur pendekat radius 30 meter dari titik tengah perlintasan sebidang kereta api;
- Bahan lampu disarankan menggunakan LED dengan pertimbangan keawetan dan hemat energi;
Dishub. Kab. Tegal
- Palang pintu kereta api dilengkapi dengan pos jaga yang terbagi menjadi 3 shift,
34
6 Palang
pintu kereta api
dan pos jaga
masing-masing 8 jam dimana masing-masing petugas penjaga perlintasan sebidang adalah 2 orang per shift nya;
- Penjagaan dimulai lepas jam sibuk pagi, yaitu mulai pukul 08:00, untuk menghindari pergantian shift pada jam padat;
- Shift 1 mulai pukul 08:00 – 16:00 WIB, shift 2 mulai pukul 16:00 – 24:00 WIB, Shift 3 muali pukul 24:00 – 08:00 WIB;
- Penjaga menutup palang pintu kereta api 2 menit sebelum waktu kereta melintas di lokasi atau 2 km sebelum dari perlintasan.
Dishub. Kab. Tegal
7 Aspal Perbaikan permukaan perlintasan
sebidang kereta api dengan bahan aspal dengan kekuatan MST max.5 ton
Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Tegal
8
Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Tegal
Sumber : Hasil Analisis, 2019
35 Sumber : Hasil Analisis, 2019
Gambar 16.
Ilustrasi Pemasangan Perlengkapan Jalan Pada Tahap Pelaksanaan Jangka Pendek
KESIMPULAN
Dari seluruh analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa lokasi perlintasan tersebut rawan adanya kecelakaan, mengingat fasilitas keselamatan sangat minim di tambah perilaku dari pengguna yang mengabaikan factor keselamatan. Oleh karena itu action plan usulan rekomendasi dari permasalahan yang ada yaitu : pemasangan rambu lalu lintas tabel 4 nomor 8, rambu lalu lintas tabel 2 nomor 1a, dan rambu lalu lintas tabel 2 nomor 1b sebagai penangungjawabnya adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal. Lampu lalu lintas satu warna serta alat penerangan jalan umum sebagai penangungjawabnya adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal.
Palang pintu kereta api yang dilengkapi pos jaga sebagai penangungjawabnya adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal. Perbaikan permukaan perlintasan sebidang kereta api dengan menggunakan bahan aspal karena perlintasan sebidang kereta api grogol komposisi lalu lintas di dominasi oleh kendaraan tidak bermotor, sepeda motor dan kendaraan ringan dan sebagai penanggungjawabnya adalah Dinas Pekerjaaan Umum Kabupaten Tegal serta penegakan hukum sebagai penanggungjawabnya adalah kepolisian.
36
SARAN
Demi peningkatkan keselamatan dan pencegahan kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang kereta api grogol disarankan agar Pemerintah Kabupaten Tegal melalui forum LLAJ dapat membahas mengenai implementasi dari usulan rekomendasi perbaikan yang hasilnya bisa dituangkan ke dalam Rencana Kerja (Bappeda) sehingga usulan rekomendasi dapat ditindaklanjuti dan di implementasikan secara nyata demi terciptanya keselamatan, keamanan dan kelancaran dalam berlalu lintas di perlintasan sebidang kereta api grogol.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal, Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum serta PT.Kereta Api (Persero) DAOP V yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
_________, 2009, Undang – Undang Nomor 22 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, RI, Jakarta
_________, 2004, Undang – Undang Nomor 38 tentang Jalan, RI, Jakarta
_________, 2007, Undang – Undang Nomor 23 tentang Perkeretaapian, RI, Jakarta _________, 2006, Peraturan Pemerintah Nomor 34 tentang Jalan, RI, Jakarta
_________, 2014, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 tentang Rambu Lalu Lintas, RI, Jakarta
_________, 2014, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 34 tentang Marka Jalan, RI, Jakarta
_________, 2014, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, RI, Jakarta
_________, 2018, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 27 tentang Alat Penerangan Jalan, RI, Jakarta
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2005, SK Dirjen Hubdat Nomor : SK.770/KA.401/DRJD/2005 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur Kereta Api, Kementerian Perhubungan RI, Jakarta _________, 2015, Railways/Highway At-Grade Crossing Surface Rehabilitation Manual:
Recommendations and Guides, UK Kentucky University, Kentucky
Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta
Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung Sirait, Kusmanto, 2000, Optimalisasi Keselamatan Pada Perlintasan Sebidang, Jakarta :
Badan Penelitian Pengembangan Perhubungan
Sasmita, Denni. 2013. Ratio Tingkat Kecelakaan di Perlintasan Sebidang Jalur Kereta Api dan Jalan
Purwoko dan Subaryata. 2011. Menekan Tingkat Kecelakaan di Perlintasan Sebidang Melalui Pendekatan Perilaku Manusia di Daerah Operasi I Jakarta. Warta
37
Penelitian Perhubungan Volume 23, Nomor 9, September 2011 hal 928-938.
Jakarta.
Wildan. 2013. Kajian Keselamatan Jalan pada Persilangan Sebidang Jalan dengan Kereta Api. Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UNISSULA Semarang. Semarang Hartono. 2016. Perlintasan Sebidang Kereta Api di Kota Cirebon. Puslitbang Transportasi
Jalan dan Perkeretaapian. Jakarta
Putra, Rama Kharisma. 2017. Inspeksi Keselamatan di Perlintasan Sebidang pada JPL 348 KM 163 + 220, Jalan Sorowajan Baru. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
Prihatanto, Rusman. 2016. Evaluasi Kinerja Operasional Jalur Ganda Kereta Api Antara Bojonegoro – Surabaya Pasaturi. Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang. Malang
Aswad, Yusandy. 2013. Studi kelayakan Perlintasan Sebidang antara Jalan Kereta Api dengan Jalan Raya. Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara