• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (ANALISIS KEPUTUSAN BAHS AL-MASAIL NAHDLATUL ULAMA) - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (ANALISIS KEPUTUSAN BAHS AL-MASAIL NAHDLATUL ULAMA) - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Pertanyaan yang akan terjawab dalam penelitian ini adalah bagaimana NU memandang penyelenggaraan jaminan sosial. Faktanya, masyarakat sering beranggapan bahwa alasan pemberian manfaat hanya sekedar bentuk pembenaran (justifikasi) bagi pemerintah untuk bertindak sewenang-wenang,3 seperti halnya penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia. Penyelenggaraan jaminan sosial dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)4, yaitu suatu lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia berdasarkan undang-undang no.

Anggota IKAPI, Kumpulan Peraturan Perundang-undangan: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Perlakuan terhadap Masyarakat Miskin (Bandung: Focus Media, 2012), hal. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SSI) menyatakan bahwa “Asuransi kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan asas jaminan sosial dan asas kesetaraan.” 13 Hal serupa juga tertuang dalam pasal dan pasal 43 undang-undang yang sama. Dalam semua pasal tersebut disebutkan dengan jelas bahwa jaminan sosial diselenggarakan berdasarkan asas jaminan sosial.

Pasal 4 huruf g) menyatakan bahwa BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip kepesertaan wajib. Dalam bah}s| al-masa>il telah disepakati bahwa program jaminan kesehatan nasional yang ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak haram.

Definisi Operasional

Sebagaimana diungkapkan Choirul Anam dalam tulisan Ahmad Muhtadi Ansor, bah}s| al-masa>il merupakan forum yang dikoordinasikan oleh lembaga Syuriyah yang mengkaji permasalahan hukum agama di lingkungan NU. Forum ini merupakan forum diskusi untuk mengambil keputusan dan undang-undang mengenai berbagai persoalan (baik persoalan fiqh, tauhid, maupun persoalan tasawuf) untuk dijadikan pedoman bagi warga NU di semua tingkatan.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Forum ini juga bisa disebut sebagai musyawarah ulama NU dan juga menunjukkan ciri-ciri NU dalam mengambil keputusan yaitu melalui musyawarah mufakat (kesepakatan).

Telaah Pustaka

Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada karya ilmiah yang membahas secara khusus mengenai penyelenggaraan jaminan sosial dalam perspektif NU. Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional: Mewujudkan Amanat Konstitusi.37 Dalam bukunya, Sulastomo yang pernah menjadi ketua tim SJSN menjelaskan bahwa penyiapan jaminan sosial adalah tanggung jawab negara. Dinna Wisnu, Politik Sistem Jaminan Sosial: Menciptakan Rasa Aman dalam Ekonomi Pasar 38 menjelaskan bahwa sistem jaminan sosial adalah.

38Dinna Wisnu, Politik Sistem Jaminan Sosial: Menciptakan Rasa Aman di Pasar (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012). Sistem jaminan sosial merupakan cara terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus melindungi warga negara Indonesia dari kekejaman pasar dunia. Jaminan sosial meliputi bantuan sosial berupa kebutuhan hidup pokok, jaminan sosial terhadap risiko, kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.

Disertasi Supardion berjudul Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Masyarakat Atas Jaminan Sosial (Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional) di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam tesis tersebut dijelaskan bahwa tanggung jawab negara terhadap jaminan sosial umat dalam hukum Islam bersifat aktif, yaitu ketentuan positif (zakat dan warisan) dan larangan riba, monopoli, penimbunan, dan sebagainya). Jaminan sosial dalam hukum Islam bersifat h}uqu>q Allah dan bersifat menyeluruh baik pemenuhan maupun jaminannya.

Jaminan sosial dalam UU JAMSOSNAS adalah asuransi sosial yang artinya setiap peserta wajib membayar iuran. 44Supardiono, “Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Masyarakat Atas Jaminan Sosial (Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional)”, skripsi (Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008). Dari sekian banyak makalah yang direview oleh penulis, sejauh ini penulis belum menemukan makalah yang secara khusus membahas tata kelola jaminan sosial dalam perspektif NU.

Oleh karena itu, wajar saja jika penulis penelitian ini memfokuskan pembahasan secara khusus pada pandangan NU terhadap penyelenggaraan jaminan sosial.

Kerangka Teoritik

Masa Negeri Madinah dan Sekarang.46'Abdul Qadi>m Zallum, Sistem Pemerintahan Islam47 Jari>bah bin Ahmad Al-Haris|i, Fikih Ekonomi 'Umar bin al-Khathab, 48 Ridwan, NU Paradigma Politik: Hubungan Sunni-NU dalam Pemikiran Politik,49 Ziauddin Ahmad, Al-Qur'an: Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan.50. Untuk itu penulis memilih tema ini untuk menambah dan memperkaya khazanah ilmu hukum Islam. Pola hubungan dengan orang seperti ini seringkali menimbulkan permasalahan, sehingga dalam hubungan muamalah diperlukan adanya akad.

Cheesaman seperti dikutip Syamsul Anwar, perjanjian kontrak merupakan dasar dari banyak aktivitas manusia sehari-hari. 52 Kontrak memfasilitasi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya yang tidak dapat dipenuhi sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dapat dibenarkan jika dikatakan bahwa kontrak merupakan alat sosial yang ditemukan oleh peradaban manusia untuk menunjang kehidupannya sebagai makhluk sosial.53.

Ada akad yang mengatur pola hubungan antarmanusia yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Namun dari segi kuantitas, Al-Qur'an dan Sunnah terbatas, tidak akan ada penambahan lagi jumlah keduanya. 52 Syamsul Anwar, Hukum Akad Syariah: Kajian Teori Akad dalam Fiqih Muamalat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal.

Salah satu metode yang digunakan dalam proses ijtihad adalah qawa>'id al-fiqhiyah (kaidah fiqh). Ini adalah kaidah-kaidah umum yang mencakup seluruh cabang ilmu fiqh, yang menjadi pedoman dalam menentukan hukum setiap peristiwa fiqhiyah, baik yang telah ditetapkan dalam nash Islam maupun yang tidak ada nashnya sama sekali.55 Aturan-aturan ini bersifat sering digunakan. for tat}bi>q al-ah}ka>m (penerapan hukum atau kasus yang terjadi dalam kehidupan masyarakat) 56 Di antara sekian banyak kaidah fiqh yang dijadikan rujukan dalam ijtihad, salah satu yang menjadi landasan segala sesuatu adalah kaidah, yang berbunyi : ةحابلإا ايشلاا ىف لص لاا (dasar segala sesuatu diperbolehkan).57.

هتبقاع للها نم اولبقاف ,وفع وهف هنع تكس امو مارح وهف مرح امو للاح وهف للها لحا ام ءدراد ىبا ثيدح نم ىنربطلاورزبلا هجرخا( .أيش سنيل نكي مل للها نإف

  • Metodologi Penelitian
  • Sistematika Pembahasan
  • Kesimpulan
  • Saran
  • Kata Penutup

Maqa>s}id al-Daru>riyat bertujuan untuk memelihara lima unsur asas dalam kehidupan manusia di atas. Maqa>s}id al-H}a>jiyat adalah bertujuan untuk menghilangkan masalah atau menjadikan pemeliharaan lima unsur asas itu lebih baik. Manakala maqa>s}id al-Tah}siniyat pula bertujuan supaya manusia dapat melakukan yang terbaik untuk menyempurnakan pemeliharaan lima unsur asas.65.

Dalam konteks pemahaman dan dinamika hukum Islam, pengkategorian yang dilakukan al-Syat}ibi> ke dalam tiga jenis maqa>s}id hendaknya dilihat dalam dua kelompok besar pembagian, yakni kubu sekuler dan kubu lainnya. Namun jika kita memahami pemikiran al-Syat}ibi dalam al-Muwa>faqa>t, bertolak dari pengertian bahwa al-maqa>s}id itu kemaslahatan, maka kita dapat mengatakan bahwa ia juga berbagi maqa>s }id atau tujuan Hukum mempunyai dua arah substantif yaitu al-mas}a>lih al-Dunya>wiyyah (tujuan kemaslahatan dunia), kedua al-mas}a>lih al-Ukhra>wiyyah (tujuan kemaslahatan akhirat). .66. Pembagian maqa>s}}id menjadi maqa>s}id yang mengandung manfaat duniawi dan ukhrawi, al-Syat}ibi> tidak bermaksud untuk menarik garis batas.

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, kitab al-Ah}ka>m es-Sult}o>niyyah yang ditulis oleh Abi> al-H}asan 'Ali bin Muh}ammad bin H}abi>b al-Bas}ori > al - Bagda>di> al-Ma>wardi,> Buku Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional: Mewujudkan Amanat Konstitusi, Dinna Wisnu, Kebijakan Sistem Jaminan Sosial: Menciptakan Rasa Aman dalam Ekonomi Pasar, Muhammad Sharif Chaudry , Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, Jari >bah bin Ahmad Al-Harris|i trans. Ahmad Muhtadi Anshor, Bah}s| Al-Masa>il Nahdlatul Ulama: Menelusuri Dinamika Mazhab Tradisionalis. Sebagai landasan teori, bab kedua berisi penjelasan tentang jaminan sosial dan fatwa-fatwa yang berisi pembahasan jaminan sosial dalam Islam yang memuat sub-bab tentang sejarah jaminan sosial, pengertian jaminan sosial, jaminan sosial dalam praktiknya. , dan dasar hukum jaminan sosial.

Fatwa sebagai produk kefahaman juga akan menjelaskan maksud fatwa, fatwa dan perubahan sosial, peraturan istinba>t} dalam fatwa, serta jaminan sosial sebagai perkara ijtihad. Bab ketiga membincangkan Lembaga Pengarah al-Masa>il NU, membincangkan sejarah, kedudukan dan fungsi bah}s| tadbir urus al-masa>il dalam SEKARANG, skop penyiasatan bah}s| al-masa>il, dan kaedah istinba>t hukum yang terdapat dalam bah}s| digunakan al-masa>il SEKARANG. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap keabsahan BPJS dalam wawasan NU, kesimpulan yang dapat diambil ialah NU menilai pelaksanaan jaminan sosial ini sebagai bentuk manfaat kepada masyarakat, kerana ia merupakan mengandungi prinsip tolong-menolong, di mana perintah tolong-menolong adalah perintah Allah SWT melalui firman-Nya.

Penyelenggaraan jaminan sosial termasuk dalam at-Ta'mi>n at-Ta'awuni, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh sejumlah orang dengan cara menyerahkan segala sesuatu (kulun) miliknya berdasarkan kerjasama yang telah ditentukan, sebagai imbalan bagi orang gila. }ara>t yang menyerang salah satu dari mereka, dengan syarat ada bahaya yang nyata. Metode ist}inba>t hukum yang digunakan NU untuk menilai keabsahan penyelenggaraan jaminan sosial menggunakan metode qauli, yaitu metode ist}inba>t hukum yang digunakan para ulama NU dalam bah} al-masanya. > Jika anda bekerja dengan mempelajari permasalahan yang anda hadapi, carilah jawabannya pada kitab fiqh mazhab IV dengan mengacu dan merujuk langsung pada bunyi teksnya. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada semua pihak untuk melakukan kajian dan penelitian terhadap keabsahan penyelenggaraan jaminan sosial, khususnya kondisi-kondisi yang terkandung di dalamnya, agar semua pihak memiliki kesamaan pandangan terhadap BPJS, sehingga tidak menimbulkan keuntungan dan kerugian. kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Islam, Hukum Bisnis Syariah: Pembahasan Ekonomi Islam, Perbankan Islam, Bunga Moneter dan Bagi Hasil, Wakaf Moneter dan Sengketa Komersial Syariah. Metode Manhaji dalam Istinbat Hukum Lajnah Bahs al-Masail Nahdlatul Ulama”, Skripsi Syari'ah Jurusan STAIN Purwokerto. Kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku Kajian Agama Pondok Pesantren Al-Munawwir Yogyakarta.

Ah}ka>m al-Fuqaha> fi> Muqarrara>t Mu'tamarra>t Nahd}ah al-'Ulama>, Solusi Masalah Aktual dalam Keputusan Hukum Islam Mu'tamar Nasional dan Konbes NU. Tanggung jawab negara dalam pemenuhan hak jaminan sosial masyarakat (Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional)', Tesis.

Referensi

Garis besar