• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA KELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH DI DESA GRAJEGAN

N/A
N/A
Arfend Naufal Vicky H

Academic year: 2024

Membagikan "PENTINGNYA KELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH DI DESA GRAJEGAN "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT SUMBER DANA: MANDIRI

PENTINGNYA KELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH DI DESA GRAJEGAN

KELURAHAN : GRAJEGAN

KECAMATAN : TAWANGSARI

KABUPATEN : SUKOHARJO

Disusun oleh:

Arfend Naufal Vicky H 21020120140170 Angga Aji Saputra 12010118130276 Achmad Afiffuloh 21060120130124 Dwinda Indriyani Br G 40011320650054 Fira Syarwadina 12020220130066 Ghina Tsaniyah Suciati 22030120130066 Hamdan Yuwafi 21090120120026

PUSAT PELAYANAN KULIAH KERJA NYATA (P2KKN)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS DIPONEGORO

2024

(2)

RINGKASAN

Lingkungan hidup merupakan gabungan semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada dalam lingkungan dan ruang yang ditempati, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup lainnya. Kebersihan lingkungan hidup adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan kenyamanan hidup bagi masyarakat. Kondisi lingkungan yang rusak memiliki dampak yang signifikan dan berpotensi menyebabkan bencana alam baik saat ini maupun di masa mendatang.

Selain faktor manusia dan bencana alam, krisis lingkungan juga disebabkan oleh kebijakan publik yang tidak mendukung pelestarian lingkungan, termasuk penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan yang masih lemah, serta ketidakmerataan penyebaran penduduk di berbagai wilayah. Manajemen lingkungan adalah usaha bersama dalam melestarikan fungsi lingkungan, mencakup kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian. Salah satu fokus pembangunan berkelanjutan adalah peningkatan kesadaran lingkungan dalam pembangunan, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas lingkungan yang tercermin dalam peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).

Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.

Program Kelestarian Lingkungan dan Pengelolaan Sampah melalui Bank Sampah di Desa Grajegan bertujuan untuk memberikan edukasi, melibatkan, dan memberdayakan masyarakat setempat agar mereka dapat mengenali, memahami, dan aktif berpartisipasi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam di wilayah Desa Grajegan. Keberlanjutan program ini sangat bergantung pada dukungan dan komitmen pemerintah setempat, serta kerjasama yang

(3)

ii PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME karena karunia dan kekuasaan-Nya, kegiatan pengabdian ini dapat dilaksanakan dan mampu terselesaikan dengan baik dan lancar. Laporan pengabdian yang berjudul “Pentingnya Kelestarian Lingkungan dan Pengolahan sampah Melalui Bank sampah di Desa Grajegan” ini dilaksanakan di Desa Grajegan, Tawangsari, Sukoharjo. Penulis menyadari bahwa kegiatan pengabdian ini tidak dapat selesai dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan tulus ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan YME yang telah melimpahkan kemudahan, kelancaran, dan kesehatan.

2. Bapak Muhammad Ghazi Agam Sas, S.P., M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN Tim I Undip 2023/2024.

3. Bapak dan Ibu dari perangkat pemerintahan Desa Grajegan

4. Teman-teman kelompok Kuliah Kerja Nyata Tim I Undip 2023/2024

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan dan terbuka pada saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Sukoharjo, 09 Februari 2023 Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Muhammad Ghazi Agam Sas, S.P., M.Si NIP. H.7.199606202022041001

(4)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

PRAKATA ... ii

DAFTAR ISI... iii

1.1 Judul ... 1

1.2 Analisis Situasi ... 1

1.3 Waktu dan Lokasi Kegiatan ... 2

1.4 Target dan Luaran ... 2

1.1 Target dan Luaran ... 2

BAB 2 ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.2 Sampah ... 5

2.3 Bank Sampah ... 5

BAB 3 ... 7

METODE PELAKSANAAN ... 7

3.1 Tujuan dari Kegiatan ... 7

3.2 Metode ... 7

BAB 4 ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

4.1 Hasil ... 8

4.2 Pembahasan ... 10

BAB 5 ... 11

KESIMPULAN DAN SARAN ... 11

5.1 Kesimpulan ... 11

5.2 Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

LAMPIRAN... 13

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul

Pentingnya Kelestarian Lingkungan dan Pengolahan sampah Melalui Bank sampah di Desa Grajegan.

1.2 Analisis Situasi

Desa Grajegan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Grajegan adalah petani dan pedagang. Luasnya persawahan yang dimiliki menjadikan keindahan dan kehijauan menjadi ciri khas Desa Grajegan. Namun, setelah menelaah desa ini lebih dalam lagi, ternyata kami menemukan sebuah permasalahan yang sudah berlangsung lama dan belum terselesaikan, yaitu terkait sampah.

Permasalahan terkait sampah di Desa Grajegan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain minimnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap cara yang benar dalam pembuangan sampah, kemudian warga juga masih kebingungan dalam menentukan lokasi yang tepat untuk membuang sampah akibat kurangnya fasilitas tempat pembuangan sampah yang memadai. Kondisi ini mengakibatkan adanya titik pembuangan sampah di area pemukiman, menghasilkan bau tak sedap, serta membentuk pola perilaku masyarakat yang menerima sebagai norma membuang sampah secara sembarangan. Selain itu, warga lebih memilih membakar sampah, menyebabkan polusi udara. Di Desa Grajegan, kebiasaan membakar sampah yang sudah tidak terpakai juga menjadi masalah serius, berpotensi menimbulkan dampak kesehatan dan pencemaran lingkungan. Kesadaran yang kurang terhadap dampak ini berkontribusi pada tingginya tingkat pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tim I Undip berinisiatif merespons dan menyediakan solusi dengan mengimplementasikan program ini.

(6)

1.3 Waktu dan Lokasi Kegiatan

Kegiatan pertama yaitu survei dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2024 di Desa Grajegan.

Kegiatan kedua yaitu sosialisasi ke pengurus PKK mengenai dampak lingkungan akibat pembakaran sampah dan menjelaskan bagaimana sampah dapat dikelola dengan baik melalui bank sampah dilaksanakan pada 19 Januari 2024 di desa Grajegan Kegiatan ketiga pada tanggal 30 januari 2023 yaitu finalisasi mengenai distribusi bank sampah ,membentuk pengurus bank sampah dan kita juga menyediakan wadah penampungan untuk sampah yang disetor oleh masyarakat.

1.4 Target dan Luaran

Kegiatan pertama yaitu survei dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2024 di Desa Grajegan.

Kegiatan kedua yaitu sosialisasi ke pengurus PKK mengenai dampak lingkungan akibat pembakaran sampah dan menjelaskan bagaimana sampah dapat dikelola dengan baik melalui bank sampah dilaksanakan pada 19 Januari 2024 di desa Grajegan Kegiatan ketiga pada tanggal 30 januari 2023 yaitu finalisasi mengenai distribusi bank sampah ,membentuk pengurus bank sampah dan kita juga menyediakan wadah penampungan untuk sampah yang disetor oleh masyarakat.

1.1 Target dan Luaran

Target dari pelaksanaan program ini adalah seluruh warga di Desa Grajegan termasuk perangkat pemerintahan setempat. Adapun luaran yang dihasilkan dari program ini adalah wadah penampungan untuk bank sampah, tote bag, poster, banner, dan area pemukiman warga yang bersih. Dengan terlaksananya program kerja ini, masyarakat diharapkan akan lebih memperhatikan dan meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup.

(7)

3 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelestarian Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan gabungan semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada dalam lingkungan dan ruang yang ditempati, termasuk makhluk hidup fisik, non-fisik, kimia, sosiokultural, termasuk unsur benda, daya, iklim, cuaca, keadaan dan sumber daya alam yang berada dalam suatu ruang lingkup yang sama, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup lainnya.

Kerusakan lingkungan hidup merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup manusia. Ketika alam mulai hilang daya dukung dan melampaui ambang batas toleransi regenerasinya (self regulating), berarti alam sedang mengalami kerusakan. Lingkungan hidup yang tercemar dan rusak berdampak besar dan berpotensi mendatangkan bencana alam kini dan masa yang akan datang.

Relasi manusia dan lingkungan hidup memiliki simbiosis mutualisme dan harmonis, artinya manusia sangat bergantung pada alam, begitu pula lingkungan hidup sangat membutuhkan kearifan manusia dalam pengelolaannya. Namun krisis lingkungan hidup muncul ketika manusia berinteraksi dengan alam lingkungannya. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena faktor ilmiah, akan tetapi faktor dominan berasal dari aktivitas manusia yang tidak baik bagi alam meliputi kepadatan penduduk, gaya hidup, kemajuan teknologi, serta membuang sampah sembarangan.

Manusia berperan sebagai sumber kelestarian, akan tetapi pada sisi yang sama, manusia berperan sebagai perusak dan pencemar lingkungan hidup itu sendiri, hal inilah yang sering disebut dengan konflik lingkungan. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan faktor manusia jauh lebih besar dampaknya dibandingkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam.

Khusus di Indonesia, di samping faktor manusia dan bencana alam, krisis lingkungan hidup juga dipicu oleh faktor kebijakan publik yang kurang berpihak pada usaha pelestarian lingkungan hidup, termasuk penegakan hukum terhadap pelanggaran dan kejahatan lingkungan hidup yang masih lemah, serta persoalan penyebaran penduduk yang tidak merata pada setiap wilayah.

Meskipun sudah diberlakukannya beberapa Undang-Undang tentang pelestarian lingkungan, usaha perlindungan terhadap sumber daya alam dari eksploitasi berlebihan manusia tidak bisa berpaku pada peraturan tersebut, diperlukannya upaya perubahan sikap dan kesadaran semua makhluk bumi terhadap kelestarian lingkungan hidup.

(8)

Melestarikan lingkungan hidup adalah usaha manusia yang harus segera dilakukan agar kelangsungan hidupnya dapat terjaga dengan baik. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga tata kelola lingkungan berkelanjutan akan terwujud.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Lingkungan yang terpelihara dilatarbelakangi oleh tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga dan memelihara lingkungan. Nilai-nilai peduli terhadap lingkungan timbul dari kesadaran dan rasa tanggung jawab masyarakat akan pentingnya pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. Rasa tanggung jawab dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tiap individu tetapi bisa juga dilakukan dalam bentuk kerja sama saling tolong menolong dalam menghadapi permasalahan lingkungan.

(9)

5 2.2 Sampah

Sampah merupakan hasil sisa kegiatan sehari-hari atau proses alam yang berwujud padat atau semi padat, baik berupa zat organik maupun anorganik yang dapat terurai dan tidak dapat terurai.

Sampah dihasilkan saat suatu benda tidak lagi bermanfaat dan dibuang ke lingkungan. Sampah dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu: organik dan anorganik. Sampah organik, atau yang umumnya disebut sampah basah, berasal dari makhluk hidup seperti daun dan sisa-sisa rumah tangga. Jenis sampah ini cenderung mudah terurai secara alami. Di sisi lain, sampah anorganik, atau yang dikenal sebagai sampah kering, tidak dapat terurai dengan mudah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah, yaitu populasi masyarakat, sistem pengumpulan atau pembuangan sampah, daur ulang bahan-bahan sampah, geografi, waktu, aspek sosial ekonomi, budaya, jenis sampah, faktor musim, dan kemajuan ilmu teknologi.

Ketidakseimbangan antara sampah organik dan anorganik yang masuk dan dihasilkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat ditanggulangi melalui penerapan praktik daur ulang sampah menjadi strategi efektif dalam mengurangi akumulasi sampah. Melalui penerapan sistem dan manajemen pengelolaan sampah, termasuk pemilahan antara sampah organik dan anorganik, dapat mengurangi tumpukan sampah di TPA.

2.3 Bank Sampah

Pengelolaan sampah adalah suatu proses yang diperlukan dengan dua tujuan, yaitu mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan mengolah sampah menjadi material yang tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Bank sampah merupakan fasilitas pengumpulan sampah yang telah dipilah-pilah menjadi beberapa kategori, yaitu botol plastik, kertas, Sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke pengepul sampah. Bank sampah dioperasikan dengan sistem perbankan oleh petugas yang berasal dari kader PKK desa Grajegan, di mana warga yang tinggal di desa Grajegan menjadi penyetor dan mendapatkan buku tabungan mirip dengan menabung di bank. Pendirian bank sampah bertujuan utama untuk membantu pengolahan sampah di Indonesia, serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih dan rapi. Bank sampah juga berperan dalam mengubah sampah menjadi produk berguna seperti kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis. Manfaat bank sampah bagi manusia dan lingkungan sangat signifikan. Bank sampah tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan meningkatkan kesadaran akan kebersihan, tetapi juga mengubah sampah menjadi barang ekonomis. Bagi masyarakat,

(10)

bank sampah dapat meningkatkan penghasilan karena mereka mendapatkan imbalan berupa uang. Bank sampah juga memberikan kontribusi positif terhadap pendidikan, di mana beberapa sekolah menggunakan sampah sebagai pembayaran uang sekolah bagi siswa yang kurang beruntung secara finansial.

(11)

7 BAB 3

METODE PELAKSANAAN 3.1 Tujuan dari Kegiatan

Tujuan dari program ini adalah :

a) Menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga ekosistem lokal dan memastikan keberlanjutan sumberdaya alam agar bisa dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

b) Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pengolahan sampah yang benar dengan pengadaan bank sampah.

c) Membuka kesempatan ide untuk pemerintah Desa Grajegan agar mengefektifkan sumber daya manusia untuk berjalannya bank sampah.

3.2 Metode

Metode yang digunakan dalam program ini adalah survei permasalahan secara langsung ke masyarakat Desa Grajegan. Setelah hal tersebut dilakukan persiapan untuk membentuk pengurus bank sampah melalui ibu PKK, Mengadakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait sampah, bank sampah dan kelestarian lingkungan, serta membuat wadah menampung sampah untuk bank sampah.

(12)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Berdasarkan kegiatan yang telah diimplementasikan, hasil dari pengabdian ini mencakup penyediaan wadah penampungan sampah, memperbaiki sistem bank sampah, serta menciptakan lingkungan pekarangan warga yang bersih dan bebas dari sampah di Desa Grajegan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah melakukan survei dan analisis melalui wawancara dengan warga setempat. Hasil analisis menunjukkan adanya kebingungan di kalangan masyarakat yang sudah berlangsung lama dan belum teratasi terkait tempat yang tepat untuk membuang sampah, yang kemudian memicu perilaku membakar sampah. Oleh karena itu, kami memiliki tekad untuk mengimplementasikan program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekitar area tempat tinggal warga Desa Grajegan.

(13)

9 (Aksi lingkungan di salah satu lokasi kami)

Pada saat pendampingan penyuluhan kepada masyarakat, Tim I KKN Undip menjelaskan mengenai apa saja keuntungan yang akan didapatkan jika memiliki lingkungan yang bersih dan manfaat menabung di bank sampah, agar tercapai keadaan bersih dan asri tersebut, dibutuhkan fasilitator atau pihak lain yang bisa dan bersedia untuk mengambil dan mengelola sampah masyarakat. Dalam hal ini, Tim I KKN Undip menghadiri dan memfasilitasi pengenalan bank sampah dengan koordinasi bersama ibu PKK kepada masyarakat sebagai salah satu langkah untuk menuju lingkungan yang lebih bersih. Ibu PKK yaitu pengurus bank sampah nantinya akan berkoordinasi langsung dengan masyarakat untuk penyetoran sampah sebanyak dua kali dalam seminggu. Selain itu, Tim I KKN Undip juga memberikan ide atau kreativitas lain pada ibu PKK untuk dapat mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual.

(14)

4.2 Pembahasan

Masyarakat Desa Grajegan menerima program kerja ini dengan senang hati dan antusias.

Dimulai dari kegiatan pertama yaitu survei dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2024 di desa Grajegan. Kegiatan kedua yaitu sosialisasi ke pengurus PKK mengenai dampak lingkungan akibat pembakaran sampah dan menjelaskan bagaimana sampah dapat dikelola dengan baik melalui bank sampah dilaksanakan pada 19 Januari 2024 di desa Grajegan Kegiatan ketiga pada tanggal 30 januari 2023 yaitu finalisasi mengenai distribusi bank sampah, membentuk pengurus bank sampah dan kita juga menyediakan wadah penampungan untuk sampah yang disetor oleh masyarakat.

Saat pelaksanaan kegiatan, sebagian warga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Tim I KKN Undip karena telah membuka peluang untuk membangun area pemukiman yang lebih bersih dan nyaman. Langkah ini juga membuka potensi peningkatan ekonomi masyarakat Grajegan melalui pendirian bank sampah. Dengan adanya bank sampah, warga dapat menyetor sampah dan mendapatkan nilai jual yang akan disimpan dalam tabungan, kemudian direalisasikan setelah mencapai kesepakatan tertentu. Inisiatif ini memberikan semangat dan antusiasme kepada masyarakat untuk aktif mengumpulkan sampah, sehingga lingkungan sekitar menjadi bersih dan tidak menimbulkan polusi udara melalui pembakaran sampah.

(15)

11 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pendampingan masyarakat dalam bentuk sosialisasi, aksi lingkungan, dan penyediaan bak sampah dilakukan dengan tujuan membantu mengatasi permasalahan yang sedang berlangsung, yakni kebiasaan membuang sampah sembarangan dan pembakaran sampah Melalui pelaksanaan program ini, diharapkan masyarakat Desa Grajegan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, kelestarian lingkungan, dan kesadaran kesehatan. Upaya tersebut juga melibatkan pembuatan bank sampah yang berperan dalam mencegah perilaku pembakaran sampah, serta praktek pembuatan tote bag kepada warga sebagai motivasi untuk mengurangi penggunaan sampah menjadi ide bisnis kreatif yang memiliki nilai jual.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan adalah mengenai langkah-langkah tindak lanjut setelah pemberian program kepada masyarakat.

Bumdes, perangkat desa, koordinator desa, dan masyarakat desa diharapkan dapat aktif bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, penting untuk mewujudkan sosialisasi yang adil dan merata terkait Bumdes agar dapat menjangkau masyarakat di Desa Grajegan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ariefahnoor, Dewi. Pengelolaan Sampah Desa Gudang Tengah Melalui Manajemen Bank Sampah.

Jurnal Keilmuan Teknik Sipil. 2020;3(1):14-30.

David Aprizon Putra. Tinjauan Yuridis Terhadap Eksistensi Pengaturan Mengenai Lingkungan Hidup di Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Konstitusi Republik Kelima Perancis. Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam. 2019;4(1):26- 40.

Hikmah Nurul, Helena Losa Ruing. Sosialisasi pembuatan bank sampah dan pengelolaan sampah organik serta anorganik. Jurnal Masyarakat Berdaya dan Inovasi. 2020;1(2):90-95. ISSN 2721- 822

Jazuli, A. Dinamika hukum lingkungan hidup dan sumber daya alam dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Jurnal Rechts Vinding. Media Pembinaan Hukum Nasional. 2015;4(2):181- 197.

Taufiq, A. Upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di Kampung Sukadaya Kabupaten Subang. Jurnal Geografi Gea. 2014;14(2).

Mahyudin, R. P. Strategi pengelolaan sampah berkelanjutan. EnviroScienteae. 2014;10(1):33- 40.

(17)

13 LAMPIRAN

(Foto bersama setelah kegiatan Sosialisasi Bank Sampah bersama Ibu-Ibu PKK Desa Grajegan)

(Penyampaian materi terkait penyuluhan kelestarian lingkungan dan bank sampah)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah bank sampah POKLILI berdiri, maka yang perlu dilakukan selanjutnya oleh para pengurus adalah melakukan sosialisasi pada warga terkait untuk merealisasikan

Peningkatan Jumlah Timbulan Sampah Terpilah dan Omzet Bank Sampah Induk Jumlah timbulan sampah terpilah yang dikelola oleh Bank Sampah Induk meningkat dari 1,8 Ton menjadi 39,5

Strategi Bank Sampah HARMONI Karangkidul antaralain : melakukan sosialisasi bank sampah untuk warga, membangun rekanan dengan pengepul lokal (dusun) agar

Berdasarkan data dari pengurus di setiap bank sampah diketahui bahwa Bank Sampah RW 14 Tamansari dapat mereduksi sampah sebesar 0,2417 kg/orang/hari, Bank Sampah Muarageulis sebesar

Pengolahan sampah organik menjadi pupuk diolah sebagian oleh bank sampah sebagian dikelola oleh warga yang sebelumnya diberikan edukasi tentang pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah

Secara keseluruhan, pengolahan sampah organik di Bank Sampah DLH Kota Bandar Lampung sudah berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk meningkatkan

Sehingga membuat para masyarakat mengurangi sampah dengan cara di bakar yang mana menyebabkan polusi bagi udara dan lingkungan sekitar Dengan adanya sosialisasi Bank Sampah di Dusun

Pihak BSIS telah memberikan informasi tentang sosialisasi Bank Sampah Unit dan pengelolaan sampah kepada Kelurahan Ngagelrejo dan masyarakat sekitar terkait pelaksanaan sosialisasi baik