i DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3. Ruang Lingkup ... 3
BAB II ... 5
TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Sifat-Sifat Tanah ... 5
2.1.1. Sifat-Sifat Fisik Tanah ... 5
2.1.2. Sifat-Sifat Mekanik Tanah ... 6
2.2. Daya Dukung Tanah ... 7
2.3. Penyelidikan Daya Dukung Tanah ... 8
2.3.1. Daya Dukung Berdasarkan Data NSPT ... 8
2.3.2. Daya Dukung Berdasar Data Uji Laboratorium... 11
2.3.3. Daya Dukung Berdasar Data Sondir ... 11
BAB III ... 14
METODOLOGI PENELITIAN ... 14
3.1. Lokasi Penelitian ... 14
3.2. Penyelidikan Daya Dukung Tanah ... 14
BAB IV ... 15
ii
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15
4.1. Pemboran (Boring) ... 15
4.2. Uji UDS di Laboratorium ... 16
4.3. Sondir ... 16
4.4. Daya Dukung (Bearing Capacity) ... 17
BAB V ... 21
PENUTUP ... 21
5.1. Kesimpulan ... 21
5.2. Saran ... 22
iii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tabung Belah Standar Untuk Pengujian SPT ... 9 Gambar 2. Pengujian Sondir ... 12
iv DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hubungan nilai N dan kerapatan relatif (Dr) tanah pasir ... 10
Tabel 2. Hubungan nilai N, konsisten dan kuat geser tekan bebas untuk tanah lempung jenuh ... 10
Tabel 3. Hasil Boring Log ... 15
Tabel 4. Deskripsi Hasil Pemboran di Titik B-1 ... 16
Tabel 5. Deskripsi Hasil Sondir di Titik S1 ... 17
Tabel 6. Hasil Perhitungan Daya Dukung dengan Metode Mayerhof & Terzaghi .... 19
v
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Segala jenis bangunan konstruksi baik gedung, bangunan sederhana maupun gedung pencakar langit yang di desain terdiri dari dua bagian, yiatu bagian bawah (sub structure) dan bagian atas (superstructure) semuanya akan didukung oleh tanah.
Terkhusus dalam merencanakan pembangunan bagian bawah (sub structure) tentunya membutuhkan ata-data tentang parameter tanah yang didapat dari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium guna memperkirakan daya dukung lapisan tanah pada lokasi konstruksi. Untuk mendapatkan data yang cukup teliti dan lengkap harus dilakukan penyelidikan tanah yang terperinci, yang berarti tidak hanya berdasarkan satu jenis percobaan saja. Guna memperoleh gambaran yang memadai tentang sistematis penyelidikan tanah maka seorang teknisi harus mampu mengidentifikasi karakteristik tanah yang nantinya akan dipergunakan sebagai data perancangan pondasi. Karena parameter-parameter tanah tersebut yang akan sangat diperlukan sebagai data perencanaan awal desain stabilisasi tanah.
Kestabilan suatu bangunan atau rangkaian tidak hanya ditentukan oleh rangkaian atas yang secara langsung memikul gaya-gaya yang bekerja pada rangkaian tersebut, tetapi kestabilan rangkaian bawah dalam hal ini pondasi memegang peranan yang tidak kalah penting dalam menjaga kestabilan struktur. Rangkaian bawah dalam hal ini pondasi, memiliki peranan penting dalam perencanaan sebuah pembangunan berkelanjutan guna mengantisipasi ataupun mengurangi dampak penurunan (settlement) yang mungkin terjadi.
Dalam perencanaan pondasi, permasalahan penting yang harus diperhatikan adalah besar daya dukung tanah yang mampu memikul beban kerja yang bekerja pada pondasi, dimana daya dukung yang dimiliki harus lebih besar dari beban yang akan dipikul oleh pondasi tersebut Perhitungan daya dukung ataupun penurunan 2
2 memerlukan pengetahuan akan sifat-sifat tanah yang ada (soil properties) yang akan memberikan gambaran mengenai karakteristik.
Selain pengujian di laboratorium, hasil pengujian di lapangan seperti Uji Penetrasi Standar atau Standard Penetration Test (SPT) dapat pula digunakan dalam perhitungan daya dukung pondasi meski hanya sebagai perkiraan awal (preliminary value) dan harus dibandingkan dengan hasil perhitungan empiris yang menggunakan hasil pengujian di laboratorium. Perbadingan nilai-nilai daya dukung yang didapat dari berbagai hasil uji ini dapat dibandingkan untuk mendapatkan nilai kapasitas beban yang diijinkan sesuai dengan geometeri serta kedalaman pondasi yang ada guna mendapatkan hasil atau rekomendasi jenis pondasi yang sesuai dengan daya dukung yang diijinkan di daerah penelitian.
Daya dukung tanah merupakan kemampuan tanah untuk menahan beban pondasi tanpa mengalami keruntuhan akibat geser yang juga ditentukan oleh kekuatan geser tanah. Daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman lebih dari 2 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah kaku dan sangat kaku. Sedangkan daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman 4-5 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah sangat kaku dan keras. Nilai yang penting diukur dari uji sondir adalah perlawanan konus (qc). Besarnya nilai ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya, sedangkan nilai perlawanan geser lokal (fs) dapat menggambarkan klasifikasi tanah. Selain itu rasio fs dan qc yang dikenal dengan nama angka banding geser (Rf) dapat digunakan untuk membedakan tanah berbutir halus dan tanah berbutir kasar. Tanah berbutir kasar mempunyai nilai Rf yang kecil (< 2%) sementara untuk tanah berbutir halus (lanau dan lempung) memiliki nilai Rf lebih tinggi. Kapasitas daya dukung pondasi dalam dan bidang keruntuhan tanah yang terjadi dipengaruhi oleh karakteristik jenis tanah. Dalam karya tulis ilmiah ini akan dibahas secara umum ke khusus tentang penyelidikan daya dukung tanah untuk pondasi dalam.
3 1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah yang membahas tentang “Penyelidikan Daya Dukung Tanah untuk Pondasi Dalam” ini adalah menjelaskan mengenai penyelidikan tanah dan daya dukung tanah sebelum masuk ke tahap pekerjaan pondasi dalam dunia konstruksi. Selain itu, tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan wawasan kepada penulis dan pembaca sebagai tambahan pengetahuan konsep keilmuan, pengenalan tentang rekayasa pondasi 2 konstruksi penahan tanah tentang sub bahasan spesifik penyelidikan tanah (soil investigation) dan daya dukung tanah untuk pondasi, yaitu seperti:
1. Mengetahui tentang penyelidikan tanah untuk pondasi dalam.
2. Mengetahui langkah dan tahapan penyelidikan tanah untuk pondasi dalam.
3. Mengetahui metode penyelidikan tanah untuk pondasi dalam.
4. Mengatahui penyelidikan tanah di laboratorium.
5. Mengetahui pengertian dan perhitungan daya dukung tanah 1.3. Ruang Lingkup
Dalam karya Tulis yang membahas tentang “Penyelidikan Daya Dukung Tanah untuk Pondasi Dalam” ini akan dibataskan pada pembahasan mengenai definisi umum atau pengertian penyelidikan tanah, metode dalam penyelidikan tanah untuk pondasi dalam, penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengertian dan perhitungan daya dukung tanah, serta alat uji yang digunakan dalam daya dukung tanah.
Dengan adanya karya tulis ini, diharapkan mampu memberikan penjelasan mengenai lingkup penggunaan serta manfaat penyelidikan tanah dan daya dukung tanag itu sendiri sebelum melakukan pekerjaan pondasi dalam dunia konstruksi teknik sipil. Di perkembangan zaman kini, banyak pelaksanaan pembangunan kontruksi teknik sipil baik itu gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara, dam/tanggul dan sebagainya, dalam hal ini konstruksi-konstrukis tersebut harus
4 mempunyai tanah dengan daya dukung yang baik untuk pondasi. Oleh karena itu, ruang lingkup dalam pembahasaan karya tulis ini ialah penyelidikan tanah dan daya dukung tanah untuk pondasi dalam konstruksi teknik sipil.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat-Sifat Tanah
2.1.1. Sifat-Sifat Fisik Tanah
A. Komposisi Granular (Ukiran Butir)
Komposisi granular butir pada tanah akan mempengaruhi daya dukung tanah. Butir yang lebih besar butirannya memiliki daya dukung lebih tinggi daripada butir kecil. Butiran tersebut memberikan daya dukung yang baik karena lebih tahan terhadap tekanan dan gesekan
B. Densitas (Kepadatan)
Jumlah tanah ditentukan oleh massa seluruh tanah dalam satuan volume.
Jika dibandingkan tanah dengan kepadatan rendah, tanah dengan kepadatan tinggi mempunyai daya dukung yang lebih baik. Metode seperti pengukuran densitas atau metode keseimbangan dapat digunakan untuk menghaluskan permukan. Penelitian menunjukkan bahwa timbunan tanah mempunyai hasil yang lebih tinggi, yaitu 13% hingga 39% dibandingkan dengan tempat tanah, yang mungking berdampak negatif pada tanah daya dukung
C. Porositas
Porositas tanah adalah volume tanah atau luas bagian dalam tanah. Dari ruang kosong ini, tanah poros memiliki daya dukung yang lebih kuat dibandingkan tanah non-poros. Hal ini dapat membuat tanah lebih mudah dikelola dan kecil kemungkinannya untuk rusak secara efektif
D. Kadar Air
Kadar air dalam tanah mempengaruhi daya dukung tanah. Tanah yang kering memiliki daya dukung yang lebih baik dibandingkan tanah basah karenan tanah basah lebih mudah geser dan tidak mampu menyerap beban dengan efektif.
E. Batas Atterbeg
6 Batas atterbeg adalah kedalaman di mana tanah mulai menjadi terlalu padat untuk diperlakukan sebagai tanah yang stabil. Tanah di kedalaman ini memiliki daya dukung yang sangat baik dan sering digunakan sebagai dasar pondasi.
Dalam merancang pondasi, penting untuk mempertimbangkan sifat-sifat tanah ini untuk menentukan daya dukung tanah yang akurat. Dengan memahami karakteristik tanah, seperti komposisi granular, densitas, porositas, kadar air dan batas atterbeg, dapat membantu dalam memilih jenis pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan struktural bangunan, ini juga akan meningkatkan stabilitas dan keselamatan bangunan.
2.1.2. Sifat-Sifat Mekanik Tanah A. Kohesi
Kohesi tanah adalah kekuatan gesekan antara partikel tanah. Tanah dengan kohesi tinggi memiliki daya dukung yang lebih baik karena partikel tanah lebih tahan terhadap pergerakan dan tekanan. Nilai kohesi tanah dapat diukur menggunakan metode seperti metode penimbangan atau metode pengukuran gesekan.
B. Sudut Geser Dalam (Internal Angle of Friction)
Sudut geser dalam adalah sudut antara dua lapisan tanah yang memiliki kohesi yang berbeda. Nilai ini penting dalam memahami bagaimana tanah akan bereaksi terhadap tekanan dan gesekan. Nilai sudut geser dalam yang tinggi menunjukkan bahwa tanah akan lebih tahan terhadap geser, sementara nilai yang rendah menunjukkan bahwa tanah akan lebih mudah geser.
C. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah ukuran kekuatan tanah dalam menahan deformasi. Tanah dengan modulus elastisitas tinggi memiliki daya dukung yang lebih tahan terhadap deformasi. Modulus elastisitas dapat diukur menggunakan metode seperti metode penimbangan atau metode pengukuran deformasi.
7 2.2. Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah dihitung dengan persamaan analitis dan persamaan empiris.
Perhitungannya menggunakan data karakteristik tanah yaitu Nspt, klasifikasi jenis lapisan tanah (pemboran), data Indeks/Physical dan Mechanical/Engineering Properties (Uji Sample di Laboratorium) serta Data Sondir. Selain itu memasukan pendekatan faktor keamanan (safety factor).
Informasi karakteristik tanah hasil penyelidikan diharapkan menggambarkan karakter tanah sedalam lubang bor di lapangan. Dalam hal terbatasnya nilai karakteristik tanah, maka dilakukan pendekatan konversi dari nilai kepadatan tanah atau konsistensi dan klasifikasi jenis tanahnya, dari literatur.
Daya dukung yang didapat harus dibandingkan dengan besarnya tegangan yang didistribusikan oleh pondasi ke tanah dasar (beban bangunan dibagi luas pondasi).
Intinya bahwa daya dukung tahan netto (qa) > tegangan akibat bangunan diatasnya Dalam pemilihan jenis pondasi sesuai beban yang ditanggung lapisan tanah, maka dapat ditentukan jenisnya yaitu pondasi dalam atau pondasi dangkal. Peck dkk membedakan pondasi dalam dan dangkal dari nilai kedalaman (Df/B).
Df : Nilai Kedalaman Pondasi B : Lebar Pondasi (Df/B) > 4 : Pondasi Dalam
(Df/B) < 1 : Pondasi Dangkal
Daya dukung ijin adalah beban maksimum persatuan luas dimana tanah masih mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan, dengan memperhitungkan faktor keamanan. Jika dinyatakan dengan persamaan adalah Daya Dukung Ijin = Daya Dukung Ultimit/ Sf, biasanya Sf = 3. Daya Dukung Ijin dapat dihitung berdasar Nspt, Data Indeks Property & Engineering Property dan Q Sondir.
8 2.3. Penyelidikan Daya Dukung Tanah
Pengujian tanah di lapangan sangat berguna untuk mengetahui bagaimana karakteristik tanah apakah tanah tersebut mendukung beban pondasi atau tidak.
Penyelidikan tanah di lapangan dibutuhkan untuk data perancangan pondasi bangunan-bangunan, seperti; bangunan gedung, dinding penahan tanah, bendungan, jalan, dermaga, dan lain-lain. Terdapat beberapa jenis tanah yang sangat mudah terganggu dari pengaruh pengambilan sampel tanah dari dalam tanah. Untuk mengatasi hal tersebut, sering dilakukan beberapa pengujian di lapangan secara langsung.
2.3.1. Daya Dukung Berdasarkan Data NSPT
Daya dukung berdasarkan data NSPT adalah metode yang digunakan untuk menentukan daya dukung tanah melalui pengujian penetrasi standar (Standard Penentration Test, SPT). Pengujian penetrasi standar dilakukan karena sulitnya mendapatkan sampel tanah tak terganggu pada tanah granuler. Pada pengujian ini, sifa-sifat tanah ditentukan dari pengukuran kerapatan relatif secara langsung di lapangan. Untuk mengetahui estimasi nilai kerapatan relatif, maka dilakukanlah pengujian penetrasi standar.
Pengujian SPT dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pada saat melakukan pengboran inti, jika kedalaman pengebora sudah mencapai lapisan tanah yan gakan di uji, mata bor dilepas dan dganti dengan alat yang disebut tabung belah standar.
Setelah dipasang, alat tersebut diturunkan kembali sampai ujung alat mencapai lapisan tanah dasar.
9 Gambar 1. Tabung Belah Standar Untuk Pengujian SPT
(a). Tabung standar, (b) Tabung SPT untuk tanah berbatu Nilai SPT didapatkan dengan cara sebagai berikut:
Tabung belah standar dipukul saapai kedalaman 15,24 cm. kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30,48 cm. Jumlah pukulan pada tahap kedua, yaitu jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk penetrasi tabung belah standar sedalam 30,48 cm, didefinisikan sebagai nilai N. Pengujian yang baik dengan melakukan perhitungan pukulan setiap menembus sedalam 7,62 cm. dengan cara ini, kedalaman sembaran jenis tanah di dasar lbang bor dapat ditaksir dan elevasi dimana gangguan terjadi dalam usaha untuk menembus lapisan keras, dapat dicatat.
Untuk tanah berbatu, Palmer dan Stuart (1957) memodifikasi bentuk tabung belahstandar yang terbuka menjadi tertutup dan meruncing 30° pada ujungnya.
Pengamatan telah menunjukkan bahwa niali N yang diperoleh dari dua tipe alat ini, hasilnya mendekati sama untuk jenis tanah dan kerapatan relatif tanah yang sama.
Pada perancangan pondasi, nilai N dapat dipakai sebagai indikasi kemungkinan model keruntuhan pondasi yang akan terjadi. Kondisi keruntuhan geser lokal dapat dianggap terjadi bila N30. Untuk nilai N antara 5 dan 30, interpolasi linier dari koefisien daya dukung tanah Nc, Nq, Nγ dapat dilakukan. Bila nilai-nilai kerapatan relatif (Dr) diketahui, nilai N dapat didekati dengan persamaan (Meyerhof, 1957) :
10 N = 1,7 Dr2 (14,2P0 + 10)
Keterangan :
Dr = Kerapatan Relatif
P0 = Tekanan vertikal akibat beban tanah efektif pada kedalaman tanah yang ditinjau atau tekanan overburden efektif.
Tabel 1. Hubungan nilai N dan kerapatan relatif (Dr) tanah pasir Nilai N Kerapatan Relatif (Dr)
< 4 Sangat Tidak Padat 4 - 10 Tidak Padat 10 - 30 Kepadatan Sedang
30 - 50 Padat
> 50 Sangat Padat
Tarzaghi dan Peck (1948) menyatakan bahwa nilai N hasil pengujian SPT untuk tanah lempung hanyalah sebagai pendekatan kasar, sedangkan pada tanah pasir nilai N pengujian SPT dapat dipercaya. Untuk menentukan nilai daya dukung yang diizinkan dari hasil pengujian SPT, diperlukan estimasi kasar nilai lebar pondasi (B) dari pondasi yang terbesar pada bangunannya. Jika pengujian SPT dilakukan pada beberapa lubang di lokasi yang sama, maka nilai N yagn terkecil digunakan dalam memperkirakan nilai daya dukung tanahnya (Tarzaghi dan Peck, 1948).
Tabel 2. Hubungan nilai N, konsisten dan kuat geser tekan bebas untuk tanah lempung jenuh
Nilai N Konsistensi Kuat Geser Tekan - Bebas (kg/cm)
< 2 Sangat Lunak < 0,25
2 - 4 Lunak 0,25 - 0,50
4 - 8 Sedang 0,50 - 1,00
8 - 15 Kaku 1,00 - 2,00
15 - 30 Sangat Kaku 2,00 - 4,00
> 30 Keras > 4,00
11 2.3.2. Daya Dukung Berdasar Data Uji Laboratorium
Daya dukung berdasarkan data uji laboratorium merujuk pada metode pengujian yang dilakukan di laboratorium untuk menentukan kemampuan tanah dalam menahan beban. Metode ini melibatkan pengujian tanah dalam kondisi kontrol yang terisolasi dari faktor-faktor lingkungan seperti cuaca dan kelembaban, yang memungkinkan untuk mengukur sifat fisik dan mekanik tanah secara akurat.
Persamaan berdasarkan teori Terzaghi dengan parameter data Laboratorium : q all = Cu Nc (1 + 0,3 B/L) +  D Nq + 0,5  B N (1- 0,2 B/L)
Dimana :
q all : daya dukung ijin (kg/cm2)
 : berat isi tanah efektif (kg/cm3) D : kedalaman lapisan tanah (cm) B : lebar pondasi
L : panjang pondasi (Rectangular B/L = 1)
Cu : kohesi undrained pd lap tanah di dasar pondasi (Cu = qc/25) (kg/cm2) qc : tahanan qonus (kg/cm2)
Nc, Nq, N : koef daya dukung
2.3.3. Daya Dukung Berdasar Data Sondir
Pengujian sondir sangat berguna untuk mendapatkan nilia variasi kepadatan tanah pasir yang tidak padat. Pada tanah pasir yang padat dan tanah-tanah berkerikil dan berbatu, penggunaan alat sondir menjadi tidak efektif, karena akan banyak mengalami kesulitan dalam menembus tanah. Nilai-nilai tahanan kerucut statis (qc) yang diperoleh dari pengujiannya, dapat dikorelasikan secara langsung dengan nilai daya dukung tanah dan penurunan pada pondasi-pondasi dangkal dan pondasi tiang.
Ujung alat ini terdiri dari kerucut baja yang mempunyai sudut kemiringan 60°
dan herdiameter 35,7 mm atau mempunyai luas penampang 1000 mm2. Alat sondir dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengukur tahanan ujung dan tahanan terhadap gesekan dari selimut silinder mata sondirnya.
12 Gambar 2. Pengujian Sondir
(a) Gambar skematis alat pengujian, (b) contoh hasil pengujian
Cara penggunaan alat ini adalah dengan menekan pipa penekan dan mata sondir secara terpisah, melalui alat penekan mekanis atau dengan tangan yang memberikan gerakan ke bawah. Kecepatan penekanan kira-kira 10 mm/detik. Pembacaan tahanan kerucut statis dilakukan dengan melihat arloji pengukurnya. Nilai qc adalah besarnya tahanan kerucut dibagi dengan luas penampangnya. Pembacaan arloji pengukur, dilakukan pada tiap-tiap penembusan sedalam 20 cm. Tahanan ujung serta tahanan gesekan selimut alat sondir dicatat. Dari sini diperoleh grafik tahanan kerucut statis atau grafik sondir yang menyajikan nilai keduanya.
13 Berdasar data sondir merujuk pada metode pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan sondir untuk menentukan kondisi tanah di bawah permukaan tanah.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kepadatan, kekuatan gesekan (kohesi), dan kondisi tanah lainnya yang relevan dengan daya dukung tanah.
Daya dukung tiang pada tanah pondasi umumnya diperoleh dari jumlah daya dukung terpusat tiang dan tahanan geser pada dinding tiang.
Persamaan Umum :
Bored Pile : Dimana :
Qa : daya dukung yang diijinkan
Tf : jumlah hambatan pelekat sepanjang tiang Ap : luas ujung tiang/sumuran
Op : keliling tiang
qc’ : [(qco + qc1)/2 + qc2 ] / 2
14 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi pembangunan BTN Hamzy Blok C No. 13 di Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar Sulawesi Selatan. Kondisi tanah di lokasi penelitian berdasarkan hasil penyelidikan tanah dengan metode Bor dan Sondir menunjukkan bahwa prediksi perlapisan tanah dengan konsistensinya (sifat Lunak s/d Keras). Karakteristik bangunan yang akan dibangun adalah 3 lantai dengan luas lahan 500 m2.
3.2. Penyelidikan Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah dihitung dengan persamaan analitis dan perhitungan daya dukung tanah menggunakan data NSPT untuk mengetahui kepadatan tanah, pemboran (Boring Log) untuk mengetahui jenis tanah, data indeks/physical dan echanical/engineering properties untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik tanah, dan data sondir untuk mengetahui profil tanah dan daya dukungnya.
15 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemboran (Boring)
Hasil dari pemboran berupa Boring Log yang berisi Nspt, deskripsi lapisan tanah secara visual dan tebal lapisan tanahnya. Kedalaman pemboran 15 m.
Untuk menghitung daya dukung tanah, dengan menginventarisir data hasil penyelidikan tanah dengan menyusun Boring Log yang berisi Nspt, jenis lapisan tanah dan tebal lapisan.
STANDARD PENETRATIO N TEST
Undisturb Sample ( UDS )
Akhir Bor : - 15.00 M.GL UDS 1
SOIL DESCRIPTION
: 24~25/11/2021 GROUND WATER LEVEL (GWL)
DRILLED BY : Sucipto GROUND LEVEL (GL)
Makassar Sul Sel PROJECT NAME
BORING LOG
Tabel 3. Hasil Boring Log
16 Tabel 4. Deskripsi Hasil Pemboran di Titik B-1
Kedalaman (m)
Tebal (m)
Deskripsi
Jenis Tanah Konsistensi N-Spt
0 - 1 1 Urugan Pasir Batu + Puing
1 - 3 2 Lempung Lanau Coklat Hitam
Lunak
3 - 6 3 Lempung Lanau Organis Coklat Hitam 0 - 4
6 - 8 2 Lempung Pasir Halus Coklat Hitam
8 - 15 7 Cadas Pasir Halus Abu-Avu Sangat Padat Keras > 40 4.2. Uji UDS di Laboratorium
Hasil pemeriksaan/pengujian terhadap contoh tanah (UDS) berupa indeks (physical) dan mechanical (engineering) properties sehingga diketahui karakter (jenis
& sifat) lapisan tanah.
Pengujian yang dilakukan meliputi : a) Specific Gravity (Gs)
b) Natural Density (n)
c) Natural Water Content (Wn) d) Atterberg Limit (LL,PL, & PI)
e) Sieve Analysis & Hydrometer Analysis f) Consolidation Test (Cc & Cv)
g) Triaxial Test UU (  & C )
Prosedur pemeriksaan laboratorium berdasarkan Standard ASTM, AASHTO dan Manual Pemeriksaan Bahan (Bina Marga).
4.3. Sondir
Hasil penyelidikan dengan sondir akan efektif pada tanah berjenis dominan lempung. Kapasitas maksimum sondir yang dipakai penyelidikan 2,5 ton atau Q = 250 Kg/Cm2. Nilai maksimum 250 Kg/cm2, akan tercapai jika qonus sudah tidak bisa menembus lapisan tanah, akibat lapisan tanah keras, pada kedalaman tertentu.
17 Hasil penyelidikan sondir yang dilaksanakan, mencapai kedalaman 7.40 m ini ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 5. Deskripsi Hasil Sondir di Titik S1 Kedalaman
(m)
Tebal (m)
Tekanan Qonus
(kg/cm2) Konsistensi Deskripsi 0.00 - 1.00 1.00 Urugas Pasir Batu + Puing
1.00 - 5.00 4.00 0 - 10 Lunak
Lempung Lanauan 5.00 - 5.30 0.30 10 - 30 Teguh
5.30 - 6.30 1.00 30 - 60 Kaku 6.30 - 7.00 0.70 60 - 120 Sangat
Kaku
> 7.00 > 120 Keras Lempung
Berpasir
7.40 Akhir Penyondiran
4.4. Daya Dukung (Bearing Capacity)
Penyelidikan Tanah ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung (bearing capasity ) lapisan tanah, terhadap beban rencana bangunan.Indikator lapisan memiliki daya dukung struktur, minimal jika NSPT ≥30 (Konsistensi Kaku s/d Keras) dan tahanan qonus (Qc) ≥ 30 kg/cm2 (Konsistensi Kaku/Stiff ) .
Umumnya setiap lapisan tanah memiliki daya dukung (Bearing Capasity),namun kekuatannya bergantung pada karakteristik tanahnya. Untuk mengoptimalkan daya dukung tanah sebagai dasar pondasi, maka sesuaikan antara daya dukung tanah dengan rencana beban bangunan dengan kriteria nilai daya dukung tanah > tegangan akibat bangunan. Namun dasar pondasi diupayakan tidak pada tanah jenis kohesif ekspansif ( lanau dan lempung lunak). Dari data sondir,tanah jenis lempung lunak,berada pada kedalaman 0 – 2 m
Lempung lunak, bersifat susut dan kembang yang tinggi, bergantung pada kandungan airnya. Sifat lempung ini melunak jika bercampur air dan sebaliknya mengeras jika air menghilang. Jika lapisan tanah ini digunakan sebagai dasar pondasi,
18 berdampak terjadinya penurunan (proses konsolidasi ) lapisan tanah beserta bangunan diatasnya. Konsolidasi yang ditolerir yaitu maksimal 1 inch atau 2,54 cm.
Daya dukung tanah dihitung dengan Metode Meyerhoff & Terzaghi untuk Pondasi Dalam pada kedalaman 7 m, dengan pertimbangan dari data Sondir dan NSPT menunjukanan Lapisan tanah lunak < 7 m dan berjenis Lempung organik (OH) dari hasil uji tanah di laboratorium. Namun semakin meningkat daya dukungnya jika kedalaman tiang > 7 m. Mempertimbangan proses pelaksanaan pembuatan pondasi maka dipilih Fondasi Boredpile.
19 Tabel 6. Hasil Perhitungan Daya Dukung dengan Metode Mayerhof & Terzaghi
Jenis Pondasi
Diameter (cm)
Kedalaman (m)
Daya Dukung (Ton/m)
Nspt Sondir Perbedaan Metode Boredpile
30
7
34 31 3
40 51 47 4
50 70 68 2
20 Dari Tabel perhitungan diatas Dengan Metode Meyerhof & Terzaghi, menunjukan hasil daya dukung yang hampir sama pada kedalaman 7 m di bawah tanah permukaan setempat. Pada umumnya stang sondir kapasitas 2,5 ton, daya penetrasinya 20 m, maka akan efektif lapisan tanah kerasnya tidak melebihi 20 m.
21 BAB V
PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Segala jenis bangunan konstruksi baik gedung, bangunan sederhana maupun gedung pencakar langit yang di desain terdiri dari dua bagian, yiatu bagian bawah dan bagian atas semuanya akan didukung oleh tanah. Terkhusus dalam merencanakan pembangunan bagian bawah tentunya membutuhkan ata-data tentang parameter tanah yang didapat dari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium guna memperkirakan daya dukung lapisan tanah pada lokasi konstruksi. Untuk mendapatkan data yang cukup teliti dan lengkap harus dilakukan penyelidikan tanah yang terperinci, yang berarti tidak hanya berdasarkan satu jenis percobaan saja.
Penyelidikan tanah merupakan langkah paling awal dalam suatu kegiatan proyek, yang berkaitan dengan perencanaan suatu bangunan bawah. Kegiatan ini diharapkan memberikan informasi tentang kondisi tanah, jenis tanah, muka air tanah, lapisan struktur tanah dan sifat-sifat tanah untuk perencanaan pondasi. Cone Penetration Test atau lebih sering disebut sondir merupakan salah satu survey lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan tanah keras. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus.
Daya dukung tanah merupakan kemampuan tanah untuk menahan beban pondasi tanpa mengalami keruntuhan akibat geser yang juga ditentukan oleh kekuatan geser tanah. Daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman lebih dari 2 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah kaku dan sangat kaku. Sedangkan daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman 4-5 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah sangat kaku dan keras. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka judul karya tulis ini adalah “Penyelidikan Daya Dukung Tanah untuk Pondasi Dalam”
22 5.2. Saran
 Bagi penulis karya ilmiah ini, diharapkan bisa menelaah serta mempertanggung-jawabkan mengenai bahasan yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah tentang bahasan penyelidikan tanah untuk pondasi dalam pada pekerjaan teknik sipil atau dunia konstruksi.
 Bagi pembaca karya tulis ilmiah ini, diharapkan untuk bisa bijak dalam menyerap serta menyaring sebuah bacaan, sehingga informasi yang didapatkan dalam karya tulis tentang penyelidikan tanah untuk pondasi dalam ini dapat dipahami dan dapat diterapkan dalam dunia nyata.
 Bagi para penelitian yang membahas permasalahan dibidang ilmu tanah khususnya tentang penyelidikan tanah untuk pondasi dalam diharapkan dapat dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas.