• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Sengketa Penggunaan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran

N/A
N/A
I Kadek Krishna Dwimartopaz Kory

Academic year: 2024

Membagikan "Penyelesaian Sengketa Penggunaan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Asli dan belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya untuk mendapatkan gelar akademik dari Fakultas Hukum UNDIKNAS ataupun perguruan tinggi lainnya;. Dengan puji syukur dari peneliti yang telah dipanjatkan diatas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dikarenakan diberikan kemudahan dalam penyusunan proposal penelitian yang berjudul “PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP KASUS PENGGUNAAN BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Proposal penelitian menjadi suatu karya ilmiah berupa penelitian yang telah disusun dengan sifat sistematis untuk mahasiswa semester akhir agar memperoleh gelar Sarjana Hukum, dengan tujuan sebagai tugas untuk mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan berinovasi untuk kreativitas dari penelitian yang sifatnya tersistematis dan terstruktur sehingga peneliti mendapatkan saran dan kritikan yang bersifat dukungan-dukungan dari berbagai pihak.

Seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Pendidikan Nasional yang telah membantu dalam proses penulisan penelitian sehingga dapat memperlancar penyelesaian penulisan pada penelitian ini;. Kepada orang tua yang telah membantu peneliti dalam bentuk dukungan dan dorongan berupa doa tulus agar dipermudahkan dalam menyelesaikan proposal agar dapat tercapai gelar Sarjana Hukum;. Kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu-satu yang telah memberikan semangat, dorongan, dan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini;.

Dengan demikian, peneliti bersujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan proposal penelitian sehingga peneliti mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya mendorong atau motivasi dari semua pihak yang membaca proposal ini dengan tujuan untuk menyempurnakan dan berkualitasnya proposal penelitian yang dibuat peneliti. Diharapkan oleh peneliti adalah teruntuk pihak yang membaca proposal penelitian ini berguna bagi pihak-pihak yang membacanya sehingga menambah pengetahuan dan referenasi dari proposal penelitian ini.

Judul : Penyelesaian Sengketa Terhadap Kasus Penggunaan Bitcoin

Latar Belakang Masalah

Pelanggan dapat menerima akun untuk transaksi perdagangan aset kripto setelah proses identifikasi dan verifikasi sesuai ketentuan APU dan PPT selesai. Sistem perdagangan yang digunakan oleh pedagang aset kripto harus bersertifikasi dengan ISO 27001 (Sistem Manajemen Keamanan Informasi), ISO 27017 (Keamanan Cloud), dan ISO 27018 (Keamanan Cloud). Sehingga mata uang digital ini tidak dapat dikatakan sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Dengan demikian, Pasal 1 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto (Crypto Asset) menetapkan bahwa "Aset Kripto (Crypto Asset) ditetapkan sebagai komoditi yang dapat dijadikan Subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka.". Mengingat sifat fluktuatif Bitcoin dapat berubah kapan saja dan jumlah Bitcoin hanya 21 juta, kenaikan harga Bitcoin sangat. Diakses dari https://www.liputan6.com/crypto/read/5388907/harga-kripto-hari- ini- masih-babak-belur).

Pada tanggal 12 Januari 2018, Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter, mengeluarkan siaran pers dengan judul "Bank Indonesia Memperingatkan Kepada Seluruh Pihak Agar Tidak Menjual, Membeli, atau Memperdagangkan Virtual Currency" Nomor 20/4/DKom, yang menyatakan bahwa "Bank Indonesia menegaskan bahwa virtual currency termasuk Bitcoin tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah, sehingga dilarang dijual, membeli, atau memperdagangkan virtual currency." Pemilikan virtual currency sangat berisiko dan sarat akan spekulasi karena tidak ada otoritas yang bertanggung jawab, administrator resmi, underlying asset yang mendasari harga virtual currency, dan nilai perdagangannya sangat fluktuatif. Oleh karena itu, Bank Indonesia memperingatkan kepada seluruh pihak agar tidak menjual, membeli atau memperdagangkan virtual currency. Salah satu kasus yang terjadi yaitu: “Transaksi Pakai Kripto, Pengusaha Rental Mobil Ditangkap” Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Bali mengamankan seorang penyedia jasa rental mobil daerah Jimbaran, Badung, Bali.

34;Yang bersangkutan adalah membuka usaha sewa mobil dengan cara menawarkan melalui media sosial dan menerima pembayaran dengan kripto," kata dia kepada wartawan pada Selasa. Pasal tersebut berbunyi: "Setiap orang yang tidak menggunakan rupiah dalam setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran, penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan uang, dan transaksi keuangan lainnya dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan denda Rp 200 juta" (Kompas.com 2023. Diakses dari https://denpasar.kompas.com). Hal ini kemudian menjadi dilema bagi masyarakat yang sudah atau akan melakukan transaksi jual beli Bitcoin dan mata uang digital lainnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam tulisan berjudul : “PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP KASUS PENGGUNAAN BITCOIN SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis penelitian ini adalah dapat dijadikan referensi, tambahan ilmu, serta dapat memperdalam pengetahuan mengenai status uang digital. Bagi Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi dan dasar kajian mengenai peraturan hukum yang mengatur mengenai Bitcoin di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat sebagai pihak untuk mengetahui dan menganalisa terlebih dahulu terkait dengan kepastian hukum dalam menentukan suatu keputusan apabila akan melakukan transaksi jual beli Bitcoin.

Kajian Teoritis

  • Teori Perlindungan Hukum
  • Asas – Asas Dalam Hukum Perdata
  • Konsep Perjanjian Hukum
  • Konsep Bitcoin
  • Penyelesaian Sengketa

Menurut Subekti, suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang berjanji untuk melakukan sesuatu (Pasal 1313 KUHPerdata). Syarat Objektif terdiri dari syarat ketiga dan keempat karena kedua syarat tersebut berkaitan dengan objek perjanjian. Suatu perjanjian harus memiliki objek (bepaald onderwerp) tertentu, atau setidaknya jelas bahwa objek tertentu itu dapat berupa benda yang ada saat ini dan di masa depan.

Menurut Pasal 1338 Konstitusi, "Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.". Asas ini sangat penting untuk perjanjian, bahkan menjadi salah satu syarat sah perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPerdata. Asas Pacta Sunt Servanda, atau Asas Mengikatnya Perjanjian: Ayat pertama Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan asas ini sebagai konsekuensi hukum dari suatu perjanjian, yaitu adanya kepastian hukum yang mengikatnya.

Asas ini tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu : “Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan. Bitcoin adalah mata uang digital yang pertama dan paling sederhana, serta mata uang digital paling populer, yang menggunakan kriptografi untuk mengatur penciptaan, administrasi, dan keamanan. Dalam ulasan Undang-Undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, pasal 1 paragraf 2 menyatakan bahwa "mata uang adalah alat pembayaran yang sah dan uang yang dikeluarkan oleh Republik Indonesia, selanjutnya disebut rupiah.".

Dengan mempertimbangkan definisi peraturan Bank Indonesia bahwa uang adalah instrumen pembayaran yang sah yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pihak berwenang. Dalam ulasan Undang – Undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jika kita melihat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 5 paragraf 3 menyatakan “Informasi Elektronik dan / atau Catatan Elektronik dinyatakan sah ketika menggunakan Sistem Elektronik mengikuti ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini”. Pertama, Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa penyelesaian perkara di luar pengadilan dapat dilakukan atas dasar perdamaian atau melalui wasit.

Kedua, Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menetapkan bahwa lembaga penyelesaian sengketa alternatif adalah Alternatif Penyelesaian Perkara.

Originalitas Penelitian

Implikasi Penggunaan Bitcoin: Ketiga penelitian ini juga mencoba memahami implikasi penggunaan Bitcoin dalam konteks yang berbeda, seperti keabsahan transaksi, kedudukan hukumnya, dan legalitasnya sebagai alat pembayaran. Meskipun metodenya berbeda, semua penelitian menggunakan metode penelitian hukum yang sesuai dengan fokusnya, seperti penelitian pustaka, yuridis. Semua penelitian merujuk pada ketentuan hukum, baik itu hukum positif Indonesia (Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang) maupun fatwa atau panduan hukum Islam (Fatwa DSN-MUI).

Semua penelitian menggunakan metode penelitian hukum atau pendekatan hukum untuk menganalisis isu-isu yang berkaitan. Secara tidak langsung halinimenggambarkanbahwa penelitianakanmenggunakan pendekatanterhadapperundang- undangan (statute approach) sebagai sumber hukum yang telah ada. Salah satunya yaitu aspek ekonomi, dimana pada saat ini sudah menggunakan teknologi sebagai alat bantu transaksi ekonomi.

Sistem yang berjalan pada Cryptocurrency bersifat desentralisasi yang didasarkan pada partisipasi publik tanpa adanya pihak ketiga yang bersifat suprematif yang mempunyai kewenangan dalam pengaturan pada mekanisme yang berjalan. Dasar Hukum Pengaturan Perdagangan Aset Kripto yang diatur dalam Undang- Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan yang sebelumnya diatur dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas UU No.

Kerangka Pemikiran

Definisi Operasional

Penyelesaian sengketa terhadap kasus penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran adalah penyelesaian sengketa litigasi, penyelesaian sengketa litigasi karena proses menyelesaikan perselisihan hukum di pengadilan yang mana setiap pihak bersengketa memiliki hak dan kewajiban yang sama baik untuk mengajukan gugatan maupun membantah gugatan melalui jawaban. Alat pembayaran merupakan alat yang digunakan sebagai transaksi tunai maupun non tunai, berdasarkan Undang – Undang No 7 Tahun 2011 tentang mata uang dan alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah uang tunai dengan mata uang Rupiah yang dibuat dari kertas/ logam dengan bentuk dan syarat – syarat yang ditentukan khusus oleh undang – undang tersebut.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Jenis Pendekatan
  • Sumber Bahan Hukum
  • Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
  • Teknik Analisis Bahan Hukum

Fokus utama penelitian hukum normatif adalah bahan hukum daripada data atau fakta sosial, karena subjek penelitian adalah badan hukum yang berisi aturan normatif. Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach), yaitu pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian hukum normatif menggunakan pendekatan kasus untuk menyelidiki standar tau kaidah hukum yang diterapkan dalam praktik hukum.

Pada perencanaan penelitian ini Adapun sumber bahan hukum pokok dari penelitian ini adalah bersumber dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier. Bahan-bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyaikekuatan mengikat secara umum ataupun kepada pihak- pihak yang bersangkutan, yang terdiri dari perundang- undangan, catatan-catatan resmi,dan sebagainya. Bahan Hukum Sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi serta tidak memiliki kekuatan mengikat.

Bahan Hukum Sekunder berkaitan dan membantu menjelaskanbahan hukum primer yang meliputi buku- buku, jurnal ilmiah, artikel, skripsi, makalah, internet dengan menyebut nama situsnya. Dalam melakukan pengumpulan bahan hukum untuk penelitian ini, beberapa teknik yang dapat digunakan antara lain. Membaca dan mengkaji sumber sumber bahan hukum yang relevan seperti jurnal, artikel, buku yang berkaitan dengan keabsahan penggunaan bitcoin sebagai alat transaksi.

Penulis akan memeriksa semua aspek yang berkaitan dengan sistem tindak pidana penipuan terhadap kasus penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran, termasuk sistem perundang- undangan, ide, teori, dan asas hukum. Retrieved from http://journal.um- surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203%0Ahttp://mpoc.org.my/ma laysian-palm-oil-industry/. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum TINJAUAN YURIDIS NORMATIF TERHADAP REGULASI MATA UANG KRIPTO (CRYPTO CURRENCY) DI INDONESIA.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perkembanganya penggunaan Cek sebagai alat pembayaran di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Surakarta juga diharapkan pada masalah- masalah yang timbul akibat dari penggunaan Cek

berkesempatan hadir untuk turut serta menyelesaikan sengketa yang ada maka proses penyelesaian sengketa konsumen melalui mediasi ini tidak akan dapat

Penelitian ini bertujuan untuk 1) pertimbangan hakim dalam menyelesaikan sengketa pengelolaan wakaf masjid pada kasus Putusan PA Surakarta Nomor 0260/ Pdt.G/2012/PA.Ska,

Kantor Pertanahan mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan kasus sengketa pertanahan melalui mediasi seperti yang sudah dinyatakan dalam Pasal 37 ayat (1) Peraturan

memunculkan potensi sengketa di antara negara-negara anggota ASEAN, dan untuk menyelesaikan sengketa tersebut Masyarakat Ekonomi ASEAN menggunakan penyelesaian

Fungsi bitcoin juga tidak sesuai dengan fungsi uang dalam ekonomi Islam karena bitcoin lebih dominan sebagai komoditas yang diperdagangkan, bukan sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Alat Pembayaran Elektronik Berbasis Kartu terhadap Jumlah Uang Beredar (M1) dalam Sistem Pembayaran di Indonesia Periode April 2007

Dokumen ini membahas tentang pemahaman konsep dan ketrampilan proses yang mencakup penggunaan uang dan alat pembayaran non tunai dalam manajemen