• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI KAOS SABLON DENGAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA USAHA KONVEKSI NOLABEL SABLON LANGSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI KAOS SABLON DENGAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA USAHA KONVEKSI NOLABEL SABLON LANGSA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI KAOS SABLON DENGAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA USAHA KONVEKSI NOLABEL SABLON LANGSA

Surya Aji Pradana

1*

, M. Thaib Hasan

2

, Nurlaila Handayani

3

1, 2, 3Universitas Samudra Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Samudra

*Corresponding Author: suryaajipradana40@gmail.com

Abstrak. Usaha Konveksi Nolabel Sablon Langsa beralamat di Gampong Paya Bujok Seuleumak Kota Langsa, merupakan usaha screen printing yang bergerak pada bidang kaos sablon yang dibuat menurut pesanan pelanggan. Permasalahan yang terjadi adalah keterlambatan dalam memenuhi target waktu penyelesaian pesanan pelanggan. Keterlambatan terjadi karena prioritas penjadwalan yang digunakan tidak tepat dan perhitungan perjadwalan tidak akurat. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu metode penentuan prioritas pekerjaan dan penjadwalan produksi yang tepat. Metode yang digunakan yaitu Metode Earliest Due Date. Metode Earliest Due Date (EDD) merupakan salah satu metode dalam penentuan prioritas pekerjaan berdasarkan tenggat waktu pekerjaan yang paling terendah. Metode Earliest Due Date (EDD) tersebut kemudian diimplementasikan pada sistem informasi penjadwalan produksi menggunakan aplikasi yang dirancang dengan Microsoft Acces 2007. Sampel yang digunakan adalah data pesanan periode Januari s.d Maret 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 20. Hasil yang diperoleh keterlambatan aktual (tanpa menggunakan sistem penjadwalan produksi metode EDD) dari 20 pesanan terjadi keterlambatan pada 6 pesanan dengan rata-rata keterlambatan selama 8 jam, sedangkan dengan sistem penjadwalan produksi metode EDD dari 20 pesanan seluruhnya menghasilkan keterlambatan penyelesaian dibawah 0 jam. Hasil uji paired comparisons (t-test) diperoleh bahwa sistem penjadwalan produksi dengan metode Earliest Due Date (EDD) mampu meminimalkan keterlambatan penyelesaian pesanan yang terjadi pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa.

Kata Kunci:Penjadwalan Produksi, Metode Earliest Due Date, Sistem Informasi; Minimasi Keterlambatan, Uji Paired Comparisons(t-test).

1. Pendahuluan

Usaha Konveksi Nolabel Sablon Langsa adalah usaha screen printing yang berdiri pada tahun 2017.

Usaha ini bergerak pada bidang kaos sablon yang dibuat menurut pesanan pelanggan (make to order) dengan hanya melayani pesanan dalam jumlah banyak (minimal 10 pieces).Jumlah pekerja pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa sebanyak 2 orang

.

Proses produksi kaos sablon pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa dimulai dari tahap penerimaan order, tahap pemesanan bahan baku, dan tahap proses produksi . Tahap penerimaan order merupakan kegiatan pencatatan pesanan yang datang dari pelanggan. Pada tahap ini perusahaan membuat kesepakatan tanggal jatuh tempo penyelesaian order dengan pelanggan yang akan digunakan sebagai tanggal pengambilan pesanan. Tahap kedua yaitu pemesanan bahan baku merupakan kegiatan memesanan bahan baku dari supplier dengan periode pemesanan setiap 1 minggu sekali. Tahap ketiga yaitu proses produksi merupakan tahap pengerjaan pesanan pelanggan. Pada tahap produksi terdapat 5 proses yaitu

proses desain, proses pencetakan screen, proses penyablonan, proses pengepresan, dan proses pengecekan danpacking.Usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa melakukan penjadwalan produksi secara konvensional. Penjadwalan produksi yang digunakan memiliki permasalahan yaitu keterlambatan dalam memenuhi target waktu penyelesaian pesanan.

Keterlambatan yang terjadi karena penjadwalan produksi yang digunakan tidak menggunakan prioritas yang tepat.

Penjadwalan produksi hanya menggunakan perkiraan berapa lama waktu pekerjaan produk dapat diselesaikan.

Keterlambatan penyelesaian pesanan menyebabkan terganggunya proses produksi dan mengurangi kepercayaan pelanggan pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa.

Permasalahan yang terjadi di usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa adalah perlu adanya perbaikan pada penjadwalan produksi. Metode penjadwalan yang digunakan adalah metode Eearliest Due Date (EDD).

Metode Eearliest Due Date bertujuan untuk meminimasi keterlambatan suatu pekerjaan berdasarkan prioritas batas waktu (due date) tercepat. Pekerjaan dengan

(2)

tenggat waktu paling rendah harus dijadwalkan terlebih dahulu daripada pekerjaan dengan tenggat waktu paling akhir (Hamida & Sugondo, 2020)

Penelitian yang telah dilakukan oleh Safitri (2019) dengan tujuan menentukan urutan pengerjaan order- order yang masuk berdasarkan aturan prioritas yang terdiri dari metode SPT, EDD, dan LPT. Hasil penelitian diperoleh penjadwalan produksi yang paling baik adalah dengan metode EDD dan SPT. Penjadwalan produksi dengan metode EDD pada Bulan Juli diperoleh waktu penyelesaianorderselama 189 hari, utilisasi sebesar 15%, dan keterlambatan sebanyak 2 hari dibandingkan dengan metode perusahaan dengan waktu penyelesaian selama 217 hari, utilisasi 13 %, dan keterlambatan sebanyak 26 hari.

Penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh Hamida & Sugondo (2020) dengan tujuan meminimalkan keterlambatan penyelesaian pesanan. Hasil yang diperoleh sebelum menggunakan metode Earliest Due Date terdapat jumlah keterlambatan mencapai 2 hari, sedangkan setelah menggunakan metode Earliest Due Datejumlah keterlambatan menjadi 0 hari.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu menunjukkan penjadwalan produksi menggunakan metodeEDDmampu meminimalkan keterlambatan, maka penulis melakukan penelitian dengan tujuan meminimalkan keterlambatan penyelesaian pesanan pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa dengan merancang sistem penjadwalan produksi menggunakan metodeEDD.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perancangan Sistem

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan menganalisa, memperbaiki dan menyusun suatu sistem.

Perancangan memiliki tujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang selanjutnya dikembangkan menjadi suatu sistem (Reynaldi, 2019).

Sistem merupakan kumpulan dari beberapa subsistem, komponen ataupun elemen yang saling bekerjasama dengan tujuan yang sama untuk menghasilkanoutputyang sudah ditentukan sebelumnya (Mulyani, 2016).

Perancangan sistem bertujuan menentukan bagaimana suatu sistem mampu menyelesaikan suatu pekerjaan menyangkut penyusunan komponen- komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga dapat memenuhi kebutuhan para pengguna sistem (Muntihana, 2017).

Alat bantu perancangan sistem terdiri dari (Luthfi, 2017):

1. Diagram Alir (Flowchart)

Menurut Robert J. Rossheim (dalam Luthfi, 2017), flowchartadalah penerjamagab urutan operasi dan aliran data dengan menggunakan simbol. Simbol – simbol dalam bagan alir (Flowchart) dapat dijelaskan sebagai berikut (Luthfi, 2017).

Tabel 2.1Tabel Standar Simbol Diagram Alir (Flowchart)

No Simbol Nama Fungsi

1 Simbol

Magnetik Tape Unit

Menyatakan input berasal dari pita magnetik atau output disimpan ke pita magnetik.

2 Simbol Punch

Card Menyatakan bahwa input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.

3 Simbol

Dokumen Menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak dalam ke kertas.

4 Simbol

Display Menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya.

5 Simbol Disk

And On-Line Storage

Menyatakan input yang berasal dari disk atau disimpan kedisk.

6 Simbol

Predefine Proses

Untuk pelaksanaan suatu bagian (sub-

program)/Procedure.

7 Flow

Direction Symbol

Menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain.

8 Terminator

Symbol Simbol untuk permulaan atau akhir dari kegiatan.

9 Connector

Symbol

Simbol untuk keluar-masuk atau penyambungan proses dalam lembar/halaman yang sama.

10 Processing

Symbol Menunjukkan pengolahan yang dilakukan komputer.

11 Simbol

Manual Opeartion

Menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer.

12 Simbol

Decision Pemilihan proses berdasarkan kondisi yang ada.

13 Simbol Input-

Output Menyatakan proses input dan output tanpa tergantung peralatan.

14 Simbol

Manual Input Memasukkan data secara manual on-line keyboard.

Sumber: Luthfi, 2017 2. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah penggambaran secara garis besar suatu sistem & hubungan antara sistem dengan eksternal entity atau pihak dari luar system (Luthfi, 2017).

(3)

3. Data Flow Diagram(DFD)

Data flow diagram adalah penggambaran aliran data yang terdiri dari asal data, tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Komponen dasar DFDadalah sebagai berikut (Luthfi, 2017).

Tabel 2.2 KomponenData Flow Diagram(DFD)

No Notasi Nama Fungsi

De Marco Gane & Sarson

1 Simbol

Entitas Eksternal

Menggambarkan asal atau tujuan data di luar system

2 Simbol

Proses

Menggambarkan proses dimana aliran data masuk ditransformasikan ke aliran data keluar

3 Simbol

Aliran Data

Simbol untuk keluar- masuk atau penyambungan proses dalam lembar/halaman yang sama.

4 Simbol

File Menggambarkan tempat data di simpan Sumber: Luthfi, 2017

4. Entity Relationship Diagram(ERD)

Entity Relationship Diagram merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dari sistem secara abstrak. Tujuan dari Entity Relationship Diagram adalah untuk menunjukkan objek data dan relationship yang ada pada objek data tersebut (luthfi, 2017).

2.2. Penjadwalan Produksi

Penjadwalan merupakan proses pengurutan pekerjaan secara menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa mesin. Penjadwalan membantu pengalokasian sumber daya dan mesin yang tersedia untuk dilakukan pengurutan pekerjaan dengan batasan tertentu (Karim &

kurniati, 2016).

Penjadwalan produksi bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi berlebih. Salah satu teknik penjadwalan produksi adalah job sequencing. Job sequencing adalah pengurutan suatu proses dengan kombinasi urutan- urutan yang diukur berdasarkan performanya(Karim &

kurniati, 2016).

Menurut Ginting (dalam Kuncoro, 2013) mengidentifikasi beberapa tujuan dari aktivitas penjadwalan adalah sebagai berikut (Kuncoro, 2013):

1. Meningkatkan pengalokasian sumberdaya atau meminimasi waktu tunggunya, sehingga dapat meminimalkan waktu proses dan meningkatkan produktivitas.

2. Mengurangi jumlah persediaan dan mengurangi pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain.

3. Mengurangi kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian.

4. Sebagai alat pengambil keputusan perencanaan kapasitas yang dibutuhkan perusahaan.

2.3. MetodeEarliest Due Date(EDD)

Menurut Bedworth dalam (Hamida & Sugondo, 2020), metode Earliest Due Date menjelaskan bahwa pengurutan pekerjaan berdasarkan batas waktu (due date) tercepat. Pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling awal harus dijadwalkan terlebih dahulu daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling akhir. Metode ini dapat digunakan untuk penjadwalan pada satu mesin (single machine) maupun untuk penjadwalan pada beberapa mesin (parallel machine). Metode ini bertujuan untuk meminimasi keterlambatan maksimum (maximum lateness) atau meminimasi ukuran kelambatan maksimun (maksimumtardiness) suatu pekerjaan. Tahapan-tahapan dalam Metode Earliest Due Date yaitu (Hamida &

Sugondo, 2020):

1. Mengurutkan job berdasarkan pesanan yang memilikidue datetercepat atau terkecil.

2. Menghitung kapasitas produksi dibutuhkan (Capacity Requirement) dan menghitung total waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (Completion Time). Persamaan untuk Kapasitas Capacity RequirementdanCompletion Timesebagai berikut:

Capacity Requirement

CR= WaktuSetup+ (Jumlah Produk x Waktu

Operasi) (1)

Completion Time

=∑ (2)

Keterangan

CR: Kapasitas produksi dibutuhkan

:Completion Timeatau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

: Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

3. Menghitung keterlambatan, keterlambatan rata- rata, waktu penyelesaian rata-rata, utilitas, dan jumlah job rata-rata dengan persamaan sebagai berikut:

Lateness

= - (3)

Keterlambatan Rata-Rata

(4)

(4)

Waktu Penyelesaian Rata-Rata

(5)

Utilitas

∑ X 100% (6)

JumlahJobRata-Rata

(7)

Keterangan:

: Jumlah pekerjaan yang harus dilakukan.

: Selisih antaracompletion timedengan due date-nya.

: Batas waktu dimana operasi terakhir dari suatu pekerjaan harus selesai.

2.4. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data untuk mengidentifikasi data

& menghilangkan data ekstrim pada pengukuran waktu kerja. Data ekstrim yang ada menjadikan hasil yang didapat menjadi tidak valid. Menurut Wignjosoebroto (dalam Alfaruqi, 2013) uji keseragaman data dengan tingkat keyakinan (convidence level) 95% dapat dilakukan dengan menggunakan formula di bawah ini (Alfaruqi, 2013), yaitu:

Sd = ∑( ) (8)

(BKA =X+ 2 Sd dan BKB =X- 2 Sd) (9) Dimana :

BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah n = Jumlah pengamatan Sd = Standar Deviasi Xi = Data hasil pengamatan

X = Rata-rata data hasil pengamatan 2.5. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan telah cukup untuk diolah. Menurut Wignjosoebroto (dalam Ardi, 2019) formula yang digunakan untuk uji kecukupan data dengan tingkat kepercayaan (convidence level) 95% dan derajat ketelitian (degree of accuracy) 5 % adalah sebagai berikut (Ardi, 2019), yaitu:

N’ = (∑ )

(10)

Keterangan:

N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan X = Data hasil pengamatan

2.6. Pengukuran Waktu Standar

Perhitungan waktu standar didasarkan dari data waktu proses produksi, kelonggaran, & rating faktor yang diperoleh dari hasil pengamatan. Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan operator yang berkerja secara normal (Ardi, 2019).

a. Waktu Normal

Menurut Sutalaksana (dalam Ardi, 2019) adapun cara perhitungan waktu normal dapat dirumuskan sebagai berikut (Ardi, 2019), yaitu:

Wn =X P (11)

Keterangan:

Wn = Waktu normal

X = Waktu elemen kerja rata-rata P = Faktor penyesuaian

b. Waktu Standar

Menurut Wignjosoebroto (dalam Ardi, 2019) adapun cara perhitungan waktu standar dapat dirumuskan sebagai berikut (Ardi, 2019), yaitu:

Wb = Wn

×

% % % (12)

Keterangan:

Wb = Waktu baku Wn= Waktu normal

2.7. UjiPaired Comparisons(t-test)

Salah satu macam model pengujian hipotesis statistika adalah uji statistik paired comparisons (t-test).

Uji paired comparasions (t-test) menunjukkan apakah sampel berpasangan mengalami perubahan yang bermakna. Hasil uji paired comparasions (t-test) ditentukan oleh nilai signifikansinya. Nilai ini yang kemudian akan digunakan sebagai penentuan pemgambilan keputusan dalam penelitian.

Nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna terhadap berbedaan perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel.

Nilai siginifikansi (2-tailed) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara variabel awal dengan variabel akhir. Ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel, (Arifin, 2010)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitan

Penelitian ini menggunakan penelitan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan pengembangan (Research and Development). Pendekatan kuantitatif dan

(5)

pengembangan yaitu penelitian dengan mengumpulkan, menyusun, mengolah dan menganalisis data angka untuk memberikan gambaran mengenai suatu keadaan tertentu untuk diambil kesimpulan kemudian mengembangkan atau menyempurnakan penelitian tersebut untuk menghasilkan suatu produk seperti prototipe, desain, maupun dalam bentuksoftware(Bungin, 2011).

3.2. Lokasi Penelitan dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa yang berlokasi di Jl. Jendral Ahmad Yani samping lorong utama, Paya Bujok Seuleumak, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Aceh. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2020.

3.3. Objek Penelitan

Objek dalam penelitian ini adalah perancangan sistem penjadwalan produksi pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa

3.4 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual 3.5 Langkah Langkah Penelitian

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Keseragaman Data

Berikut contoh perhitungan uji keseragaman data untuk elemen proses pembuatan desain.

Menghitung nilai rata-rata:

= , = 36,27 Menghitung nilai standar deviasi:

= ∑( ) = , =1,33 Menghitung nilai BKA

BKA= +(2 × σ)= 36,27 + (2x1,33)= 38,94 Menghitung nilai BKB

BKB= -(2 × σ) = 36,27 - (2x1,33)= 33,61 Peta kontrol uji keseragaman data untuk pembuatan desain dapat dilihat pada Gambar berikut.

(6)

Gambar 4.1 Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Sumber: Pengolahan Data

Rekapitulasi hasil perhitungan uji keseragaman data pada masing-masing elemen proses di usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data No

WaktuSetup

(Menit/Order) Waktu Operasi (Menit/Pcs) Pembuatan

Desain Pencetakan

Pola Screen Penyablonan Pengepresan Packing

1 34,52 57,02 16,50 1,27 1,50

2 36,04 61,30 17,09 1,29 1,57

3 37,14 56,37 16,34 1,34 1,49

4 34,12 60,95 16,67 1,32 1,47

5 35,94 59,24 17,00 1,32 1,55

6 35,67 61,44 16,50 1,30 1,35

7 37,30 58,24 17,34 1,27 1,40

8 38,05 56,42 16,17 1,29 1,49

9 37,92 63,20 16,67 1,32 1,44

10 36,04 65,07 16,34 1,29 1,54

Sum 36,27 59,93 16,66 1,30 1,48

BKA 38,94 65,85 17,41 1,35 1,62

BKB 33,61 54 15,91 1,25 1,34

Ket. Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Sumber: Pengolahan Data

4.2 Uji Kecukupan Data

Berikut contoh perhitungan uji kecukupan data untuk elemen proses pembuatan desain.

ʹ = × ∑ − (∑ )

ʹ = , × , ( , ) = 1,94

KarenaN’ < N (1,94 < 10) maka disimpulkan data cukup sehingga tidak perlu dilakukan penambahan data untuk pengolahan data. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji kecukupan data pada masing-masing elemen proses di usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Uji Kecukupan Data

No N N’ Keterangan

1 Waktu

Setup 10 1,94 Data Cukup

2 10 3,53 Data Cukup

3 Waktu

Operasi

10 0,726 Data Cukup

4 10 0,46 Data Cukup

5 10 3,08 Data Cukup

Sumber: Pengolahan Data

4.3 Perhitungan Waktu Standar a. Waktu Normal

Karena jumlah pekerja setiap elemen proses adalah 1 orang operator, maka rating faktor pekerja untuk semua elemen proses adalahr =0 sehinggap=1+0

= 1. Berikut contoh perhitungan waktu normal untuk waktusetuppembuatan desain.

Menghitung waktu normal:

Wn = Ws p= 36,27 1 = 36,27 menit

Rekapitulasi hasil perhitungan waktu normal pada masing-masing elemen proses pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Waktu Normal

No Nama

Proses

Waktu Siklus (Menit)

Rating Performance

Waktu Normal (Menit) Waktu

Setup 1 Desain 36,27 1 36,27

2 Pencetakan

Pola Screen 59,93 1 59,93

Waktu

Operasi 3 Penyablonan 16,66 1 16,66

4 Pengepresan 1,30 1 1,30

5 Packing 1,48 1 1,48

Sumber: Pengolahan Data b. Waktu Standar

Berikut contoh perhitungan waktu standar untuk proses pembuatan desain.

Wb = Wn ( % ( )%)

Wb = 36,27 ( (% %), %)= 40,52 menit

Rekapitulasi hasil perhitungan waktu standar pada masing-masing elemen proses sebagai berikut.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Perhitungan Waktu Standar

No Nama

Proses

Waktu Normal (Menit)

Kelonggaran (%)

Waktu Standar (Menit)

Total (Menit) Waktu

Setup (PerOrder)

1 Desain 36,27 10,5 40,52

114,29 2 Pencetakan

Pola Screen 59,93 16,5 71,77 Waktu

Operasi (Per Pcs)

3 Penyablonan 16,66 15 19,53 22,7 4 Pengepresan 1,30 14,5 1,52

5 Packing 1,48 10,5 1,65

Sumber: Pengolahan Data

4.4 Penjadwalan Produksi MetodeEDD

a. MengurutkanOrderMenurutDue DateTerkecil Berikut pengurutan penyelesaian order menurut due dateterendah periode Januari s.d Maret 2020.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 38,94

Pengukuran Ke-

Uji keseragaman Pembuatan Desain

X BKA 33,61 BKB

Menit

(7)

Tabel 4.5 PengurutanOrderBerdasarkanDue DateTerkecil Bulan Minggu No

Order Kedatangan

Pesanan Rencana Penyerahan

Due Date (hari)

Due Date (Menit)

Januari

1 1 06/01/2020 07/01/2020 2 960

2 2 13/01/2020 14/01/2020 2 960

4 13/01/2020 15/01/2020 3 1440 3 13/01/2020 17/01/2020 5 2400

3 5 20/01/2020 24/01/2020 5 2400

4 7 27/01/2020 29/01/2020 3 1440

6 27/01/2020 30/01/2020 4 1920

Februari

5 8 03/02/2020 06/02/2020 4 1920

6 10 10/02/2020 12/02/2020 3 1440 11 10/02/2020 13/02/2020 4 1920 9 10/02/2020 15/02/2020 6 2880 7 12 17/02/2020 19/02/2020 3 1440 8 13 27/02/2020 03/03/2020 6 2880

Maret

9 14 02/03/2020 06/03/2020 5 2400 15 02/03/2020 06/03/2020 5 2400 10 17 09/03/2020 12/03/2020 4 1920 16 09/03/2020 13/03/2020 5 2400 11 18 16/03/2020 19/03/2020 4 1920 12 19 23/03/2020 25/03/2020 3 1440 13 20 30/03/2020 03/04/2020 5 2400 Sumber: Pengolahan Data

b. Menghitung Total Waktu Penyelesaian 1. Menghitung Kapasitas Produksi Dibutuhkan

Contoh perhitungan kapasitas Produksi:

CR= WaktuSetup+ (Jumlah Produk x Waktu Operasi)

Order1 = 114,29 + ( 25 x 22,7) = 681,79 menit Order2 = 114,29 + ( 20 x 22,7) = 568,29 menit Rekapitulasi perhitungan kapasitas yang dibutuhkan tiaporderperiode Januari s.d Maret 2020.

Tabel 4.6 Kebutuhan Kapasitas Minggu NoOrder Jumlah

Pesanan (pcs) Waktu Setup (Menit)

Waktu Operasi (Menit)

Total Kebutuhan

(Menit)

1 1 25 114,29 567,5 681,79

2 2 20 114,29 454,0 568,29

4 25 114,29 567,5 681,79

3 30 114,29 681,0 795,29

3 5 20 114,29 454,0 568,29

4 7 20 114,29 454,0 568,29

6 45 114,29 1021,5 1135,79

5 8 30 114,29 681,0 795,29

6 10 30 114,29 681,0 795,29

11 25 114,29 567,5 681,79

9 40 114,29 908,0 1022,29

7 12 20 114,29 454,0 568,29

8 13 30 114,29 681,0 795,29

9 14 50 114,29 1135,0 1249,29

15 20 114,29 454,0 568,29

10 17 55 114,29 1248,5 1362,79

16 30 114,29 681,0 795,29

11 18 15 114,29 340,5 454,79

12 19 20 114,29 454,0 568,29

13 20 30 114,29 681,0 795,29

Sumber: Pengolahan Data

2. MenghitungCompletionTime

Penambahan waktu proses (completion time) pada setiap ti,j dengan aturan increasing time yaitu dengan

menambahkan waktu proses secara kumulatif berdasarkan urutan penyelesaianorder.

Ci =∑ Minggu 2 Waktusetup

Order2 = 114,29 = 114,29 Menit

Order4 = 114,29 + 114,29 = 228,58 Menit

Order3 = 114,29 + 114,29 + 114,29 = 347,87 Menit Waktu Operasi

Order2 =114,29+ 454 Menit = 568,29 Order4 = 568,29 + 567,5 = 1135,79 Menit Order3 = 1135,79 + 681 = 1816,79 Menit

Berikut rekapitulasi perhitungan completion time tiap minggu dari bulan Januari s.d Maret 2020.

Tabel 4.7 RekapitulasiCompletion Time Minggu No

Order Setup

(Menit) Operasi

(Menit) Completion Time (Menit)

1 1 114,29 681,79 681,79

2 2 114,29 568,29 568,29

4 228,58 1135,79 1135,79

3 342,87 1816,79 1816,79

3 5 114,29 568,29 568,29

4 7 114,29 568,29 568,29

6 228,58 1589,79 1589,79

5 8 114,29 795,29 795,29

6 10 114,29 795,29 795,29

11 228,58 1362,79 1362,79

9 342,87 2270,79 2270,79

7 12 114,29 568,29 568,29

8 13 114,29 795,29 795,29

9 14 114,29 1249,29 1249,29

15 228,58 1703,29 1703,29

10 17 114,29 1362,79 1362,79

16 228,58 2043,79 2043,79

11 18 114,29 454,79 454,79

12 19 114,29 568,29 568,29

13 20 114,29 795,29 795,29

Sumber: Pengolahan Data

c. Menghitung Keterlambatan, Keterlambatan Rata- Rata, Waktu Penyelesaian Rata-Rata, dan Utilisasi 1. Perhitungan Keterlambatan

Aturan lateness apabila keterlambatan > 0 maka terjadi keterlambatan dan apabila keterlambatan ≤ 0 maka tidak terjadi keterlambatan.

Menghitung keterlambatan

= -

Order1=681,79 - 960 = -278,21 Menit Order2=568,29- 960 =-391,71 Menit

Rekapitulasi perhitungan waktu keterlambatan penyelesaianorderperiode Januari s.d Maret 2020.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Perhitungan Keterlambatan Minggu No

Order Completion Time

(Menit) Due Date

(Menit) Latness

(Menit) Latness (Jam)

1 1 681,79 960 -278,21 -4,6368

2 2 568,29 960 -391,71 -6,5285

4 1135,79 1440 -304,21 -5,0702

3 1816,79 2400 -583,21 -9,7202

(8)

3 5 568,29 2400 -1831,71 -30,529

4 7 568,29 1440 -871,71 -14,529

6 1589,79 1920 -330,21 -5,5035

5 8 795,29 1920 -1124,71 -18,745

6 10 795,29 1440 -644,71 -10,745

11 1362,79 1920 -557,21 -9,2868

9 2270,79 2880 -609,21 -10,154

7 12 568,29 1440 -871,71 -14,529

8 13 795,29 2880 -2084,71 -34,745

9 14 1249,29 2400 -1150,71 -19,179

15 1703,29 2400 -696,71 -11,612

10 17 1362,79 1920 -557,21 -9,2868

16 2043,79 2400 -356,21 -5,9368

11 18 454,79 1920 -1465,21 -24,42

12 19 568,29 1440 -871,71 -14,529

13 20 795,29 2400 -1604,71 -26,745

Sumber: Pengolahan Data

2. Perhitungan Keterelambatan Rata-Rata, Waktu Penyelesaian Rata-Rata, dan utilitas

Berikut contoh perhitungan keterlambatan rata- rata, waktu penyelesaian rata-rata, & utilisasi dengan menggunakan metode earliest due untuk minggu ke-2. Waktu penyelesaian rata-rata

= , = 1173,63 Menit Utilisasi

∑ X 100%= ,, x 100% = 58,1 % Keterlambatan rata-rata

= , = -426,38 Menit

Berikut rekapitulasi perhitungan keterlambatan rata-rata, waktu penyelesaian rata-rata, dan utilitas tiap minggu periode Januari s.d Maret 2020.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Perhitungan Parameter Penjadwalan Tiap Minggu Minggu ti

(Menit) Ci

(Menit) Li (Menit)

Waktu Penyelesaian

Rata-Rata (Menit)

Utilitas (%)

Keterlambatan Rata-Rata

(Menit) 1 681,79 681,79 -278,21 681,79 100 -278,21 2 2045,37 3520,87 -1279,13 1173,63 58,1 -426,38 3 568,29 568,29 -1831,7 568,29 100 -1831,71 4 1704,08 2158,08 -1201,92 1079,04 78,97 -600,96 5 795,29 795,29 -1124,71 795,29 100 -1124,71 6 2499,37 4428,87 -1811,13 1476,29 56,44 -603,71 7 568,29 568,29 -871,71 568,29 100 -871,71 8 795,29 795,29 -2084,71 795,29 100 -2084,71 9 1817,58 2952,58 -1847,42 1476,29 61,56 -923,71 10 2158,08 3406,58 -913,42 1703,29 63,36 -456,71 11 454,79 454,79 -1465,21 454,79 100 -1465,21 12 568,29 568,29 -871,71 568,29 100 -871,71 13 79529 795,29 -1604,71 795,29 100 -1604,71

Sumber: Pengolahan Data Keterangan :

= Total kebutuhan waktu proses (Menit)

= Totalcompletion time(Menit)

= Total keterlambatan (Menit)

4.5 Perancangan Sistem Penjadwalan Produksi 1. Flow chartpenjadwalan

Flow chart proses penajdwalan adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2System Flow ChartProses Penjadwalan 2. Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan secara garis besar sistem pertama kali & hubungan antara sistem dengan eksternal entity atau pihak dari luar sistem.

Gambar 4.3 Diagram Konteks 3. Entity Relatinship Diagram(ERD)

ERD merupakan salah satu alat untuk perancangan dalam basis data. ERD menggunakan sejumlah notasi &

symbol untuk menggambarkan struktur & relasi antar database.

(9)

Gambar 4.4Entity Relationship Diagram 4. Tampilan Aplikasi Penjadwalan Produksi

Aplikasi penjadwalan produksi memilki beberapa fungsi yaitu menginput data pesanan, menginput waktu mulai produksi, dan menampilkan laporan.

Gambar 4.5 Tampilan Sistem Penjadwalan Produksi Metode EDD

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Penjadwalan Produksi Metode EDD 4.6 Uji Statistik

Data keterlambatan aktual (tanpa menggunakan sistem penjadwalan produksi metode EDD) dan keterlambatan penyelesaian order hasil penjadwalan dengan sistem penjadwalan produksi metode EDDdapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.10 Keterlambatan PenyelesaianOrder Minggu NoOrder Keterlambatan Aktual

(Jam)

Keterlambatan Sistem Penjadwalan Produksi

(Jam)

1 1 0 -4,637

2 2 -8 -6,529

4 -16 -5,070

3 8 -9,720

3 5 -16 -38,529

4 7 -8 -14,529

6 8 -5,504

5 8 -8 -18,745

6 10 -32 -10,745

11 8 -9,287

9 8 -10,154

7 12 -8 -14,529

8 13 -24 -34,745

9 14 -16 -19,179

15 8 -11,612

10 17 -16 -9,287

16 16 -5,937

11 18 -16 -24,420

12 19 -8 -14,529

13 20 -24 -26,745

Sumber: Pengolahan Data

Untuk menguji tingkat keberhasilan dari penggunaan sistem penjadwalan produksi metodeearliest due date yang dirancang, maka dilakukan uji paired comparasions(t-test). Dengan menggunakan signifikansiα

= 5 %, data-data diatas diolah dengan menggunakan perangkat lunakSPSS.Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Lower Upper

Keterlambatan_Aktual

Sistem_Penjadwalan_Produksi 7,12E+06 11.702.353 2.616.726 16.447 1.259.847 2.722 19 .014 Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Gambar 4.7 Hasil Uji Statistik dengan SPSS

Berdasarkan Gambar 4.7 diperoleh Nilai t hitung (2,722) > t tabel (2,093) dan Pvalue(0,014) < 0,05 Maka tolak Ho dan terima H1, artinya terdapat perbedaan yang sisgnifikan antara ketererlambatan aktual dan ketererlambatan penyelesaian order dengan sistem penjadwalan produksi. Perbedaan keterlambatan antara penjadwalan metode lama dan sistem penjadwalan produksi yang digambarkan pada diagramboxplot.

Gambar 4.8 Boxplot Keterlambatan Aktual dan Sistem Penjadwalan Produksi MetodeEDD

(10)

Berdasarkan Gambar 4.8 dapat dijelaskan bahwa sistem penjadwalan produksi metode EDD mampu meminimalkan keterlambatan penyelesaian pesanan dengan menghasilkan keterlambatan penyelesaian order dibawah 0 jam dan lebih kecil dibandingkan dengan keterlambatan aktual yang terjadi pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa.

5. KESIMPULAN

Meminimalkan keterlambatan penyelesaian order dengan merancang sistem penjadwalan produksi menggunakan pendekatan earliest due date diperoleh, keterlambatan aktual (tanpa menggunakan sistem penjadwalan produksi metodeEDD) dari 20 sampel data pesanan terjadi keterlambatan pada 6 pesanan dengan rata-rata keterlambatan selama 8 jam, sedangkan dengan sistem penjadwalan produksi metode EDD dari 20 sampel data pesanan menghasilkan keterlambatan penyelesaian orderdibawah 0 jam. Hasil ujipaired comparasions(t-test) terdapat perbedaan yang sisgnifikan antara ketererlambatan penyelesaianorderdengan metode lama dan ketererlambatan penyelesaian order setelah menggunakan sistem penjadwalan produksi metodeEDD.

Hasil boxplots menjelaskan bahwa sistem penjadwalan produksi dengan metode EDD menghasilkan keterlambatan penyelesaian order dibawah 0 jam dan lebih kecil dari keterlambatan aktual yang terjadi pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa. Sistem penjadwalan produksi yang dirancang akan mempermudah penentuan jadwal produksi yang akurat berdasarkan prioritas due date terkecil pada usaha konveksi Nolabel Sablon Langsa.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arifin. M, & Rudyanto, A. 2010.Penerapan Metode Earliest Due Date Pada Penjadwalan Produksi Paving Pada CV. Eko Joyo.

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. ISSN: 1907-5022.

[2] Bungin, B. 2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi Kedua.

Surabaya: Kencana.

[3] Fitriyani. 2015.Pengembangan Program Aplikasi Database Sistem Informasi Mailing Way Buku Agenda Berbasis Microsoft Access 2010 dan Visual Basic 2012 Dalam Standar Kompetensi Kearsipan Kompetensi Dasar Mail Handling. Skripsi. Yogyakarta: Repository UNY.

[4] Hamida, U., & Sugondo, A, R. 2020. Pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Earliest Due Date.Seminar Nasional Risest dan Teknologi. P-ISSN:2527- 5321.

[5] Irkham, N, M. 2019.Implementasi Sistem Penjadwalan Produksi Untuk Order Online Service Roti Menggunakan Metode Edd (Earliest Due Date) Dan Spt (Shortest Processing Time). Skripsi.

Yogyakarta:Repository Universitas Teknologi Yogyakarta.

[6] Luthfi, A. 2017.Sistem Informasi Penjualan Berbasis WEB Pada Kedai Kopi ABG. Skripsi. Semarang: Repository UNES.

[7] Mulyani, S. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Kedua.

Bandung: Abdi Sistematika.

[8] Muntihana, V. 2017.Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Dan Android Pada Klinik Gigi Lisda Medica Di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Skripsi. Makassar:

Repository UIN Alauddin Makassar

.

[9] Reynaldi, A. 2019.Perancangan Desain User Interface(UI) Aplikasi Pencarian Kost. Skripsi. Makassar: Repository UNM.

[10] Safitri, I, R. 2019. Analisis Sistem Penjadwalan Produksi Berdasarkan Pesanan Pelanggan dengan Metode FCFS, LPT, SPT dan EDD Pada PD. X. Jurnal Optimasi Teknik Industri. Vol.1 No.2, 26-30.

[11] Subroto, W., & Herdi, T. 2019. Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Prioritas Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Edd (Earliest Due Date) Dan Spt (Shortest Processing Time) Pada Industri Farmasi. Jurnal Sistem Informasi dan E-Bisnis.

Vol.1 Issue.2: P-ISSN 2655-7541.

[12] Wignjosoebroto, S. 2006.Pengantar Teknik Manajemen Industri.

DKI Jakarta: Guna Widya

Referensi

Dokumen terkait

Uji coba dengan 100 data pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.31 tersebut menunjukkan hasil yang sama sehingga perhitungan dalam aplikasi penjadwalan produksi dengan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa metode EDD merupakan aturan yang cukup baik untuk mengurangi jumlah produk yang megalami keterlambatan, dapat

Proses perhitungan metode EDD digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap data pesanan customer , data produk, data mesin, data detil produk dengan mengurutkan data