• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik (S-1)

Oleh:

PUTRI WINDI HANDAYANI 217.010.91.056

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTARASI PUBLIK

MALANG 2021

(2)

Ilmu Administasi Universitas Islam Malang, Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Sape Kabupaten Bima).

Dosen Pembimbing I : Dr. Afifuddin, S.Ag., M.SI Dosen Pembimbing II : Dr. Sunariyanto, S.Sos., M.M

Peran budaya organisasi merupakan salah satu pola dari asumsi dasar yang ditemuka n, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisas i bisa mengatasi, menanggulangi permasalahan yang timbul akibat adaptasi ekternal dan interna l yang sudah berjalan cukup baik sehingga perlu diajarkan dan diterapkan kepada anggota, kinerja pegawai Camat Sape Kabupaten Bima harus direformasi supaya tanggapan terhadap perubahan yang semakin cepat sehingga diharapkan dapat menciptakan kinerja pegawai yang mampu berkerja secara profesional. Salah satu tantangan besar yang dihadapi instansi pegawai Camat Sape Kabupaten Bima adalah melaksanakan kinerja secara efektif dan efesien, karena selama ini instansi pemerintah diidentikkan dengan kinerja yang berbelit-belit. Penelit i berusaha menganalisis peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai pada Kantor Camat Sape Kabupaten Bima.

Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apa saja yang menjadi bagian dari peran, faktor pendukung dan penghambat berserta dampak Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai Kantor Camat Sape Kabupaten Bima, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpula n data menggunakan wawancara secara mendalam, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai melakukan beberapa tahap, dari mulai faktor pendukung dan penghambat, kemudian dampak budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai ini melibatkan beberapa pihak yaitu anggota pegawai Kantor Camat Sape Kabupaten Bima.

Kata Kunci: Peran, Faktor Pendukung dan Penghambat, Dampak Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai.

(3)

of Administrative Sciences, Malang Islamic University, The Role of Organizational Culture in Improving Employee Performance (Study at the Sape Sub district office, Bima Regency).

Supervisor I : Dr. Afifuddin, S.Ag., M.SI Supervisor II : Dr. Sunariyanto, S.Sos., M.M

The role of organizational culture is a pattern of basic assumptions that are found, created or developed by a certain group with the intention that the organization can overcome, overcome problems that arise due to external and internal adaptations that have been going well enough so that they need to be taught and applied to members, performance The employees of the Sape Sub-district of Bima Regency must be reformed so that the response to changes is faster so that it is expected to create employee performance who are able to work professionally. One of the big challenges faced by the employees of the Sape Sub-district of Bima Regency is to carry out their performance efficiently, because so far government agencies have been identified with convoluted performance. The researcher tried to analyze the role of organizational culture in improving employee performance at the Sape Sub-district Office, Bima Regency.

The purpose of this study, namely to find out what is part of the role, supporting and inhibiting factors along with the impact of Organizational Culture in Improving Employee Performance at the Sape Sub-district Office, Bima Regency, the method used in this study is a qualitative descriptive method with data collection techniques using in-depth intervie ws, observations and documentation.

The results showed that in the process of the role of organizational culture in improving employee performance, there were several stages, starting from the supporting and inhibit ing factors, then the impact of organizational culture in improving employee performance involved several parties, namely members of the Sape District Office of Bima Regency.

Keywords: Role, Supporting and Inhibiting Factors, Impact of Organizational Culture in Improving Employee Performance.

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, berkerja sama membutuhkan keberadaan manusia lainnya, oleh karena itu keberadaan sebuah organisasi sangat diperlukan sebagai suatu wadah yang menghimpun atau mempermudah manusia dalam bekerja sama. Untuk sumber daya manusia merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam suatu organisasi yang menjadi perencana dalam setiap aktivitas-aktivitas organisasi. Sumber daya manusia merupakan asset yang harus terus menerus diperhatikan untuk memiliki kinerja yang baik, sehingga dapat mengembangka n organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.

Sistem tersebut dapat berjalan dengan semestinya jika individu-indi vid u yang ada di dalamnya berkewajiban mengaturnya, yang berarti selama anggota atau individunya masih suka dan melaksanakan tanggung jawab sebagaimana mestinya maka organisasi tersebut akan berjalan dengan baik.

Dalam kondisi lingkungan tersebut, manajemen dituntut untuk mengembangkan cara baru untuk mempertahankan pegawai pada produktifitas tinggi serta mengembangkan potensinya agar memberikan konstribusi maksima l pada organisasi tersebut ada individu yang bisa menerima dan juga yang tidak bisa juga menerimanya, yang mungkin bertentangan dengan budaya yang dimiliki.

a. Quality terkait dengan proses atau hasilmendekati sempurna / ideal dalam memenuhi maksud dan tujuan.

(5)

2

b. Timelines terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan.

c. Komunikasi Interpersonal terkait dengan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama diantara sesame pekerja dan anak buah.

Menurut Hartley (dalam Sarwono, 2002), komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok, jadi komunikasi interpersonal antara pegawai yang terjalin dengan baik, baik sesama pegawai maupun dengan yang lainnya akan memberi dampak yang positif terhadap iklim organisasi yang dirasakan pegawai, dengan komunikasi interpersonal yang lancar tersebut, pegawai akan merasa dihargai dan diakui pendapat dan prestasi kerja yang dihasilkannya, dan pada akhirnya iklim organisasi yang dirasakan pegawai akan tercermin dalam bentuk, berkerja dengan maksimal, disiplin dan bertanggung jawab, dan kondisi inilah yang sangat diinginkan oleh para pegawai.

Peneliti memilih desa ini sebagai lokasi peneliti karena di Desa Naru Timur, terutama Dusun Kalende merupakan salah satu desa di Kecematan Sape Kota Bima.

Desa ini memiliki sumber daya alam yang begitu besar, seperti hasil pertanian, hasil nelayan, keindahan alam, budaya dan lain sebagainya. Selain itu pula, Desa Naru Timur yang Aman sejak dikembangkannya pada tahun 2016 mulai dikenal sebagai desa yang Aman Dan Tentram, bahkan pula di desa ini telah terdapat berbagai fasilitas dan pelayanan Satpam di berbagai desa yang datang berkunjung.

(6)

3

Undang-Undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk memberika n kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik 16 Tahun 2014. Penentuan responden ini menggunakan teknik Accidental Sampling respondennya adalah Masyarakat di Kecamatan Sape yang datang ke kantor kecamatan dan telah menerima pelayanan dari pegawai kecamatan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama 30 hari kerja, didapatkan data bahwa kinerja pegawai kantor kecamatan Sape, masuk kategori

“Baik” dengan nilai 79,79 dengan beberapa catatan yang berasal dari masyarakat yang harus segera diperbaiki.

Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggaraan pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintah yang baik serta untuk memberi perlindunga n bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayan publik.

Organisasi merupakan suatu system yang saling mempengaruhi satu sama lain, apabila salah satu dari sub system tersebut rusak, maka akan mempenga r uhi

(7)

4

sub-sub yang lain. organisasi tersebut akan berjalan dengan baik, Dalam kondisi lingkungan tersebut, manajemen dituntut untuk mengembangkan cara baru untuk mempertahankan pegawai pada produktifitas tinggi serta mengembangka n potensinya agar memberikan konstribusi maksimal pada organisasi. Kinerja karyawan camat sape harus direformasi supaya tanggap terhadap perubahan yang semakin cepat sehingga di harapkan dapat menciptakan kinerja pegawai yang mampu bekerja secara professional. Salah satu tantangan besar yang dihadapi instansi karyawan camat sape adalah melaksanakan kinerja secara efektif dan efisien seperti permasalahan yang muncul ketika terjerat pada kasus korupsi apparat dirjen pajak yang padaakhirnya menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadapbirokrasi maka hal ini pun berimbas pada ketidak percayaan masyarakat kepada departeman keuangan secara structural, termasuk pada karyawan camat sape. Sehingga hal ini menjadi permasalahan bagi kepercayaan publik.

1. Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM)

Hal tersebut dikuatkan dengan fakta di kecamatan sape lebih 50% usia produktif hanya tamatan sekolah dasar (SD) khususnya di camat sape yang jauh dari ibu kota kecamatan sape seperti rata-rata dari mereka setelah tamat langsung menikah atau bekerja disisi lain ketidak berhasilan pemerintah dalam melakukan sosialisasi terhadap pentingnya tambah lagi di tingkat nagari perangkat nigari tidak kompeten terbukti dari belum lengkapnya buku administrasi dan tidak mampu untuk mengoperasikan komputer, sumber daya manusia memberikan pengaruh yang besar dalam melakukan kegiatan administrasi, karena sumber daya manusia secara langsung mempengaruhi pola pikir pribadi sehingga sulit untuk mencerna perintah dan menerima masukan

(8)

5

dari orang lain, serta bersikap keras apabila diingatkan, hal tersebut secara nyata mempengaruhi penyelenggaraan di camat sape.

2. Aksesibilitas yang sulit ke kantor camat sape

Topografi camat sape yang berbukit-bukit dan curam sudah menjadi barang tentu memiliki medan jalan yang bervarinsi dan curam, khususnya camat yang berada paling ujung, pancung taba yang berjarak 20km dari kantor camat sape.

Ironisnya tidak ada penyediaan jasa angkutan umum seperti bus atau motor ojek, sulitnya akses ini membuat masyarakat “malas” untuk datang ke kantor camat sape karena harus menempuh perjalan yang cukup jauh dengan medang yang sulit, disisi lain belum tersedianya fasilitas layanan jaringan telekomunikasi paling ujung tersebut sering membuat masyarakat “kecewa” karena tidak bisa menghub ungi pihak camat sape dulu sebelum ke kantor sehingga tidak bisa mendapatkan keinginannya seperti persyaratan yang dibawa tidak lengkap sehingga harus bolak balik dan atau pada kesempatan tersebut camat sape sedang dinas luar sehingga tidak ada di tempat sehingga harus kembali lahi pada lain kesempatan sehingga kegiatan terganggu.

3. Belum tersedia fasilitas lain penunjang kegiatan administrasi

Ironis memang melihat kehidupan masyarakat sebagian besar penduduk hanya mengandalkan penerangan lilin, secara tidak langsung hal ini berdampak pada penyelenggaraan belum terjangkaunya perusahaan listrik negara (PLN) sehingga tidak ada pihak swasta penyedia layanan jasa seperti cetak pas foto, fotocopy, printing, dan kegiatan penunjang administrasi lain. Hal tersebut membuat

(9)

6

penyelenggaraan di camat sape terhambat perubahan tersebut, menuju ke arah prestasi karyawan yang lebih baik.

Organisasi yang kuat mempunyai peranan kelangsungan hidup organisas i yang lebih baik, setiap pegawai sangat menghayati nilai-nilai, norma-norma organisasi, kesepakatan terhadap stukturisasi dan peraturan perundang-unda nga n yang ada. Sebaiknya, budaya organisasi yang lemah dapat dilihat dari adanya kerawanan terhadap perpecahan, timbulnya kecurigaan dan saling tidak percaya antara anggota satu dengan anggota lainnya. Lemahnya inisiatif dan disiplin pribadi, semakin tinggi sistem pengawasan yang ketat, menurunnya kinerja pegawai sehingga mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.

Berdasarkan latar belakang mengenai tuntutan peran yang dijalankan oleh aparatur pegawai Camat Sape secara efesien, efektif, transparan, dan akuntabel yang mengacu pada adanya reformasi birokrasi maka diperlukan kajian yang lebih dalam tentang Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai.

Sehingga penulis tertarik untuk menulis judul : Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Sape Kabupate n Bima).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

(10)

7

1. Bagaimana peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai Kantor Camat Sape Kabupaten Bima ?

2. Bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat dalam peningkata n kinerja pegawai Kantor Camat Sape Kabupaten Bima ?

3. Bagaimana dampak budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai Kantor Camat Sape Kabupaten Bima ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai Camat Sape Kabupaten Bima.

2. Untuk mengertahui faktor pendukung dan penghambat dalam peningkata n kinerja pegawai Camat Sape Kabupaten Bima

3. Menjelaskan dampak budaya organisasi guna peningkatan kinerja pegawai Kantor Camat Sape Kabupaten Bima

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

(11)

8

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi reverensi bagi penelit ia n lain yang berminat melakukan penelitian yang berkaitan dengan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dalam pengembanga n ilmu administrasi khususnya kebijakan publik terkait peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu berguna sebagai saran bagi pegawai.

(12)

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kantor Camat Sape mengenai Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja Pegawai (studi kasus: Kantor Camat Sape Kabupaten Bima) dan sesuai dengan tujuan penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kantor Camat Sape sangatlah memungkinkan untuk terus dikembangka n, Menjadi peran budaya menata atau memprogramkan untuk menyus un segala kegiatan agar tertata rapih apa yang harus dikerjakan.

2. Faktor pendukung sudah sesuai yang diharapkan pegawai, dan faktor penghambat di Kantor Camat Sape yaitu fasilitas yang ada di Kantor tersebut belum sesuai yang diharapka pegawai, baik dari pegawai maupun masyarakat.

3. Demikian secara garis besar, budaya kerja sama yang ada di Kantor Camat Sape sangat penting meningkatkan kinerja pegawai yang berwujud kepada produktifitas pelayanan dalam mencapai tujuan organisasi. Kantor Camat Sape menunjukkan bahwa budaya dibangun dengan menciptakan tujuan, kemudian nilai- nilai yang diharapkan dapat digunakan untuk membentuk budaya agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Dengan adanya budaya tepat waktu dalam menjalankan kegiatan dengan perilaku kerja sama yang kuat di Kantor Camat Sape membuat pegawai dapat memahami kebutuhan nilai- nilai budaya yang ada mampu merangsang semangat kerja, serta

(13)

pegawai di Kantor Camat Sape cukup baik dalam meningkatkan kinerja pegawai.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan pengaruh budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai.

a. Saran Praktis

1. Bagi pemerintah peneliti ini dapat meningkatkan peran budaya organisasi dalam peningkatan kinerja pegawai secara terus menerus lebih baik lagi tanpa memberatkan masyarakat.

2. Bagi Kantor Camat Sape

1) Meningkatkan tersediaan saranan dan prasaranan yang dapat menunjang kenyamanan warga selama proses berlangsungnya.

2) Memaksimalkan ketersedian sumber daya yang ada di Kantor Camat Sape sehingga pelaksanaan pegawai dapat berjalan lebih baik dan efektif.

3) Menjaga agar kondisi ruangan pegawai tetap dalam keadaan yang bersih sehingga masayarakat selalu merasa nyaman, damai dan tentaram.

4) Selalu menjaga sikap dan keramahan terhadap warga supaya warga merasa di hargai.

(14)

pegawai.

2.Bagi penulis dapat melakukan penelitian dengan aspek yang diteliti tidak hanya peran pegawai di Kantor Camat Sape saja, tetapi dapat melibatka n aspek lain seperti budaya Kantor Camat Sape serta lainnya.

(15)

The Rites and. Rituals Of Corporate Life dan Pandangan Dari Tom Petters dan Robert.

Anwar, Prabu Mangkunegara. 2005. Bandung : Manajemen Sumber Daya Manusia.

PT. Remaja Rosdakarya.

Alisyahbana. 1990. Dalam Budaya Human Behavior At Work Organizational Behavior.

Chatab, Nevizond. 2007. Bandung : Budaya Organisasi.

Denison R. 1990. New York :Corporate culture and organizational effectiveness.

Gibson, SR. 1990. Principles Of Nutritional Assesment. London: Oxford University Press.

Lofland.2006.Dikutip Oleh (Dr. Lexy J Moleong). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung.

Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian K ualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT.

Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Mathis, L.Robert dan Jackson. 2001.Jakarta : Manajemen Sumber Daya Manusia. Neuman, W Lawrenc. 2003. Social Research Methods.

Qualitative and Kuantitative Approaches.

(16)

Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta

Patton. 1980. MetodePenelitian Kualitatif.Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Robbins, Stephen p., 2006. Perilaku Organisasi Jilid II, Ahli Bahasa Hadayana Pujaatinaka. Prenhalindo, Jakarta.

Schein. 1992.Dalam Buku Organizational Culture andLeadership.

Sugiyono. 2009,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung: Alfabeta.

Sumber Jurnal dan Skripsi:

w. s. Winkel dan Sri Hastuti (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

Budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang memiliki peran tertentu pada kondisi pegawai dalam melakukan tugasnya sekaligus sebagai representasi pola yang kompleks dari

Peran budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja anggota DPRD Kota M agelang ditinjau dari identitas organisasi, menyatukan organisasi, reduksi konflik, motivasi, dan

Menurut Schein dalam Sutrisno (2010:10) budaya organisasi adalah pola asumsi-asumsi dasar yang oleh suatu kelompok telah ditemukan, dibuka, atau dikembangkan melalui

Tujuan penelitian adalah mengetahui secara empiris peran budaya organisasi dalam meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kepuasan pegawai dan kinerja

Selanjutnya Schein (dalam Ndraha, 2005) memberi definisi budaya organisasi yang bersifat operasional yaitu suatu pola asumsi dasar, diciptakan, ditemukan dan dikembangkan

budaya organisasi adalah pola asumsi-asumsi dasar yang oleh suatu kelompok telah ditemukan, dibuka, atau dikembangkan melalui belajar untuk memcahkan masalah- masalah

Budaya organisasi bisa juga dilihat sebagai norma, nilai- nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama

Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan