• Tidak ada hasil yang ditemukan

perancangan rumah sakit jantung di kota makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "perancangan rumah sakit jantung di kota makassar"

Copied!
249
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN RUMAH SAKIT JANTUNG DI KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN KONSEP BIOPHILIK

ACUAN PERANCANGAN

Diajukan Sebagai Penulisan Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sarjana Arsitektur

Disusun Oleh:

YAUMYTA NUR RAHMAN 45 15 043 017

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNI5ERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2020

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Assalam’mu alaika ya Rosullullah SAW, Asalam’mu alaina ya ahlulbait, assalam’mu alaina ya ibadilahi sholihin, Assalamu alaikum Waromatullahi Wabarokatu.

Alhamdulillah, akhirnya penulisan acuan perancangan ini, dengan judul PERANCANGAN RUMAH SAKIT JANTUNG DI KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN KONSEP BIOFILIK

dapat terselesaikan sebagai salah satu kelengkapan tugas Akhir Perancangan Arsitektur Universtas Bosowa Makassar.

Penulis menyadari bahwa terlepas dari penyusunan Acuan Perencanaan ini, mungkin masih sangat jauh dari kesempurnaan. Namun tak terlepas dari itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang memberikan sumbangsi, bahan diskusi, referensi demi kelancaran penyusunan acuan ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu mendukung serta seluruh keluarga yang telah memberi semangat baik materi maupun non materi hingga akhir penulisan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. HM. Saleh Pallu, M.Eng. Selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar.

3. Bapak Dr. Ir. H Nasrullah, ST.,MT. selaku Ketua Pogram Studi Teknik Arsitektur Universitas Bosowa Makassar.

4. Ibu Satriani Latief, ST.,M.T. selaku Pembimbing Akademik Teknik Arsitektur Universitas Bosowa Makassar.

(4)

5. Ibu Syamfitriani Asnur, ST.,M.Sc. selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan serta semangat pada penulis.

6. Ibu Lisa Amelia, ST.,MT. Selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan arahan dan masukan serta semangat pada penulis.

7. Semua Dosen Arsitektur di Universitas Bosowa Makassar.

8. Seluruh teman-teman arsitek angkatan 015 dan adik-adik serta kakanda- kakanda di fakultas teknik Universitas Bosowa Makassar yang telah memberikan sumbangsi dan dukungannya.

9. Pengurus kelembagaan Di lingkup Fakultas Teknik Arsitektur (MPM FT- UNIBOS, HMA FT-UNIBOS ) dan kelembagaan Di lingkup eksternal kampus yakni, HMI,IPMA LUTIM,FIMA SULSEL,IPMIL RAYA UNIBOS dan terkhusus KOHATI HMI KORKOM UNIBOS yang telah memberikan semangat serta menjadi wadah belajar yang sangat bermanfaat untuk kemajuan penulis dimasa depan.

Semoga apa yang telah penulis buat ini dapat memberikan manfaat bagi yang lain. Terima kasih untuk semua bantuan dan bimbingannya selama ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, cinta dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Makassar, 9 Januari 2021 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Sasaran... 4

1.4 Manfaat ... 4

1.5 Lingkup Pembahasan ... 5

1.6 Metode Pembahasan ... 5

1.7 Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Rumah Sakit Jantung ... 8

2.1.1 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ... 9

2.1.2 Prinsip Dasar Perencanaan Arsitektur Rumah Sakit ... 9

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit Khusus ... 19

2.2 Tinjauan Non Arsitektural ... 36

2.2.1 Definisi Jantung ... 36

2.2.2 Keluhan pada Penderita Penyakit Jantung ... 39

2.2.3 Penolongan Pertama Penderita Penyakit Jantung ... 40

2.2.4 Perawatan Penderita Penyakit Jantung... 42

2.3 Architecture Biofilik ... 43

2.3.1 Pengertian Biofilik ... 43

2.3.2 Manfaat Desain Biofilik ... 45

2.3.3 Penerapan Desain Biofilik Dalam Arsitektur ... 46

2.4 Studi Literatur ... 47

2.4.1 Studi Literatur ... 47

(6)

BAB III TINJAUAN KHUSUS

3.1 Tinjauan Penderita Penyakit Jantung ... 86

2.4.2 Data Pengidap Penyakit Jantung Di Sulawesi Selatan ... 88

3.2 Tinjauan Lokasi dikota makassar sulawesi selatan ... 90

2.4.3 Letak Geografis... 92

2.4.4 Topografi dan Geologi ... 94

2.4.5 Peta penyebaran rumah sakit di kota makassar ... 95

3.2.4 Potensi tapak ... 95

3.3 Konsep architecture biofilik pada rumah sakit Jantung ... 98

2.4.6 Tata Ruang Bangunan ... 99

BAB IV ACUAN PERANCANGAN 4.1 Pemilihan Lokasi dan Tapak ... 102

1. Kondisi Eksisting Lokasi... 104

4.2 Analisa Tapak ... 105

1. Analisis Iklim ... 105

a. Analisis Arah Matahari ... 106

b. Analisis Arah Angin ... 107

2. Analisis View ... 108

3. Analisis Kebisingan ... 110

4. Analisis Sirkulasi ... 111

5. Analisis Topografi ... 112

4.3 Analisa Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang... 113

4.4 Program Ruang ... 123

1. Besaran Ruang ... 123

2. Rekapitulasi Besaran Ruang ... 136

3. Skema Hubungan Kelompok Ruang ... 138

4.5 Analisis Dan Pendekatan Konsep Architecture biofilik Pada Bangunan Rumah Sakit Khusus Jantung ... 139

1. Konsep Tata Ruang Luar Bangunan ... 139

2. Konsep Tata Ruang Dalam Bangunan ... 143

(7)

4.6 Analisis Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan ... 149

1. Penampilan Bangunan (Fassade Bangunan)... 149

2. Bentuk Bangunan ... 150

4.7 Analisis Sistem Material Dan Struktur Bangunan ... 153

1. Struktur Bangunan ... 153

a. Struktur Bawah ... 153

b. Struktur Tengah ... 154

c. Struktur Atas (Atap) ... 155

2. Material Bangunan ... 157

a. Material Dinding ... 157

b. Material Lantai ... 158

c. Material Plafond ... 159

4.8 Analisis Sistem Pencahayaan dan Penghawaan ... 159

1. Sistem Pencahayaan ... 159

a. Pencahayaan alami ... 159

b. Pencahayaan buatan ... 160

2. Sistem Penghawaan ... 162

a. Penghawaan Alami ... 162

b. Penghawaan Buatan ... 163

4.9 Analisis Sistem Pendukung Utilitas dan Perlengkapan Bangunan 164

1. Instalasi Listrik ... 164

2. Sistem Jaringan Air Bersih ... 165

3. Sistem Jaringan Air Kotor ... 166

4. System Pengolahan Limbah ... 167

5. Sistem Pembuangan Sampah ... 171

6. Sistem Jalur Evakuasi ... 173

7. Sistem Pengamanan Bangunan ... 174

8. Sistem Penangkal Petir... 177

9. Sistem Penanggulangan Tindak Kriminal ... 178

10. Sistem Parkir ... 178 BAB V PENUTUP

(8)

A. Kesimpulan ... 182 B. Saran ... 183 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kriteria klasifikasi rumah sakit khusus jantung dan pembuluh

darah Perememkes nomor 30 tahun 2019 ... 20 Tabel 2.2 Hasil Analisa Rumah Sakit Jantung ... 83 Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Makassar ... 105 Tabel 4.2 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Rawat Jalan (Poli

Jantung) ... 116 Tabel 4.3 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Rawat Inap ... 116 Tabel 4.4 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Gawat Darurat

(UGD) ... 117 Tabel 4.5 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Operasi ... 118 Tabel 4.6 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Rawat Intensif

(ICU) ... 118 Tabel 4.7 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Rehabilitasi Medik . 119 Tabel 4.8 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Laboratorium ... 119 Tabel 4.9 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Farmasi ... 120 Tabel 4.10 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Dapur Utama Dan

Gizi Klinik ... 120 Tabel 4. 11 Analisis Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Sterilisasi Pusat

(CSSD) ... 121 Tabel 4. 12 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pemulasaraan

Jenazah ... 122 Tabel 4. 13 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pelayanan

Administrasi Rumah Sakit ... 122 Tabel 4. 14 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pencucian Linen /

Loundri ... 123 Tabel 4. 15 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Sanitasi ... 124 Tabel 4. 16 Analisis aktivitas dan kebutuhan ruang Pemeliharaan Sarana

(Workshop) ... 124

(10)

Tabel 4. 17 Analisis Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang Penunjang Non

Medis Lainnya ... 125

Tabel 4. 18 Analisis Besaran Ruang Rawat Jalan (Poli Jantung) ... 126

Tabel 4.19 Analisis Besaran Ruang Rawat Inap ... 127

Tabel 4. 20 Analisis Besaran Ruang Gawat Darurat (UGD) ... 128

Tabel 4. 21 Analisis Besaran Ruang Operasi... 129

Tabel 4. 22 Analisis Besaran Ruang Rawat Intensif (ICU) ... 129

Tabel 4. 23 Analisis Besaran Ruang Rehabilitasi Medik ... 130

Tabel 4. 24 Analisis Besaran Ruang Laboratorium ... 131

Tabel 4. 25 Analisis Besaran Ruang Farmasi ... 132

Tabel 4.26 Analisis Besaran Ruang Dapur Utama Dan Gizi Klinik ... 132

Tabel 4. 27 Analisis Besaran Ruang Pemulasaraan Jenazah ... 133

Tabel 4. 28 Analisis Besaran Ruang Pelayanan Administrasi Rumah Sakit ... 134

Tabel 4. 29 Analisis Besaran Ruang Pencucian Linen / Loundri ... 135

Tabel 4. 30 Analisis Besaran Ruang Sanitasi ... 136

Tabel 4. 31 Analisis Besaran Ruang Pemeliharaan Sarana (Workshop)... 136

Tabel 4. 32 Analisis Besaran Ruang Penunjang Non Medis Lainnya... 137

Tabel 4. 33 Tabel Analisis Total Besaran Ruang ... 138

Tabel 4. 34 Konsep Jenis Limbah pada Rumah Sakit ... 170

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1: Alur Kegiatan Pada Ruang Sterilisasi Pusat... 25

Gambar 2. 2: Alur Kegiatan Pada Ruang rawat inap ... 26

Gambar 2. 3: Alur Kegiatan Pada Ruang Gawat Darurat ... 27

Gambar 2. 4: Alur Kegiatan Pada Ruang Operasi ... 28

Gambar 2. 5: Alur Kegiatan Pada Ruang Rehabilitasi Medik... 29

Gambar 2. 6: Alur Kegiatan Pada Ruang Laboratorium ... 30

Gambar 2. 7: Alur Kegiatan Pada Ruang Farmasi... 31

Gambar 2. 8: Alur Kegiatan Dapur Utama Dan Gizi Klinik ... 32

Gambar 2 9: Alur Kegiatan Pada Ruang Strelisasi Pusat (CSSD) ... 33

Gambar 2 10: Alur Kegiatan Pada Ruang Pemulasaran Jenazah ... 34

Gambar 2.11: Alur Kegiatan Pada Ruang Pencucian Linen/ Londry ... 34

Gambar 2.12: Alur Kegiatan Pada Ruang Sanitas ... 35

Gambar 2.13: Alur Kegiatan Pada Ruang Pemiliharaan Sarana ... 35

Gambar 2.14 Peta lokasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita . 47 Gambar 2.15 Gedung RS. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita .... 48

Gambar 2.16 Tahapan Master Plan RS Jantung Pembulu Darah Harapan Kita ... 48

Gambar 2. 17 Lobby penerimaan poliklinik rawat jalan ... 49

Gambar 2. 18 Ruang Perawatan Intensif... 50

Gambar 2. 19 Unit Perawatan Intermediate ... 50

Gambar 2. 20 Ruang IGD RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 51 Gambar 2. 21 Laboratorium Klinik ... 52

Gambar 2. 22 Area Parkir Gedung Perawatan ... 54

(12)

Gambar 2. 23 Koridor luar dan koridor dalam RS Jantung dan Pembuluh

Darah ... 54

Gambar 2. 24 Peta Lokasi National Centre Singapura Darah ... 55

Gambar 2. 25 Gedung Heart center singapura ... 55

Gambar 2. 26 Maket National Heart Centre Singapura ... 56

Gambar 2. 27 Loby Heart Centre (NHC) Singapura ... 57

Gambar 2. 28: Ruang olahraga dan ruang tunggu Heart Centre Singapura .. 57

Gambar 2. 29: Peta lokasi Sentara Heart Hospital, Gresham Drive, Norfolk, Virginia, Amerika Serikat ... 58

Gambar 2. 30 Rumah Sakit Jantung Sentara Amerika Serikat... 58

Gambar 2. 31 Sentara Heart Hospital, Gresham Drive, Norfolk, Virginia, Amerika Serikat ... 59

Gambar 2. 32 Magdi Yacoub Global Heart Center baru di Kairo,Mesir ... 60

Gambar 2. 33: Bagian luar Magdi Yacoub Global Heart Center Kairo ... 61

Gambar 2. 34. proses konstruksi RS Magdi Yacoub Global Heart Center ... 61

Gambar 2. 35. Desin interior RS Magdi Yacoub Global Heart Center Kairo... 62

Gambar 2. 36 Bagian luar Magdi Yacoub Global Heart Center Kairo. ... 63

Gambar 2. 37 Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) ... 64

Gambar 2. 38 Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) ... 65

Gambar 2. 39 Sketsa Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) ... 66

Gambar 2. 40 Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) ... 67

Gambar 2. 41 Kebun Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH)... 68

Gambar 2. 42 Lokasi Pusat Jantung Terpadu Rs. Dr. Wahidin Sudirohusudo Makassar ... 69

Gambar 2. 43 Pusat Jantung Terpadu RS. Dr. Wahidin Sudirohusudo ... 69

(13)

Gambar 2. 45 Pintu UGD Pusat Jantung Terpadu RS. Dr. Wahidin

Sudirohusudo ... 75

Gambar 2. 46 Kamar Operasi Pusat Jantung Terpadu RS. Dr. Wahidin Sudirohusudo ... 77

Gambar 2. 47 Kamar Operasi Pusat Jantung Terpadu RS. Dr. Wahidin Sudirohusudo ... 78

Gambar 2. 48 Loby Rawat Jalan Pusat Jantung RS. Dr. Wahidin Sudirohusudo ... 79

Gambar 2. 49 Parkir Area Pusat Jantung Terpadu RS. Dr. Wahidin Sudirohusudo ... 80

Gambar 2. 50 Denah lantai 4 ... 81

Gambar 2. 51 Denah lantai 5 ... 81

Gambar 2. 52 Denah lantai 6 ... 81

Gambar 2. 53 Denah lantai 7 ... 82

Gambar 3. 1. Data Penyebab Total Kematian Di Provinsi Sulawesi Selatan 2007-2017 ... 88

Gambar 3. 2. Data Penyebab Kematian No.1 Di Provinsi Sulawesi Selatan 2009 - 2019 ... 89

Gambar 3. 3. Provinsi Sulawesi Selatan... ... 90

Gambar 3. 4. Grafik Pertumbuhan Penduduk... ... 91

Gambar 3. 5. Peta Penyebaran Rumah Sakit Di Kota Makassar ... 94

Gambar 3. 6 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Makassar ... 95

Gambar 3. 7 Kawasan daya, Kecematan tamanlanrea Kota Makassar ... 95

Gambar 3. 8 Kawasan Losari Kecematan Mariso Kota Makassar ... 96

Gambar 3. 9 Peta Rumah Sakit Jantung Di Kota Makasar ... 97

Gambar. 3. 10 Bangunan biofilik ... 98

Gambar. 3. 11 Kolam air dalam ruangan ... 99

Gambar. 3. 12 Selasar Lantai ... 99

(14)

Gambar. 3. 13 Pohon Jati Mas... 100

Gambar. 3. 14 Medical Center In Setagaya, Tokyo ... 100

Gambar. 3. 15 Pendestrian ... 100

Gambar. 3. 16 Material Dalam ... 101

Gambar. 3. 17 Sketsa Taman Interior Rg. Rawat Inap ... 101

Gambar. 3. 18 Sketsa Rawat Inap ... 102

Gambar. 3. 19 Loby Heart Centre (NHC) Singapura ... 102

Gambar. 3. 20 Ilustrasi Konfigurasi Jaringan... 102

Gambar. 3. 21 Struktur Space Frame ... 103

Gambar. 3. 22 Roof Garden ... 103

Gambar. 3. 23 Halipad ... 103

Gambar 4. 1 Peta Kota Makassar... 104

Gambar 4. 2 Kawasan Losari Kec.Mariso Kota Makassar. ... 106

Gambar 4. 3 Kondisi Eksisting Tapak. ... 106

Gambar 4. 4 Analisis Iklim. ... 107

Gambar 4. 5 Analisis 5iew. ... 110

Gambar 4. 6 Analisis Kebisingan. ... 112

Gambar 4. 7 Analisis Sirkulasi. ... 113

Gambar 4. 8 Analisis Topografi. ... 114

Gambar 4. 9 Luas Lahan 3.5 ha . ... 139

Gambar 4. 10 Pola Hubungan Ruang. ... 140

Gambar 4. 11 Hubungan Kelompok Ruang. ... 141

Gambar 4. 12 Dimensi Jalan. ... 142

Gambar 4. 13 Dimensi Jalan. ... 142

(15)

Gambar 4. 15 Bangunan biofilik. ... 143

Gambar 4. 16 Kolam air dalam ruangan. ... 144

Gambar 4. 17 Selasar lantai. ... 144

Gambar 4. 18 Pohon Jati Mas ... 144

Gambar 4. 19 Setagaya, medical center in Tokyo. ... 145

Gambar 4. 20 Pendestrian. ... 145

Gambar 4. 21 Material Dalam. ... 147

Gambar 4. 22 Sketsa Taman Interior Rg. Rawat Inap. ... 147

Gambar 4. 23 Sketsa rawat inap. ... 148

Gambar 4. 24 Loby Heart Centre (NHC) Singapura. ... 148

Gambar 4. 25 Ilustrasi konfigurasi jaringan. ... 148

Gambar 4. 26 Struktur Space Frame ... 149

Gambar 4. 27 Roof garden. ... 149

Gambar 4. 28 Halipad. ... 149

Gambar 4. 29 Konsep Fisik Bangunan. ... 150

Gambar 4. 30 Bentuk Dasar Fasad Bangunan. ... 151

Gambar 4. 31 Bentuk Bangunan 2D. ... 153

Gambar 4. 32 Bentuk Bangunan 3D. ... 153

Gambar 4. 33 Pengolahan Ruang Terhadap Bentuk Tapak. ... 154

Gambar 4. 34 Sketsa Eksterior Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar. ... 154

Gambar 4. 35 Sketsa Interior Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar. ... 155

Gambar 4. 36 Pondasi Tiang Pancang. ... 156

Gambar 4. 37 Balok Beton dan Kolom Beton. ... 156

Gambar 4. 38 Roof Garden ... 158

Gambar 4. 39 Struktur Space Frame. ... 159

(16)

Gambar 4. 40 Material Batako dan Aplikasi Dinding Bata Ringan. ... 160

Gambar 4. 41 Material Lantai Keramik Sumber ... 160

Gambar 4. 42 Konsep Pencahayaan Alami. ... 161

Gambar 4. 43 Sketsa Konsep Pencahayaan Alami. ... 162

Gambar 4. 44 Lampu LED. ... 163

Gambar 4. 45 Sketsa Konsep Pencahayaan Buatan ... 164

Gambar 4. 46 Sketsa Konsep Penghawaan Alami... 165

Gambar 4. 47 AC Central ... 165

Gambar 4. 48 Sketsa Konsep Penghawaan buatan. ... 166

Gambar 4. 49 Analisis sistem elektrikal. ... 167

Gambar 4. 50 Analisis Instalasi Listrik pada rumah sakit.. ... 167

Gambar 4. 51 Analisis sistem distribusi air bersih.. ... 168

Gambar 4. 52 Analisis sistem distribusi air kotor ... 168

Gambar 4. 53 Konsep Skema Pengolahan Limbah dengan Incinerator ... 169

Gambar 4. 54 Sketsa Instalasi Air Bersih,Kotor,Dan Pengolahan Limbah . 170 Gambar 4. 55 Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob.. ... 173

Gambar 4. 56 Limbah medis indonesia. ... 174

Gambar 4. 57 Analisis Sistem Pembuangan sampah. ... 174

Gambar 4. 58 Signage pada rumah sakit.. ... 176

Gambar 4. 59 Fire Alarm Detector. ... 177

Gambar 4. 60 Splinkler. ... 177

Gambar 4. 61 Hydrant Kotak ... 177

Gambar 4. 62 Pilar Hydrant. ... 178

(17)

Gambar 4. 64 Analisis sistem distribusi air bersih. ... 179

Gambar 4. 65 Satuan Ruang Parkir Mobil Penumpang. ... 180

Gambar 4. 66 Sistem Parkir Tegak Lurus. ... 181

Gambar 4. 67 Sistem Parkir Pararel. ... 181

Gambar 4. 68 Sistem Parkir Sudut... 181

Gambar 4. 69 Bentuk Parkir Mobil Untuk Penderita Cacat. ... 182

Gambar 4. 70 Proses Penderita Cacat Memasuki Mobil pada Area Parkir. 182

Gambar 4. 71 Sistem Parkir Kendaraan Roda Dua. ... 183

Gambar 4. 72 Sketsa Pendestrian Rumah Sakit Jantung. ... 183

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Menurut Undang-Undang RI No.44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Menurut WHO Penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular nomor 1 paling mematikan di dunia yang memiliki resiko kematian yang paling tinggi, dan menyerang manusia dalam berbagai golongan umur. Pada tahun 2017 , tercatat 3.2% dari seluruh penyakit penyebab kematian adalah penyakit jantung. Dari jumlah tersebut, tercatat 86.492 pasien yang mengalami rawat inap, dengan angka kematian mencapai 14,437, atau sekitar 16,6% dari pasien yang mengalami rawat inap tidak dapat tertolong.

Data Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan bahwa kasus penyakit di sulawesi selatan yang paling mematikan nomor 1 di tahun 2009 - 2019 adalah penyakit stroke tergolong pada cardiovakular disease atau penyakit jantung. Jumlah Kasus penyakit Jantung 2019 dinas kesehatan Sulawesi Selatan terncatat ada 83.133 kasus penginap Penyakit

(19)

Sebagai Ibu Kota Sulawesi Selatan, Kota Makassar harusnya memiliki fasilitas lengkap dalam pelayanan Rumah Sakit Khusus Jantung. di Kota Makassar sendiri belum ada Rumah Sakit Khusus Jantung kelas A Untuk menenuhi sarana dan prasaran yang lengkap dalam memenuhi fasilitas penderita penyakit jantung, sehingga perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar sangat perlu dilakukan untuk memenuhi fasilitas pelayanan penanganan penyakit jantung yang Mencakup Sulawesi Selatan.

Lokasi perencanaan Rumah Sakit Khusus Jantung di Kota Makassar berada pada bagian selatan Kota Makassar yaitu didaerah Kecematan Mariso dimana lokasi ditentukan sesuai RTRW Kota Makassar tahun 2015-2034, Desain perencanaan Rumah Sakit Khusus Jantung menggunakan Konsep Arsitektur Biophilik. Arsitektur Biophilik merupakan desain yang menghubungkan manusia dengan alam, salah satu cara inovatif dalam mendesain dalam terwujudnya sustainable development. Pada Desain Biophilik elemen utama dalam prasarana dan sarana yaitu menberikan unsur alam seperti tanaman ,aliran air, dan ,pengaturan sirkulasi udara penghawaan alami dan buatan yang mengutaman kesehatan dan penggunaan unsur alam di area lahan rumah sakit yang ramah lingkungan dan bangunan yang menyesuaikan lingkungan daerah dengan alam tempat bangunan rumah sakit itu terbangun. 'arsitektur Biophilik' mengacu pada adaptasi atau desain bangunan terhadap lingkungan.

(20)

Berdasarkan penelitian di Harvard University penerapan konsep Biophilik pada bangunan rumah sakit dapat membuat pasien bisa sembuh lebih cepat, karena dapat Mengurangi perasaan stres dan kecemasan, Kesehatan fisik meningkat yang dibuktikan dengan penurunan tekanan darah dan ketegangan otot dan dapat menghilangkan polusi, dan memelihara lingkungan yang bersih.

Perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar dengan pendekatan Konsep Biophilik ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di Sulawesi Selatan khususnya dan juga memenuhi kebutuhan fasilitas rumah sakit khusus di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul yaitu:

1. Non Fisik (Non Arsitektural)

a. Bagaimana pengaruh konsep Biophilik pada proses penyembuhan pasien penyakit Jantung.?

2. Fisik (Arsitektural)

a. Bagaimana penerapan Konsep Arsitektur Biophilik pada perencanaan bangunan Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar ?

b. Bagaimana penerapan Konsep Arsitektur Biophilik pada penataan landscape Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar ?

c. Bagaimana penerapan pengaturan dan penataan sirkulasi yang baik pada bangunan Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar ?

(21)

1.3 Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut:

a) Merencanakan dan merancang Rumah Sakit Jantung di Kota Makassar dengan pendekatan Biophilik, sehingga menciptakan kondisi yang nyaman bagi pasien maupun bagi keluarga yang mengantar, dengan memberikan pemecahan desain arsitektur sesuai dengan fungsi rumah sakit jantung sebagai fasilitas yang lengkap 2. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai adalah terumuskannya pokok-pokok pikiran sebagai suatu landasan konseptual perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Jantung di Makassar, sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan khusus penyakit jantung dalam bentuk landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur.

1.4 Manfaat

Manfaat dari landasan penyusunan perencanaan dan perancangan arsitektur:

1. Secara Subyektif

(22)

a. Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa

b. Sebagai dasar acuan proses perancangan dan perencanaan

c. Sebagai referensi yang berisikan data-data dan studi-studi pendekatan 2. Secara Subyektif

a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah Sulawesi Selatan khususnya Makassar, yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, dalam merencanakan Rumah Sakit Jantung untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan b. Sebagai literatur yang bermanfaat bagi mahasiswa yang menempuh

tugas akhir 1.5 Lingkup Pembahasan

Secara substansial, lingkup pembahasan ditekankan pada permasalahan pokok bahasan rumah sakit jantung yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan arsitektur, serta pembahasan non-arsitektur dimaksudkan untuk mempertajam dan melengkapi pembahasan utama

1.6 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dilakukan mulai dari masalah yang bersifat umum hingga ke masalah yang bersifat khusus, yang berdasarkan :

a. Metode Deskriptif

(23)

Metode ini merupakan tahapan awal yang menjelaskan mengenai data dan informasi yang memiliki kaitan dengan latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran pembahasan topik.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengamatan langsung yang di lapangan dalam mengumpulkan data yang berkaian dengan permasalahan, sementara data sekunder adalah segala data yang tercatat, baik yang dieroleh dari literatur maupun data fisik lapangan pada instansi- instansi terkait.

c. Studi Banding

Studi banding yang dilakukan adalah menampilkan bangunan- bangunan yang relevan untuk dijadikan acuan dan perbandingan.

d. Sintesis

Hasil dari setiap analisis disusun dalam kerangka yang terarah dan terpadu secara kompleks sehingga diperoleh metode dan acuan perancangan yang sistematis.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan pada penulisan tugas akhir rumah sakit khusus Jantung di Kota Makassar menggunakan sisitematika penulisan yaitu sebagai berikut :

(24)

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang akan mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, lingkup pembahasan, metode

dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Umum, membahas teori-teori dasar perancangan bangunan rumah sakit khusus Jantung di Kota Makassar

BAB III : Tahap ini merupakan tinjauan khusus terhadap Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wilayah strategi perencanaan pembangunan rumah sakit khusus Jantung di Kota Makassar dan, tinjauan terhadap Kegiatan pemerintahan dan fungsi pemerintahan.

BAB IV : Berisi konsep dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan inti sari dari pembahasan makro dan mikro sebagai dasar untuk dasar perancangan desain fisik.

BAB V : Kesimpulan

(25)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Tinjauan Rumah Sakit Jantung

Kata rumah sakit berasal dari kata hospital, yakni sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan tempat untuk pasien rawat inap dalam jangka waktu tertentu. Rumah sakit biasanya didirikan berdasarkan wilayah, oleh suatu organisasi/lembaga kesehatan (baik profit maupun non- profit), badan asuransi maupun badan amal, termasuk donator secara langsung, bahkan organisasi keagamaan individu atau yayasan.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri berarti rumah atau tempat merawat orang sakit, tempat yang menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kementrian Kesehatan RI, 2011:5).

Menurut WHO, the hospital is an integral part of social and medical organization, the function of which is provide for population complete health care both curative and preventive, and whose out patient services reach out to the family and its home environment; the training of health workers and for bio-social research (Adisasmito, 2007).

(26)

2.1.1 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit menurut UU Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, Rumah Sakit mempunyai fungsi yaitu:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

dan

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.2 Prinsip Dasar Perencanaan Arsitektur Rumah Sakit

Menurut Dr. Galih Endradita M (2010) dalam bukunya Arsitektur Rumah Sakit GRS. Ada 14 prinsip dasar dalam merencanakan komponen- komponen fisik rumah sakit yang meliputi perencanaan lahan, bangunan dan infrastruktur, prinsip dasar yang perlu diperhatikan dan dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi arahan dasar dalam merencanakan rumah sakit

(27)

a. Rencanakan Rumah Sakit Sesuai Rencana Strategis

Sering terjadi beberapa kasus kegagalan disebabkan karena pengembangan lahan dan bangunan yang tidak didasarkan atas studi kelayakan serta perencanaan bisnis yang matang pada tahap awal perencanaan. Akibat yang ditimbulkan dari kurang matangnya tahap perencanaan antara lain adalah lahan tidak sesuai, bangunan terbengkalai, serta ketidaksesuaian antara aktivitas dengan wadahnya.

Melihat kecenderungan diatas pada akhirnya setiap organisasi baik profit maupun non profit mulai mempertimbangkan pengelolaan dengan prinsip bisnis yang baik dan benar sehingga tercipta sebuah bangunan yang mandiri dalam operasional, perawatan, proses tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu sebuah rumah sakit perlu dikembangkan berdasarkan rencana bisnis. Suatu perencanaan yang dimulai dari perencanaan aktivitas, sumberdaya manusia, perlengkapan fasilitas, akan membawa implikasi pada lahan, bangunan dan infrastruktur.

Proses pengelolaan aset pada dasarnya akan sangat dipengaruhi oleh proses perencanaan kegiatan. Dengan kata lain, proses perencanaan strategis akan sangat mempengaruhi perencanaan masterplan keseluruhan aset (serta masterplan masing-masing unit dan perencanaan fasilitas dalam masing- masing unit). Meski demikian, dapat dikatakan bahwa proses perencanaan aset akan mengikuti proses sebagaimana berikut:

(28)

• Identifikasi aset eksisting (lahan, bangunan, dan infrastruktur)

• Penentuan visi bagi keseluruhan dan masing-masing asset

• Perumusan strategi yang harus dilakukan pada keseluruhan dan masing-masing aset.

b. Rencanakan Rumah Sakit secara Organis, Berkembang dan Bertahap Setiap rumah sakit pasti akan berkembang dalam proses daur fungsi bangunannya. Dimulai dari tahap embrional, perkembangan awal, perkembangan lanjut, kematangan, dan dapat berlanjut ke penurunan performansi fisik dan fungsi jika tidak segera ditindak- lanjuti dengan tepat. Dalam hal ini, rumah sakit perlu direncanakan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sebagai contoh pada suatu waktu tertentu yang diperlukan dalam proses perkembangan rumah sakit adalah proses pengembangan lahan, kemudian di waktu yang lain diperlukan adalah pembangunan atau peningkatan fisik bangunan.

Pada waktu tertentu lainnya, yang dibutuhkan adalah konsolidasi aset- aset.

c. Rencanakan Rumah Sakit yang Kompak

Efisiensi dan efektivitas adalah dua parameter mutakhir yang selayaknya menjadi isu utama perencanaan Rumah Sakit. Dibutuhkan harmonisasi dalam mengkomposisikan kebutuhan akan kelengkapan fasilitas fisik, ketersediaan lahan, keterbatasan anggaran, juga isu sosial yang berkembang, maupun isu krusial lainnya.

d. Rencanakan Rumah Sakit Yang Memberi Harapan Sehat

(29)

Arsitektur rumah sakit diharapkan mampu mengubah image masyarakat tentang rumah sakit. Dimulai dari penggunaan warna dan cahaya yang suram yang semestinya digantikan dengan pemanfaatan warna dan cahaya yang lebih cerah (meski tetap bersifat kalem/

tenang). Meningkat pada penataan eksterior dan interior yang semata- mata menekankan pada fungsi, dan selayaknya mulai diolah menjadi fungsi dan fiksi (atau bahkan fungsi dan puisi). Lebih lanjut dapat ditingkatkan pada citra keseluruhan rumah sakit yang harus berubah dari “penjara” ke “resort” : pasien bukanlah pesakitan melainkan customer yang terhormat, sementara pemberi layanan kesehatan bukanlah sipir melainkan “customer partner” menuju sehat.

e. Rencanakan Rumah Sakit dengan Pengelompokan yang Tepat

Rumah sakit semestinya direncanakan dengan pengelompokan ruang (kerap juga disebut pemintakatan atau zoning) yang tepat.

Pengelompokan ruang yang tepat akan mendukung efektivitas dan efisiensi kegiatan yang berlangsung di dalamnya dan antar ruang.

Pengelompokan yang tepat juga akan memberi kedekatan ruang-ruang yang saling membutuhkan kedekatan, dan memisahkan ruang-ruang yang membutuhkan pemisahan.

Zona Luar adalah zona yang harus dengan mudah diakses oleh masyarakat luas, seperti: layanan gawat darurat, layanan rawat jalan, serta layanan administratif untuk umum. Zona Kedua adalah zona yang menerima beban kerja dari zona terluar tadi, meliputi laboratorium,

(30)

farmasi, dan radiologi. Zona Dalam adalah zona yang menyediakan layanan rawat inap dan layanan lain bagi pasien. Zona Terdalam adalah zona yang membutuhkan tingkat kesterilan tertentu dalam memberikan layanan, seperti misalnya layanan bedah, melahirkan, serta rawat intensif. Terakhir adalah Zona Layanan, yang memberikan layanan pada kegiatan rumah sakit, seperti misalnya dapur, laundry, IPSRS, pool kendaraan, dan kamar jenazah.

f. Rencanakan Rumah Sakit dengan Sirkulasi yang Tepat dan Aksesibel Sistem sirkulasi pada dasarnya terbagi dalam sirkulasi eksternal dan sirkulasi internal. Sirkulasi eksternal akan didominasi oleh sirkulasi kendaraan bermotor dalam mengakses rumah sakit. Perlu ada pembedaan antara akses utama rumah sakit bagi pengunjung, akses gawat darurat yang harus dapat dicapai dengan mudah dan tidak terganggu akses yang lain, serta akses layanan dan karyawan.

Demikian juga parkir perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga secara kualitatif dan kuantitatif memenuhi persyaratan yang ada. Pada umumnya diperlukan 1 parkir mobil bagi tiap 4 bed rawat inap dalam sebuah rumah sakit .

Sirkulasi internal akan terbagi antara sirkulasi umum dan pengunjung serta sirkulasi pasien dan layanan medik. Ada beberapa area yang sirkulasi pasien dan layanan medik perlu dipisahkan secara sempurna dengan sirkulasi umum. Demikian juga pada bangunan

(31)

berbeda dengan yang digunakan pengunjung umum. Pemisahan sirkulasi pun terjadi pada sirkulasi pasien dan clean utilities (utilitas bersih) dibedakan dengan alur dirty utilities (utilitas kotor).

g. Rencanakan Rumah Sakit yang Hemat Energi dan Nyaman Thermal Penghematan energi yang paling sederhana namun dapat berdampak sangat besar dapat dilakukan dengan perencanaan sistem penghawaan. Penghematan ini dilakukan dengan cara beberapa ruangan penentuan dari awal tentang beberapa bagian dari rumah sakit direncanakan dengan sistem pengkondisian udara dengan menggunakan AC dan bagian-bagian lain dari rumah sakit direncanakan dengan menggunakan ventilasi alami dan tidak menggunakan AC. Bagian rumah sakit yang direncanakan dengan menggunakan AC akan lebih efisien jika memiliki volume ruang yang lebih kecil dengan jarak lantai dan langit-langit yang tidak terlalu tinggi. Sementara kenyamanan termal yang lebih baik akan dimiliki bangunan berventilasi alami yang memungkinkan ventilasi silang dan dengan volume ruang yang lebih besar dengan jarak lantai dan langit- langit yang lebih tinggi.

h. Rencanakan Rumah Sakit yang Aman dan Tanggap Keadaan Darurat Keamanan dari pengguna yang selalu diperhatikan oleh pengelola fasilitas kesehatan, masalah keamanan dari keadaan-keadaan darurat yang tidak diharapkan menjadi hal yang patut diperhatikan.

(32)

Contoh yang paling mudah adalah melihat rumah sakit dari sisi keamanan terhadap bahaya kebakaran. Hal ini mencakup tiga hal, yaitu keamanan dari bahaya kebakaran, kemudahan memadamkan api, serta kemudahan menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran. Dari hal pertama, perlu direncanakan perletakan sumber api yang dijauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar (combustible).

i. Rencanakan Rumah Sakit yang `Hijau`

Ruang terbuka hijau selayaknya menjadi salah satu pertimbangan utama dalam perletakan massa- massa bangunan rumah sakit. Untuk bangunan berlantai banyak, ruang terbuka setidaknya memiliki jarak 10 m antar bangunan untuk dinding dengan dinding, 15 m untuk jendela dengan dinding, serta 20 m untuk jendela dengan jendela, agar privasi pasien tetap terjamin. Adanya pohon-pohon peneduh dan pengarah bisa membantu privasi pasien, dan juga memberikan suasana hijau yang nyaman dan membuat suasana penyembuhan lebih baik. Furnitur lansekap juga harus direncanakan, sehingga lampu yang ada tidak menyilaukan, serta signage (penanda) yang direncanakan dapat tertata teratur.

j. Rencanakan Rumah Sakit yang Mudah dan Murah Perawatannya Aspek pemeliharaan kerap kali kurang diperhatikan dalam perencanaan awal rumah sakit. Padahal aspek ini merupakan hal yang

(33)

sakit. Tata lansekap yang tidak menyulitkan perawatan, kulit bangunan yang tidak menyulitkan pembersihan, serta sistem infrastruktur yang mudah dipantau dan dirawat, adalah beberapa prinsip dalam pemeliharaan

k. Rencanakan Rumah Sakit yang Sesuai Target Konsumen dan Memberi Fasilitas

Sebuah rumah sakit dengan target konsumen geriatrik, misalnya, perlu mengakomodasi berbagai keterbatasan mobilitas yang dimilki para lansia tersebut. Sementara rumah sakit (atau bagian rumah sakit) dengan target konsumen anak akan perlu memberi suasana ceria dan memberikan ruang-ruang bermain yang membuat anak merasa lebih nyaman. Bagian rumah sakit untuk mereka yang harus menjalani pengobatan terus-menerus (kemoterapi atau hemodialisis, misalnya) juga perlu diberi citra yang lebih membuat pasien merasa “at home”

dan bukannya menjadi “preparat”.

l. Rencanakan Rumah Sakit yang Mengakomodasi Kebutuhan dan Perilaku Manusia

Beberapa kutipan berikut adalah aspek-aspek kebutuhan dan perilaku yang perlu diperhatikan dalam merencanakan setting makro, meso, hingga mikro dalam sebuah rumah sakit.

• Pertama, Setting Perilaku, digambarkan sebagai kombinasi yang stabil dari aktivitas dan ruang yang terdiri dari aktivitas rutin,

(34)

penataan lingkungan yang spesifik, hubungan kongruen antara keduanya, serta periode waktu tertentu (Barker, 1968).

• Kedua, Antropometrik dan Ergonomik. Antropometri adalah studi terhadap aspek fisik manusia yang meliputi dimensi, kapabilitas, dan batasan (Thieberg, 1970, Croney, 1971), dimana implikasi nyatanya dalam setting fisik RUmah Sakit berupa iluminasi, warna, suara dan kebisingan, serta bebas hambatan. Sementara Ergonomi cenderung terfokus pada 'komunikasi' antara manusia dan mesin/peralatan (Murrell, 1965, Propst, 1970).

• Ketiga, Teori Proksemik: Privasi, Teritorialitas, & Ruang Personal.

Dimana Privasi adalah kemampuan mengontrol keberadaan interaksi, untuk selalu memiliki pilihan, yang pada akhirnya menjadi jembatan dalam mencapai interaksi yang diharapkan (Rappoport, 1977). Teritori adalah ruang berbatas yang dipertahankan dan dimanfaatkan keberlangsungannya secara eksklusif oleh seorang maupun sekelompok orang yang terkumpul berdasarkan isu yang sama, melibatkan identifikasi psikologis terhadap ruang, dipaparkan melalui sikap kepemilikan dan pengaturan terhadap objek yang terlibat dalam area tersebut.

(Pastalan, 1970). Ruang Personal adalah wilayah dengan batasan visual semu sekeliling lingkungan fisik seseorang dimana penyusup/ pengganggu tidak dapat masuk (Sommer, 1969).

(35)

m. Rencanakan Rumah Sakit yang Nyaman Visual dan Tanggap Lingkungan

Tema yang kuat sangat dibutuhkan dalam perancangan rumah sakit dewasa ini. Dalam arsitektur, terdapat beberapa prinsip-prinsip perancangan yang perlu diperhatikan, seperti misalnya proporsi, skala, keseimbangan, keselarasan, kesatuan dan perbedaan, ritme, serta penekanan.

Pertimbangan lingkungan juga merupakan sesuatu yang penting. Pertimbangan ini akan merupakan dialog antara keselarasan dan kontras. Rumah sakit di lingkungan urban yang padat akan mempunyai nilai tambah jika bisa berperan sebagAi suatu fase bagi lingkungan di sekitarnya. Sementara pada kawasan yang sedang berkembang, selain rumah sakit itu perlu menyiapkan perkembangan, adanya peluang sebagai komponen dominan kawasan akan menuntut desain yang cukup berkarakter.

n. Rencanakan Rumah Sakit sebagai Suatu Aset Properti

Manajemen aset adalah tata laksana, operasi, dan manajemen dari properti yang dimiliki atau disewakan baik secara untuk keuntungan maupun non-profit, yang meliputi lahan, fasilitas dam komitmen hukum dan finansial pemilik dan pengguna, dengan penekanan pada kumpulan properti dalam portfolio. Manajemen Properti akan melihat berbagai properti sebagai aset tetap perusahaan, dan akan berperan dalam menjaga market value, meningkatkan

(36)

keuntungan, merancang tindakan strategis, networking informasi mengenai aset tetap, telaah dan kontrol resiko, hingga perencanaan tindakan pembelian, penyewaan, dan berbagai tindakan lain yang menyangkut properti.

Rumah Sakit Khusus (RSK) adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2020:3).

Jenis Rumah Sakit Khusus antara lain Rumah Sakit Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin.

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit Khusus

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan pada permenkes nomor 3 tahun 2020, Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A, Kelas B, dan Kelas C.

Klasifikasi Rumah Sakit Khusus ditetapkan berdasarkan pelayanan;

sumber daya manusia; peralatan; sarana dan prasana; dan administrasi dan manajemen.

Pada Perancangan Rumah sakit Jantung di Kota Makassar Rumah Sakit khusus kelas A direncanakan, dalam Pasal 19

(37)

Rumah Sakit khusus kelas A merupakan Rumah Sakit khusus yang memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah

Tabel 2.1 Kriteria klasifikasi rumah sakit khusus jantung dan pembuluh darah Perememkes nomor 30 tahun 2019 A. PELAYANAN

NO JENIS PELAYANAN KELAS A KELAS B 1. Pelayanan medis

a. Pelayanan khusus jantung dan pembuluh Darah

1) Bedah

a) Bedah jantung anak dan PJB simpel Ligasi PDA, ASD closure, VSD closure, Koreksi ToF, BCPS, BT- Shunt)

+ +

b) Bedah jantung anak dan PJB kompleks + - c) Bedah jantung dewasa simpel

(CABG, single valve surgery)

+ +

d) Bedah jantung dewasa kompleks + -

e) Bedah vaskular + -

2) Intervensi non bedah (sesuai kebutuhan) + + 3) Pelayanan prevensi dan rehabilitasi

kardiovaskuler (sesuai kebutuhan)

+ +

4) Pelayanan Sub Spesialistik/ Kualifikasi Tambahan Jantung

a) Pelayanan aritmia + +

b) Pelayanan jantung anak dan PJB + +/-

c) Pelayanan vaskular + +/-

d) Pelayanan cardiac imaging + +/-

e) Pelayanan intensive dan kegawatan kardiovaskuler

+ +

5) Kekhususan lainnya +/- +/-

b. Pelayanan medis spesialis 1) Spesialis dasar

a) Penyakit dalam + +

b) Anak + +/-

2) Spesialis lain

a) Saraf + +/-

b) Paru + +/-

c) Rehabilitasi Medik + +/-

d) Bedah thoraks kardiak dan vaskular + +

e) Bedah anak + +/-

f) Spesialis lainnya +/- +/-

c. Pelayanan Sub Spesialistik 1) Penyakit dalam

Kardiologi + +/-

(38)

NO JENIS PELAYANAN KELAS A KELAS B 2) Anak

Kardiologi + +/-

2. Pelayanan penunjang medik

a. Pelayanan penunjang medik spesialis 1) Radiologi

a) Diagnostik non invasif + +

b) Diagnostik invasif + +

2) Anestesi dan terapi intensif + +

3) Laboratorium

Patologi klinik + +

4) Gizi klinik + +/-

b. Pelayanan penunjang medik subspesialis Anestesi

1) Anestesi Terapi Intensif + +/-

c. Pelayanan penunjang medik lain

1) Farmasi + +

2) CCSD + +

3) Rekam medis + +

4) Gizi + +

5) Pelayanan darah + +

3. Pelayanan penunjang non medik

a. Laundry/binatu + +

b. Pengolah makanan + +

c. Pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan

+ +

d. Sistem informasi dan komunikasi + +

e. Pemulasaraan jenazah +/- +/-

(39)

B. SUMBER DAYA MANUSIA

NO JENIS KETENAGAAN KELAS A KELAS B 1. Tenaga medis

a. Dokter spesialis sesuai kekhususannya

1) Jantung dan pembuluh darah 8 3

2) Bedah thoraks kardiak dan vaskular 4 1 b. Dokter subspesialis dan/atau

spesialis dengan kualifikasi tambahan sesuai kekhususannya 3) Jantung dan pembuluh darah

a) Intervensi 1 1

b) Intensive dan kegawatan kardiak vaskuler

2 1

c) Aritmia 1 +/-

d) Vaskular 1 +/-

e) Rehabilitasi kardiovaskular 1 +/-

f) Jantung anak dan PJB 1 1

g) Ekokardiografi dan pencitraan

1 +/-

4) Penyakit dalam

Kardiologi 1 +/-

5) Anak

Kardiologi 1 +/-

c. Dokter 1 +/-

d. Dokter gigi 1 +/-

e. Dokter spesialis 1) Spesialis dasar

a) Penyakit dalam 1 1

b) Anak 1 +/-

2) Spesialis lain

a) Saraf 1 +/-

b) Paru 1 +/-

c) Rehabilitasi Medik 1 +/-

d) Bedah thoraks kardiak dan vaskular

1 1

e) Bedah anak 1 +/-

f) Spesialis lainnya +/- +/-

3) Spesialis penunjang

a) Radiologi 1 1

b) Anestesi 2 1

c) Patologi Klinik 1 1

d) Mikrobiologi Klinik 1 +/-

e) Gizi Klinik 1 +/-

f. Dokter subspesialis dan/atau spesialis dengan kualifikasi tambahan

1) Subspesialis anestesi

(40)

NO JENIS KETENAGAAN KELAS A KELAS B 2. Tenaga keperawatan

Perawat 1:1 TT 1 : 1 TT

3. Tenaga farmasi

a. Apoteker 6 4

b. Tenaga teknis kefarmasian 12 8 4. Tenaga kesehatan lainnya

a. Keteknisian medik

1) Perekam medis dan informasi kesehatan

2 1

b. Gizi

1) Dietesien 1 +

2) Nutrisionis 2 1

c. Teknik biomedik

1) Radiografer 2 1

2) Ahli teknologi laboratorium medik (Analis / Biologi)

4 2

3) Fisikawan medik 1 +/-

d. Keterapian fisik + +/-

Fisioterapis 2 1

e. Tenaga lainnya +/- +/-

5. Tenaga non kesehatan + +

C. BANGUNAN DAN PRASARANA

NO JENIS SARANA PRASARANA KELAS A KELAS B

1. Bangunan/ruang rawat jalan + +

2. Bangunan/ruang rawat inap + +

3. Bangunan/ruang rawat darurat + +

4. Bangunan/ruang tindakan operatif + +

5. Bangunan/ruang rawat intensif + +

a. ICU + +

b. ICVCU + +

6. Ruang kateterisasi jantung + +

7. Ruang echocardiografi + +

8. Ruang nuklir +/- +/-

9. Ruang MSCT + +/-

10. Ruang MRI +/- +/-

11. Ruang endoscopy +/- +/-

12. Ruang dan sarana penunjang lainnya yang sesuai

dengan persaratan RS secara umum

+ +

13. Bangunan/ruang radiologi + +

14. Bangunan/ruang rehabilitasi medik + +

15. Bangunan/ruang laboratorium klinik + +

16. Bangunan/ruang gizi + +

17. Bangunan/ruang farmasi + +

(41)

NO JENIS SARANA PRASARANA KELAS A KELAS B

19. Bangunan/ruang sterilisasi + +

20. Bangunan/ruang laundry + +

21. Bangunan/ruang jenazah + +

22. Bangunan/ruang rekam medis + +

23. Bangunan/ruang administrasi RS + +

24. Bangunan/ruang gudang + +

25. Ambulans + +

26. Pengelolaan air bersih, limbah dan sanitasi + +

27. Penanggulangan kebakaran + +

D. PERALATAN

NO JENIS PERALATAN KELAS A KELAS B

1. Peralatan di ruang rawat jalan + +

2. Peralatan di ruang rawat inap + +

3. Peralatan di ruang rawat darurat + +

4. Peralatan di ruang tindakan operasi + +

5. Peralatan di ruang rawat intensif + +

a. ICU + +

b. ICVCU + +

6. Peralatan di ruang kateterisasi jantung + +

7. Peralatan di ruang echocardiografi + +

8. Peralatan di ruang nuklir +/- +/-

9. Peralatan di ruang MSCT + +/-

10. Peralatan di ruang MRI +/- +/-

11. Peralatan di ruang endoscopy +/- +/-

12. Peralatan di ruang radiologi + +

13. Peralatan di ruang rehabilitasi medik + +

14. Peralatan di ruang laboratorium + +

15. Peralatan di ruang gizi + +

16. Peralatan di ruang farmasi + +

17. Peralatan di Ruang pemeliharaan sarana-

prasarana dan alat kesehatan RS (PSRS) + +

18. Peralatan di ruang sterilisasi + +

19. Peralatan di ruang laundry + +

20. Peralatan pemulasaran jenazah +/- +/-

21. Peralatan di ruang rekam medis + +

22. Ruang administrasi RS + +

23. Ambulans + +

24. Pengelolaan air bersih, limbah dan sanitasi + +

25. Penanggulangan kebakaran + +

(42)

2.1.3.1 Alur Kegiatan RS Khusus Jantung a. Unit rawat jalan (Poli Jantung)

Alur kegiatan pada ruang unit rawat jalan adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1 Alur Kegiatan Pada Ruang Sterilisasi Pusat.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(43)

b. Rawat Inap

Alur kegiatan pada ruang unit rawat inap adalah sebagai berikut:

A l u r

Gambar 2. 2 Alur Kegiatan Pada Ruang rawat inap.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(44)

c. Gawat Darurat

Alur kegiatan pada ruang gawat darurat adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 3 Alur Kegiatan Pada Ruang Gawat Darurat.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(45)

d. Ruang Operasi

Alur kegiatan pada ruang operasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 4 Alur Kegiatan Pada Ruang Operasi.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(46)

e. Rehabilitasi Medik

Alur kegiatan pada ruang rehabilitasi medik adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 5 Alur Kegiatan Pada Ruang Rehabilitasi Medik Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(47)

f. Laboratorium

Alur kegiatan pada ruang laboratorium adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 6 Alur Kegiatan Pada Ruang Laboratorium Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(48)

g. Farmasi

Alur kegiatan pada ruang farmasi adalah sebagai berikut:

1. Alur pasien dan pengunjung

2. Alur petugas instalasi farmasi

3. Alur barang

Gambar 2. 7 Alur Kegiatan Pada Ruang Farmasi Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(49)

h. Dapur Utama Dan Gizi Klinik

Alur kegiatan pada ruang farmasi adalah sebagai berikut:

A l u r

k e g i a t a n

Gambar 2. 8 Alur Kegiatan Dapur Utama Dan Gizi Klinik

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(50)

i. Ruang Strelisasi Pusat (CSSD)

Alur kegiatan pada ruang strelisasi pusat adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 9 Alur Kegiatan Pada Ruang Strelisasi Pusat (CSSD)

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(51)

j. Pemulasaran Jenazah

Alur kegiatan pada ruang pemulasaran jenazah adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 10 Alur Kegiatan Pada Ruang Pemulasaran Jenazah Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

k. Pencucian Linen/ Londry

Alur kegiatan pada ruang pencucian linen adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 11 Alur Kegiatan Pada Ruang Pencucian Linen/ Londry

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(52)

l. Ruang Sanitasi

Alur kegiatan pada ruang sanitasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 12 Alur Kegiatan Pada Ruang Sanitas

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

m. Ruang Pemeliharaan Sarana (Workshop)

Alur kegiatan pada ruang pemeliharaan sarana adalah sebagai berikut

Gambar 2. 13 Alur Kegiatan Pada Ruang Pemeliharaan Sarana

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012

(53)

2.2 Tinjauan Non Arsitektural 2.2.1 Definisi Jantung

Jantung adalah organ yang mensirkulasi darah teroksigensi ke paru untuk pertukaran gas (Faqih, 2006). Jantung memiliki beberapa ruang yang terpisah, hal ini mencegah terjadinya percampuran antara daerah yang menerima darah yang tidak teroksigenasi dari Vena Cava Superior, Vena Cava Inferior, dan sistem coroner. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).

Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik (Ahmad, 2013). Tugas jantung adalah memompa darah yang ada di dalam tubuh, sehingga jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia.

Dalam dunia medis (Ahmad, 2013), penyakit jantung digolongkan menjadi dua macam, yaitu penyakit jantung koroner dan penyakit jantung genetik.

a. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan karena adanya penyempitan pada pembuluh darah yang ada di jantung.

b. Penyakit jantung genetik merupakan penyakit jantung yang terjadi karena faktor genetika atau turunan dari keluarga.

(54)

Adapun jenis – jenis penyakit jantung, yaitu sebagai berikut:

1. Penyakit Arteri Koroner

Ini adalah jenis paling umum dari penyakit jantung, di mana dinding arteri menebal akibat akumulasi lemak. Kondisi ini menghambat jumlah darah yang masuk ke jantung dan meningkatkan tekanan darah.

2. Trachycardia

Trachycardia pada dasarnya adalah istilah medis untuk peningkatan denyut jantung. Palpitasi dan detak jantung yang tinggi dapat disebabkan karena beberapa alasan seperti merokok, alkohol dan stres.

3. Penyakit Otot Jantung

Kadang-kadang, otot-otot jantung juga dapat melemah. Dalam hal ini, fungsi otot-otot jantung akan melambat sehingga tidak mampu memompa darah yang cukup untuk tubuh.

4. Penyakit Katup Jantung

Jantung memiliki 4 katup. Jika satu atau lebih dari satu katup jantung tidak bekerja dengan baik, hal ini dapat menyebabkan stroke atau angina.

5. Bradikardi

Bradikardia adalah istilah medis untuk denyut jantung yang lambat. Hal ini terjadi ketika otot-otot jantung lelah. Alat pacu jantung yang dipasang di jantung dapat kembali memacu denyut jantung yang

(55)

6. Gagal Jantung

Gagal jantung sering terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dan berhenti bekerja. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang kehilangan banyak darah, terkejut atau bahkan karena gangguan paru- paru.

7. Penyakit Jantung Bawaan

Beberapa bayi dilahirkan dengan jantung yang lemah atau lubang di jantung mereka. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan operasi, tetapi tidak selalu berhasil.

8. Gangguan Serebrovaskular

Terjadinya hambatan dalam sirkulasi darah dari jantung ke otak, kondisi itu disebut penyakit serebrovaskular. Jenis penyakit jantung ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan stroke pada otak.

9. Angina

Angina adalah istilah medis yang menggambarkan rasa sakit dan sesak di sekitar dada. Ini dikarenakan dada tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh penyumbatan kecil di arteri jantung atau koroner.

10. Penyakit Jantung Rematik

Sebuah jenis tertentu dari infeksi bakteri di masa kecil dapat menyebabkan mempengaruhi sendi dan katup jantung. Masalah jantung mulai muncul di usia dewasa. Satu-satunya obat sering penggantian katup jantung dengan bantuan operasi.

(56)

11. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah pengerasan arteri. Arteri seringkali mengeras karena adanya endapan wabah, racun dan lemak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan stroke jantung.

12. Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

2.1.2. Keluhan pada Penderita Penyakit Jantung

Keluhan yang sering diketemukan pada penderita penyakit jantung adalah (Joewono, 2003):

1. Sesak Nafas

Penderita merasa sesak nafas waktu aktifitas dan kadang ketika malam hari terbangun karena sesak akibat adanya edema intersisial paru oleh karena payah jantung kiri.

2. Nyeri dada

Penderita merasa nyeri pada dada. Ada nyeri yang tidak lebih dari 10 menit yang dapat hilang dengan istirahat atau dengan obat-obatan, nyeri

Gambar

Tabel 2.1  Kriteria  klasifikasi  rumah  sakit  khusus  jantung  dan  pembuluh darah Perememkes nomor 30 tahun 2019  A
Gambar 2. 8  Alur Kegiatan Dapur Utama Dan Gizi Klinik
Gambar 2. 9  Alur Kegiatan Pada Ruang Strelisasi Pusat (CSSD)
Gambar 2. 11  Alur Kegiatan Pada Ruang Pencucian Linen/ Londry
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan perencanaan dan perancangan ini adalah untuk, dapat menentukan lokasi pembangunan Rumah Sakit Tipe D yang ideal di Kabupaten Sragen, merencanakan dan merancang tata

Ruang lingkup substansial dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) meliputi perencanaan dan perancangan fasilitas kesehatan sebagai

Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur untuk bangunan shopping mall di kota Tegal

Sidang Kelayakan Landasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Brebes dengan penekanan desain Healing Environment dimulai

Tujuan dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan yang berjudul Redesain Rumah Sakit Khusus Mata Kelas A Cicendo ini adalah untuk merencanakan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)1. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Sasaran yang hendak dicapai adalah program dasar perencanaan dan konsep dasar perancangan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari

Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( LP3A ) dengan judul Perancangan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Semarang ini dimulai pukul 08.30 WIB