• Tidak ada hasil yang ditemukan

penyimpangan sosial pelecehan cacat mental

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penyimpangan sosial pelecehan cacat mental"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyimpangan sosial pelecehan terhadap penyandang disabilitas mental di Desa Mundan Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang dan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pelecehan penyimpangan sosial di Desa Mundan Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran korban dalam terjadinya penyimpangan sosial, pelecehan terhadap penyandang disabilitas mental di Desa Mundan, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang antara lain karena kecacatan yang dimilikinya, dan potensi pembelaan diri yang dimilikinya, hilang.

Latar Belakang

Pelecehan dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab karena tidak tahu bagaimana menghargai sesama manusia, khususnya penyandang disabilitas intelektual. Untuk mengetahui penyimpangan penyimpangan sosial yang dilakukan oleh penyandang gangguan jiwa atau keterbelakangan mental maka peneliti mengambil judul penelitian “Penyimpangan sosial pelecehan terhadap penyandang gangguan jiwa (studi kasus di Desa Mundan Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang ).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial, pelecehan terhadap penyandang gangguan jiwa di Desa Mundan Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang.

Manfaat Penelitian

Agar pemerintah memberikan perhatian kepada masyarakat berkebutuhan khusus agar tidak ada lagi perundungan yang menimpa penyandang disabilitas mental.

Kajian Teori

Jadi pada hakikatnya perilaku menyimpang adalah perilaku yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat atau kelompok, baik disengaja maupun tidak disengaja. Seseorang yang terutama melakukan perilaku menyimpang tetap diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang tersebut. Penyimpangan sekunder merupakan perilaku menyimpang yang nyata dan biasa terjadi, sehingga menimbulkan akibat yang cukup serius dan meresahkan orang lain.

Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan dan pembunuhan juga merupakan bagian dari perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab sosial. Lembert, seseorang melakukan perilaku menyimpang akibat proses pelabelan (dengan pemberian stempel, nama panggilan, predikat atau merek) yang diberikan masyarakat kepadanya. Menurut teori labeling, yang berperan penting dalam munculnya perilaku menyimpang adalah pelabelan terhadap kelompok orang yang mempunyai pengaruh atau kekuasaan.

Kerangka Pikir

60 hingga 20 tahun, cacat mental berat atau idiot, dengan IQ 20 atau lebih rendah. 2) Gangguan emosi, yaitu ketidakstabilan emosi. Gangguan jiwa ini, gangguan emosi, banyak jenisnya, antara lain agresi, regresi, narsisme, autisme, gangguan jiwa, skizofrenia, dan paranoia. Pelaku pelecehan mental di Desa Mundan melakukan berbagai bentuk pelecehan seperti berkomentar kasar, menyentuh bagian tubuh tertentu bahkan melakukan pemerkosaan.

Tindakan pelecehan pada umumnya melanggar norma-norma yang ada di masyarakat, sehingga lambat laun tindakan tersebut akan berdampak pada korban atau cacat psikologisnya.

Deskripsi Fokus Penelitian

Keluarga korban: Sebagai keluarga korban, mereka harus lebih menjaga dan melindungi keluarganya untuk mencegah kekerasan sosial. Tidak hanya pihak-pihak di atas saja yang harus mengambil peran dalam pencegahan penyimpangan sosial, pelecehan terhadap penyandang disabilitas perkembangan di Desa Mundan, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang, namun semua pihak baik pemerintah maupun lembaga bantuan hukum harus mutlak mendukung dan mengambil alih. dalam hal ini. Sehingga penyandang disabilitas mental di Desa Mundan dapat dilindungi dan dihormati oleh masyarakat sekitar.

Jenis Penelitian

Tempat dan Subyek Penelitian

Populasi dan Sampel

Instrumen Penelitian

Sebagai alat, peneliti bersifat sensitif dan dapat merespon segala rangsangan dari lingkungan yang mungkin dianggap bermakna atau tidak bermakna bagi penelitian. Sebagai instrumen, peneliti dapat beradaptasi dengan segala aspek situasi dan dapat mengumpulkan berbagai data sekaligus.

Teknik Pengumpulan Data

Sutopo mengatakan metode observasi digunakan untuk mengambil data dari sumber data berupa peristiwa, tempat, lokasi dan benda serta gambar rekaman. Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih secara tatap muka mendengarkan langsung suatu informasi atau pernyataan. Penulis menggunakan metode bebas terbimbing ini sebagai metode utama dalam pengumpulan data karena dari wawancara ini terlihat sangat mudah untuk memahami informasi secara langsung dari setiap individu sehingga dapat efektif dan mengumpulkan data yang memuaskan.

Pemanfaatan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai data berbagai permasalahan terkait penyimpangan sosial, pelecehan terhadap penyandang disabilitas mental di Desa Mundan, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang.

Teknik Analisis Data

Moleong (2002), analisis data adalah suatu proses pengorganisasian pemilahan data ke dalam pola, kategori dan satuan dasar uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja sesuai yang disarankan oleh data. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah serangkaian kegiatan mengkaji, mengelompokkan, mensistematisasikan, menafsirkan dan memverifikasi data sehingga suatu fenomena mempunyai nilai sosial, akademik dan ilmiah. Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif umumnya dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan karena data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara dengan observasi mendalam.

Geografis dan Demografi a. Geografis

Secara administratif batas wilayah Desa Mundan adalah: (1) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lembang Rano Tanah Toraja, (2) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rampunan, (3) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tongkonan Basse, (4) Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Lembang Bau SelatanTanaToraja. Hal ini memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas masyarakat di Desa Mundan, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang. Desa Mundan berpenduduk ± 2369 jiwa, tersebar di 7 desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani, sistem yang digunakan dalam pengelolaan lahan pertanian.

Mengingat Desa Mundan merupakan desa pertanian, maka mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, sehingga wajar jika Kabupaten Enrekang sangat bergantung pada sektor pertanian.

Tabel 4.2: Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2: Tingkat Pendidikan

Kondisi Pemerintahan Desa a. Pembagian Wilayah Desa

Data diatas belum termasuk anggota atau staf, keseluruhan data staf Desa Mundan terdiri dari Badan Permusyawaratan Desa (BPS), Ketua Rukun Keluarga dan Rukun Tetangga (RK dan RT), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan masing-masing anggota (PKK), Karang Taruna dan masing-masing anggota (KT), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan masing-masing anggota (LPM), Badan Usaha Milik Desa dan masing-masing anggota (BUMDES). Para pegawai di atas masing-masing mempunyai peran dan fungsinya masing-masing, tentunya sebagai pengawal terselenggaranya rencana pembangunan jangka menengah desa, sehingga mampu mewujudkan masyarakat Desa Mundan yang mandiri, terpelajar, sehat dan berkeadilan, sehingga menuju masyarakat sejahtera. . Struktur organisasi Pemerintahan Desa Mundan Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa, dimana setiap kebijakan yang diambil didasarkan pada kelembagaan yang melibatkan masyarakat secara langsung, sehingga dapat memperkuat kemandirian desa dalam pemerintahan, pembangunan dan masyarakat, meningkatkan ketahanan desa sebagai daerah produksi dan meningkatkan daya tarik pedesaan melalui peningkatan kesempatan kerja, peluang usaha dan pendapatan serta upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan hidup.

Tabel 4.7: Kepegawaian Desa Mundan
Tabel 4.7: Kepegawaian Desa Mundan

Potensi Desa

Tumbuhnya angkatan kerja yang memasuki dunia kerja dimana angkatan kerja yang mencari pekerjaan tidak dapat terserap ke dalam kesempatan kerja yang tersedia, terutama dalam konteks hubungan kerja (pekerjaan sektor publik atau pekerjaan sektor swasta/korporasi), karena besarnya daya serap tenaga kerja. sektor-sektor ini sangat terbatas, sehingga bertindak sebagai “katup pengaman”. Terdapat sarana dan prasarana jalan berupa jalan raya (kerikil) yaitu Poros yang menghubungkan Desa Mundan dan Tana Toraja. Sarana dan prasarana sosial yang ada adalah: sarana pendidikan berupa 2 unit sekolah, 3 unit SD dan 2 unit TK, serta fasilitas kesehatan berupa 1 unit Pustu tetap dan 2 unit Posyandu serta 7 unit masjid.

Masalah

Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Desa Pembangunan Desa Mundan Visi merupakan gambaran keberhasilan yang ingin dicapai dalam 6 (enam) tahun ke depan, yang disusun dengan mempertimbangkan pertimbangan-pertimbangan yang ada. Visi RPJPD Kabupaten Enrekang, Hakikat RPJMD Kabupaten Enrekang, Dinamika Lingkungan Strategis, Aspirasi Masyarakat dan Pemerintah Desa Mundan, serta Visi Misi Kepala Desa Terpilih. Sejahtera berarti desa mampu merencanakan, melaksanakan, dan memelihara desanya, disertai partisipasi aktif masyarakat dan keterlibatan lembaga desa dalam proses pembangunan desa. Sehat berarti berkembangnya masyarakat yang sadar akan pentingnya pola hidup sehat, tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai, terciptanya lingkungan yang bersih, dan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan diarahkan pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat yang meliputi: (1) ketersediaan pangan, (2) pendidikan, (3) kesehatan, (4) lapangan kerja dan kesempatan berusaha, (5) sarana dan prasarana, (6) perasaan. keamanan dan perdamaian, (7) partisipasi dalam kehidupan sosial politik.

Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyandang disabilitas mental terbanyak adalah perempuan, jika dihitung perempuan sebanyak 17 orang dan laki-laki sebanyak 5 orang, maka total penyandang disabilitas mental sebanyak 22 orang dengan mayoritas perempuan. Dari tabel di atas terlihat bahwa bentuk penyimpangan sosial yang dianggap sebagai pelecehan paling tinggi adalah penyiksaan dengan angka 4, sedangkan yang paling rendah adalah pencemaran nama baik dengan angka 1. Dari tabel mengenai bentuk-bentuk penyimpangan sosial yang mengalami pelecehan. , berjumlah 22 orang dan jumlah korban yang dialami sama di setiap dusun yaitu 5 orang.

Dari tabel bentuk-bentuk penyimpangan sosial, terdapat 22 orang yang mengalami pelecehan, 14 orang korban mengalami penyiksaan, dan 8 orang mengalami penghinaan.

Tabel 5.1: Jumlah cacat mental sesuai jenis kelamin  NO  JENIS KELAMIN  JUMLAH
Tabel 5.1: Jumlah cacat mental sesuai jenis kelamin NO JENIS KELAMIN JUMLAH

Pembahasan

Bentuk Penyimpangan Sosial Pelecehan Cacat Mental

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyandang disabilitas mental tidak pernah menimbulkan masalah dan mereka perlu mendapat perlindungan daripada hidupnya dipersulit atau diganggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menjaga atau melindungi penyandang disabilitas mental tidak hanya keluarga saja yang berperan, namun masyarakat dan pemerintah juga ikut membantu. Dengan cara ini, kita tidak akan lagi takut terhadap penyimpangan sosial seperti pelecehan terhadap penyandang disabilitas perkembangan.

Dari hasil wawancara dengan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjamin dan melindungi penyandang disabilitas mental diperlukan kerjasama semua pihak baik dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial Pelecehan Terhadap Cacat Mental

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa korban mengalami kekerasan sosial karena situasi dan kondisi yang ada dalam dirinya merangsang dan mendorong pelaku untuk melakukan kekerasan tersebut dan karena korban tidak berdaya untuk melawan karena korban merasa tidak berdaya. bahwa dirinya adalah kelompok yang lemah secara mental, fisik dan sosial, tidak mampu atau berani melawan, sering dieksploitasi sesuka hati oleh pelaku yang merasa dirinya lebih kuat dari korbannya, contoh : Seperti yang dialami oleh Perempuan Tunarungu, mereka tidak bisa berteriak dan sangat takut ketika diancam oleh pelaku untuk tetap diam. Penyimpangan sosial dapat disebabkan oleh sikap mental yang tidak sehat, biasanya orang yang melakukan pelecehan tidak merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya bahkan merasa senang. Selain memberikan dampak positif, media massa juga memberikan dampak negatif yang mendorong seseorang melakukan tindakan penyimpangan sosial, pelecehan.

Proses sosialisasi dianggap gagal jika individu gagal memahami norma-norma yang ada di masyarakat.

Simpulan

Saran

Apa saja faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial, pelecehan terhadap penyandang gangguan jiwa di Desa Mundan Kecamatan Masalle Kabupaten Enrekang. Dalam penelitian ini, penulis memaparkan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti mengenai penyimpangan sosial, pelecehan terhadap penyandang disabilitas mental (Studi Kasus Desa Mundan, Kecamatan Masalle, Kabupaten Enrekang). Zulikhah (2008) dalam tesisnya yang berjudul “Bimbingan Konseling Islami Tentang Perilaku Menyimpang Seksual Anak Tunagrahita Di SLBN Pembina Yogyakarta”.

Konseling Islami dilaksanakan di SLBN Pembina Yogyakarta untuk menangani perilaku menyimpang seksual penyandang disabilitas mental, yaitu metode bimbingan langsung, metode bimbingan tidak langsung, metode bimbingan agama dan metode terapi punitif.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3.1 : Nama cacat mental, jenis kelemin, umur dan pekerjaan
Tabel 4.1: Kejadian baik dan buruk di Desa Mundan
Tabel 4.2: Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

The cloud may return partly decrypted data disguised by z if sensitive information is veiled using a secret blinding factor, such as z, and then sent back to the user.. Because of this,