• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan keterampilan berbicara dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peningkatan keterampilan berbicara dengan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN

Tinjauan Pustaka

Analisis kuantitatif keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role play. Siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya. Metode bermain peran. Siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Pengajaran keterampilan berbicara dengan metode role play pada siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dilaksanakan dalam dua siklus. 1 Statistik nilai peningkatan keterampilan berbicara menggunakan metode role play pada siswa kelas VSD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.

2 Distribusi nilai frekuensi dan persentase peningkatan keterampilan berbicara menggunakan metode role play pada siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa Siklus I dan Siklus II. Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa keterampilan berbicara dengan metode role play pada siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dilaksanakan selama dua siklus. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil dan proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode role play pada siswa kelas V di SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowapada bersifat siklis.

Berdasarkan hasil analisis data dapat dinyatakan bahwa siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten dalam pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode role play. Terbukti secara signifikan pembelajaran keterampilan berbicara meningkat dengan menggunakan metode role play pada siswa Kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Hasil penilaian keterampilan berbicara dengan metode role play siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa pada siklus I.

Hasil penilaian keterampilan berbicara menggunakan metode role play siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa pada siklus II.

Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir

Kerangka Pikir

Hipotesis Tindakan

Faktor-faktor yang Diteliti

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi tindakan. Tahapan yang dilakukan sebelum siklus I adalah melaksanakan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan guru dan kepala sekolah untuk mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap ini dilakukan persiapan pelaksanaan perencanaan tindakan dengan membuat RPP, lembar observasi siswa dan guru dengan membuat alat evaluasi berupa tes objektif.

Observasi/evaluasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan role play, serta hasil lembar observasi/evaluasi yang telah dibuat. Kegiatan ini merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan, pengambilan tindakan, pengamatan, refleksi. Observasi/evaluasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan role play, serta hasil lembar observasi/evaluasi yang telah dibuat. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.

Teknik Pengumpulan Data

2 diatas diperlihatkan distribusi frekuensi dan persentase serta kategori pencapaian ketuntasan keterampilan berbicara dengan metode role play siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dilaksanakan selama dua siklus, pada siklus I dan siklus II. pada tabel 4. 3 Distribusi frekuensi, persentase dan kategori Pencapaian keterampilan berbicara tuntas dengan metode role play pada siswa kelas V SDInpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Dari siklus I ke siklus II keterampilan berbicara dengan metode role play diterapkan pada siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa selama dua siklus mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Berdasarkan pemaparan awal hasil penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role play pada siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa mengalami peningkatan. Dari Siklus I hingga Siklus II, siswa Kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa mengalami kemajuan yang pesat dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode role play. Menurut Ali, pemberian kategori pada keterampilan siswa memudahkan guru dalam menginterpretasikan keterampilan berbicara dengan metode role play pada siswa kelas V SD Inpres Grow, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa.

Guru bahasa Indonesia atau wali kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode role play sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Sebagai tugas akhir, penulis menulis skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Role Play Pada Siswa Kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.”

Tehnik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Kuantitatif Keterampilan Berbicara

1 diatas terlihat bahwa dari 35 jumlah siswa yang diamati, rata-rata nilai peningkatan keterampilan berbicara melalui metode role play siswa kelas V SD Inpres Grow Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa berdasarkan siklus I , adalah 54 kali pencucian. Skor yang dicapai responden dibagi sebagai berikut: Skor tertinggi adalah 74 dan skor terendah adalah 41 dari skor tertinggi yang dicapai adalah 10 dan skor terendah yang dicapai adalah 0 dengan rentang skor 33 dan modus 50 dicapai oleh 7 siswa. Skor yang diperoleh responden tersebar dengan skor tertinggi 82 dan skor terendah 63 dari skor tertinggi 10 dan skor terendah 0 dengan rentang 19 dan modus 66 yang dicetak oleh 9 siswa.

Jika hasil belajar dikelompokkan menjadi enam kategori maka diperoleh distribusi frekuensi seperti terlihat pada Tabel 4.3 diatas, terlihat persentase keterampilan berbicara dengan metode role play siswa kelas V SD Inpres Grow, Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I sebanyak 22,86% atau 8 siswa dari 35 siswa berada pada kategori tuntas dan 45,71% atau 27 siswa berada pada kategori tuntas. Artinya dari 35 siswa terdapat 27 orang yang memerlukan perbaikan karena belum mencapai kriteria ketuntasan individu, padahal persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 91,43% atau 32 orang dari 35 siswa berada pada kategori tuntas. dan 8,57% atau 3 orang dari 35 siswa berada pada kategori tidak tuntas.

Berdasarkan ukuran hasil belajar ketuntasan kelas sebesar 85%, maka data penelitian pada siklus II di atas dianggap tuntas untuk kelas dan kelompok karena ketuntasan mencapai 91,43% pada siklus berikutnya karena didasarkan pada tujuan yang harus dicapai yaitu terlihat adanya peningkatan hasil belajar, sehingga peneliti yakin bahwa penelitian ini cukup untuk menyimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa meningkat.

Tabel  4.  2  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Nilai  Peningkatan  Keterampilan  Berbicara  dengan  Menggunakan  Metode  Role  PlayingMurid  Kelas  V  SD  Inpres  Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten GowaSiklus I dan Siklus II
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Role PlayingMurid Kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten GowaSiklus I dan Siklus II

Analisis Kualitatif Keterampilan Berbicara

Kurangnya peningkatan keterampilan berbicara menggunakan metode role play pada siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowapada siklus I disebabkan oleh kurangnya keterampilan berbicara siswa dan kurangnya dukungan teks dramatik yang kurang menarik. Peningkatan keterampilan belajar berbicara dengan metode role play pada siswa kelas VSD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa pada siklus II disebabkan oleh pemahaman siswa yang baik terhadap aspek berbicara dan keterampilan bermain peran atau drama. Nilai rata-rata keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role play pada siklus I sebesar 54 dan meningkat menjadi 70 pada siklus II.

Dilihat dari ketuntasan belajar baik secara individu maupun kelompok, persentase pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan metode role-playing siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa pada siklus I sebesar 22,86% atau 8 dari 35 siswa berada pada kategori tuntas dan 77,14% atau 27 orang dari 35 siswa berada pada kategori tidak tuntas. Penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu telah diamati adanya peningkatan keterampilan berbicara, maka peneliti menganggap penelitian ini cukup untuk menyimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan berbicara. bermain murid. atau keterampilan drama. Penerapan metode role play dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Telah terbukti secara signifikan bahwa metode role play berpengaruh positif terhadap keterampilan berbicara siswa.

Persentase pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Tumbuh Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa rata-rata yang dicapai pada siklus I sebesar 22,86% atau 8 orang dari 35 siswa berada pada kategori tuntas dan 77,14% atau 27 dari 35 orang siswa yang berkategori tuntas meningkat pada siklus II yaitu 91,43% atau 32 orang dari 35 siswa yang berkategori tuntas dan 8,57% atau 3 orang dari 35 siswa yang berkategori tuntas. Siswa hendaknya berlatih berbicara lebih aktif dengan mengomentari suatu permasalahan, memperhatikan aspek kebahasaan dan nonlinguistik, sehingga nilai keterampilan berbicara yang diperolehnya meningkat.

Hasil PenelitiandanPembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Penulis masuk SD pada tahun 1994 dan tamat pada tahun 1999, kemudian melanjutkan ke SMP pada tahun 2000 dan tamat pada tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan pada tahun 1994. Ljubljana. Universitas Muhammadiyah Makassar, program D.II pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2008. Kemudian dilanjutkan STRATA.I, Jurusan Pendidikan Dasar, FKIP, Universitas Muhammadiyah Makassar dari tahun 2011 sampai saat ini. Suatu hari langit sedang turun hujan dan biasanya muncul pelangi, warna pelangi itu sangat indah dan saling beradu tak ada satupun yang mau mengalah. Mau tahu cerita selanjutnya, ini pertunjukan dari Kelas V SD Inpres Tumbuh, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa).

D sebagai pelangi kuning E sebagai pelangi hijau F sebagai pelangi biru G sebagai pelangi ungu Selamat menonton…. Pada suatu ketika, setelah langit turun hujan, muncullah pelangi yang sangat ceria di sebuah taman yaitu pelangi yang berwarna hijau). Lihatlah aku, akulah yang terpenting di dunia, akulah simbol kehidupan, aku dipilih oleh rumput, padi, dan tanaman hijau lainnya, jadi akulah yang terpenting. Biru : halo kamu hijau, jangan hanya memikirkan bumi tapi lihatlah langit biru dan lautan...luasnya, langit mampu memberikan ruang dan kedamaian, sedangkan air adalah sumber kehidupan, dan ingatlah bahwa kamu berwarna hijau kamu tidak tumbuh tanpa aku...apa yang kamu rencanakan warna hijau hijau kali ha...ha...ha..., maka akulah yang paling penting. Kuning : ha...kamu terlalu serius, lihat aku..., aku simbol kegembiraan dan kehangatan, lihat matahari...warnanya kuning ya. muncul pelangi berwarna jingga yang tak mau ketinggalan).

Oranye : lihat aku..., aku simbol kesehatan, lihat aku dengan wortel, pepaya dan jeruk, aku sangat membutuhkan orang. tidak lama kemudian pelangi merah muncul). kalian semua...siapa yang bilang, kamu...kamu...kamu, oh ternyata itu kamu. uh... semua orang menatapku, kamu tidak ada di sana. bagi saya saya adalah lambang keberanian dan saya juga dicari oleh orang-orang muda yang sedang jatuh cinta atau yang sedang jatuh cinta seperti itu. Biru : berhenti...aku yang terpenting Merah : aku. pertarungan menjadi semakin seru, masing-masing dari mereka tidak mau menyerah. Tiba-tiba muncul awan, membawa petir dan hujan, dan semua pelangi ketakutan).

Gambar

Tabel    4.1  Statistik  Nilai  Peningkatan  Keterampilan  Berbicara  dengan  Menggunakan  Metode  Role  Playing  Murid  Kelas  V  SD  Inpres  Tumbuh  Kecamatan  Bungaya  Kabupaten  Gowa  .................................................................41
Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1  Bagan PTK  Model Kurt Lewin  Sumber: Umar, dkk.(2005)
Gambar 3.2. Desain Penelitian Siklus I dan II
+4

Referensi

Dokumen terkait

2 prosentase ketuntasan belajar kelas III pada keterampilan berbicara setelah diterapkan metode bermain peran mengalami peningkatan dari 15% prasiklus, 45% siklus 1 dan 95% siklus 2.2

The list of personnel should include all those who will physically handle the biohazardous agents or recombinant DNA molecules and are conceivably at risk from research procedures