• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pendidikan Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

N/A
N/A
Aditya bimantara

Academic year: 2024

Membagikan "Peran Pendidikan Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah

Tuntutan zaman yang semakin meningkat membuat seorang individu harus mampu bersaing untuk memperoleh kesejahteraan hidup yang lebih tinggi. Namun pada kenyataannya kesempatan kerja yang ada saat ini terbatas dan tidak berbanding linear dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi menurut (Purnomo & Herminanto Sofyan, 2016). Salah satu solusi yang saat ini dianggap tepat untuk mengatasi pengangguran adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan para lulusannya dalam menciptakan usaha mandiri. Pendidikan hendaknya dapat berperan dalam meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia.

(Sunnatullah, Winanto Nawarcono, & Ekowati, 2022) menyatakan bahwa menumbuhkan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi merupakan salah satu alternatif saat ini untuk mengurangi pengangguran. Memiliki jiwa kewirausahaan mahasiswa dapat menciptakan pekerjaan untuk para pencari kerja seperti yang dipaparkan (Sunnatullah, Winanto Nawarcono, & Ekowati, 2022). Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi atau kombinasi- kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi dikemukakan oleh Hendro dalam (Sunnatullah, Winanto Nawarcono, & Ekowati, 2022). Sedangkan kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk

(2)

mencari peluang menuju sukses menurut Suryana dalam (Sunnatullah, Winanto Nawarcono, & Ekowati, 2022).

Seperti yang dipaparkan (Purnomo & Herminanto Sofyan, 2016) pekerjaan yang dulunya menggunakan tenaga kerja manusia dalam berbagai jenis dan tingkat pekerjaan pada akhirnya tergantikan oleh tenaga mesin dan alat modern kerena dianggap lebih ekonomis. (Suryadi & Nasution, 2023) menjelaskan bahwa perkembangan teknologi begitu pesat, mulai dari Revolusi Industri 1.0 yang ditandai dengan penemuan dan pengaplikasian mesin uap yang terkait dengan proses produksi. Penemuan teknologi tersebut, memungkinkan manusia menggunakan energi lain, selain dari tenaga manusia dalam memproduksi barang yang sebelumnya hanya mengandalkan energi dari otot, energi dari angin, dan energi dari air. Yang kedua pada Revolusi Industri 2.0, ditandai dengan penggunaan energi listrik untuk menggantikan energi yang berasal dari mesin uap.

Produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dalam jumlah yang lebih besar. Tahap selanjutnya yakni Revolusi Industri 3.0, teknologi komputer dan mesin robot telah berkembang semakin canggih setelah terjadinya perang dunia kedua yang mengubah industri secara konvensional ke digital, seperti pada industri modern yang telah dikenal masyarakat hingga kini. Revolusi 4.0 yang disebut juga cyber physical system, merupakan fase ketika komputerisasi semakin ditingkatkan daya gunanya seiring kehadiran internet yang terintegrasi dengan berbagai sistem. Revolusi Industri 5.0 mengacu pada peningkatan transformasi digital terhadap manusia secara efisien dengan menggunakan teknologi, sehingga keduanya berkolaborasi secara lebih bermakna.

Pertumbuhan wirausaha di suatu negara menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian. Wirausaha mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik melalui

(3)

penciptaan lapangan kerja dan inovasi dalam menciptakan produk baru atau memberikan inovasi pada suatu produk dinyatakan (Wati, Nagara, Rahayu, & Hendra, 2023).

Menurut (Nurhadifah & Sukanti, 2018) kondisi saat ini persaingan global semakin meningkat dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di mana masyarakat Indonesia tidak terkecuali lulusan perguruan tinggi semakin terdesak dan tergeser oleh tenaga asing yang bekerja di Indonesia, maka dampak dari hal ini mengharuskan perguruan tinggi mampu membimbing dan mendorong mahasiswanya untuk dapat menjadi pencipta lapangan pekerjaan (wirausaha), bukan hanya sebatas menjadi pencari kerja. Dengan adanya jiwa kewirausahaan pada mahasiswa khususnya diharapkan akan tumbuh sikap dan kemauan untuk mandiri demi mendapatkan kehidupan yang sejahtera tanpa harus bergantung pada orang lain (Nurhadifah & Sukanti, 2018). Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi diharapkan bisa menyiapkan mahasiswa untuk mandiri, setelah mahasiswa lulus sebagai sarjana tidak lagi terfokus menjadi pencari kerja (Setyorini, 2018) . Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan adalah alumni lembaga pendidikan yang menyajikan mata pelajaran/kuliah kewirausahaan yang telah mengikuti proses pembelajaran kewirausahaan di lembaga yang bersangkutan, diharapkan memiliki jiwa wirausaha dan minimal 40% alumni bisa membuka usaha mandiri atau bermitra menurut Suherman dalam (Setyorini, 2018). Lulusan Pendidikan Ekonomi angkatan 2005-2009 yang menjadi wirausaha adalah 5,1% dari 98 responden atau sebanyak 5 orang saja Dewi dalam (Setyorini, 2018). Tingkat kewirausahaan di Indonesia bisa dikatakan masih rendah yang menduduki peringkat 94 dalam global entrepreneurship index, Untuk memperkuat struktur ekonomi, Indonesia membutuhkan 4 juta wirausahawan baru. Saat ini, jumlah wirausaha di tanah air adalah 3,47 persen dari total penduduk

(4)

sedangkan untuk menjadi negara maju, suatu negara harus memiliki 12 persen wirausahawan seperti yang dipaparkan oleh (Puspita & Sulistyowati, 2022). Adanya survei yang dilakukan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HPMI) menyebutkan sebanyak 83 persen mahasiswa yang ada di Indonesia bercita-cita menjadi karyawan. Dari data tersebut menunjukan bahwa minat mahasiswa untuk memasuki dunia bisnis masih tergolong rendah, kemungkinan hal tersebut terjadi karena sistem pendidikan yang membuat mahasiswa enggan menjadi wirausaha yang dinyatakan oleh (Puspita &

Sulistyowati, 2022). Oleh karena itu, tahapan untuk menumbuhkan minat berwirausaha yaitu dengan berupaya memperbaiki sistem pendidikan.

Pertumbuhan jumlah wirausaha di Indonesia meningkat dari tahun 2021 hingga 2023 berdasarkan (Databooks, 2023):

Tabel 1.1

Jumlah Wirausaha di Indonesia

No. Bulan/Tahun Wirausaha

1. Febuari 2021 47.259.645

2. Agustus 2021 46.502.561

3. Februari 2022 49.189.654

4. Agustus 2022 49.608.822

5. Februari 2023 51.012.046

6. Agustus 2023 52.001.901

(5)

Dengan demikian, dalam sedekade terakhir (Februari 2021-Agustus 2023) jumlah wirausaha sudah bertambah sekitar 12,6 juta orang atau tumbuh 31,8%.

Pemerintah saat ini menargetkan 5 juta wirausaha baru sampai dengan 2025 mendatang dengan mengembangkan berbagai sektor usaha serta memanfaatkan sumber daya manusia untuk kemajuan wirausaha nasional. Oleh karena itu lulusan perguruan tinggi saat ini berfikir keras untuk mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan sendiri. Dan diharapkan untuk sarjana lulusan perguruan tinggi didukung serta diarahkan untuk menjadi pencipta pekerjaan (job creator) dan tidak berorientasi terhadap pencari kerja (jobseeker).

Tingkat wirausaha di Indonesia juga masuk dalam peringkat indeks kewirausahaan nasional lintas negara, yaitu masuk 10 besar dan bisa dilihat dari tabel (Databoks, 2023) di bawah:

Tabel. 1.2

Peringkat Indeks Kewirausahaan Nasional Lintas Negara

No. Nama Negara Nilai / Poin

1. UEA 7,2

2. Arab Saudi 6,3

3. Taiwan 6,2

4. India 6,1

5. Belanda 5,9

6. Lithuania 5,8

7. Indonesia 5,8

(6)

8. Swiss 5,8

9. Korea Selatan 5,7

10. Qatar 5,7

Dari data tersebut ada beberapa negara yang tercatat memiliki skor cukup tinggi.

Skor dimuat dengan skala 1-10, semakin tinggi angkanya semakin baik lingkungan kewirausahaannya. Dan Indonesia memiliki skor persis dengan Lithuania 5,8 poin dan bertengger di posisi ketujuh.

Menurut (Sunnatullah, Winanto Nawarcono, & Ekowati, 2022) banyak lulusan perguruan tinggi saat ini lebih memfokuskan mencari pekerjaan, bukan menciptakan lapangan pekerjaan. Serta banyak juga menunda kelulusan karena belum siap untuk fokus untuk mencari pekerjaan. Adapula yang sudah bekerja disaat kesibukan kuliah berlangsung dari kelas regular maupun paralel.

Berikut data Tingkat Pengangguran Terbuka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY, 2023):

(7)

Gambar 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka DIY

Berdasarkan gambar di atas menyatakan bahwa pada Februari 2023, jumlah angkatan kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 2,23 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 73,43 persen, mengalami penurunan 1,25 persen poin dibandingkan Februari 2022. Dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2023 sebesar 3,58 persen, mengalami penurunan 0,15 persen poin dibanding februari 2022 (3,73 persen).

Melihat fenomena yang terjadi di atas yaitu tingginya minat berwirausaha di Indonesia dan menurunnya tingkat pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi pemikiran serius berbagai pihak, baik pemerintah, dunia industri, dunia pendidikan, maupun masyarakat. Telah banyak hal yang diupayakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama merubah pola pikir para pemuda yang selama ini hanya berminat

(8)

sebagai pencari kerja setelah menyelesaikan studi atau kuliahnya. Perguruan tinggi di Indonesia saat ini mewajibkan semua jurusan untuk memberikan mata kuliah kewirausahaan yang bertujuan agar lulusan perguruan tinggi tidak merasa bingung dan tidak canggung untuk terjun berwirausaha di tengah masyarakat. Pendidikan kewirausahaan yang didapat dapat membantu mahasiswa mengenal cabang wirausaha yang akan dirintis dan tidak lagi bingung menentukan arah tujuan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi.

Seperti halnya yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas Jambi Program Studi Bimbingan dan Konseling bernama Rika Yani yang memulai usaha menjahit baju serta ia kelola sendiri yang berada di Penyengat Rendah dan Perumahan Rafira Village. Ia mengaku, sebelum membuka bisnis sendiri, ia bekerja bersama orang lain. Namun, dengan keinginannya ia berhasil membuka usaha sendiri bersama kakak dan saudari kembarnya (Priyanita, 2023).

Ia membuka usaha jahit dengan nama Rumah Jahit Mak Kembar. Berbagai model ia buat, dari mulai kemeja hingga gaun pengantin.“Untuk pertama kali mulai dijalankan sekitar tahun 2019. Pada posisi saya sedang bekerja dengan orang lain. Tapi saya memiliki keinginan untuk memiliki usaha sendiri. Jadi saya berkonsultasi dengan kakak kandung saya bagaimana jika membuka usaha sambil-sambilan di rumah. Itulah awal mula usaha saya dimulai sampai sekarang,” ucapnya dalam (Priyanita, 2023).

Ia juga mengatakan keuntungan yang diperoleh sangatlah membantu keluarga dan perkuliahannya. “Keuntungan yang saya dapat dari saya memulai usaha ini menurut saya cukup sangat membantu. Bisa membantu saya untuk membeli buku dan peralatan kuliah, dan bisa membantu keuangan keluarga. Saya dapat mengenal orang-orang yang cukup

(9)

berpengaruh. Contohnya saya mendapat pelanggan di luar prodi saya ataupun orang-orang yang bekerja di Kantor Walikota,” tutupnya (Priyanita, 2023).

Contoh selanjutnya yaitu mahasiswa dari kampus Universitas Islam Negeri Ar- Raniry Banda Aceh Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat semester tujuh, yang bernama Musa Al Huda menunjukkan dedikasinya dalam mencari tambahan penghasilan, aktifitas yang dilakukan mengelola bisnis rental mobil, bisnis tersebut milik saudaranya.

Musa bertekad untuk mencari tambahan cuan lewat bisnis sampingannya, di sela- sela kesibukan kuliahnya. Bisnis rental yang dijalankan mahasiswa semester tujuh ini tidak hanya ditujukan kepada mahasiswa di kampusnya, tetapi juga diperluas ke masyarakat umum melalui media sosial.

Strategi pemasaran yang digunakan mencakup platform seperti WhatsApp, Tiktok dan Instagram, memudahkan pelanggan untuk melakukan pemesanan dengan cepat dan efisien. Kehadiran bisnis ini di dunia daring menjadi bukti adaptasi terhadap tren pemasaran modern, dengan memanfaatkan potensi jangkauan luas melalui platform sosial untuk menarik perhatian pelanggan potensial (Riwat, 2023).“Melalui pendekatan ini, tidak hanya mengakomodasi kebutuhan mahasiswa di lingkungan kampusnya, tetapi juga menjangkau khalayak yang lebih luas, memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan bisnisnya”, ungkap Musa di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Minggu (10/12/2023).

Dalam bisnis tersebut, Musa memperoleh uang setiap bulan dengan jumlah berkisar antara 500 hingga 700 ribu rupiah. Besaran komisi tersebut sangat tergantung pada

(10)

seberapa banyak unit mobil yang keluar pada setiap bulannya. Musa telah dilatih dan dididik untuk mandiri sejak dini oleh kedua orang tuanya, Musa membawa nilai-nilai ini ke tingkat baru dengan memulai bisnisnya sendiri. Keputusannya untuk bergabung pada bisnis rental tidak hanya mencerminkan ambisi pribadi, tetapi juga semangat kolaboratif bersama saudaranya. Tindakan berani ini terjadi di tengah-tengah padatnya jadwal kuliah, saat ini ia kuliah di semester tujuh, menyoroti kapasitas Musa dalam mengelola waktu dan tanggung jawab. Bisnis rentalnya menjadi platform bagi Mahasiswa tersebut untuk tidak hanya menyediakan layanan, tetapi juga menciptakan pengalaman dan kisah-kisah menarik.”Sekarang saja persaingan makin ketat, lapangan kerja kian terbatas. Bagaimana 10 tahun ke depan ya? Oleh karena itu, persiapan diri sejak dini menjadi kunci untuk menghadapi dinamika masa depan yang tak pasti,” ujarnya dalam (Riwat, 2023).

Masyarakat dan sesama mahasiswa pun dapat mengambil inspirasi dari langkah inovatif Musa. Pada saat yang sama, keberhasilan bisnisnya menjadi bukti bahwa kemandirian dan semangat wirausaha dapat berkembang bahkan di tengah kesibukan akademis.

Bisnis rental Musa menambah warna keberagaman ekonomi lokal, membuka peluang bagi pertumbuhan dan kerjasama di komunitas Aceh Besar. Ia melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban orang tuanya dalam membiayai kuliahnya (Riwat, 2023) .

Berikutnya yaitu mahasiswa dari kampus Universitas Negeri Riau Indonesia Administrasi Bisnis yang bernama Dafa Marcelino umur 21 tahun kini sukses menjadi pemilik usaha inovasi makanan tradisional yaitu Tahu Walik Crispy Dapskuy.  Dafa memulai usahanya dengan modal pribadi  sebesar Rp6 juta. Usaha Tahu Walik yang dikelolanya kini memiliki omset rata-rata 7-8 juta dalam per bulan, Omset penjualan tahu

(11)

walik yang diperoleh Dafa tersebut merupakan kerja kerasnya selama enam bulan semenjak merintis hingga meraup keuntungan 3 juta per bulan. Dafa memulai buka usahanya di wisata kuliner Bundaran Keris, Jalan Diponegoro. Saat itu usahanya yang masih memakai gerobak hanya bertahan dua bulan dikarenakan faktor biaya operasional di situ terbilang besar bagi usahanya yang tergolong baru. Dafa juga memiliki alasan kuat yang menjadikannya untuk terus berwirausaha sambil kuliah dari awal memulai hingga sekarang ini. Dafa mengatakan motivasi dia berwirausaha sambil kuliah ialah orang tua dan keluarga (Redaksi, 2023).“Meskipun berat rasanya untuk menjalankan bisnis sekaligus berkuliah, tapi hal tersebut tak menjadi alasan saya untuk berhenti. Sebab hal seperti inilah yang menjadi pelajaran hidup buat saya, pengalaman yang harus saya dalami mengenai manajemen waktu, untuk bisa membagi waktu antar kuliah dan berbisnis. Awalnya memang sangat sulit hampir tak bisa, sebab kuliah terbengkalai usaha hampir bangkrut,”

ujarnya. Lebih lanjut lagi dia juga mengatakan selaku mahasiswa yang berbisnis, Dafa mempunyai harapan kepada pemerintah agar membantu para mahasiswa yang sedang mengembangkan usahanya. Sehingga ke depan makin banyak yang memilih untuk menjadi pemberi kerja dan bukan menjadi lulusan pencari kerja. “Agar Pemerintah lebih mempercayakan, memberdayakan, dan mengusahakan gerakan wirausaha muda, khususnya untuk para perintis. Memberikan segala akses kemudahan agar kami para mahasiswa mampu bersaing dan mengembangkan usaha yang kami bangun tanpa takut atau ragu dalam memulai,” pungkas Dafa (Redaksi, 2023).

Contoh mahasiswa berwirausaha selanjutnya dari kampus Universitas Ciputra Surabaya jurusan manajemen bisnis yang bernama Felicia Margaret dan Edwin Hartanto kini sukses menjadi pengusaha dessert jeli kelapa atau coconut jelly. Meski baru berjalan

(12)

selama 3 bulan, tetapi mereka sudah meraup omzet jutaan rupiah. Felicia mengungkapkan, ini bukan pertama kali mereka mencoba berjualan. Muda-mudi asal Surabaya ini sempat merintis bisnis kopi di tahun 2021, namun sempat vakum lantaran kesibukan perkuliahan yang tak bisa mereka tinggalkan. "Dulu semester 2 kita pernah coba juga tapi membernya pada magang, jadi mau nggak mau berhenti dulu," ungkap Felicia kepada detikJatim (26/9/2023).

Menurut (Mahalia, 2023) tahun ini, mereka memutuskan mencoba inovasi lain dalam berjualan dengan mengemas buah kelapa menjadi jajanan praktis, namun memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk dessert jeli kelapa yang diberi nama Mr. Coco tersebut lahir karena banyak temannya yang membutuhkan camilan untuk menemani aktivitas selama di rumah atau kos-kosan."Awalnya iseng-iseng diskusi sama teman, pingin coba jualan lagi.

Terus kita kepikiran coconut jelly yang bisa jadi bahan jualan karena coconut jelly ini lumayan ngetren dan bagus juga buat kesehatan. Jadi kita bisa naikin value dari kelapa biasa dengan menjadikan air kelapa itu bahan dasar dari jelinya nanti gitu," tuturnya. Ketika mulai berjualan kembali, Felicia dan Edwin memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk memasarkan produk mereka. Melalui akun Instagram pribadi dan grup WhatsApp, pada tanggal 1 Juli 2023 lalu, mereka membuka sistem pre order untuk penjualan Mr. Coco ini. Tak disangka, pekan pertama penjualan membuahkan feedback yang positif. "Pertama kali PO, rata-rata terjual 100 sampai 120 pcs. Biasanya sekitar 30 sampai 35 orang yang membeli," tambah Felicia. Buah kelapa yang dijadikan olahan jeli ini dijual dengan harga yang lebih murah dari harga biasanya, tentu hal ini menjadikan peluang bisnis yang menjanjikan karena banyaknya peminat yang tertarik untuk mencoba.

(13)

Menurut Felicia, produknya ini dihargai hanya Rp 20 ribu/buah."Karena kita ngerasa tuh coconut jelly di pasaran harganya cukup tinggi sampai akhirnya banyak orang yang jadi kurang minat coba coconut jelly, makanya kita buat lebih terjangkau supaya lebih affordable dan accessible buat semua orang," imbuhnya. Felicia sendiri memang aktif di media sosial pribadinya, sehingga pemasarannya tak begitu sulit. Selain itu, dengan bantuan teman-teman dekatnya, hingga review dari pembeli, hingga hari ini ia terus memproduksi Mr. Coco sekitar 100 buah per minggu. Selain itu, antusiasme konsumen terhadap produk Mr. Coco ini juga membuat Felicia dan Edwin semakin semangat untuk terus membuka pre order setiap minggunya (Mahalia, 2023)."Review dari konsumen sih pasti positif banget. Banyak dari mereka yang bilang rasanya cocok di lidah mereka, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan saking antusiasnya, mereka yang cari kita dan tanya kapan PO lagi. Pernah juga sekali, ada konsumen yang ternyata sempat repurchase karena anaknya pernah minum coconut jelly-nya pas lagi sakit dan jadi sembuh.

Anaknya suka, makanya beli lagi," jelas Felicia. Meski kuliah sambil berbisnis, tak menjadikan semangat mereka surut. Keduanya tak mengesampingkan perkuliahan dengan membuka jadwal pre order setiap weekend. Ini menjadi salah satu cara mereka membagi waktu antara perkuliahan dan bisnisnya. Kini dua muda-mudi ini merasa bersyukur bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap, produk Mr.

Coco dapat terus berjalan dan makin banyak orang yang bisa merasakan kenikmatan dan kesegaran produk ini."Kita jualan sambil kuliah, tapi Puji Tuhan omzet dari penjualan ini sudah lebih dari Rp 3 juta dalam 1 bulan pertama. Kalau ditotalin modal belanja dan semuanya itu Rp 1,5 juta saja," pungkas dia (Mahalia, 2023).

(14)

Kemudian mahasiswa lain yang berwirausaha yaitu dari Universitas Pembangunan Indonesia Manado Jurusan Keperawatan yang bernama Ireine Syutrika Syaloom Manopo umur 21 tahun  Kelahiran Lowian 6 Oktober 2001, Di selah- selah kesibukan sebagai mahasiswa semester akhir, cewek suka masak dan makeup ini membuka bisnis.  Jualan Online baju Thrifting Ireineshop sejak Juni 2022 dan peternak babi sejak tahun 2021.

Ia mangku dari bisnis yang yang dijalaninya sudah banyak keuntungan yang didapatkan. Dari hasil bisnisnya ia mengaku bahkan sudah bisa membangun rumah di kampung dan membeli rumah di manado. "Bahkan membali kendaraan dengan hasil sendiri," kata anak kedua dari dua bersaudara ini pada (Guhuhuku, 2023).

Ireine menjelaskan banyak anak muda sekarang takut gagal untuk membangun usahan waktu muda. Padahal menurutnya, orang tersebut punya kemampuan secara finansial. "Banyak anak muda terutama mahasiswa padahal punya kemampuan untuk buat usaha tapi mereka sudah takut gagal duluan," ujar  dia. Anak dari Demans Manopo dan Heinendy Paendong menambahkan kalau dirinya bisa, seharusnya anak muda yang lain juga bisa Baginya dalam usaha, kegagalan itu soal biasa. "Yang penting ketika jatuh bangkit lagi gagal coba lagi," ujar dia dalam (Guhuhuku, 2023).

Kata dia dalam (Guhuhuku, 2023) setiap usaha pasti ada risikonya, entah untung atau rugi. "Jadi selama belum mencoba kita tidak akan tau hasilnya seperti apa," ucap cewek pemilik akun Instragram ireinesyaloom dan facebook Ireine Manopo ini.

Selanjutnya mahasiswa asal Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang bernama Imam Setiawan, terjun ke dunia bisnis tidak perlu menunggu sampai mendapatkan ijazah dari universitas. Sejak berusia 20 tahun ini Imam Setiawan sudah mengawali kegiatan usaha

(15)

sejak duduk di bangku kuliah.  Dalam waktu yang relatif singkat, bisnis yang dibangunnya telah menghasilkan keuntungan dan menarik perhatian banyak orang.

Imam Setiawan saat ini sudah memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pelatihan online yang bernama nama Elite Training Corp. Dengan jasa dan program yang ditawarkan, Imam ingin membantu masyarakat luas dalam memahami dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik. Melalui situs resmi perusahaan, Imam  menawarkan sejumlah pelatihan di antaranya  pelatihan profesional bersertifikat, program gelar non akademik, konseling, layanan perpajakan dan akuntan."Kami memiliki tim ahli yang berpengalaman dan berdedikasi untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Kami bangga bisa hadir di pasar dan membantu masyarakat meningkatkan kompetensi dan memecahkan masalah bisnis,” terang Imam, Sabtu (4/3) dalam (Liputan.6.com, 2023).

Imam optimistis akan bisa meraih kesuksesan walaupun ia harus membagi waktu antara pekerjaan dengan kuliah. “Saya masih aktif kuliah dan harus menjaga keseimbangan antara akademik dan bisnis,” ungkapnya. Menurut Imam, keberhasilan dalam bisnis tidak selalu bergantung pada pengalaman atau usia. Yang lebih penting adalah tekad, semangat, dan kemauan untuk terus belajar. “Kuliah memberi saya wawasan yang lebih luas dan membantunya memahami dinamika bisnis dengan lebih baik,” imbuhnya dalam kutipan (Liputan.6.com, 2023).

Dalam waktu dekat, Imam berencana untuk memperluas bisnisnya dan mengembangkan jaringan kerja yang lebih luas. Ia juga ingin terus belajar dan mengasah keterampilan di bidang-bidang yang ia anggap penting, seperti manajemen, pemasaran, dan teknologi informasi (Liputan.6.com, 2023).

(16)

Mahasiswa berwirausaha yang selanjutnya yaitu dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi semester tiga yang bernama Risna ini adalah mahasiswa yang sedang digalakkan usahanya yakni Fashion, jasa dan kosmetik. “Awalnya saya hanya jadi reseller di SMP, tapi seiring waktu berjalan saya sudah mengenal aplikasi belanja online yang punya banyak keuntungan dan saya mengambil keuntungan itu,” ungkap Risna dalam (Syahrin, 2023).

Mahasiswa Angkatan 2021 itu sudah menjalankan usahanya sejak kurang lebih tujuh tahun silam. Menurut Dia usahanya itu tidak hanya berjalan lancar namun juga banyak kendala yang harus ia hadapi termasuk akademik yang harus ia prioritaskan.

"Pendidikan harus tetap ditempuh untuk dijadikan modal meraih masa depan," paparnya dalam (Syahrin, 2023). Dari bisnis yang sudah dijalani tersebut, ia mampu membantu meringankan beban orang tua dari segi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, berkat bisnis ini juga lah ia mampu membayar biaya kuliahnya sendiri.

Meskipun ia sudah mampu mendapatkan uang sendiri. Selain itu, usaha Risna dengan harapan uang jajan bisa bertambah dan ingin menjadi wanita mandiri. Ia berharap usaha nya ini bisa terus lancar dan berjalan sesuai harapan (Syahrin, 2023).

Contoh lain ialah mahasiswa dari Fisip Universitas Tidar (Untidar) yang bernama Imam Setyo ini merintis bisnis cuci sepatu. Ia membuka usaha jasa itu di kosnya Puri Citra Mandiri Kramat Kota Magelang. Ide bisnis muncul tahun 2019 ketika melihat sepatu kawan-kawannya kotor. Terlebih usaha ini tidak membutuhkan modal banyak. Lantas ia namakakan usaha cuci sepatunya Sentaku Shoes. “Aku milih nama Sentaku dari bahasa Jepang yang artinya mencuci. Soalnya kalau bahasa Inggris atau Indonesia udah sering dipakai. Jadi biar kelihatan lebih unik dan gampang diingat sama customer,” tambah putra

(17)

pasangan Suko-Siti Mukayah dari Windusari Kabupaten Magelang itu. Usahanya berjalan baik. Bahkan hasilnya bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari selama kuliah (Magang, 2024).

Agar kesibukan kuliah, berorganisasi, dan berbisnis berjalan dengan baik, Imam  membuat skala prioritas. Ia membuat jadwal rutin. Biasanya sepulang kuliah Imam fokus ke bisnisnya atau berorganisasi. Mahasiwa 23 tahun ini, memberikan tips untuk generasi muda yang ingin berbisnis. “Kalau pengen ngelakuin sesuatu utamanya berbisnis, langsung aja eksekusi dan kembangkan ide apapun itu. Jangan ditunda-tunda,”tandasnya dalam (Magang, 2024).

Selain itu mahasiswa berwirausaha yang selanjutnya dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung jurusan manajemen bisnis syariah yang bernama Alfi Munaya. Mahasiswi tingkat akhir ini adalah mahasiswi yang berhasil membuka usaha saat masih kuliah dan berhasil mengembangkan bisnisnya sembari menyelesaikan kuliah.

Mahasiswi berusia 22 tahun ini adalah salah satu yang berhasil menjalankan bisnis dan mengembangkannya hingga saat ini. Suatu kali muncul keinginannya untuk membuat kue.

Bolu adalah jenis kue pilihannya saat itu. Hasilnya, diakuinya tidak layak makan. "Bahkan belum masuk oven saja sudah gagal. Peralatan waktu itu juga belum mendukung. Belum punya oven dan mixer, cuma pakai pengaduk biasa. Telur ibu juga habis buat percobaan masak, tapi tidak ada hasilnya," tutur Alfi di kanal YouTube Pecah Telur. Namun ia tidak menyerah. Ia terus belajar sembari menabung sampai ia bisa membeli peralatan masak sendiri. Sampai akhirnya ia bisa membuat kue, muncul peluang pada 2020 untuk memasarkan kue buatannya. Satu akun kuliner mengadakan promo iklan, sekaligus free foto produk. "Dari situ Alana Bakery mulai dikenal. Saya mulai terima orderan,

(18)

customernya semua berasal dari Tulungagung, padahal saat itu domisili di Trenggalek.

Enggak apa-apa, kuenya jadi saya langsung antar sendiri ke Tulungagung," kata Alfi dalam (Noviyanti , 2023). 

Setelah sukses berjualan bolu, ia tertarik untuk menjajal peluang fudgy brownies.

Sebab saat itu belum banyak toko yang menyediakan fudgy brownies. Alfi lantas meningkatkan keahliannya untuk memasak, sembari mencari resep yang tepat untuk membuat brownies. Sampai akhirnya, browniesnya layak jual. Dulu, ia sempat bingung mengapa kue brownies bisa dihargai begitu mahal. Ia juga sempat ragu mematok harga jual, namun akhirnya ia memantapkan diri untuk mematok harga jualnya. "Nilai plus yang saya kasih, pasti bisa bikin laku. Fudgy brownies ukuran medium saya jual Rp30.000 sampai Rp40.000 yang original, yang variasi topping itu lebih mahal," lanjutnya dalam (Noviyanti , 2023). 

Ia juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya. Instagram, Facebook, dan Tiktok ia manfaatkan untuk mengiklankan produk, ia bahkan berani membayar selebritis media sosial setempat untuk ikut memasarkan browniesnya. Menjadi seorang mahasiswi sekaligus pengusaha membuat Alfi harus pintar memanajemen waktu.

Banyak yang mengira jika usaha yang didirikan merupakan usaha lanjutan milik orangtuanya nyatanya Alfi seorang lah yang memulai usaha ini sendirian.“Yang penting kuliah sama bisnis usaha itu bisa terbagi, bukan lagi 50 banding 50 lagi tapi bagaimana saya bisa mengoptimalkan antara waktu usaha 100 persen dan kuliah 100 persen,” ujar Alfi dalam (Noviyanti , 2023).

Dalam sehari, kini Alfi bisa menjual hingga 30-50 boks brownies. Dengan kisaran harga Rp30.000 sampai Rp40.000, Alfi bisa mendapatkan setidaknya Rp2 juta dalam

(19)

sehari.  Sekarang, Alfi pun sudah menyelesaikan skripsinya, secara bersamaan bisnisnya masih terjaga (Noviyanti , 2023).

Kemudian mahasiswa berwirausaha yang selanjutnya yaitu Eha Ramadhanie yang sedang membuka usaha makanan ringan Mochi Bitess Lumer lokasi di Ciracas. Awal mula ia membuka usaha ini karena dirinya sendiripun menyukai makanannya yang kenyal dan rasa gurih dari creamchesee nya, setelah itu saya coba buat bikin makanan ini sendiri dan teman-teman saya tertarik sama mochi ini dan saya ingin menjadi wirausaha muda yang bergerak di bidang makanan (Unbaja, 2023).

Mahasiswa berwirausaha yang selanjutnya yaitu Aprilian yang mempunyai dua usaha bergerak bidang kontruksi baja ringan dan jasa laundry beroperasi di Anyer Desa Bandulu. Baja ringan adalah usaha yang menjanjikan karena selain harganya cukup terjangkau dan kualitasnya juga jauh lebih bagus daripada kayu yang rapuh dan rentan dimakan rayap. Jasa laundry yang ia buka adalah laundry khusus wearpack safety, tak heran jika pelanggannya ramai karena sangat dibutuhkan untuk para pekerja lapangan.

Walaupun mereka masih kuliah, tetapi mereka sudah mempunyai jiwa kewirausahaan dan pintar dalam memanfaatkan mata kuliah yang didapatkannya, bahkan bisa menjadi sumber dana untuk membantu biaya kuliah. Hal ini bisa dijadikan contoh untuk mahasiswa lainnya.

Berwirausaha itu bisa tercipta dari hobi, yang dapat diikuti dengan perkembangan trend sehingga untuk membuka suatu usaha modal utama yang diperlukan adalah keinginan (Unbaja, 2023).

Kemudian mahasiswa berwirausaha yang selanjutnya yaitu dari kampus Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tegal Program Studi Sistem Informasi yang bernama Abimanyu Surya Putra, Mahasiswa ini sukses menjalankan usaha keluarga

(20)

di usia muda. Usaha tersebut di bidang kuliner, dengan membuka bisnis angkringan.

Usahanya itu, merupakan peluang usaha yang dapat mendatangkan banyak keuntungan.

Selain keberadaannya yang menjamur, menu-menu yang disajikan, dijual dengan harga miring, tak ayal banyak pembeli yang melirik. “Usaha atau bisnis angkringan jahe susu dan mendoan ini, berawal dari 15 tahun yang lalu. Usaha ini pertama dijalankan oleh bapak saya dan akhirnya turun ke saya. Lewat usaha ini, saya berkomitmen untuk lebih memajukannya. Agar lebih besar dan semakin dikenal oleh warga Tegal maupun wisatawan yang datang ke Tegal,” ujar Abimanyu dalam rilis yang diterima, Rabu (26/1).

Abimanyu punya mimpi agar bisnis angkringannya ini memiliki cabang atau outlet lebih banyak lagi serta memperluas target pemasaran. Melalui target pemasaran yang luas, usaha angkringannya akan lebih banyak dikenal oleh pelanggan. Ia mengaku, melalui penjualan susu jahe, tempe mendoan dan makanan lainnya, berhasil meraih omzet sebesar 15 Juta sebulan. “Salah satu hal yang menginspirasi dan memotivasi saya adalah melihat selebgram yang sukses karena berwirausaha. Selain itu, ketekunan bapak saya dalam berwirausaha juga menjadi inspirasi saya untuk komitmen menjalani usaha ini. Bapak selalu konsisten berjualan walaupun hujan lebat, ia tetap berangkat berjualan.

Alhamdulillah omzet yang bisa didapat dari usaha ini, setiap bulan mencapai 15 juta,”

imbuhnya (Ismunandar, 2022).

Contoh mahasiswa yang berwirausaha lainnya adalah mahasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah Malang Ilmu Pendidikan yang bernama Khofifatus Sakdiyah angkatan 2019, Perempuan asal Argosuko Wangkal Lor, Poncokusumo Kabupaten Malang ini memiliki usaha jualan herbal Tiens Jiang Zhi Tea. Produk ini bermanfaat untuk untuk menghancurkan lemak/kolesterol sehingga dalam pemakaian jangka panjang dapat

(21)

menurunkan berat badan, serta bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah, atasi rematik, asam urat, darah tinggi, sakit jantung dan otak, perkuat hati dan daya tahan tubuh serta perawatan wajah. Usaha ini telah berjalan sekitar 4 bulan yang dipasarkan lewat market place Lazada. Setiap bulan Fifi berhasil mendapatkan omset minimal 4 juta yang menunjukan bisnis ini memiliki prospek sangat menjanjikan. Tak bisa dipungkiri, berbisnis di era kompetitif seperti saat ini memang tidaklah mudah. Fifi mengakui bisnis yang sama juga dilakukan oleh banyak orang. Karena itu, diperlukan kepintaran membaca peluang dan melakukan startegi bisnis yang cerdas dan efektif. “Alhamulillah usaha ini berjalan lancar berkat ketekunan, kerja keras dan semangat terus belajar. Kuncinya terletak pada kemampuan mengelola usaha dengan meyakinkan manfaat produk yang kita miliki, promosi yang terus menerus dan terpenting kesabaran,” tutup Fifi (Ilmu Pemerintahan, 2022).

Contoh mahasiswa berwirausaha berikutnya ialah mahasiswa dari Universitas Bina Sarana Informatika Pontianak yang bernama Rosmina dan Adriana, Mahasiswa dari kampus UBSI Pontianak ini merupakan contoh sukses entrepreneur muda yang mengikuti passion. Mereka bergabung dalam komunitas BSI Entrepeneur Center (BEC), mereka mulai mengasah kemampuan berwirausaha. Mulai dari merencanakan usaha, membuat produk, hingga memasarkan. Berbekal pengetahuan yang mumpuni, mereka memutuskan untuk mengikuti kompetisi Parade Cinta Tanah Air dengan produk kerajinan khas Kalimantan Barat. Mereka sukses meraih juara pertama tingkat nasional maupun daerah.

“Berawal dari kompetisi ini, akhirnya kami menemukan passion agar menjadi seorang entrepreneur muda. Kami memutuskan untuk membuka toko kerajinan khas Kalimantan

(22)

Barat di daerah Badau, karena berdekatan dengan perbatasan Indonesia dan Malaysia,” ujar Rosmina (Kelana, 2021).

Ia menyatakan  untuk menemukan passion dalam berbisnis memang tidak mudah dan harus banyak belajar. “Komunitas BEC yang kami ikuti selalu mengajarkan bagaimana membangun sebuah usaha sesuai passion dan berani mengikuti kompetisi,” kata Rosmina dalam (Kelana, 2021).

Kemudian mahasiswi yang memiliki usaha berasal dari Universitas Bina Sarana Informatika yang bernama Windriati Nur Hidayat semester tiga. Ia  termotivasi menggeluti usaha di bidang online shop. Windri mengaku dalam berwirausaha, ia selalu dibantu oleh BEC atau lembaga yang dimiliki Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) BSI Center yang dinamakan BSI Entrepreneur Center (BEC). yang selalu memberikan motivasi dan workshop dalam mengembangkan usaha serta risiko yang harus dihadapi ke  depannya.

Semangat berwirausaha dengan berani memulai usaha dan berani menghadapi rintangan dan tantangan menjadi modal utama. Mata kuliah Entrepreneurship pun turut membantu Windri mewujudkan impiannya menjadi seorang entrepreneur. “Pandemi  Covid-19 ini tidak mematahkan niat saya untuk tetap mengembangkan usaha ini. Apapun kondisinya, saya akan tetap bersemangat dan belajar mengembangkan potensi diri, untuk menjadikan saya sebagai pengusaha muda. Ke depannya saya akan membuat website dan memanfaatkan media sosial lebih banyak lagi untuk promosi, agar lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas,” harap  Windri pada (Kelana, 2021).

Adapun contoh mahasiswa berwirausaha yang selanjutnya yaitu mahasiswi dari kampus Universitas Indonesia yang bernama Hafiza Elfira, Mahasiswi ini berhasil menjadi pengusaha sukses di usia yang sangat muda. Berkat keahliannya menyerap ilmu baru,

(23)

Hafiza membuka bisnis di bidang lain. Hafiza mendirikan usaha yang menjual manik- manik. Produknya sangat laris di pasaran dan selalu ramai permintaan. Berkat itu, Hafiza berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah walaupun masih kuliah (Ruslan, 2021).

Mahasiswa berwirausaha berikutnya dari sekolah kedinasan penerbangan Indonesia yang bernama Afrinaldy Ismail, Mahasiswa ini mampu membangun usaha di usia 20 tahun. Sejak tahun 2017 di usia 17 tahun dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu dan tekad untuk merubah nasib keluarga, ia mulai menabung dan membangun usaha coffee shop pertama dengan nama BM Kopi. Selain sukses di bisnis coffee shop ia pun sukses membangun usaha angkringan yang diberi nama Angkringan BM dan telah mempunyai 5 cabang yang tersebar di  Pulau jawa dan Jabodetabek.  Dengan latar belakang mahasiswa kedinasan membuat ia melebarkan usaha di bidang media pembelajaran yang diberi nama Patriot Kedinasan. Dengan berbagai bidang usaha membuatnya diperkirakan akan masuk dalam nominasi Forbes 30 Under 30 Asia (Ruslan, 2021).

Contoh mahasiswa berwirausaha yang lainnya yaitu Mefliza Afriani, Dia selaku pengusaha buket bunga. Usaha buket bunga yang ia miliki terbilang laris dan menguntungkan , terhitung dari sekarang ia sudah memiliki sepuluh reseller yang sudah tersebar di kota Jambi mulai dari anak SMA hingga mahasiswa . Jika kita ingin berwirausaha tentu nya kita perlu memperhatikan pasar dan peluang produk yang akan kita jual , dan usaha tersebut haruslah terus melakukan pembaruan agar tidak ketinggalan zaman. Usaha buket bunga memiliki peluang yang lebar dikalangan mahasiswa , permintaan berdatangan silih berganti terutama pada musim  Graduation/wisuda pemilik usaha buket bisa meraup omzet jutaan dalam sebulan. Dalam menjalankan usaha buket

(24)

tidak selalu berisi bunga , inovasi kekinian pun selalu diterapkan kaum millennial. Kini buket yang dulu isi nya hanya bunga sekarang bisa diisi makanan seperti snack, uang kertas, atau bahkan scarf (Arifin, 2020).

Selanjutnya yaitu mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang diketuai oleh Mariha, tim tersebut beranggotakan Hanina Humaira (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), Gina Mulyani (FMIPA), serta Deby Maghfira Prameswari (FMIPA). Mereka dibimbing oleh Dr Harjono selaku dosen pembimbing untuk melaksanakan proyek kewirausahaan yang berhasil meraih pendanaan sebesar Rp 9.000.000 dari Kemenristek Dikti (Nayantaka.id, 2023).

Mereka berhasil memanfaatkan limbah buah semangka untuk diolah menjadi sabun semprot anti bakteri yang diberi nama “Alluris Spray”. Mereka tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Unnes yang terdorong memanfaatkan limbah cair agar bisa memberikan manfaat bagi banyak orang .

Alluris Spray dirancang untuk memberikan pengalaman relaksasi tubuh tanpa perlu dibilas, melainkan cukup dengan menyemprotkan sabun ke bagian tubuh yang diinginkan lalu diusap.“Produk ini sangat cocok untuk semua usia dan profesi, terutama yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak sempat untuk membersihkan diri,” kata mahasiswa Fakultas MIPA Unnes tersebut. Bahkan, produk tersebut sudah dipasarkan dengan harga yang terjangkau, yakni ukuran 60 mililiter dengan harga Rp 20.000 dan Rp 35.000 untuk ukuran 150 mililiter, dengan varian original, bubble gum dan black opium. Meskipun produk Alluris Spray dijual dengan harga yang terjangkau, Tim PKM-K optimistis usaha tersebut akan mencapai titik impas (BEP) dan menghasilkan keuntungan yang signifikan. Saat ini,

(25)

mereka juga sedang melakukan tahapan produksi, pemasaran, penjualan, dan evaluasi terhadap usaha yang dijalankan seperti yang dipaparkan oleh (Nayantaka.id, 2023).

Mariha berharap inovasi mereka dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, mengatasi masalah lingkungan terkait limbah cair domestik dan organik, serta meningkatkan keterampilan berwirausaha. “Kami berharap Alluris Spray tidak hanya meraih kesuksesan hingga Pimnas (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), tetapi juga berlanjut menjadi ‘brand’ yang dikenal oleh masyarakat luas,” paparnya pada (Nayantaka.id, 2023).

Adapun contoh mahasiswa berwirausaha lainnya yaitu mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang yang diketuai oleh Tiara Dwi Wulandari dengan anggota Cahyani Putri Kinasih, Nisfil Amelia Ramadhani, dan Gilang Syahbananto menciptakan inovasi kemasan makanan ramah lingkungan yang disebut Cushy Edible Bowl. Produk ini digagas oleh tim yang lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan tahun 2023 (Kompasiana, 2023).

Cushy Edible Bowl merupakan kemasan makanan berbentuk mangkok yang dapat dimakan berbahan dasar kulit pepaya. Produk ini memanfaatkan pektin dari kulit pepaya yang belum dimanfaatkan. Usaha ini dimulai sejak bulan Juni dan digoleki selama lima bulan pertama hingga bulan Oktober mendatang. Cushy Edible Bowl kini telah dijual di pasaran dengan harga Rp40.000,-/5 edible bowl.

Kemasan makanan ini dapat digunakan untuk makanan ringan, aneka kue, dan jenis makanan lainnya. Namun, produk ini tidak direkomendasikan untuk makanan berkuah karena memiliki ketahanan terhadap air dalam waktu terbatas. Tiara dan tim yakin produk

(26)

ini memiliki peluang yang baik sebagai usaha jangka panjang melihat saat ini produk kemasan masih banyak diperlukan oleh masyarakat luas (Kompasiana, 2023).

Dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha mahasiswa cukup banyak. Sehingga menarik untuk teliti apa saja faktor-faktor yang menjadi alasan pada mahasiswa untuk berwirausaha.

Salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan di suatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada anak didiknya sehingga menciptakan generasi yang berani memilih wirausaha (Sunnatullah, Winanto Nawarcono, & Ekowati, 2022).

Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejumlah julukan yang menjadi gambaran akan kondisi di kota tersebut. Di antara julukan itu adalah Kota Pelajar atau Kota Pendidikan. Kota Yogyakarta atau yang juga disebut Jogja merupakan bagian sekaligus ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Yogyakarta juga dikenal sebagai Kota Pelajar.

Julukan ini diduga berasal dari banyaknya pusat-pusat pendidikan yang berdiri di Yogyakarta (KOMPAS.com, 2022).

Yogyakarta adalah salah satu provinsi di Pulau Jawa yang menjadi salah satu kota tujuan pendidikan menurut Octavianingrum dalam (Pramitha & Astuti, 2021), banyak menarik minat para perantau untuk datang dan melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi yang terdapat di Kota Yogyakarta. Hal ini ditinjau dari hampir setiap tahunnya puluhan universitas yang tersebar di wilayah Yogyakarta dipenuhi oleh para pelajar yang berasal dari luar kota, luar provinsi maupun luar negeri dengan motif tujuan

(27)

yang sama yaitu untuk menuntut ilmu dan meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi Trisnawaty dalam (Pramitha & Astuti, 2021), baik jenjang Diploma, S1, S2 hingga S3. Menurut Lestari dalam (Pramitha & Astuti, 2021) bahwa hasil survei yang dilakukan o leh salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta menyebutkan bahwa 87 persen pelajar memilih Yogyakarta sebagai pilihan untuk melanjutkan studi karena mutu pendidikan yang berkualitas baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

Dalam kutipan (Haryanti, 2023) menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan akan mampu membuat mahasiswa memiliki minat berwirausaha karena mahasiswa yang belajar serius mengenai kewirausahaan maka mahasiswa akan tertarik dengan hal-hal yang menyangkut dengan minat berwirausaha. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Mustofa dalam (Haryanti, 2023) menunjukkan hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.

Stewart et alia dalam (Setyanti, Herlambang, & Prajitiasari, 2018) menjelaskan bahwa minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh faktor internal (sifat personal, sikap, kemauan, dan kemapuan), faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan sosial ekonomi, dll), serta faktor kontekstual (dukungan pendidikan, pengalaman, dan pembekalan kewirausahaan).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhartini dalam (Oktarina, Agung, &

Aswad, 2019) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha, jadi semakin kondusif lingkungan keluarga di sekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, dan apabila lingkungan keluarga mendukung maka seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha dibandingkan jika tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga.

(28)

Menurut Walgito dalam (Zain & Susanti, 2022) menyatakan bahwa lingkungan sosial mempunyai peran yang penting dalam perkembangan individu dan teori ini pada kenyataannya menunjukkan kebenaran, karena lingkungan sosial juga ikut andil dalam mempengaruhi perkembangan, pola pikir dan kebiasaan individu yang tinggal di dalamnya yang secara tidak langsung lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi minat masyarakatnya dalam menentukan suatu bidang pekerjaan, termasuk memilih untuk menjadi seorang wirausaha.

Dalam penelitian ini peneliti telah mencari sumber dukungan penelitian untuk mempermudah dalam penulisan penelitian ini serta dapat dijadikan sebagai petunjuk dan referensi, agar penelitian ini memiliki sumber dukungan yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dukungan penelitian ini pengetahuan kewirausahaan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha, hal ini sesuai dan didukung dalam jurnal penelitian (Wijaya, 2014) ; (Puspita & Sulistyowati, 2022) ; (Haryanti, 2023) ; (Suratno, Kohar, Rosmiati, & Kurniawan, 2020) ; (Trianawati, 2020) ; (Ani, Ahmadi, & Wulansari, 2023) ; (Sari, Sumarno, & Suarman, 2022) ; (Rahayu &

Hastuti, 2023) ; (Yasin, 2022) ; (Rahmania, 2015).

Menurut (Rahmania, 2015) pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu aspek penting dalam berwirausaha karena dengan adanya pengetahuan yang memadai atau cukup, maka akan semakin terbuka wawasan siswa tentang kewirausahaan sehingga mampu menumbuhkan minat seseorang untuk berwirausaha dan juga akan mampu mengelola dengan baik, hal ini didukung oleh teori Zimmerer dalam (Rahmania, 2015) yang mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong tumbuhnya minat kewirausahaan seseorang adalah dengan adanya pendidikan kewirausahaan yang dalam arti bahwa

(29)

pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh melalui pendidikan kewirausahaan baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun non formal mempengaruhi munculnya atau tumbuhnya minat berwirausaha. Begitu juga pendapat Hendro dalam (Rahmania, 2015) menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan yang luas tidak hanya akan meningkatkan minat berwirausaha saja, melainkan juga menghasilkan yang lebih besar dari pada mencari kerja/menjadi karyawan.

Dalam penelitian ini peneliti telah mencari sumber dukungan penelitian untuk mempermudah dalam penulisan penelitian ini serta dapat dijadikan sebagai petunjuk dan referensi, agar penelitian ini memiliki sumber dukungan yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dukungan penelitian ini pengetahuan kewirausahaan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha, hal ini sesuai dan didukung dalam jurnal penelitian (Wijaya, 2014) ; (Puspita & Sulistyowati, 2022) ; (Haryanti, 2023) ; (Suratno, Kohar, Rosmiati, & Kurniawan, 2020) ; (Trianawati, 2020) ; (Ani, Ahmadi, & Wulansari, 2023) ; (Sari, Sumarno, & Suarman, 2022) ; (Rahayu &

Hastuti, 2023) ; (Yasin, 2022) ; (Rahmania, 2015).

Menurut teori yang dikutip oleh Walgito dalam (Alifia & Dwiridotjahjono, 2019) bahwa lingkungan mempunyai peran yang penting dalam perkembangan individu dan teori ini pada kenyataan umumnya menunjukkan kebenaran, karena lingkungan sosial juga ikut andil dalam mempengaruhi perkembangan, pola pikir dan kebiasaan individu yang tinggal di dalamnya yang secara tidak langsung lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi minat masyarakatnya dalam memilih suatu bidang pekerjaan, termasuk dalam menjadi seorang wirausaha.

(30)

Menurut Santos et alia dalam (Sari, Adi, & Totalia, 2021) menyatakan bahwa lingkungan sosial akan memengaruhi ketertarikan berwirausaha individu yang akan memicu pembentukan usaha baru. Lingkungan sosial yang berada di sekitar individu memainkan peran yang penting dalam membentuk pengetahuan yang pada akhirnya akan membentuk ketertarikan dan perilaku individu tersebut seperti yang dipaparkan (Sari, Adi,

& Totalia, 2021).

Dalam penelitian ini peneliti telah mencari sumber dukungan penelitian untuk mempermudah dalam penulisan penelitian ini serta dapat dijadikan sebagai petunjuk dan referensi, agar penelitian ini memiliki sumber dukungan yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dukungan penelitian ini lingkungan sosial terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha, hal ini sesuai dan didukung dalam jurnal penelitian (Nainggolan & Harny, 2020) ; (Setyanti, Herlambang, &

Prajitiasari, 2018) ; (Sastri, Asriati, & Syahrudin, 2022) ; (Jamil & Khaeruddin, 2021) ; (Sari, Adi, & Totalia, 2021) ; (Alifia & Dwiridotjahjono, 2019) ; (Zain & Susanti, 2022) ; (Purnomo & Herminanto Sofyan, 2016) ; (Nuryanto, Djamil, Sutawidjaya, & Saluy, 2020) ; (Fauzan & Ikhwan, 2023).

Menurut Trisnawati dalam (Triesninda, Oktavianto, & Pahlevi, 2021) keluarga mempengaruhi minat melakukan wirausaha disebabkan berbagai aspek yakni saran dan dukungan keluarga serta pengarahan untuk berwirausaha, serta dukungan keluarga sebagai pemicu untuk dapat melakukan wirausaha, masukan dari keluarganya, teladan yang positif dari keluarganya terkait berwirausaha, ekonomi yang baik dalam keluarga dan pembelajaran keuangan yang diperoleh dari keluarganya.

(31)

Dalam pembentukan minat berwirausaha pun dapat dari lingkungan keluarga khususnya keluarga seorang wirausahawan, saran dan motivasi keluarga menjadikan siswa berpikir jika profesi sesudah lulus SMK bukan cuma jadi seorang pegawai di perusahaan, akan tetapi melanjutkan bisnis orang tuanya (Triesninda, Oktavianto, & Pahlevi, 2021).

Hal tersebut sejalan dengan penelitiannya Shidhiq dalam (Triesninda, Oktavianto, &

Pahlevi, 2021) yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga adalah suatu tempat penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan di samping lingkungan sekolah serta masyarakat.

Menjadi seorang wirausaha tidak lepas dari dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta pengaruh positif terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat berwirausaha, namun apabila keluarga tidak mendukung seseorang untuk berwirausaha maka minat berwirausaha akan semakin kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha menurut (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019).

Menurut Buchari dalam (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019) ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri memiliki kecenderung anaknya akan menjadi pengusaha pula, serta anak yang memiliki orang tua seorang pengusaha atau hidup dalam lingkungan keluarga wirausahawan akan menerima pengetahuan pada masa- masa awal sehingga membentuk sikap dan persepsi mengenai kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.

Dalam penelitian ini peneliti telah mencari sumber dukungan penelitian untuk mempermudah dalam penulisan penelitian ini serta dapat dijadikan sebagai petunjuk dan referensi, agar penelitian ini memiliki sumber dukungan yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dukungan penelitian ini lingkungan keluarga terbukti

(32)

berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha, hal ini sesuai dan didukung dalam jurnal penelitian (Susanti, 2021) ; (Rohmah & Tri Wahono, 2022) ; (Setyanti, Herlambang, & Prajitiasari, 2018) ; (Julindrastuti & Karyadi, 2022) ; (Wiyati, Maryanti, &

Thamrin, 2019) ; (Bahri & Trisnawati, 2021) ; (Triesninda, Oktavianto, & Pahlevi, 2021) ; (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019) ; (Khairinal, Syuhadah, & Fitriani, 2022) ; (Melayani, 2017).

B Rumusan Masalah

Peneliti terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Apakah pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Apakah lingkungan sosial berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?

3. Apakah lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?

C Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak menyimpang dari permasalahan dan pembahasan yang diteliti. Adapun batasan masalah yang dibatasi oleh peneliti sebagai berikut:

1. Subjek penelitian mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

(33)

2. Objek dalam penelitian ini adalah pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sosial, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Variabel yang diteliti meliputi:

a. Pengetahuan kewirausahaan (X1) b. Lingkungan sosial (X2)

c. Lingkungan keluarga (X3) d. Minat berwirausaha (Y)

D Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji signifikan pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Untuk menguji signifikan pengaruh lingkungan sosial terhadap minat berwirausaha ma hasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Untuk menguji signifikan pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

E Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori pengetahuan berdasarkan penelitian yang relevan dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian.

(34)

b. Menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya khusus bagi penelitian pendidikan.

Teori yang digunakan tentunya berdasarkan penelitian atau peneliti sebelumnya.

c. Menjelaskan apabila teori yang digunakan masih relevan untuk penelitian peneliti, relevan secara umum, atau tidak sama sekali.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis.

b. Bagi mahasiswa memberikan manfaat sebagai studi pembanding maupun penunjang dalam penelitian serta memperluas gambaran dalam penulisan skripsi, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sosial, dan lingkungan keluarga yang dapat menumbuh kembangkan minat mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk berkarir menjadi wirausaha.

c. Bagi Instansi dapat menambah dan memperkaya hasil-hasil penelitian, khususnya yang berkaitan dengan aspek minat berwirausaha.

d. Bagi penelitian selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sosial, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha merupakan keinginan, ketertarikan, serta ketersediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa rasa takut dengan risiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan memenuhi kebutuhan menurut Fu'adi & Fadli dalam kutipan (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019).

Menurut (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019) minat berwirausaha dapat dilihat dari usahanya untuk bekerja keras, menanggung segala risiko, bersedia menempuh jalan dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat serta dapat belajar dari pengalaman.

Menurut Hendrawan dalam (Suratno, Kohar, Rosmiati, & Kurniawan, 2020) minat wirausaha merupakan kemampuan untuk mendorong diri sendiri dan berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup serta pemecahan permasalahan hidup, memajukan usaha atau

(36)

menciptakan usaha baru dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya.

Sedangkan Menurut Aprilia, dkk (Suratno, Kohar, Rosmiati, & Kurniawan, 2020) minat berwirausaha merupakan rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil risiko.

Pendapat yang dikemukakan oleh Yanto yang dikutip dalam (Alifia &

Dwiridotjahjono, 2019) bahwa minat wirausaha adalah pemusatan perhatian dalam menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

Sedangkan menurut Kartin dalam (Alifia & Dwiridotjahjono, 2019) minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut.

Suryawan mengemukakan dalam (Yasin, 2022) bahwa sebuah minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta ketersediaan untuk bekerja keras atau berkemauan untuk mampu berdiri atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang mungkin terjadi serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dihadapinya

Sedangkan Menurut Mutmainah dalam (Yasin, 2022) menyebutkan minat berwirausaha merupakan dorongan dan keinginan untuk berusaha atau menjalankan suatu bisnis.

(37)

Menurut pendapat Rahayu dkk dalam (Rahayu & Hastuti, 2023) bahwa minat berwirausaha dinyatakan dalam kesediaan untuk bekerja keras dan mengembangkan usahanya, harus berani bersaing, kesediaan untuk berani mengambil risiko karena terkadang kesalahan kecil bisa mengakibatkan kerugian besar terkait dengan tindakan yang ditimbulkannya.

Sedangkan menurut pendapat Angri Aputra, dkk dalam (Rahayu & Hastuti, 2023) bahwa dengan berwirausaha, penerimaan pajak negara dapat meningkat dan tingkat pengangguran menurun. Selain itu, masyarakat bisa lebih mandiri, tidak lagi bergantung dengan upah yang dibayarkan negara.

B Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan kewirausahaan merupakan aspek penting guna membentuk motivasi seseorang dalam berwirausaha dan juga menjadi faktor penting untuk mempersiapkan calon wirausahawan menurut (Rahayu & Sulistyowati, 2022).

Sedangkan menurut Sari et alea dalam (Rahayu & Sulistyowati, 2022) pengetahuan kewirausahaan yaitu pemahaman tentang berbagai informasi untuk membangkitkan keberanian mengambil risiko secara wajar dalam pengelolaan perusahaan, untuk tumbuh dan sukses, tidak cukup memiliki keterampilan tetapi juga harus memiliki bekal pengetahuan.

Nurbaya dan Moerdiyanto menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam (Haryanti, 2023).

(38)

Sedangkan definisi Kuntowicaksono dalam (Haryanti, 2023) pengetahuan kewirausahaan adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntukan dirinya dan masyarakat atau konsumennya.

Pengetahuan kewirausahaan dalam perspektif Wulandari dalam (Yasin, 2022) adalah kemampuan individu untuk mengembangkan sesuatu yang baru melalui pemikiran kreatif dan tindakan inventif, untuk menghasilkan ide atau kemungkinan dan dimanfaatkan dengan baik.

Sedangkan menurut Anwar dkk dalam (Yasin, 2022) pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkan, dalam rangka mengintegrasikan kewirausahaan ke dalam disiplin ilmu, baik teoritis maupun empiris.

Menurut (Suratno, Kohar, Rosmiati, & Kurniawan, 2020) pengetahuan kewirausahaan adalah pemahaman seseorang mengenai dunia usaha yang diwujudkan melalui gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha.

Sedangkan menurut pernyataan Mustofa dalam (Suratno, Kohar, Rosmiati, &

Kurniawan, 2020) bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik.

(39)

Menurut Nursito, dkk dalam (Ekachandra & Puspitowati, 2022) bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari nilai, kemampuan, dan perilaku dalam menghadapi tantangan. Sedangkan menurut Suryana pengetahuan kewirausahaan adalah pengetahuan seseorang dalam melakukan, menghasilkan, merintis, dan mengembangkan suatu hal baru baik produk atau jasa, nilai tambah, usaha, teknik, dan organisasi dikutip dalam (Ekachandra & Puspitowati, 2022).

Menurut penelitian Prastiwi dkk dalam (Ekachandra & Puspitowati, 2022) menyatakan bahwa pengetahuan kewirausahaan sebagai bentuk efektivitas pembelajaran kewirausahaan berpengaruh positif terhadap niat atau intensi berwirausaha.

C Lingkungan Sosial

Menurut (Khairunnisa & Rigianti, 2023) lingkungan sosial merupakan faktor yang dapat menjadi penentu dalam terjadinya setiap perubahan perilaku pada seorang individu maupun kelompok.

Lingkungan sosial merupakan tempat aktivitas kehidupan sehari-hari berlangsung di mana masyarakat satu dengan yang lainnya saling berinteraksi (Khairunnisa & Rigianti, 2023). Menurut Stroz dalam (Khairunnisa & Rigianti, 2023) lingkungan sosial mencakup semua kondisi di sekitar kehidupan yang dapat mempengaruhi perilaku individu dengan cara tertentu, termasuk pertumbuhan dan perkembangan dalam proses kehidupan, dan juga dapat pula dipandang sebagai bekal untuk mempersiapkan lingkungan bagi generasi berikutnya.

(40)

Menurut (Raihana & Azhary, 2019) lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.

Sedangkan menurut Sumarwan dalam (Raihana & Azhary, 2019) lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang.

Menurut (Manurung, Abi, Sinaga, & Silaban, 2022) lingkungan sosial merupakan lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal siswa, teman sebaya, dan media baik cetak maupun elektronik, lingkungan sosial juga mencakup seluruh individu, kelompok, organisasi, dan sistem di mana seseorang berhubungan dan lainnya.

Sedangkan menurut Walgito dalam (Manurung, Abi, Sinaga, & Silaban, 2022) lingkungan sosial merupakan lingkungan masyarakat yang didalamnya dapat interaksi individu dengan individu yang lain.

Menurut Dalyono dalam (Sari, Adi, & Totalia, 2021) lingkungan sosial merupakan orang lain yang berpengaruh terhadap individu.

Sedangkan menurut Mardisentosa et alia dalam (Sari, Adi, & Totalia, 2021) lingkungan sosial merupakan tempat orang melakukan interaksi antara satu sama lain dengan lingkungannya. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah keluarga, teman dekat, guru/dosen dan masyarakat sekitar (Sari, Adi, & Totalia, 2021).

Menurut Soekanto dalam (Apriani, 2022) bahwa lingkungan sosial merupakan individu atau kelompok yang berada di sekeliling manusia. Lingkungan sosial ini mempunyai dampak negatif dan dampak positif tergantung bagaimana keadaan lingkungan sosial individu tersebut (Apriani, 2022).

(41)

Menurut Ahmadi dalam (Apriani, 2022) lingkungan sosial adalah yang meliputi kondisi dalam dunia yang mempengaruhi tingkah laku manusia, perkembangan manusia, d an pertumbuhan manusia, menurutnya kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan- kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karenanya adanya antar hubungan antar mereka.

Lingkungan sosial merupakan tempat di mana seseorang berinteraksi dengan orang lain, dapat berbentuk hubungan antara individu dengan individu, individu dengan individu ataupun keompok dengan kelompok menurut (Purnomo & Herminanto Sofyan, 2016).

Sedangkan yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dalam (Purnomo & Herminanto Sofyan, 2016) bahwa lingkungan Sosial terbagi menjadi lingkungan sosial primer dan sekunder yang berada di dalam kelompok keluarga, sekolah, maupun pada masyarakat.

D Lingkungan Keluarga

Menurut (Wiyati, Maryanti, & Thamrin, 2019) bahwa lingkungan keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terbentuknya kepribadian. Dukungan dari keluarga dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri seseorang sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan minat untuk berwirausaha.

Sedangkan menurut (Wiyati, Maryanti, & Thamrin, 2019) lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak,dan anggota keluarga yang lain.

(42)

Menurut (Julindrastuti & Karyadi, 2022) lingkungan keluarga adalah suatu kondisi sosial yang mempengaruhi perkembangan anak ketika anak pertama kali mengenal dunia, dan juga merupakan faktor awal dalam seseorang mendapatkan kasih sayang, pembelajaran, keteladanan dan lain-lain.

Menurut (Julindrastuti & Karyadi, 2022) lingkungan keluarga adalah media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak.

Lingkungan keluarga adalah suatu kondisi sosial yang mempengaruhi perkembangan anak ketika anak pertama kali mengenal dunia. Lingkungan keluarga juga merupakan faktor awal dalam seseorang mendapatkan kasih sayang, pembelajaran, keteladanan dan lain-lain (Julindrastuti & Karyadi, 2022).

Menurut (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019) lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya. Lingkunga keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain.

Sedangkan menurut (Oktarina, Agung, & Aswad, 2019) lingkungan keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, di sinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian.

Menurut (Darmawangsa, Sridana, Hikmah, & Soeprianto, 2023) menyatakan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan siswa, di dalam keluarga seorang siswa mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya, di mana dalam proses ini seorang siswa diajarkan dan dikenalkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan.

(43)

Sedangkan menurut Chulsum dalam (Darmawangsa, Sridana, Hikmah, &

Soeprianto, 2023) lingkungan keluarga merupakan Lembaga pendidikan tertua, yang pertama dan utama dialami oleh siswa. Kedudukannya sebagai lembaga pendidikan yang bersifat kodrati menjadikan peranan orang tua memiliki peranan untuk bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik siswa agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Menurut (Hartanti, 2022) lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, meliputi benda hidup maupun benda mati, iklim, suasana, dan pola interaksi yang terjadi antara individu dengan individu yang lain dalam suatu lingkungan sosial terkecil yang diikat melalui perkawinan, hubungan darah atau adopsi.

Menurut (Hartanti, 2022) lingkungan keluarga adalah adalah tempat dimana anak mendapatkan pendidikan agama, perhatian, kasih sayang, bimbingan, perilaku, serta pengawasan dan dorongan dari orang tua maupun anggota keluarga lain yang menetap tinggal di dalamnya sehingga anak dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya demi kemajuan di masa mendatang.

E Hipotesis

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Maka penulis memberikan hipotesis sebagai berikut:

(44)

H1 : Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

H2 : Lingkungan Sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

H3 : Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha pada mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta.

F Model Penelitian

H1

H2

H3

GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIAN Lingkungan Sosial

(X2)

Minat Berwirausaha (Y)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Lingkungan Keluarga (X3)

Gambar

GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIANLingkungan Sosial
Tabel 1.4 Skor Pada Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui perbedaan aplikasi wirausaha ditinjau dari

Basil analisis menunjukkan bahwa pelatihan jiwa wirausaha ini mempunyai pengaruh terhadap perkembangan jiwa wirausaha (t=-10,246;p<O,Ol),walaupun dengan uji t tidak

Untuk mengetahui pengaruh dari pendidikan kewirausahaan dalam keluarga dan pendidikan kewirausahaan dalam kampus terhadap minat wirausaha mahasiswa STKIP PGRI

Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha melalui budaya sekolah, yaitu dengan cara memasukkan nilai-nilai karakteristik wirausaha kedalam peraturan

Dengan aspek-aspek penting sebagai berikut lembaga pendidikan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidik yang dimilikinya, meliputi: (1) gaji dan standar

Kesimpulan Dari pernyataan dan kajian diatas sebelumnya, dapat kita tarik kesimpulan bahwa wirausaha sangat berperan dalam menopang kemajuan bangsa, terutama dalam sektor ekonomi,

84 PENGARUH PERSEPSI WAWASAN WIRAUSAHA DAN MOTIVASI WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA S1 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Mohammad Afiful

Dalam mengembangkan wirausaha yang sukses, penting untuk memperhatikan aspek spiritualitas dan sosial ini bersama dengan pengembangan keterampilan bisnis.18 Melalui pendidikan yang