• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DI KAB. SUMEDANG

N/A
N/A
Arip Saripudin

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DI KAB. SUMEDANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

MODEL PERENCANAAN PROGRAMA PENYULUHAN (MODEN PESSON)

“PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DI KAB. SUMEDANG”

Disusun Oleh:

Arip Saripudin 02.01.22.577 Gebri Farhan 02.01.22.591 Wendi Prastio 02.01.22.637

Dosen Pengampu:

Dedy Kusnadi, SP., M.Si

Program Peningkatan Produksi Ubi jalar Cilembu di Kabupaten Sumedang merupakan langkah penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani lokal. Komoditas pangan ini memiliki potensi pengembangan yang menjanjikan mengingat sudah menjadi komoditas ekspor dan tren ekspornya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

A. Pengumpulan Data

Peningkatan produksi ubi jalar sangat bergantung pada syarat tumbuh tanaman, Kondisi iklim yang khas di daerah Desa Cilembu dan Sumedang juga memengaruhi pertumbuhan ubi jalar. Daerah ini memiliki suhu rata-rata sekitar 23- 27°C, dengan kelembaban yang cukup tinggi. Iklim ini memberikan kondisi yang ideal bagi tanaman ubi jalar untuk tumbuh dengan baik dan menghasilkan umbi yang besar dan manis.

Selain itu, komoditas ini sudah masuk ke pasar ekspor dan digunakan sebagai bahan makanan, ubi jalar dari cilembu dan Sumedang juga digunakan sebagai bahan baku industri, seperti industri tepung ubi, sirup ubi, hingga keripik ubi. Banyak petani di daerah ini yang mengandalkan pertanian ubi jalar sebagai sumber penghasilan utama mereka.

(2)

Identifikasi pada program ini dilakukan pada petani dan kelompok tani di Desa Cilembu, Kec. Pamulihan, Kab. Sumedang pada bulan Januari 2023 pada Kelompok Tani Harapan Jaya dengan wilayah yang didominasi dengan lahan ubi jalar, sehingga sangat berpotensi untuk ditingkatkan.

Keadaan Geografi

Kabupaten Sumedang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat. Secara Astronomis, terletak antara 6º44’-70º83’ Lintang Selatan dan 107º21’- 108º21’ Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Sumedang adalah 1.558,72 Km2 , dimana Kecamatan Buahdua yang paling luas wilayahnya sebesar 107,68 Km2 dan yang paling kecil adalah Kecamatan Cisarua dengan luas 17,71 Km2 .

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan pertemuan arus udara. Curah hujan tertinggi sepanjang tahun 2021 di Kabupaten Sumedang terjadi pada Februari 2021 yang mencapai 607 mm dengan jumlah hari hujan 24 dan terendah pada September yaitu 32 mm.

Gambar 1. Peta Kabupaten Sumedang

Ubi Cilembu merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Sumedang, dan terdapat dua Desa yang menjadi sentra produksi Ubi Jalar Cilembu yaitu Cilembu (Kecamatan Pamulihan) dan Nagarawangi (Kecamatan Rancakalong). Dua desa tersebut mempunyai luas panen, produktivitas, dan produksi ubi jalar pada Tahun 2010 yang paling besar diantara 10 kecamatan lainnya.

Produktivitasnya bisa mencapai 14 ton/Ha, dengan produksi 3 ton dan luas tanam rata-rata 2.300 Ha. Sehingga dua desa tersebut mengindikasikan bahwa keadaan tanah dan iklimnya lebih cocok dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Selain itu, menanam ubi jalar sudah menjadi aktivitas secara turun-temurun,

(3)

sehingga lebih banyak pengalaman yang didapatkan oleh petani yang berpengaruh terhadap jumlah produksi.

B. Analisis Keadaan

Tahap ini merupakan tahap penganalisisan data yang diperoleh dari lapangan, termasuk di dalamnya menganalisis sumber daya yang potensial untuk dikembangkan. Berikut hasil analisis keadaan yang telah dilaksanakan:

a. Subsistem Input

Pada industri hulu, Desa Cilembu hanya bisa memasok bahan baku berupa bibit, tetapi input lainnya seperti pupuk dikendalikan oleh pemerintah dengan menggunakan pupuk bersubsidi dan insektisida yang tidak disubsidi. Alat-alat pertanian pun seperti sprayer masih menggunakan produk impor, sedangkan untuk cangkul, sabit, dan parang sudah diproduksi di dalam negeri.

b. Subsistem Budidaya

Petani melakukan penanaman dengan lahan yang sempit, dan teknologi yang masih terbatas. Lahan yang dimiliki berkisar antara 1400 sampai 7.000 m2 , sedangkan untuk lahan yang lebih dari satu hektar para petani menyewa per musim sehingga dapat mengurangi keuntungan yang seharusnya diperoleh

c. Subsistem Pengolahan

Umbi yang dihasilkan dari budidaya ubi jalar cilembu sebagian besar diolah dengan cara dikukus namun, terdapat juga pengolahan meliputi industri kripik yang sudah memperoleh ijin dari Dinas Perindustrian.

d. Subsistem Pemasaran

Subsistem pemasaran ubi jalar cilembu melibatkan lembaga pemasaran yang meliputi bandar, bandar besar, industri pengolahan, dan pedagang pengecer.

e. Subsistem Jasa Penujang

Kegiatan agribisnis ubi jalar cilembu tidak terlepas dari kontribusi Pemerintah Desa Cilembu melalui pemberdayaan pertanian dibidang kemampuan dan pengetahuan petani. Selain itu, terdapat pula UPTD Pertanian, kelompok tani, Kelompok Wanita Tani (KWT), perguruan tinggi, serta lembaga keuangan berupa koperasi dan perbankan yang juga tergolong ke dalam susbsistem jasa dan penunjang.

(4)

C. Identifikasi Masalah

Peningkatan produktivitas ubi cilembu melibatkan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi hasil pertanian. Berikut adalah beberapa masalah umum yang membatasi dalam peningkatan produktivitas ubi cilembu:

1. Keadaan SDM masih terhitung rendah.

2. Harga pupuk dan pestisida mahal.

3. Belum tersedianya gudang penyimpanan hasil panen,

4. Kurangnya akses petani terhadap teknologi modern dan pendekatan pertanian terbaru.

5. Perubahan iklim dapat menyebabkan fluktuasi cuaca yang tidak stabil, mempengaruhi produksi dan kualitas tanaman.

6. Target pasar dalam penjualan belum secara maksimal karena masih ke pasar tradisional dan pengepul.

7. Penyuluhan terhadap petani dan kelompok tani belum dilaksanakan secara rutin.

8. Perubahan iklim dapat menyebabkan fluktuasi cuaca yang tidak stabil, mempengaruhi produksi dan kualitas tanaman.

D. Perumusan Tujuan

Peningkatan produktivitas ubi cilembu memiliki sejumlah tujuan yang melibatkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa tujuan umum dalam peningkatan produktivitas ubi cilembu:

1. Peningkatan Pendapatan Petani

Meningkatkan hasil produksi ubi Cilembu untuk meningkatkan pendapatan petani, memperbaiki kesejahteraan ekonomi mereka, dan meningkatkan standar hidup keluarga petani.

2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal dengan menciptakan lapangan kerja, mendukung pelaku usaha lokal, dan meningkatkan perdagangan di pasar lokal.

3. Ketahanan Pangan

Menyumbang pada ketahanan pangan nasional dengan meningkatkan produksi ubi jalar cilembu sebagai sumber pangan.

(5)

4. Peningkatan Nilai Tambah

Mengembangkan industri pengolahan ubi jalar cilembu untuk menciptakan produk bernilai tambah seperti keripik, selai, atau makanan olahan lainnya, meningkatkan keuntungan dan membuka peluang ekspor.

5. Kesejahteraan Sosial

Meningkatkan kesejahteraan sosial di komunitas petani dengan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat Kab. Sumedang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan akses pendidikan dan layanan kesehatan.

6. Konservasi Lingkungan

Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem lokal, mengurangi penggunaan pestisida kimia yang merugikan lingkungan, dan mempromosikan pola tanam yang ramah lingkungan.

7. Inovasi Teknologi

Mendorong penelitian dan pengembangan inovasi pertanian, termasuk pengembangan varietas ubi jalar cilembu yang unggul, pengelolaan air yang efisien, dan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan.

8. Peningkatan Pengetahuan Petani:

Memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada petani secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang praktik pertanian terbaik, manajemen tanaman, dan penggunaan teknologi pertanian yang modern.

9. Peningkatan Daya Saing Pasar

Meningkatkan kualitas produk ubi jalar cilembu sehingga dapat bersaing di pasar lokal, nasional, dan internasional, membuka peluang ekspor dan meningkatkan pendapatan negara.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, peningkatan produktivitas ubi jalar cilembu dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut serta meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat setempat.

(6)

E. Perencanaan Kegiatan

Dalam meningkatkan produktivitas ubi jalar melibatkan sejumlah strategi dan kegiatan yang terkoordinasi. Berikut adalah rencana kegiatan yang dalam meningkatkan produktivitas ubi jalar di Kab. Sumedang:

1. Seleksi dan Penggunaan Varietas Unggul

Kegiatan: Pemilihan varietas ubi jalar yang unggul, tahan penyakit, dan memiliki hasil yang tinggi.

Tujuan: Meningkatkan hasil panen dan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

2. Manajemen Tanah dan Pemupukan

Kegiatan: Uji tanah secara teratur, aplikasi pupuk organik dan anorganik yang sesuai, serta pengelolaan drainase yang baik.

Tujuan: Meningkatkan kesuburan tanah dan ketersediaan nutrisi, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan dan hasil ubi jalar.

3. Pengelolaan Air

Kegiatan: Penggunaan teknologi irigasi yang efisien seperti irigasi tetes atau mikroirigasi.

Tujuan: Memastikan pasokan air yang konsisten dan optimal untuk tanaman ubi jalar.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan: Penyuluhan petani tentang teknik pengendalian hama organik, rotasi tanaman, dan penggunaan varietas tahan penyakit.

Tujuan: Mengurangi kerugian hasil akibat serangan hama dan penyakit.

5. Peningkatan Kualitas Bibit

Kegiatan: Pembibitan yang baik, pemilihan bibit berkualitas, dan pemantauan kondisi bibit selama pertumbuhan.

Tujuan: Memastikan pertumbuhan yang sehat dan seragam dari awal.

6. Pelatihan dan Penyuluhan Petani

Kegiatan: Penyuluhan reguler tentang praktik pertanian terbaik, pengelolaan hama dan penyakit, dan penggunaan teknologi pertanian modern.

(7)

Tujuan: Meningkatkan pengetahuan petani untuk meningkatkan hasil panen dan keterampilan dalam pengelolaan pertanian.

7. Pengembangan Pasar dan Pemasaran

Kegiatan: Mengembangkan kemitraan dengan pasar lokal, supermarket, restoran, dan industri makanan.

Tujuan: Membuka peluang pasar baru dan meningkatkan harga jual yang menguntungkan petani.

8. Pengembangan Produk Olahan

Kegiatan: Mengembangkan produk olahan dari ubi jalar seperti keripik, selai, atau tepung ubi jalar.

Tujuan: Meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan diversifikasi produk untuk meningkatkan pendapatan.

9. Pemanfaatan Teknologi Digital

Kegiatan: Penggunaan aplikasi pertanian, sensor kelembaban tanah, dan teknologi lainnya untuk memantau kondisi tanaman secara real- time.

Tujuan: Meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan tanaman dan mengurangi kerugian hasil.

10. Pengelolaan Risiko Perubahan Iklim

Kegiatan: Pengembangan sistem peringatan dini untuk bencana alam, diversifikasi tanaman, dan penggunaan teknologi canggih untuk memprediksi cuaca.

Tujuan: Mengurangi risiko kerugian hasil akibat fluktuasi cuaca dan perubahan iklim yang tidak stabil.

Melalui implementasi rencana kegiatan ini, diharapkan produktivitas ubi jalar dapat ditingkatkan secara signifikan, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi petani serta kontribusi yang lebih besar pada ketahanan pangan lokal dan nasional. Penting untuk menciptakan keberlanjutan dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan ini untuk hasil yang berkesinambungan.

(8)

F. Pelaksanaan Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan dalam peningkatan produktivitas ubi jalar perlu diatur dalam jadwal yang terstruktur dan terperinci. Berikut jadwal perencanaan kegiatan dalam program peningkatan produktivitas ubi jalar cilembu di Kab. Sumedang.

Jadwal Kegiatan: Peningkatan Produktivitas pada Ubi Jalar Cilembu di Kabupaten Sumedang

• Bulan 1: Seleksi dan Penggunaan Varietas Unggul

• Bulan 2: Manajemen Tanah dan Pemupukan:

• Bulan 3: Pengelolaan Air

• Bulan 4: Pengendalian Hama dan Penyakit

• Bulan 5-6: Peningkatan Kualitas Bibit

• Bulan 6-7: Pelatihan dan Penyuluhan Petani

• Bulan 8-9: Pengembangan Pasar dan Pemasaran

• Bulan 10: Pengembangan Produk Olahan

• Bulan 11:Pemanfaatan Teknologi Digital

• Bulan 12: Pengelolaan Risiko Perubahan Iklim

Dengan mengikuti jadwal ini dengan tekun dan melibatkan semua pihak yang terlibat, pengembangan produktivitas ubi jalar cilembu dapat mencapai hasil yang signifikan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mendukung ketahanan pangan lokal.

G. Rincian Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan

Perkembangan pelaksanaan kegiatan atau monitoring dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perkembangan kemajuan pada Program Peningkatan Produktivitas Ubi Jalar Cilembu.

Rincian Perkembangan: Peningkatan Produktivitas pada Ubi Jalar Cilembu di Kabupaten Sumedang

Bulan 1 (Januari, 2023): Seleksi dan Penggunaan Varietas Unggul

• Minggu 1-2: Identifikasi varietas ubi jalar cilembu yang unggul dan sesuai dengan kondisi tanah lokal.

• Minggu 3-4: Pengadaan benih varietas unggul, pelatihan petani tentang pemilihan varietas yang tepat.

(9)

Bulan 2 (Februari, 2023): Manajemen Tanah dan Pemupukan

• Minggu 1-2: Uji tanah di lahan pertanian, analisis hasil uji tanah.

• Minggu 3-4: Pengaturan sistem pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah, pelatihan petani tentang manajemen tanah yang baik.

Bulan 3 (Maret, 2023): Pengelolaan Air

• Minggu 1-2: Evaluasi sistem irigasi yang ada, perbaikan atau penggantian sistem yang tidak efisien.

• Minggu 3-4: Pelatihan petani tentang pengelolaan air yang efisien dan penggunaan teknologi irigasi modern.

Bulan 4 (April, 2023): Pengendalian Hama dan Penyakit

• Minggu 1-2: Identifikasi hama dan penyakit umum yang menyerang ubi jalar cilembu di wilayah tersebut.

• Minggu 3-4: Pelatihan petani tentang metode pengendalian hama dan penyakit secara organik, distribusi bahan pengendali hama organik.

Bulan 5-6 (Mei-Juni, 2023): Peningkatan Kualitas Bibit

• Minggu 1-2: Pelatihan petani tentang teknik pembibitan dan pemilihan bibit yang sehat.

• Minggu 3-4: Pengadaan bibit berkualitas, pembentukan kelompok bibit lokal.

Bulan 7-8 (Juli-Agustus, 2023): Pelatihan dan Penyuluhan Petani

• Minggu 1-2: Penyelenggaraan pelatihan rutin tentang praktik pertanian terbaik, manajemen kebun, dan penggunaan teknologi modern.

• Minggu 3-4: Sesi penyuluhan oleh ahli pertanian tentang inovasi terbaru dan praktik berkelanjutan.

Bulan 9 (September, 2023): Pengembangan Pasar dan Pemasaran

• Minggu 1-2: Identifikasi potensi pasar lokal dan regional untuk ubi jalar cilembu.

• Minggu 3-4: Pengembangan kerjasama dengan pedagang, supermarket, dan restoran lokal, pelatihan petani tentang pemasaran dan branding produk.

Bulan 10 (Oktober, 2023): Pengembangan Produk Olahan

• Minggu 1-2: Pelatihan petani tentang teknik pengolahan ubi jalar cilembu menjadi produk olahan (keripik, selai, dll.).

(10)

• Minggu 3-4: Pengembangan produk olahan bersama petani, uji coba produk di pasar lokal.

Bulan 11 (November, 2023): Pemanfaatan Teknologi Digital

• Minggu 1-2: Pelatihan petani tentang penggunaan aplikasi pertanian, sensor kelembaban tanah, dan teknologi pendukung lainnya.

• Minggu 3-4: Implementasi teknologi digital di kebun ubi jalar cilembu, pelatihan penggunaan aplikasi dan perangkat teknologi.

Bulan 12 (Desember, 2023): Pengelolaan Risiko Perubahan Iklim

• Minggu 1-2: Pelatihan petani tentang adaptasi terhadap perubahan iklim, penggunaan varietas yang tahan cuaca ekstrem.

• Minggu 3-4: Pengembangan sistem peringatan dini, kerjasama dengan lembaga penelitian iklim.

Catatan:

• Evaluasi Berkala: Setiap tahap kegiatan harus dievaluasi secara berkala untuk menilai keberhasilan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

• Kolaborasi dan Kemitraan: Kerjasama dengan lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan organisasi pertanian akan memperkuat implementasi program dan keberlanjutannya.

H. Rekonsiderasi

Berikut adalah rekonsiderasi dari pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Produktivitas Ubi Jalar Cilembu:

Bulan 1: Seleksi dan Penggunaan Varietas Unggul

Rekonsiderasi: Evaluasi kembali varietas yang telah dipilih. Pastikan varietas tersebut tetap tahan terhadap hama dan penyakit yang mungkin berkembang seiring waktu. Pertimbangkan juga faktor-faktor seperti produktivitas dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Bulan 2: Manajemen Tanah dan Pemupukan

Rekonsiderasi: Tinjau hasil analisis tanah secara berkala dan sesuaikan pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan perkembangan tanah.

Pertimbangkan penggunaan pupuk organik dan teknik pengelolaan tanah berkelanjutan.

(11)

Bulan 3: Pengelolaan Air

Rekonsiderasi: Lakukan evaluasi efisiensi sistem irigasi dan identifikasi cara untuk mengurangi pemborosan air. Pertimbangkan teknologi irigasi terkini yang dapat mengoptimalkan penggunaan air.

Bulan 4: Pengendalian Hama dan Penyakit

Rekonsiderasi: Terus pantau perkembangan hama dan penyakit. Pelajari dan implementasikan metode pengendalian yang ramah lingkungan dan efektif. Perhatikan juga perkembangan resistensi hama dan penyakit terhadap metode pengendalian yang digunakan.

Bulan 5-6: Peningkatan Kualitas Bibit

Rekonsiderasi: Pastikan teknik pembibitan menghasilkan bibit yang sehat dan unggul. Lakukan pemantauan ketat selama periode ini, dan pastikan petani memahami teknik pembibitan yang tepat.

Bulan 7-8: Pelatihan dan Penyuluhan Petani

Rekonsiderasi: Evaluasi materi pelatihan dan sesuaikan dengan kebutuhan petani. Fokuskan pada aspek-aspek yang mungkin belum tertutup, seperti manajemen keuangan, pemasaran digital, atau praktik-praktik pertanian berkelanjutan.

Bulan 9: Pengembangan Pasar dan Pemasaran

Rekonsiderasi: Perbarui survei pasar secara berkala untuk memahami perubahan dalam preferensi konsumen. Evaluasi strategi pemasaran dan identifikasi potensi kemitraan baru dengan pedagang atau produsen makanan lokal.

Bulan 10: Pengembangan Produk Olahan

Rekonsiderasi: Eksplorasi lebih banyak produk olahan yang dapat dibuat dari ubi Cilembu. Lakukan riset pasar untuk memahami produk olahan yang paling diminati oleh konsumen.

Bulan 11: Pemanfaatan Teknologi Digital

Rekonsiderasi: Evaluasi efektivitas aplikasi teknologi digital yang telah diperkenalkan. Pastikan petani memahami dan dapat menggunakan teknologi tersebut dengan baik. Perbarui perangkat dan aplikasi sesuai kebutuhan.

(12)

Bulan 12: Pengelolaan Risiko Perubahan Iklim

Rekonsiderasi: Terus pantau perubahan iklim dan identifikasi dampaknya terhadap pertanian ubi jalar cilembu. Perbarui rencana adaptasi dan pastikan petani memahami langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi risiko perubahan iklim.

Catatan Tambahan:

Evaluasi dan Umpan Balik: Selalu lakukan evaluasi setelah setiap bulan kegiatan. Dapatkan umpan balik dari petani secara teratur dan gunakan informasi ini untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Kolaborasi dan Keterlibatan Petani: Kolaborasi dengan petani dalam setiap langkah. Dengan melibatkan mereka, program ini akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mereka dalam pertanian ubi jalar cilembu.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan faktor pembatas di atas maka sub kelas kesesuaian lahan Ubi Cilembu di wilayah lain di Kabupaten Sumedang termasuk S3nr, S3rc, S3 eh dan N eh, rc yaitu lahan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ubi Cilembu akan tumbuh baik dengan menghasilkan kualitas umbi yang besar dan rasa yang manis seperti madu dengan melihat kunci

Penelitian kandungan total karoten dan likopen pada ubi jalar varietas Cilembu selama pengolahan perlu dilakukan, agar dapat diketahui pengolahan mana yang paling

Ubi jalar sebagai bahan baku pada pembuatan tepung mempunyai keragaman jenis yang cukup banyak, yang terdiri dari jenis-jenis lokal dan beberapa varietas unggul.. Jenis-jenis

Berdasarkan faktor pembatas di atas maka sub kelas kesesuaian lahan Ubi Cilembu di wilayah lain di Kabupaten Sumedang termasuk S3nr, S3rc, S3 eh dan N eh, rc yaitu lahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek batang ubi jalar (berukuran 30 cm) Varietas Papua Solossa, Varietas Sawentar, Varietas Kidal,

a) penguatan lembaga penelitian dalam menciptakan varietas unggul komersial (ubi jalar, benih sayuran); b) penerapan GAP dengan benih varietas unggul (porang, ubi jalar);

Penerimaan dan keuntungan usahatani ubi jalar Hasil penelitian di lapang menunjukkan bahwa varietas Sawentar yang merupakan varietas unggul dapat memberikan keuntungan yang lebih