PAPER
PERAN DAN STRATEGI PEMIMPIN PERUBAHAN
Oleh:
Alya Irzzaq Nahya (210131600908) Dinda Rahma Nafi’a (2101316000829)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DAPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEPTEMBER 202
Manajemen perubahan pendidikan melibatkan kajian teoriktik dan empirik untuk mengelola perubahan dalam sistem pendidikan. Kajian teoritik dan empirik digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan dalam sistem pendidikan juga untuk mengembangkan strategi dalam mengelola perubahan. Hal tersebut diuraikan dalam
1. Pentingnya Manajemen Perubahan dalam Pendidikan
Perubahan adalah konstan, pemahaman terhadap perubahan akan membantu organisasi untuk mempersiapkan diri di dalam melaksanakan perubahan. Perubahan pada umumnya berkaitan dengan perubahan lingkungan organisasi atau kehidupan masyarakat misalnya munculnya ide-ide baru atau inovasi-inovasi dalam tata kehidupan masyarakat, kekuatan-kekuatan yang mengarah pada
kemajuan atau perbaikan. Manajemen perubahan adalah proses terus-
menerus memperbaharui organisasi berkenaan dengan arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang selalu berubah.
Menurut (Herita, 2016)Manajemen perubahan adalah proses sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana, dan sumber daya yang diperlukan untuk mengelola perubahan dalam organisasi, termasuk lembaga pendidikan. Tujuan utama dari manajemen perubahan yaitu berupaya untuk meningkatkan kinerja dari suatu Lembaga Pendidikan dengan cara merubah bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik. Manajemen perubahan juga dapat diartikan sebagai pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan, keadaan yang diinginkan merupakan suatu keadaan yang lebih baik.
Jika manajemen perubahan dikaitkan ke dalam organisasi sekolah ataupun Pendidikan maka menghasilkan manajemen perubahan sekolah adalah proses pengelolaan sumber daya sekolah untuk membawa keadaan sekolah sekarang (sekolah dengan KTSP) menuju keadaan sekolah yang
diinginkan (sekolah dengan kurikulum tahun 2013). Dalam melakukan proses pengelolaan yang baik, menurut Terry (1978) dalam (Nuryanto A, 2015) menggunakan fungsi fungsi manajemen yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengendalian).
Manajemen perubahan sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu lembaga pendidikan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan memperbaiki kualitas Pendidikan yaitu Manajemen
perubahan dapat membantu lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas Pendidikan, Menghadapi perubahan lingkungan: Perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan dapat mempengaruhi lembaga pendidikan. Manajemen perubahan dapat membantu lembaga pendidikan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut, Meningkatkan efisiensi:
Manajemen perubahan dapat membantu lembaga pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan mengidentifikasi dan menghilangkan proses yang tidak efektif,
Meningkatkan kepuasan siswa dan guru: Manajemen perubahan dapat membantu lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan memastikan bahwa siswa dan guru merasa didukung dan didorong untuk menciptakan perubahan yang positif.
2. Kajian Teoritik 1 – Penggunaan Teknologi dalam pembelajaran Perubahan dalam penggunakan teknologi pada bidang Pendidikan didasari oleh beberapa konsep manajemen perubahan. Dalam penggunaan teknologi pembelajaran manajemen perubahan pada aspek pengelolaan untuk menuntun inovasi dan perubahan. Pada sebuah konsep penggunaan teknologi Pendidikan, manajemen perubahan diperlukan guna membantu Lembaga Pendidikan untuk dapat beradaptasi dengan sebuah perubahan teknologi yang semakin berkembang.
Pada era yang sudah sangat berkembang ini pengunaan teknologi sudah sangatlah lumrah digunakan. Termasuk di dalam dunia Pendidikan, sudah sewajarnya dunia Pendidikan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran.
Kata teknologi dipahami oleh banyak orang sebagai suatu mesin atau hal
yang memiliki kaitannya dengan permesinan. Lain halnya dengan
teknologi Pendidikan menurut (Riyana, 2008)yang memiliki makna yang luas, karena teknologi Pendidikan merupakan sebuah perpaduan dari unsur manusia, mesin , ide, prosedur, dan pengelolaannya. Adanya teknologi Pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Teknologi dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi Pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses.
Sebagai suatu produk teknologi Pendidikan mudah untuk dipahami karena sifatnya yang lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya. Sebagai sautu proses teknologi pendiikan dapat dipahami sebagai suatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, serta organisasi untuk memecahkan masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah yang mencakup segala aspek belajar manusia.
Sejalan dengan adanya hal tersebut, maka teknologi Pendidikan lahir dari adanya sebuah permasalahan Pendidikan. Permasalahan Pendidikan sendiri yang masih terus terjadi hingga sampai saat ini meliputi pemerataan kesempatan memperoleh Pendidikan. Peningkatan mutu/
kualitas, relevansi, dan efisiensi Pendidikan.
3. Kajian teoritik 2 – Kurikulum dan Metode Pembelajaran
Perubahan dalam kurikulum dan metode pengajaran merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Menurut Nasbi I, 2017 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran adalah langkah operasional atau
implementatif dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran (Nasbi I, 2017). Metode pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. ujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan social.
Beberapa konsep kunci yang terkait dengan perubahan kurikulum dan metode pengajaran antara lain kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum tersembunyi, dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan singkat tentang konsep-konsep tersebut:
1. Kurikulum Berbasis Kompetens
Kurikulum berbasis kompetensi adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa. Kurikulum ini menekankan pada hasil belajar yang diinginkan, dan siswa diharapkan dapat mengembangkan
kompetensi-kompetensi tertentu melalui pembelajaran yang dilakukan.
2. Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum tersembunyi adalah kurikulum yang tidak tercantum secara eksplisit dalam rencana pembelajaran, tetapi tetap mempengaruhi pembelajaran yang dilakukan. Kurikulum tersembunyi dapat berupa nilai-nilai, norma-norma, dan sikap-sikap yang ditanamkan dalam pembelajaran.
Teori-teori ini relevan dalam pendidikan karena dapat membantu dalam pengembangan kurikulum dan metode pengajaran yang lebih efektif. Dengan menggunakan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi,
siswa dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dengan
memperhatikan kurikulum tersembunyi, guru dapat memastikan bahwa nilai-nilai dan sikap yang diinginkan juga ditanamkan dalam
pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan teori-teori ini dapat membantu dalam menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi siswa.
4. Kajian Teori 3 - Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Dalam konteks manajemen perubahan Pendidikan, kepemimpinan memiliki peran yang penting dalam memimpin dan mengarahkan suatu perubahan. Kepemimpinan merupakan proses daya dan upaya untuk mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan Bersama. Fitri S, 2022 Menyatakan bahwa kepemimpinan atau leadership merupakan suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan.
Budaya organisasi bisa diartikan sebagai sebuah tatanan atau sistem yang di bangun secara bersama baik datangnya dari pemimpin ataupun dari anggota yang tergabung di dalamnya, bisa berupa ide, kebiasaan, nilai nilai, dan sebuah sistem yang dijadikan pedoman dan acuan untuk
mengikat seluruh anggota yang tergabung di dalamnya. Jika suatu budaya organisasi tidak di lestarikan dan tidak relate dengan keadaan saat ini dapat dipastikan organisasi tersebut tidak akan bisa maju. Karena hal hal yang menyebabkan suatu budaya organisasi tersebut berubah adalah pengaruh dari internal dan eksternal. Oleh karena itu, dalam menjaga budaya organisasi pemimpin memiliki peran yang penting dan dibutuhkan suatu dorongan atau usaha dari seorang pemimpin untuk terus memimpin organisasinya yang dipimpin dalam segala perubahan yang terjadi.
Kajian teori tentang kepemimpinan dan budaya organisasi adalah aspek penting dalam manajemen organisasi. Hubungan antara
kepemimpinan dan budaya organisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja organisasi dan bagaimana orang di dalamnya berinteraksi.
Adapun teori yang berkaitan penting dengan kepemimpinan dan budaya organisasi diantaranya :
1. Teori Kepemimpinan Transformasional
Pada teori ini yang dikemukakan oleh James MacGregor Burns menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional berfokus pada kemapuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan melalui inspirasi, motivasi, dan perubahan nilai – nilai mereka.
Kepemimpinan transformasional sering kali berperan dalam
membentuk budaya organisasi yang kuat dan positif. Para pemimpin transformasional menciptakan lingkungan di mana anggota organisasi merasa termotivasi untuk berkontribusi secara aktif dan kreatif.
Budaya organisasi yang dihasilkan cenderung inklusif, inovatif, dan berorientasi pada pengembangan individu.
2. Teori Kepemimpinan Servant (Pelayan)
Teori kepemimpinan ini diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf.
Kepemimpinan servant menekankan peran pemimpin dalam melayani kebutuhan dan perkembangan bawahan mereka. Pemimpin servant lebih fokus pada pemberdayaan bawahan dan menciptakan budaya organisasi yang mendukung pemberdayaan ini. Ini dapat menciptakan budaya organisasi yang lebih kolaboratif, dengan hubungan yang lebih kuat antara pemimpin dan bawahan.
3. Teori Budaya Organisasi Schein
Edgar Schein adalah salah satu tokoh utama dalam kajian budaya organisasi. Teorinya menekankan bahwa budaya organisasi adalah hasil dari nilai-nilai, keyakinan, dan norma yang berakar dalam organisasi. Kepemimpinan memiliki peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi budaya organisasi. Pemimpin yang efektif harus memahami budaya organisasi yang ada dan memiliki kemampuan untuk membentuk budaya yang diinginkan. Teori Schein menekankan pentingnya keterlibatan pemimpin dalam proses perubahan budaya organisasi.
Pentingnya memahami teori kepemimpinan dan budaya organisasi adalah agar pemimpin dalam dunia pendidikan dapat membentuk lingkungan yang mendukung pembelajaran dan perkembangan siswa secara efektif.
5. Kajian Empirik 1 – Implementasi Teknologi dalam Pembelajaran Secara umum teknologi ditafsirkan sebagai apa saja yang dapat memberikan kemudahan bagi kita dalam banyak hal. Perubahan tidak dapat dijauhkan dari kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi
informasi di dalam sebuah organisasi akan dapat mengimbangi perubahan- perubahan yang terjadi, serta mampu mengubah pola komunikasi atau interaksi yang berlangsung baik secara vertikal atau horizontal. Teknologi memberikan aspek pembelajaran yang berbeda yang sudah bisa jika tanpa bantuan dari guru. Pengimplementasian teknologi pada pembelajaran tidak hanya memberikan manfaat bagi para peserta didik dalam mengetahui cara belajar materi yang dipelajari namun teknologi juga dapat membantu peserta didik mempelajari keterampilan dengan menggunakan program teknologi. Pengimplementasian teknologi dalam pembelajaran merupakan sebuha upaya sadar yang dilakukan guna untuk menciptakan pelajaran terstruktur untuk kecerdasan majemuk tertentu.
Menurut (Rusydyah 2019) ada beberapa model pembelajaran yang menggunakan teknologi dalam pembelajaran yaitu
1. Web-Based Learning
Model pembelajaran ini cocok apabila digunakan untuk jarak jauh, peserta didik menggunakan sebuah situs web, yang didukung dengan jaringan internet yang memadai.
2. Computer-Based Learning
model pembelajaran yang menggunakan sebuah sitem dalam koputer 3. Virtual Education
Model pembelajaran ini digunakan apabila peserta didik dan pendidik terpisah antara jarak dan waktu.
4. Digital Collaboration
Model pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh informasi serta untuk berbagi ide melalui pemanfaatan jaringan internet oleh peserta didik yang berasal dari kelompok atau komunitas lain.
Adapun model Substitusi, Augmentasi, Modifikasi, dan Redefinisi (SAMR) atau Subtitution, Augmentasi, Modification, Redefinition. Model yang di gagass oleh Ruben Puentedura
1. Substitusi
Teknologi dijadikan sebagai pengganti peralatan yang dipakai dengan tidak ada perubahan fungsi dalam proses belajar mengajar. Contohnya seperti komputer dengan perangkat lunak seperti Miccrosoft Word yang memiliki fungsi menggantikan proses menulis yang biasa dilakukan dengan pena dan kertas.
2. Augmentasi
Teknologi digunakan sebagai pengganti peralatan yang dipakai dengan adanya penambahan atau perbaikan fungsi. Contohnya seperti kita menggunakan perangkat lunak yang sama dengan memanfaatkan fungsi yang tersedia, misalnya fungsi untuk memeriksa ejaan, bahkan tata bahasa pada tulisan kita di Microsoft Word
3. Modifikasi
Teknologi ini memungkinkan untuk mengubah cara kerja kita menjadi lebih baik. Adanya perubahan fungsional yang signifikan dalam pembelajaran. Teknologi komputer diperlukan agar ruang kelas ini berfungsi memungkinkan umpan balik teman dan guru, penulisan ulang yang mudah, dan rekaman audio. Pertanyaan tentang keterampilan menulis semakin banyak berasal dari siswa sendiri.
Contoh: Dengan menggunakan komputer yang sama,
kita bisa melakukan koneksi ke internet. Dengan menggunakan aplikasi Google Docs, kita bisa melakukan proses kerja secara bersama-sama dengan rekan yang berjauhan. Dengan Google Docs, teman kita bahkan bisa mengoreksi apa yang sudah kita lakukan.
4. Redefinisi
Teknologi memungkinkan untuk menciptakan cara kerja yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Pada tingkat ini, tugas kelas umum dan teknologi komputer ada bukan sebagai tujuan tetapi sebagai dukungan untuk pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa belajar konten dan keterampilan dalam mendukung konsep-konsep penting ketika mereka mengejar tantangan untuk menciptakan video berkualitas
profesional. Contohnya , dengan tetap menggunakan internet dan perangkat lunak yang lebih bagus, kita bisa membuat proses menulis menjadi lebih kaya dengan menggunakan aplikasi multimedia. Aplikasi ini bisa dipakai untuk misalnya mendongeng dengan digital.
6. Kajian Empirik 2 - Evaluasi Perubahan Kurikulum
Adanya perubahan kurikulum merupakan suatu hal wajar terjadi dalam dunia pendidikan saat ini. Cakupan dalam evaluasi kurikulum dapat dilihat dari alur penjabaran mulai tujuan pendidikan hingga kegiatan pembelajaran dan penilaiannya. Perlu dicermati setiap langkah penjabaran dimulai dari penjabaran kompetensi lulusan ke kompetensi kurikulum, kemudian silabus, dan RPP hingga pada pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi implementasi kurikulum mencakup evaluasi kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan kegiatan ekstra kurikuler (Kartowagiran 2013). Dilakukan juga penilaian kinerja guru yang memberikan pelajaran pada peserta didik. Perlu dicermati dan juga dikaji adanya butir akhlak mulia pada kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler. Apabila dalam implementasinya kurikulum yang dilakukan belum baik maka boleh saja tetap dilakukan namun harus melakukan perbaikan dalam pengimplementasiannya.
Adapun langkah-langkah dalam evaluasi kurikulum menurut (Kartowagiran 2013) yaitu mempelajari kurikulum yang sudah ada sebelumnya, menuliskan latar belakang mengenai penyebab adanya perubahan kurikulum sehingga perlu dilakukan evaluasi, menentukan hal yang ingin diketahui serta menuliskan pertanyaan evaluasi, membuat sebuah rancangan evaluasi, mengumpulkan informasi atau
data, kemudian menganalisis informasi tersebut, merumuskan kesimpulan, kemudian menginformasikan hasil serta memanfaatkan hasil tersebut untuk merevisi kurikulum. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya semata mata melakukan evaluasi namun memiliki manfaat bagi pengembangan kurikulum. Ada banyak orang yang
mempermasalahkan akibat adanya perubahan kurikulum, mereka mengira bahwa hal tersebut tidak didasarkan pada evaluasi sebelumnya. Evaluasi terhadap kurikulum sangat penting untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum dan untuk memenuhi tuntutan perubahan zaman. Perubahan kurikulum dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan perubahan tersebut tidak boleh mengganggu proses pendidikan itu sendiri. Perubahan kurikulum akan menyebabkan perubahan pada berbagai aspek, seperti perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, penilaian, dan evaluasi.
7. Kajian Empirik 3 – Studi Kepemimpinan dalam Perubahan Perubahan terjadi secara konstan, adanya pemahaman terhadap perubahan akan membantu untuk lembaga mempersiapkan diri di dalam melaksanakan perubahan. Perubahan berarti sebagai tindakan beralihnya suatu lembaga pendidikan dari kondisi yang sebelumnya ke kondisi setelahnya. Pada tiap lembaga pendidikan pasti memiliki life cyrcle tersendiri dengan perbedaan tantangan dan pesaing pula.
Sehingga lembaga pendidikan perlu melakukan adanya perubahan, penyesuaian, dan juga perkembangan agar tidak mengalami penurunan dan tertinggal akan adanya perubahan.
Perubahan dalam lembaga pendidikan tidak akan terlaksana tanpa adanya pihak yang memimpin dan menjadi pelopor dari adanya perubahan tersebut. Dan pemimpin yang dimaksudkan ini tidak lain adalah kepala sekolah. Menurut (Murwantini 2017) kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan perubahan di sekolah. (1). Katalis, kepala sekolah berperan meyakinkan seluruh
unsur sekolah bahwa perubahan akan membuat sekolah menjadi lebih baik; (2) pemberi solusi, kepala sekolah berperan memberikan jalan keluar untuk memecah masalah yang dihadapi sekolah; (3) mediator, kepala sekolah berperan memberikan bantuan untuk kelancaran proses perubahan di sekolah serta (4) penghubung sumber daya, kepala sekolah berperan menghubungkan seluruh unsur termasuk stakeholder dalam rangka mewujudkan perubahan di sekolah.
Kepemimpinan dan penyesuaian terhadap adanya perubahan merupakan sebuah tantangan terbesar yang dihadapi pimpinan pada saat ini. Kepemimpinan yang efektif akan mendorong bawahan untuk mengubah upaya menjadi kinerja. Pemimpin dalam organisasi yang berubah selalu berhadapan dengan pilihan terhadap gaya
kepemimpinan yang mana yang tepat dan sesuai untuk diterapkan di organisasi (Soliha 2008). Seorang pemimpin diharapkan dapat
menampilkan semua gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan.
Konsep kepemimpinan dibedakan menjadi kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan perubahan. Kepemimpinan transaksional yakni kepemimpinan melalui pertukaran sosial.
Pemimpin perubahan membantu pengikut tumbuh serta berkembang menjadi pemimpin dengan menanggapi kebutuhan pengikut individu dengan memberdayakan mereka dengan menyelaraskan tujuan dan sasaran organisasi yang lebih besar. kepemimpinan perubahan dapat menggerakkan pengikut untuk melampaui kinerja yang diharapkan, serta menyebabkan tingginya tingkat kepuasan dan komitmen pengikut terhadap kelompok dan organisasi. Pemimpin perubahan juga harus visioner karena mereka harus memiliki pemahaman yang baik tentang ke mana arah organisasi.
Kesimpulan
Manajemen perubahan pendidikan melibatkan kajian teoriktik dan empirik untuk mengelola perubahan dalam sistem pendidikan. Kajian teoritik dan empirik digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan dalam sistem pendidikan juga untuk mengembangkan strategi dalam mengelola perubahan.
Dalam pendidikan kajian teoritik dan empirik dalam perubahan sangat
berhubungan dimulai dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dilanjut implementasi teknologi tersebut, kurikulum pengajaran dilanjut dengan evaluasi kurikulum pembelajaran, serta kepemimpinan organisasi dilanjut dengan studi kepemimpinan dalam perubahan.
DAFTAR RUJUKAN
Fitri S, R. G. (2022). Tinjauan Aspek Kepemimpinan Dalam Perubahan Budaya Organisasi. Jenius, 5.
Herita, D. R. (2016). Memaknai Manajemen Perubahan Dalam Konteks Pendidikan.
Widyaiswara Ahli Muda Badan Diklat Provinsi Sumatera Barat.
Kajian Teori Teknologi Pembelajaran. (2008). UNiversitas Negeri Yogyakarta.
Kartowagiran, Badrun. 2013. “Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum.”
Workshop Evaluasi Kurikulum Stab N Raden Wijaya: 1–11.
Lestari, S. (2018). Peran Teknologi Dalam Pendidikan Di Era Globalisasi. Edureligia, 2(2). https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia
Murwantini, Sri. 2017. “Sekolah Menengah Kejuruan Untuk Mendukung
Implementasi Kurikulum 2013 Head of School As Leader Change in Vocational High School To Support the Implementation of Curriculum 2013.” Jurnal Taman Vokasi 5(2): 196–202.
Nasbi I. (2017). Manajemen Kurikulum. Jurnal Idaarah : , Uin Alauddin Makassar, I(2).
Nuryanto A. (2015). Manajemen Perubahan Dalam Peningkatan Mutu Sekolah.
Jakarta: Direktorat Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
Riyana, C. (2008). Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran. Univeristas Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/242646955
Rusydyah, Evi Fatimatur. 2019. Teknologi Pmebelajaran. Surabaya: Uin Sunan Ampel Press.
Soliha, Euis dan Hersugondo. 2008. “Kepemimpinan Yang Efektif Dan Perubahan Organisasi.” 7(2): 83–93.