PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG BERADAD ARTIKEL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MKDU411)
Disusun Oleh :
NAMA : IRMA ANGGRAENI NIM : 859525639
POKJAR : SALUT CIAMPEL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ JAKARTA
POKJAR SALUT CIAMPEL KARAWANG 2023
A. PENDAHULUAN
Pada zaman ini pendidikan dalam keluarga harus lebih mendalami atau menerapkan ilmu parenting. Ilmu parenting yaitu ilmu yang membahas tentang mengasuh, membimbing, serta mendidik anak dengan cara baik dan benar. Orang tua atau keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya, oleh sebab itu setiap orang tua seharusnya sudah memiliki ilmu terlebih dahulu dalam hal membimbing dan mengasuh anak di dalam keluarga. Kurangnya ilmu parenting kepada anak sangat mempengaruhi dalam hal perkembangan kepribadian atau karakter anak, sehingga pola asuh orang tua tersebut dapat membentuk sikap acuh tak acuh, masa bodoh, dan kurangnya rasa menghargai. Pola asuh orang tua dalam keluarga berarti juga kebiasaan orang tua, ayah atau ibu dalam memimpin, mengasuh, dan membimbing anak dalam keluarga. Mengasuh berarti menjaga dengan cara merawat dan mendidiknya, dan membimbing dengan cara menolong, membantu, melatih dan lain sebagainya.
Dari definisi diatas, menjadi jelas bahwa pola asuh atau parenting keluarga sangatlah penting dalam membentuk karakter anak. Sebab keluarga menjadi sarana pertama bagi anak dalam pendidikan karakterya. Pendidikan karakter akan mengarahkan anak dalam penanaman nilai-nilai dan norma seperti rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran, peduli sesama dan adil. Dalam hal ini, orang tua juga memiliki peran yang sangat urgent terhadap perkembangan anak. Mereka dituntut untuk bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian dan karakter anak dengan menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai tersebut.
Namun berdasarkan fenomena sekarang tidak semua keluarga atau orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anak-anaknya dengan suatu pandangan yang sama. Pola asuh atau parenting juga terbentuk tergantung kepemimpinan orang tua dalam keluarga. Salah satu bentuk kepemimpinan orang tua dalam keluarga yaitu kepemimpinan demokratis.
Pada konteks demokrasi dalam keluarga, kepemimpinan atau peran orang tua yang demokratis akan membawa dampak positif kepada anak seperti memiliki kepercayaan diri yang kuat, bersikap optimis memiliki daya kreatif yang akan mendorong terhadap kemandirian belajar anak. Menyikapi fenomena ini, maka penanaman nilai pendidikan awal berasal dari keluarga sebagai pondasi anak
mengenal pendidikan karakter sangatlah penting. Keluarga merupakan titik awal dan sebagai modal perjalanan hidup seorang untuk mewujudkan manusia yang beradab.
Keluarga juga merupakan wahana pertama bagi anak dalam berdemokrasi yang beradab.
B. KAJIAN PUSTAKA
Definisi Parenting atau Pola Asuh Orang Tua
Syaiful (2014) berpendapat terhadap pola asuh orang tua dalam keluarga, menururtnya pola asuh merupakan empat unsur penting yang terhimpun dalam frasenya, yaitu pola, asuh, orang tua, dan keluarga. Kemudian jika frasenya diartikan satu per satu dalam definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia pola memiliki arti corak, sistem; cara kerja, dan bentuk (struktur) yang tetap. Adapun asuh menurut KBBI berarti jaga, bimbing dan pimpin. Dengan kata lain kata asuh mencakup segala aspek yang berkenaan dengan pembimbingan, pemeliharaan dan perawatan serta dukungan terhadap anak. Kemudian kata keluarga atau orang tua adalah (1) ayah dan atau ibu kandung, (2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) orang yang dihormati atau disegani di kampung. Dengan kata lain dalam konteks keluarga, orangtua ialah ayah dan ibu kandung dengan tugas tanggung jawab mendidik anak dalam keluarga.
Menurut Lasmini, (2022)program parenting adalah program pendidikan yang diberikan kepada orang tua agar pengetahuan yang dimiliki orang tua menjadi bertambah tentang tumbuh kembang anak serta agar pendidikan yang diperoleh anak selaras antara dirumah dan disekolah. Program parenting yang diberikan pada orang tua anak mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak. Pola asuh orang tua a yaitu sebuah pola perilaku yang diterapkan orang tua terhadap anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh adalah suatu langkah terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai wujud dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya.
Saat ini Smart parenting telah menjadi populer dalam kaidah pola asuh ideal bagi orang tua dan keluarga. Menurut Rozana dkk, (2018) Smart Parenting merupakan pola strategi pendidikan terhadap anak, dimana peran orang tua sebagai madrasatul ula (sekolah pertama) yang mendampingi dan membimbing semua tahap
pertumbuhan anak, dengan mengarahkan kehidupan baru anak dalam setiap tahapan.
Oleh karena itu smart parenting dapat mewujudkan karakter dan kepribadian anak yang baik.
Definisi Demokrasi
Negara Indonesia menggunakan demokrasi Pancasila. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menjelaskan bahwa kedaulatan berasda di tangan rakyat. Beberapa prinsip dari demokrasi Pancasila, antara lain melindungi hak asasi manusia dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Berkaitan dengan hal tersebut, sikap dan perilaku demokrasi dapat menjadi salah satu pendidikan yang perlu diterapkan di lingkungan sekolah maupun keluarga.
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik dipegang oleh rakyat. Para ahli memiliki pandangan yang beragam terkait definisi demokrasi. Abraham Lincoln berpendapat demokrasi adalah "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat." Dalam perspektif Jean-Jacques Rousseau, demokrasi melibatkan kontrak sosial di antara warga negara yang saling setuju untuk mengakui dan menghormati hak-hak setiap individu. Sementara itu, John Dewey melihat demokrasi sebagai suatu cara hidup, sebuah proses yang melibatkan partisipasi aktif warga negara dalam pengambilan keputusan publik. Namun, pandangan kritis juga muncul, seperti yang diungkapkan oleh Joseph Schumpeter, yang melihat demokrasi sebagai suatu proses di mana warga negara memilih para pemimpinnya, bukan langsung terlibat dalam pembuatan keputusan. Dalam konteks ini, definisi demokrasi mencerminkan kompleksitas konsep tersebut, dengan perbedaan pendekatan dan penekanan dari berbagai ahli.
Pembahasan
Smart Parenting dalam Membentuk Keluarga Demokratis
Peran orang tua terhadap mendidik anak dimulai dari dalam kandungan sampai anak tumbuh dewasa bahkan sampai mereka meninggal. Kemudian sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua untuk mendidik anaknya ke jalan yang lebih baik dan benar. Orang tua dituntut harus memiliki ilmu karena mereka memegang
peranan penting atas pendidikan anak-anaknya. Sejak anak lahir, orang tualah yang selalu ada di sampingnya, pendidikan yang pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkup keluarga oleh sebab itulah alasan kenapa orang tua sering disebut madrasatul ula.
Setiap anak dalam keluarga akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupan dewasanya nanti. Karakter atau kepribadian yang akan dipelajari anak adalah apa yang mereka lihat dari orang tuanya. Pendidikan karakter dalam keluarga bermakna orang tua menanamkan nilai-nilai karakter melalui pengasuhannya di rumah. Pengasuhan tersebut seperti: Mengenal tumbuh kembang anak, mendidik anak dengan tekun, Membentuk keluarga yang bahagia, mengajarkan prinsip-prinsip hidup, dan menjadi teladan. Lilis Satriah, (2011) mengemukakan bahwa agar pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua mampu membentuk karakter dan kepribadian anak dengan baik, bimbingan harus dilakukan dengan menggunakan strategi yang sesuai dengan situasi dan kondisi pengasuhan.
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA
Lilis Satriah. Pendidikan Karakter Dalam Keluarga, Cendekia Vol. 9 No. 1 Januari–Juni 2011.
Rozana, A.A., Wahid, A.H. and Muali, C. (2018) ‘Smart parenting demokratis Dalam Membangun Karakter Anak’, AL-ATHFAL : JURNAL PENDIDIKAN ANAK, 4(1), pp.
1–16. doi:10.14421/al-athfal.2018.41-01.
Syaiful.B.D. (2014) Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta