Penulis mendedikasikan tugas terakhir ini untuk orang khusus, yaitu ayahnya, ibu dan saudara dan saudari tercinta yang merupakan bagian dari kehidupan penulis dan yang selalu mendukungnya dan merawatnya sejak kelahiran penulis sampai sekarang berdoa. Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Zahir Zainuddin, M.Sc, sebagai pengawas, memberikan instruksi dan panduan kepada penulis untuk menyelesaikan penugasan akhir ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dalam membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Akhir kata, tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kesalahan dan kekurangan, namun penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan inspirasi ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Relay yang digunakan merupakan komponen elektromagnetik yang seringkali tidak bertahan lama karena bagian mekanisnya sudah aus.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membuat prototype elevator pada gedung bertingkat yang dikendalikan oleh PLC. Untuk membatasi materi yang akan dibahas pada tugas akhir ini, penulis harus membatasi ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Hal ini dilakukan agar isi dan pembahasan tugas akhir ini menjadi lebih fokus dan mencapai hasil yang diharapkan.
Metode diskusi berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing mengenai permasalahan yang muncul pada saat penulisan tugas akhir ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Batasan Masalah
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Programmable Logic Controller (PLC)
Struktur Dan Peralatan Pelengkap PLC
- Antar Muka Output
- Sink Dan Source PLC
Secara umum, PLC dapat dianggap sebagai komputer pribadi konvensional karena konfigurasi internal PLC mirip dengan konfigurasi komputer pribadi. CPU (Central Processing Unit), yaitu otak PLC yang melakukan berbagai operasi, antara lain menjalankan program, menyimpan data dan mengambil data dari memori, membaca kondisi nilai masukan dan mengatur nilai keluaran, memeriksa kerusakan (self-diagnostic), dan berkomunikasi dengan perangkat lain. Dalam sebuah CPU, PLC dapat diibaratkan sebagai kumpulan ribuan relay, meskipun pada kenyataannya hal ini tidak berarti terdapat ribuan relay skala kecil.
Satu nomor kontak NO dan NC pada PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua jenis instruksi dasar PLC kecuali instruksi keluaran. Fasilitas komunikasi, yaitu fasilitas yang membantu CPU bertukar data dengan perangkat lain, termasuk komunikasi dengan komputer untuk pemrograman dan monitoring. Terakhir, PLC mengeluarkan nilai dari memori keluaran ke terminal keluaran dan kemudian ke perangkat keluaran eksternal.
Unit PLC yang sesuai harus dipilih agar dapat beroperasi sesuai dengan tegangan input yang digunakan. Untuk melindungi CPU dari tegangan dan arus tinggi yang berbahaya, terminal masukan diisolasi menggunakan metode isolasi opto di mana tidak ada tegangan yang ditransfer dari terminal masukan ke CPU, tetapi hanya dalam bentuk pulsa optik (cahaya). PLC dengan keluaran jenis ini merupakan PLC yang paling populer dan banyak digunakan di lapangan.
Seperti terlihat pada Gambar 2.4 diatas, beban yang dihubungkan pada output PLC jenis ini dapat berupa beban AC atau DC. Satu-satunya batasan ketika menggunakan PLC dengan jenis keluaran ini adalah arus pengenal yang ditentukan oleh pabrikan PLC. Pada rangkaian internal PLC, transistor dioperasikan sebagai saklar, yaitu dengan beroperasi pada daerah saturasi.
Pada modul keluaran PLC jenis ini, triac digunakan untuk menggerakkan beban AC melalui rangkaian internalnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6. Untuk membedakan antara sink dan sumber pada PLC, simbol yang berbeda biasanya digunakan untuk mengidentifikasi terminal, seperti dijelaskan pada tabel di bawah. Memasang saklar keluaran PLC hampir sama dengan memasang saklar masukan PLC jika menggunakan relay, karena relay menggunakan isolasi mekanis yang memungkinkan terjadinya perubahan segala jenis tegangan (kontak bebas tegangan).
Keuntungan Dan Kekurangan PLC
Bila menggunakan triac, sink/source tidak digunakan karena triac mengubah tegangan bolak-balik yang polaritasnya dapat dibalik. Jika Anda menggunakan transistor, sangat penting untuk menentukan penggunaan sink/source karena transistor dirancang khusus untuk beroperasi dengan tegangan negatif atau positif saja. Satu PLC dapat mengendalikan lebih dari satu mesin atau output yang perlu dikontrol.
Kesalahan dalam memasukkan program ke dalam PLC sebagai sistem kendali dapat dengan mudah dan cepat diperbaiki untuk diprogram ulang dan mudah diperbaiki melalui diagram pembelajaran. Karena sifat PLC yang dapat dihubungkan ke banyak perangkat input dan output untuk berbagai keperluan kontrol, PLC lebih murah jika dibandingkan. Program yang dimasukkan melalui PLC dapat dipantau melalui layar monitor pada saat PLC beroperasi sehingga perubahan atau pengembangan program dapat dilakukan dengan cepat dan sederhana.
PLC dapat mengaktifkan beberapa fungsi logika hanya dalam beberapa milidetik, sehingga dapat berjalan atau berjalan lebih cepat. Implementasi proyek lebih cepat, sederhana dan mudah untuk melakukan perubahan tanpa menambah biaya. Program yang telah dimasukkan melalui PLC dapat dengan mudah disimpan dan dicetak bila diperlukan dengan pengambilan yang lebih cepat.
Apalagi seperti yang telah dijelaskan di atas, PLC dapat memberikan banyak keunggulan dibandingkan sistem kendali konvensional. Teknologi tersebut tergolong baru sehingga memerlukan waktu untuk mengubah dan mengganti sistem yang sudah ada, dalam hal ini sistem konvensional. Karena PLC mempunyai beberapa sifat yang sensitif terhadap lingkungan, seperti suhu tinggi, getaran akibat mesin dan debu di sekitar tempat PLC ditempatkan.
METODE PENELITIAN
- Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
- Objek Penelitian
- Alat Dan Bahan
- Data Dan Parameter
- Diagram alir penelitian
- Perancangan
Pada mulanya, sangkar lif berada di tingkat 1, apabila ada pesanan, motor akan diaktifkan dan akan ke tingkat itu. Dan terdapat juga pengimbang sangkar angkat yang akan melaraskan berat sangkar angkat dengan pengimbang. Di dalam sangkar lif terdapat motor DC yang digunakan untuk membuka dan menutup pintu lif dan juga terdapat dua suis had sensor yang terletak di sebelah kiri dan kanan sangkar lif yang berfungsi sebagai pengehad untuk membuka dan menutup pintu.
Jadi ketika motor DC berputar searah jarum jam (CW), pintu bergerak menutup pintu mobil elevator, dan ketika motor DC berputar berlawanan arah jarum jam (CCW), pintu terbuka dan akan berhenti jika bersentuhan dengan limit switch. Jika ada permintaan berhenti pada satu lantai, maka motor elevator akan berhenti ketika menyentuh saklar batas. Input pintu terdiri dari saklar batas pintu tertutup dan saklar batas pintu terbuka, masing-masing dengan alamat IC dan ID.
Limit switch pintu terbuka berfungsi sebagai saklar pada saat motor penggerak pintu bergerak membuka sehingga berhenti pada posisi terbuka penuh dan sebaliknya, limit switch pintu tertutup berfungsi sebagai saklar pada saat motor penggerak pintu bergerak menutup, sehingga berhenti dalam keadaan tertutup penuh. Tombol tekan untuk lantai 1 I1 Arah motor elevator naik Q1 Tekan tombol untuk lantai 2 I2 Arah turunnya motor elevator Q2 Tekan tombol untuk lantai 3 I3 Arah membuka pintu elevator Q3 Limit switch untuk lantai 1 ke bawah I4 Arah untuk menutup pintu lift Q4 Saklar ujung untuk lantai 2 ke atas I5. Saklar ujung untuk lantai 2 bawah I6 Saklar ujung untuk lantai 3 atas IB Saklar ujung IC pintu tertutup Saklar ujung ID pintu terbuka.
Pengujian dilakukan dengan menggerakan motor penggerak sangkar angkat ke atas atau ke bawah hingga salah satu sensor pendeteksi limit switch mendeteksi adanya pengangkatan yang aktif, sehingga mematikan motor penggerak sangkar angkat. Pada gambar diatas, posisi lift ada di lantai 1. Jika tombol lantai 2 ditekan, maka motor penggerak sangkar lift akan aktif sehingga lift akan naik. Jika tombol lantai 3 ditekan, maka motor penggerak sangkar lift akan aktif, sehingga elevator akan naik hingga sensor pendeteksi lantai 3 aktif, kemudian penggerak sangkar lift akan mati, dan setelah berhenti, maka lokasi lift cage berada di lantai 3.
Posisi lift ada di lantai 2, jika tombol lantai 1 ditekan maka motor penggerak mobil lift akan aktif sehingga mobil lift turun hingga muncul sensor yang mendeteksi keberadaan lift di lantai 1. lantai , diaktifkan. aktif, motor penggerak dimatikan dan posisi mobil elevator berada di lantai 1. Setelah berhenti di lantai 1, jika tombol lantai 3 ditekan maka motor penggerak mobil elevator menjadi aktif, sehingga mobil elevator naik hingga sensor yang mendeteksi keberadaan lift di lantai 3 menjadi aktif setelah itu motor penggerak mobil elevator dimatikan dan posisi elevator berada di lantai 3. Mobil lift terletak di lantai 3. lantai. Ketika tombol lantai 1 ditekan, maka motor penggerak mobil elevator akan aktif sehingga menyebabkan elevator turun hingga sensor yang mendeteksi keberadaan elevator di lantai 1 aktif, kemudian motor penggerak dimatikan dan mobil lift terletak di lantai 1.
Jika Anda menekan tombol lantai 2 terlebih dahulu sebelum menekan tombol lantai 1, maka mobil elevator akan berhenti di lantai 2. Pengujian dilakukan dengan menekan salah satu tombol untuk memindahkan sangkar elevator ke posisi 1, 2, dan 3. Ketika sensor mendeteksi elevator aktif, maka pintu elevator secara otomatis membuka dan menutup kembali setelah beberapa detik.
PERANCANGAN PROTOTYPE LIFT DAN HASIL
Perancangan Mekanik
Rangka elevator dibuat menggunakan pelat sudut baja tahan karat setebal 2,5 mm sebagai kolom rangka dan pelat seng setebal 0,8 mm sebagai dinding elevator. Agar pintu sangkar dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, diperlukan karet gelang yang dipasang pada silinder motor DC dan silinder pada ujung penggerak pintu.
Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
- Input
- Output
4 Limit switch L.1 bagian bawah I4 5 Limit switch L.2 bagian atas I5 6 Limit switch L.2 bagian bawah I6 7 Limit switch L.3 bagian atas IB 8 Limit switch pintu limit penutup IC 9 Limit switch door limit open ID . Motor pengangkat digunakan sebagai penggerak utama pada perancangan ini. Motor yang digunakan adalah motor DC 12 volt yang mempunyai torsi tinggi untuk mengangkat beban dan juga memutar. Jika Q1 ON maka elevator bergerak ke arah atas, jika tidak Q1 OFF maka elevator tidak akan naik.
Perancangan Perangkat Lunak (Software)
PENUTUP
Kesimpulan
Perancangan proses pengendalian dengan menggunakan programmable logic controller (PLC) relatif mudah dipahami karena menggunakan bahasa pemrograman visual (diagram tangga), sehingga dapat menggambarkan keadaan pengkabelan sistem. Prototipe adalah pendekatan produk terhadap suatu sistem atau perangkat, yang dapat menggambarkan keadaan sistem atau perangkat saat ini. Oleh karena itu, dengan beberapa penyesuaian pada prototipe, suatu sistem atau perangkat dapat dibangun sesuai ukuran dan kondisi saat ini.
Saran