• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan Kesehatan Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di MAN 2 Sigli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penyuluhan Kesehatan Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di MAN 2 Sigli "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

156

Penyuluhan Kesehatan Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di MAN 2 Sigli

Kabupaten Pidie

Ida Rona, Nadia Swastika

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Nurul Islam Sigli Ida_rona20@yahoo.com

ABSTRAK

Setiap wanita bisa menderita Ca payudara yang sebenarnya bisa disembuhkan apabila di temukan sejak awal perkembangan penyakit, dengan cara detesi dini yang dapat dilakukan oleh setiap individu. Cara ini sangat sederhana dan murah, hanya masyarakat banyak yang belum tahu. Cara ini di kenal dengan SADARI (pemeriksan payudara sendiri). di Amerika menunjukkan bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosis pada wanita adalah kanker payudara.

Berdasarkan data dari American Cancer Society sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini. Di Indonesia lebih dari 80%

kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan sebagai langkah awal pencegahan kanker payudara sangat dibutuhkan sebelum masuk ke fase akhir yang sulit untuk diobati. SADARI mudah dilakukan dan bisa diterapkan kepada semua usia, baik remaja dan wanita dewasa. Tujuan kegiatan ini untuk melakukan sosialisasi pendidikan kesehatan melalui SADARI di MAN 2 Sigli untuk deteksi dini kanker payudara demi meningkatkan pengetahuan pada remaja dalam pencegahan dan perawatan dini. Hasil pengabdian ini yaitu semakin bertambahnya pengetahuan remaja dalam melakukan upaya-upaya untuk deteksi diri kanker payudara. Saran diharapkan dari kegiatan ini remaja dapat meningkatkan pengetahuannya terkait sadari.

Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan, SADARI, Kangker Payudara

PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker umum pada wanita. Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika, yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosis pada wanita adalah kanker payudara (Pamungkas, 2011). Berdasarkan data dari American Cancer Society sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini (Rasjidi, 2009).

Angka kejadian kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudara. Penderita keganasan kanker payudara sebagian besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga pengobatannya tidak dapat tepat (Manuaba, 2009). Usia

(2)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303

157 termuda terkena kanker payudara adalah diatas 25 tahun dan peningkatannya prevalensi kanker payudara terjadi pada kelompok usia kurang dari 45 tahun. Masa inkubasi kanker payudara diperkirakan 8-12 tahun, dengan demikian upaya deteksi dini ini sangat diperlukan (Dyayadi, 2009).

Angka kejadian kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudara. Sebagian besar perempuan datang untuk memeriksakan diri ketika kanker payudara sudah mencapai stadium lanjut (Diananda, 2010).

Kanker payudara disebut juga carsinoma mamae merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara adalah kanker nomor dua terbanyak menyerang wanita Indonesia dan menjadi pembunuh nomor satu wanita didunia (Bustan, 2007).

Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, terdapat 14 juta kasus baru dan 8,2 juta orang meninggal dunia karena kanker. Kanker paru-paru masih memimpin daftar kematian akibat kanker tertinggi dengan 1,59 juta kasus.

Disusul kanker hati dengan 745 ribu orang meninggal, dan kanker saluran pencernaan/GIST (Gastro Intestrinal Stomal Tumor) sejumlah 723 ribu kematian (WHO, 2020).

Di Indonesia, berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan), kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada perempuan (26 per 100.000) diikuti kanker rahim (16 per 100.000). Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007 menunjukkan, kejadian kanker payudara mencapai 21,69% lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17% (Rasjidi, 2010).

Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan SADARI. SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan setiap wanita dan bisa dilakukan sendiri di rumah.

Tindakan ini penting karena 75-85 % keganasan kanker payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. (Purwoastuti, 2011). SADARI perlu dilakukan ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya (Rasjidi, 2010). Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan seminggu sesudah menstruasi, ketika kondisi payudara lunak dan longgar sehingga mudah untuk dilakukan perabaan (Putri, 2009).

Salah satu peran tenaga kesehatan yaitu untuk ikut serta menegakkan diagnosis dini terhadap tumor atau kanker payudara serta menurunkan angka kematian akibat kanker payudara sekitar 40-50% (Manuaba, 2008). Maka dari itu pengetahuan tentang SADARI penting diberikan kepada remaja putri, karena adanya pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2014).

Peningkatan prevalensi penyakit kanker sulit dihindari kejadian kanker yang terbanyak adalah kanker paru (1,52 juta kasus), kanker payudara (1,29 kasus) dan kanker kolorektal (1,15 juta kasus). Pada wanita, jenis kanker yang terbanyak adalah kanker payudara, yaitu diperkirakan sebesar 715.000 kasus baru di negara maju dan 577.000 di negara kurang-sedang berkembang (WHO, 2018).

(3)

158

Berdasarkan laporan kasus kanker/tumor menurut Rikesdas 2018 tingginya jumlah penderita kanker serviks dan payudara di Indonesia idealnya diimbangi dengan tingginya jumlah provider (pelaksana program, yang terdiri dari dokter umum dan bidan) dan skrining di Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013 terdapat 1.682 provider deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara di Indonesia dengan estimasi jumlah kanker serviks sebanyak 98.692 kasus dan kanker payudara sebanyak 61.682 kasus.

Sedangkan estimasi jumlah kasus kanker serviks 1.401 kasus dan kanker payudara di provinsi aceh sebanyak 1.869 kasus (Kemenkes RI, 2018)

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan dengan tema SADARI Di MAN 2 Sigli Kabupaten Pidie. Penyuluhan kesehatan tentang periksa payudara sendiri (SADAR) sebagai upaya deteksi dini, dilaksanakan menumbuhkan kesadaran siswa untuk mengatisipasi berbagai penyakit dan mejaga kesehatan diri mereka. Adapun mekasnisme pelaksanaan penyuluhan adalah

1. Menyiapkan surat permohonan untuk bisa melaksanakan penyuluhan ke sekolah MAN 2 Sigli

2. Menyiapkan spanduk tema penyuluhan dan spanduk sosialisasi di sekolah tentang SADARI sebagai pemahaman dasar dalam menajaga kesehatan payudara.

3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada siswi-siswi di ruang aula MAN 2 Sigli, dengan dibantu para guru untuk mengarahkan siswi berpartisipasi acara penyuluhan kesehatan.

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan membuka wawasan remaja putri tentang SADARI dan dapat meningkatkan pengetahuan dengan penuh kesadaran untuk melakukan prilaku yang baik tentang SADARI, dan diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja putri untuk melakukan pemeriksaan SADARI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua terhadap wanita pada semua kasus kejadian kanker. Kanker payudara adalah suatu tumor ganas yang telah berkembang dari sel-sel yang ada di dalam payudara. Payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan yaitu jaringan gladular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar mencakup jaringan susu (lobules) dan saluran susu (milk duct). Sedangkan jaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif. Payudara juga dibentuk oleh jaringan lymphatic, sebuah jaringan yang berisi kekebalan yang bertugas mengeluarkan cairan dan kotoran (Dewi, 2009).

Gejala klinis kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri. Semula benjolan itu kecil dan lama-kelamaan akan menjadi besar, lalu melekat pada kulit sehingga menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting payudara. Itulah yang membuat puting payudara tertarik kedalam (retraksi), serta berwarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi odema, sehingga terlihat seperti kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama borok akan membesar dan mendalam inilah yang akan menghancurkan payudara (Santoso, 2009).

(4)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303

159 Gambar 1. Pelaksanaan Kegiatan

Menurut (Ghofar, 2009:29), Faktor risiko kanker payudara adalah :

a. Usia, wanita usia lanjut lebih beresiko. Kanker payudara sering terjadi pada wanita lebih dari 60 tahun.

b. Riwayat kanker payudara, wanita yang pernah menderita kanker payudara pada satu sisi payudaranya maka akan meningkatkan risiko terjadi kanker pada sisi payudara yang lain.

c. Riwayat keluarga, tingginya risiko kanker pada wanita jika : 1. Ibu, saudara perempuan, adik perempuan yang menderita kanker.

2. Ada keluarga yang menderita kanker payudara sebelum usia 50 tahun.

3. Bila keluarga dari ibu atau dari bapak yang menderita kanker payudara.

d. Kelebihan berat badan atau obesitas setelah mengalami menepouse, kemungkinan besar kanker payudara dialami oleh wanita yang telah menepouse, yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

e. Aktivitaas fisik yang rendah, wanita yang tidak pernah malakukan aktifitas setiap hari memiliki resiko tinggi mengalami kanker payudara. Dengan melalukan aktifitas tinggi setiap hari dapat menurunkan resiko tinggi terjadinya kanker payudara dengan mencegah kelebihan berat badan serta obesitas.

f. Minum alkohol, penelitian menemukan wanita peminum alkohol mengalami risiko lebih besar mengalami kanker payudara.

Penatalaksanaan kanker payudara a. Pencegahan

1) Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat (Suryaningsih & Sukaca, 2009).

Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer, yaitu (Nurcahyo, 2010) :

a) Pahami keadaan diri anda dan mengatur usia reproduksi b) Berikan ASI pada anak anda dan menjaga berat badan

c) Hindari alkohol dan rokok serta diet makanan sehat/kurangi lemak d) Menghindari stress dan rajin Olahraga

e) Makanan lebih banyak buah dan sayuran f) Cukupi kebutuhan vitamin D

(5)

160

2) Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode seperti mammografi atau SADARI (periksa payudara sendiri) (Olfah, Mendri & Badi’ah, 2013).

a) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Setiap perempuan harus mewaspadai akan perubahan yang terjadi pada payudaranya sendiri. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana, murah dan efektif yang disebut “Pemeriksaan Payudara Sendiri” (SADARI).

(1) Definisi SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri merupakan pemeriksaan diri sendiri dan berupa langkah awal untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah dilaksanakan paling baik ketika stimulasi hormon dari payudara paling sedikit (Bustan, 2007).

SADARI merupakan suatu cara untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara. Jadi sadari adalah usaha untuk menemukan adanya perubahan, kelainan atau tumor pada payudara secara dini, dengan cara memeriksa payudara sendiri. Sedangkan menurut (Manuaba, 2009) SADARI adalah upaya untuk menetapkan adanya tumor atau tidak dalam payudara yang dilakukan dengan perabaan.

(2) Manfaat SADARI

SADARI merupakan salah satu cara sederhana, murah, aman dan mudah untuk mendeteksi diri terhadap FAM (Fribroadenoma Mammae) kanker payudara. Manfaat melakukan SADARI adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan disetiap perubahan/tanda awal yang mungkin merupakan tahap awal terjadinya FAM (Fibroadenoma Mammae) dan kanker (Bustan, 2007).

Pentingnya memeriksakan payudara sendiri tiap bulan terbukti dari kenyataan bahwa banyak kanker payudara dan Fibroadenoma Mammae ditemukan wanita itu sendiri secara kebetulan atau waktu memeriksa payudara sendiri. Wanita-wanita yang sudah berpengalaman dalam memeriksakan payudara sendiri dapat meraba benjolan- benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang dari satu sentimeter. Dengan demikian jika benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini, dan kemungkinan sembuh juga lebih besar (Dewi, 2009).

(3) Tujuan SADARI

Menurut (Bustan, 2007) tujuan dilakukan SADARI secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui.

(4) Waktu SADARI

Untuk haid yang teratur, waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid 7-10 hari setelah haid karena payudara terasa lunak, luangkan waktu selama 5 menit setiap bulan periksa payudara (Bustan, 2007).

(5) Cara melakukan SADARI (Bustan , 2007) :

(6)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303

161 a. Langkah 1

1) Memulainya dengan melihat payudara anda di cermin, posisi pundak tegap, dan kedua tangan di pinggang.

2) Yang harus diperhatikan adalah : ukuran payudara, dan bentuk payudara

3) Warna payudara ; payudara normal adalah payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan. Payudara yang bermasalah jika kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan, puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam, kemerahan, nyeri, dan ruam-ruam atau bengkak.

Gambar 1 berdiri tegak menghadap cermin b. Langkah 2

1) Angkat kedua lengan ke atas.

2) Amati jika ada perubahan-perubahan payudara.

3) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya dan juga sebaliknya. Angkat tangan kanan, gunakan tiga atau empat jari tangan kiri untuk merasakan payudara kanan dengan teliti dan menyeluruh.

4) Dimulai dari ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan di sekitar payudara. Anda dapat memulai pada bagian ujung payudara dan secara perlahan bergerak ke bagian puting, atau sebaliknya. Perlu diperhatikan adalah meraba seluruh bagian payudara, termasuk daerah ketiak. Kemudian, tekan tangan anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke depan cermin ketika anda menarik punggung dan sikut ke depan.

Gambar.2 Mengangkat kedua lengan ke atas

(7)

162

c. Langkah 3

1) Saat anda bercermin, anda cermati puting anda.

2) Condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung dan dorong ke dua siku ke depan.

3) Lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada anda.

Gambar 3. posisi kedua tangan di pinggang d. Langkah 4

Angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung, menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan daerah payudara dan cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke daerah ketiak (Bustan, 2007).

Gambar 4. Meraba payudara dan menekan degan jari

e. Langkah 5

Buatlah gerakan lingkaran-lingkaran kecil dari atas ke bawah (vertikal), melingkari daerah payudara serta tepi payudara ke puting dan sebaliknya, ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan anda, cubit kedua puting, cermati bila ada cairan yang keluar, segera ke dokter jika terdapat cairan yang keluar dari puting (kecuali menyusui), Pencet putting dan perhatikan cairan yang keluar; Puting yang baik adalah jika anda tidak menyusui maka tidak akan keluar cairan apapun. Namun jika anda menyusui tentunya akan mengeluarkan ASI. Puting yang bermasalah adalah puting berwarna kuning bercampur darah, dan mengoreng

(8)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303

163 Gambar.5 membuat lingkaran kecil pada payudara

f. Langkah 6

Berbaring dengan bantal di bawah pundak kanan, letakkan tangan kiri di bawah kepala membentuk sudut 90 derajat. Gunakan tiga jari kanan anda untuk merasakan benjolan atau penebalan kulit pada payudara, tekan dengan baik payudara anda.

Pelajari bagaimana rasa pada payudara anda pada biasanya. Jari dapat memilih beberapa arah jelajah seperti naik turun, dan memutar. Langkah ini memastikan anda telah menjelajahi seluruh area dan membantu untuk mengingatkan bagaimana keadaan payudara anda. Sekarang periksalah payudara kanan anda dengan tangan kiri anda (Bustan, 2007).

Gambar. 6 Posisi berbaring b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan SADARI :

(1) Kurangnya pengetahuan tentang SADARI.

(2) Kurangnya minat untuk melakukan pemeriksaan SADARI.

(3) Persepsi terhadap pemeriksaan SADARI 3) Pencegahan Tersier

Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara dan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan (Suryaningsih & Sukaca, 2009):

(9)

164

a) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita.

b) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika.

c) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik.

d) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

a. Pengobatan

Metode pengobatan kanker payudara adalah sebagai berikut :

1) Lumpectomy; lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan tumor dan sebagian jaringan normal di sekitarnya.

2) Mastektomi; mastektomi adalah prosedur pengangkatan seluruh jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tidak lagi memiliki payudara.

a) Mastektomi Preventif; cara ini jaringan payudara pasien akan diangkat semua, jika wilayah puting dirasa aman maka putingnya akan dipertahankan.

b) Mastektomi Sederhana; cara ini merupakan prosedur pengangkatan seluruh jaringan payudara hingga ke bagian putting susunya namun tetap mempertahankan jaringan limfa.

c) Mastektomi Radikal Termodifikasi; prosedur ini disebut juga mastektomi total karena mengangkat seluruh jaringan dan bagian payudara termasuk simpul jaringan limfa di bawah ketiak.

d) Mastektomi Radikal; cara ini merupakan prosedur paling total. Seluruh jaringan payudara, jaringan limfa, kulit, otot penyangga payudara, bahkan sampai ke otot dinding dada diangkat.

e) Mastektomi Parsial; prosedur ini dengan melakukan pengangkatan sebagian jaringan payudara.

f) Quadrantectomi; prosedur ini dengan melakukan pengangkatan seperempat bagian payudara.

g) Mastektomi Sayatan Lebar;

h) Excisional Biopsy

3) Terapi Radiasi; terapi radiasi atau terapi penyinaran adalah sebuah metode terapi dengan menembakkan sinar X atau partikel ion lainnya ke tumor. Terapi ini dapat dilakukan untuk beberapa tujuan, misalnya :

a) Mengecilkan sel tumor sebelum pengangkatan tumor melalui mastektomi atau lumpektomi.

b) Mematikan sel tumor dengan kombinasi pengobatan kemoterapi.

c) Mematikan sel kanker yang tersisa setelah sel tumor utama diangkat (pasca operasi)

4) Kemoterapi; kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat yang diberikan secara oral maupun disuntikkan. Kemoterapi umumnya menggunakan obat dosis tinggi yang bekerja didalam sel. Kemoterapi bertujuan untuk melemahkan sel kanker dan menghambat pembelahannya atau bahkan mematikan sel kanker (Nurcahyo 2010).

(10)

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat September 2022 pISSN 2685-0303

165 PENUTUP

Kesimpulan

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di MAN 2 sigli berupa penyuluhan dan pelatihan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) diterima dengan baik oleh pihak sekolah dan remaja. Para peserta memperoleh pengetahuan melalui penyuluhan. Terdapat peningkatan pengetahuan dari materi yang diberikan lewat pretest dan posttest. Ada kenaikan nilai Postet sebesar 87,83% dibandingkan dengan nilai Pretest. Keterampilan SADARI secara mandiri sebagai upaya pencegahan kanker payudara dilaksanakan dengan baik oleh peserta. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang sadari yang di tujukan pada remaja diharapkan mendapatkan informasi yang banyak tentang kanker payudara maupun informasi kesehatan reproduksi wanita secara menyeluruh.

Saran

Diharapkan kepada peserta dapat meningkatkan kesadaran dalam melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri setelah mendapatkan penyuluhan ini sehingga deteksi dini kanker payudara dapat di cegah dan mengurangi angkat kejadian kanker payudara di Indonesia dan khususnya di Aceh

DAFTAR PUSTAKA

Bustan. MN. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.

Dewi. (2009). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan. Multajam Bandug.

Diananda, R. (2010). Kanker Payudara Pengobatan Alternatif. Jakarta : PT. Indeks Dyayadi. (2009). Kanker Payudara. digilib. unimus.ac.id

Manuaba. (2008). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

_________. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : Buku Kedokteran.

Notoadmodjo. S. (2014). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta.

Notoadmodjo. S. (2014). Promosi kesehatan Teori dan aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurcahyo. (2010). Awas Bahaya Kanker Rahim Dan Kanker Payudara. Yogyakarta:

Wahana Totalita.

Pamungkas, Zaviera. (2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta: Buku Biru.

Purwoastuti, Endang. (2008). Kanker Payudara. Yogyakarta: Kanisius.

Putri, Naura. (2009). Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta: Aura Media.

Rasjidi, Imam. (2009). Deteksi Dini Kanker Payudara. Jakarta: CV Sagung Seto.

___________. (2010). Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV Sagung Seto.

Suryaningsih. E. K. & Sukaca. (2009). Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta:

Aura Media.

WHO. (2020). Prevalensi Kanker di Indonesia dan Dunia. Manajemen Rumah Sakit.

[online] available : http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker- di-indonesia-dan-dunia/

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemaparan diatas maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui Efektifitas SADARI terhadap perceived susceptibility terhadap deteksi dini kanker

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putrid di SMK N 1 Karanganyar. S1

Judul Skripsi :Efektivitas SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Terhadap Minat Deteksi Dini Kanker Payudara pada Wanita Dewasa di Sumbersari Gang 05, RW 02, Malang..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara..

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Disusun oleh :

Bertolak dari pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

Hasil penelitian ini yang telah dilakukan tentang pengaruh pendidikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan siswi dalam upaya deteksi dini kanker payudara di

Berdasarkan analisis situasi, masalah yang dihadapi mitra jemaat GMIT Bukit Kasih RSS Baumata adalah pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI sebagai deteksi dini masih terbatas,