• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengeluaran setelah perolehan Aset Tetap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengeluaran setelah perolehan Aset Tetap "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENYUSUTAN ASET PADA PT. PUTRA UTAMA GLOBAL MAKASSAR

Damianus Arifin Tejeng1, Arsyad Paweroi2, Daryanti3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

arifintejeng95@gmail.com1, apawaroi@gmail.com2, daryanti0508@gmail.com3 ABSTRACT

This study aims to find out how the treatment of Fixed Assets Accounting at PT. Main Putra Global. The research data used in this study is composed of types of data that is qualitative data while the data sources used are primary data and secondary data. Data collection techniques used were interview, observation, and documentation. The method used for the data is descriptive analysis method, which is a systematic process of finding the findings of researchers about the data collected, so that it allows understanding of the findings of this study explains that in calculating the costs of depreciation of fixed assets at PT. Putra Utama Global, using the straight-line method with no residual value. The calculation of fixed assets is based on the acquisition year regardless of which month the fixed assets are owned and used by the company, resulting in depreciation costs for the current year being higher than they should, while the book value for the following year is lower and the profit for the year is also reported lower.

Keywords: Accounting Treatment, Fixed Assets

PENDAHULUAN

Pada umumnya perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional selalu memerlukan berbagai peralatan, perlengkapan, dan sarana-sarana lainnya. Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Aset tetap dapat diartikan sebagai aset berwujud dalam bentuk siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu untuk digunakan dalam aktivitas operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki masa manfaat lebih dari satu siklus akuntansi

.

Aset tetap, memiliki wujud yang nyata, dan dimaksudkan untuk dalam kegiatan operasi perusahaan dan bukan untuk diperjual belikan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode. Aset tetap umumnya memiliki nilai yang besar sehingga dapat mempengaruhi posisi kekayaan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, penyajiannya memerlukan perlakuan khusus dan perhitungan yang teliti.

Menurut PSAK No. 16 perlakuan akuntansi yang berkaitan dengan aset tetap meliputi harga perolehan aset tetap, penyusutan

aset tetap pengeluaran setelah masa perolehan aset tetap, penghapusan aset tetap dan penyajian aset tetap didalam laporan keuangan. Untuk memperoleh aset tetap berwujud maka dapat dilakukan dengan cara pembelian tunai, pembelian angsuran atau kredit, ditukar dengan surat-surat berharga, ditukar dengan aset lain baik aset tetap sejenis maupun yang tidak sejenis, diperoleh dari hadiah atau donasi, dan aset tetap yang dibuat sendiri. Menurut PSAK No. 16 penilain aset tetap yang berwujud dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Sejalan dengan berlalunya waktu semua aset tetap yang digunakan dalam operasi perusahaan akan mengalami penurunan nilai kecuali tanah.

Oleh karena itu, maka diperlukan suatu metode pengalokasian harga perolehan secara sistematis sepanjang masa manfaat aset tersebut yang tetap dan konsisten akan memberikan nilai wajar dalam penyajian aset yang bersangkutan dalam laporan keuangan. Suatu aset tetap akan diakhiri pemakaiannya dalam kegiatan perusahaan, karena beberapa hal yang baik

(2)

sengaja maupun tidak sengaja. Pemberhentian aset yang di sengaja misalnya dijual atau ditukar dengan aset lainnya.

Suatu aset dihentikan, maka pertama-tama yang harus ditentukan dahulu adalah nilai buku aset tersebut, maka depresiasinya harus dihitung sampai dengan saat penghentian terjadi. Hal ini dimaksudkan agar aset tetap yang telah habis masa ekonomisnya tersebut tidak menimbulkan pemahaman yang salah kepada para pengguna laporan keuangan. Aset tetap yang sudah tidak dapat digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan harus di hentikan atau dihapuskan, dijual, ditukar dengan aset yang sejenis. Aset tetap merupakan harta kekayaan yang nilainya relatif material jika dibandingkan harta kekayaan lainnya.

Aset tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai aset tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aset relatif besar.

Dalam penyajian aset tetap pada laporan keuangan seharusnya dengan menggunakan metode yang sesuai untuk diterapkan pada setiap periode, yaitu metode garis lurus untuk bangunan dan metode jumlah angka tahun untuk kendaraan serta transportasi lainnya, dan dapat mengetahui nilai sisanya pada setiap akhir periode. Agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan, maka penyajian aset tetap di neraca harus sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

PT.Putra Utama Global merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha kontraktor dan property yang berada di jln kancil no 64 makassar. Sebagai perusahaan swasta yang telah berstatus perusahaan terbatas (PT).

Daftar aset tetap PT. Putra Utama Global antara lain tanah, gedung, bangunan, konstruksi kendaraan dan investaris kantor. Maka aset tetap perusahaan harus disajikan dan diungkapkan secara efisien karena sangat berkaitan dengan keandalan suatu laporan keuangan agar tidak terjadi miss interpretation bagi para stakeholders.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian proposal

yang berjudul “Analisis Penyusutan Aset Pada PT. Putra Utama Global”

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap dan kesesuaian akuntansi aset tetap menurut PSAK No. 16 pada PT. Putra Utama Global?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian akuntansi aset tetap kesesuain akuntansi aset tetap pada PT.Putra Utama Global dengan kesesuaian PSAK No. 16?

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas maka, manfaat penelitian yaitu:1)Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan tentang system perlakuan akuntansi aset tetap pada PT. Putra Utama Global. 2)Secara praktis a.Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan tentang perlakuan akuntansi aset tetap menurut pernyataan akuntasi PSAK No. 16. b.Sebagai salah satu sumber refrensi bagi kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama terkait dengan masalah perlakuan aset tetap yang sesuai dengan PSAK No. 16.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Ken Sabardiman Soetjipto (2016). Menurut Lilis Puspiwati (2011) Akuntansi adalah proses mengenal, mengukur, dan mengkomunikasikan informas ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan. Menurut American Accounting Assciation Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (soemarso, 2009).

Menurut Samryn (2015) Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan.

(3)

Menurut Anastasia Diana dan Setiawati (2017) aset tetap merupakan aset yang digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau tujuan administratif lain dan perkirakan akan digunakan salama lebih dari satu periode.

Menurut hermawan Dkk (2018) aset tetap adalah aset berwujud yang di peroleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat le bih dari satu tahun.

Menurut Hery (2017) aset tetap (fixed assets) adalah aset yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan (useful life) yang panjang. Menurut Warren, Dkk (2017), asset tetap (fixed aset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secar relatif memilki sifat permanen seperti: Peralatan, mesin, gedung dan tanah.

Menurut Regel (2018) aset tetap merupakan salah satu dari bagian dari kekayaan (sumber daya) bahkan harta yang dimiliki oleh setiap perusahaan bahkan entitas bisnis yang tidak diuangkan atau tidak dapat ditukar kembali.

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Ikatan Akuntansi Indonesia paragraf 06 (2014) bahwa: “Aset tetap adalah aset yang berwujud yang: 1.Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa untuk tujuan administratife. 2.Untuk dapat digunakan selama lebih dari satu periode.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan tentang pengertian dari aset tetap adalah sebagai berikut : 1)Tidak bermaksud untuk dijual kembali, aset tetap yang memiliki oleh suatu perusahan tidak di perjualbelikan, melainkan digunakan dalam kegiatan operasi normal perusahan. 2) Bersifat permanen, artinya aset tersebut biasanya digunakan lebih dari satu periode akuntansi.

Menurut Diana dan Setiawati (2017) Aset tetap diakui sebagai aset dan hanya jika:

1)Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi.masa depan dari aset tersebut.

2)Biaya perolehan dapat diukur secara handal.

3)Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal suku cadang, peralatan siap dipakai, dan peralatan pemeliharaan diakui sebagai aset tetap jika memenuhi definisi aset tetap. Namun, jika tidak maka suku cadang peralatan siap pakai untuk dan peralatan pemeliharaan diklafikasikan sebagai persediaan.

Menurut pengakuan aset tetap dalam PSAP No. 07 dan Buletin Teknis No. 09 Standar Akuntansi Pemerintah. Menurut PSAP 07 Paragraf 4 adalah aset yang berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah dan dimanfaatkan masyarakat umum. PSAP 07 mengatur kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap yaitu: 1)Berwujud. 2)Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan. 3)Biaya perolehan aset dapat diukur sacara handal. 4)Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas. 5)Diperbolehkan atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Harga perolehan aset tetap yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tersebut hingga aset tetap siap untuk beroperasi.

Menurut Anastasia Diana dan setiawati (2017) harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memproleh suatu aset pada saat perolehan atau kontruksi atau, jumlah yang didistribusikan pada aset pertama kali diakui.

Biaya perolehan aset tetap mencakup biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap tersebut. Aset tetap akan dilaporkan dalam neraca tidak hanya sebesar harga belinya saja, tetapi juga termasuk seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap siap untuk di pakai. Harga perolehan karena biaya yang tidak membuat aset tetap tersebut siap dipakai bukan harga perolehan tetapi harus diakui sebagai beban periode berjalan.

Menurut Horngren dan Harrison (2007) harga perolehan adalah harga beli ditambah dengan pajak yang dikenakan komisi pembelian dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang aset terrsebut, sampai aset tersebut siap untuk digunakan.

Menurut Anastasia Diana dan setiawati (2017) harga perolehan aset tetap meliputi:

(4)

1)Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan diskon pembelian dan potongan lain. 2)Setiap biaya dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang inginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. 3)Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap.

Menurut PSAK No. 16 paragraf 29 (2014) Martani (2016) Entitas memilki 2 model sebagai kebijakan akuntansi dan menerapakan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelas yang sama. 1)Model biaya setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicata sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penuruanan nilai aset.

2)Model Revaluasi setelah pengakuan sebagai aset , aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penuruanan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.

Menurut Hery (2015) bahwa penyusutan merupakan alokasi periodik dan sistematis dari harga perolehan aset selama periode-periode berbeda dengan yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset selama masa manfaatnya. Penyusutan suatu aset dimulai ketika aset siap digunakan, sesuai dengan maksud manajemen. Dengan adanya penyusutan, maka nilai dari aset tetap tercatat tidak lagi dapat mewakili nilai dari manfaat yang dimiliki aset tetap tersebut.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK No.16 adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

Menurut Hery (2012: 279), nilai buku aset (harga perolehan, yang merupakan biaya historis dikurangi akumulasi penyusutan) adalah harga perolehan aset yang tersisa untuk pemakaian

diperode yang akan datang dan buka merupakan nilai estimasi atas aset tetap saat ini.

Menurut Hermawan (2018) bahwa pelepasan aset tetap lebih diartikan sebagai pemberhentian pemanfat aset tetap karena dijual dan ditukar, yang bisa jadi memberikan manfaat lanjutan setelah dijual. Sedangkan penghentian aset tetap lebih diartikan sebagai tidak ada lagi manfaat lanjutan dari aset tetap yang bersangkutan.

Penjualan aset tetap yang dilakukan oleh perusahan membawa konsekuensi logis yakni adanya laba, rugi, atau impas. Laba penjualan aset tetap terjadi bila harga jual melebihi nilai buku aset tetap. Jurnal yang perlukan untuk transaksi adalah:

Tabel 1 Penjualan

Perkembangan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari informasi keuangannya. Salah satu bentuk informasi keuangan yang dihasilkan oleh

perusahaan adalah laporan keuangan.Menurut PSAK No. 16 paragraf 73 laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap: 1)Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto.

2)Metode penyusutan yang digunakan. 3)Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.

4)Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awa dan akhir periode.5)Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.

Penyajian aset tetap menurut Dwi Martiani (2012) ; 290) “aset tetap disajikan di neraca (laporan posisi keuangan) dibagian aset tidak lancar.

Menurut Suwardjono (2014:578), pengukapan secara konseptual merupakan bagian intergral dari pelaporan keuangan.

1)Laporan neraca. Berikut ini unsur-unsur penyajian aset tetap a)Tanah. b)Bangunan.

c)Kendaraan. d)Peralatan. e0Inventaris kantor.

No Keterangan Ref Debit Kredit

1 Kas Rp. Xxx

2 Akumulas Depresiasi Rp. Xxx

3 Aset Tetap

Rp.

Xxx

4 Laba Penjualan Rp. xxx

(5)

2)Laporan laba rugi. a)Di dalam laporan laba rugi, dilaporkan biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari b)Beban penyus utan merupakan pengakuan atas pengguanaan manfaat potensial dari suatu aset. c)Keuntungan atau kerugian yan timbul dari penghentian atau pelepasan.

3)Laporan arus kas. a)Pembayaran sejumlah kas untuk memproleh aset tetap. b)Peneriaman kas dari penjualan aset tetap.

Menurut Aria Farahmita (2012) laporan keuangan juga mengungkapkan, antara lain:

1)Keberadaan dan jumlah restruksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang. 2)Jumlah pegeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset yang dalam pembangunan. 3)Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap. 4)Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukan dalam laporan laba rugi komprehensif, jika tidak diungkapkan serara terpisah pada laporan laba rugi komprehensif.

Jika aset tetap disajikan pada jumlah revalusian, hal yang harus diungkap antara lain: 1)Tanggal efektif revaluasi. 2)Apakah penilaian independen dilibatkan. 3)Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset. 4)Penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan harga yang dapat diobservasi (observableprices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar terakhir yang wajar atau destimasi menggunakan teknik penilaian lainya. 5)Jumlah tercatat setiap kelompok aset tetap jika aset tersebut dicatat dengan modal biaya, buka model penilaian.

6)Surplus revaluasi, yang menunjukan perubahan selama periode dan pembatasan- pembatasan distribusi kepada pemegang saham.

Oleh karena itu, pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam me-review kebijakan yang dipilih dan memungkinkan perbandingan dengan estimasi lain. Entitas mengungkapkan sifat dan dampak perubahan estimasi akuntansi yang berdampak material pada periode karena adanya perubahan pada estimasi nilai residu, estimasi nilai pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu

aset tetap, umur manfaat dan metode penyusutan.

Menurut Anastasia dan Setiawati (2017:237) bahwa setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mengalami penurunan nilai.

Perusahaan harus mempertimbang informasi dari sumber eksternal dan internal. 1)Informasi dari sumber eksternal antara lain: a)Penurunan nilai aset secara signifikan lebih dari perkiraan awal akibat dari pemakaian normal. b)Akan terjadinya perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi, atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau dipasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas. c)Suku bunga besar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode tersebut dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurun jumlah terpulihkan aset secara material. d)Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi pasarnya. 2)Informasi dari sumber internal yang dapat berdampak pada penurunan nilai aset antara lain: a)Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset. b)Akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang akan berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh atau cara aset digunakan. c)Kinerja ekonomi aset ternyata lebih buruk dari yang diekspektasikan semula.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini berawal dari masalah yang bersifat dan membatasi permasalahan yang ada pada rumusan masalah. Rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat pernyataan. metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana meneliti adalah sebagai kunci instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatf lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Putra Utama Global di Jln. Kancil No. 64 Kota Makassar. Waktu penelitian dilakukan selama (dua bulan). 1)Jenis Data. a)Data kualitatif

(6)

adalah data yang berbentuk, kata-kata atau gambar, yang mengandung makna. Jenis data ini berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, proses produksi dan informasi yang lainnya. b)Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka, atau dalam bentuk skala nonmerik. Data yang digunakan penelitian ini adalah data kuantitatif. 2)Sumber Data. a)Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara.

Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh melalui wawancara kepada manajer dan pihak yang terkait dengan penelitian ini. b)Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitian seacara tidak langsung melalui media perantara sebagai bahan bacaan landasan teori yang relevan dengan permasalahan.

Teknik pengumpulan dat yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan: 1)Wawancara. Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancara (interviewee) melalui komunikasi langsung. Bertujuan untuk mengadakan penilitian terhadap perlakuan akuntansi aset tetap pada PT. Putra Utama Global. 2)Dokumentasi. Dokumentasi yaitu cara pemungutan data dengan menggunakan arsip dan dokumentasi-dokumentasi dari perusahan yang bersangkutan.

Analisis data merupakan suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara, observasi, catatan lapangan dokumen, foto dan material lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan, sehingga memungkinkan pemahaman temuan penelitian dapat di sajikan dan diinformasikan pada orang lain. Yang bertujuan untuk menggambarkan dan menerapkan fenomena atau situasi social yang diteliti.

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)Aset tetap adalah asset yang digunakan dalam produksi atau penyedianan barang atau jasa, untuk

disewakan kepada pihak lain, atau tujuan administratif lain dan perkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode. 2)Penyusutan yaitu penurunan nilai dari harga suatu asset tetap kecuali tanah.3)Bangunan adalah tempat yang digunakan untuk mengoperasikan perusahaan

PT. Putra Utama Global, didirikan berdasarkan Akta pendirian No. 27 pada tanggal 17 desember 2011 yang dibuat dihadapan notaris Nini Savitri, sarjana hukum, Notaris di Makasaar. Dan telah mendapat pengesahan dari Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusannya No. C/475.HT.03.01.Th.2001 tertanggal 16 November 2001, kepada Tuan Hartawan Ishak Djare SE, perseroan ini dibuat untuk jangka waktu tidak terbatas tujuan dibuat perseroan ini dibuat untuk jangka waktu tidak terbatas tujuan dibuatnya perseroan ini melanjutkan usaha- usaha Perseroan Komanditer CV. Putra Utama yang didirikan pada tanggal 03 April 2002, dibuat dihadapan Trisna waty Nadir Notasri di kabupaten Gowa sungguminasa dan di ubah dengan Akta tertanggal 28 Februari 2008 dan Akta tertanggal 30 April 2009. Nomor 03 keduanya dibuat dihadapan Notaris Purnamawati SE.

Pengakuan Akuntansi Aset Tetap Aset tetap pada PT. Putra Utama Global diaku sebesar biaya perolehan dengan rincian daftar aset tetap (lihat Tabel 4.2): Hal tersebut sesua dengan PSAK No.16 paragraf 7 Tahun 2014 biaya perolehan. a)Besar kemungkinan manfaat ekonomi dari aset tersebut akan mengalir ke perusahaan. b)Biaya perolehan aset tersebut dapat diperoleh atau diketahui secara handa Pengukuran Saat Pengakuan Aset Tetap aset tetap pada awalnya dicatat sebesar harga perolehannya. Dalam hal perolehan aset tetap.

Perolehan aset tetap pada PT. Putra Utama Global semuanya diperoleh dari pembelian yaitu:a)Tanah yang dibeli dengan harga sebesar Rp. 770.000.000. b)Bangunan yang di beli dengan harga Rp. 850.000.000. c)Kendaraan yang dibeli dengan harga Rp. 3.161.625.000.

d)Inventaris kantor yang dibeli dengan harga Rp.

277.099.000. Sebagaimana telah sesuai dengan PSAK No 16 paragraf 23 Tahun 2011 menyatakan bahwa Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan.

(7)

Tabel 2 Daftar Aset Tetap

No Nama Aset

Tahun peroleha

n Nilai Perolehan

Per 31 Desember 2016

Penambaha n

Penguranga n

Per 31 Desember 2017

I Tanah

1

2

Tanah di Jln Minasa upa

Tanah di Jln Minasa Moncongloe

270.000.000

500.000.000 0

0 0

0

270.000.000

500.000.000

Jumlah Tanah 770.000.000 0 0 770.000.000

II Bangunan

1

Kantor Di Jln Poros

Moncongloe 850.000.000 0 0 850.000.000

Jumlah Bangunan 850.000.000 0 0 850.000.000

III Kendaraan

1 Mobil Xenia 220.000.000 0 0 220.000.000

2 Motor byson 21.875.000 0 0 21.875.000

3 Motor Honda 15.750.000 0 0 15.750.000

4 Mobil Marcedes

1.600.000.0

00 0 0

1.600.000.0 00

5 Mobil Jeep-

Cherokee 900.000.000 0 0 900.000.000

6

Mobil Toyota Hi-

Lux 197.000.000 0 0 197.000.000

7 Motor Kawasaki 37.000.000 0 0 37.000.000

Jumlah Kendaraan

2.991.625.0

00 170.000.000 0

3.161.625.0 00

Iv Inventaris Kantor

1 Komputer 4.500.000 0 0 4.500.000

2 Printer 500.000 0 0 500.000

3 Meja Kantor 7.500.000 0 0 7.500.000

4 Sofa 5.000.000 0 0 5.000.000

5 Komputer 3 Unit 12.000.000 0 0 12.000.000

(8)

Sumber:PT. Putra Utama Global

3)

Pengeluaran setelah perolehan Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha akan memerlukan pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Biaya-biaya yang digunakan selama penggunaan aset tetap pada PT. Putra Utama Global yaitu biaya operasional sebagai beban yang dikeluarkan untuk kendaraan, biaya PDAM dan listrik sebagai pemeliharaan untuk bangunan, dan biaya inventaris. Biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar tetap dalam kondisi yang baik.

Penjelasan diatas sesuai dengan PSAK No. 16 paragraf 12 dan 14: pengeluaran yang terkait aset tetap (setelah perolehan aset tetap) menurut PSAK No. 16 yaitu entitas tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut.

Sebaliknya, biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering dideskripsikan sebagai perbaikan dan pemeliharaan aset tetap. 4)

Penyusutan Aset Tetap PT. Putra Utama Global untuk penyusutan aset tetapnya menggunakan

metode garis lurus dengan hasil perhitungan penyusutan aset tetap.

5)

Penghentian Pengakuan Aset Tetap aset tetap yang tergolong rusak berat harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya (data terlampir).

Daftar aset tetap yang tergolong rusak berat dan berkemungkinan tidak memiliki manfaat ekonomis lagi harusnya dilakukan penghentian pengakuan, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak PT. Putra Utama Global dikarenakan pembuatan laporan belum sepenuhnya dapat dibuat pihak PT. Putra Utama Global dikarenakan perusahaan merasa belum terlalu penting membuat laporan penghentian pengakuan aset tetap.PT. Putra Utama Global belum melakukan penghentian pengakuan aset tetap yang sesuai dengan PSAK 16.1)Tanah yang berlokasi di jln Minasa Upa senilai Rp.

270.000.000 dan dijln. Minasa Moncongloe senilai Rp. 500.000.000 dengan total keseluruhan Rp. 770.000.000.

2)Bangunan yang berlokasi di jln Poros Moncongloe senilai Rp. 850.000.000.

3)Kendaraan pada PT. Putra Utama Global terdiri dari 3 unit motor senilai Rp. 74.625.000 dan 4 unit mobil senilai Rp. 2.917.000.000. Pada tahun 2017 terjadi penambahan kendaraan senilai Rp. 170.000.000 sehingga total keseluruhan Rp 3. 161.625.000 tidak ada data atas penambahan kendaraan tahun 2017 terkait jenisnya.

4)Inventaris kantor yang terdiri atas:

computer, printer, meja kantor, sofa, computer 3 unit, printer 3 unit, kursi kantor 6 buah, lemari arsip dan meja resesonis, kulkas, ac 2 unit, dispenser, meja computer 4 unit, meja direktur, kursi direktur, ac 3 unit, kursi tamu, dan kursi tamu Liverpool dengan total keseluruhan senilai Rp. 125.209.000 pada tahun 2017 terjadi penambahan inventaris kantor sebesar Rp. 151. 800.000. sehingga total nilai innventaris kantor, menjadi Rp. 227. 009.000, tetapi tidak ada data tentang jenis inventaris yang bertambah.

Printer 3 Unit 9.000.000 0 0 9.000.000

Kursi Kantor 6

Buah 4.800.000 0 0 4.800.000

Lemari Arsip &

Meja Resesonis 32.000.000 0 0 32.000.000

Kulkas 3.250.000 0 0 3.250.000

AC 2 Unit 6.500.000 0 0 6.500.000

Dispenser 500.000 0 0 500.000

Meja Kompter 4

Unit 4.000.000 0 0 4.000.000

Meja Direktur 5.000.000 0 0 5.000.000

Kursi Direktur 15.000.000 0 0 15.000.000

AC 3 Unit 10.000.000 0 0 10.000.000

Kursi Tamu 1.798.000 0 0 1.798.000

Kursi Tamu

Liverpool 3.594.000 0 0 3.594.000

Jumlah Inventaris

Kantor 125.209.000 151.800.000 0 227.009.000

JUMLAH ASET

TETAP 4.736.834.000,00 321.800.000 5.058.634.000

(9)

Tabel 3 Perbandingan Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

PENUTUP

1)Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan saat pengakuan awal aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penuranan nilai. Pengakuan awal aset tetap diakui sebesar biaya perolehan aset tersebut, biaya peroelehan mencakupi harga beli, biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan maksud manjemen termasuk estimasi awal biaya pembokaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi lokasi, dan siap digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. 2)PT. Putra Utama Global Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan kontraktor. Nilai aset tetap pada PT. Putra Utama Global tergolong tinggi untuk jenis aset kendaraan yaitu mobil Mercedes dan mobil jeep-Cherokee.

3)Dalam menghitung biaya penyusutan aset tetap pada PT. Putra Utama Global menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu. Perhitungan aset tetap berdasarkan tahun perolehan tanpa memperhatikan bulan berapa aset tetap dimilki dan digunakan perusahaan, sehingga mengakibatkan biaya penyusutan untuk tahun berjalan menjadi lebih tinggi dari yang semestinya sedangkan nilai buku untuk tahun berikutnya dibukukan lebih rendah dan

laba tahun tersebut juga di laporkan lebih rendah.

4)Beban pemeliharaan dan perbaikan yang nilainya tidak material dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Kapitalisasi atas beban pemeliharaan, perbaikan, pemugaran, penambahan, pelunasan, dan lainnya, dilakukan jika jumlahnya material dan menambah masa manfaat atau kapasitas aset.

Aset tetap yang sudah tidak dapat digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset yang bersangkutan,sedangkan laba atau rugi dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. 5)Perlakuan akuntansi aset tetap yang dilakukan oleh PT. Putra Utama Global meliputi: pengakuan, penyusutan aset tetap, penyajian dan pengungkapan aset tetap telah sesuai dengan PSAK No. 16

1)PT. putra Utama Global dalam perlakuan akuntansi aset tetap aga konsisiten mengacu pada PSAK No.16. 2)Sebaiknya aset tetap yang tidak digunakan untuk kegiatan yang berhubungan operasional PT. Putra Utama Global di keluarkan dari daftar aset tetap.

3)Agar PT. Putra Utama Global dalam melakukan daftar investor aset tetap memperlakukan asas manfat dari nilai aset sehingga laba peruasahaan bisa bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, D., & Lilis, S. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: CV. Andi offset.

Astria, I. (2017). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada RSUD DR. Soebratno Gemolong. Sragen:Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Aria Farahmita, (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasi PSAK, Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Baridwan, (2004). Akuntansi Intermediate.

Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: BPFE UGM.

Daryanti, (2018). Perlakuan Akuntansi Dan telah Bagi Hasil Produk mudharabah Berdasarkan PSAK 105 Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar.

No

Perlakuan Akuntansi

PSAK NO 16

PT.

Putra Utama Global

Tingkat kesesuaian Keteranga YA TIDAK n

1

Pengakuan Akuntansi Aset Tetap

Kemungkinan besar entitas akan memproleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut.

Biaya perolehan dapat diukur secara andal

aset tetap pada PT.

Putra Utama Global diakui jika aset itu memberikan manfata ekonomis dan dapat diukur

1.

2

Pengukuran Saat Pengakuan Aset Tetap

menyatakan bahwa Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan

Pencatatannya harga beli aset tetap serta biaya-biaya lain sudah termasuk dalam total biaya perolehan

1.

3

Pengeluaran setelah perolehan Aset Tetap

biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya

biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan diakui sebagai biaya perbaikan dan pemeliharaan

2.

4

Penyusutan Aset Tetap

Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut

mengelompokka n pencatatan beban penyusutan suatu aset sesuai kelompok tertentu

3.

5

Penghentian Pengakuan Aset Tetap

Pada saat di lepaskan atauPada saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan pelepasannya.

Belum menerapkan penghentian pengakuan

(10)

Dwi Martiani, (2012). Akuntansi Menengah.

Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Erwin Siyadi (2013) Analisis Akuntansi Aset Tetap Pada PT. Mutiara Bahtera Riau Pekan Baru

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Aset Tetap.

Jakarta: Dewan Stanadar Akuntansi Keuangan.

Lilis Puspitawati, (2011). Sistem Informasi Akuntansi Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Martiani, D., Siregar, S.V., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E. (2016) Akuntansi Keuangan Menengah, Berbasis PSAK. Jakarata: Salemba Empat.

Rudianto, (2012). Pengantar Akuntansi.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Regel, T. M. Monossoh H., Warogan, J.D.L (2018) Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Penanggulan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado.

Samryn, (2015). Pengantar Akuntansi. Edisi Ke Empat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Suwardjono, (2014). Akuntansi keuangan.

Jakarta: Rajawali Pers.

Soemarso. S.,R. (2009). Pengantar Akuntansi. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Warren, C.S., Reeve, J.M., & Duchac, J.

(2017) Pengantar Akuntansi 1

Adaptasi Indonesia Edisi 4, Cetakan

Ke 2. Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Deteksi lingkaran CHT dengan nilai mulitrad berbeda Nilai parameter Circle Hough Transform yang digunakan untuk mendapatkan lingkaran sideview roda kendaraan adalah sebagai berikut :

Namun pada PT Buana Sriwijaya Sejahtera perusahaan tidak menambahkan setiap biaya yang dikeluarkan saat memperoleh aset tetap sampai saat aset tersebut siap untuk digunakan.. PT Buana