Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta
Peran Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Perolehan Aset Tetap
(Studi Kasus BPRS Harta Insan Karimah Bekasi)
Aden Apandi, Nursanita Nasution
1,2,Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta Jl. Kayu Jati Raya No. 11A, Jakarta, Indonesia
Abstrak– Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal dalam perolehan aktiva tetap pada BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian mengklarifikasi, menganalisis, dan kemudian menginterpretasikannya sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang situasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi, sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan menentukan bahwa sampel adalah pihak yang dapat memberikan informasi mengenai data yang diinginkan. Jenis data yang diambil adalah data primer berupa wawancara dengan auditor internal dan bagian operasional, serta data sekunder berupa SOP perusahaan dan dokumen aset tetap. Pengumpulan data melalui metode survei guna memperoleh jawaban yang relevan, andal, objektif dan dapat digunakan sebagai dasar analisis. Data yang terkumpul dari hasil penelitian penulis membandingkan data di lapangan dengan data kepustakaan, kemudian dilakukan analisis untuk dapat menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Audit Internal BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi memiliki peran penting dalam setiap kegiatan yang terjadi salah satunya dalam pengendalian internal atas perolehan aset tetap, bahwa Audit Internal bertindak sebagai pengawas. badan dalam proses pembelian dan perolehan aset tetap sehingga tidak terjadi kecurangan atau penyimpangan yang dilakukan, dan audit internal BPRS HIK Bekasi telah mengawal elemen pengendalian internal yang ada. BPRS HIK Bekasi telah melakukan pengendalian internal atas perolehan aset tetap dengan baik dan berjalan efektif dan memadai.
Kata Kunci: Audit Internal, Efektivitas Pengendalian Internal, Aktiva Tetap
I. PENDAHULUAN
Setiap perusahaan tentu memiliki aset, baik aset lancar, aset tetap maupun aset lainnya.
Perusahaan menggunakan berbagai macam aset, salah satunya aset tetap seperti peralatan, perabotan, alat-
alat, mesin-mesin, bangunan dan tanah. Dalam perusahaan, aset tetap bisa menempati bagian yang sangat signifikan pada total aset perusahaan secara keseluruhan (Warren, Reeve, dan Duchac, 2017:460). Salah satu cara untuk mengamankan aktiva tetap yang dimiliki adalah dengan adanya pengendalian intern. Pada pengendalian intern ini dirancang prosedur perolehan, pencatatan, dan penghentian aktiva tetap. Unsur- unsur pengendalian intern terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.
Peningkatan kegiatan pada aset tetap memerlukan pengendalian intern, IAPI (2011:150) menyebutkan “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat dan lingkup pengujian akan dilakukan.” Itu semua dilakukan untuk mengurangi risiko-risiko yang akan timbul dari kegiatan perolehan aset tetap karena mengingat aset tetap sangat penting untuk menunjang produktifitas dan kelancaran aktivitas operasional suatu perusahaan.
Pengendalian internal memiliki peranan penting dalam perusahaan. Pengendalian internal digunakan untuk mengarahkan kegiatan operasional perusahaan, mencegah penyalahgunaan sistem yang diterapkan dan melindungi aset yang dimiliki perusahaan. Pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO, 2013:11) adalah suatu proses yang dijalankan oleh top manajemen sampai staff operasional yang dirancang untuk memberikan jaminan yang reasonable akan tercapainya tujuan organisasi dalam tiga kategori, yaitu keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum yang berlaku. Pengendalian dikatakan efektif bila dari pengendalian tersebut tercapai. Tujuan dari pengendalian intern adalah mengamankan harta perusahaan, menguji kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi operasi perusahaan dan mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam prakteknya, seringkali sistem yang telah dirancang tidak dijalankan sebagaimana mestinya, sehingga tujuan dari pengendalian itu sendiri belum sepenuhnya tercapai.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen yang berperan sebagai pengelola dan pengendali seluruh aktivitas perusahaan, dan audit internal yang mengawasi kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan, dan juga tindakan yang diperlukan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan perusahaan sudah dilaksanakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu bagian tersendiri dalam perusahaan yang sifatnya Independen, dalam hal ini adalah pemeriksa internal (internal auditor), yang akan membantu manajemen mengamankan kekayaan perusahaan, menghasilkan informasi untuk dasar pengambilan keputusan manajemen yang bersifat objektif serta bertugas menilai efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan. Serta perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki prosedur dan pengendalian yang ada dengan dibantu oleh audit internal. Audit internal dapat membantu dalam menjalankan prosedur perolehan aset tetap.
II. KAJIAN LITERATUR 2.1. Review Penelitian
Penelitian pertama oleh Budiman dan Elim (2016) telah melakukan penelitian di PT. Hasjrat Multifinance Branch Manado, tentang analisis pengendalian intern aktiva tetap pada PT. Hasjrat Multifinance Cabang Manado, menyimpulkan bahwa pengendalian internal belum efektif dilaksanakan.
Hal ini dapat dilihat dari adanya dwifungsi tenaga kerja antara akuntansi dan keuangan dilakukan oleh satu orang, tidak adanya komite audit yang mengendalikan aktivitas perusahaan, tidak melaksanakan program pelatihan bagi karyawan, tidak pernah dilakukan secara fisik, pemeriksaan setahun sekali untuk aset tetap, tidak ada pemisahan belanja modal (capex) dan pengeluaran pendapatan serta masa manfaat aset tetap sudah habis bukan penghapusan aset tetap.
Penelitian kedua oleh Makaluas dan Pontoh (2018) telah melakukan penelitian pada PT Lumbung Berkat Indonesia, sebagai entitas perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tentunya hal ini perusahaan memiliki berbagai jenis aktiva tetap. Aset tetap Perseroan harus dijamin dengan : sarana pengendalian internal atas aset tetap yang akan mengawasi, mengendalikan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya aset tetap, menambah atau memperpanjang masa manfaat aset tetap dan meningkatkan operasional kontribusi dan kapasitas produktif aktiva tetap dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan properti. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT Lumbung Berkat Indonesia dan pembahasan yang ada, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pengendalian intern aktiva tetap akan berjalan efisien jika poin-poin yang ada pada elemen lingkungan pengendalian, risiko penilaian, kegiatan pengendalian, informasi terkait, dan pemantauan telah dilaksanakan dengan baik antara perusahaan untuk melakukan pencocokan fisik aset tetap, pembagian yang tepat dari fungsi dan tanggung jawab, memisahkan
pengeluaran pendapatan dan pengeluaran, berikut : asuransi terhadap aset tetap, membuat komite audit dan menerapkan penghapusan dan pelepasan aset tetap. Saran bagi perusahaan yang lebih baik untuk menggali pengetahuan dan penerapan pengendalian internal atas aktiva tetap yang baik agar kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien serta penyajian laporan keuangan dan informasi tentang aktiva tetap perusahaan akurat dan dapat diandalkan.
Penelitian ke tiga oleh Gerung dan Pontoh (2018) telah melakukan penelitian di PT. PLN (Persero) UP 3 Manado. Dalam menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan membutuhkan dan tidak pernah lepas dari peran aktiva tetap. Aset tetap merupakan salah satu aset perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan memiliki nilai materialitas yang besar.
Di PT. PLN (Persero) UP3 Manado, aset tetap merupakan salah satu aset dengan nilai materialitas yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian aset tetap untuk menjaga dan mengamankan aset tetap dari kemungkinan kesalahan, baik kesalahan pencatatan maupun kebijakan yang dibuat atas aset tetap itu sendiri. PT. PLN (Persero) UP3 Manado Tentunya memiliki berbagai macam aset tetap yang menunjang segala aktivitas perusahaan. Pengendalian internal aktiva tetap pada PT. PLN (Persero) UP3 Manado telah berjalan dengan baik. PT. PLN (Persero) UP3 Manado sangat memperhatikan unsur-unsur dalam penguasaan aset antar tetap. Meski telah menjalankan tugasnya dengan baik, PT. PLN (Persero) UP3 Manado tetap harus memperhatikan semua elemen yang ada untuk menghindari hal-hal yang merugikan perusahaan dalam hal ini PT. PLN (Persero) UP3 Manado.
Penelitian ke empat oleh Sinjal dan Runtu (2018) menyatakan bahwa PT. PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang ketenagalistrikan. PT. PLN (Persero) dituntut pemerintah untuk meningkatkan misi sosial dan mencari keuntungan. Tujuan utama PT. PLN (Persero) adalah untuk mendistribusikan tenaga listrik kepada masyarakat Indonesia secara merata. banyak bangunan, mesin, properti dan peralatan administrasi yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian internal atas aktiva tetap dengan baik untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Pengendalian internal yang baik sangat diperlukan untuk menjaga agar aktiva tetap suatu perusahaan atau entitas dapat mempertahankan umur manfaat aktiva tetap tersebut untuk memudahkan operasional perusahaan. Berdasarkan pengamatan PT. PLN (Persero), pengendalian intern aset tetap sudah efektif dan efisien, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kelengkapan dokumen dan pengarsipan. Pengarsipan sangat penting bagi suatu perusahaan karena arsip merupakan salinan dokumen yang dibuat dan diterima sebagai persyaratan yang harus dipenuhi untuk bahan administrasi, atau untuk bahan salinan atau bahan pengalaman jika terjadi kehilangan arsip asli.
2.2. Teori Audit
Sukrisno Agoes (2017:4) mengemukakan bahwa “suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Randal J. Elder et.al (2010:4), mendefinisikan Auditing sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence aboutinformation to determine and report on the degree of correspondencebetween the information and established criteria. auditing should be doneby a competent and independent person”. Artinya adalah “Pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.
2.3. Audit Internal
Sukrisno Agoes (2017:13) mendefinisikan Audit Intern sebagai berikut “Internal Audit (Pemeriksaan Intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan- ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku”.
Fungsi Audit Internal
Mulyadi (2010:211) mengemukakan bahwa fungsi audit internal adalah menyelidiki dan menilaipengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai tugas organisasi. Dengan demikian
fungsi audit internal merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas dari unsur-unsur pengendalian internal yang lain. Fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan- kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen. Tujuannya adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggungjawabnya dapat dilaksanakan secara efektif.
Tujuan Audit Internal
Institute of Internal Auditor yang diterjemahkan oleh Tugiman (2006:11) dalam bukunya yang dikutip oleh Rusdiana dan Saptaji (2018:255) “Standar Profesional Audit Internal” tujuan audit internal adalah sebagai berikut “Tujuan Internal Audit atau pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisa, penilaian, dan mengajukan saran-saran, tujuan pemeriksaan mencakup pengawasan pengembangan yang efektif dengan biaya-biaya yang wajar”.
Sukrisno Agoes (2017:205) mengemukakan tujuan pemeriksaan dilakukan oleh auditor internal adalah
“Untuk membantu semua pimpinan perusahaan (Manajemen) dalam menyelesaikan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian dan komentar mengenai kegiatan dalam pemeriksaan”.
Peran Audit Internal
Internal Auditor memiliki peran yang penting untuk membantu manajemen dalam mencapai kinerja perusahaan yang baik dan ditujukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Auditor Internal membantu manajemen mencapai kinerja yang baik dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengendalian intern serta memberikan catatan atas kekurangan yang ditemukan selama melakukan evaluasi.
2.4. Efektivitas
Mardiasmo (2018:134) dalam bukunya Akuntansi Sektor Publik Efektivitas adalah ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif. Sedangkan efektivitas menurut Mahmudi (2013:33) adalah sebagai berikut: “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.
Ukuran Efektivitas
Mardiasmo (2018:134) dalam bukunya Akutansi Sektor Publik menyebutkan beberapa ukuran efektivitas suatu organisasi yaitu: Kualitas, Produktivitas, Kesiagaan, Efisiensi, Penghasilan, Pertumbuhan, Stabilitas, Kecelakaan, Semangat kerja, Motivasi, Kepaduan, dan Keluwesan Adaptasi.
2.5. Pengendalian Intern
Mulyadi (2010:163) menyatakan bahwa “sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Definisi pengendalian intern menurut IAI (2012:319) adalah sebagai berikut : “Pengendalian Intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan kemungkinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan ini : (1).
Keandalan pelaporan keuangan, (2). Efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3). Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.
Tujuan Pengendalian Intern
Mulyadi (2010:163) mengemukakan bahwa tujuan dari pengendalian intern adalah menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Penerapan Pengendalian Intern
Unsur-unsur pokok struktur pengendalian intern dibagi menjadi empat, diantaranya:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang (otorisasi) dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap otorisasi, uang pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Komponen Pengendalian Intern
Komponen-komponen pengendalian intern Menurut COSO (2013:4) dalam Internal Control- Integrated Framework (ICF) adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Risiko
3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pemantauan atau Pengawasan
Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian intern yang baik adalah bukan struktur pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal, pengendalian intern juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern menurut Sanyoto (2009:253) adalah sebagai berikut:
1. Persekongkolan (Kolusi) 2. Perubahan
3. Kelemahan Manusia 4. Azas Biaya-Manfaat
2.6. Aset Tetap
Aset Tetap menurut Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (revisi 2011) adalah “Sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada orang lain atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.
Santoso (2013:3) mengemukakan “Aset Tetap merupakan aset yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam menunjang kegiatan atau operasi utama perusahaan, dimiliki tidak dimaksud untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun)”.
Penggolongan Aset Tetap
Martani (2012:271) berdasarkan jenisnya aset tetap dibedakan atas tanah, bangunan, peralatan, mesin-mesin, perkakas, perabot dan kendaraan.
III. METODE PENELITIAN
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa dari data yang ditemukan dan membandingkannya dengan teori yang ada, kemudian dianalisis penerapannya dalam praktek sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, metode analisis terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklarifikasi, dianalisis, dan selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu yaitu dengan menentukan bahwa sampel tersebut adalah pihak yang bisa memberikan informasi mengenai data yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, data yang diambil adalah data primer yang berupa hasil wawancara dengan auditor internal dan bagian operasional, serta data sekunder yang berupa SOP perusahaan maupun dokumen-dokumen aset tetap. Pengumpulan data melalui metode survey agar dapat diperoleh jawaban yang relevan, dapat dipercaya, objektif dan dapat dijadikan landasan analisis. Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian akan penulis bandingkan antara data yang dilapangan dengan data kepustakaan, kemudian
dilakukan analisis untuk dapat menarik kesimpulan. Metode dengan analisis data dengan memahami struktur organisasi untuk mengetahui fungsi-fungsi yang terkait, memeriksa dokumen-dokumen yang digunakan, memahami catatan akuntansi, dan mengetahui prosedur yang dijalankan terkait pelaksanaan pengendalian intern perolehan aset tetap.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Peran Audit Internal BPRS HIK Bekasi
Audit Internal berperan dalam hal menjalankan fungsinya sesuai dengan peran audit intern yang strategis dan dalam rangka memenuhi kewajiban untuk membuat perencanaan sebagaimana diatur dalam regulasi Bank Indonesia, maka Internal Audit & Kepatuhan telah menyusun Rencana Kerja Tahun 2017 yang diperlukan sebagai acuan pelaksanaan audit secara efektif, efisien, dan mendukung tercapainya rencana strategik perusahaan. Sesuai dengan tujuan audit intern BPRS HIK Bekasi yaitu:
1. Membantu semua tingkat manajemen dalam mengamankan kegiatan operasional bank yang melibatkan dana dari masyarakat.
2. Menjaga dan memastikan perkembangan bank kearah perkembangan yang wajar dan sehat.
Fungsi audit intern BPRS HIK Bekasi yaitu Membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan berdasarkan hasil audit dengan:
1. Membuat analisis dan penelitian di bidang operasional bank dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan (on-site) maupun pengawasan (off-site).
2. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang di-review kepada semua tingkatan manajemen.
3. Mengidentifikasi segala kemungkinan risiko dan penyimpangan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.
Audit Internal membuat Rencana Kerja Tahunan yang berisi tujuan audit, sasaran audit, tanggal audit. Rencana Kerja Tahunan dibuat oleh Kadiv. Audit Internal & Kepatuhan dan disetujui oleh Direktur Utama.
Audit Internal melaksanakan fungsinya sesuai apa yang telah tercantum dalam Rencana Kerja Tahunan, dan audit internal mengawasi setiap pengendalian intern yang ada di perusahaan. Dalam hal ini adalah pengendalian intern perolehan aset tetap yaitu bahwa audit internal berperan untuk memberikan opini dalam mempertimbangkan harga dari beberapa supplier, serta mengawasi dan mengawal proses pembelian yang dilakukan dilapangan sampai selesai agar tidak adanya kecurangan atau penyimpangan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) bahwa Audit Internal berperan penting terhadap efektivitas pengendalian intern aset tetap.
Peran Audit Internal di BPRS HIK Bekasi sesuai dengan unsur-unsur pengendalian intern dalam perolehan aset tetap sebagai berikut:
1. Audit Internal mengawasi dibentuknya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas dan telah adanya pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi pembelian aset tetap dan fungsi pencatatan aset tetap di BPRS HIK Bekasi.
2. Audit Internal mengawasi sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, serta telah adanya otorisasi dalam setiap perolehan aset tetap dan penambahan aset tetap oleh pihak yang berwenang di BPRS HIK Bekasi.
3. Audit Internal BPRS HIK Bekasi mengawasi praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, yaitu dengan adanya penggunaan formulir bernomor urut cetak yang merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi perolehan aset tetap dan adanya inspeksi pemeriksaan secara mendadak dengan berkoordinasi setiap unit organisasi yang bertujuan untuk mendorong karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
4. Audit Internal mengawasi dan ikut serta dalam menempatkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. BPRS HIK Bekasi telah menetapkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya diberbagai unit organisasi, termasuk fungsi operasional dalam perolehan dan pencatatan aset tetap, serta telah menseleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut pekerjaannya.
Berdasarkan hasil pengolahan data primer dan sekunder, dapat dilihat pelaksanaan audit internal di BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi berperan penting dalam efektivitas pengendalian intern
perolehan aset tetap. Audit Internal BPRS HIK Bekasi sangat penting dalam pengendalian intern perolehan aset tetap karena jika ada ketidaktaatan dan penyimpangan atas prosedur dan kebijakan yang diterapkan dapat segera diketahui secara cepat dan tepat.
Penulis menyimpulkan bahwa dalam pengendalian intern perolehan aset tetap, Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting. Hal itu terlihat dari keterlibatan Audit Internal pada setiap pelaksanaan perolehan aset tetap dan pengawasan terhadap unsur-unsur pengendalian intern. Audit Internal BPRS HIK Bekasi memberikan peranan pada pengendalian intern perolehan aset tetap, Audit Internal menjalankan dengan baik fungsinya sebagai tangan kanan Dewan Direksi dan mitra kerja Komite Audit dalam melakukan pengawasan. Semua tugas dan tanggungjawab yang dilakukan menunjukkan Audit Internal telah memenuhi perannya sebagai assurance dan konsultasi dengan memberikan jaminan atas pengendalian internal dan pencapaian tujuan operasional. Membantu auditee melalui pemberian saran untuk mencapai tujuan perusahaan dengan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomis.
4.2. Efektivitas Pengendalian Intern Perolehan Aset Tetap BPRS HIK Bekasi
Pengendalian intern dapat dikatakan efektif jika aktivitas perusahaan telah sesuai dengan unsur- unsur yang telah ditetapkan dalam pengendalian intern:
1. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, yaitu telah adanya pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi pembelian aset tetap dan fungsi pencatatan aset tetap di BPRS HIK Bekasi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, yaitu dengan adanya otorisasi dalam setiap perolehan aset tetap dan penambahan aset tetap oleh pihak yang berwenang di BPRS HIK Bekasi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, yaitu dengan adanya penggunaan formulir bernomor urut cetak yang merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi perolehan aset tetap dan adanya inspeksi pemeriksaan secara mendadak dengan berkoordinasi setiap unit organisasi yang bertujuan untuk mendorong karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Menempatkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. BPRS HIK Bekasi telah menetapkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya diberbagai unit organisasi, termasuk fungsi operasional dalam perolehan dan pencatatan aset tetap, serta telah menseleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut pekerjaannya.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder dan primer berupa kuesiner yang mengacu pada pokok masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Audit Internal BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi memiliki peranan penting dalam setiap aktivitas yang terjadi, salah satunya dalam pengendalian intern perolehan aset tetap, bahwa Audit Internal berperan sebagai badan pengawas dalam proses pembelian dan perolehan aset tetap agar tidak adanya kecurangan atau penyimpangan yang dilakukan, dan audit internal BPRS HIK Bekasi telah mengawasi dibentuknya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, mengawasi sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, mengawasi praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, mengawasi dan ikut serta dalam menempatkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.
2. BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Bekasi telah melakukan pengendalian intern atas perolehan aset tetap dengan baik dan berjalan efektif yaitu dengan adanya pemisahan fungsi antara fungsi pembelian aset tetap dengan fungsi pencatatan aset tetap, sehingga dalam pelaksanaannya telah berjalan dengan baik. Adanya otorisasi dalam setiap perolehan aset tetap dan penambahan aset tetap oleh pihak yang berwenang, adanya penggunaan formulir bernomor urut cetak dalam setiap perolehan aset tetap, adanya inspeksi pemeriksaan aset tetap secara mendadak, serta menetapkan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya diberbagai unit organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Edisi Keempat. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2010. Auditing and Assurance Service. Prentice Hall.
BPRS HIK Bekasi., 2017. Rencana Audit Tahunan. Bekasi www.bprshikbekasi.com
COSO. 2013. Internal Control – Integrated Framework: Executive Summary.
Durham : North California.
Erwin dan Elim. 2016. “Analisis Pengendalian Intern Aset Tetap Pada PT. Hasjrat Multifinance Cabang Manado”. Program Pendidikan Profesi Akuntansi. Vol 5, No 1 (2016): Accountability.
Gerung dan Pontoh. 2018. “Ipteks Pengendalian Intern Aset Tetap Pada PT. PLN (Persero) Up3 Manado”.
Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat, Vol. 02, No. 02, 2018, 104-107.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2009. Audit Sistem Informasi dan Pendekatan CobIT. Edisi Revisi. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia: Jakarta.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: YKPN
Makaluas dan Pontoh. 2018. “Ipteks Pengendalian Intern Aset Tetap Pada PT. Lumbung Berkat Indonesia”. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat, Vol. 02, No. 01, 2018, 01-05.
Mardiasmo. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Martani, Dwi. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Buku Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
Santoso, Imam. 2010. “Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting)”. PT. Refika Aditama:
Bandung.
Sinjal dan Runtu. 2018. “Ipteks Pengendalian Intern Aset Tetap Fiskal Pada PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Suluttenggo”. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat, Vol. 02, No. 02, 2018, 422-426.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal, Kanisisus, Yogyakarta.
Warren, C. Reeve and Duchac. 2017. Accounting, 26e.United State of America:
Cengage Learning.