• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENINGKATAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN METODE DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENINGKATAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN METODE DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PERILAKU PERAWATAN MANDIRI PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN METODE DIABETES SELF MANAGEMENT

EDUCATION (DSME)

Dodik Hartono1), Nafolion Nur Rahmat1), Erna Handayani1)

1)STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo Email: ners.dodikhartono@gmail.com

ABSTRACT

Type II of diabetes melitus is the abnormality of glucose metabolisme insulin seretion interference which can cause some cronic complication. (DSME) can facilitate skill knowledge to do self care preventing diabetic ulkus. This research purposes to know self-care behavior of type II diabetes mellitus sufferers using the diabetes self management education (DSME) method at Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo. This research is pre experimental with design of one group pre-post design. The population is 35 respondents and sample reseach inclusion criteria, is chosen by accidental sampling. The instrument used is independenly care behavior questionnaire of (SSDCA).

Then data is collected by editting process, coding, scoring, and tabulating. The data is analized by wilcoxon signed rank test. The results of the study before being given (DSME) showed that the results of self-care behavior from 21 respondents. After being given (DSME), is 12 respondents are sufficient (37.5%). The results of the analysis test showed that there was an effect of (DSME) toward self-care behavior in patients with type II diabetes mellitus with -value = 0.002 <α = 0.05. (DSME) is a program that can be applied to people with type II diabetes mellitus, nurses are expected to use DSME as a health promotion program.

Keywords: Type II Diabetes Mellitus, Self-Care Behavior (DSME) Pendahuluan

Diabetes melitus atau yang dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit yang tidak menular yang ditandai dengan terjadinya kenaikan kadar gula dalam darah, diabetes melitus dapat terjadi karena adanya kekurangan insulin yang absolut atau relatif dan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja insulin (Qurniawat dkk., 2020). Salah satu masalah yang dialami oleh penderita diabetes melitus yang dapat diminimalisir, yaitu jika penderita memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk mengontrol penyakitnya dengan cara melakukan perawatan mandiri. Perawatan mandiri merupakan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan, meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, mengatasi kecacatan dengan atau tanpa dukungan penyedia layanan kesehatan (Putri, 2017).Menurut World Health Organization (WHO) memprediksi sebanyak 422 juta orang menderita diabetes melitus yaitu sekitar 8,5%

penduduk dunia(Restyana, 2015). Di

Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Intern ational Diabetes Federation (IDF) juga memprediksi adanya kenaikan pada penderita diabetes melitus di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035 (Decrolin, 2019). Menurut Riskerdas 2018 daerah Jawa Timur tercatat 2.02% atau sejumlah 98.566 jiwa penderita diabetes melitus. Untuk kota Probolinggo tercatat 1.66% atau 2.889 sebagai penderita diabetes mellitus. Pada tahun 2019 tercatat 87,32% atau sebanyak 13.312 jiwa penderita diabetes mellitus. Hasil tersebut melebihi batas target yang ditentukan oleh pihak dinas kesehatan Probolinggo yaitu sebanyak 8.285 jiwa penderita diabetes melitus (Dinkes, 2019).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 Februari 2023 dengan metode wawancara di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo pada 10 orang (100%) penderita diabetes melitus yang melakukan perawatan mandiri meliputi kontrol kadar gula darah, pengaturan pola

(2)

makan, olahraga, pengobatan, dan perawatan kaki. Pada perawatan mandiri kontrol kadar gula darah dari 10 orang (10%) didapatkan 7 orang (70%) yang tidak rutin melakukan kontrol gula darah, hanya 3 orang (30%) yang rutin melakukan kontrol kadar gula darah setiap 1 bulan 1 kali.

Pada perawatan mandiri pengaturan pola makan dari 10 orang (100%) didapatkan sebanyak 8 orang (80%) yang melakukan pengaturan pola makanan tersebut yaitu mengurangi konsumsi gula dan membatasi jumlah kalori, hanya 2 orang (20%) yang tidak melakukan pengaturan pola makan. Pada perawatan mandiri olahraga dari 10 orang (100%) didapatkan hanya 5 orang (50%) yang rutin melakukan olahraga seperti jogging dan jalan kaki, hanya 5 orang (50%) yang tidak rutin melakukan olahraga. Pada perawatan pengobatan diabetes dari 10 orang (100%) didapatkan 4 orang (40%) yang rutin mengkonsumsi obat diabetes, hanya 6 orang (60%) yang tidak rutin mengkonsumsi obat diabetes. Pada perawatan mandiri perawatan kaki dari 10 orang (100%) didapatkan 2 orang (20%) yang sering melakukan perawatan kaki, sedangkan 8 orang (80%) tidak pernah melakukan perawatan kaki.

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan supervisi medis berkelanjutan serta edukasi perawatan secara mandiri. Perawatan mandiri yang dilakukan penderita diabetes melitus meliputi monitoring kadar gula darah secara rutin, menjaga pola makan, olahraga, pengobatan, dan perawatan kaki.

(Putri, 2017).

Perawatan mandiri yang dilakukan pada penderita diabetes melitus meliputi kontrol gula darah, pola makan, olahraga, minum obat diabetes melitus, dan perawatan kaki. Monitoring kadar gula darah dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya

hipoglikemia, hiperglikemia, dan ketosis berat. Pola makan pada penderita diabetes melitus merupakan pengaturan pola makananan seimbang yang bertujuan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik,(Putri, 2017).

Upaya pemberian Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan pendidikan edukasi manajemen dan program pendukung diabetes yang dapat menjadi tempat bagi penderita dengan diabetes melitus untuk mendapatkan pendidikan, mendukung perkembangan dan menjaga perilaku penderita diabetes melitus (ADA, 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Qurniawati, Ajeng Fatikasari, Jurniatulo Tafonao, dan Elis Anggeria (2020) sebelum dilakukannya intervensi banyak yang masih memiliki perawatan diri yang kurang baik, setelah dilakukan intervensi perawatan diri penderita luka diabetes dari kurang baik menjadi baik. Responden yang sudah memiliki pengetahuan lebih patuh menjalankan perawatan diri secara rutin dan tepat, dibandingkan dengan responden yang pengetahuannya kurang. Pemberian Diabetes Self Management Education (DSME) ialah bagian penting yang perlu diedukasikan kepada pasien dalam menjalankan perawatan diri pasien luka diabetes.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan desain one group pre-post design.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari sampai 25 Maret 2023.

Populasi seluruh pederita diabetes melitus tipe II di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo sebanyak 35 responden, penentuan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling yang memenuhi kriteria sebanyak 32 responden. Penelitian ini dilakukan selama 4 sesi dalam waktu 5 minggu, disetiap sesinya terdiri dari 40-60 menit. Instrumen yang digunakan lembar

(3)

kuesioneri perilaku perawatan mandiri Summary of Diabetes Self-Care Activities (SSDCA), SAP Diabetes Self Management Education (DSME), dan Booklet Perilaku Peawatan Mandiri Pada Penderita Diabetes Melitus. Pengelolahan data dengan proses Editing, Coding, Scoring dan Tabulating, selanjutnya dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil Dan Pembahasan 1. Gambaran Karakteristik

Responden

Gambaran Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lama menderita.

Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan bahwa usia yang terbanyak adalah 54-59 tahun sejumlah 8 responden (25,0%), kelompok jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sejumlah 18 reposden (56,2%), kelompok pendidikan terakhir terbanyak adalah SD sejumlah 13 responden (40,6%), kelompok pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta sejumlah 14 responden (43,8%), dan kelompok lama menderita adalah 1-6 bulan sejumlah 17 responden (53,1%).

2. Gambaran Nilai perilaku perawatan mandiri sebelum dan sesudah diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) Tabel 2. Distribusi Responden Penelitian

Berdasarkan Nilai Perilaku Perawatan Mandiri Sebelum Dilakukan Diabetes Self Management Education (DSME) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II

Karakteristik Frekuensi (f) Presentase (%) Usia

30-35 tahun 4 12,5

36-41 tahun 4 12,5

42-47 tahun 4 12,5

48-53 tahun 5 15,6

54-59 tahun 8 25,0

60-65 tahun 7 21,9

Jumlah 32 100,0

Jenis Kelamin

Laki-Laki 18 56,2

Perempuan 14 43,8

Jumlah 32 100,0

Pendidikan

SD 13 40,6

SMP 8 25,0

SMA 7 21,9

Perguruan Tinggi

4 12,5

Jumlah 32 100,0

Pekerjaan

Tidak Bekerja 7 21,9

PNS 1 3,1

Petani 9 28,1

Wiraswasta 14 43,8

Pensiun 1 3,1

Jumlah 32 100,0

Lama Menderita

1-6 Bulan 17 53,1

7-12 Bulan 15 46,9

Jumlah 32 100,0

(4)

Berdasarkan tabel 2 didapatkan nilai perilaku perawatan mandiri di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo sebelum dilakukan Diabetes Self Management Education (DSME) di dapatkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong kurang yaitu 21 responden (65,6%), sedangkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong cukup yaitu 9 responden (28,1%), dan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong baik sebanyak 2 responden (6,2%).

Tabel 3. Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Nilai Perilaku Perawatan Mandiri sesudah dilakukan Diabetes Self Management Education (DSME) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II

Nilai Perilaku Perawatan

Mandiri

Frekuensi (F) Presentase (%)

Kurang 9 28,1

Cukup 12 37,5

Baik 11 34,4

Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 3 idapatkan nilaii perilaku perawatan mandiri di Klinik

dilakukan Diabetes Self Management Education (DSME) di dapatkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong kurang yaitu 9 responden (28,1%), sedangkan perilaku perawatan mandiri tergolong cukup yaitu 12 responden (37,5%), dan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong baik yaitu 11 responden (34,4%).

3. Analisa Data

Tabel 4. Tabel Silang Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Perilaku Perawatan Mandiri Pada Penderita Diabetes Tipe II Di

SBLM-SSD SSD

Kurang Cukup Baik Total

SBLM

Kurang 5 8 8 21

Cukup 4 2 3 9

Baik 0 2 0 2

Total 9 12 11 32

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui dari 32 responden, bahwa perilaku perawatan mandiri sebelum diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) dengan kategori kurang sejumlah 21 responden (65,6%), kategori cukup 9 responden (28,1%), dan kategori baik sejumlah 2 responden (6,2%). Sedangkan perilaku perawatan mandiri sesesudah diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) dengan kategori kurang 9 responden (65,6%), kategori cukup 12 responden (37,5%), dan kategori baik 11 responden (34,4%).

Pembahasan

1. Pengukuran Perilaku Perawatan Mandiri Sebelum Diberikan

Nilai Perilaku Perawatan

Mandiri

Frekuensi (F) Presentase (%)

Kurang 21 65,6

Cukup 9 28,1

Baik 2 6,2

Total 32 100,0

(5)

(DSME) Di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa nilai perilaku perawatan mandiri di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo sebelum dilakukan Diabetes Self Mangement Education (DSME) di dapatkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong kurang yaitu 21 responden (65,6%), sedangkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong cukup yaitu 9 responden (28,1%), dan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong baik yaitu 2 responden (6,2%). Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku perawatan mandiri yang dilakukan pada penderita diabetes melitus meliputi kontrol gula darah, pola makan, olahraga, minum obat diabetes melitus, dan perawatan kaki. Monitoring kadar gula darah dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya hipoglikemia, hiperglikemia, dan ketosis berat. Pola makan pada penderita diabetes melitus merupakan pengaturan pola makan seimbang yang bertujuan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik, prinsip pengaturan pola makan penderita diabetes melitus yang harus diperhatikan jadwal, jumlah, dan jenis makanan (Putri, 2017).

Olahraga merupakan komponen penting dalam perawatan mandiri, penderita diabetes melitus dianjurkan untuk melakukan olahraga jalan kaki, jogging, lari dan bersepeda selama 20-30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.

Pengobatan pada penderita diabetes melitus, kelompok obat untuk penderita diabetes melitus dibagi menjadi 2 yaitu memperbaiki kerja insulin dan meningkatkan kerja insulin yang berpengaruh secara langsung terhadap pengendalian kadar gula darah. Perawatan kaki diabetik perlu dilakukan pada penderita diabetes melitus untuk mencegah adanya luka ulkus (Putri, 2017).

Pada hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Romadona (2018) pada penderita diabetes melitus tipe II yang mengalami perilaku perawatan mandiri kurang baik berdasarkan jenis kelamin didapatkan mayoritas pada responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 responden (56,2%). Bahwa pasien laki laki mengaku memiliki aktivitas yang padat karena bekerja sehingga membuatnya lupa minum obat, terlambat menebus obat dan tidak mengatur pola diet, Selain itu pasien perempuan memiliki sikap berobat yang baik dibandingkan pasien laki laki dan pasien perempuan cenderung lebih peduli terhadap penyakitnya sehingga membuat penderita perempuan lebih rajin olahraga, mengatur pola diet, serta lebih teratur minum obat. Asumsi Peneliti bahwa jenis kelamin laki - laki lebih rentan terkena penyakit diabetes melitus dibandingkan dengan jenis kelamin dikarenakan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, dll.

Jumlah kalori pria lebih banyak.

2. Pengukuran Perilaku Perawatan Mandiri Sesudah Diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) Di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 diatas, Diabetes Self Management Education (DSME) di dapatkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong kurang yaitu 9 responden (28,1%), sedangkan perilaku perawatan mandiri tergolong cukup yaitu 12 responden (37,5%), dan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong baik yaitu 11 responden (34,4%).

Menurut Andi Akifa (2017) Diabetes Self Management Education merupakan autonomy support yang merupakan dukungan yang diberikan pemberi pelayanan kesehatan dalam memahami pasien DM, kebutuhan dan prioritasnya, perasaaan, dan menyediakan pilihan dalam

(6)

pengelolaan mandiri, pemberian informasi yang relevan. Pemberi dukungan diharapkan tidak melakukan kontrol terhadap perilaku pasien, tetapi pasien melakukan kontrol terhadap perilaku berdasarkan kesadaran diri.

Menurut Funnel (2017) Pemberian DSME dapat merubah perilaku pasien melalui informasi yang diberikan kepada pasien. Pemberian informasi kepada pasien merupakan suatu stimulus yang dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga menimbulkan kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidani & Fan (2017), pasien diabetes melitus tipe II yang menerima DSME dapat mengalami perbaikan kontrol metabolik, perbaikan kualitas hidup, dan mengurangi komplikasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rondhianto (2017) juga menyatakan bahwa DSME terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan kepercayaan diri dan perubahan perilaku perawatan diri pasien Diabetes melitus tipe II.

3. Analisa Pengaruh Diabetes Self Education Management (DSME) Terhadap Perilaku Perawatan Mandiri Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui dari 32 responden, bahwa perilaku perawatan mandiri sebelum diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) dengan kategori kurang sejumlah 21 responden (65,6%), kategori cukup 9 responden (28,1%), dan kategori baik sejumlah 2 responden (6,2%). Sedangkan perilaku perawatan mandiri sesesudah diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) dengan kategori kurang 9 responden (28,1%), kategori cukup 12 responden (37,5%), dan kategori baik 11 responden (34,4%).

Hal ini terjadi karena beberapa faktor

responden (65,6%) dengan kategori kurang sebelum diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) menjadi 9 responden (28,1%) dengan kategori kurang sesudah diberikan Diabetes Self Management Education (DSME). Faktor yang mempengaruhi ialah berdasarkan tingkat pendidikan responden, bahwasanya 9 responden (28,1%) tersebut tidak mengalami perubahan walaupun sudah diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) dikarenakan mayoritas 9 responden (28,1%) tersebut memiliki tingkat pendidikan rendah, dimana jika tingkat pendidikan rendah maka responden tersebut mengalami kurangnya pengetahuan.

Pada hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Citri (2018) pada penderita diabetes melitus tipe II yang mengalami kurangnya pengetahuan perilaku perawatan mandiri berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan mayoritas pendidikan pada responden sebagian besar berpendidikan SD sebanyak 13 responden (40,6%). Semakin tinggi tingkat pendidikan, resiko untuk terkena diabetes melitus semakin rendah dan semakin rendah tingkat pendidikan resiko untuk terkena diabetes melitus semakin tinggi.

Orang yang tingkat pendidikannya tinggi biasanya akan memiliki banyak pengetahuan tentang kesehatan dan orang yang memiliki tingkat pendidikannya rendah biasanya kurang pengetahuan.

Dengan adanya pengetahuan tersebut orang akan memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan. Pengobatan diabetes melitus akan berhasil jika penatalaksanaan diabetes melitus dilakukan berdasarkan kemampuan penderita dalam melakukan tindakan perawatan secara mandiri, perawatan mandiri yang harus dilakukan oleh penderita diabetes mellitus tipe II dalam kehidupannya sehari-hari dalam pelaksanaannya meliputi kontrol kadar gula darah, pola makan, olahraga, pengobatan, dan perawatan kaki.

(7)

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Perilaku perawatan mandiri di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo sebelum diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) didapatkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong kurang yaitu 21 responden (65,6%), sedangkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong cukup yaitu 9 responden (28,1%), dan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong baik yaitu 2 responden (6,2%). Perilaku perawatan mandiri di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo sesudah diberikan Diabetes Self Management Education (DSME) didapatkan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong kurang yaitu 9 responden (28,1%), sedangkan perilaku perawatan mandiri tergolong cukup yaitu 12 responden (37,5%), dan nilai perilaku perawatan mandiri tergolong baik yaitu 11 responden (34,4%). Maka ada Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Perilaku Perawatan Mandiri Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo= 0,002 < α = 0,05.

Saran

Pada peneliti selanjutnya diharapkan khususnya bagi responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) lebih dikhususkan lagi saat pemberian Diabetes Self Managament Education (DSME) atau bisa dibuatkan kelompok kecil khusus tingkat pendidikan rendah (SD) agar saat penyampaian materi lebih mudah untuk dipahami oleh responden.

Daftar Pustaka

Dewi Qurniawatil., dkk 2020 Pengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Perawatan Diri Pasien Luka Diabetes Melitus http://e- repository.unsyiah.ac.id/JIK/article/

view/17849

Diyah Fatmasari., dkk 2019 Terapi Kombinasi Diabetic Self

Management Education (DSME) dengan Senam Kaki Diabetik terhadap Ankle Brachial Index (ABI) pada Penderita Diabetes Tipe II

https://doi.org/10.36408/mhjcm.v6i2 .389

Dodik Hartono & Nafolion Nur Rahmat.

2020. Pengaruh Foot Care Education Terhadap Tingkat pengetahuan dan Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Klinik Holistic Nursing Theraphy Probolinggo. Journal of Nursing Care and Biomoleculer, Volume 5 No. 2 (2020). DOI : https://doi.org/10.32700/jnc.v5i2.20 6

Dodik Hartono, Ainul Yaqin Salam, dkk.

(2021). The Correlation Between Self Efficacy and the Stability of Blood Sugar Levels on Type II Diabetes Mellitus Patients. Jurnal keperawatan, Volume 13 No. 2

(2021). DOI :

https://doi.org/10.32583/keperawata n.v13i2.1730

Dodik Hartono. 2019. Hubungan Self Care Dengan Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dokter Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Journal Nursing Care and Biomolecular.

Volume 4 No. 2 (2019). DOI : https://doi.org/10.32700/jnc.v4i2.14 4

Kusnanto. 2017. Asuhan Keperawatan Klien dengan Diabetes Mellitus:

Pendekatan Holistik Care. Pertama.

Edited by Kusnanto. Surabaya:

Airlangga University Press., dilihat

29 maret 2020,

http://.repository.unair.ac.id

Linda Riana Putri dan Yuni Dwi Hastuti, 2016 Gambaran Self Care Penderita Diabetes Melitus (DM) Di Wilayah kerja Puskesmas

(8)

srondol Semarang http://ejournal- s1.undip.ac.id/

Linda Riana Putri dan Yuni Dwi Hastuti, 2016 Gambaran Self Care Penderita Diabetes Melitus (DM) Di Wilayah kerja Puskesmas srondol Semarang http://ejournal- s1.undip.ac.id/

Putri Mei Sundari, 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Self Management Diabetes Mellitus Dngan Tingkat Stres Menjalani Diet Penderita Diabeets Mellitus http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/articl e/view/780

Restyana. 2015. Hubungan Durasi Penyakit Dan Kadar Gula Darah Dengan Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Riau:

Medika Journal

https://doi.org/10.33482/medika.v7i 1.119

Vini Paskalini., dkk 2017 Hubungan Dukungan Sosial dan Motivasi dengan Perawatan Mandiri pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit ddalam RSUD

Mokopido Toli-Toli

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/jkp/article/view/14856

Zainal Abidin, Dodik Hartono & Siswa Aini. 2023. Hubungan Peran Keluarga Pasien Diabetes Mellitus Dengan Pelaksanaan Diet 3j Di Puskesmas Jatiroto Kabupaten Lumajang. Jurnal Professional Helth Journal, Volume 4 No. 2 (2023).

DOI :

https://doi.org/10.54832/phj.v4i2.35 4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap penderita diabetes melitus dengan pemanfaatan klinik diabetes melitus di Puskesmas Sering

Penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan perawatan Luka Gangren dengan Metode Modern Dressing terhadap Kualitas Hidup pada Penderita Diabetes Melitus di Rumah Luka

perbedaan yang bermakna antara penderita diabetes melitus tipe 2.. dan bukan penderita diabetes

Kesimpulan yaitu terdapat hubungan dukungan sosial dan motivasi dengan perawatan mandiri pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Mokopido

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan self care dengan quality of life penderita Diabetes Melitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S) di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta

Pengabdian kepadaa masyarakat ini dilakukan dengan adanya pertimbangan bahwa sosialisasi dan pembekalan kembali mengenai DSME (Diabetes Self Management Education)

Dia- betes selfcare management education DSME merupakan suatu inter- vensi untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai perawatan mandiri yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan kontrol