• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT BERPOTENSI KLB TERSANGKA DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG

N/A
N/A
Ridha Rahmawati

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT BERPOTENSI KLB TERSANGKA DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT BERPOTENSI KLB TERSANGKA DEMAM BERDARAH DENGUE

DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG TRIWULAN 1 TAHUN 2024

I. PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan salah satu penyakit menular yang potensial menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga kejadian luar biasa (KLB)/wabah masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik merah/ptekie, mimisan perdarahan pada gusi, muntah/berak darah), ada perbesaran hati dan dapat timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, kaki tangan dingin, kulit lembab, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit 20%) dan trobositopeni (trombosit

< 100.000/mm3).

DBD disebabkan oleh virus dengue yg ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah, sehingga penularannya terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penular tersebut.

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas sungai ambawang yang terdiri dari 6 wilayah binaan merupakan wilayah endemik untuk beberapa kasus yang dapat menyebabkan KLB yang serta sering ditemui kasus penyakit yang berpotensi KLB/wabah, salah satunya adalah Demam Dengue/ tersangka demam berdarah.

Berdasarkan Laporan W1 KLB/Wabah oleh Puskesmas Sungai Ambawang sampai dengan trimester pertama pada tahun 2024 diperoleh informasi bahwa telah ditemukan 27 kasus, maka untuk itu dilakukan Penyelidikan Epidemiologi oleh surveilan dan penanggung jawab program DBD Puskesmas Sungai Ambawang dengan melakukan analisa terhadap berbagai faktor yang berhubungan dengan terjadinya penyebaran kasus DBD di wilayah binaan.

(2)

B. LANDASAN HUKUM

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENYELIDIKAN 1. Maksud

Laporan ini dimaksudkan agar tersedianya data informasi penyelidikan epidemiologi kasus dbd dalam melakukan tindakan penanganan, pencegahan dan pengendalian penyakit berpotensi KLB DBD di Puskesmas Sungai Ambawang.

2. Tujuan

a. Memastikan kebenaran kasus DBD yang dilaporkan dan luasnya penyebaran

b. Mengetahui kemungkinan kecenderungan terjadinhya penyebarluasan penyakit DBD di lokasi

c. Mengetahui gambaran situasi penyakit dan saran alternatif pencegahan d. Melakukan penanggulangan penyebaran kasus DBD di lokasi

II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Kegiatan yang dilaksanakan dalam penyelidikan epidemiologi adalah:

A. Analisis Situasi

Wilayah Puskesmas sungai ambawang merupakan bagian dari Kecamatan Sungai Ambawang, yang juga merupakan bagian dari pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya dengan jumlah penduduk adalah sebagai berikut :

No Desa Luas Wilayah Jumlah Penduduk

1 Ambawang Kuala 12.00 6,946

2 Ampera Raya 2.40 6,213

3 Jawa Tengah 16.51 4,678

4 Durian 42.50 5,360

5 Mega Timur 30.00 7,078

6 Sungai Malaya 14.60 3,936

118.01 34,211

Sumber : Profil Puskesmas Sungai Ambawang Tahun 2023

Puskesmas Sungai Ambawang dengan wilayah kerja 6 desa dengan batas sebagai berikut :

(3)

Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Kuala Mandor B.

Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Korek Puskesmas Lingga.

Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kec.Sungai Raya dan Kab.Sanggau Sebelah barat : Berbatasan dengan Kota Pontianak

Lokasi kejadian tersangka DBD tersebar di 5 wilayah kerja Puskesmas, kecuali sungai malaya. Kasus DBD mulai terjadi pada bulan Januari minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 13 pada trimester 1 tahun 2024, serta dilakukan penyelidikan kasus pada kasus-kasus yang dilaporkan.

B. Pemastian diagnosis

Pemastian diagnosis dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada penderita dan melakukan pengambilan sampel darah pada beberapa orang penderita yang sedang dirawat. Pemeriksaan sediaan darah dengan menggunakan Rapid Test Diagnostic (RDT) yang dilakukan oleh analis kesehatan Puskesmas Sungai Ambawang maupun Laboratorium serta Rs Rujukan.

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap 27 kasus DBD, dengan gejala klinis demam, sakit ulu hati, timbul perdarahan/ptekie, mual muntah, shock, kadang disertai batuk. Hal ini merupakan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dimana vektor perantara adalah nyamuk aedes aegypti.

C. Pemastian Kasus

Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi yang berjalan baik dan jumlah kasus DBD dapat dideteksi sesuai dengan wilayah administratif seperti desa atau kelurahan, maka peningkatan kasus pada setiap wilayah dapat dijadikan peringatan dini sebelum terjadi KLB. Untuk memastikan bahwa peningkatan kasus adalah KLB atau bukan KLB, dapat dilakukan analisis pola minimum-maksimum kasus DBD bulanan maupun mingguan dengan pembanding kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya. Selain dengan menetapkan pola maksimum-minimum, pada daerah desa atau kelurahan sebaiknya ditetapkan telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria sebagai berikut :

1. Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang selama 3 bulan terakhir di daerah kabupaten/kota bersangkutan tidak ditemukan penderita DBD tetapi HI jentik Aedes Aegypti desa atau kelurahan tersebut lebih dari 5%.

2. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan sebelumnya.

3. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Dari hasil investigasi diketahui adanya peningkatan kejadian tersangka Penyakit DBD seperti terlihat pada grafik berikut :

(4)

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari grafik diatas diperoleh informasi bahwa terdapat kejadian kasus tersangka DBD pada periode mingguan tetapi tidak terjadi peningkatan bermakna.

D. Analisis Epidemiologi 1. Distribusi menurut orang

Distribusi penderita DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini : Golongan Umur Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah

0 -7 Hr 0

12 15 27

8 - 28 hari 0

< 1 Tahun 1

1 - 4 Tahun 8

5 - 9 Tahun 3

10 - 14 Tahun 5 15 - 19 Tahun 3 20 - 43 Tahun 6 44 - 54 Tahun 0 55 - 59 Tahun 1 60 - 69 Tahun 0

> 70 Tahun 0

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kelompok umur yang terbanyak sakit berada pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 8 orang, terendah pada kelompok

(5)

Grafik Jumlah Kasus Baru Demam Berdarah Dengue yang berobat ke Puskesmas Rawat Inap Sungai

Ambawang Kabupaten Kubu RayaTahun 2024

14 12 10 8 6 4 2 0

11 12

umur 0 – 28 hr, 44 – 5 4 , d a n 6 0 - < 70 tahun sebanyak 0 orang.

Kasus lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan dengan laki- laki.

2. Distribusi menurut tempat

Distribusi kasus DBD di Wilayah Puskesmas Sungai Ambawang berdasarkan tempat dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

NO PUSKESMAS PENDUDUK KASUS KEMATIAN IR CFR 1 A. KUALA

6,946 12 3 172.8 25.0

2 AMPERA RAYA

6,213

4 0 64.4 0.0

3 DURIAN

4,678

2 0 42.8 0.0

4 JAWA TENGAH

5,360

8 0 149.3 0.0

5 MEGA TIMUR

7,078

1 0 14.1 0.0

6 SUNGAI MALAYA

3,936 - 0 0.0 #DIV/0!

34,211 27 3 78.9 11.1

Sumber : Data primer Hasil Investigasi Lapangan

Hasil pengamatan terhadap asal penderita diperoleh gambaran bahwa kasus tersangka DBD terbanyak berasal dari wilayah ambawang kuala sebanyak 12 kasus. Selanjutnya kasus terendah ditemukan di sungai Malaya sebanyak 0 kasus. Untuk kasus kematian sebanyak 0 kasus.

3. Distribusi menurut waktu

3

Pada grafik terlihat terjadi kasus mulai bulan Januari dan Februari terjadi kasus lebih besar serta turun pada bulan Maret. Hal ini menunjukkan adanya penurunan penyebaran kasus.

E. Identifikasi sumber dan penyebab

Hasil survey jentik ditemukan beberapa karakteristik di 6 desa pada wilayah kerja puskesmas yaitu terdapat tempat–tempat perindukan nyamuk seperti tempurung kelapa, ban–ban, kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita

Ja n ua ri F eb ru a ri M a re t

(6)

merupakan media yang cepat berkembang biaknya nyamuk-nyamuk Aedes agepty dan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap jentik –jentik nyamuk ternyata paling banyak jenis jentik nyamuk Aedes, yang didukung dengan kondisi curah hujan tidak menentu sehingga penyebaran penyakit ini menjadi cepat menular kepada penduduk yang berada di desa tersebut.

F. Identifikasi Cara penularan

Mekanisme penularan terjadi melalui gigitan nyamuk yang memang telah ada di wilayah tersebut dimana sebelumnya penderita yang terpapar kasus DBD mempunyai riwayat bepergian ke daerah endemis DBD lainnya maupun berdomisili di wilayah endemis.

G. Masalah Yang Dihadapi

Adapun permasalahan yang ditemukan di desa tersebut adalah:

1. Ditemukannya wadah sebagai tempat perindukan nyamuk seperti tempurung kelapa, ban – ban, kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita.

2. Masih kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat sehingga peran serta masyarakat masih rendah khususnya dalam hal pengelolaan lingkungan dimana di sekitar tempat tinggal penderita DBD ditemukan tempat perindukan vector aedes.

3. Pengetahuan masyarakat masih kurang mengenai penyakit DBD sehingga terlambat mengunjungi tempat pelayanan kesehatan yang akhirnya menyebabkan kematian.

III. HASIL YANG DICAPAI

Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan, diperoleh informasi data sebaran kasus tersangka dbd. Selain itu perlu dilakukan upaya dalam penanganan dan penanggulangan KLB DBD di wilayah Puskesmas Sungai Ambawang adalah :

1. Penyelidikan epidemiologi penyakit DBD

2. Melakukan fogging wilayah penularan dan berpotensi terjadi penularan.

3. Melakukan abatisasi di sekitar wilayah kejadian kasus tersangka DBD.

4. Penyuluhan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor dan lintas program.

5. Melakukan verifikasi SKDR secara optimal

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Telah terjadi penyebaran kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ambawang dengan jumlah penderita 27 orang, AR = 78,9 dan CFR = 0

(7)

2. Kelompok umur 1-4 tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak menderita DBD dengan jumlah kasus 8 orang.

3. Pemastian diagnosis adalah hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan jentik nyamuk.

4. Pola epidemik adalah propagated epidemic karena adanya lebih dari satu sumber penularan yaitu ditemukannya tempurung kelapa, ban- ban dan kaleng-kaleng bekas di sekitar rumah penderita.

B. Saran

1. Tingkatkan SKD terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa sehingga peningkatan kasus bisa cepat terdeteksi sedini mungkin.

2. Pembasmian sarang nyamuk/wadah tempat berkembang biaknya nyamuk aedes di setiap tempat.

3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat dalam mencegah terjadinya penyakit dan juga kematian.

Sungai Ambawang, 30 Maret 2024 Surveilan

Ridha Rahmawati, S.Si Penata Muda Tk. I

NIP. 198901162017102001

Referensi

Dokumen terkait