8B-Rabu08.00-09.30_R7_I Kadek Arya Wi ratama_2015124006_BAB 1-5 - Ari Wirya .pdf
kadek arya
WORD COUNT
15361 Words
CHARACTER COUNT
74550 Characters
PAGE COUNT
59 Pages
FILE SIZE
2.1MB
SUBMISSION DATE
Aug 28, 2024 2:09 PM GMT+8
REPORT DATE
Aug 28, 2024 2:11 PM GMT+8
29% Overall Similarity
The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
27% Internet database 5% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
18% Submitted Works database
Summary
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kesuksesan suatu proyek konstruksi sangat bergantung dengan peran sumber daya, Adapun salah satu sumber daya dalam suatu proyek konstruksi yang memiliki peranan sangat penting adalah material atau bahan yang akan digunakan dalam proyek tersebut, material ini memiliki jenis spesifikasi yang berbeda – beda tergantung fungsinya dalam pekerjaan tersebut, tentunya dalam kondisi ini sangat penting bagi para kontraktor memperhatikan dengan baik spesifikasi yang dibutuhkan dalam proyek yang akan dikerjakannya, selain memperhatikan yaitu volume pekerjaan yang akan di kerjakan, dari volume pekerjaan tersebut akan diketahui seberapa banyak material yang dibutuhkan.
Selanjutnya untuk mengetahui kebutuhan dan penggunaan bahan atau material dalam suatu proyek konstruksi maka diperlukan manajemen bahan yang baik, meliputi perencanaan, pengadaan, maupun pengelolaan. Selanjutnya salah satu hal yang harus diperhatikan adalah waste material, waste material ini sangat dipengaruhi oleh manajemen bahan yang diterapkan di suatu proyek konstruksi.
Waste material / material sisa kontruksi merupakan salah satu hal yang sangat umum terjadi pada proyek konstruksi, material sisa terjadi karena ketidakselarasan antara volume rencana dengan volume pekerjaan yang dilaksanakan dan material besi merupakan penghasil limbah terbesar pada pelaksanaan konstruksi.
Material besi merupakan material dengan nilai waste terbesar dibandingkan dengan material lain seperti keramik, semen, beton ready mix, tiang pancang, pasir, batu bata, batu pecah dengan nilai waste sebesar 34,68% [1]. Selanjutnya sejalan dengan penelitian tersebut adapun penelitian lain bahwa komposisi biaya sisa material besi beton masing-masing nilai 52,38% dan 21,1% dari total biaya sisa material [2]. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa material sisa besi beton sangat tinggi.
Proyek Kiara Ocean Place merupakan proyek pembangunan apartemen di wilayah Canggu. Permasalahan yang terjadi terkait material besi beton adalah banyaknya sisa potongan besi yang tidak digunakan. Berdasarkan permasalahan
2
2
3
3
diatas maka, penulis tertarik melakukan analisis perhitungan waste pada pekerjaan struktur yang mengacu pada shop drawing yang di gunakan dalam proyek Kiara Ocean Place, supaya dapat menghasilkan perhitungan bahan sisa yang akurat.
Dengan perhitungan waste besi beton, diharapkan kedepannya dapat meminimalisir waste besi, sehingga dapat menghemat biaya pelaksanaan proyek.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang dapat diuraikan untuk penelitian ini adalah:
1. Berapa besar nilai waste dari kebutuhan besi pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place ?
2. Berapa besar hasil presentase nilai waste pembesian pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place ?
3. Berapa besar biaya waste material besi beton pada Pembangunan Apartemen Kiaraa Ocean Place ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui besar waste dari kebutuhan besi pada proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place.
2. Mengetahui presentase nilai waste pembesian pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place.
3. Mengetahui besar biaya waste material besi beton pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan atau pengetahuan yang lebih spesifik tentang perhitungan kebutuhan besi agar waste besi bisa dimanfaatkan secara baik dan bisa menghemat biaya.
2
2
2
2 2
2
50
2. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya mengetahui pengaruh sisa waste besi pada biaya.
3. Bagi Praktisi Industri Konstruksi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan jasa konstruksi mengenai faktor penting waste material besi terhadap penghematan biaya proyek.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan dengan ruang lingkup sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu.
2. Penelitian ini dilakukan pada seluruh pekerjaan yang menggunakan besi beton pada proyek Apartemen Kiara Ocean Place Canggu.
3. Penelitian ini menggunakan metode Bar Bending Scehdule.
4. Waste material yang dimaksud adalah sisa material besi yang tidak dapat difungsikan pada proyek Apartemen Kiata Ocean Place Canggu.
6
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Proyek Konstruksi
Sumber daya diperlukan guna melaksanakan perkerjaan-pekerjaan yang merupakan komponen proyek. Hal tersebut dilakukan terkait dengan pengaruhnya terhadap ketepatan perhitungan unsur biaya, mutu, dan waktu. Selanjutnya, khusus dalam masalah sumber daya, proyek menginginkan agar sumber daya tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada waktunya, digunakan secara optimal dan dimobilisasi secepat mungkin setelah tidak diperlukan. Adapun beberapa sumber daya yang terdapat dalam suatu proyek konstruksi, antara lain :
1. Waktu (Time) Waktu merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan suatu proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik kapan pekerjaan mulai dan kapan berakhir. Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari penyusunan biaya. Dalam hubungan ini, sering kali pengelola proyek beranggapan bahwa penyelesaian proyek semakin cepat semakin baik. Akan tetapi pada kenyataanya perencanaan waktu harus dihitung berdasarkan jam kerja dari perkiraan biaya, hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung lamanya kegiatan pada jadwal itu.
Sehingga penggunaan waktu dapat optimal.
2. Biaya (Cost) Biaya dapat didefinisikan sebagai jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, reliabilitas, dan maintainability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya produksi sangat perlu diperhatikan karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu.
3. Sumber Daya Manusia (Human Resources) Untuk merealisasikan lingkup proyek menjadi tersampaikan dengan baik, diperlukan pula sumber daya.
Sumber daya tersebut adalah tenaga kerja, pengelolaan sumber daya
1
1
9
10 12
29
manusia meliputi proses perencanaan dan penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang tepat atau efektif untuk memperoleh hasil yang optimal. Sumber daya dapat berupa human (Tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga terampil).
4. Sumber Daya Bahan (Material Resources) Dalam setiap proyek konstruksi pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai prosentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50% - 70% dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya penyimpanan material. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen yang sangat baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting. Terdapat tiga kategori material :
- Engineered materials Produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini secara khusus didetail dalam gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut, apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
- Bulk materials Produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya (kabel, pipa).
- Fabricated materials Produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan digunakan / diluar lokasi proyek (kusen, rangka baja).[3]
: bahan yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (bahan permanen) dan bahan yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek tetapi tidak akan menjadi bagian tetap dari struktur (bahan sementara).
a. Bahan permanen bahan-bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk membentuk bangunan. Jenis bahan ini akan dijelaskan lebih detail dalam dokumen kontrak yang berkaitan dengannya (gambar kerja dan spesifikasi) Rincian bahan permanen mencakup antara lain:
1
1
- Spesifikasi bahan yang digunakan - Kuantitas bahan yang diperlukan
- Uji coba yang harus dilakukan terhadap setiap bahan yang diperlukan sebelum bahan diterima
b. Bahan sementara bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor dalam mebangun proyek tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan (setelah digunakan bahan ini akan disingkirkan). Jenis bahan ini tidak dicantumkan dalam dokumen kontrak sehingga kontraktor bebas menentukan sendiri bahan yang dibutuhkan beserta pemasoknya. Dalam kontrak, Kontraktor tidak akan mendapatkan bayaran secara eksplisit untuk jenis bahan ini. Dalam pemilihan bahan dan alat apa yang akan digunakan untuk suatu bangunan, maka beberapa hal perlu dipertimbangkan, yaitu :
- Jenis Gedung dan kegunaanya - Kebutuhan pemilik gedung - Peraturan perencaan suatu daerah - Kendala Peraturan
- Kendala lokasi - Dana yang tersedia
- Kebijaksanaan jangka panjang dalam pemeliharaan dan adaptasi
5. Sumber Daya Peralatan (Equipment Resources) melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti menggabungkan berbagai suber daya untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan [3]. Peralatan konstruksi (construction plant) merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk perakatan antara 7 – 15 % dari biaya proyek.
1
1
2.2 Manajemen Material
Dalam pelaksanaan konstruksi manajemen bahan/material sangatlah penting karena sangat berpengaruh kepada 3 komponen penting proyek konstruksi yaitu BMW (Biaya, Mutu, dan Waktu). Manajemen material diartikan sebagai fungsi yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan perencanaan (planning), pengendalian (controlling) material secara optimal sehingga dapat memenuhui kebutuhan pelanggan, sehingga dari pengertian diatas manajemen material dapat dikatakan sebagai suatu metode ilmiah yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian aliran bahan mulai dari mebelian awal hingga tiba di tempat tujuaannya.
Sehingga dengan adanya manajemen material yang baik dalam suatu proyek konstruksi maka akan sangat menguntungkan bagi pelaku usahanya. Kemudian pengaruh pemilihan system manajemen material yang baik dapat dilihat dari :
1. Naiknya nilai produktivitas, pekerja dapat merencanakan pekerjaan mereka, material dapat diperoleh saat dibutuhkan.
2. Mengurangi pemesanan yang berlebihan.
3. Meningkatkan kinerja pensuplai material saat pengiriman, kualitas dan penghemat biaya
4. Mengurangi persediaan material di gudang, volume ruang gudang, pemindahan material, perawatan material, resiko kerusakan material, dan kerusakan material sebelum digunakan. [4]
Biaya-biaya pengadaan persediaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempunyai suatu barang persediaan di gudang, meliputi biaya-biaya mulai pada saat pemesanan sampai kepada biaya-biaya untuk menyimpannya di gudang. Biaya yang dikeluarkan tersebut dapat diperinci sebagai berikut (PMBOK, 2002)
1. Biaya pembelian (Purchase Cost) 2. Biaya pemesanan (Order Cost) 3. Biaya pengangkutan
4. Biaya penyimpanan (Holding Cost) 5. Biaya modal (Capital Cost)
6. Resiko kerusakan (Detorioration) [4]
6
18
30
30
30
65
Manajemen bahan sangat dibutuhkan terutama dalam pengalokasian material, dengan adanya pengalokasian yang baik dan optimal maka penghematan biaya akan tercapai dengan baik berdasarkan pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya dalam proyek konstruksi peranan manajemen material sangat penting karena sebagian besar biaya yang dibutuhkan pada suatu pekerjaan adalah dari material atau bahan yang akan digunakan dalam perkerjaan tersebut, sehingga manajemen bahan ini juga akan sangat berperan penting terhadap material sisa yang dihasilkan pada suatu proyek konstruksi dimana apabila perencaan dan pengelolaan manajemen bahan yang baik diterapkan bisa saja banyak terjadi material sisa dan sulit dilakukan penghematan pada suatu item pekerjaan.
2.3 Material Besi
Besi beton atau baja tulangan merupakan baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton [5]. Baja ini diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (Hot rolling).
Seperti namanya besi merupakan suatu besi yang digunakan untuk memperkuat beton dan munculah istilah beton bertulang, yaitu beton yang diberikan untuk memperkuat beton itu sendiri. Baja tulangan atau besi beton 10 digunakan dalam struktur beton untuk menambahkan kuat tarik. Hal ini dikarenakan beton memiliki kekuatan tarik yang relative rendah, sehingga diperlukan kekuatan tarik tambahan yang bisa di dapatkan dari besi beton. Baja dan Beton itu sendiri dapat berinteraksi dikarenakan beberapa sebab, yaitu :
1. Letakan / bond antara tulangan baja dengan beton keras di sekelilingnya 2. Camupran beton yang bersifat anti resap sehingga dapat mencegah karat
pada baja
3. Angka mua baja dengan beton yang hamper sama, yaitu 0,000010 – 0,000013°C pada beton dan 0,000012 °C pada baja. Adapun besi beton atau baja tulangan memiliki 2 jenis berdasarkan bentuknya.
3
13
13 33
1. Besi Tulangan Polos
Secara umum, besi beton polos adalah salah satu material bahan bangunan atau konstruksi yang terkenal dengan kekuatan dan ketahanan dalam pondasi bangunan. Sama seperti namanya, besi beton polos memiliki permukaan yang polos atau bersih tanpa alur dan sirip, berbentuk bundar. Tulangan jenis ini biasa digunakan untuk tulangan geser, begel, atau sengkang dan mempunyai tegangan leleh 240 MPa.
Gambar. 2. 1 Besi Tulangan Polos (Google,2023) 2. Besi Tulangan Ulir/Sirip/Deform
Baja tulangan ulir memiliki alur atau ulir pada permukaannya yang dikenal juga sebagai sirip yang bertujuan untuk meningkatkan daya lekat terhadap beton.
Tulangan jenis ini biasa digunakan untuk tulangan pokok dan struktur yang memikul beban yang besar dan mempunyai tegangan leleh 400 MPa yang mana daya cengkram atau ikat lebih kuat diantara tulangan dan beton beserta memantapkan daya lekat yang dapat menahan gerakan dari batang terhadap beton.
Gambar. 2. 2 Besi Tulangan Ulir (Google,2023)
13
13 13
38
54 62
Kemudian adapun biasanya dalam menghitung kebutuhan besi beton satuan yang diguanakan adalah kilogram (kg), sehingga dibutuhkan konversi dari ukuran panjan besi beton menjadi berat kebutuhan besi beton dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 2. 1 Rincian Ukuran dan Berat Besi Polos
Tabel. 2. 2 Rincian Ukuran dan Berat Besi Ulir
Diameter (mm) Panjang (m) Berat/Meter (kg) Berat/Batang (kg)
4 12 0.09 1
6 12 0.22 2.66
8 12 0.39 4.74
9 12 0.5 6
10 12 0.62 7.4
11 12 0.75 9
12 12 0.89 10.7
13 12 1.04 12.5
16 12 1.58 19
19 12 2.22 26.8
22 12 2.98 35.8
24 12 6.55 42.62
25 12 3.86 46.2
28 12 4.83 58
31 12 5.93 71.1
32 12 6.31 75.72
Diameter (mm) Panjang (m) Berat/Meter (kg) Berat/Batang (kg)
10 12 0.62 7.4
13 12 1.04 12.5
19 12 2.23 26.8
22 12 2.98 35.8
25 12 3.85 46.2
29 12 5.04 60.5
32 12 6.31 75.77
35 12 7.51 90.1
38 12 8.92 107
41 12 10.5 126
16
17
17
Standar pembesian Pada proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place menggunakan standar pembesian beton bertulang berdasarkan SNI-2847-2019 [5].
Rincian standar pada berbagai pekerjaan struktur sebagai berikut :
Gambar. 2. 3 Standar Penyaluran Batang Tarik
Gambar. 2. 4 Standar Sengkang
Gambar. 2. 5 Panjang Penyaluran Minimum Tanpa Kait
Gambar. 2. 6 Panjang Penyaluran Minimum dengan Kait
2.4 Material Sisa Besi
Sisa material (waste material) merupakan suatu kelebihan/berlebihnya kuantitas material yang digunakan maupun didatangkan, tetapi tidak menambah nilai apapun terhadap suatu pekerjaan, yang artinya bahwa sisa material tidak terlalu berdampak pada suatu pekerjaan tetapi lebih berdampak pada hal lain (biaya) [6]. Sisa material konstruksi (construction waste) sebagai sesuatu yang sifatnya terlebih dari yang disyaratkan baik berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yang tersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsinya [7].
Material sisa dipahami sebagai ketidakefisienan suatu hal yaitu hasil dalam penggunaan peralatan, material, tenaga kerja, atau modal dalam jumlah yang lebih besar dari yang diperlukan pada pelaksanaan bangunan. Material sisa mencakup peristiwa kerugian material dan kegiatan pekerjaan yang tidak perlu, menghasilkan biaya tambahan tetapi tidak menambah nilai suatu produk. Hasil kajian dari berbagai referensi tersebut dapat disimpulkan bahwa factor penyebab material sisa konsturksi tertinggi adalah sumberdaya material yang disebabkan oleh kerusakan materal, kualitas material kurang baik dan kesalahan perencanaan dan pengelolaan sebagai penerapa manajemen bahan suatu proyek konstruksi.
Dalam proses konstruksi, material sisa besi beton memiliki persentase tertinggi dibandingkan material sisa lainnya. Sisa material besi beton memiliki skala tingkat resiko tertinggi dengan nilai tingkat sebanyak 20 . Hal ini bisa diakibatkan oleh penerapan manajemen bahan yang kurang baik, namun meskipun manajemen bahan sudah diterapkan dengan baik material sisa ini masih tetap ada namun masih bisa di kurangi. Sisa material konstruksi berasal dari 2 sumber utama yaitu :
1. Demolition waste adalah sisa material yang timbul dari hasil pembongkaran atau penghancuran bangunan lama
2. Construction waste adalah sisa material konstruksi yang berasal dari pembangunan atau renovasi bangunan milik pribadi, komersil dan struktur lainnya. Sisa material tersebut berupa sampah yang terdiri dari beton, batu, bata, plesteran, kayu [8].
18
19
19
26
Sehingga material sisa ini merupakan salah satu masalah serius yang di hadapi kontraktor, sehingga disini lah dibutuhkan pengelolaan unutk mengatasi permaslahan material itu baik dari perencanaan, pelaksanaan maupun pengelolaan.
Mengingat terdapat sekian banyak faktor penyebab terjadinya material sisa besi beton maka tak dapat dipungkiri waste pekerjaan besi beton juga akan mengikat, sehingga dibutuhkan perhitungan waste besi beton yang pasti sebagai dasar memitigasi bertambahnya waste yang terjadi di lapangan sehingga penghematan bisa dilakukan dengan optimal dan limbah konstruksi berkurang.
Pemotongan besi beton bertulang yang tidak optimal merupakan faktor yang paling mempengaruhiterjadinya sisa material besi [9]. Material besi beton merupakan komponen yang penting dalam sebuah proyek konstruksi gedung bertingkat. Pada proyek di lapangan tidak dapat dihindari munculnya sisa material besi tulangan yang menyebabkan pengeluaran anggaran biaya yang sia-sia.
Sehingga dapat dikatakan pemotongan besi tulangan yang tidak optimal di 17 lapangan merupakan penyebab terjadinya waste besi yang cukup tinggi, sehingga diperlukan solusi untuk mengurangi waste besi.
2.5 Estimasi Volume Pekerjaan Dan Faktor Kerugian
Dalam perencanaan pekerjaan struktur estimasi volume maupun biaya proyek sangat penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar volume dan biaya yang dibutuhkan suatu proyek, sehingga dengan keterbatasan waktu dan informasi, volume dan biaya dapat diketahui meskipun tidak sepenuhnya akurat. Estimasi biaya proyek memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal estimasi biaya dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar biaya yang di butuhkan untuk membangun suatu proyek [10]. Estimasi proyek dapat dikelompokkan berurutan sebagai berikut :
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada awal tahap proyek.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta harga satuan pekerjaan.
9 12
23
23 25
55
3. Estimasi definitive, merupakan gambaran pembiayaan dan pertanggung jawaban rampung untuk suatu proyek dengan kemungkinan kecil tejadi kesalahan.
Sehinnga dapat dikatakan bahwa menghitung volume pekerjaan suatu proyek konstruksi merupakan salah satu langkah penting dalam perencanaan proyek, karena dengan adanya volume pekerjaan ini, biaya konstruksi akan dapat ditentukan. Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan.
Volume (kubikasi) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Volume pekerjaan haruslah dihitung dengan teliti karena volume pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkiraan harga yang didapat.
Perhitungan volume haruslah mengikuti gambar bestek yang telah dibuat oleh perencana sehingga kita akan mendapatkan data volume pekerjaan yang akan kita pergunakan dalam mengestimasi biaya yang diperlukan. Perhitungan volume pekerjaan yang detail dapat mengurangi resiko pembengkakan biaya, dimana perhitungan volume dapat kita kaitkan dengan bahan material yang akan kita gunakan sehingga pembiayaan dapat menjadi seefisien dan sekecil mungkin.
Selanjutnya dalam memperhitungkan volume suatu pekerjaan, adapun salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah memperhitungkan waste material dari pekerjaan yang bersangkutan.
2.6 Bar Bending Schedule
Perencanaan pembesian pada suatu proyek sangatlah penting untuk menghindari pemborosan. Perlunya menganalisis dengan metode yang tepat untuk mengetahui seberapa banyak tulangan yang dibutuhkan untuk pekerjaan proyek pembangunan Kiara Ocean Place Canggu. Bar Bending Schedule di gunakan untuk memudahkan proses persiapan kebutuhan pembesian/tulangan dan menghitung waste yang terjadi pada proyek tersebut, biasanya di perlukan untuk konstruksi bangunan gedung karena memerlukan tulangan yang cukup banyak dengan
3 9
16
16 31
39
39
diameter yang berbeda-beda [11]. Rumus yang akan digunakan untuk mendapatkan presentase waste material besi beton pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
(𝑎 − 𝑏) − (𝑐 + 𝑑 + 𝑒)
(𝑑 + 𝑒) 𝑥 100%
a = Besi on site (besi datang + besi masuk proyek) b = besi sisa stok di lapangan (belum di pabrikasi) c = besi dipakai proyek lain (besi keluar proyek) d = besi terpasang dilapangan
e = besi terpabrikasi (belum terpasang) 2.7 Penelitian Pendukung
Adapun penelitian sebelumnya penelitian dengan judul penelitian “Analisis Faktor dan Dampak Sisa Material Besi Pada Pekerjaan Proyek Struktur Konstruksi”
mendapatkan hasil waste material besi beton kolom sebesar 1921,8 kg dengan presentase 21%, balok 1163,9 dengan presentase (13%), dan Plat 1642,45 kg dengan presentase 19%[12].
Penelitian dengan judul “Analisis Waste Level dan Waste Cost Bekisting dan Pembesian Pada Pekerjaan Struktur Proyek Konstruksi”. Pada pekerjaan pembesian menghasilkan waste level besi polos Ø8 mm didapat waste sebesar 0,6%, besi polos Ø10 mm sebesar 3,8%, besi polos Ø12 mm sebesar 19,5%, besi ulir D13 sebesar 17,4%, dan besi ulir D16 sebesar 5,1%. Rata-rata waste dari kelima jenis besi tulangan tersebut sebesar 9,3% [13].
Penelitian dengan judul “Analisa Waste Material Besi Dalam Upaya Pengendalian Sisa Material Konstruksi” . Besarnya waste material besi yang terjadi yaitu pile cap 7,00%, sloof 6,50%, kolom 5,00%, balok 7,00%, plat lantai 6,00%.
Rata-rata waste untuk pekerjaan pembesian adalah 6,30% [14].
Berdasarkan penelitian diatas maka, penulis tertarik melakukan analisis perhitungan waste pada pekerjaan struktur pada proyek apartemen Kiara Ocean Place, supaya dapat menghasilkan perhitungan bahan sisa material besi beton yang akurat.
2
2
2
21
21
25
49
57
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik, bersifat deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan tentang material sisa sisa berupa besi beton pada proyek konstruksi, sedangkan analitik adalah prosedur dalam penelitian dalam mengolah dan menganalisis suatu permasalahan dalam penelitian sehingga didapatkan kesimpulan yang menjawab beragam hipotesis, sehingga dalam penelitian ini akan dianalisis seberapa besar material sisa yang dihasilkan dalam pekerjaan struktur dan besarnya kerugian material besi beton yang didapat dalam perkerjaan struktur suatu proyek konstruksi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Penetapan lokasi penelitian merupakan tahapan yang penting dalam penelitian deskriptif, karena lokasi penelitian dapat mencerminkan tingkat kemudahan dalam pencapaian lokasi serta pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place yang berlokasi di Jl. Subak Sari, Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Badung, Bali.
3
3
3 9
44
51 77
Gambar. 3. 1 Peta Lokasi Penelitian (Google, 2023) 3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data penelitian Analisis Waste Material Besi Beton Pada Pekerjaan Proyek Stuktur Konstruksi, yaitu sekitar 6 bulan atau 180 hari kalender, terhitung sejak bulan Juli 2023 hingga bulan Desember 2023.
Site Area
27 58
76
Tabel. 3. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
3.3 Penentuan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder yang didaptkan langsung dari kontraktor yang mengerjakan proyek Apartemen Kiara Ocean Place Canggu.
1. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil observasi di lapangan sebagai berikut :
- Pekerjaan penulangan besi - Sisa material besi
2. Data Sekunder adalah berupa dokumen proyek sebagai berikut : - Gambar rencana proyek.
- Gambar kerja 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data primer dan data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan Teknik sebagai berikut :
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan langsung dengan cara meminta pendapat atau pandangan kepada staff kontraktor terkait dengan permasalahan sesuai dengan penelitian ini yaitu sisa material besi beton dan didapatkan hasil bahwa pada Proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu khususnya pada pekerjaan pembesian terjadi sisa material besi yang cukup banyak. Selanjutnya setelah dikumpulkan data – data sekunder berupa data – data penunjang proyek berupa shop drawing pekerjaan struktur kemudian didukung dengan beberapa acuan seperti buku dan literatur terkait sebagai acuan dan landasan yang mendukung pemecahan masalah beserta jurnal dan internet sebagai sumber informasi pendukung dalam pemecahan masalah.
3.5 Variabel Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penentuan judul 2 Pengumpulan data 3 Penyusunan skripsi 4 Ujian skripsi
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
27
41
45 75
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable terikat dan variable bebas, yaitu :
1. Variabel bebas (independent variable) adalah salah satu variable yang punya pengaruh besar terhadap variable lainnya. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variable bebas adalah pekerjaan struktur dimana dengan bentang yang berbeda – beda akan dihasilkan Waste material masing – masing pekerjaan tersebut.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah kerugian sisa material pada pekerjaan struktur dengan menggunakan perbandingan antara kebutuhan besi dengan ukuran besi yang tersedia di pasaran yaitu dengan rumus :
Kemudian, setelah didapatkan besarnya waste material pada masing – masing pekerjaan pembesian dan dibandingkan dengan kebutuhan besi dan kebutuhan besi yang sudah dikalkulasikan ke dalam satuan kg.
3.6 Instrumen Penelitian
Instumen penelitian dalam skripsi ini sebagai alat bantu yang di jadikan penunjang untuk mengolah data yang sudah didapatkan dalam menyelesaikan penelitian ini yang meliputi :
- Observasi lapangan dengan melaksanakan pengamatan langsung ke lapangan melihat gambaran terkait masalah waste material besi beton yang kemudian meliputi meminta pandangan serta pendapat staff dan pekerja Proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu terkait dengan waste material besi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sehingga penelitian ini dapat bermanfaat. Penelitian ini menggunakan alat bantu berupa :
1. Kamera sebagai alat untuk melakukan dokumentasi kegiatan
2. Aplikasi atau perangkat lunak (Software) yaitu AutoCAD dan Microsoft Excel.
Panjang besi per lonjor 12 meter (m) – Kebutuhan besi (m)
9
68
74
78
3.7 Analisis Data
Penelitian ini diperlukan Analisis data yang merupakan proses atau upaya pengolahan data melalui beberapa tahapan menjadi sebuah informasi baru agar data tersebut menjadi lebih mudah di pahami dan berguna sebagai solusi suatu permasalahan dalam bentuk kesimpulan, khususnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun langkah – langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu :
1. Menentukan rumusan masalah pada lokasi penelitian dan melakukan studi literatur mengenai rumusan masalah tersebut.
2. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data – data yang yang diperlukan terutama berupa shop drawing pekerjaan struktur.
3. Analisis data menggunakan metode Bar Bending Schedule dengan bantuan program Microsoft Excel dan AutoCAD dengan menganalisis : - Besarnya berat dan presentase waste besi beton pada pekerjaan
struktur proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu.
- Menggambar potongan pada perencanaan besi beton yang akan digunakan untuk mengetahui kebutuhan besi beton.
Adapun analisis data yang menggunakan cara menghitung kebutuhan besi dan waste dengan menggunakan table kebutuhan besi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3
35
41
59
Tabel. 3. 2 Format Perhitungan Kebutuhan Besi
(btg) (btg) (mm) (mm) (mm) (Kg/m') (Kg) (mm) (btg) (btg) (mm) (btg) (mm)
Panjang Cakupan
Jarak Tulangan
Model Panjang Berat Total
Potongan Berat Unit Panjang QTY
Besi QTY
Untuk Panjang
Potongan QTY Panjang Sisa Potongan No.
Tulangan DIA. QTY
(mm) Jumlah
NOS QTY Total
71
Tabel diatas digunakan untuk menghitung kebutuhan besi pada seluruh pekerjaan struktur proyek pembangunan Kiara Ocean Place Canggu, dari hasil analisis kebutuhan besi tersebut akan di peroleh besi yang dibutuhkan lalu akan di hitung setiap besi yang datang pada proyek dan penggunaan besi tersebut selama proyek itu berlangsung, selanjutnya akan di dapatkan pada akhir perhitungan selisih dari besi yang digunakan dan material yang datang pada proyek akan di peroleh nilai waste pada seluruh pekerjaan struktur.
3.8 Bagan Alir
Gambar. 3. 2 Bagan Alir Identifikasi Masalah
1. Meindentifikasi permasalahan real di lapangan (Das sein)
2. Studi literatur (Das sollen)
Rumusan masalah penelitian
Analisis data Pengumpulan data
Hasil dan pembahasan
Kesimpulan dan saran Data Primer :
Hasil observasi di lapangan (Metode Kerja)
Data Sekunder :
Dokumen Proyek (Peta Lokasi, Shop Drawing) Mulai
Selesai Studi literatur
43 56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Umum Proyek
Proyek Apartemen Kiara Ocean Place yang beralamat di Jalan Subak Sari, Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali merupakan pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak pengadaan pekerjaan konstruksi sebesar Rp.
81,000,000,000,00 (delapan puluh satu miliar rupiah). Nilai kontrak yang disepakati adalah Lump Sum (harga tetap) dengan durasi pekerjaan selama 365 (tiga ratus enam puluh lima hari) dan 12 bulan masa pemeliharaan. Pembangunan proyek apartemen ini merupakan milik Perusahaan PT. Mirah Property Group dengan konsultan struktur dari PT. Delta Utama Design Engineers, Konsultan Arsitektur dari pihak PT. Mirah Canggu Development, dan Konsultan Mechanical and Electrical dari PT. Golden Teknik Bali.
4.1.1 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi pada Proyek Konstruksi sangat penting untuk mengatur jalannya pekerjaan secara sistematis dan efisien. Dari struktur organisasi yang tercantum, para pekerja menjadi lebih mudah dalam konsultasi, maupun melimpajkan pekerjaannya ke pihak selanjutnya. Struktur organisasi pada proyek konstruksi berfungsi sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dan manajemen ketersediaan sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal sesuai dengan kebutuhan proyek. Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place sebgai berikut.
1. Pemilik proyek
Pemilik Proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, owner atau bouwheer adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan.
Pemberi tugas Proyek Pembangunan Apartement Kiara Ocean Place Canggu adalah PT. MIRAH DEVELOPMENT. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai pemilik proyek antara lain adalah:
20
20 22
28
40 48
53
66
27
a. Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Dalam hal ini mengangkat konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana yang telah terpilih melalui sistem lelang.
b. Meminta laporan secara perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
d. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
e. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
f. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
g. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.
h. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal- hal di luar kontrak yang ditetapkan.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi tugas oleh pemberi tugas untuk merencanakan dan mendesain bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Pekerjaan perencanaan meliputi perencanaan arsitektur, struktur, MEP, anggaran biaya serta memberikan saran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan.
Konsultan perencana pada Proyek Pembangunan Apartement Kiara Ocean Place Canggu adalah PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH. Adapun tugas dan wewenang konsultan perencana adalah:
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), dan rencana anggaran biaya (RAB).
6
10
32
42 60
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek, konsultan pengawas, dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
c. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
d. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat- syarat (RKS), dan rencana anggaran biaya (RAB).
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik swasta atau instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang optimal menurut persyaratan yang ada. Konsultan pengawas pada Proyek Pembangunan Apartement Kiara Ocean Place Canggu adalah PT. MIRAH DEVELOPMENT.
Adapun tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah:
a. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
c. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
d. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
e. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang ditetapkan.
f. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
g. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
h. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
12
14 28
69
29 4. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kontraktor ditunjuk oleh owner melalui penunjukan langsung atau melalui tender sebagai pelaksana proyek. Kontraktor pelaksana pada Proyek Pembangunan Apartement Kiara Ocean Place Canggu adalah PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH. Berikut merupakan organisasi pelaksanaan Proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu sebagaimana di sajikan pada gambar 4.1 berikut :
5 34
Sumber: PT.TATAMULIA NUSANTARA INDAH, 2023 Gambar. 4. 1 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana4
12
Dari gambar struktur organisasi proyek diatas dapat diketahui bahwa unsur- unsur yang terlibat dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Apartement Kiara Ocean Place Canggu, yaitu :
A. Project Manager
Project Manager adalah seseorang yang bertanggung jawab atas kelancaran seluruh kegiatan proyek konstruksi yang dalam pelaksanaannya bertugas atas dasar kompetensi tertentu. Selain itu, Project Manager juga merupakan pemimpin dalam suatu proyek konstruksi. Adapun tugas dan tanggung jawab Project Manager, yaitu:
• Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
• Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
• Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
• Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek.
B. Quantity Control
Quantity Control merupakan jabatan yang bertugas untuk menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan terhadap mutu pekerjaan yang baik akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang baik. Adapun tugas dan tanggung jawab Quantity Control, yaitu :
• Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek konstruksi tersebut.
• Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan.
• Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang digunakan.
• Melakukan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium.
• Memeriksa hasil pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di laboratorium.
• Mempelajari perencanaan mutu yang digunakan pada pekerjaan.
• Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5 12 22
52
70
• Menyiapkan bahan laporan yang terkait dengan pemeriksaan atau pengendalian mutu dari pekerjaan.
• Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang diberlakukan.
C. Ahli K3
Ahli K3 merupakan tenaga teknik yang memiliki keahlian khusus yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja di luar Departemen Tenaga Kerja untuk melakukan pengawasan penerapan UU Keselamatan Tenaga Kerja, Adapun tugas dan tanggung jawab ahli K3, yaitu :
• Menjalankan ketentuan yang berkaitan dengan K3 konstruksi yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
• Melakukan pengkajian terhadap semua dokumen kontrak dan cara kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek konstruksi.
• Melakukan pembuatan rencana dan menyusun sebuah program K3.
• Merancang prosedur dan petunjuk kerja yang sesuai dengan implementasi ketentuan K3.
• Melaksanakan sosialisasi, pratik, dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan semua rencana program, cara kerja, dan petunjuk kerja K3.
• Melakukan penilaian atau evaluasi sekaligus mempersiapkan laporan pelaksanaan SMK3 serta acuan teknis di bidang K3 konstruksi.
• Memberikan usulan terkait perbaikan cara kerja penerapan konstruksi berdasarkan K3 apabila memang dibutuhkan.
• Melaksanakan penanggulangan kecelakaan kerja sekaligus penyakit yang muncul akibat kerja dan kondisi darurat.
D. Site Manager
Site Manager adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis dan pengendalian operasional. Adapun tugas dan tanggung jawab Site Manager, yaitu :
• Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
• Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
4
9
11
22
• Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.
• Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek.
A. Site Engineer
Site Engineer adalah personal sipil yang membantu semua unsur pelaksanaan struktur yang ada. Bertanggungjawab kepada direksi, project manager (PM), dan Site Manager (SM). Kedudukannya dalam organisasi proyek adalah membawahi drafter, safety control, dan administrasi sekretariat. Tugas dari seorang Site Engineer (SE) adalah sebagai berikut:
• Menyusun metode pelaksanaan yang efisien sesuai spesifikasi.
• Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan murah.
• Berkomunikasi dengan konsultan perencana mengenai pelaksanaan kontruksi secara teknis serta mengajukan usulan atas alternatif pemecahannya.
• Melakukan supervisi dilapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan dilapangan serta menginformasikan penyimpangan yang terjadi project manager.
• Mempersiapkan prosedur pelaksanaan untuk menjamin pencapaian sasaran kerja.
• Mengajukan daftar kelengkapan sarana yang dibutuhkan untuk pencapaian sasaran kerja kepada owner.
• Melakukan monitoring secara intensif terhadap tahapan pelaksanaan kegiatan harian mingguan dan laporan keuangan.
• Melakukan evaluasi terhadap penyimpangan mutu dan menetapkan cara agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang sama.
• Mempersiapkan data-data untuk penyusunan schedule, diantaranya membuat item aktivitas kegiatan, time duration, item bahan dan equipment.
8
B. Logistik
Logistik merupakan suatu bagian profesi yang terdapat dalam rangkaian struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan, dan penyaluran material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan. Adapun tugas dan tanggung jawab Logistik, yaitu :
• Mencari dan melakukan survey data jumlah material beserta harga bahan dari beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
• Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan dengan melakukan seleksi sebelumnya sehingga bisa mendapatkan harga material termurah pada supplier terpilih.
• Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah di datangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaian.
• Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.
• Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.
• Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak konstruksi.
• Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah menjadi standar perusahaan kontraktor.
• Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh quality control.
• Menyusun macam-macam laporan logistik yang diminta oleh perusahaan.
• Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.
4 4
C. Pelaksana Lapangan
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana lapangan, yaitu :
• Pelaksana proyek harus bisa membaca gambar shopdrawing ataupun gambar rencana yang akan di laksanakan di lapangan.
• Bisa mengendalikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaanan atau schedule yang sudah di rencanakan.
• Memberikan teguran serta mengawasi mandor yang bekerja dilapangan
• Membuat rincian laporan harian sesuai dengan perkerjaan dilapangan.
• Koordinasi dengan engineer jika terjadi ketidaksesuain gambar atau spesifikasi menenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan.
• Memonitoring setiap pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.
• Memaksimalkan proses pekerjaan lapangan dengan mengkoordinir tenaga kerja.
• Menjaga dan menerapakan kebersihan dan dan keselamatan kerja di lapangan
D. Surveyor
Adapun tugas dan tanggung jawab surveyor, yaitu :
• Menentukan titik batas area proyek yang akan dikerjakan.
• Membaca gambar desain, baik ukuran maupun elevasi dan koorninat, lalu mengaplikasikannya secara langsung dilapangan.
• Menentukan titik as bangunan, agar tiang pancang berada diposisi yang tepat.
• Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi, elevasi tinggi plafond maupun elevasi-elevasi lainnya.
• Mengecek ketegak lurusan kolom atau biasa disebut “cek verticality”
menggunakan waterpass.
• Membuat marking atau tanda start point pemasangan keramik.
15
24 73
E. Mekanik
Pada dasarnya tugas personil ahli teknik mekanikal untuk tiap tiap peringkat sama saja, hanay perbedaan tugasnya terletak pada cakupan besaran pekerjaan yang ditanggung, adapun tugas utamanya adalah sebagai berikut :
• Mengendalikan seluruh pekerjaan mekanikal
• Menyusun manual pemasangan terhadap tiap-tiap pekerjaan
• Melakukan pengujian hasil instalansi sistem mekanikal
• Membuat rencana pemeliharaan sistem mekanikal yang telah terpasang F. Quantity Surveyor
Quality Surveyor (QS) merupakan penanggung jawab dalam membuat, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan operasional kuantitas konstruksi. Adapun tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor, yaitu :
• Membuat perencanaan kegiatan operasional Quantity Surveyor.
• Mengatur kegiatan operasional Quantity Surveyor.
• Melaksanakan kegiatan operasional Quantity Surveyor.
• Mengontrol pelaksanaan operasional Quantity Surveyor.
G. Drafter
Drafter merupakan orang yang bertanggung jawab dalam hal membuat, mengatur, dan melaksanakan kegiatan penggambaran dalam suatu pekerjaan konstruksi. Adapun tugas dan tanggung jawab Drafter, yaitu :
• Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing.
• Mengatur dan melaksanakan kegiatan operasional drawing.
4.1.2 Struktur Organisasi Proyek
Berikut merupakan data-data identitas Proyek Pembangunan Apartement Kiara Ocean Place Canggu:
Nama Pekerjaan : Proyek Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place
Lokasi Proyek : Jalan Subak Sari, Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali
Dimensi Proyek : ± 8.698 m2 / Luas lahan ± 3.510m2
4 6
12 36
37 46
61
Jumlah Lantai : 6 Lantai ( Basement 1 – Ground Floor – First Floor – Second Floor – Top Floor – Roof )
Waktu Pelaksanaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender Sifat Kontrak : Lumsump Fixed Price
No. SPK : Ref : 246/SPK-MCD/V.2023
Nilai Kontrak : Rp 81.000.000.000,- (Delapan Puluh Satu Miliar) Kontraktor : PT. TataMulia Nusantara Indah
Owner : PT. Mirah Development
Manajemen Konsultan : PT. Mirah Development Konsultan Sruktur : Delta Utama Design Engineers Konsultan Arsitektur : PT. Mirah Canggu Development Konsultan M&E : PT. Golden Teknik Bali
Tanggal Mulai Kerja : 16 Mei 2023
Masa Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender
Tahun : 2023
Adapun Subkontraktor pada proyek tersebut yaitu :
• Pekerjaan Galian : Dwi tunggal
• Pekerjaan Bored Pile : Ketira
• Pekerjaan Anti Termite : Indofullin 4.2 Analisis Data
4.2.1 Perhitungan Kebutuhan Material Besi Beton Pada Seluruh Pekerjaan Besi Yang Telah Terpasang
Data didapatkan berupa shop drawing yang berisi standar dan rincian jenis struktur berupa ukuran bentang, dimensi struktur serta ukuran besi yang digunakan pada proyek tersebut. Kemudian data diolah dengan mencari besarnya kebutuhan besi pada sebagai berikut :
3 9
40
64
67
72
A. Pondasi Tower Crane
Pada pondasi tower crane menggunakan borepile dan pile cap pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu. Rata-rata diameter besi yang di gunakan untuk tulangan utamanya yaitu D22, D16, D10 dan besi yang digunakan untuk peminggang yaitu D22 dan sengkang spiral yaitu D10 dengan panjang cakupan mengikuti gambar kerja. Rincian hasil perhitungan kebutuhan borepile dan pile cap pada pondasi tower crane sebagai berikut :
Diameter dan jumlah besi yang di gunakan untuk masing-masing pekerjaan di dapatkan dari gambar perencaan. Untuk menghitung berat unit digunakan rumus Bj x D2 = 0.006165 x 222=2.98 kg. Setelah itu dari bertat unit mencari berat total yaitu dengan cara,
Berat Unit x Panjang Potongan x Qty =2.98 x 7550 x 34 x 22
1000 = 765.96kg Perhitungan panjang sisa potongan yaitu,
Panjang potongan – Panjang Besi = 7550-12000 = 4450mm
Hitungan diatas berlaku sama pada seluruh perhitungan kebutuhan besi beton.
Gambar. 4. 2 Perhitungan Kebutuhan Pilecap Tower Crane
Proyek : KIARA OCEAN PLACE
Struktur : PILE CAP
Area/Location : TOWER CRANE 01 No. Gambar : S-BBS.01.00.06.02
(btg) (btg) (mm) (mm) (mm) (Kg/m') (Kg) (mm) (btg) (btg) (mm) (btg) (mm)
TULANGAN UTAMA
1 D 22 34 1 34
1,350
4,850
1,350
4,850 150 7,550 2.98 765.96 12,000 34 34 7,550 34 4,450
2 D 22 34 1 34
1,325
4,850
1,325
4,850 150 7,500 2.98 760.88 12,000 34 34 7,500 34 4,500
3 D 16 34 1 34 195 4,850 195 4,850 150 5,240 1.58 281.18 12,000 17 34 5,240 17 1,520
4 D 16 34 1 34 195 4,850 195 4,850 150 5,240 1.58 281.18 12,000 17 34 5,240 17 1,520
TULANGAN PEMINGGANG
5 D 22 9 1 9
3,500
5,000
3,500
12,000 2.98 322.26 12,000 9 9 12,000 9
5.1 D 22 9 1 9
2,920
5,000
2,920
10,840 2.98 291.11 12,000 9 9 10,840 9 1,160
SEPIHAK
1 D 13 121 1 121 80
1,380
80 1,540 1.04 194.14 12,000 17 119 1,540 17 1,220
D 22 2,140.20 D22 86
D 16 562.36 D16 34
D 13 194.14 D13 17
2,896.71 No. Tulangan QTY 1
Unit Jumlah
Unit
Panjang Potongan QTY QTY QTY
Total
Panjang Cakupan
Jarak Tulangan
Panjang
Potongan Panjang Besi
Kebutuhan Besi TOTAL (kg)
GRAND TOTAL (kg)
DIA. Dari Untuk
DAUR ULANG
Model (mm)
PABRIKASI
Panjang Sisa Potongan QTY BESI STOK
Berat Unit
BAR BENDING SCHEDULE
Berat Total
15
7 28
Gambar. 4. 3 Perhitungan Kebutuhan Borepile Tower Crane
Berdasarkan gambar 4.2 dan 4.3 dijelaskan bahwa total jumlah kebutuhan besi untuk struktur bore pile yaitu 4.204,93 kg.
B. Borepile
Borepile pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu memiliki 3 jenis dengan dimensi yang berbeda, kedalaman dan letak yang berbeda sesuai dengan fungsinya, rata-rata diameter besi yang di gunakan untuk tulangan utamanya yaitu D13 dan besi yang digunakan untuk sengkang spiral yaitu D10 dengan panjang cakupan 950mm. Rincian hasil perhitungan kebutuhan borepile sebagai berikut :
Gambar. 4. 4 Perhitungan Kebutuhan Borepile 5M
Proyek : KIARA OCEAN PLACE Struktur : BORED PILE Area/Location : TOWER CRANE 01 No. Gambar : S-BBS.01.00.06.01
(btg) (btg) (mm) (mm) (mm) (Kg/m') (Kg) (mm) (btg) (btg) (mm) (btg) (mm)
SENGKANG SPIRAL
1 D 10 9 8 72
12,000
7,870 150 12,000 0.62 532.66 12,000 72 72 12,000 72
1 D 10 1 4 4
617
7,870 150 617 0.62 1.52 12,000 1 4 617 1 9,532
TULANGAN UTAMA
4 D 16 8 8 64 195 7,870 8,065 1.58 814.62 12,000 64 64 8,065 64 3,935
D 16 814.62 D16 64 Batang
D 10 534.18 D10 73 Batang
1,348.80
DIA. Dari Untuk
DAUR ULANG
Model
(mm)
PABRIKASI
Panjang Sisa Potongan QTY BESI STOK
Berat Unit
BAR BENDING SCHEDULE
Berat Total Panjang Besi
No. Tulangan QTY
Total
Panjang Cakupan
Jarak Tulangan
Panjang Potongan QTY 1
Unit Jumlah
Unit
Kebutuhan Besi TOTAL (kg)
GRAND TOTAL (kg)
Panjang Potongan QTY QTY
15
Proyek : KIARA OCEAN PLACE Struktur : BORED PILE Kedalaman 5 m Area/Location :
No. Gambar :
(btg) (btg) (mm) (mm) (mm) (Kg/m') (Kg) (mm) (btg) (btg) (mm) (btg) (mm) (Kg)
SENGKANG SPIRAL
3 D 10 8 3 24
12,000
950 100 12,000 0.62 177.55 12,000 24 24 12,000 24
TULANGAN UTAMA
1 D 13 5 3 15 5,490 190 5,680 1.04 88.77 12,000 7 14 5,680 7 640 4.67
2 D 13 5 3 15 2,990 190 3,180 1.04 49.70 12,000 5 15 3,180 5 2,460 12.82
D 13 138.47 D13 12 Batang D 13 17.48
D 10 177.55 D10 24 Batang D 10
316.02
Berat Total
DIA. Dari Untuk
DAUR ULANG
Model (mm)
PABRIKASI
Panjang Sisa Potongan QTY BESI STOK
Berat Unit
BAR BENDING SCHEDULE
Berat Total
No. Tulangan QTY
Total
Panjang Cakupan
Jarak Tulangan
Panjang Potongan QTY 1
Unit Jumlah
Unit
Kebutuhan Besi TOTAL (kg)
GRAND TOTAL (kg)
Panjang Potongan QTY QTY Panjang Besi
15
7
7 26
Gambar. 4. 5 Perhitungan Kebutuhan Borepile 6M
Berdasarkan gambar 4.4 dan 4.5 dijelaskan bahwa total jumlah kebutuhan besi untuk struktur bore pile yaitu 5.178,10 kg.
C. Pile Cap
Pile Cap pada Pembangunan Apartemen Kiara Ocean Place Canggu memiliki 8 jenis dengan dimensi, kedalaman dan letak yang berbeda sesuai dengan fungsinya, perhitungan ini langsung menyertakan perhitungan besi pada footing, strip footing. rata-rata diameter besi yang di gunakan untuk tulangan utamanya yaitu D22, D19, D16 dan besi yang digunakan untuk sengkang spiral yaitu D13, D10. Berikut contoh ri