• Tidak ada hasil yang ditemukan

penjualan buah durian dengan sistem tebakan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penjualan buah durian dengan sistem tebakan"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Walaupun jelas larangan menjual sesuatu yang tidak jelas nampaknya ditemukan pada masyarakat praktik jual beli dimana terdapat unsur gharar yang salah satunya peneliti temukan pada praktik jual beli buah durian dengan menggunakan sistem ramalan yang terdapat di desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kab. Jual Buah Durian Menggunakan Sistem Tebak Dalam Perspektif Hukum Keuangan Syariah” untuk memahami lebih dalam praktek jual beli durian menggunakan sistem tebakan karena terdapat ambiguitas di dalamnya terutama mengenai

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan disiplin Hukum Ekonomi Syariah yang tentunya berpedoman pada Al-Quran dan Hadits tentang jual beli. Peneliti berharap penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya yaitu sebagai bahan referensi tambahan mengenai gharar dalam praktik jual beli.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini pembahasan yang menjadi pusat permasalahan adalah terkait “praktik jual beli durian dengan cara pemotongan dalam kajian kitab fathul al-qorib”. Dalam penelitian Siti Khaizul Mustaqimah, Ahmad Mustofa, M. Pudail, pokok bahasan yang dikaji terkait dengan “jual beli durian dengan sistem potong dari sudut pandang mempelajari kitab fathul-qorib”.

Kerangka Teori

Dalam melakukan kegiatan jual beli tentunya harus ada pihak yang mengelolanya agar transaksi dapat berjalan. Gharar adalah salah satu bentuk jual beli yang diharamkan karena merupakan bentuk keragu-raguan akibat ketidakjelasan objek yang diperjualbelikan yaitu.

Metode Penelitian

Peneliti memilih lokasi ini karena banyak pedagang durian yang peneliti temukan melalui sistem tebak-tebakan, dan sebagian besar masyarakat juga memiliki kebun durian sehingga peluang untuk menjual buah durian cukup cepat. Alasan lainnya adalah peneliti yakin belum ada yang melakukan survey mengenai penjualan durian dengan sistem tebak-tebakan di lokasi ini, sehingga peneliti tertarik dengan survey tersebut dengan harapan dapat memberikan gambaran keabsahannya kepada masyarakat. dari pembelian nanti. dan praktik penjualan yang telah diterapkan. Moleong yaitu “metodologi penelitian kualitatif”, menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif berupa perkataan dan tindakan serta data lain seperti data tertulis, statistik dan dokumentasi.30 Dalam penelitian ini sumber data primer adalah digunakan. data diperoleh melalui proses observasi dan komunikasi berupa tanya jawab langsung kepada pedagang buah durian dengan menggunakan sistem tebak-tebakan dan pembeli buah durian serta pihak lain yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Kemudian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur pendukung seperti jurnal penelitian, buku, artikel dan literatur lainnya yang berhubungan dengan jual beli khususnya jual beli buah durian. Observasi merupakan langkah yang dilakukan untuk mengamati suatu fenomena yang terjadi secara langsung, yang dalam hal ini berkaitan dengan penjualan buah durian, yang dilakukan dengan sistem tebak-tebakan dengan mendengarkan dan melihat kondisi praktek nyata yang terjadi di lapangan. kemudian menarik kesimpulan sebagai hasil dari apa yang telah diamati.31 Dalam kegiatan observasi ini, peneliti melihat bagaimana proses jual beli durian yang dilakukan oleh masyarakat di desa Kekait dan jenis durian yang umumnya dijual di desa tersebut dan peneliti menemukan masalah terkait ketidakjelasan yang disebabkan oleh sistem yang digunakan untuk jual beli durian. Wawancara adalah suatu bentuk pencarian dan pendaftaran sumber data utama dalam penelitian, yang dilakukan melalui proses bertanya dan mendengarkan dengan partisipasi peneliti dalam pelaksanaan tindakan tersebut, yang selalu bertujuan untuk memperoleh informasi dalam pemecahan masalah yang diselidiki. yaitu terkait penjualan buah durian dengan sistem tebak-tebakan yang dijadikan informan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penjual dan pembeli durian karena pihak-pihak tersebut berkepentingan dengan permasalahan yang diteliti.

Dokumentasi, yaitu mengambil sampel berupa foto dan berbagai dokumen lain sebagai data deskriptif untuk diteliti dan dianalisis sesuai dengan masalah yang diteliti.

Sistematika Pembahasan

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data informasi tambahan selain sumber-sumber yang telah digunakan sebelumnya, seperti wawancara dan observasi, sehingga data yang diperoleh lebih kuat mendukung data yang diperoleh sebelumnya.33 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dokumentasi di berupa foto-foto pada saat pelaksanaan kegiatan survey lokasi, wawancara dan kegiatan sejenis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bab ini menjelaskan tentang letak geografis, sistem jual beli durian dan lainnya. Bab ini merupakan inti dari penelitian ini, karena menjelaskan apa yang peneliti temukan di lapangan dan selanjutnya akan dikaitkan dengan landasan teori sesuai dengan fokus masalah dalam penelitian ini.

PRAKTIK PENJUALAN BUAH DURIAN DENGAN SISTEM

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Perspektif Penjual Terkait Praktik Jual Beli Buah Durian
  • Perspektif Pembeli Terkait Praktik Jual Beli Buah Durian

Praktek Jual Beli Buah Durian dengan Sistem Menebak di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Dilihat dari jenisnya, buah durian yang dijual di desa Kekait cukup beragam 38 Seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Kekait Bapak H.M.Zaini S.H. Jual beli buah durian yang dilakukan oleh masyarakat desa Kekait kecamatan Gunungsari sama dengan praktek jual beli buah durian pada umumnya.

Selain itu, buah durian yang dijual di desa Kekait diberi tanda cat untuk membedakan buah durian dengan buah durian di tempat lain. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa praktek jual beli buah durian di Desa Kekait dengan sistem tebak-tebakan dilakukan dengan cara. Dari penjelasan Roatul Jannah, bahwa dalam menentukan harga buah durian ia melakukannya dengan sistem tebak-tebakan.

Buah durian yang dijual di desa Kekait bersumber dari perkebunan masyarakat setempat yang kemudian dibawa oleh kuli angkut ke tempat-tempat penjualan buah durian seperti pasar Gunungsari di pinggir jalan. Cara pembayaran yang digunakan dalam penjualan buah durian dengan sistem taruhan dilakukan secara langsung yaitu pembeli menyerahkan sejumlah uang sesuai harga durian yang dibeli kepada penjual. Inilah salah satu alasan mengapa jual beli dengan sistem taruhan ini lebih disukai daripada menjual buah durian dengan sistem lain.”49.

Table 2. Jumlah Penduduk Desa Kekait 35 :
Table 2. Jumlah Penduduk Desa Kekait 35 :

PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP

Analisis Paktik Jual Beli Buah Durian Dengan Sistem Tebakan

  • Analisis Perspektif Penjual Terkait Praktik Jual Beli Buah
  • Analisis Perspektif Pembeli Terkait Praktik Jual Beli Buah

Dalam praktik jual beli buah durian di desa Kekait yaitu dengan menggunakan sistem tebak-tebakan menurut analisa peneliti, terdapat ketidakjelasan dalam proses penentuan harga jual buah durian. Adapun untuk menentukan ukuran buah durian yang dilakukan dengan cara menerka-nerka (tanpa penimbangan), menurut analisa peneliti termasuk dalam kategori gharar karena penjual atau seller. Analisis Perspektif Penjual Mengenai Praktek Jual Beli Buah Durian Menggunakan Sistem Menebak Durian Menggunakan Sistem Menebak.

Analisis Perspektif Pembeli Mengenai Praktek Jual Beli Buah Durian Menggunakan Sistem Menebak Durian Menggunakan Sistem Menebak. Dalam Hukum Ekonomi Syariah, praktik penjualan buah durian dengan sistem tebak-tebakan termasuk dalam kategori gharar karena ketidakjelasan harga jual buah durian yang diperdagangkan karena standar yang digunakan untuk menentukan harga tidak jelas, sehingga terjadi ketidaksesuaian. Ibu Munawarah : Untuk harga jual durian yang kami suplai bisa dilihat dari ukuran buahnya.

Wawancara dengan pedagang buah durian dengan sistem tebak-tebakan berdasarkan ukuran biji durian dan keranjang buah.

PENUTUP

Kesimpulan

Praktek jual beli buah durian di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat dilakukan dengan menggunakan sistem tebak-tebakan yaitu penjual menjual buah durian tanpa menggunakan timbangan untuk mengukur berat dan ukuran buah durian dalam menentukan penjualannya. . harga buah durian Praktek dengan sistem ini dilakukan oleh masyarakat Kekait karena lebih mudah dilaksanakan dan merupakan adat lama yang masih dilakukan hingga sekarang. Praktek penjualan yang menggunakan sistem tebak-tebakan digunakan dalam menentukan harga buah durian yang dilakukan dengan cara menebak berdasarkan perasaan penjual dengan menggunakan tiga cara penentuan yaitu berdasarkan ukuran biji durian, ukuran keranjang buah durian dan berdasarkan pada ukuran/jumlah kantong menggunakan standar harga yang bervariasi yaitu berdasarkan kalangan pembeli, harga pasar, dan ukuran buah durian.

Hal ini menyebabkan perbedaan harga yang terjadi pada durian yang memiliki ukuran/berat yang sama saat ditimbang menggunakan timbangan. Beberapa aspek yang dijadikan patokan dalam menentukan harga dengan sistem tebak-tebakan merupakan tindakan yang tidak dibenarkan karena bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Hukum Ekonomi Islam karena adanya perlakuan yang berbeda dari setiap pembeli yang seharusnya diberikan hak yang sama. . sebagai bentuk pemenuhan hak dan kewajiban antara para pihak. Praktik semacam ini terjadi karena tidak adanya standar yang jelas yang digunakan penjual dalam menentukan harga buah durian, karena harga yang diberikan tidak ditentukan di muka, tetapi ditentukan pada saat terjadi transaksi penjualan.

Sehingga dalam sistem taruhan terdapat unsur penipuan yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli karena kisaran harga yang diberikan tidak sama.

Saran-Saran

Alaika Nasrulloh, Fikri Fahmi Faizi, “Praktik Jual Beli Buah Durian Sistem Tebas Dalam Perspektif Hukum Islam di Desa Songgon Kabupaten Banyuwangi”, Jurnal Ekonomi Syariah Darussalam, Vol. Jawab : Praktek jual beli buah durian di desa Kekait sama dengan praktek jual beli buah durian pada umumnya yaitu masyarakat menjual durian dengan berbagai jenis, dari durian lokal sampai ada yang jual durian import dari Bali. Namun proses penjualan buah durian di Kekait terbilang unik karena ada orang yang menjual buah durian dengan cara membubuhkan tanda berupa cat pada durian tersebut.

Mengapa masyarakat lebih memilih menggunakan sistem (tanpa timbangan) untuk menentukan harga buah durian dibandingkan dengan menggunakan sistem timbangan. Sama halnya dengan jual beli buah durian dimana penjual dalam jual beli buah durian hanya menggunakan keranjang mulai dari keranjang kecil, sedang hingga cukup besar. Ada juga pedagang yang hanya menjual biji durian dengan kisaran harga yang berbeda-beda tergantung ukuran buah durian.

Selain itu, harga jual buah durian yang kami suplai juga berbeda antara pembeli yang berasal dari Kekait dan pembeli yang berasal dari sana. Tn. Diya'Yusuf: Untuk harga jual buah durian biasanya kami melihat ukurannya karena terkadang kami membeli durian langsung dari pemilik kebun durian dengan mengantongi, jadi kami menentukan harga berdasarkan berapa banyak buah di dalam kantong. . Sehingga bisa dikatakan penghasilan yang kita dapatkan per minggu dari penjualan buah durian cukup tinggi.

Gambar

Tabel  2.1  Daftar  Nama  Kepala  Desa  Yang  Pernah  Menjabat  di  Desa  Kekait ................................................................................
Table 2. Jumlah Penduduk Desa Kekait 35 :

Referensi

Dokumen terkait

Irrespective of the presence and/or standard of pre-hospital emergency medical services, in-hospital treatment hinges around a thorough examination in the resuscitation room,