• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan Antara Trend Dan Syariat Busana Bagi Pengantin Wanita pada Akad Nikah di Mesjid Oman Lamprit Banda aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penyuluhan Antara Trend Dan Syariat Busana Bagi Pengantin Wanita pada Akad Nikah di Mesjid Oman Lamprit Banda aceh"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

332

Penyuluhan Antara Trend Dan Syariat Busana Bagi Pengantin Wanita pada Akad Nikah di Mesjid Oman Lamprit Banda aceh

Nurul Jeumpa*, Ema Sulastri, Titin Alfiana, Eka Nurhidayat, Fadliadi

Universitas Muhammadiyah Aceh

*Email Korespondensi: nurul.jeumpa@unmuha.ac.id

ABSTRAK

Busana yang dikenakan oleh pasangan pengantin saat prosesi akad nikah berlangsung hendaknya tidak mengabaikan aturan syariat bahwa penggunaan busana resmi yang telah dikenakan dengan begitu indah, mewah dan berkharisma serta mempesona, anggun dan cantik dengan pemilihan model, bahan, warna dan jenis perlengkapan busana yang serasi dan sesuai dengan ketentan-ketentuan dalam Alquran. Untuk itu dalam kapasitasnya sebagai sebuah lembaga pendidikan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiah Aceh, melalukan sebuah interversi melalui pengabdian pada salah satu Mesjid di Banda Aceh yakni Mesjid Oman Lampriet Banda Aceh. Pengabdian ini dilakukan oleh dosen FAI melalui penyuluhan dan wortshop mengenai penyuluhan antara trend dan syariat busana bagi pengantin wanita pada akad nikah. Permasalahan ini menjadi fokus utama karena pemilihan model, bahan, dan warna serta penggunaan perlengkapan busana resmi yang sesuai dengan sariat pada akad nikah. Selain dari keterlibatan dosen, mahasiswa juga diikutsertakan dalam pengabdian ini, sehingga mereka juga memeliki kesaaran akan aturan Allah mengenai busana yang digunakan pada akad nikah harus sesuai dengan syariat islam. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan adalah presentasi serta FGD dan penyuluhan dengan para peserta, diantaranya takmir mesjid, dan DKM. Hasil dari penabdian ni dirasakan kemanfaatan oleh para takmir khsusnya bagian pernikahan serta dewan kemakmuran mesjid.

Kata kunci: Trend, syariat, busana, pengantin wanita, akad nikah ABSTRACT

The clothing worn by the bridal couple during the wedding ceremony procession should not ignore the Sharia rules that the use of formal clothing that has been worn beautifully, luxuriously and charismatically as well as charming, graceful and beautiful with the selection of models, materials, colors and types of clothing equipment that are harmonious and in accordance with the provisions of the Koran. For this reason, in its capacity as an educational institution, the Faculty of Islamic Religion, Muhammadiah University of Aceh, carried out an intervention through dedication to one of the mosques in Banda Aceh, namely the Oman Lampriet Mosque, Banda Aceh. This service is carried out by FAI lecturers through counseling and workshops regarding counseling between fashion trends and sharia for brides at the wedding ceremony. This issue becomes the main focus because of the choice of model, material and color as well as the use of formal clothing equipment that is in accordance with the saree at the marriage contract.

Apart from the involvement of lecturers, students are also involved in this service,

(2)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2023 pISSN 2685-0303

333 so that they also have awareness of Allah's rules regarding clothing worn at marriage ceremonies which must be in accordance with Islamic law. Some of the activities carried out were presentations as well as FGDs and counseling with participants, including mosque takmir, and DKM. The results of this service are felt to be beneficial for the takmir, especially the wedding section and the mosque prosperity council.

Keywords: Trend, sharia, fashion, bride, marriage contract

PENDAHULUAN

Busana merupakan segala sesuatu yang melekat pada tubuh manusia mulia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Busana juga disebut sebagai alat penutup tubuh.

Adapun alasan dasar dari manusia untuk menutupi tubuhnya adalah semata-mata untuk memenuhi dari pada fungsi dasar busana itu sendiri. Fungsi busana tersebut adalah; 1) sebagai alat penutup aurat, 2) sebagai alat perias diri dan 3), sebagai alat pelindung tubuh dari berbagai macam gangguan yang berasal dari luar tubuh. Dengan demikian peranan busana bagi manusia sangatlah penting, sehingga tidak salah bila busana termasuk salah satu dari kebutuhan primer/ pokok manusia, di samping kebutuhan akan makanan dan tempat tinggal.

Adapun yang dimaksud dengan busana itu sendiri (Huzaemah Tahido Yanggo:

2010) mendefinisikan bahwa “ Busana menjadi salah satu kebutuhan fitrah manusia agar dapat berinteraksi dengan sesamanya dalam masyarakat, busana merupakan sarana perlindungan bagi manusia dari kedinginan dan sengatan matahari serta sebagai identitas diri, hal tersebut mendapat perhatian serius dalam Al- Qur’an. Makna busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian untuk perempuan Islam yang dapat berfungsi menutupi aurat sebagaimana ditetapkan oleh ajaran agama untuk menutupnya, guna kemaslahatan dan kebaikan perempuan itu sendiri serta masyarakat dimana ia berada. Siti Muri’ah, 2011) menyebutkan Selain sebagai penutup aurat, busana juga berguna sebagai perlindungan untuk menjaga kesehatan tubuh, busana juga berfungsi sebagai perhiasan yang membuat pemakainya memiliki warna keindahan.

Dalam berbusana setiap orang juga perlu memperhatkan sifat kesempatan yang dihadiri atau diselenggarakan. Gunanya adalah untuk menciptakan keserasian dalam berbusana secara keseluruhannya. Kesempatan terbagi dalam dua yaitu kesempatan resmi dan non resmi. Untuk kesempatan resmi, penggunaan resmilah yang menjadi pilihan. Mengenai model, bahan, warna dan jenis perlengkapan disesuaikan dengan kesempatan dan tempat yang dituju, serta kondisi setempat pula. Pada pemakaian busana resmi dalam suatu ajang khusus seperti pelaksanaan prosesi Akad Nikah, umumnya memilih busana baik dari model, bahan dan warna serta perlengkapannya jauh lebih bagus dari yang dipakai sehari-hari. Pada busana resmi lebih diperhatikan pemakaian pelengkap busana. Pemilihan pelengkap yang serasi akan meningkatkan mutu busana dan akan memberi kesan yang lebih resmi.

Makna akad nikah menurut Beni Ahmad Saebani (2018: 210) mengartikan:

Akad nikah yaitu suatu perjanjian untuk melaksanakan perkawinan sesuai dengan ketentuan hukum dan agama, yang menetapkan keridhaan kedua belah pihak yang berbentuk perkataan ijab dan qabul. Ikatan perkawinan atau akad nikah merupakan

(3)

334

ikatan untuk membentuk hubungan suami-istri oleh kedua belah pihak, calon suami dan calon istri dihadapan saksi-saksi.

Dalam pelaksanaan prosesi akad nikah, setiap pasangan pengantin tentunya selalu menginginkan dapat tampil anggun, tampan dan serasi, baik secara individu maupun berpasangan. Namun hal tersebut tidaklah selalu gampang, karena perlu juga ditunjang dengan pengetahuan berbusana baik ditinjau dari segi agama, citra estetika, dan etika, kwalitas moral dan kondisi lingkungan setempat dari busana yang dikenakan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mewujudkan nilai keserasian berbusana secara universal. Dalam berbusana, pertama pada even penghelatan yang sangat bersejarah bagi para pasangan pengantin.

Adanya calon pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan, dengan syarat kedua belah pihak beragama Islam, telah dewasa, dapat memberikan persetujuan, menikah tidak dalam paksaan serta tidak terikat hubungan mahra m, maka dapat melaksanakan akad nikah, apabila salah satu masih keci l tidak memahami yang dia perbuat atau salah satu pihak ada yang gila, maka pernikahan yang dilaksanakan tidak sah.

Namun pasangan wanitanya mengenakan busana resmi pengantin pada kesempatan tersebut yang diselenggarakan di Masjid oman lamprit tidak sesuai dengan kriteria busana yang layaknya sebagai muslimah seperti cerminan busana menurut tuntunan Syari’at Islam. Hal ini terlihat pada pemilihan model dan bahan serta tata cara pemakiannya misalnya menggunakan busana secara muslimah, tetapi masih menampakkan lekuk tubuh seperti lekuk payudara, pingggang, panggul, lekukan bokong dan warna kulit.

Dikatakan masih menampakkan lekuk tubuh adalah menggunakan model yang pas badan sehingga walaupun sudah ditutupi seluruh tubuh, masih saja menampakkan lekukan-lekukan tersebut. Sedangkan dikatakan masih menampakkan warna kulit, yakni terlihat pada pemilihan bahan yang transparan serta tidak menggunakan lapisan secara keseluruhan misalnya ada yang memilih jenis lapisan yang tipis dan pemakainnya tidak penuh, di mana ada yang menggunakan tidak menutupi panggul/badan, sehingga busana yang dikenakannya tetap menampakkan bahagian tubuh yang seharusnya ditutupi namun masih tampak, walaupun secara samar-samar.

Penggunaan busana dengan ciri-ciri tersebut dapat dikatakan tidak sesuai dengan kriteria busana muslimah menurut tuntunan syari’at Islam, di mana sekarang ini sedang diberlakukan di daerah Nanggroe Aceh Darussalam yang termuat dalam Perda No 11 tahun 2003 tentang pemakaian busana muslimah/ berjilbab serta berkerudung bagi kaum perempuan di berbagai kesempatan. Begitu pula pada kesempatan akad nikah.

Dengan demikian pasangan pengantin dalam berbusana resmi, di samping memperhatikan citra busana dari segi estetika dan etika dalam keserasian berbusana, perlu juga memperhatikan keserasian pemakaiannya dengan tempat yang ditujui serta kondisi lingkungan yang ditempati. Mesjid oman lamprit merupakan salah satu Masjid yang sering digunakan untuk penyelenggaraan prosesi akad nikah bagi masyarakat Aceh. Masjid tersebut selain sebagai tempat pusat peribadatan umat Islam khususnya yang berdomisili di daerah Nanggroe Aceh Darussalam, dapat pula digunakan sebagai tempat berbagai jenis peribadatan lainnya salah satunya adalah penyelenggaraan akad nikah.

Berdasarkan analisis situasi tersebut, penting kiranya kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan, mengarahkan,

(4)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2023 pISSN 2685-0303

335 memberikan Iptaq bagi Masyarakat yang dapat mendorong kreativitas takmir dalam memberikan pemahaman yang inovatif maka keserasian busana musimah yang sifatnya universal dalam berbusana resmi pada kesempatan akad nikah khususnya, tidak akan terwujud seperti yang diinginkan dan rasa kepeduliannya terhadap calon penantin. Tujuan dari pendampingan penyuluhan adalah memberikan pendampingan untuk penyuluhan kepada takmir agar memahami Penyuluhan Antara trend dan syariat Busana Resmi Bagi Pengantin Wanita Pada Akad Nikah di masjid oman lamprit.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pengabdian ini, adalah:

1. Pemilihan model, bahan dan warna busana resmi yang dikenakan pasangan pengantin Wanita pada kesempatan akad nikah di Masjid oman lamprit Banda Aceh.

2. Penggunaan perlengkapan busana resmi yang dikenakan pasangan pengantin pada kesempatan akad nikah di Masjid oman lamprit Banda Aceh.

3. Keserasian berbusana Muslimah dalam penggunaan busana resmi pada kesempatan akad nikah di Masjid oman lamprit Banda Aceh

METODE PELAKSANAAN Bentuk Aktivitas Pelaksanaan

Metode Kegiatan Secara keseluruhan dirancang sebagai kegiatan pelatihan dan pendampingan penyuluhan syariat Busana Resmi Bagi Pengantin Wanita Pada Akad Nikah di masjid oman lamprit.

Adapun rincian kegiatannya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kegiatan diawali dengan memberikan wawasan tentang pentingnya peran takmir dan juga pentingnya menggunakan syariat Busana Resmi Bagi Pengantin Wanita Pada Akad Nikah. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah interaktif.

2. Kemudian dilakukan penyuluhan Antara trend dan syariat Busana Resmi Bagi Pengantin Wanita Pada Akad Nikah yang diawali dengan demontrasi dari tim pengabdian, kemudian dilanjutkan dengan menelaah pemahaman takmir tentang syariat Busana Resmi Bagi Pengantin Wanita Pada Akad Nikah.

3. Selanjutnya takmir mensimulasikan penggunaan syariat Busana Resmi Bagi Pengantin Wanita Pada Akad Nikah yang telah dipahami kepada seluruh DKM (Dewan Kemakmuran mesjid) mejid untuk memperoleh masukan perbaikan.

Dengan demikian metode yang digunakan dalam proses penyuluhan dan pendampingan ini menggunakan: Ceramah; Tanya Jawab; Diskusi; Curah Pendapat;

Studi Kasus; Simulasi; dan Praktik. Keberalanjutan program selanjutnya adalah memastikan bahwa para takmir dapat mensosialissasikan pada takmir-takmir lainnya di mesjid yang ada di Banda Aceh.

Waktu dan lokasi Pengabdian

Dalam mewujudkan busana yang syariat bagi pengantin wanita, pelaksanaan program yakni KAU dan Takmir Mesjid harus bersifat partisipatif dan berkelanjutan.

Idealnya semua takmir mesjid, DKM dan remaja mesjid dilibatkan dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Namun sebagai awal untuk kegiatan PkM yang menjadi mitra

(5)

336

hanya takmir di mesji oman Lamprit Banda Aceh. Adapun waktu pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat selama 3 bulan dimulai dari bulan Februari– Mei 2023.

Jadwal Kegiatan 1. Waktu Pengabdian

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan berikut:

a. Tahapan Persiapan, pada tahapan ini tim peneliti menetapkan tema yang akan diangkat, tempat pelaksanaan dan juga kapan waktu kegiatan tersebut dilaksanakan.

b. Tahapan awal, tim peneliti menentukan jenis kegiatan dan mulai menyusun instrumen yang akan digunakan (mempersiapkan materi berupa PPT, memastikan infocus dan soundsystem yang digunakan, menyiapkan spanduk tema kegiatan.

c. Tahapan Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan.

d. Tahapan Penyusunan Laporan 2. Lokasi Pengabdian

Pengabdian ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang hendak melangsungkan akad nikah dengan memperhatikan busana yang dikenakan harus sesuai dengan syariat Islam. Adapun tempatnya berada di Mesjid Oman Lampriet Banda Aceh

3. Metode Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian ini ditempuh dengan beberapa metode. Metode yang digunakan pertama kali yaitu metode persentasi dengan menggunakan media infocus.

Pemateri yang ditentukan adalah salah satu dari dosen prodi PAI yang juga merupakan anggota tim pengabdian. Selain itu metode yang dipilih beikutya pada saat kegiatan adalah metode ceramah, demonstrasi dan juga metode tanya jawab.

Sasaran Kegiatan Pengabdian

Pengabdian ini diperuntukkan bagi para pealku industri makanan, khususnya yang sehari-harinya memproduksi makanan tradisional khas Aceh. Pemilihan objek pengabdian ini mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar semua orang, sehingga diharapkan para produsen dan pengelolah makanan atau jajajan ini dapat memproduksi makanan yang tidak hanya halal secara syariat, tetapi juga sehat dan kaya manfaat bagi kesehatan tubuh para konsumennya. Konsumen dalam hal ini pembeli termasuk kita sendiri, kadang kala mulai mengesampingkan aspek kebersihan dan kehalalan suatu makanan. Disamping itu juga dikarenakan kesimpulan yang keliru, beranggapan bahwa semua makanan/jajanan baik semua dikonsumsi, tanpa perlu lagi menilai apakah halal atau tidak bersih atau sebaliknya dan seterusnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pengabdian yang dilaksanakan oleh dosen prodi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Aceh. Kegiatan pengabdian ini yang bertempat di Mesjid Oman Lampriet Banda Aceh. Adapun yang menjadi objek pegabdian adalah pengantin wanita-wanita yang hendak melangsungkan akad nikah di Mesjid Oman Lampriet Banda Aceh. Pada awalnya kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pengantin wanita terkait persoalan syariat busana bagi wanita pada akad nikah. Kegiatan ini di rasa sangat tepat di berikan mengingat maraknya

(6)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2023 pISSN 2685-0303

337 budaya berbusana yang mengikuti trend sehingga mengabaikan busana syariat yang sesuai dengan aturan agama Islam. Kebiasaan mengikuti trend busana atau yang sering kita sebut dengan trend busana kaum milenial, sejatinya memang sudah sulit sekali dipisahkan dengan dunia kita, tidak terkhusus bagi pengantin wanita saja, orang dewasa pun atau lebih tepat keluarga yang mengantar juga cenderung memakai busana yang tidak menunjukkan pakaian secara kaffah.

Gambar 1. Contoh Baju Muslim dan Muslimah sesuai Syariah saat Pernikahan Kegiatan ini dilakukan dengan mengedukasi para pengantin wanita terhadap pentingnya pengetahuan akan bagaimana seharusnya memakai pakaian busana pengantin tanpa meninggalkan unsur syariat dan tidak hanya mengedepankan trend busana pengantinya. Dalam hal ini, para takmir mesjid tidak hanya diharapkan dapat mengklarifikasi mana pakaian yang sesuai dengan syariat atau tidak, dilihat dari persfektif syariat agama maupun perspektif sain. Akan tetapi mereka juga diajak untuk berdiskusi tentang pakaian pengantin yang digunakan harus dilihat dari berbagai dimensi, yakni jenis kain, kelonggaran dari busana, tidak menerawang, hal ini dapat dilakukan dengan meminta para pengantin wanita ini untuk dapat menyebutkan unsur apa saja yang harus diperhatiakan dalam berbusana pada akad nikah yang hendak dilangsungkan di Mesjid.

PENUTUP Kesimpulan

1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diperuntukkan untuk Pengantin wanita, tepatnya di Mesjid Oman Lampriet Banda Aceh. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 9 Juni 2023 Kegiatan ini berhasil dilakukan dengan baik dan terstruktur.

2. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengusung tema Penyuluhan antara Trend dan Syariat Busana Bagi Pengantin Wanita pada akad Nikah di Mesjid Oman Lampriet Banda Aceh.. Pemilihan tema ini di dasari oleh keinginan untuk mengedukasi pengantin wanita agar dapat mengetahui ketentuan syariat terhadap cara busana untuk akad nikah

3. Kegiatan pengabdian ini memiliki target agar apa yang sudah dilakukan ini dapat diterbitkan sebagai karya ilmiah di jurnal-jurnal pengabdian.

Sehingga manfaat dari kegiatan ini tidak hanya dapat dirasakan oleh peserta

(7)

338

yang mengikuti kegiatan ini secara langsung, akan tetapi dapat dijadikan referensi bacaan terkait syariat berbusana bagi pengantin wanita pada akad nikah yang akan mengantarkan kepada kebaikan dan keberkahan.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Malik kamal bin Sayyid Salam, Fikih Sunnah untuk Wanita, (Jakarta: Al- I’tishom.

Siti Muri’ah, Nilai-Nilai Pendidikan Wanita & Wanita Karir, (semarang: Rasail Media.

Halik, A., ‘Paradigma Pendidikan Islam Dalam Transformasi Sistem Kepercayaan Tradisional’, Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam, 14.2 2016.

Haya Binti Mubarok Al-Barik, Ensiklopedia Wanita Muslimah, (Bekasi: PT. Darul Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, Latifah, Nur, ‘Pendidikan Islam Di Era Globalisasi’, Palapa, 5.1 2017

Nur, Nuhammad Zaidin, ‘Efektivitas Manajemen Masjid Sebagai Sarana Pendidikan Di Masjid Al-Musannif Kabupaten Deli Serdang’, 2019

Sapril, ‘Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Membentuk Pola Hidup Sederhana Di Madin Al-Isnaini Montong Wasi’, 4.2016

Siti Muri’ah, Nilai-Nilai Pendidikan Wanita & Wanita Karir, (Semarang: Rasail Media).

Usri, ‘Kontribusi Pendidikan Islam Menuju Indonesia Maju Usri’, AL-ISHLAH:

Jurnal Pendidikan Islam, 17.2 2019

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penerapan dan hasil jadi penerapan motif gorga batak toba pada busana pengantin wanita dengan teknik bordir dan