• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran baitul maal wat tamwil (bmt)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peran baitul maal wat tamwil (bmt)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

Semua ini merupakan upaya untuk menjelaskan peran Baitul Maal Wat Tamwil (BMT L-Risma) Pekalongan dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu, peran pengusaha kecil dan menengah masih relatif kecil jika dibandingkan dengan peran ekonomi penting lainnya. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Peranan Baitul Mal Waat Tamwil (BMT L-RISMA) Pekalongan dalam upaya pemberdayaan usaha kecil dan menengah”.

RUMUSAN MASALAH

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran BMT L-RISMA Pekalongan dalam upaya pemberdayaan Usaha Kecil Menengah. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah dan wawasan tentang upaya pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi para pembaca dan peneliti sendiri mengenai upaya pemberdayaan usaha kecil dan menengah.

Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi para pembaca dan peneliti sendiri mengenai upaya pemberdayaan usaha kecil dan menengah. deskripsi) dari suatu keadaan atau peristiwa” 5. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau mempunyai ciri bahwa datanya diatur dalam keadaan wajar atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tindakan yang diubah dalam bentuk simbol-simbol atau angka, sedangkan kata penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan dalam proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan menggunakan cara atau metode yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan 6.

Sumber data

Sumber informasi digali dari orang-orang yang dianggap sangat mengetahui konsep dan aplikasi pembiayaan BMT L-RISMA Pekalongan Informasi ini diperoleh dari Manager, Marketing dan Accounting Officer BMT L-RISMA yang secara konseptual mengetahui dan memahami seluruh BMT memiliki. kegiatan L-RISMA. Sumber data yang diharapkan dapat mendukung penelitian dalam mengungkapkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga sumber data primer menjadi lebih lengkap. Untuk mendapatkan data terkait penelitian ini, peneliti mencari informasi yang diperlukan tentang peran BMT L-RISMA.

LANDASAN TEORILANDASAN TEORI

PEMBERDAYAAN

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah upaya membangun kekuatan diri sendiri, dengan cara mendorong, memotivasi dan menyadarkan potensi yang dimiliki serta berusaha mengembangkannya. Dalam konteks ini, diperlukan langkah-langkah yang lebih positif, selain hanya menciptakan iklim dan suasana yang kondusif. Wrihatmolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan Pengantar Pemberdayaan Masyarakat, (PT. Gramedia, Jakarta).

Pengembangan usaha daerah berbasis potensi dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi usaha mikro, kecil dan menengah. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

USAHA KECIL DAN MENENGAH 1. Pengertian Usaha Kecil Dan Menengah

Di Indonesia, usaha mikro termasuk dalam kategori usaha kecil dan menengah yang didefinisikan sebagai kegiatan usaha, di bidang industri, pertanian atau jasa, baik milik perseorangan maupun keluarga, kerjasama antar partai dan koperasi, dengan aset maksimum mencapai Rp. Berdasarkan definisi di atas, secara operasional dapat dikatakan bahwa ekonomi kerakyatan atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada dasarnya adalah kegiatan yang mengandalkan sektor riil yang mampu memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dan tersedia dalam serapan masyarakat. , dan hasilnya ditunjukkan untuk kemakmuran seluruh masyarakat, bukan untuk orang atau kelompok tertentu. Meskipun Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjanjikan masa depan perekonomian nasional, namun seringkali dihadapkan pada berbagai dilema atau hambatan dalam pengembangannya.

Masalah pembiayaan merupakan salah satu kendala krusial bagi keberlangsungan usaha kecil dan menengah (UKM)30. Dalam pengembangan usaha kecil dan menengah juga terdapat beberapa kendala yang harus diatasi yaitu. 30 Muhammad, Permasalahan dan Prospek Bank Syariah di Indonesia. hal.18. menengah, karena usaha kecil dan menengah pada umumnya adalah perseorangan atau perusahaan tertutup.

Keterbatasan sumber daya manusia usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilan mempengaruhi pengelolaan pengelolaan usaha, sehingga usaha dapat berkembang secara optimal. Tujuan usaha mikro, kecil, dan menengah adalah “menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan”. Berdasarkan keterangan di atas, prinsip dan tujuan usaha mikro, kecil, dan menengah adalah mewujudkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan membangun perekonomian nasional yang berkeadilan bagi masyarakat.

Sejarah BMT L-RISMA Pekalongan

BMT L-Risma didirikan berdasarkan kondisi masyarakat yang lebih mengenal sistem bunga dibandingkan dengan sistem bagi hasil syariah. BMT L-Risma sesuai dengan namanya pada awal pendiriannya merupakan anggota RISMA Masjid Al-I'anah. Sebaliknya, BMT L-Risma bertujuan untuk maju dan berdakwah dalam hal ekonomi yang berwawasan Islam.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMT L-Risma mempersilakan masyarakat untuk menjadi anggota pendiri sebagaimana mestinya. Untuk itu dibentuklah suatu lembaga yang bertujuan menegakkan nilai-nilai syariah melalui dakwah melalui lembaga keuangan syariah, meskipun tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan modal pengusaha mikro dan menengah secara keseluruhan. Pada awal Januari, tepatnya tanggal 14 Januari 2010, kami mulai mendapatkan izin dari Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dan sebagai badan hukum dengan nomor 01/BH/X.7/I/2010 BMT L-Risma dapat mendirikan baitul mal wa tamwil berbasis syariah yang dapat membantu perekonomian masyarakat.

Beberapa tahun terakhir, keberadaan dan perkembangan lembaga keuangan syariah di masyarakat semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya lembaga keuangan syariah dan baitul kali wa tamwil. Visi, Misi dan Tujuan BMT L-Risma Pekalongan Visi dan Misi BMT L-Risma Pekalongan adalah sebagai berikut: 38 Visi : “Menjadi lembaga keuangan syariah.

2. Konversi BMT L-Rism menjadi lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat dalam melakukan transaksi tanpa riba.

Struktur BMT L-RISMA Pekalongan

Direksi adalah manajemen puncak yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen perusahaan yang diberi wewenang oleh dewan komisaris di bawah RUPS dan menjalankan fungsi manajemen operasional. Manajer adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tertentu. Pemasaran merupakan manajemen lapisan kedua, pemasaran bertanggung jawab untuk memproses pelaksanaan kegiatan pemasaran dan pembiayaan kepada pelanggan.

Account Officer (AO) bertanggung jawab atas pelaksanaan pembiayaan pembayaran calon klien, kesehatan klien, proses aplikasi, analisis hingga pembinaan dan bimbingan serta penggantian. Finance and legal administration adalah unit yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proses pembiayaan, khususnya aspek legal pembiayaan, kelengkapan dan keabsahan dokumen nasabah, kondisi fisik agunan, penilaian agunan, administrasi. Remedial merupakan unit bisnis yang bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas penyelesaian pembiayaan, menjaga kemacetan pembiayaan perusahaan dan terus mengupayakan kebugaran yang baik.

Pedagang bertanggung jawab atas pelaksanaan penagihan simpanan dan pembiayaan tunai atau pemindahbukuan buku nasabah dan bertanggung jawab atas penyimpanan dan administrasi uang tunai. Customer service bertanggung jawab terhadap nasabah dan kepentingan rekening tabungan, deposito dan memberikan informasi mengenai produk-produk yang dimiliki oleh perusahaan. Merupakan unit yang melakukan pencatatan transaksi, memproses jurnal administrasi dan memelihara laporan keuangan untuk kegiatan operasional masing-masing perusahaan yang menjadi tanggung jawab unit akuntansi.

Bagian Umum merupakan unit kerja yang berfungsi dalam mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan.

Produk-Produk BMT L-Risma

Departemen umum merupakan unit kerja yang bekerja menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. atau Rp 50.000,- per bulan.Pembayaran bisa dicicil atau dicicil.Arisan ini menggunakan sistem gugur satu rombongan atau rombongan 300 orang. 20.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp 5.000,- Bagi hasil dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian dan diberikan setiap bulan dengan pembagian (rasio) penyertaan keuntungan sebesar 30 : 70. Saldo minimal yang harus Anda sisakan adalah Rp 20.000,- Ada juga program penarikan "Si Fitri Berbagi Rezeki" dengan sistem poin yang berlaku kelipatan Rp 100.000 dan akan dibagikan setiap tahun. c) Si Hanum (tabungan haji dan umrah). Rasio bagi hasil nasabah dengan BMT L-Risma periode 1 bulan 25:75, periode 3 bulan 30:70, periode 6 bulan 35:65, periode 12 bulan 40:60, periode 24 bulan 50:50, memiliki rekening di Si Fasilitas Suka ARO (automatic overturning). e) Tabungan Qurban (Tabungan Qurban dan Aqiqah) yang hanya dapat diambil sebelum hari raya qurban atau aqiqah Pembukaan rekening atas nama perorangan atau lembaga dengan setoran awal Rp.

Bagi hasil dihitung dari saldo harian rata-rata dan diberikan setiap bulan dengan bagi hasil (rasio) 30 : 70. Saldo minimal yang tersisa adalah Rp 25.000. f) Si Suka (Tabungan Sukarela). Tabungan yang dapat ditambah dan ditarik setiap saat Mudah, praktis dan aman Pembukaan rekening atas nama perorangan atau lembaga dengan setoran awal Rp. 10.000,- dan setoran minimum lainnya adalah Rp 5.000,- Bagi hasil dihitung dari saldo rata-rata harian dan diberikan setiap bulan dengan bagi hasil (nisbah) sebesar 22:78. Saldo minimal yang tersisa adalah Rp10.000. g) Si Tama (Tabungan Wisata).

Tabungan yang hanya bisa ditarik pada akhir tahun atau menjelang tahun baru. Pembukaan rekening atas nama perorangan atau lembaga dengan setoran awal Rp. Bagi hasil dihitung dari saldo harian rata-rata dan diberikan setiap bulan dengan rasio bagi hasil 30:70.Saldo minimal yang harus tersisa adalah Rp 25.000. Musyarakah adalah pembiayaan kolaboratif untuk perusahaan produktif dengan rasio modal terhadap bagi hasil 50:50.

Mudharabah adalah pembiayaan koperasi untuk usaha produktif dimana BMT sebagai pemberi dana dan anggota adalah pihak yang memutar modal dengan perbandingan modal dan bagi hasil yang ditawarkan antara 35:65.

Peran BMT L-RISMA dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah

  • Pembardayaan UKM pada BMT L- RISMA
  • Prosedur Pembiayaan Pada BMT L- RISMA
  • Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Pemberdayaan di BMT L-
  • Tujuan Pemberdayaan di BMT L-RISMA Pekalongan

Produk layanan yang diberikan oleh BMT L-Risma adalah sebagai berikut:46 1) pembayaran PLN, pembayaran pulsa dan telkom. 2) Transfer online (menerima dan mengirim). BMT L-RISMA adalah pembiayaan koperasi untuk usaha produktif dengan rasio modal dan bagi hasil yang ditawarkan antara 50:50. BMT L-RISMA wakalah adalah layanan BMT untuk membayar sesuatu yang dibutuhkan anggota dengan pelaksanaan upah/iuran yang disepakati.

Peran lain yang dilakukan oleh BMT L-RISMA adalah pemberdayaan usaha kecil dan menengah dengan mengadakan pelatihan. Sebelum menerima pembiayaan, pengusaha kecil dan menengah harus memenuhi prosedur yang diterapkan oleh BMT L-RISMA. Terbentuknya kelompok pelaku usaha, dengan adanya kelompok atau paguyuban pelaku usaha, dapat dijadikan sebagai wadah atau tempat tukar menukar informasi antar anggota kelompok, guna memudahkan pemberdayaan yang akan dilakukan. oleh BMT L-RISMA Pekalongan.

Permasalahan teknis, permasalahan teknis yang dihadapi pelaku usaha terkait dengan teknik pemasaran, kurangnya perhatian pelaku usaha kecil dan menengah dalam realisasi proses pemasaran, mengakibatkan kurang berkembangnya usaha kecil menengah dan apakah BMT L-RISMA mengalami kendala . dalam melakukan pemberdayaan, oleh karena itu pemberdayaan harus lebih dimaksimalkan dengan melihat usaha kecil menengah berbasis keberdayaannya, agar proses pemberdayaan tidak salah arah dan lebih terarah. Keterbatasan sumber daya manusia, dalam pengembangan usaha kecil dan menengah sumber daya manusia yang terbatas seringkali menjadi kendala dalam pemberdayaan, karena kurangnya sumber daya manusia yang kompeten maka BMT L-RISMA harus menyediakan sumber daya manusia yang kompeten sehingga ketika usaha kecil diberdayakan. dan menengah dapat melakukannya dengan baik. Dalam pembiayaan BMT L-RISMA telah menawarkan produk pembiayaan yaitu: Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Wakalah dan Ijarah.

Dengan melakukan pembinaan, BMT L-RISMA Pekalongan memberikan pembinaan kepada anggotanya melalui pelatihan dan seminar.

SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Koperasi Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian, BMT sebagai lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi yang